Anda di halaman 1dari 13

Kelainan Kongenital Pada Uterus dan Tuba Falopii

KELAINAN KONGENITAL PADA SISTEM


REPRODUKSI PADA UTERUS,DAN TUBA FALOPII

UTERUS DAN TUBA FALLOPI


Tuba Fallopi, yang dikenal juga sebagai oviduk atau buluh rahim, adalah dua
buah saluran yang sangat halus dan tipis sebesar ujung pensil, yang
menghubungkan telur dengan rahim. Karena struktur tersebut, maka saluran
ini dapat dengan mudah menjadi tersumbat. Tuba fallopi panjangnya
berkisar antara 7 hingga 14 cm. Ketika sebuah sel telur (ovum) berkembang
dalam sebuah indung telur (ovarium), ia diselubungi oleh sebuah lapisan
yang dikenal dengan nama follikel ovarium. Pada saat ovum mengalami
kematangan, folikel dan dinding ovarium akan runtuh, membuat ovum dapat
berpindah dan memasuki Tuba Fallopi. Dari sana perjalanan dilanjutkan ke
arah rahim, dengan bantuan pergerakan dari bulu-bulu tipis pada bagian
dalam tuba/saluran ini. Perjalanan ini menghabiskan waktu berjam-jam atau
bahkan berhari-hari. Jika ovum dibuahi ketika berada di dalam Tuba Fallopi,
maka ia akan menempel secara normal di dalam endometrium ketika
mencapai rahim, yang merupakan pertanda terjadinya kehamilan. Terkadang
embrio bukannya menempel pada rahim namun menempel pada Tuba Fallopi
sehingga menghasilkan kehamilan ektopik, yang lebih dikenal dengan
kehamilan di luar kandungan.
Kelaianan kelainan bawaan pada uterus dan kedua tuba adalah kelainan
yang timbul pada pertumbuhan duktus mulleri berupa tidak terbentuknya
satu atau kedua duktus,gangguan dalam kedua duktus,dan gangguan dalam
kanalisasi setelah fusi .Kelainana kelainan tersebut sering disertai oleh
kelainan pada traktus urinarius,sedangkan ovarium sendiri biasanya normal.
Ada sebagian wanita yang memiliki rahim abnormal sehingga mengalami
gangguan kesehatan reproduksi.Anda tidak perlu terlalu kawatir karena
angka kejadian rahim tidak normal sangat jarang,hanya sekitar 0,1 % dari
populasi, namun tidak ada salahnya jika anda mengetahui kasus ini lebih
detail.
JENIS DAN PENYEBABNYA

Penelitian yang telah dilakukan pada saat persalinan mengidentifikasikan


insiden kelainan rahim sekitar 2-3%.Kelainan yang paling sering terjadi
adalah septate uterus,bicornuate uterus dan didelphic uterus.Unicarmuate
uterus merupakan type kelainan yang paling jarang ditemukan.Untuk lebih
jelasnya ,berikut ini penjelasan mengenai jenis jenis kelainan rahim.
UNICORNUATE UTERUS(UTERUS UNICORNIS)
Yaitu rahim yang mempunyai 1 tanduksehingga bentuknya seperti
pisang.Sekitar 65%wanita memiliki kelainan jenis rahim ini yang mempunyai
semacam tanduk kedua yang lebih kecil.Terkadangtandukkecil ini
berhubungan dengan rahim dan vagina tetapi yang sering terjadi adalah
terisolasi dan tidak berhubungan dengan keduanya.
SEPTATE UTERUS(UTERUS SEPTUS)
Yaitu kelainan rahim yang sebagian atau seluruh dindingnya terbelah (seolah
olah mempunyai sekat) menjadi 2 bagian.Padahal ,bagian luarnya tampak
normal saja lelainan ini dapat didiagnosis dengan pemeriksaan dalam ,tetapi
terkadang tidak diketahui sampai wanita yang bersangkutan mengalami
hambatan atau gangguan kehamilan.Misalnya,sulit hamil atau sering
mengalami keguguran berulang.
BICORNUATE UTERUS(UTERUS BICORNIS)
Yaitu kelainan bentuk rahim seperti bentuk hati mempunyai dinding dibagian
dalamnya dan terbagi 2 dibagian luarnya .Kelainan rahim ini yang paling
banyak ditemukan dan dapat mempengaruhi kemampuan reproduksi
wanita .
UTERUS DIDELPHYS(UTERUS DUPLEX)
Yaitu kelainan rahim yang memiliki 2 leher rahimsebagian besar kasus ini
mempunyai dinding yang memisahkan vagina menjadi 2 bagian.Wanita
dengan kelainan ini tidak mengalami gejala apapun.Namun disayangkan
sampai saat ini penyebab dari berbagai jenis kelainan rahim tersebut belum
diketahui pasti
Kirimkan Ini lewat Email
Kelainan Kongenital Pada Vulva

Kelainan Congenital Berupa Gangguan dalam Organogenesis dan System


Reproduksi pada Janin yang Genetic Normal.

A. VULVA
1)

Himen imperforata

a)Pengertian
Himen imperforata ialah selaput darah yang tidak menunjukan lubang (hiatus
himenalis) sama sekali, suatu kelainan yang ringan dan yang cukup sering dijumpai.
Kemungkinan besar kelainan ini tidak dikenal sebelum menarche. Sesudah itu
molimina menstruasi dialami tiap bulan, tetapi darah haid tidak keluar. Darah itu
terkumpul di dalam vagina dan menyebabkan hymen tampak kebiru-biruan dan
menonjol keluar. Bila keadaan ini yang dinamakan hematokolpos dibiarkan, maka
uterus akan terisi juga dengan darah haid dan akan membesar (hematometra);
selanjutnya
3
akan timbul pula pengisian tuba kiri dan kanan (hematosalpinks) yang dapat diraba
dari luar sebagai tumor kistik di kanan dan kiri atas simfisis.
2
b) Penatalaksanaan.
Diagnosis tidak sukar, dan pengobatannya ialah mengadakan himenektomi,
dengan perlindungan antibioktika darah tua kental kehitam-kehitaman keluar.
Sebaiknya sesudah tindakan penderita dibaringkan dalam letak fowler. Selama 2 3
hari darah tua kental tetap akan mengalir disertai dengan pengecilan tumor-tumor
tadi.
Sekali-kali pada atresia himenalis ditemukan pada neonatus atau gadis kecil
vagina terisi oleh suatu cairan lender (hidrokolpos). Apabila timbul tekanan-tekanan
dan disertai dengan radang sekunder, hendaknya himen dibuka dan dipasang drain.
Selayaknya diberi pula antibiotika.
Bila atresia himenalis ditemukan pada gadis kecil tanpa menimbulkan gejalagejala, maka keadaan diawasi saja sampai anak lebih besar dan situasi anatomi
menjadi lebih jelas. Dengan demikian dapat diketahui apakah benar ada atresia
himenalis atau apakah vagina sama sekali tidak terbentuk (aplasia vaginae).
4
2)

Atresia kedua labium minus


a)Pengertian Atresia kedua labium minus

Kelainan Kongenital ini disebabkan oleh membrana urogenitalis yang tidak


menghilang. Di bagian depan vulva di belakang klitoris ada lubang untuk
pengeluaran air kencing dan darah haid. Koitus walaupun sukar masih dapat
dilaksanakan, malahan dapat terjadi kehamilan. Pada partus hanya diperlukan
sayatan di garis tengah yang cukup panjang untuk melahirkan janin.
b)Penatalaksanaan
Insisi perlekatan dan menjahit luka-luka yang timbul.
3)

Hipertrofi labium minus kanan/kiri

a)

Pengertian
Ini dapat terjadi pada satu atau kedua labium minus. Pemberian pengertian bahwa
keadaan tersebut bukan suatu hal yang mengkhawatirkan biasanya cukup.

b)

Penatalaksanaan
Bila penderita tetap merasa terganggu karenanya, maka pengangkatan jaringan
yang berlebihan dapat dikerjakan.

4)

Duplikasi vulva

a)

Pengertian
Duplikasi Vulva berarti memiliki dua vulva.Ini jarang sekali ditemukan. Bila ada,
biasanya ditemukan pula kelainan-kelainan lain yang lebih berat, sehingga bayi itu
tidak dapat hidup.

b)

Penatalaksanaan.
Insisi Perlengketan dan menjahit luka luka yang timbul.

5)

Hipoplasi vulva
Ditemukan bersamaan dengan genitalia interna yang juga kurang berkembang pada
keadaan hipoestrogenisme, infatilisme, dan lain-lain. Biasanya ciri-ciri seks
sekunder juga tidak berkembang. Pepatah perancis mengatakan la vulve est le
mirroir de lovair (vulva mencerminkan keadaan ovarium).

6)

Pengertian Hipertrofi Labia Minora

Hipertrofi labia minora pada alat kelamin wanita merupakan kondisi dimana terjadi
disproporsi dari ukuranlabia minora relatif dari ukuran labia mayora.
Bagian lainnya bergabung dengan klitoris membentuk frenulum. Labia minora
bergabung dengan labiamayora di bagian posterior dan dihubungkan dengan lipatan
transversal dikenal denganfrenulum labia atau fourchette: Kulit dan mukosa labia
minora kaya akan kelenjar sebasea.
Genitalia eksterna wanita disebut juga sebagai vulva yang terdiri dari labia mayora,labia
minora, klitoris, dan meatus uretra dan vagina.Labia mayora, bagian terluar, terentang
mulai dari mons pubis hingga rektum. Didalam labia mayora terdapat labia yang lebih
kecil, yaitu labia minora. Pada beberapa orang,labia minora tersembunyi di bawah labia
mayora.Labia minora terdiri dari 2 lipat jaringan ikat yang tidak mengandung atau
hanyasedikit sekali mengandung jaringan lemak. Secara anterior dan superior, labia
minora dibagimenjadi 2 bagian. Satu bagian melewati klitoris untuk membentuk
preputium.
Etiologi hipertrofi labia minora bervariasi dan mungkin multifaktor. Beberapa
wanitalahir dengan labia minora yang menonjol. Pada beberapa wanita, hipertrofi labia
minora.
Hipertrofi labium minus kanan/kiri
Pengertian
Ini dapat terjadi pada satu atau kedua labium minus. Pemberian pengertian bahwa
keadaan tersebut bukan suatu hal yang mengkhawatirkan biasanya cukup.
b) Penatalaksanaan
Bila penderita tetap merasa terganggu karenanya, maka pengangkatan jaringan yang
berlebihan dapat dikerjakan.
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
a)

Hipoplasia vulva
Hipoplasia ovaria (indung telur mengecil) dan Agenesis ovaria (indung telur tidak terbentuk).
Hipoplasia ovaria, merupakan suatu keadaan indung telur tidak berkembang karena keturunan.
Hal ini dapat terjadi secara unilateral maupun bilateral. Apabila terjadi pada salah satu indung

telur maka sapi akan menunjukan gejala anestrus (tidak pernah birahi) dan apabila terjadi pada
kedua indung telur maka sapi akan steril (majir). Secara perrektal indung telur akan teraba
kecil, pipih dengan permukaan berkerut. Agenesis ovaria merupakan suatu keadaan sapi tidak
mempunyai indung telur karena keturunan. Dapat terjadi secara unilateral (salah satu indung
telur) ataupun bilateral (kedua indung telur).
Ditemukan bersamaan dengan genitalia interna yang juga kurang berkembang pada keadaan
hipoestrogenisme, infatilisme, dan lain-lain. Biasanya ciri-ciri seks sekunder juga tidak
berkembang. Pepatah perancis mengatakan la vulve est le mirroir de lovair (vulva
mencerminkan keadaan ovarium).
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

Septum Vagina
2.1 Pengertian Vagina
Vagina adalah organ yang amat penting bagi manusia karena fungsi utamanya untuk
mengeluarkan darah haid, bersenggama dan jalan lahir bayi.
Hampir pada setiap persalinan vulva dan vagina ikut cedera. Selain itu, penyakit dan kelainan
vulva dan vagina seringpula dijumpai pada wanita hamil, seperti kelainan bawaan, varises,
edema, hematoma, peradangan, kondilomata akuminata, fistula dan kista vagina.
2.2 Kelainan Kongenital Berupa Gangguan dalam Organogenesi dari Sistem Reproduksi pada
Janin yang Genetik Normal (Kelainan-bawaan )
Atresia vulva dalam bentuk atresia himenalis yang menyebabkan hematokolpos, hematometra,
dan atresia vagina menghalang-halangi konsepsi, kecuali apabila dikoreksi dengan tindakan
operatif. Lebih sering dijumpai penyempitan vulva dan vagina sebagai akibat perlekatan atau
parut yang disebabkan oleh peradangan dan perlukaan waktu persalinan.
2.3 Kelainan Vagina
Kelainan-bawaan vagina yang cukup sering dijumpai waktu kehamilan dan persali nan ialah
septum vaginae, terutama yang vertical-longitudinal. Septum itu dapat terbentang dalam seluruh
vagina dari serviks sampai introitus vaginae (septum lengkap), akan tetapi ada pula yang terdapat
pada sebagian vagina, distal atau proksimal. Biasanya koitus tidak mengalami kesukaran.
Septum yang lengkap sangat jarang menyebabkan distosia, karena separoh vagina yang harus
dilewati oleh janin biasanya cukup melebar sewaktu kepala lahir. Akan tetapi, septum yang tidak
lengkap kadang-kadang menghambat turunannya kepala. Septum itu tampak melekat
anteroposterior pada kepala, menyerupai pita otot yang tegang, ada yang tebal dan ada yang tipis.
Pita itu dapat putus dengan sendirinya berkat dorongan kepala atau apbila tebal dan kuat, perlu
digunting dan kemudian dikat dengan jahitan. Septum vaginae yang melintang dengan lubang
kecil di tenganhnya sangat jarang dijumpai dan biasanya tidak menghambat persalinan; hanya
pemeriksaan dalam dipersulit karena lubang sentral pada septum itu dapat disangka pembukaan.

Striktura vaginae (menyempitnya lumen vagina) yang congenital biasanya tidakmenghalnghalangi turunnya kepala, akan tetapi yang disebabkan oleh parut akibatperlukaan dapat
menyebabkan distosia. Dalam hal terakhir seksio sesarea dapatdipertimbangkan.
Kelainan vagina dapat terjadi karena bawaan dan didapat kelainan bawaan akibat gangguan pada
pembentukan dan pertumbuhan vagina dapat berupa :
a) Vagina tidak terbentuk sama sekali disebut atresia vagina atau agenesis vagina.
b) Vagina terbentuk hanya sebagian disebut agenesis partial, mungkin hanya bagianproksimal
atau hanya bagian distal.
c) Terdapat batas antara bagian vagina atas distal disebut spektum transversal.
d) Terdapat septum longitudinal sehingga vagina menjadi dua.
e) Lubang vagina bagian distal tertutup karena selaput dara tidak ada, lubang himen(himen
imperforata).
f) Lubang vagina terlalu kecil.
g) Bagian luar vagina seperti labia terlalu melebar atau mengalami perlekatan (adhesi labia).
Sedangkan kelainan karena didapat dapat terjadi karena trauma, terutamatraumapersalinan;
infeksi; radiasi; dan zat-zat kimia. Bentuk kelainan didapat mungkin berupa:
a) Adesi labia atau adesi dinding vagina
b) Penonjolan dinding vagina depan(sistokel)
c) Penonjolan dinding vagina bagian belakang (rektokel)
d) Penonjolan puncak vagina (prolapsus uteri atau enterokel)
e) Pelebaran saluran vagina
f) Pelebaran mulut vagina (introitus vagina) karena terdapatnya ruptura perineal.
g) Terdapatnya fistula (lubang antara vagina dengan saluran cerna) (rektrovagina) dan lubang
antara vagina dengan saluran kemih bawah (vesiko vagina fistula).
2.4 Keluhan-keluhan pada Kelainan Vagina
1) Darah haid tidak keluar sehingga penderita selalu merasa sakit perutnya dan terasa benjolan di
rongga perut.
2) Mengalami kesulitan dalam bersenggama seperti sakit atau tidak dapat bersenggama secara
normal.
3) Terasa adanya benjolan keluar dari vagina
4) Air kemih atau feases keluar ke dalam vagina
5) Liang vagina dirasakan terlalu besar.
6) Menimbulkan kemandulan atau kesulitan saat melahirkan anak.
7) Mulut vagina terlalu besar dan terlihat bentuk yang tidak bagus.
2.5 Diagnostik untuk Menegakkan Diagnosis
Anamnesis : tanyakan keluhan-keluhan yang berhubungan dengan fungsi utama vagina di
samping keluhan-keluhan lainnya.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan ginekologi dengan teliti dan cermat serta sistematik dari luar sampai kedalam

vagina
Pemeriksaan colok dubur untuk mengetahui sfingter ani, tonusnya, serta jarak anus dengan
vagina dan tonus fasia rekto vagina.
Pemeriksaan khusus : pemeriksaan genetik (kromosom dan seks kromatik), pemeriksaan USG,
dan pemeriksaan IVP.
2.6 Pengobatan
Pembedahan pada kasus kelainan vagina harus selalu berpegang pada tujuan pembedahan secara
umum, yaitu menghilangkan keluhan penderita, menghilangkan keadaan patologi,
mengembalikan fungsi organ tersebut, dan memperhatikan estetik.
Sebagai contoh, pada kelainan vagina berupa himen imperforata atau septum vagina transversal
yang menghalangi keluarnya darah haid perlu segera dilakukan eksisi. Akan tetapi, bila kelainan
berupa agenesis vagina maka perlu diperhatikan faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pengobatan seperti faktor emosi penderita dan keluarganya, waktu melakukan tindakan, serta
jenis pembedahan yang dipilih. Adapun jenis pembedahan pada kelainan pada vagina :
1) Labia, bila terlalu lebar dilakukan labiaplasti, bila sobek dilakukan reparasi, dan kalau adhesi
dilakukan insisi.
2) Vagina :
Himen imperforata dilakukan eksisi
Septum vagina dilakukan insisi dengan pemasangan mold untuk 4-5 hari untuk septum
longitudinal dilakukan eksisi saja kalau diperlukan.
Agenesis vagina dilakukan vaginoplasti dengan graf selaput amnion.
Adhesi dinding vagina karena didapat dilakukan vaginoplasti dengan mold.
Penonjolan dinding belakang vagina (rektokel) dilakukan kolporafi posterior.
Pelebaran mulut vagina dilakukan kolpoperineografiplasti.
Fistula dilakukan reparasi atau fistuloplasti.
2.7 Septum Vagina
Atresia vulva dalam bentuk atresia himenalis yang menyebabkan hematokolpos, hematometra
dan atresia vagina dapat menghalangi konsepsi. Kelainan vagina yang cukup sering dijumpai
dalam kehamilan dan persalinan adalah septum vagina terutama vertika longitudinal.
Septum yang lengkap sangat jarang menyebabkan distosia karena separoh vagina yang harus
dilewati oleh janin biasanya cukup melebar sewaktu kepala lahir. Akan tetapi septum yang tidak
lengkap kadang-kadang menghambat turunnya kepala.
Struktur vagina yang kongenital biasanya tidak menghalangi turunnya kepala, akan tetapi yang
disebabkan oleh perut akibat perlukaan dapat menyebabkan distosia.
Sekat sagital di vagina dapat ditemukan dibagian atas vagina. Tidak jarang hal ini ditemukan
dengan kelainan pada uterus, oleh karena ada gangguan dalam fusi atau kanalisasi kedua duktus
mulleri. Pada umumnya kelainan ini tidak menimbulkan keluhan pada yang bersangkutan dan
baru ditemukan pada pemeriksaan ginekologik. Darah haid juga keluar secara normal, dispareuni
dapat timbul, meskipun biasanya septum itu tidak dapat mengganggu koitus.

Aplasia dan AtresiaVagina


Vagina menghubungkan genetalia ekterna dengan genetalia interna.Introitus vagina
tertutup pada hymen atau selaput darah,suatu lipatan selaput setempat.Pada seorang virgo selaput
darahnya masih utuh,dan lubang selaput darah umumnya hanya dapat dilalui oleh jari
kelingking.Pada koitus pertama hymen robek di beberapa tempat dan sisanya di namakan
katunkulae mittiformes.Besarnya lubang hymen tidak menentukan apakah wanita tersebut masih
virgo atau tidak.
Vagina berukuran di depan 6,5 cm dan dibelakang 9,5cm.Sumbunya berjalan kira kira
sejajar dengan arah pinggir bawah simpisis ke promontorium.Arah ini penting diketahui.jika
memasukkan jari kedalam vagina pada pemeriksaan ginekologi.Pada pertumbuhan janin dalam
uterus 2/3bagian atas vagina beralas dari duktus inuller (asal dari entroderm) sedangkan 1/3
bagian bawahnya dari limparan limparan ektorderm.Hal ini penting diketahui dalam menghadapi
kelainan kelainan bawaan.

Pada aplasia vagina kedua duktus mulleri mengadakan fusi,akan tetapi tidak
berkembang dan tidak mengadakan kanalisasi,sehingga bila diraba hanya ditemukan jaringan
yang tebal saja.Pada umumnya bila di jumpai aplasia vagina ,maka sering pula ditemukan uterus
yang rudimenter.Ovarium dapat pula menunjukkan hipoplasi atau menjadi polikistik.
Pada aplasia vagina tidak ada vagina,dan di tempatnya introitus vagina hanya terdapat
cekungan yang dangkal atau yang agak dalam .
Disini terapi terdiri atas pembuatan vagina baru beberapa metoda telah dikembangkan
untuk keperluan itu.Operasi ini sebaiknya pada saat wanita yang bersanmgkutan akan
menikah.Dengan demikian vagina baru dapat digunakan dan dapat dicegah bahwa vagina buatan
akan menyempit.
Pada atresia vagina terdapat gangguan dalam kanalisasi sehingga terbentuk suatu
septum yang horizontal.Septum itu dapat ditemukan pada bagian proksimal vagina,akan tetapi
bias juga pada bagian bawah ,diatas hymen (atresia retrohymenalis).
Bila penutupan vagina itu menyeluruh ,menstruasi timbul tetapi darah haid tidak
keluar .Terjadilah hematokolpos yang dapat mengakibatkan hematometra dan

hematotalpinks.Penanganan hematokolpos sudah dibahas dalam pembicaraan tentang atresia


hymennalis.
Penatalaksanaan
Operasi pembuatan vagina baru ini sebaiknya pada saat wanita yang bersangkutan
akan menikah. Dengan demikian vagina baru dapat digunakan dan dapat dicegah bahwa vagina
buatan akan menyempit.
Pada attresia vaginae terdapat gangguan dalam kanalisasi : sehingga terbentuk suatu
septum yang horisontal. Septum itu dapat ditemukan pada bagian proksimal vagina, akan tetapi
bisa juga pada bagian bawah, diatas himen. Bila penutupan vagina itu menyeluruh, mensturasi
timbul terapi vagina tidak menyeluruh, tidak akan timbul kesulitan.

Kista Vagina
I. Pengertian Kista vagina
Kista adalah tumor jinak di organ reproduksi perempuan yang paling sering ditemui. Bentuknya
kistik, berisi cairan kental, dan ada pula yang berbentuk anggur. Kista juga ada yang berisi udara,
cairan, nanah, ataupun bahan-bahan lainnya.
Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus selaput semacam jaringan. Kumpulan sel-sel tumor
itu terpisah dengan jaringan normal di sekitarnya dan tidak dapat menyebar ke bagian tubuh lain.
Itulah sebabnya tumor jinak relatif mudah diangkat dengan jalan pembedahan, dan tidak
membahayakan kesehatan penderitanya.
Berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu non-neoplastik dan neoplastik. Kista
non-neoplastik sifatnya jinak dan biasanya akan mengempis sendiri setelah 2 hingga 3 bulan.
Sementara kista neoplastik umumnya harus dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada ukuran
dan sifatnya.
Selain pada ovarium kista juga dapat tumbuh di vagina dan di daerah vulva (bagian luar alat
kelamin perempuan). Kista yang tumbuh di daerah vagina, antara lain inklusi, duktus gartner,
endometriosis, dan adenosis. Sedangkan kista yang tumbuh di daerah vulva, antara lain pada
kelenjar bartholini, kelenjar sebasea serta inklusi epidermal.
Kista berupa penumpukan cairan menggelembung berisi udara. Ada macam-macam kista tapi
yang paling sering ditemukan adalah kista gartner atau duktus muller. Bentuknya seperti
gelembung air atau bisul. Kista di vagina bisa mempersempit lubang vagina yang akhirnya akan
menghambat persalinan. Bahkan jika bentuknya besar, bisa menghalangi hubungan intim dan
akibatnya malah tak bisa hamil. Karenanya, jika ibu menemukan kista di vaginanya, harus segera
dioperasi agar bisa hamil.

Bila setelah hamil dijumpai ada kista, harus dilakukan operasi ketika usia kehamilan masih
muda, sekitar 3-4 bulan. Jika sudah telanjur, harus dilakukan operasi sesar.
II. Patofisiologi
Tumor ini berasal dari epitel permukaan ovarium invaginasi yang sederhana dari epitel germinal
sampai ke invaginasi disertai permukaan ruangan kista yang luas terjadi pembentukan papil-papil
kearah dalam tumor kistik.
III. Etiologi
Faktor yang menyebabkan gajala kista meliputi;
1. Gaya hidup tidak sehat. Diantaranya;
1. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
2. Zat tambahan pada makanan
3. Kurang olah raga
4. Merokok dan konsumsi alcohol
5. Terpapar denga polusi dan agen infeksius
6. Sering stress
2. Faktor genetic.
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut
protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen ,
polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah
menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
VI. Tanda dan Gejala
Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulakan gejala dalam waktu yang lama.
Gejala umumnya sangat berfariasi dan tidak spesifik.
Pada stadium awal gejalanya dapat berupa;
1. Gangguan haid
2. Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih.
3. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan
dan sakit diperut.
4. Nyeri saat bersenggama.
V. Bagaimana Hubungannya Pada Janin
Kista yang besar bisa menimbulkan kelainan letak janin dalam kandungan, atau menghalangi
turunnya kepala di jalan lahir pada waktu persalinan. Oleh karena itu bila ditemukan kista
permanen yang besar, maka perlu tindakan pembedahan pada kehamilan sekitar 18 minggu. Bila
kista yang besar tersebut tidak menghalangi jalan lahir atau tidak menimbulkan gejala sakit,
operasi dapat dilakukan 3 bulan setelah ibu melahirkan. Jadi, tindakan yang diambil dokter
sangat ditentukan oleh jenis kista, ukuran dan letaknya di jalan lahir serta keluhan dari ibu hamil
itu sendiri.
VI. Tindakan
Cara yang paling efektif untuk mengatasi kista yaitu:

1. Dengan mengangkat kista melalui operasi. Namun, tindakan pengobatan tersebut hingga kini
belum memberikan hasil yang memuaskan. Tindakan operasi pengangkatan kista tidak menjamin
kista tidak akan tumbuh kembali nantinya. Selama seorang wanita masih memproduksi sel telur,
maka potensi untuk tumbuh kista akan tetap ada. Namun, dengan meningkatnya pengetahuan
serta kesadaran kaum wanita saat ini untuk memeriksakan organ reproduksinya merupakan
langkah awal yang tepat untuk mengurangi risiko terjadinya kista.
2. Mengatasi Kista dengan Laparoskopi
Laparoskopi merupakan teknik pembedahan atau operasi yang dilakukan dengan membuat dua
atau tiga lubang kecil (berdiameter 5-10 milimeter) di sekitar perut pasien. Satu lubang pada
pusar digunakan untuk memasukkan sebuah alat yang dilengkapi kamera untuk memindahkan
gambar dalam rongga perut ke layar monitor, sementara dua lubang yang lain untuk peralatan
bedah yang lain.
Penderita kanker ovarium stadium dini dapat ditangani dengan operasi yang kemudian
dilanjutkan dengan terapi. Bila kanker ovarium telah memasuki stadium lanjut baru di lakukan
kemoterapi atau radiasi.

Pengobatan:

o Eksisi membran anal


o Fistula, yaitu dengan melakukan kolostomia sementara setelah 3 bulan dilakukan

koreksi sekaligus
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar
Beranda
Langganan: Entri (Atom)

Anda mungkin juga menyukai