Anda di halaman 1dari 7

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Varises adalah pembuluh darah balik di bawah kulit atau selaput lendir
(mukosa) yang melebar dan berkelok atau melingkar akibat kelainan katup dalam
pembuluh darah tersebut. Biasanya varises terjadi pada tangan dan kaki, namun
pada beberapa orang dapat terjadi ditempat tempat lain seperti pada lambung,
rektum (usus besar dekat anus), vagina, skrotum, dan vulva (bibir kemaluan).
Gatal gatal atau perubahan warna kulit menjadi kebiruan adalah ciri - ciri
varises yang paling mudah di kenali.
Varises vagina adalah pembuluh darah yang terlihat menggembung di
dinding vagina atau terasa menggembung di dalam vagina itu sendiri. varises
vulva adalah tonjolan vena yang melalui kulit vulva atau "bibir" vagina baik kulit
atau mukosa di pintu masuk vagina (laba mayora). Kadang-kadang varises vagina
/ vulva bisa sangat besar, membuat kulit vulva terlihat sangat abnormal. Pada
umumnya varises tidak menyebabkan gejala yang terlihat hanyalah penonjolan
pembuluh darah di bawah kulit atau mukosa. Pada varises vagina, pelebaran
pembuluh darah akan terlihat di bawah lapisan selaput lendir vagina. Sekitar 2030% ibu hamil mengalami varises.

2.2 Gejala Varises Vulva Vagina

10

11

Varises vagina ini sering timbul saat hamil terutama ketika memasuki
akhir masa kehamilan. Varises pada vagina jarang menimbulkan masalah serius
pada ibu hamil dan tidak mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang
dikandungnya Gejala yang terjadi pada varises vagina biasanya dengan cara
meraba vulva, jika terasa ada tonjolan maka bisa dipastikan ibu hamil mengalami
varises vulva.
1. Mula-mula vulva vagina terasa tebal diikuti otot yang mudah pegal, kaku,
panas dan sakit di seputar vulva vagina. Biasanya rasa sakit dirasakan
menjelang malam, akibat tidak lancarnya aliran darah.
2. Mudah kram, meski kaki dalam kondisi santai.
3. Muncul pelebaran pembuluh darah rambut yang miripjaring laba-laba
(spider navy)
4. Perubahan warna kulit (pigmentasi) dan gatal gatal di seputar vulva
vagina, akibat tidak lancarnya aliran darah.
5. Kadang diikuti denganluka di sekitar yang sulit sembuh
6. Vulva vagina (edema) karena adanya pembendungan darah.
7. Perubahan pada pembuluh vena luar, misalnya di betis bagian belakang
tampak urat kebiru-biruan dan berkelok-kelok. Keadaan ini merupakan
gejala varices kronis
2.3 Faktor Penyebab dan Faktor Resiko
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan adanya varises vagina, yaitu:
1. Kehamilan. Meningkatnya hormon progesteron dan bertambahnya
berat badan saat hamil. Akibatnya, aliran darah dari kaki, tungkai,
pangkal paha dan perut bagian bawah pun terhambat dan terjadilah
varises.
2. Paritas Yang Tinggi. Ibu hamil yang mempunyai riwayat melahirkan
anak banyak atau multipara juga mudah mengalami varises, karena
wanita yang sering melahirkan cenderung memiliki otot-otot panggul
yang lemah sehingga menyebabkan terjadinya pelebaran pada
pembuluh darah.

12

3. Faktor Keturunan. Kemungkinan besar, faktor keturunan menjadi


penyebab terjadinya varises pada wanita usia muda. Sedangkan pada
wanita yang sudah berusia, terjadi akibat perubahan hormon dan
bertambahnya berat badan.
4. Kurang Bergerak Dan Berdiri Terlalu Lama. Kurang bergerak akan
menyebabkan otot sekitar pembuluh darah vena tidak mampu
memompa darah secara maksimal. Sedangkan berdiri terlalu lama
membuat kaki terlalu berat menahan tubuh dan memperparah beban
kerja pembuluh vena dalam mengalirkan darah. Bila pekerjaan yang
dilakukan mengharuskan banyak berdiri, maka usahakan untuk tidak
berdiri dengan posisi statis atau diam, melainkan tetap bergerak.
Misalnya dengan berjalan di tempat. Hal itu agar otot tungkai dapat
terus bekerja memompa darah ke jantung.
5. Merokok. Kandungan zat berbahaya dalam rokok membuat pembuluh
darah menjadi kaku dan terjadi penyempitan, sehingga dinding
pembuluh tidak elastis lagi.
6. Kolesterol Dan Diabetes. Penderita kolesterol tinggi dan penderita
diabetes mudah mengalami varises, karena kedua penyakit tersebut
berhubungan erat dengan masalah peredaran darah, dimana kelainan
pembuluh darah dan kegemukan yang dialami dapat memicu
terjadinya varises.
7. Memakai Sepatu Hak Tinggi. Pemakaian sepatu dengan hak yang
terlalu tinggi bisa membuat gerak otot tumit yang berfungsi membantu
kerja pembuluh darah menjadi tidak maksimal.
Selain itu, ada banyak resiko yang dapat meningkatkan kemungkinan
terjadi varises selama kehamilan yaitu kegemukan (obesitas), sikap tubuh yang
salah misalnya terlalu lama duduk atau lama berdiri, penggunaan pil KB atau
pengobatan dengan estrogen, pemilihan pakaian hamil yang salah, misalnya
terlalu ketat, hamil lebih dari dua kali serta kehamilan diatas usia 40 tahun.
Resiko terkena varises vulva vagina meningkat bila wanita tersebut usia
kehamilannya makin tua, biasanya memasuki hamil 7-9 bulan (trimester

13

3).Varises di vagina dan rahim beresiko terjadinya robekan pada saat persalinan.
Dalam hal ini tindakan pembedahan perlu dipikirkan untuk menghindari
terjadinya resiko perdarahan. Dengan kata lain dapat membahayakan yang
menyebabkan kematian ibu.
2.4 Patofisiologi
Penyebab varices primer adalah kelemahan struktural pada dinding
pembuluh darah yang diturunkan. Dilatasi dapat disertai gangguan katup vena,
karena daun katup tidak mampu menutup dan menahan aliran refluks. Varices
primer cenderung terjadi pada vena-vena permukaan karena kurangnya dukungan
dari luar atau kurangnya resistensi jaringan subkutan.
Varices sekunder disebabkan oleh gangguan patologi sistem vena dalam,
yang timbul kongenital atau didapat sejak lahir. Hal ini menyebabkan dilatasi
vena-vena permukaan, penghubung, atau kolateral. Misalnya, kerusakan katup
vena pada system vena dalam akan mengganggu aliran darah menuju jantung,
resultan statis, dan penimbunan darah menyebabkan hipertensi vena dalam. Jika
katup vena penghubung (penyambung) tidak berfungsi dengan baik, maka
peningkatan tekanan sirkuit vena dalam akan menyebabkan aliran balik darah ke
dalam vena penghubung. Darah vena akan dialirkan ke vena permukaan dari vena
dalam. Hal ini merupakan faktor predispose isi timbulnya varices sekunder pada
vena-vena permukaan. Pada keadaan ini, vena permukaan berfungsi sebagai
pembuluh kolateral untuk sistem vena dalam, memirau darah dari daerah yang
mati.
Peningkatan hormon progesteron selama masa kehamilan membuat
dinding pembuluh darah membesar dan melebar hingga menonjol ke permukaan
bibir vagina (terjadi peningkatan elastisitas dinding pembuluh darah, sehingga
dinding pembuluh darah baik arteri maupun vena makin lentur). Alasan lain,
terutama pada masa akhir kehamilan, janin telah mengisi rongga panggul
terbendung dan menyebabkan varises di bibir vagina (biasanya terjadi pada
kehamilan trisemester akhir atau usia kehamilan di atas 32 minggu).
Umumnya varises terjadi pada bumil usia tua, karena dapat menyebabkan
lemahnya dinding pembuluh darah vena, sehingga katub-katubnya pun ikut

14

melemah. Varises jarang terjadi pada bumi usia muda, jika tidak ada faktor
keturunan dan pola hidup yang memicu terjadinya varises tersebut. Risiko
terjadinya varises di vagina akan semakin besar jika ibu hamil tergolong gemuk,
punya riwayat varises sebelumnya, asupan nutrisinya kurang serat, serta kurang
beraktivitas.

2.5 Pengaruh Pada Proses Persalinan


Ibu hamil yang mengalami varises vulva / vagina, masih dapat melalui
persalinan normal. Namun apabila varises pada vulva / vaginan yang di derita
cukup berat, biasanya dokter menyarankan tindakan operasi sesar untuk
meminimalisirkan resiko pecahnya dinding pembuluh darah akibat trauma /

15

laserasi jalan pada saat bayi lahir. Bahaya varises dalam kehamilan dan persalinan
adalah bila pecah dapat berakibat fatal dan dapat pula terjadi emboli udara.
Varises yang pecah harus dijahit baik dalam kehamilan maupun setelah lahir.
Kadang - kadang terjadi varices sekitar vulva yang dapat menimbulkan perasaan
berat atau nyeri. Varises vulva / vagina jika lambat terdeteksi dapat
mengakibatkan perdarahan yang menyebabkan kematian ibu.
2.6 Tindakan Pencegahan
Menurut sebuah hasil penelitian yang dilakukan Framingham Heart Study
saat mengamati kebiasaan hidup masyarakat Massachusetts menyatakan bahwa
faktor resiko varises sama besarnya dengan penyakit jantung. Varises vulvavagina pada ibu hamil dapat dicegah denga cara :
1. Hindari aktivitas duduk berlebihan
2. Mengenakan sepatu sandal tanpa hak, sebaiknya dengan hak maksimal
2 cm agar aliran darah tak terlambat. Kemudian saat tidur, usahakan
jangan berbaring hanya dalam satu posisi untuk menghindari tekanan
pada pembuluh darah disatu tempat.
3. Ibu hamil rajin mengangkat kaki dengan cara menaruhnya diatas
bantal kala tidur tiduran, sedikit banyak bisa membantu
memperlancar aliran darah. Cara ini terbukti dapat mengurangi beban
yang harus ditopang kaki.
4. Tetap aktif olahraga ringan, seperti senam hamil
5. Mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi
6. Mencukupi cairan tubuh, dengan minum air minimal 8 gelas perhari
7. Rajin melakukan pemeriksaan kandungan.
8. Tetap menjaga berat badan agar senantiasa seimbang dan ideal dan

hindari obesitas.
9. Hindari pemakaian pakaian dalam ketat sehingga vena terjepit

2.7 Pengobatan
Pengobatan pada varises pada ibu hamil lebih kepada pengurangan gejala
yang ditimbulkan dan pengurangan keparahan yang terjadi. Penggunaan pakaian

16

ketat yang khusus untuk varises dapat digunakan. Mengganjal bokong dengan
bantal tipis, dengan maksud untuk melancarkan aliran darah sekitar panggul. Ibu
hamil sebaiknya jangan mengangkat barang-barang berat karena dapat
merangsang timbulnya pembesaran pembuluh darah vena. Suntikan dengan obat
obat yang menyumbat pembuluh darah tidak dianjurkan dalam kehamilan. Dapat
pula diberikan obat obat untuk mencegah membesarnya varises. Obat obat
yang sering dipakai ialah, venoruton, dan glyvernol.
2.8 Komplikasi
Komplikasi varises yang sering terjadi adalah gangguan pada kulit, diawali
dengan rasa gatal, kelainan berupa kulit kehitaman seperti eksim, dan timbul
ulkus (luka terbuka) pada permukaan kulit.Meski jarang terjadi, varises juga bisa
berbahaya. Bila ada bekuan darah yang lepas, kemudian terbawa aliran darah ke
jantung dan paru, jiwa bisa terancam. Komplikasi lain yang lebih sering terjadi
adalah vena pecah, tapi biasanya tidak mengakibatkan kematian sebagaimana
pecahnya pembuluh nadi.

Anda mungkin juga menyukai