A. VULVA
Kelainan yang bisa menyebabkan distosia ialah oedema vulva, stenosis vulva, kelainan bawaan,
varises, hematoma, peradangan, kondiloma akuminata dan fistula.
1. Oedema Vulva
Bisa timbul pada waktu hamil, biasanya sebagai gejala pre eklamsia akan tetapi dapat pula
mempunyai sebab lain misalnya gangguan giza. Pada persalinan lama dengan penderita dibiarkan
mengedan terus, dapat pula timbul oedema pada vulva. Kelainan ini umumnya jarang merupakan
rintangan bagi kelahiran per vaginam.
2. Stenosis Vulva
Biasanya terjadi sebagai akibat perlukaan dan radang yang menyebabkan ulkus-ulkus yang sembuh
dengan parut-parut yang dapat menimbulakn kesulitan. Walaupun umumnya dapat diatasi dengan
mengadakan episiotomi, yang cukup luas. Kelainan congenital pada vulva yang menutup sama sekali
hingga hanya orifisium utrethra eksternum tampak dapat pula, terjadi. Penanganan ini ialah
mengadakan sayatan median secukupnya untuk melahirkan kepala.
3. Kelainan Bawaan
Atresia vulva dalam bentuk atresia hymenalis yang menyebabkan hematokolpos, hematimetra dan
atresia vagina dapat menghalangi konsepsi.
4. varises
Wanita hamil sering mengeluh melebarnya pembuluh darah di tungkai, vagina, vulva dan wasir.
Serta dapat menghilang setelah kelahiran. Hal ini karena reaksi system vena pembuluh darah seperti
otot-otot di tempat lain melemah akibat hormone estroid.
Bahaya varises dalam kehamilan dan persalinan adalah bila pecah dapat mengakibatkan fatal dan
dapat terjadi pula emboli udara. Varises yang pecah harus dijahit baik dalam kehamilan maupun
setelah lahir.
5. Hematoma
Pembuluh darah pecah sehingga hematoma dijaringan ikat yang renggang divulva, sekitar vagina
atay ligamentum latum. Hematoma vulva dapat juga terjadi karena trauma misalnya jatuh terduduk
pada tempat yang keras atau koitus kasar. Bila hematoma kecil resorbsi sendiri, bila besar harus
insisi dan bekuan darah dikeluarkan.
6. Peradangan
Peradangan vulva sering bersamaan dengan peradangan vagina dan dapat terjadi akibat infeksi
spesifik, seperti sifilis, gonorea, trikomoniasis.
Sifilis disebabkan oleh troponema palladium. Luka primer di vulva sering tidak disadari penderita
dalam stadium 2 dijumpai kondiloma akuminata yaitu tonjolan kulit lebar-lebar dengan permukaan
licin, basah, warna putih atau kelabu dan sangat infeksius. Wanita hamil fluor albus harus diperiksa
kemungkinan lues di samping pemeriksaan gonorea, trikomoniasias dan kandidiasis. Gonorea dapat
menyebabkan vulvovaginitis dalam kehamilan dengan keluhan fluor albus dan disuria.Bayi yang lahir
dengan ibu yang menderita gonorea dapat mengalami blenora neonaturum.
Trikomoniasis vaginalis yang disebabkan parasit golongan protozoa menimbulkan gejala fluor albus
dan gatal. Pasangan pria dapat ditulari melalui persetubuhan dan sebaliknya dia dapat menulari
pasangan wanita. Penularan dapat terjadi juga melalui handuk.
7. Kondiloma Akuminata
Merupakan pertumbuhan pada kulit selaput lender yang menyerupai jengger ayam jago. Berlainan
dengan kondiloma latum permukaan kasar papiler, tonjolan lebih tinggi, warnaya lebih gelap.
Sebaiknya diobati sebelum bersalin, banyak penulis menganjurkan insisi dengan elektrocavteratau
atau dengan tingtura podofilin. Kemungkinan residiv selalu ada penyebab rangsangan tidak berantas
lebih dahulu atau penyakit primernya kambuh.
8. Fistula
Fistula vesikovaginal atau fistula rectovaginal biasanya terjadi pada waktu bersalin baik sebagai
tindakan operatif maupun akibat nekrosis tekanan. Tekanan lama antara kepala dan tulang panggul
gangguan sirkulasi sehingga terjadi kematian jaringan local dalam 5-10 hari lepas dan terjadi lubang.
Akibatnya terjadi inkotenensia alvi. Fistula kecil yang tidak disertai infeksi dapat sembuh dengan
sendirinya. Fistula yang sudah tertutup merupakan kontra indikasi per vaginam.
B. VAGINA
Kelainan yang dapat menyebabkan distosia adalah :
1. Kelainan Vagina
Pada aplasia vagina tidak ada vagina dan ditempatnya introitus vagina dan terdapat cekungan yang
agak dangkal atau yang agak dalam.Terapi terdiri atas pembuatan vagina baru beberapa metode
sudah dikembangkan untuk keperluan itu, operasi ini sebaiknya pada saat wanita bersangkutan akan
menikah. Dengan demikian vagina dapat digunakan dan dapat dicegah bahwa vagina buatan dapat
menyempit. Pada atresia vagina terdapat gangguan dalam kanalisasi sehingga terdapat satu septum
yang horizontal, bila penetupan vagina ini menyeluruh menstruasi timbul tapi darahnya tidak keluar,
namun bila penutupan vagina tidak menyeluruh tidak akan timbul kesulitan kecuali mungkin pada
partus kala II.
3. Tumor Vagina
Dapat merupakan rintangan bagi lahirnya janinm per vaginam, adanya tumor vagina bisa pula
menyebabkan persalinan per vaginam dianggap mengandung terlampau banyak resiko. Tergantung
dari jenis dan besarnya tumor perlu dipertimbangkan apakah persalinan dapat berlangsung secara
per vaginam atau diselesaikan dengan seksio sesar.
4. Kista Vagina
Kista vagina berasal dari duktus gartner atau duktus muller, letak lateral dalam vagina bagian
proximal, ditengah, distal di bawah orifisium urethra eksterna. Bila kecil dan tidak ada keluhan
dibiarkan tetapi bila besar dilakukan pembedahan. Marsupialisasi sebaiknya 3 bulan setelah lahir.
C. SERVIKS
Kelainan yang penting berhubungan dengan persalinan ialah
1. Distosia Servikalis
Karena dysfunctional uterine action atau karena parut pada serviks uteri. Kala I serviks uteri menipis
akan tetapi pembukaan tidak terjadi, sehingga merupakan lembaran kertas dibawah kepala janin.
Diagnosis dibuat dengan menemukan lubang kecil yakni ostium uteri eksternum ditengah-tengah
lapisan tipis atau disebaut dengan konglutinasio orifisii eksterni bila ujung, dimasukkan ke orifisium
ini biasanya serviks yang kaku pada primi tua sebagai akibat infeksi atau operasi.
D. UTERUS
1. Retroflexio Uteri
Retroflexio uteri gravida yang tetap menimbulkan abortus atau retroflexio uteri gravidi incarcerate.
Jarang sekali kehamilan pada uterus dalam retroflexio mencapai umur cukup bulan. Jika ini terjadi,
maka partus dapat terjadi rupture uteri.
2. Prolapsus Uteri
Biasanya prolapsus uteri yang inkomplit berkut\rang karena setelah bulan ke IV uterus naik dan
keluar dari rongga panggul kecil. Tetapi ada kalanya portio ini menjadi oedemateus.
Retrofleksio uteri
Kadang kadang menyebabkan kemandulan karena kedua tuba tertekuk. Uterus
gravidus yang bertumbuh terus bisa terkurung dalam rongga panggul disebut retrofleksio
uteri gravidi inkarserata. Nasib kehamilan pada retrofleksio uteri dapat koreksi spontan,
abortus, koreksi tidak lengkap, inkrserasi
Tumor uterus
Mioma uteri
Pengaruh mioma pada kehamilan dan persalinan
1. Mengurangi kemungkinan hamil
2. Kemungkinan abortus bertambah
3. Kelainan letak janin dalam rahim
4. Menghalangi jalan lahir
5. Inersia uteri dan atonia uteri
6. Sulit lepasnya plasenta
Penanganan
Pada umumnya tidak dilakukan operasi untuk mengangkat mioma. Bila degenerasi
merah maka diambil sikap koservatif dengan istirahat baring dan kontrol yang ketat. Bila
mioma menghalangi jalan lahir harus dilakukan SC. Pengangkatan secepat-cepatnya setelah 3
bulan postpartum .
ADNEKSA
Tuba
Telah diketahui bersama bahwa patensi tuba mutlak untuk pembuahan. Kelainan pada
tuba seperti peradangan atau tumor hampir tidak memungkinkan hamil. Apabila terjadi
kehamilan juga akan menghasilkan kehamilan luar uterus, yang biasanya terganggu pada
kehamilan muda.
Ovarium
Tumor ovarium baik kecil maupun besar, kistik atau padat, jinak atau ganas
mempunyai arti obstetrik yang lebih penting daripada tumor tumor lain. Dalam kehamilan
tumor ovarium jarang dijumpai, yang paling sering kista dermoid.
Komplikasi yang paling sering dan berbahaya adalah torsi yang menyebabkan
nekrosis jaringan dan infeksi dengan gejala gejala sakit perut mendadak. Kista dapat pecah
karena trauma dan pengakhiran persalinan. Pada masa nifas juga berbahaya karena
pengecilan rahim memperbesar kemungkinan torsi.
Penanganan
Dalam kehamilan tumor ovarium yang lebih besar telor angsa harus dikeluarkan
karena:
1. Kemungkinan keganasan
2. Kemungkinan torsi
3. Kemungkinan menimbulkan komplikasi obstetrik yang gawat
Triwulan pertama, pengangkatan tumor sebaiknya ditunda sampai 16 minggu. Operasi
paling baik antara 16-20 mg. Operasi pada kehamilan muda dapat disusul oleh abortus
apabila korpus luteum graviditatis yang menghasilkan prosgesteron ikut terangkat. Pada
kehamilan lebih 16 minggu plasenta sudah terbentuk sehingga fungsi corpus luteum diambil
alih plasenta dan produksi progesteron berlangsung terus, pada kehamilan > 20 mg teknik
lebih sulit sehingga rangsangan mekanis pada uterus sulit dihindarkan sehingga dapat terjadi
partus prematurus.
Bila tumor diketahui pada kehamilan tua dan tidak menyebabkan penyulit obstetrik
atau gejala gejala akut , atau tidak mencurigakan akan mengganas dapat ditunggu partus
spontan. Operasi dapat dilakukan dalam masa nifas. Lain halnya dengan tumor yang
dianggap ganas atau yang disertai gejala-gejala akut. Dalam hal ini operasi harus segera
dilakukan tanpa menghiraukan usia kehamilan.
PROLAPSUS UTERI
Prolapsus uteri adalah keadaan dimana turunnya uterus melalui hiatus genitalis yang
disebabkan kelemahan ligamen-ligamen, fasia endopelvik danotot dasar panggul yang
menyokong uterus.
Turunya uterus dari tempat biasa disebut desensus uteri atau prolap uteri. Terbagi
dalam 3 tingkat:
1. Tingkat 1 bila servik belum keluar dari vulva
2. Tingkat 2 bila servik sudah keluar vulva tapi corpus belum
3. Tingkat 3 bila korpus uteri sudah berada di luar vulva
Kehamilan dapat terjadi pada prolaps tk 1 dan 2
II. Pengobatan
A. Pengobatan Tanpa Operasi
Tidak memuaskan dan hanya bersifat sementara
pada prolapsus uteri ringan
ingin punya anak lagi
menolak untuk dioperasi
Keadaan umum pasien tak mengizinkan untuk dioperasi
Caranya :
Latihan otot dasar panggul
Stimulasi otot dasar panggul dengan alat listrik
Pemasangan pesarium
Interposisi
Jika Prolaps uteri terjadi pada wanita muda yang masih ingin mempertahankan fungsi
reproduksinya cara yang terbaik adalah dengan :
1. Pemasangan pesarium
2. Ventrofiksasi (bila tak berhasil dengan pemasangan pesarium)
sumber :
Manuaba, Ida Bagus Gde.1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta:EGC
Wiknjosastro, Hanifa.2008.Ilmu Kandungan. Jakarta: Bina Pustaka
Saifuddin, Abdul Bari.2008.Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka
Bagian Obsgyn FK UNPAD.1984.Obstetri Patologis. Bandung: Elstar Offset
http://obstetriginekologi.com/