PENDAHULUAN
Tabel 1.1.
Data Jumalah Anggaran Sekolah (RAPBS)
No JUMLAH
BIAYA/ TAHUN ANGGARAN
. Sekolah Dalam juta
Urt 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6
1 BUAHBATU BRU 413.855.600 407.744.000 319.466.000 1.241.065.600
2 CIJAGRA 248.936.000 242.936.000 251.729.000 743.601.000
3 TURANGGA 246.150.000 246.150.000 248.788.00 746.247.000
Sumber : RAPBS Sekolah
Tabel 1.2.
Rata-rata Nilai US/M Tingkat SD Negeri Kota Bandung
Tahun 2013/2014 s.d. 2015/2016
90
80
70
60
50
40
30
20 2015/2016
10 2014/2015
0 2013/2014
B.INDO MAT IPA RATA-RATA
Grafik 1.1.
Rata-Rata US/M dari Tahun 2013/2014 s.d 2015/ 2016
b. Tujuan Khusus
1. Ingin memperoleh gambaran tentang perencanaan
(plan) biaya Kurikulum dan Kompetensi Guru
terhadap Prestasi Hasil Belajar Siswa untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Ingin memperoleh gambaran tentang pelaksanaan
(do) biaya Kurikulum dan Kompetensi Guru terhadap
Prestasi Hasil Belajar Siswa untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.
3. Ingin memperoleh gambaran tentang refleksi/
10
LANDASAN TEORI
Tabel 2.1.
Bantuan APBN dan APBD Kota Bandung
Tahun 2014 - 2016
No JUMLAH
BIAYA/ TAHUN ANGGARAN
. Sekolah Dalam juta
Urt 2014 2015 2016
1 2 3 4 5 6
1 BUAHBATU BRU 413.855.600 407.744.000 319.466.000 1.241.065.600
2 CIJAGRA 248.936.000 242.936.000 251.729.000 743.601.000
3 TURANGGA 246.150.000 246.150.000 248.788.00 746.247.000
1. Pengembangan perpustakaan,
2. Kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru
3. Kegiatan pembelajaran dan ektrakurikuler,
4. Keigatan Ulangan dan Ujian
5. Pembelian bahan-bahan habis pakai
6. Langanan daya dan jasa
7. Perawatan sekolah
8. Pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan tenaga
kependidikan honorer.
9. Pengembangan profesi guru
10. Membantu siswa miskin
11. Pembiayaan pengelolaan BOS
12. Pembelian perangkat komputer, dan
13. Biaya lainnya jika seluruh kompnen 1 s.d 12 telah
terpenuhi pendanaan dari BOS.
2.2. KURIKULUM
2.2.1. Pengertian Kurikulum
Istilah Kurikulum (curriculum) berasal dari Bahasa
Yunani, yiatu “curir” berarti pelari dan “curere” berarti tempat
berpacu. Peneleti memaknai kata “curir” dan “curere”, sebagai
“medan pertempuran bagi setiap individu, atau kelompok”
yang bertarung memenangkan suatu pertandingan.
Pengertian kurikulum berdasarkan kedua arti kata dimaksud
dalam pandangan peneliti, dapat diartikan sebagai suatu
usaha setiap individu, atau kelompok dalam sebuah wadah
pendidikan baik secara formal, informal, dan non formal untuk
mencapai sesuatu yang dijadikan sebagai tujuan. Pengertian
kurikulum dalam perspektif yuridis-formal, sebagaimana
terdapat dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yaitu : “seperangkat rencana dan
18
b. Komponen isi
Kurikulum setiap jenjang atau tingkatan
pendidikan dalam hal isi, yakni segala sesuatu yang
diberikan kepada anak didik dalam kegiatan belajar
mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Dalam
pembahasan ini, sesuatu yang diberikan kepada peserta
didik adalah mata pelajaran dan alokasi waktu yang
diberikan untuk setiap mata pelajaran.
c. Komponen metode
Dalam pemgembangan kurikulum, tidak disebut-
kan secara khusus metode pengembangan dalam
pembelajaran yang harus dilakukan oleh seorang pengajar
di kelas. Namun, harus dipahami bahwa seorang guru
seyogyanya dapat mengembangkan strategi pembelajaran
secara variatif, menggunakan berbagai strategi yang
memungkinkan siswa untuk dapat melaksanakan proses
belajarnya secara aktif, kreatif dan menyenangkan
(PIKEM), dengan efektivitas yang tinggi, serta harus sesuai
dengan materi yang akan diberikan dan tujuan yang ingin
dicapai.
26
d. Komponen evaluasi
a. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah kemampuan seseorang
dalam menyelesaikan suatu kegiatan pembelajaran.
Singkatnya dapat dikatakan bahwa prestasi belajar adalah
hasil usaha belajar. Prestasi belajar dapat dilihat secara
36
b. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara
keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi
kemanusiaan saja. Artinya penilaian hasil belajar tidak
dilihat secara fragmentasi atau terpisah, melainkan
komprehensif. Menurut Bloom, hasil belajar mencakup :
1. Kemampuan kognitif yaitu knowledge (pengetahuan),
comprehension (pemahaman, menjelaskan, mering-
kas), application (menerapkan), analysis (menguraikan,
menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasi-
kan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan
evaluation (menilai).
2. Kemampuan afektif yaitu receiving (sikap menerima),
responding (memberikan respon), valuing (nilai),
organization (organisasi), characterization (karakterisa-
si), rountinized (rutin).
3. Kemampuan psikomotorik mencakup keterampilan
produktif, teknik fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.
Peningkatan
Kompetesi Guru
IDENTIFIKASI BIAYA
SUMBER PENDIDIKAN
SUMBER BIAYA
PRESTASI HASIL
BELAJAR SISWA
Biaya Kurikulum
Satuan Pendidikan
( X ¿ ¿1)¿ r1
r3 Prestasi Hasil
Belajar Siswa
(Y)
Biaya
r 2 Kompetensi Guru
( X ¿ ¿2)¿
Dimana, jika :
H 0 = Biaya kurikulum, dan Kompetensi guru secara bersama-
sama (simultan) tidak berpengaruh terhadap prestasi
hasil belajar siswa.
H i= Biaya Kurikulum dan kompetensi guru secara bersama-
sama (Simultan) bepengaruh terhadap prestasi hasil
40
bejar siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN
X1 r1
r3 R
Y
X2 r2
r xy =
∑ xy
atau
√(∑ x 2 )(∑ y 2 )
n ∑ x i y i -( ∑ xi )( ∑y i )
r xy = 2
√ {n∑ x i -( ∑ x i )2 \}\{ n∑ y i2 -( ∑y i ) 2 \}
Y' = a + b X
r 2 yx1 + r 2 yx 2 - 2r yx r yx r x
Ry x 1 x 2 =
√ 2
1- r x 1 x2
1 2 1
x2
Y' = a + b 1 X 1 + b2 X2
Tabel : 3.2
Kisi-kisi Butir Instrumen
Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran
Variabel/ Indikator/ No.
No Skala
Sub Variabel Pengukuran Soal
1 2 3 4 5
a. Jenis data.
Data primer, yaitu data yang dimbil dari respon-
den berdasarkan kuesioner maupun wawancara lang-
sung. Data ini berisi variabel penelitian yang diuji
sesuai kerangka pemikiran yang ada dan telah
ditentukan.
b. Kuesioner
n(∑ yx )−( ∑ x ) (∑ y )
r XY =
√ {n ∑ x −( x ¿ ) } {¿ ¿ ¿
2 2
50
Correlations
Item_ Item_ Item_ Item_ Item_ Item_ Item_ Item_ Item_ Item_ skor_tota
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 l
Pearson
1 .327 .392 .549 .569 .093 .240 -.008 .207 .164 .534
Ite Correlation
m_ Sig. (2-
.299 .207 .064 .053 .774 .453 .981 .519 .611 .074
1 tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Pearson
.327 1 .497 .445 .435 .498 .578* .644* .052 -.289 .706*
Ite Correlation
m_ Sig. (2-
.299 .100 .148 .157 .099 .049 .024 .873 .361 .010
2 tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Pearson
.392 .497 1 .561 .469 .733** .592* .500 .434 .317 .871**
Ite Correlation
m_ Sig. (2-
.207 .100 .058 .124 .007 .043 .098 .159 .315 .000
3 tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Pearson
.549 .445 .561 1 .656* .685* .750** .369 -.145 -.176 .791**
Ite Correlation
m_ Sig. (2-
.064 .148 .058 .021 .014 .005 .237 .654 .584 .002
4 tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Pearson
.569 .435 .469 .656* 1 .393 .253 .362 .185 -.225 .645*
Ite Correlation
m_ Sig. (2-
.053 .157 .124 .021 .206 .428 .248 .565 .481 .024
5 tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Pearson
.093 .498 .733** .685* .393 1 .752** .751** .187 -.125 .839**
Ite Correlation
m_ Sig. (2-
.774 .099 .007 .014 .206 .005 .005 .561 .698 .001
6 tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Pearson
.240 .578* .592* .750** .253 .752** 1 .551 -.156 -.095 .780**
Ite Correlation
m_ Sig. (2-
.453 .049 .043 .005 .428 .005 .064 .628 .769 .003
7 tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Pearson
-.008 .644* .500 .369 .362 .751** .551 1 .301 -.491 .686*
Ite Correlation
m_ Sig. (2-
.981 .024 .098 .237 .248 .005 .064 .343 .105 .014
8 tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Pearson
.207 .052 .434 -.145 .185 .187 -.156 .301 1 .139 .292
Ite Correlation
m_ Sig. (2-
.519 .873 .159 .654 .565 .561 .628 .343 .666 .357
9 tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Pearson
.164 -.289 .317 -.176 -.225 -.125 -.095 -.491 .139 1 -.027
Ite Correlation
m_ Sig. (2-
.611 .361 .315 .584 .481 .698 .769 .105 .666 .934
10 tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Pearson
.534 .706* .871** .791** .645* .839** .780** .686* .292 -.027 1
sko Correlation
r_t Sig. (2-
.074 .010 .000 .002 .024 .001 .003 .014 .357 .934
otal tailed)
N 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Rumusnya adalah :
k ∑ α . b2
rn =[ ][
k−1
1−
α .i 2 ]
Keterangan
r n =¿ reliabilitas instrumen
k =¿ banyaknya butir pertanyaan
∑ α . b 2=¿ jumlah varian butir
α . i 2=¿ varian butir
Taraf signifikasi = 5%
Tabel 3. ……..
Reliability Statistics
.758 11
Item-Total Statistics
56
a. Penyelesaian :
Diketahui alokasi dana untuk biaya Kurikulum tahun
2014 s.d tahun 2016 adalah sebagai berikut : tahun 2014 =
27.423.018; 2015 = 27.059.670; dan tahun 2016 =
27.599.490;
59
i X1 X2
Tabel 3.4
∑ X 1=82.082 .178
i=1
n 2
( )
∑ xi
i=1
82.082.1782 =6.737 .483.945 .223 .680
454.569 .768.288
¿
6
¿ 7 , 58
60
Tabel 3.5
i X2 X 22
∑ X 2=132.407 .124
i=2
n
n 2
( )
∑ x 2 132.407.124 2=17.531 .646.485 .951 .400
i=2
61
¿ 5,29
S2 7,58 5,,29
n 3 3
Berikut Perhitungannya :
Suatu data penelitian untuk mengatahui pengaruh
biaya kurikulum satuan pendidikan dan biaya kompetensi
guru terhadap prestasi hasil belajar siswa. Data yang
63
Uji Barlet :
2
∑ f . X2
S= (√ ∑ f −1 )
2
∑ f . X2
S= (√ ∑ f −1 )
64
Nilai
Varian Jenis Variabel :
s Perbandingan
Sampe Keuangan
l
Kurikul Kompetensi
um Guru
( X 1) ( X 2)
n 3 3
2
∑ f . X2
S= (√ ∑ f −1 )
2
∑ f . X2
S= (√ ∑ f −1 )
Nilai Varians
Jenis Variabel : Perbandingan Keuangan
Sampel
( X 1) ( X 2)
n 3 3
2. Langkah-langkah Pengerjaan
a. Memasukan angka-angka statistik untuk pengujian
homogenitas pada Tabel Uji Barlet disusun pada tabel 3.8
berikut ini :
b. TABEL : 3.8 UJI BARTLET
d. Menghitung nilai B = ¿
= (2,3) x [3,00]
66
= 6,900
Oneway
Kerena p-value = 0,351 > 0,05 maka data diambil dari sampel yang
homogen.
ANOVA
Total 50.917 11
Between Groups 41.250 4 10.313 .938 .495
Total 118.250 11
a. Analisis Grafik
68
b. Uji Statistik
Dari hasil pengujian melalui Program SPSS 20
(terlampir) besarnya nilai Kolmogorof-Smirnov untuk
biaya kurikulum satuan pendidikan adalah 0,724. dan
signifiksi 0,670 karena nilaianya diatas α = 0,05. Dalam
hal ini berarti H0 diterima yang berarti data residual
berdistribusi normal.
Tabel ….
Hasil Pengolaan data melalui Program SPSS.20
Uji Normalitas
N 12
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 1.12100769
Absolute .209
Most Extreme Differences Positive .209
Negative -.140
Kolmogorov-Smirnov Z .724
Unstandardize
d Predicted
Value
N 12
Mean 9.3333333
Normal Parametersa,b
Std. Deviation .78979649
Absolute .213
Most Extreme
Positive .124
Differences
Negative -.213
Kolmogorov-Smirnov Z .739
Asymp. Sig. (2-tailed) .646
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Coefficientsa
Coefficients Coefficients
Biaya Kurikulum
,387 ,257 ,608 1,506 ,166 ,456 2,195
1 Satuan Pendidikan
Biaya Kompetensi
-,018 ,169 -,044 -,109 ,916 ,456 2,195
Guru
Gamber 3. …. Scaterplot
BAB IV
Gambar 4.1.
Grafik NPP Regression Standardized Residual Variabel
Kurikulum (X1) Terhadap Variabel Prestasi Belajar Siswa (Y)
Belajar Siswa.
Dari grafik di bawah ini terlihat data (titik-titik)
menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya
mengikuti garis diagonal berarti bahwa model regresi layak
digunakan untuk memprediksi variabel terikat (Prestasi
Belajar Siswa) berdasarkan masukan variabel kurikulum
dan kompetensi guru secara bersama-sama. Jika data
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis
diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 4.3.
Grafik NPP Regression Standardized Residual Variabel
(X1) Kurikulum dan Kompetensi Guru (X2) Terhadap
Variabel Prestasi Belajar Siswa (Y)
81
Homogenitas
Means
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardiz t Sig.
Coefficients ed
Coefficient
s
83
B Std. Beta
Error
(Constant) 6.234 1.594 3.912 .004
Biaya Kurikulum .387 .257 .608 1.506 .166
1 Biaya
Kompetensi -.018 .169 -.044 -.109 .916
Guru
a. Dependent Variable: Prestasi Hasil Belajar Siswa
Casewise Diagnosticsa
Case Std. Prestasi Predicted Residua
Number Residual Hasil Value l
Belajar
Siswa
1 -.686 9 9.85 -.850
2 -.701 9 9.87 -.868
3 -1.604 6 7.99 -1.987
4 -.206 10 10.26 -.255
5 .914 11 9.87 1.132
6 1.256 11 9.44 1.556
7 -.046 9 9.06 -.057
8 1.566 10 8.06 1.940
9 -.433 9 9.54 -.536
10 .464 10 9.43 .574
11 -.177 10 10.22 -.219
12 -.347 8 8.43 -.429
a. Dependent Variable: Prestasi Hasil Belajar Siswa
Y’ = a + b1X1+ b2X2
Keterangan:
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardize t Sig.
Coefficients d
Coefficients
B Std. Beta
Error
(Constant) 6.234 1.594 3.912 .004
Biaya
.387 .257 .608 1.506 .166
Kurikulum
1
Biaya
Kompetensi -.018 .169 -.044 -.109 .916
Guru
85
Casewise Diagnosticsa
Case Std. Prestasi Predicted Residua
Number Residual Hasil Value l
Belajar
Siswa
1 -.686 9 9.85 -.850
2 -.701 9 9.87 -.868
3 -1.604 6 7.99 -1.987
4 -.206 10 10.26 -.255
5 .914 11 9.87 1.132
6 1.256 11 9.44 1.556
7 -.046 9 9.06 -.057
8 1.566 10 8.06 1.940
9 -.433 9 9.54 -.536
10 .464 10 9.43 .574
11 -.177 10 10.22 -.219
12 -.347 8 8.43 -.429
a. Dependent Variable: Prestasi Hasil Belajar Siswa
Keterangan:
86
Y’ = a + b1X1+ b2X2
Keterangan:
a = konstanta
- Koefisien regresi variabel ROI (X2) sebesar 692,107; artinya jika variabel
independen lain nilainya tetap dan ROI mengalami kenaikan 1%, maka
harga saham (Y’) akan mengalami peningkatan sebesar Rp.692,107.
Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara ROI
dengan harga saham, semakin naik ROI maka semakin meningkat harga
saham.
Nilai harga saham yang diprediksi (Y’) dapat dilihat pada tabel
Casewise Diagnostics (kolom Predicted Value). Sedangkan Residual
(unstandardized residual) adalah selisih antara harga saham dengan
Predicted Value, dan Std. Residual (standardized residual) adalah nilai
residual yang telah terstandarisasi (nilai semakin mendekati 0 maka model
regresi semakin baik dalam melakukan prediksi, sebaliknya semakin
menjauhi 0 atau lebih dari 1 atau -1 maka semakin tidak baik model
regresi dalam melakukan prediksi).
0,20 - 0,399 = rendah
0,40 - 0,599 = sedang
0,60 - 0,799 = kuat
Tabel. Hasil Uji F
92
1. Merumuskan Hipotesis
Ho : Tidak ada pengaruh secara signifikan antara PER dan ROI secara
bersama-sama terhadap harga saham.
Ha : Ada pengaruh secara signifikan antara PER dan ROI secara bersama-
sama terhadap harga saham.
3. Menentukan F hitung
4. Menentukan F tabel
5. Kriteria pengujian
7. Kesimpulan
Karena F hitung > F tabel (25,465 > 3,683), maka Ho ditolak, artinya ada
pengaruh secara signifikan antara price earning ratio (PER) dan return
on investmen (ROI) secara bersama-sama terhadap terhadap harga
saham. Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa PER dan ROI secara
bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan di
BEJ.
93
Tabel. Uji t
1. Menentukan Hipotesis
Ho : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara PER dengan harga
saham.
Ha : Secara parsial ada pengaruh signifikan antara PER dengan harga saham
3. Menentukan t hitung
4. Menentukan t tabel
5. Kriteria Pengujian
Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
7. Kesimpulan
Oleh karena nilai -t hitung > -t tabel (-1,259 > -2,131) maka Ho diterima,
artinya secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara PER dengan
harga saham. Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa secara parsial
PER tidak berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan di BEJ.
1. Menentukan Hipotesis
Ho : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara ROI dengan harga
saham
Ha : Secara parsial ada pengaruh signifikan antara ROI dengan harga saham
3. Menentukan t hitung
4. Menentukan t tabel
5. Kriteria Pengujian
Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
7. Kesimpulan
Oleh karena nilai t hitung > t tabel (5,964 > 2,131) maka Ho ditolak, artinya
secara parsial ada pengaruh signifikan antara ROI dengan harga saham.
Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa secara parsial ROI
berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan di BEJ.
Daftar Pustaka:
Ghazali, Imam, 2016, “Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program IBM SPSS
23”,Cetakan kedelapan, Universitas Diponegoro, Semarang.
Priyatno, Duwi, 2013, “Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS”, Yogyakarta:
Media Kom.
ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Regressio
6.862 2 3.431 2.237 .163b
n
1
Residual 13.805 9 1.534
Total 20.667 11
a. Dependent Variable: Prestasi Hasil Belajar Siswa
b. Predictors: (Constant), Pembiayaan Kompetensi Guru, Pembiayaan
Kurikulum Satuan Pendidikan
100
c.
a. Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui/menganalisa
sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
dalam melakukan fungsi ukuruannya. Cara menguji validitas
ini dilakukan dengan skor totalnya. Adapun teknik korelasi
yang diharapkan adalah trknik product moment correlation
(arikunto 2006 : 182). Suatu indicator dikatakan valid
apabila besarnya nilai signifikansi < 0,05. Rumus product
moment correlation adalah senagai berikut :
n . ∑ y x1− ( ∑ x 1) (∑ y)
a. r yx =
1
√ n ∑ x1 −¿ ( ∑ x ¿¿¿ 2) ¿¿ ¿ ¿
2
1
n . ∑ y x 2−( ∑ x 2 ) (∑ y )
b. rX =
√ n∑ x 2 −¿ ( ∑ x ¿¿¿ 2) ¿¿ ¿ ¿
Y
1
2
2
n . ∑ y x 2−( ∑ x 2 ) (∑ y )
c. rX =
√ n∑ x 1 −¿ ( ∑ x ¿¿¿2 ) ¿¿ ¿ ¿
X
1 2
2
1
Keterangan :
X = Skor butir
Y = Skor faktor
N = Jumlah responden
Dikatakan valid apabila r hitung lebih besar (>) dati r tabel
( arikunto, 2006 : 182). Apabila nilai r yang diperoleh dari
hasil penghitungan lebih besar dari r tabel, maka berarti ada
korelasi yang nyata antarakedua variebel tersebut sehingga
dapat dikatakan alat pengukur yang digunakan tersebut
valid. Tapi abapila nilai r tabel yang diperoleh dari hasil
perhitungan lebih kecil dari r tabel, maka alat pengukuran
tersebut tidak valid untuk mengukur loyalitas.
b. Reliabilitas
Setelah ditentukan validitas dilanutkan uji reliabilitas, uji ini
hanya dapat dilakukan pada pertanyaan yang dianggap
103
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi atau sebagian populasi yang menjadi
subjek penelitian yang dapat mewakili populasi penelitian
(Sugiyono, 2005 : 91). Penelitian ini menggunakan metode
Purposive Sampling (sampel bertujuan), dikenal juga dengan
sampling pertimbangan ialah teknik sampling yang digunakan
peneliti dengan bebebrapa pertimbangan, diantaranya :
kemampuan peniliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana, sempit
luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data, dan besar kecilnya resiko
yang ditanggung.
Berdasarkan pernyataan diatas, sampel penelitian diambil
dari pendidik dan tenaga kependidikan berjumalah 12 orang,
terdiri atas kepala sekolah : 3 orang, bendahara sekolah : 3
orang, guru kelas VI sebanyak 3 orang, dan guru bidang
kurikulum sebanyak 3 orang, dari populasi Sekolah Dasar
Negeri A, B, dan C. Sampel diambil sebanyak 12 karena
105
1.
pendekatan kualitatif.
N
n=
N . ϵ 2 +1
4100
¿
42
4. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas. Dalam penelitian ini terdiri dari 3 (tiga) variabel
dan diberi simbol :
a. “X1” adalah Biaya Kurikulum Satuan Pendidikan
b. “X2” adalah Biaya Kompetensi guru
109
X1
Y
X2
Gambar 3.1. Model Konstelasi Variabel Bebas (X1, X2)
dengan Variabel terikat (Y)
Keterangan :
5. Instrumen Penelitian
d. Variabel Kurikulum Pendidikan
a. Definisi Konseptual
Kurikulum adalah serangkaian rencana
110
Kegiatan Pengembangan
Tahun Hasil
No Kompetensi
Anggaran Kurikulum Prestasi
Guru
Siswa
B SD NEGERI CIJAGRA
C SD NEGERI TURANGGA
Jumlah
Tabel 3.2
112
Butir Instrumen
(sebelum uji coba) Juml
Dimensi Indikator
ah
(+) (-)
1 2 3 4 5
1. SAP/silabus 1,2,4,5 3
Rencana 2. guru 6,7,8 9
Pembelajara 3. Sarana belajar 18
10,11,12 13
n 4. Metode
14,15,16,18 17
Pembelajaran
1. Materi 31,33,34,35 32
Pelajaran 36,37,38,40 39
Kompetensi 15
2. Proses belajar
41,43,44,45 42
3. Evaluasi
Jumlah 36 9 45
b. Definisi Operasional
Kompetensi guru adalah skor total persepsi stake
holder terhadap penilaian pada seorang guru dalam
menjalankan profesinya berdasarkan kemampuan
intelektual dan kemampuan fisik yang dimiliki untuk dapat
melaksanakan kegiatan mengajar dengan demensi sebagai
pendidik dan pengajar yang diukur dengan menggunakan
skala 5 yaitu sangat setuju (SS), lebih setuju (LS), setuju
(S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS) dengan
skor masing-masing 5,4,3,2,1 untuk pernyataan positif
(favorable) dan skor masing-masing 1,2,3,4,5 untuk
pernyataan negatif (unfoavorable).
Tabel 3.3
Kisi-kisi Butir Instrumen
114
Butir Instrumen
(+) (-)
1 2 3 4 5
1. Inspirator 1,2,3,4,6 5
2. Korektor 7,8,9,11,12 10,13
Pendidik 3. Motivator 20
14,16,17,18,19 15,20
1. Peneguhan 21,22,24,25 23
2. Teknik 26,27,29,30 28,34,37,45
Mengajar
Pengajar 31,32,33,35 25
36,38,39,40
41,42,43,44
Jumlah 35 10 45
b. Definisi Operasional
Prestasi belajar adalah skor total persepsi stake
holder tentang tingkat keberhasilan yang diperoleh peserta
didik setelah menempuh proses kegiatan pembelajaran yang
115
Tabel 3.4
Kisi-kisi Butir Instrumen
Variabel : Prestasi Belajar (Y)
Butir Instrumen
(+) (-)
1 2 3 4 5
1. Pengetahuan 1, 2, 4 5
Kognitif 2. Pemahaman 6,7,8,10 9 15
3. Analisis
11,12,14,15 13
2. Perilaku 21,22,23,25 24
3. Minat 26,28,29,30 27
Jumlah 36 9 45
Dimana:
r hitung =Koefisien korelasi anta ra tes dan kriteria
∑ Xi=Jumlah sampel menurut statum
∑ yi=Jumlah skor total tiap responden untuk tiap item
n=Jumlah responden
Selanjutnya dilakukan uji-t dengan rumus :
t hitung =r √ n2 : √ 1r 2
Dimana :
n=Jumlah responden
Tabel 3.5
Kisi-kisi Butir Instrumen Setelah Uji Coba
Variabel : Kurikulam Satuan Pendidikan (X1)
Butir Instrumen
(+) (-)
1 2 3 4 5
1. SAP/silabus 1 3
Rencana 2. guru 7 -
Pembelajara 3. Sarana belajar 10
10,11,12 13
n 4. Metode
14,15,16,18 -
Pembelajaran
1. Materi 31,33,34,35 32
Pelajaran 36,37,38,40 39
Kompetensi 13
2. Proses belajar
41,43,44 -
3. Evaluasi
Jumlah 27 4 32
Tabel 3.6
Kisi-kisi Butir Instrumen setelah ujicoba
Variabel : Kompetensi Guru (X2)
Butir Instrumen
(+) (-)
1 2 3 4 5
1. Inspirator 2, 4 -
2. Korektor 8,12 10
Pendidik 3. Motivator 9
14, 18 15,20
120
4. Peneguhan 21,22,24,25 -
5. Teknik 26,29,30 28,34,37,45
Mengajar
Pengajar 31,32,33 20
36,39,40
41,42,43
Jumlah 22 7 29
Tabel 3.7
121
(+) (-)
1 2 3 4 5
1. Pengetahuan 2,3, 4 -
Kognitif 2. Pemahaman 6,7,8,10 - 11
3. Analisis
11,12,14,15 -
1. Sikap 16 -
Afektif 2. Perilaku 21,22,23,25 - 9
3. Minat
26,29,30 27
1. Keterampilan 31,32,34 33
Psikomotorik 37,39 7
2. Kecakapan
41 -
Jumlah 25 2 27
k
Alpha (r xx) =( ¿¿ )
k−1
Dimana :
Dimana :
σ2 = Varian butir yang dicari
2
∑ x =¿jumlah kuadrat skor setiap butir
¿ ¿jumlah skor setiap butir dikeluarkan
n=¿jumlah responden
n . ( ∑ xy )−(∑ X . ∑Y )
r=
√ n ∑ X 2−¿ ¿ ¿
Dimana :
r x , y : Koefisien Korelasi i
n : Jumlah subjek
X : S kor total X
Y :Skor total Y
¿
∑ X 2 :Jumlah Kuadrat Skor X
∑ Y 2 :Jumlah Kuadrat Skor Y
¿
124
Tabel 3.9
Pedoman untuk memberikan interpretasi Koefisien korelas
Keterangan:
a=Ý −b X́
Dimana :
a=N ilai Konstanta
Ý =Rata−rata variabel Y
X́ =Rata−rata variabel X
Y =a+b1 + X 1+ b2 X 2
Dimana :
X = Variabel independen.
an+ b1 ∑ X 1+ b2 ∑ X 2=∑ Y
a ∑ X 1+ b1 ∑ x 1 + b2 ∑ X 1 X 2=∑ X 1 Y
2
a ∑ X 2+ b1 ∑ X 1 X 2+ b2 ∑ X 2 =∑ X 2 Y
2
Sebaliknya jika F hitung > F tabel berarti garis regresi tersebut tidak linier.
4. Hipotesis Statistik
Berdasrakan kajian teori di bab II, maka dapat dirumuskan
hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini yaitu :
a. Ada pengaruh yang signifikan antara biaya kurikulum terhadap
prestasi belajar.
H0 : ρ1 = 0 (tidak ada pengaruh)
H0 : ρ1 ≠ 0 (ada pengaruh)
b. Ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi guru terhadap
prestasi belajar.
H0 : ρ1 = 0 (tidak ada pengaruh)
H0 : ρ1 ≠ 0 (ada pengaruh)
128
R 2 /k
Fh=
(1−R ¿¿ 2)/(N−k −1)¿
Dimana :
129
R2 = koefisien determinasi
K = jumlah variabel independen
N = jumlah sampel
Nilai F-hitung > F-tabel, berarti Ho ditolak, Ha diterima
130
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
Variabel : Kurikulum
PILIHAN SKALA
NO PERNYATAAN
SS LS S TS STS
1 2 3 4 5 6 7
1
Proses pembelajaran
berpedoman pada
SAP/silabus.
2 Silabus disusun secara
sistematis dan terperinci.
3
Silabus hanya akan membatasi
ruang gerak dan waktu guru.
Sarana belajar yang memadai
4. perlu dipersiapkan sebelum
proses belajar mengajar
dilaksanakan.
Media belajar sebagai salah
5. satu
sarana belajar perlu
dioptimalkan
6. Penyiapan sarana belajar
penting sebelum proses
pembelajaran dilaksanakan.
Sarana belajar bukan
7
merupakan hal
pentingyang perlu dipersiapkan
da-
lam penyusunan rencana
Karakteristik materi, siswa dan
8. alo-
kasi menjadi perhatian dalam
penggunaan metode
Metode pembelajaran yang
9. akan digunakan harus memuat
secara terperinci termasuk
pembagian waktunya.
Penetapan metode
10. pembelajaran juga harus
memperhatikan rencana
aktivitas siswa.
Metode pembelajaran harus
11. disadari sebagai faktor yang
menentukan dalam
keberhasilan penyampaian
Kegiatan sekolah sampai sore
12. bukan
merupakan hambatan
berarti bagi untuk
13. Siswa perlu waktukhusus
dirinya sendiri.
136
22
1 2 3 4 5 6 7
Alokasi kebutuhan waktu
1 5 . pembe-
lajaran memperhatikan rencana
pembelajaran dan kompetensi
yang ditetapkan.
Kurun waktu yang disediakan
1 6 . untuk belajar di tingkat SMA
dinilai sudah cukup.
Pengalokasian waktu lama
1 7 . belajar juga sangat ditentukan
oleh keluasan dan kedalaman
materi
Lama yang akandinilai
diberikan.
belajar cukup
apabila siswa sudah
18
mengalami perubahan tingkah
laku sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan.
Lamanya waktu yang diberikan
19. untuk menempuh jenjang
pendidikan SMA sudah cukup.
Materi pelajaran yang akan
20. disampaikan harus mengacu
kepada kompetensi yang
ditetapkan.
Aspek kompetensi
(pengetahuan, sikap
21 dan keterampilan) yang
ditetapkan
tidak hams disesuaikan dengan
Keluasan dan kedalaman
22 materi men-jadi hal pokok yang
perlu diperhatikan
sesuai dengan standar
kompetensi
Penentuan materi pelajaran
23. merupakan hal yang penting
dalam penyusunan kurikulum.
Materi pelajaran yang telah
ditetapkan harus tersampaikan
24 seluruhnya kepada
siswa agar dapat mencapai
kompe-
137
Pelaksanaan proses
25. belajar hams
mengacu kepada kompetensi
yang
Proses belajar sebaiknya
26. dilaksanakan sesuai ketetapan
dalam kurikulum agar
kompetensi yang ditetapkan
Proses belajar yang
27. kondusif dan
sesuai kondisi siswa akan
mempermudah pencapaian
1 2 3 4 5 6 7
Aspek kompetensi
28 (pengetahuan, sikap
dan keterampilan) yang
ditetapkan
harus disesuaikan dengan
Proses belajar dapat
29. dilaksanakan apa adanya asal
materi tersampaikan se-
muanya.
Hams ada kesesuaian antara
30. evaluasi yang dilaksanakan
dengan kompetensi yang
ditetapkan.
Aspek-aspek yang akan
31. dievaluasi
harus memperhatikan
kompetensi yang
32 Yang akan dievaluasi hams
diyakinkan bahwa materinya
sudah disampaikan.
Variabel : Kompetensi
Guru
PILIHAN SKALA
NO PERNYATAAN
SS LS S TS STS
1 2 3 4 5 6 7
Perbedaan individu
1 siswa perlu
mendapat perhatian dari guru
sehingga inspirasi yang
2 kepada siswa akan
diberikan
Guru
sumberhams dapatbagi
inspirasi menjadi
siswanya.
3 .
138
24
1 2 3 4 5 6 7
Guru tidak perlu memberikan
9 . motivasi
kepada siswa, karena siswa
sudah
Guru harus dapat
1 0 . membangkitkan
siswa untuk berpartisipasi
selama
Pelibatan diri siswa selama
1 1 . proses
pembelajaran perlu
dibangkitkan
dengan guru memberikan
12. Pujian merupakan salah satu
peneguhan yang harus
mampu diberikan guru.
Informasi keberhasilan
1 3 . siswa perlu
disampaikan oleh guru kepada
siswahams
sebagai salah satu
1 4 .Guru mampu
mengorganisasikan bahan-
bahan pengajaran.
Kemampuanperencanaan
1 5 . penge-
lolaan kelas tidak harus
dimiliki oleh seorang
Guru harus mampuguru.
1 6 .merencanakan
penggunaan media dan
sumber
17 Guru harus mampu
mendeskripsikan tujuan
pembelajaran.
139
25
1 2 3 4 5 6 7
26
1 2 3 4 5 6 7
140
1 2 3 4 5 6 7
Motivasi dalam bekerja dapat
23. diartikan sebagai upaya untuk
meningkatkan kemampuan diri
kita.
Kegiatan mengajar bagi guru
24. dapat
juga meningkatkan
Harga kemampuan
diri yang dimiliki guru
25. dapat
meningkatkan kemampuan
untuk
26 Dalam suatu proses,
keberhasilan
dapat meningkatkan harga diri.
Motivasi guru dan orang tua
27. dalam
menyekolahkan anaknya
terkait
Harapan yang diinginkan guru
28 dan orang tua terkait dengan
pemenuhan kebutuhan
psikologis adalah sesuatu hal
yang wajar.
Harga diri tidak diperlukan
29 dalam proses belajar mengajar
karena tidak akan memotivasi
siswa untuk belajar lebih giat
Harga diri akan meningkat
30. apabila kita bertindak dengan
baik
Gurudan benar.
memerlukan
31. pengakuan dari
semua pihakyang terlibat
dalam
32 Secara psikologis pengakuan
dapat meningkatkat kinerja.
Variabel : Prestasi belajar siswa
PILIHAN SKALA
NO PERNYATAAN
SS LS S TS STS
1 2 3 4 5 6 7
Pengetahuan diperlukan siswa
1
dalam menerima pelajaran
yang diaerikan
agar dapat menyelesaikan
suatu
Ingatan yang baik dari siswa
dalam
2
' menerima pelajaranmerupakan
kelebihan siswa yang
berprestasi
28
142
1 2 3 4 5 6 7
Siswa yang tertinggal memiliki
3. ingatan yang kurang baik dan
sering lupa dengan pelajaran
yang diterimanya
Pemahaman yang diterima
4 siswa
dalammencapai prestasibelajar
merupakansalah satu tujuan
dari
Pemahaman yang dimiliki
5. guru juga
perlu dimiliki siswa setelah
proses
Pemahamansiswa tentang
6. sistem
pembelajaranyang diberikan
guru
Prestasi belajar yang didapat
7. siswa dalam belajar
merupakan keberha-
silansemua unsure
Tingkat aplilkasi yangtermasuk
didapat
8. siswa
setelahproses pembelajaran
juga
Tingkat aplikasi yang baik
9. yang diberikan guru kepada
siswa akan menjadi modal
utama siswa dikemudian hari
Analisis yang dibuat siswa
10. dalam
menyelesaikan suatu
persoalan perlu mendapatkan
11. Siswa memerlukan sintesis
dari guru agar is dapat
berprestasi.
Siswa dalam mencapai
12. prestasi belajar yang baik
perlu memiliki sikap yang
bertanggung jawab.
Perilaku yang baik dan sopan
13. siswa
dari dapat menjadi salah satu
indikator prestasi yang telah
Perilaku siswa di sekolah
14.
hams sopan dan patuh
kepada
Perilakuguru.
siswa yang tidak baik
jangan dicontoh oleh siswa
15. yang lain agar
prestasi belajar disekolah tidak
menurun.
Perubahan perilaku
16. siswa sangat
diharapkan dalam proses
pembelajaran
143
29
1 2 3 4 5 6 7
Minat belajar yang dimiliki siswa
17 merupakan suatu motivasi dari
guru dalam mencapai prestasi
belajar yang baik
Minat siswa dalam dalam
1 8 . mengikuti proses pembelajaran
tidak berpengaruh terhadap
prestasi.
Minat siswa dalam mengikuti
19. proses
pembelajaran dapat
mempermudah
guru dalam
Minat siswamenyampaikan
merupakan salah
20. satu
indikator keberhasilan guru
dalam
Keterampilan dalam
21 mengerjakan
pekerjaan bagi siswa
merupakan
tindakan yang harus dilakukan
Keterampilan bergerak dan
22 bertindak merupakan
keterampilan yang dimiliki
siswa dalam mengasah
aspek
Keterampilan bergerak dan
23. bertindak
tidak perlu dimiliki siswadalam
mengerjakan pekerjaannya
Guru dalam memberimateri
24 pengajaran berusaha
membangkitkan keterampilan
bergerak dan bertindak bagi
siswanya
Guru harus memiliki
25. keterampilan
bergerak dan bertindak satu
tingkat diatas siswa.
Untuk memacu meningkatkan
26. aspek motorik siswa hams
diajarkan dengan metode
praktek.
Kecapakan siswa dalam
27. belajar sangat dipengarui oleh
kecapan guru dalam
memberikan materi pelajaran
Mohon tuliskan saran dan komentar dibawah ini :
Petunjuk Pengisian
Isilah jawaban dari pernyataan berikut ini sesuai dengan persepsi dan
pengetahuan Bapak/Ibu. Jawablah pada skala atau garis jawaban yang
sudah disediakan dan hendaknya merupakan pendapat pribadi, bukan
pendapat orang lain atau pendapat umum. Cukup menulis tanda X, pada
bagian jawaban yang dianggap sesuai dengan pendapat/persepsi
Bapak/Ibu. Skala nilai yang digunakan adalah sebagai berikut :
145
1 . SS = Sangat Setuju
2 . LS = Lebih Setuju
3 . S = Setuju
4 . TS = Tidak Setuju
5 . STS Sangat Tidak
Setuju
Contoh r-4
:
(bobot skor : 5 )
(bobot skor : 4) Fr
(bobot skor : 3) 1
11101
(bobo t sko r : 2) to r (bo bot skor : 1 1 .4
No PERNYATAAN PILIHAN SKALA
S S L S S T S S T S
1. Kurikulum yang digunakan sudah x
sesuai untuk pencapaian kompetensi.
Dengan membubuhi tanda "X" pada kolom LS, berarti Bapak/Ibu Lebih
Setuju dengan pernyataan tersebut.
b
Model Summary
Adjusted Std. Error of
Model R R Square R Square the Estimate
1 .716a .513 .508 11.102
a. Predictors: (Constant), KURIKULUM
b. Dependent Variable: PRESTASI BELAJAR SISWA
ANOVA?
Sum of
Model Squares df Mean F Sig.
146
Unstandard Standar
Coefficient Coeffici Collineari
Model s
B ents
Std. Beta t Statistics
Sig. Tolera VIF
1(Constant) 19.6 8.601 2.284 .025
KURIKULUIV .673 .066 .716 10.16 .000 1.000 1.00
a. Dependent Variable: PRESTASI BELAJAR4 SISWA 0
a
Collinearity Diagnostics
Condition Variance
Model Eigenval Index (Constan KURIKULU
1 1.992 1.000 .00 M
.00
2 .008 15.429 1.00 1.00
b
Model Summary
Adjusted Std. Error of
Model R R Square R Square the Estimate
1 .716a .513 .508 11.102
a. Predictors: (Constant), KURIKULUM
b. Dependent Variable: PRESTASI BELAJAR SISWA
ANOVA?
Sum of
Model Squares df Mean F Sig. a
1 12734.48 1 12734.484 103.310 .000
4
Residual 12079.95 98 123.265
Total 6
24814.44 99
0
147
a.Predictors: (Constant), KURIKULUM
b.Dependent Variable: PRESTASI
BELAJAR SISWA
Unstandard Standar
Coefficient Coeffici Collineari
Model s
B ents
Std. Beta t Statistics
Sig. Tolera VIF
1(Constant) 19.6 8.601 2.284 .025
KURIKULUIV .673 .066 .716 10.16 .000 1.000 1.00
a. Dependent Variable: PRESTASI BELAJAR4 SISWA 0
a
Collinearity Diagnostics
Condition Variance
Model Eigenval Index (Constan KURIKULU
1 1.992 1.000 .00 M
.00
2 .008 15.429 1.00 1.00
a. Dependent Variable: PRESTASI BELAJAR SISWA
33
Residuals Statistics a
Minim Maximu Mean Std. N
Predicted Value 84.23 123.25 106.34 11.342 100
Std. Predicted -1.949 1.491 .000 1.000 100
Value
Standard Error of
Predicted Value 1.110 2.442 1.534 .337 100
Adjusted Predicted 84.65 123.30 106.34 11.341 100
Value
Residual -34.162 20.893 .000 11.046 100
Std. Residual -3.077 1.882 .000 .995 100
Stud. Residual -3.098 1.909 .000 1.003 100
Deleted Residual -34.635 21.651 .001 11.230 100
Stud. Deleted -3.245 1.936 -.001 1.014 100
Residual
Mahal. Distance .000 3.799 .990 .898 100
Cook's Distance .000 .079 .008 .012 100
Centered Leverage .000 .038 .010 .009 100
a.Value
Dependent Variable: PRESTASI BELAJAR SISWA
2 -1 1 2
Regression Standardized Predicted Value
b
Model Summary
Adjusted Std. Error of
Model R R Square R Square the Estimate
1 .801a .641 .638 9.532
a. Predictors: (Constant), KOMPETENSI GURU
b. Dependent Variable: PRESTASI BELAJAR SISWA
b
ANOVA
Sum of
Model Squares df Mean F Sig.
1 15910.22 1 15910.221 175.1 . 8
1
Residual 8904.219 98 90.859 08 000
Total 24814.44 99
a. 0
Predictors: (Constant), KOMPETENSI GURU
b. Dependent Variable: PRESTASI BELAJAR SISWA U
Coefficient%
Unstandardi Standard
Coefficient Coefficie ' ; Collineari
Model s
B Std. Beta nts t Statistics
Sig. Tolera VIF
1 (Constant) 7.83 7.505 1.043 .299
KOMPETEN 0. .060 .801 13.23 .000 1.000 1.00
SI GU
a. Dependent 796PRESTASI BELAJAR SISWA
Variable: 3 0
Collinearity Diagnostics a
149
Variance
Conditio KOMPETE
Model Eigenval Index (Consta GURU
1 ue
1.992 1.000 nt)
.00 .00
2 .008 15.683 1.00 1.00
a. Dependent Variable: PRESTASI BELAJAR SISWA
Residuals Statistics a
Minimu Maximu Mean Std. N
Predicted Value 84.98 131.38 106.34 13.353 100
Std. Predicted -1.599 1.875 .000 1.000 100
Value
Standard Error of
Predicted Value .855 1.824 1.170 .305 100
Adjusted Predicted 85.17 131.78 106.37 13.371 100
Value
Residual -26.405 27.778 .000 8.506 100
Std. Residual -3.089 3.249 .000 .995 100
Stud. Residual -3.120 3.290 -.002 1.005 100
Deleted Residual -26.935 28.482 -.032 8.671 100
Stud. Deleted -3.270 3.471 -.002 1.023 100
Residual
Mahal. Distance .001 3.516 .990 1.048 100
Cook's Distance .000 .152 .010 .023 100
Centered Leverage .000 .036 .010 .011 100
Value
Dependent Variable: PRESTASI BELAJAR SISWA
Q
c 1g pco_ _ O
8 O O aO QQ 0 o Q
Q
b 0o O O · i O Q 0 0
O ®O e D Qg ° O0
0
Q
O
D~ OO
co
O
b
Model Summary
Adjusted Std. Error of
Model R R Square R Square the Estimate
1 .804a .647 .639 9.509
a. Predictors:
KOMPETENSI (Constant),
KURIKULUM GURU,
BELAJAR
150
SISWA
ANOVA?
Sum of
Model Squares df Mean F Sig. a
1 16042.94 2 8021.472 88.706 .000
4
Residual 8771.496 97 90.428
Total 24814.44 99
0
a.Predictors: (Constant), KOMPETENSI GURU, KURIKULUM
b.Dependent Variable: PRESTASI BELAJAR SISWAT
LI OA
Coefficient%
Unstandardiz Standar
ed dized Colline Statist
Model B Std. Beta t Sig. Tolera VIF
Error
1 (Constant) 5.507 7.729 .712 .478 nce
KURIKULUM .129 .106 .137 1.211 .229 .284 3.516
KOMPETEN .680 .112 .685 6.049 .000 .284 3.516
a. SI GUF
Dependent Variable: PRESTASI BELAJAR S SWA B
Collinearity Diagnostic%
Variance Proportions
Conditi KOMPETE
Model Eigenva on (Consta KURIKUL
Index GURU NSI
Dimension
1 lue 1.000
2.987 nt)
.00 UM
.00 .00
2 .010 17.169 1.00 .08 .07
3 .003 34.398 .00 .92 .93
a. Dependent Variable: PRESTASI BELAJAR SISWA
Residuals Statistics a
Minim Maximu Mean Std. N
Predicted Value um
81.67 m 106.34 12.730
123.23 Deviation 100
Std. Predicted -1.938 1.327 .000 1.000 100
Standard
Value Error of
Predicted Value .957 2.869 1.610 .349 100
Adjusted Predicted 81.45 123.17 106.34 12.725 100
Value
Residual -29.462 19.339 .000 9.413 100
Std. Residual -3.098 2.034 .000 .990 100
Stud. Residual -3.130 2.078 .000 1.003 100
Deleted Residual -30.074 20.193 -.001 9.668 100
Stud. Deleted -3.284 2.115 -.003 1.019 100
Residual
Mahal. Distance .014 8.024 1.980 1.346 100
Cook's Distance .000 .068 .009 .014 100
151
;•• r Ir..).„1:
Scatterplot
o a n
0 q o ° o
m
° ° O r y , crab B
Bo 'Po 000 ° °° 1ao cos,
0
m B °
C a
q
0 0°
0
0 0
_2 0 1 2
Regression Standardized Predicted Value
e. Sample Penelitian
Sampel: merupakan sebagian dari populasi yang
diharapkan dapat menggambarkan sifat-sifat dari populasi yang
bersangkutan. Pertimbangan dalam menentukan besarnya sampel
adalah: (1) derajad keseragaman populasi, tingkat presisi yang
dikehendaki, (3) rencana analisis, dan (4) tenaga, biaya, dan waktu
yang tersedia (Singarimbun,1995:150-152).
Teknik pengmbilan sampel menggunakan metode
purposive sampling (pengambilan sampel bertujuan). Kriteria
purposive sampling yaitu : sekolah yang telah melaksanakan Ujian
Nasional (UN)/Ujian Sekolah (US). Sampel pada sekolah negeri
tingkat satuan pendidikan Dasar (SD) di Kota Bandung dengan
responden pendidik dan tenaga kependidikan dan stakeholder lain
yang berkepentingan dalam pengembangan prestasi hasil belajar
siswa.
Dengan pertimbangan bahwa jumlah populasi 631
sekolah, maka dalam penelitian ini yang dijadikan sampel
153
Tabel 3.1a.
Data Rata-rata Nilai US/M Siswa SD Negeri Buahbatu Baru
Kota Bandung Tahun 2013/2014 s.d. 2015/2016
Rata Rata
No Taun Pelajaran
Bhs. Indo Mat IPA
1 2 3 4 5
1 2013/2014 82.50 87.50 83.40
2 2014/2015 83,00 84,06 79,90
3 2015/2016 75,56 74,24 81,45
Tabel 3.1b
Data Rata-rata Nilai US/M Siswa SD Negeri Cijagra
Kota Bandung Tahun 2013/2014 s.d. 2015/2016
Rata Rata
No Taun Pelajaran
Bhs. Indo Mat IPA
1 2 3 4 5
1 2013/2014 81.00 86.50 83.40
2 2014/2015 78.00 87.50 85.00
3 2015/2016 80.00 87.50 85.00
Tabel 3.1c
Data Rata-rata Nilai US/M Siswa SD Negeri Turangga
Kota Bandung Tahun 2013/2014 s.d. 2015/2016
Rata Rata
No Taun Pelajaran
Bhs. Indo Mat IPA
1 2 3 4 5
1 2013/2014 80.60 83.75 82.34
2 2014/2015 83.36 82.90 77.95
3 2015/2016 74.67 75.30 79.64
154
3. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2009) variabel penelitian pada dasarnya
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Menurut Kidder (1981) variabel adalah suatu kualitas
(qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan
darinya. Hatch & Farhady (1981) variabel merupakan atribut
seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang
dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.
Karlinger (1973) variabel merupakan konstruk atau sifat yang akan
dipelajari. Sedangkan menurut Kumar (1999) variabel merupakan
konsep yang dapat diukur dan memiliki variasi hasil pengukuran
sehingga dapat dikatakan bahwa variabel merupakan operasionalisasi
dari konsep sehingga dapat dinilai dan diukur. Variabel dapat
didefinisikan sebagai konstruk yang memiliki variasi nilai atau konstruk
yang sifatnya telah diberi nilai.
X1
X2
Gambar 1.1. Model Konstelasi Variabel Bebas (X1, X2)
dengan Variabel terikat (Y)
Keterangan :
X1 = Variabel Biaya Kurikulum Satuan Pendidikan
X2 = Variabel Biaya Kompetensi Guru
Y = Variabel Prestasi Hasil Belajar
r 2X1Y = Korelasi antara variabel biaya kurikulum satuan
pendidikan dengan variabel prestasi hasil belajar.
r 2X2Y = Korelasi antara variabel biaya kompetensi guru
dengan variabel prestasi hasil belajar.
R2X1X2Y = Korelasi bersama antara variabel biaya Kurikulum
satuan pendidikan dan kompetensi guru dengan
variabel prestasi hasil belajar
hasil belajar siswa dari hasil pencapaian Nilai Ujian akhir tiga tahun
terakhir 2014 s.d. 2016 pada satuan pendidikan Dasar Negeri..
5. Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian ini berdasarkan indicator-indikator
yang berhubungan dengan varibel penelitian. Kisi-kisi instrumen
untuk mengukur variabel kurikulum adalah kisi-kisi konsep
instrumen yang akan diujicobakan dan hasil uji coba merupakan
instrumen final yang digunakan untuk mengukur variabel kurikulum
satuan pendidikan, kompetensi guru dan prestasi hasil belajar
siswa. Kisi-kisi instrumen dan sebaran butir soal untuk mengukur
variabel X1, X2 dan Y tampak pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.2
Kisi-kisi Butir Instrumen Kuisioner
No.
No Varibel Indikator
Soal
1 2 3 4
1. Pelaksana kegiatan 1
1 Standar Isi
pengembangan Kurikulum,
- Dokumen Kurikulum Silabus dan KKM
2. Penggandaan dokumen I 2
Satuan Pendidikan Kurikulum SD 10 Buku
3. PenyusunanPembagian 3
Tugas dan Jadwal
Pelajaran
4. Penyusunan Program 4
Tahunan
5. Penyusunan Program 5
Semester
6. Penyusunan Silabur 6
157
7. Penyusunan RPP 7
8. Pengembangan Sumber 8
2 Standar Kompetensi
Daya
Pendidik & Tenaga 9. Pengankatan Pendidik 9
Kependidikan 10. Penilaian Kinerja Guru 10
- Kompetensi Guru 11. PendidikanLanjut 11
12. Seminar, Workshop, 12
Bimtek dan KKG
13. Pengembangan 13
Ketrampilan IT
14. Pengayaan Matreri 14
3 Standar Kompetensi
15. Pelaksanaan Try Out US/M 15
Kelulusan tingkat Kota
- Hasil Prestasi 16. Pelaksanaan Try Out US/M 16
Belajar Siswa tingkat Kecamatan
17. Pelaksanaan Try Out US/M 17
tingkat Sekolah
18. Pra Ujinan Sekolah/M 18
19. Pelaksanaan Ujian Sekolah 19
US/M
20. Pelaksanaan Ujian Praktek 20
1 2 3 4 5
1 Tinggi T 1 0
2 Kurang K 0 1
158
n ∑ x i y i− ( ∑ x i ) ( ∑ y i )
r xy =
2 2
√ { n ∑ x −( ∑ x ¿ } { n ∑ y −(∑ y ¿ }
i i
2
i i
2
Keterangan :
r xy =korelasi
n=Jumlah responden
x=Skor yang diperolehdari seluruhitem
∑ x =Jumlah Skor dalam distribusi X
∑ y=Jumlah Skor dalam distribusi Y
∑ x 2=Jumlah kuadrat masing−masing X
∑ y2 =Jumlah kuadrat masing−masing Y
diinterpetasi untuk mencari makna yang lebih luas dan impilkasi hasil-hasil
analisa.
1. Statistic deskriptif
Statistic deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaiamana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Penelitian yang dilakukan
pada populasi (tanpa diambil smapelnya) jelas akan menggunakan
statistic deskriptif dalam analisisnya. Tetapi bila penelitian dilakukan pada
sampel, maka analisisnya dapat menggunakan statistic despkriptif
maupun inferensial. Statistic deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya
ingin mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan
yang berlaku untuk populasi dimana sampel dambil. Mengenai data
dengan statistik deskriptif peneliti perlu memperhatikan terlebih dahulu
jenis datanya. Jika peneliti mempunyai data diskrit, penyajian data yang
dapat dilakukan adalah mencari frekuensi mutlak, frekuensi relatif
(mencari persentase), serta mencari ukuran tendensi sentralnya yaitu:
mode, median dan mean (lebih lanjut lihat Arikunto, 1993: 363).
Analisi statistic deskriptif dapat dibedakan menjadi : (1) analisis potret data
(frekuansi dan presentasi), (2) analisis kecenderungan sentral data (nilai
rata-rata, median, dan modus) serta (3) analisis variasi nilai (kisaran dan
simpangan baku atau varian)
Penjelasan
– Median adalah nilai tengah dari sekumpulan nilai suatu variabel
yang telah diurutkan dari nilai terkecil kepada nilai yang tetinggi.
– Modus (modu) adalah nilai yang paling sering muncul pada suatu
distribusi nilai variabel.
163
2. Statistik Inferensial
Pemakaian analisis inferensial bertujuan untuk menghasilkan suatu
temuan yang dapat digeneralisasikan secara lebih luas ke dalam wilayah
populasi. Di sini seorang peneliti akan selalu berhadapan dengan
hipotesis nihil (Ho) sebagai dasar penelitiannya untuk diuji secara empirik
dengan statistik inferensial. Jenis statistik inferensial cukup banyak
ragamnya,Peneliti diberikan peluang sebebas-bebasnya untuk memilih
teknik mana yang paling sesuai (bukan yang paling disukai) dengan
sifat/jenis data yang dikumpulkan. Secara garis besar jenis analisis ini
dibagi menjadi dua bagian. Pertama untuk jenis penelitian korelasional
dan kedua untuk komparasi dan/atau eksperimen. teknik analisis dengan
statistic inferensial adalah teknik pengolahan data yang memungkinkan
peneliti untuk menerik kesimpulan, berdasarkan hasil penelitiannya pada
sejumlah sampel, terhadap suatu populasi yang lebih besar. Kesimpulan
yang diharapkan dapat dibuat biasanya dinayatakan dalam suatu
hipotesis. Oleh karena itu, analisis statistik inferensial juga bisa disebut
analisis uji hipotesis. Inferensi yang sering dibuat oleh peneliti pendidikan
dan ilmu social pada umunya berhubungan dengan upaya untuk melihat
perbedaan (beda nilai tengah) dan korelasi, baik anatara dua variabel
independent maupun anatara beberapa variabel sekaligus. Selisih nilai
tengah ataupun nilai koefisien (correlation coeficient) yang dihasilkan
kemudian diuji secara statistic.
164
Dalam dunia statistik dikenal setidaknya terdapat empat jenis data hasil
pengukuran, yaitu data Nominal, Ordinal, Interval dan Rasio. Masing-
masing data hasil pengukuran ini memiliki karakteristik tersendiri yang
berbeda antara satu dengan lainnya Penggunaan kedua statistic tersebut
juga tergantung pada jenis data yang dianalisis. Statistic parametris
kebanyakan digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio,
sedangkan statistic non parametris kebanyakan digunakan untuk
menganalisis data nominal, ordinal. Jadi untuk menguji hipotesis dalam
penelitian kuantitatif yang menggunakan statistic, ada dua hal utama yang
harus diperhatikan yaitu, macam data dan bentuk hipotesi yang diajukan.
Contoh data interval misalnya hasil ujian, hasil pengukuran berat badan,
hasil pengukuran tinggi badan, dan lainnya. Satu hal yang perlu
diperhatikan bahwa data interval tidak dikenal adanya nilai 0 (nol) mutlak.
Dalam hasil pengukuran (tes) misalnya mahasiswa mendapat nilai 0.
Angka nol ini tidak dapat diartikan bahwa mahasiswa tersebut benar-
benar tidak bisa apa-apa. Meskipun ia memperoleh nilai nol ia memiliki
suatu pengetahuan atau kemampuan dalam matakuliah yang
bersangkutan. Nilai nol yang diberikan oleh dosen sebetulnya hanya
merupakan atribut belaka hanya saja pada saat ujian, pertanyaan yang
diujikan tidak pas seperti yang dipersiapkannya. Atau jawaban yang
diberikan tidak sesuai dengan yang dikehendaki soal.
Data rasio merupakan data yang tergolong ke dalam data kontinum juga
tetapi yang mempunyai ciri atau sifat tertentu. Data ini memiliki sifat
interval atau jarak yang sama seperti halnya dalam skala interval. Namun
demikian, skala rasio masih memiliki ciri lain. Pertama harga rasio
memiliki harga nol mutlak, artinya titik nol benar-benar menunjukkan tidak
adanya suatu ciri atau sifat. Misalnya titik nol pada skala sentimeter
menunjukkan tidakadanya panjang atau tinggi sesuatu. Kedua angka
skala rasio memiliki kualitas bilangan riel yang berlaku perhitungan
matematis.
Data ini juga sering disebut data diskrit, kategorik, atau dikhotomi. Disebut
diskrit karena ini data ini memiliki sifat terpisah antara satu sama lainnya,
baik pemisahan itu terdiri dari dua bagian atau lebih; dan di dalam
pemisahan itu tidak terdapat hubungan sama sekali. Masing-masing
kategori memiliki sifat tersendiri yang tidak ada hubungannya dengan
kategori lainnya. Sebagai misal data hasil penelitian dikategorikan
kedalam kelompok “ya” dan “tidak” saja.
Contohnya :
dinyatakan sebagai suatu urutan bahwa yang satu lebih besar atau lebih
tinggi daripada yang lainnya.Kriteria urutan dari yang paling tinggi ke yang
yang paling rendah dinyatakan dalam bentuk posisi relatif atau kedudukan
suatu kelompok.
1. Persiapan.
2. Tabulasi.
3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian.
Persiapan
Kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain :
Tabulasi
Yang termasuk ke dalam kegiatan tabulasi antara lain :
SD diberi kode 1.
SMP diberi kode 2.
SMA diberi kode 3.
Perguruan tinggi diberi kode 4.
3. Mengubah jenis data, disesuaikan dan dimodifikasi dengan teknik
analisis yang akan digunakan. Misalnya :
Data interval diubah menjadi data ordinal dengan membuat
tingkatan.
Data ordinal atau data interval diubah menjadi data diskrit.
4. Memberikan kode (coding) dalam hubungan dalam pengolahan
data jika akan menggunakan komputer.
5. Jenis-jenis Analisis Data Kuantitatif
1. Analisis Univariat
Jenis analisis ini digunakan untuk penelitian satu variabel. Analisis ini
dilakukan terhadap penelitian deskriptif, dengan menggunakan statistik
deskriptif. Hasil penghitungan statistik tersebut nantinya merupakan dasar
dari penghitungan selanjutnya.
1. Analisis Bivariat
Jenis analisis ini digunakan untuk melihat hubungan dua variabel. Kedua
variabel tersebut merupakan variabel pokok, yaitu variabel pengaruh
(bebas) dan variabel terpengaruh (tidak bebas).
1. Analisis Multivariat
Sama dengan analisis bivariat, tetapi pada mutivariat yang dianalisis
variabelnya lebih dari dua. Tetap mempunyai dua variabel pokok (bebas
dan tidak bebas), variabel bebasnya memliki sub-sub variabel.
DAFTAR PUSTAKA
171
2.
Dimana :
t hitting = r 1Ft 2: 1 r2
dimana :
n = Jumlah responden
pernyataan (drop).
Tabel 3.5
Kisi-kisi Butir Instrumen setelah ujicoba
Variabel : Kurikulum Pendidikan (X1)
173
Butir Instrumen
Dimensi Fikator '4 Jumlah
(setelah uji coba)
(+) (-)
1. SAP/silabus 1 3
Rencana 2. guru 7 - 10
Sarana belajar
Pembelajara 10,11,12 13
n Metode 14,15,16,18 -
Pembe- lajaran
1 Alokasi waktu 20,21,22,24
. 23
Kurun waktu 2 Lama belajar 25,26,27,29 - 9
1. Materi 31,33,34,35 32
Kompetensi2. Proses belajar 36,37,38,40 39 13
3. Evaluasi 41,43,44, -
Jumlah 27 4 32
b. Instrumen variabel Kompetensi Guru.
Tabel 3.6
Kisi-kisi Butir Instrumen setelah ujicaba
Variabel : Kompetensi Guru (X2)
Butir Instrumen
Dimensi Indikator Jumlah
(setelah uji coba)
(+) (-)
1. Inspirator 2,4 -
Pendidik 1. Korektor 8,12 10 9
2. Motivator 14,18 15,20
1. Peneguhan 21,22,24,25 -
Jumlah 22 7 29
Butir Instrumen
Dimensi Indikator Jumlah
(setelah uji coba)
(+) (-)
1. Kesempatan 1,2,3,5,6,7,8, -
10
2. Kemudahan 11,13,14,16, 12 24
Biologis nempuh 17,20
3.Peningkatanke- 22,23,24, 21,27
mampuan diri. 26,28,29,30
—J
Tabel 3.8-- ~
'—w
Kisi-kisi Butir Instrumen setelah ujicoba Ink
Variabel : Prestasi Belajar (Y)
_om—N
Butir Instrumen
Dimensi Indikator Jumlah
(setelah uji coba)
(+) (-)
1 2 3 4 5
1. Pengetahuan 2,3,4, - 11
Kognitif
2.
3. Pemahaman
Analisis 6,7,8,10
11,12,14,15 -
1. Sikap 16
Afektif 2.Perilaku 21,22,23,25 - 9
3.Minat 26,29,30 27
177
85
1 2 3 4 5
1.Keterampilan 31,32,34, 33
Psikomotorik 37, 39 7
2.Kecakapan 41 -
Jumlah 24 2 27
3.7.2. Pengujian Reliabilitas Instrumen
k (6y2) - (E6X2 )
Alpha (r,,') _ (__________)(
k-1
Dimana :
yang
valid
97 Amirsyah, ibid, h, 8.
(EX ) 2
EXz
n
z
6
n
Dimana :
62 = Varian butir yang dicari
Jika nilai rhltung (r,) lebih besar dari rtabel (rhltan g > rtabel) maka tiap
butir pernyataan kuesioner adalah reliable dan jika rlutng lebih kecil dari
atau sama dengan rtabel (rhltnn g <= rtabel) maka tiap butir pernyataan
kuesioner adalah tidak reliabel dan tidak dapat digunakan sebagai
instrumen penelitian, sehingga harus diganti atau direvisi.
MIFF -
Dimana:
r;y
n
X
Y
() 2
Dari hasil rumus koefisien korelasi yang terdapat di diketahui lebih
lanjut, yaitu : I
.1Er 1
180
Y=a+bX
Dimana :
)
nEXlyl—(EX1)(EYl) 410 nEXl—(EXl)
182
vs1
Dimana:
=
a
Y =
X =
b
- ALP lifi LAXIIMPFr
Nilai Konstanta Rata-rata variabel Y Rata- rata variabel X
Sebaliknya jika Firitung > Ftabei berarti garis regresi tersebut tidak
linier.
HO : pl t 0 (ada pengaruh)
Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap prestasi belajar.
HO : pl t 0 (ada pengaruh)
184
HO : pl t 0 (ada pengaruh)
V 1—r
berikut:
likeW R2/k
Fh i
(1 - RZ)/(N
Dimana
R2 = koefisien determinasi
N = jumlah sampel
diterima.
BAB IV
Gambar 4.1.
Grafik NPP Regression Standardized Residual Variabel Kurikulum
Terhadap Variabel Prestasi Belajar Siswa
Oz
$
Observed Cum Prob
Gambar 4.2.
1.1111
3) NPP Variabel Kurikulum (Xi) dan Kompetensi
Guru (X2) secara simultan/bersama-sama Terhadap Variabel Prestasi
Belajar Siswa.
Belajar Siswa. — -
Dari grafik di bawah ini terlihat data (titik-titik) menyebar di sekitar
garis diagonal serta penyebarannya mengikuti garis diagonal berarti bahwa
model regresi layak digunakan untuk memprediksi variabel terikat (Prestasi
Belajar Siswa) berdasarkan masukan variabel kurikulum dan motivasi
secara bersama-sama. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
LLI
Obs e r v e d C um Pr ob
Kurikulum
Komponen-Komponen Kurikulum
195
Komponen Tujuan
Komponen Evaluasi
B. Pembahasan
4. Kesejahtraan pegawai
5. Administrasi
7. Pendataan
Biaya pendidikan juga ada yang di sebut biaya langsung dan tidak
langsung. biaya langsung adalah sejumlah biaya yang harus dikeluarkan
atau langsung digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Sedangkan biaya
tidak langsung adalah biaya tidak menjadi kebutuhan pokok dalam
kegiatan pembelajaran, yang boleh ada dan boleh tidak ada dalam
pengadaanya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
B. Saran
pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs). Itu karena daerah juga terbebani
untuk menyukseskan pendidikan dasar sembilan tahun.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
B. Internet
Pembiayaan Pendidikan
PENDAHULUAN
RPS disusun bersama antara pihak sekolah (KS dan guru), dengan
stakeholdernya (pihak yang berkepentingan lainnya) anatara lain: Komite
sekolah, tokoh masyarakat, dan pihak lain yang peduli pendidikan di
sekitar sekolah. Dalam penyusunan RPS ini diharapkan diterapkan
konsep sbb:
Terdapat 3 (tiga) model alokasi dana: (i) dana dekonsentrasi; (ii) dana
yang langsung ke kabupaten/kota; dan (iii) dana yang langsung ke
sekolah. Dana dekonsentrasi diberikan oleh pemerintah pusat kepada
Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat. Dana yang langsung ke
kabupaten/kota disebut Dana Alokasi Umum (DAU). DAU merupakan
transfer yang bersifat umum (block grant) untuk mengatasi masalah
ketimpangan horizontal (antar daerah). Tujuannya adalah untuk mencapai
keseimbangan kemampuan keuangan antar daerah (Lampiran Keputusan
210
Sifat anggaran yang lain adalah bahwa anggaran bersifat luwes, artinya
apabila dalam perjalanan pelaksanaan kegiatan ternyata harus dilakukan
penyesuaian kegiatan, maka anggaran dapat direvisi dengan menempuh
prosedur tertentu. Perubahan-perubahan yang mungkin terjadi adalah:
1. Adanya suatu kegiatan program yang sebelumnya tidak dicantumkan
di dalam proposal, sedangkan dilain pihak terdapat rencana kegiatan
yang telah dicantumkan dalam proposal namun tidak jadi
dilaksanakan karena suatu sebab. Apabila terjadi perubahan yang
demikian, sekolah harus melaporkannya secara tertulis ke komite
sekolah/dewan sekolah untuk mendatkan persetujuan tanpa melihat
besarnya perubahan jumlah anggaran yang terjadi dan selanjutnya
menginformasikan kepada Dinas Pendidikan
Propinsi/Kabupaten/Kota.
2. Perubahan yang tidak berkaitan dengan rencana kegiatan, hanya
dalam komponen program atau aktivitas. Apabila terjadi perubahan
komponen program atau aktivitas dan mengakibatkan perubahan
alokasi biaya di atas 10% dari total anggaran program yang
214
C. Akuntabilitas Sekolah
RAPBS ini disusun tahunan dan bersifat terbuka. Hal itu untuk
mengikis korupsi dan mendidik sekolah menjadi organisasi modern. Salah
satu ciri organisasi modern adalah memiliki perencanaan anggaran.
Sejumlah sekolah memiliki RAPBS, tapi belum ada yang benar- benar
disiplin dan transparan. Dengan adanya RAPBS, sekolah harus
mengestimasi dari mana saja akan mendapatkan uang, seperti iuran,
sumbangan perorangan, badan usaha swasta, atau subsidi negara.
215
Sekolah juga mengestimasi uang itu akan dikeluarkan untuk apa saja.
Dari sini, audit menjadi ada dasarnya.
PEMBAHASAN
sekolah untuk setiap tahun ajaran. Dana ini lazim disebut dana rutin.
Besarnya dana yang dialokasikan di dalam DIK biasanya ditentukan
berdasarkan jumlah siswa kelas I, II dan III. Mata anggaran dan
besarnya dana untuk masing-masing jenis pengeluaran sudah
ditentukan Pemerintah di dalam DIK. Pengeluaran dan
pertanggungjawaban atas pemanfaatan dana rutin (DIK) harus benar-
benar sesuai dengan mata anggara tersebut.
a) Dana tetap bulan sebagai uang kontribusi yang harus dibayar oleh
orang tua setiap bulan selama anaknya menjadi siswa di sekolah
Dilihat dari jumlah APBS diperoleh dari sumbangan dana orang tua
siwa oleh SMK Negeri Padhaherang sebesar Rp. 500.796.000 yakni
sekitar 40,4 % dari jumlah keseluruhan pendapatan sekolah sebesar
Rp. 1.238.609.117,-
Dana ini ada yang diterima dari perorangan, dari suatu organisasi, dari
yayasan ataupun dari badan usaha baik milik pemerintah maupun milik
swasta.
7. Dana Subsidi
5. Belanja Modal
2. peningkatan KBM/PBM
PENUTUP
Rekomendasi
PUSTAKA
223
http://massofa.wordpress.com/2008/01/28/konsep-dan-analisis-biaya-
pendidikan/
http://jip-diy.or.id/berita/arikunto.htm
Reaksi:
Tujuan evaluasi yang komprehensif dapat ditinjau dari tiga dimensi, yakni
diemnsi I (formatif-sumatif), dimensi II (proses-produk) dan dimensi iii
( operasi keseluruhan proses kurikulum atau hasil belajar siswa). Dengan
adanya tiga dimensi itu, maka dapat diga,mbarkan sebagai kubus. Selain
itu dapat lagi kurikulum ditinjau dari segi historis, yakni bagaimanakah
kurikulum sebelumnya yang dipandang oleh anteseden. Oleh sebab
ketiga dimensi itu masing-masing mempunyai dua komponen, maka
keseluruhan evaluasi terdiri dari enam komponen yang bertkaitan satu
sama lainnya. a) Dimensi I a. Formatif : evaluasi dilakukan sepanjang
oelaksanaan kurikulum. Data dikumpilkan dan dianalisis untuk
menemukan masalah serta mengadakan perbaikan sedini mungkin. b.
Sumatif : proses evaluasi dilakukan pada akhir jangka waktu tertentu,
misalnya pada akhir semester , tahun pelajaran atau setelah lima tahun
untuk mengetahui evektifitas kurikulum dengan menggunakan semua data
yang dikumpulkan selama pelaksanaan dan akhir proses implementasi
kurikulum b) Dimensi II a. Proses : yang dievaluasi ialah metode dan
proses dalam pelaksanaan kurikulum. Tujuannya ialah untuk mengetahui
metode dan proses yang digunakan dalam implementasi kurikulum.
Metode apakah yang digunakan? Apakah tepat penggunaannya? Apakah
berhasil baik atau tidak? Kesulitan apa yang dihadapi? b. Produk : yang
dievaluasi ialah hasil-hasil yang nyata, yang dapat dilihat dari silabus,
satuan pelajaran dan alat-alat pelajaran yang dihasilkan oleh 10 guru dan
hasil-hasil siswaberupa hasil test, karangan, termasuk tesis, makalah, dan
sebagainya. c) Dimensi III a. Operasi : disini dievaluasi keseluruhan
proses pengembangan kurikulum termasuk perencanaan , disain,
implementasi, administrasi, pengawasan, pemantauan dan penilaiannya.
Juga biaya, staf pengajar, penerimaan siswa,pendeknya seluruh operasi
lembaga pendidikan itu b. Hasil belajar siswa : disini yang dievaluasi ialah
hasil belajar siswa berkenaan dengan kurikulum yang harus dicapai,
dinilai berdasarkan standar yang telah ditentukan dengan
mempertimbangkan determinan kurikulum, misi lembaga pendidikan serta
231
yang dibutuhkan oleh guru bersangkutan. Tes buatan guru biasanya tidak
terlalu memperhatikan tingkat validitas dan reliabilitas. b) Tes standar
adalah tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa sehingga
berdasarkan kemampuan tes tersebut, tes standar dapat memprediksi
keberhasilan belajar siswa pada masa yang akan dating. 3. Dilihat dari
pelaksanaannya a) Tes tertulis adalah tes yang dilakukan dengan cara
menjawab sejumlah item soal dengan cara tertulis. Ada dua jenis tes yang
termasuk kedalam tes tertulis ini, yaitu tes esai dan tes objektif. a. Tes
esai adalah bentuk tes dengan cara siswa diminta untuk menjawab
pertanyaan secara terbuka yaitu menjelaskan atau menguraikan melalui
kalimat yang disusunnya sendiri. 12 b. Tes objektif adalah bentuk tes yang
mengharapkan siswa memilih jawaban yang sudah ditentukan b) Tes lisan
adalah bentuk tes yang menggunakan bahasa secara lisan. Tes ini bagus
untuk menilai kemampuan nalar siswa. Tes lisan hanya mungkin dapat
dilakukan manakala jumlah siswa yang dievaluasi sedikit, srta menilai
sesuatu yang tidak terlalu luas akan tetapi mendalam. c) Tes perbuatan
adalah tes dalambentuk peragaan.tes ini cocok manakala kita ingin
mengetahui kemampuan dan keterampilan seseorang mengenai sesuatu.
2) Non Tes Non tes adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk
menilai aspek tingkah laku termasuk sikap, minat, dan motivasi. Ada
beberapa jenis non tes sebagai alat evaluasi, diantaranya wawancara,
observasi, studi kasus, dan skala penilaian. a) Observasi Observasi
adalah teknik penilaian dengan cara mengamati tingkal laku pada situasi
tertentu. Ada dua jenis observasi, yaitu observasi partisipatif dan non
partisipatif. a. Observasi partisipatif adalah observasi yang dilakukan
dengan menempatkan observer sebagai bagian dimana observasi itu
dilkukan. b. Observasi non partisipatif adalah observasi yang dilakukan
dengan cara observer murni sebagai pengamat. Artinya, observer dalam
melakukan pengamatan tidak aktif sebagai bagian dari itu, akan tetapi ia
berperan smata-mata hanya sebagai pengamat saja. b) Wawancara
Wawancara adalah komunikasi langsung antara yang diwawancarai dan
233
a. Komponen Tujuan
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau
hasil yang diharapkan. Dalam skala makro, rumusan tujuan
kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai
yang dianut masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan yang
menggambarkan suatu masyarakat yang di cita – citakan,
misalkan, filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat
Indonesia adalah pancasila, maka tujuan yang diharapkan
tercapai oleh suatu kurikulum adalah terbentuknya
masyarakat yang pancasilais. Dalam skala mikro, tujuan
kurikulum berhubungan dengan misi dan visi sekolah serta
tujuan yang lebih sempit, seperti tujuan setiap mata
pelajaran dan tujuan proses pembelajaran.
Komponen Evaluasi
Dana BOS yang diterima oleh sekolah, dapat digunakan untuk membiayai
komponen kegiatan-kegiatan berikut:
1.
PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN
246
2.
Administrasi pendaftaran
Penggandaan formulir Dapodik
Administrasi pendaftaran
Pendaftaran ulang
Biaya pemasukan data pokok pendidikan
Pembuatan spanduk sekolah bebas pungutan
Penyusunan RKS/RKAS berdasarkan hasil evaluasi diri sekolah
Dan kegiatan lain yang terkait dengan penerimaan peserta didik
baru.
3.
PAKEM (SD)
248
Termasuk untuk:
Honor jam mengajar tambahan di luar jam pelajaran dan biaya
transportasinya (termasuk di SMP Terbuka),
Biaya transportasi dan akomodasi peserta didik/guru dalam rangka
mengikuti lomba,
Foto copy,
Membeli alat olah raga, alat kesenian dan biaya pendaftaran
mengikuti lomba.
4.
Ulangan harian,
Ulangan tengah semester,
249
Termasuk untuk:
5.
Buku tulis, kapur tulis, pensil, spidol, kertas, bahan praktikum, buku
induk peserta didik, buku inventaris
Minuman dan makanan ringan untuk kebutuhan sehari-hari di
sekolah
Pengadaan suku cadang alat kantor
Alat-alat kebersihan sekolah
6.
7.
PERAWATAN SEKOLAH
8.
251
9.
KKG/MGMP
KKKS/MKKS
Menghadiri seminar yang terkait langsung dengan peningkatan
mutu pendidik dan ditugaskan oleh sekolah
10.
11.
Alat tulis kantor (ATK termasuk tinta printer, CD dan flash disk)
253
12.
13.
Biaya pendidikan dapat dibagi ke dalam dua jenis yaitu: (a) biaya
investasi dan (b) biaya operasi.
Pasal 3:
256
(2) Biaya satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
terdiri atas:
2. biaya nonpersonalia.
d. beasiswa.
2. biaya nonpersonalia.
(4) Biaya personalia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b angka
1 dan ayat (3) huruf b
angka 1 meliputi:
besar.
1. gaji pokok;
BSP investasi adalah biaya yang dikeluarkan setiap siswa dalam satu
tahun untuk pembiayaan sumber daya yang tidak habais pakai dalam
waktu lebih dari satu tahun , seperti pengadaan tanah, bangunan,
259
Oleh karena keterbatasan dana BOS dari Pemerintah Pusat, maka biaya
untuk investasi sekolah/madrasah/ponpes dan kesejahteraan guru harus
dibiayai dari sumber lain dengan prioritas utama dari sumber pemerintah,
pemerintah daerah dan selanjutnya dari partisipasi masyarakat yang
mampu.
260
Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) beberapa tahun terakhir ini
yang juga diikuti oleh kenaikan harga bahan pokok lainnya, akan
menurunkan daya beli penduduk miskin. Hal ini pada gilirannya akan
berdampak terhadap upaya penuntasan Program Wajib Belajar
Pendidikan dasar 9 Tahun, karena masyarakat miskin akan semakin sulit
memenuhi kebutuhan biaya pendidikan.
Tujuan BKM
Dalam buku petunjuk pelaksanaan BKM untuk SMA / SMK, MA, SMLB,
dijelaskan bahwa tujuan dari program BKM antara lain :
BHP sejak awal mendapat tantangan keras dari kalangan terutama dari
kalangan ahli pendidikan dengan isu neo liberasasi yang bisa
menghilangkan kewajiban pemerintah sebagai penanggungjawab untuk
mencerdaskan bangsa dengan menyediakan fasilitas pendidikan
267
Komponen-Komponen Kurikulum
Posted on 22 Januari 2008 by AKHMAD SUDRAJAT — 54 Komentar
Kurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu : (1) tujuan; (2) materi; (3)
strategi, pembelajaran; (4) organisasi kurikulum dan (5) evaluasi. Kelima
komponen tersebut memiliki keterkaitan yang erat dan tidak bisa
dipisahkan.
A. Tujuan
Lebih jauh lagi, dengan mengutip dari beberapa ahli, Nana Syaodih
Sukmadinata (1997) memberikan gambaran spesifikasi dari tujuan yang
ingin dicapai pada tujuan pembelajaran, yakni :
B. Materi Pembelajaran
275
Dalam menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar tidak lepas dari
filsafat dan teori pendidikan dikembangkan. Seperti telah dikemukakan di
atas bahwa pengembangan kurikulum yang didasari filsafat klasik
(perenialisme, essensialisme, eksistensialisme) penguasaan materi
pembelajaran menjadi hal yang utama. Dalam hal ini, materi pembelajaran
disusun secara logis dan sistematis, dalam bentuk:
E. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum. Dalam pengertian
terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat
ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui
kurikulum yang bersangkutan. Sebagaimana dikemukakan oleh Wright
bahwa : “curriculum evaluation may be defined as the estimation of growth
and progress of students toward objectives or values of the curriculum”
281
Pada bagian lain, dikatakan bahwa luas atau tidaknya suatu program
evaluasi kurikulum sebenarnya ditentukan oleh tujuan diadakannya
evaluasi kurikulum. Apakah evaluasi tersebut ditujukan untuk
mengevaluasi keseluruhan sistem kurikulum atau komponen-komponen
tertentu saja dalam sistem kurikulum tersebut. Salah satu komponen
kurikulum penting yang perlu dievaluasi adalah berkenaan dengan proses
dan hasil belajar siswa.
memilih metode dan alat-alat bantu pelajaran, cara penilaian serta fasilitas
pendidikan lainnya. (disarikan dari Nana Syaodih Sukmadinata, 1997)
21. Fungsi dari standar nasional pendidikan ini adalah sebagai dasar
dalam perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan pendidikan
dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.
Sementara itu Standar nasional pendidikan ini bertujuan menjamin
mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa dan membentuk peradaban serta watak bangsa yang
bermartabat.
27. Hal ini juga mencakup materi minimal serta tingkat kompetensi
minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang
dan juga jenis pendidikan tertentu. Standar ini tersebut memuat
kerangka dasar dan juga struktur kurikulum, beban belajar serta
kurikulum satuan pendidikan dan kalender pendidikan.
28. STANDAR PROSES
2. Standar Proses
Komponen standar proses terdiri dari:
1. KTSP
2. Pengembangan kurikulum
3. 7 Prinsip Pelaksaan Kurikulum
4. Silabus, RPP
5. Pengembangan diri/ekskul
6. Program OSIS dan ekskul
7. BK (Bimbingan Konseling)
8. KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum)
9. Minggu efektif
288
on 3/03/2014 05:55:00 am
No Comment
NIM : 1205990
Kelas : PILKOM D
Jawaban :
Saya sangat setuju dengan hal diatas, tentu saja didalam dunia
pendidikan seni itu juga perlu digunakan, seni berkenaan dengan teknik
mengajar, dsb.
Jawaban :
290
Jawaban :
b. Standar Isi : Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan
tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal
pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi tersebut memuat
kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat
satuan pendidikan, dan kalender pendidikan.
Jawaban :
c. Alih Tugas Profesi dan Rekruitmen guru untuk menggantikan Guru atau
pendidik yang dialih tugaskan ke Profesi lain.
Jawaban :
Yah, saya kurang setuju diadakannya Ujian Nasional, karena itu bukanlah
menjadi suatu jaminan bahwa peserta didik kita bisa/mampu mencapai
suatu kompetensi yang mereka pelajari selama berada pada suatu
instansi pendidikan. Tidak bisa, kemampuan yang mereka kumpulkan
selama mereka bersekolah kemudian hanya ditentukan dari evaluasi Ujian
Akhir. Yah kita lihat saja fakta yang terjadi di masyarakat, ada siswa yang
pintar tidak lulus UN padahal di keseharian nya siswa tersebut bisa
menguasai materi yang diberikan oleh guru. Sedangkan ada siswa yang
dinyatakan agak kurang menguasi materi yang ada tetapi dia dinyatakan
lulus Ujian Nasional, sehingga ada beberapa dari mereka yang tidak lulus
UN malah mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri dsb sebagai cara
mereka untuk melampiaskan rasa kecewanya. Dari kejadian ini setidaknya
kita dapat suatu opini bahwa UN kurang efektif dalam menentukan
berhasil atau tidaknya siswa dalam pencapaian suatu kompetensi yang
diberlakukan pada suatu instansi pendidikan.
294
Standar Isi
PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 22 TAHUN 2006
TENTANG
STANDAR ISI
Menimbang :
Mengingat
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);
3. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tatakerja Kementrian Negara
Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 62 Tahun 2005;
4. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai
Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun
2005;
Memperhatikan :
Surat Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor
0141/BSNP/III/2006 tanggal 13 Maret 2006
dan Nomor 0212/BSNP/V/2006 tanggal 2 Mei;
MEMUTUSKAN:
295
Menetapkan :
Pasal 1
Pasal 2
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 23 Mei 2006
TTD.
BAMBANG SUDIBYO
BAB I
PENDAHULUAN
2. beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan
menengah,
BAB II
Kelompok Mata
No Pelajaran Cakupan
Kesadaran dan wawasan termasuk
wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme
bela negara, penghargaan terhadap hak-
hak asasi manusia, kemajemukan bangsa,
pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan
gender, demokrasi, tanggung jawab sosial,
ketaatan pada hukum, ketaatan membayar
pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi,
kolusi, dan nepotisme.
Kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi pada
SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk
mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
menanamkan kebiasaan berpikir dan
berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan
mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi pada
SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk
memperoleh kompetensi dasar ilmu
pengetahuan dan teknologi serta
membudayakan berpikir ilmiah secara
kritis, kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi
pada SMA/MA/SMALB dimaksudkan untuk
memperoleh kompetensi lanjut ilmu
pengetahuan dan teknologi serta
membudayakan berpikir ilmiah secara
kritis, kreatif dan mandiri.
Kelompok Mata
No Pelajaran Cakupan
dimaksudkan untuk meningkatkan
sensitivitas, kemampuan mengekspresikan
dan kemampuan mengapresiasi keindahan
dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi
dan mengekspresikan keindahan serta
harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi,
baik dalam kehidupan individual sehingga
mampu menikmati dan mensyukuri hidup,
maupun dalam kehidupan kemasyarakatan
sehingga mampu menciptakan
kebersamaan yang harmonis.
Kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga dan kesehatan pada SD/MI/SDLB
dimaksudkan untuk meningkatkan potensi
fisik serta menanamkan sportivitas dan
kesadaran hidup sehat.
Kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga dan kesehatan pada
SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta
membudayakan sportivitas dan kesadaran
hidup sehat.
Kelompok mata pelajaran jasmani,
olahraga dan kesehatan pada
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dimaksudkan
untuk meningkatkan potensi fisik serta
membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja
sama, dan hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran,
sikap, dan perilaku hidup sehat yang
bersifat individual ataupun yang bersifat
kolektif kemasyarakatan seperti
Jasmani, keterbebasan dari perilaku seksual bebas,
Olahraga dan kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam
5. Kesehatan berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang
potensial untuk mewabah.
Selain tujuan dan cakupan kelompok mata pelajaran sebagai
bagian dari kerangka dasar kurikulum, perlu dikemukakan prinsip
pengembangan kurikulum.
8. Kimia 2 2
9. Sejarah 1 1
10. Geografi 1 1
11. Ekonomi 2 2
12. Sosiologi 2 2
13. Seni Budaya 2 2
305
Alokasi Waktu
Semester 1 Semester 2
Komponen
13. Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan 2 2
14. Teknologi Informasi dan
Komunikasi
2 2
15. Keterampilan /Bahasa
Asing 2 2
B. Muatan Lokal 2 2
C. Pengembangan Diri 2*) 2*)
38 38
Jumlah
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2 2 2
2. Pendidikan
Kewarganegaraan 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4 4 4
5. Matematika 4 4 4 4
6. Fisika 4 4 4 4
7. Kimia 4 4 4 4
8. Biologi 4 4 4 4
9. Sejarah 1 1 1 1
10. Seni Budaya 2 2 2 2
11. Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan 2 2 2 2
12. Teknologi Informasi dan
Komunikasi 2 2 2 2
13. Keterampilan/ Bahasa
Asing 2 2 2 2
B. Muatan Lokal 2 2 2 2
C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*)
307
39 39 39 39
Jumlah
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4 4 4
5. Matematika 4 4 4 4
6. Sejarah 3 3 3 3
7. Geografi 3 3 3 3
8. Ekonomi 4 4 4 4
9. Sosiologi 3 3 3 3
10. Seni Budaya 2 2 2 2
11. Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan 2 2 2 2
12. Teknologi Informasi dan
Komunikasi 2 2 2 2
13. Keterampilan/Bahasa Asing 2 2 2 2
B. Muatan Lokal 2 2 2 2
C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*)
39 39 39 39
Jumlah
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
308
1. Pendidikan Agama 2 2 2 2
2. Pendidikan
Kewarganegaraan 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 5 5 5 5
4. Bahasa Inggris 5 5 5 5
5. Matematika 3 3 3 3
6. Sastra Indonesia 4 4 4 4
7. Bahasa Asing 4 4 4 4
8. Antropologi 2 2 2 2
9. Sejarah 2 2 2 2
10. Seni Budaya 2 2 2 2
11. Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan 2 2 2 2
12. Teknologi Informasi dan
Komunikasi 2 2 2 2
13. Keterampilan 2 2 2 2
B. Muatan Lokal 2 2 2 2
C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*)
39 39 39 39
Jumlah
2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
Alokasi Waktu
1. Pendidikan Agama 2 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4 4 4
5. Matematika 4 4 4 4
6. Tafsir dan Ilmu Tafsir 3 3 3 3
7. Ilmu Hadits 3 3 3 3
8. Ushul Fiqih 3 3 3 3
9. Tasawuf/ Ilmu Kalam 3 3 3 3
10. Seni Budaya 2 2 2 2
11. Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan 2 2 2 2
12. Teknologi Informasi dan
Komunikasi 2 2 2 2
13. Keterampilan 2 2 2 2
B. Muatan Lokal 2 2 2 2
C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*)
38 38 38 38
Jumlah
2 *) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
BAB III
BEBAN BELAJAR
Beban belajar yang diatur pada ketentuan ini adalah beban belajar sistem
paket pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sistem Paket adalah
sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya
diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar
yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur
kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap
mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam
pembelajaran.
Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu pada setiap satuan
pendidikan adalah sebagai berikut:
Satu
jam Jumla Mingg Jumlah
pemb. h jam u jam
tatap pemb. Efektif per
Satuan muka Per per Waktu tahun
Pendidika (menit mingg tahun pembelajara (@60
n Kelas ) u ajaran n per tahun menit)
(30940 –
37240
menit)
1088-1216
jam
pembelajara
n
(38080 –
42560
IV s.d. 635-
VI 35 32 34-38 menit 709
1088 – 1216
jam
pembelajara
n
(43520 –
48640
SMP/MTs/ VII s.d 725-
SMPLB*) . IX 40 32 34-38 menit) 811
1292-1482
jam
pembelajara
n
(58140 –
66690
SMA/MA/ X s.d. 969-
SMALB*) XII 45 38-39 34-38 menit) 1111,5
1026
1368 jam
pelajaran (standar
minimum
SMK/MAK X s.d XII45 36 38 (61560 menit) )
*) Untuk SDLB SMPLB, SMALB alokasi waktu jam pembelajaran tatap
muka dikurangi 5menit
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
A. Alokasi Waktu
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya
tertera pada Tabel 26.
315
Minimum
34 Digunakan
minggu untuk kegiatan
dan pembelajaran
maksimu efektif pada
Minggu m 38 setiap satuan
1. efektifbelajar minggu pendidikan
Maksimu
Jeda tengah m2 Satu minggu
2. semester minggu setiap semester
Maksimu Antara
Jeda m2 semester I dan
3. antarsemester minggu II
Digunakan
untuk
penyiapan
kegiatan dan
Maksimu administrasi
Libur akhir m3 akhir dan awal
4. tahun pelajaran minggu tahun pelajaran
5. Hari libur 2–4 Daerah khusus
keagamaan minggu yang
memerlukan
libur
keagamaan
lebih panjang
dapat
mengaturnya
sendiri tanpa
mengurangi
jumlah minggu
efektif belajar
dan waktu
pembelajaran
316
N Alokasi
o Kegiatan Waktu Keterangan
efektif
Disesuaikan
Maksimu dengan
Hari libur m2 Peraturan
6. umum/nasional minggu Pemerintah
Untuk satuan
pendidikan
Maksimu sesuai dengan
Hari libur m1 ciri kekhususan
7. khusus minggu masing-masing
Digunakan
untuk kegiatan
yang
diprogramkan
secara khusus
oleh
sekolah/madras
ah tanpa
mengurangi
Kegiatan jumlah minggu
khusus efektif belajar
sekolah/madras Maksimu dan waktu
8. ah m3 pembelajaran
minggu efektif
B. Penetapan Kalender Pendidikan
MENTERI PENDIDIKAN
NASIONAL
BAMBANG SUDIBYO
GLOSARIUM
1. Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2. Badan Standar Nasional Pendidikan yang disingkat BSNP adalah
badan mandiri dan independen yang bertugas mengembangkan,
mamantau pelaksanaan, dan mengevaluasi standar nasional
pendidikan.
3. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan,
kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus
pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang
dan jenis pendidikan tertentu.
4. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
5. Kerangka dasar kurikulum adalah rambu-rambu yang ditetapkan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan untuk dijadikan pedoman dalam
penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya
pada setiap satuan pendidikan.
6. Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional
yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan.
7. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
8. Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak
secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik.
9. Standar Kompetensi Lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan; Standar
Kompetensi Lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh mata
pelajaran atau seluruh kelompok mata pelajaran.
318
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
Menimbang :
Mengingat :
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
Ditetapkan di Jakarta
TTD.
BAMBANG SUDIBYO
Bantuan Hukum I,
Muslikh, S.H.
NIP 131479478
LAMPIRAN
Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI) atau
psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
atau sarjana (S1) program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai
dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari
program studi yang terakreditasi.
Guru pada SMK/MAK* atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau
sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.
Keterangan:
Kompetensi Pedagodik
3. 13. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif,
dan berwibawa.
3.1. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.
3.2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan
berwibawa.
4. Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga
menjadi guru, dan rasa percaya diri.
4.1. Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.
4.2. Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri.
4.3. Bekerja mandiri secara profesional.
5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
5.1. Memahami kode etik profesi guru.
5.2. Menerapkan kode etik profesi guru.
5.3. Berperilaku sesuai dengan kode etik guru.
Kompetensi Sosial
Kompetensi Pedagodik
Bahasa Indonesia
Kompetensi Pedagodik
peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan
contoh, (b) ajakan kepada peserta didik untuk ambil bagian, (c)
respons peserta didik terhadap ajakan guru, dan (d) reaksi guru
terhadap respons peserta didik, dan seterusnya.
9. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
9.1. Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu.
9.2. Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting
untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran yang diampu.
9.3. Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar.
9.4. Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan
hasil belajar.
9.5. Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan mengunakan berbagai instrumen.
9.6. Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk
berbagai tujuan.
9.7. Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.
10. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran.
10.1. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk
menentukan ketuntasan belajar
10.2. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk
merancang program remedial dan pengayaan.
10.3. Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada
pemangku kepentingan.
10.4. Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
11. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
11.1. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
11.2. Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan
pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.
11.3. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.
Kompetensi Kepribadian
20. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
− Menggunakan trigonometri.
− Mampu menggunakan alat peraga, alat ukur, alat hitung, piranti lunak
komputer, model matematika, dan model statistika.
SMA/MA, SMK/MAK*
− Menggunakan alat-alat ukur, alat peraga, alat hitung, dan piranti lunak
komputer untuk meningkatkan pembelajaran IPA di kelas, laboratorium.
− Menggunakan alat-alat ukur, alat peraga, alat hitung, dan piranti lunak
komputer untuk meningkatkan pembelajaran biologi di kelas, laboratorium
dan lapangan.
− Menggunakan alat-alat ukur, alat peraga, alat hitung, dan piranti lunak
komputer untuk meningkatkan pembelajaran fisika di kelas, laboratorium,
dan lapangan.
− Menggunakan alat-alat ukur, alat peraga, alat hitung, dan piranti lunak
komputer untuk meningkatkan pembelajaran kimia di kelas, laboratorium
dan lapangan.
− Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir mata pelajaran IPS
baik dalam lingkup lokal, nasional, maupun global.
− Menguasai bahasa Inggris lisan dan tulis, reseptif dan produktif dalam
segala aspek komunikatifnya (linguistik, wacana, sosiolinguistik, dan
strategis).
− Menguasai bahasa Arab lisan dan tulis, reseptif dan produktif dalam
segala aspek komunikatifnya (linguistik, wacana, sosiolinguistik, dan
strategis).
− Menguasai bahasa Jerman lisan dan tulis, reseptif dan produktif dalam
segala aspek komunikatifnya (linguistik, wacana, sosiolinguistik, dan
strategis).
− Menguasai bahasa Perancis lisan dan tulis, reseptif dan produktif dalam
segala aspek komunikatifnya (linguistik, wacana, sosiolinguistik, dan
strategis).
− Menguasai bahasa Jepang lisan dan tulis, reseptif dan produktif dalam
segala aspek komunikatifnya (linguistik, wacana, sosiolinguistik, dan
strategis).
351
− Menguasai bahasa Mandarin lisan dan tulis, reseptif dan produktif dalam
segala aspek komunikatifnya (linguistik, wacana, sosiolinguistik, dan
strategis).
Muslikh, S.H.
NIP 131479478
BAB IV
STANDAR ANTARA
Tabel 4
Kedua jenis tingkat sertifikasi tersebut dapat ditempuh oleh guru yang
berada di lapangan untuk memungkinkan mereka yang sekarang baru
mempunyai kualifikasi akademik D-II untuk guru TK/RA dan SD/MI, D-III
untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK* dan yang sederajat untuk
dapat mengikuti uji kompetensi sambil menunggu kesempatan mengikuti
pendidikan S1 yang relevan.
memiliki kualifikasi akademik D-II untuk guru TK/RA dan SD/MI atau D-III
untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK* dan yang sederajat, dengan
penguasaan kompetensi secara keseluruhan minimal 50% dan rata-rata
persentase untuk setiap kompetensi inti guru minimal 40%.
Mereka yang telah berkualifikasi D-II untuk guru TK/RA dan SD/MI atau D-
III untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK* dan yang sederajat dapat
mengikuti uji kompetensi dan jika berhasil akan mendapat sertifikat B,
karena belum memenuhi persyaratan kualifikasi akademik.
Mari Berbagi
Bab 3- Metode Penelitian
A. Tujuan Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tabel 1
Jenis dan Jumlah Sekolah di Kabupaten Kuningan
Status
No Jenis pendidikan Negeri Swasta Jumlah
Taman Kanak-kanak
Sekolah Dasar
1 Sekolah Lanjutan — 5 5
Pertama
2 714 — 714
SMU / SMK
3 64 4 68
Sekolah Tinggi
4 19 17 36
(Akan diubah menjadi
5 Universitas Kuningan) — 3 3
355
Tabel 2
Telp. 873840
Telp. 876622
Telp. 613321
Telp. 876418
SMU N 1 Ciniru Drs. Darsa
Jl. Raya Padamenak
15 SMU N 1 Jalaksana Drs. Dedi Suardi 221
2. Waktu Penelitian
Tabel 3
Jadwal Kegiatan Penelitian dan Penyelesaian
No Kegiatan Waktu
357
Persiapan
c. Pengolahan data
1 Maret 2002
Penyelesaian
2 Maret-April 2002
a. Pengolahan laporan
3 Mei 2002
b. Penyelesaian akhir
C. Metode Penelitian
Metode penelitian ini bersifat Expost Facto, karena data yang dikumpulkan
setelah fenomena yang diteliti telah berlangsung. Teknik pengumpulan
data menggunakan alat dalam bentuk kuisioner/angket yang disebarkan
langsung pada responden (guru PNS) disetiap SMU Negeri di Kabupaten
Kuningan. Responden sebagai sumber data tidak diambil dari seluruh
guru PNS (populasi), tetapi dari sampel dari tiap SMU Negeri di kabupaten
Kuningan. Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling.
Bentuk penelitiannya korelasional, yaitu untuk melihat hubungan antar
variabel.
Tabel 4
358
No Sekolah Jumlah
1 SMU N 1 Kuningan 39
2 SMU N 2 Kuningan 34
3 SMU N 3 Kuningan 42
4 SMU N 1 Ciawigebang 30
5 SMU N 1 Cilimus 37
6 SMU N 1 Luragung 25
7 SMU N 1 Garawangi 33
8 SMU N 1 Kadugede 29
9 SMU N 1 Cigugur 29
10 SMU N 1 Subang 16
11 SMU N 1 Mandirancan 24
12 SMU N 1 Cibingbin 22
13 SMU N 1 Ciwaru 22
14 SMU N 1 Ciniru 11
15 SMU N 1 Jalaksana 13
JUMLAH
406
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Simple Random
Sample karena anggota populasi bersifat Homogen yaitu guru-guru yang
359
E. Instrumen Penelitian
1. Bentuk dan Kisi-Kisi Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk kuisioner
dengan Skala Likert, karena skala model ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan yaitu untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi.
Didalamnya terdapat sejumlah pernyataan positif dan pernyataan negatif.
Pernyataan positif diberi skor 5, 4, 3, 2 dan 1, sedangkan pernyataan
negatif diberi skor 1, 2, 3, 4 dan 5. Pernyataan positif dan negatif
ditempatkan secara acak.
Dalam menentukan jenis instrumen yang akan digunakan mengacu
pada pendapat Drs. Sugiyono yang menyatakan bahwa :
Jumlah 30
360
Jumlah 35
Jumlah 40
akan digunakan telah sesuai dengan apa yang hendak diukur atau tidak.
Dr. Sugiyono menyatakan bahwa instrumen yang valid harus
mempunyai validitas internal dan validitas eksternal. Instrumen yang
mempunyai validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada dalam
instrumen secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur.
Sedangkan instrumen yang mempunyai validitas eksternal bila kriteria di
dalam instrumen disusun berdasarkan fakta-fakta empiris. Validitas
internal instrumen yang berupa test harus memenuhi contruct
validity(validitas konstruk) dan content validity (validitas isi). Sedangkan
untuk instrumen yang nontest yang digunakan untuk mengukur sikap,
cukup memenuhi contruct validity(validitas konstruk).[130]
Apabila dilihat berdasarkan perhitungan, suatu item/butir dikatakan
valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total, atau
terdapat kesejajaran antara skor item dengan skor total.131 Hal itu berarti
bahwa item yangpunya korelasi positif yang tinggi dengan skor total
menunjukan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi,
demikian juga sebaliknya. Menurut Masrun sebagaimana dikutip
oleh Sugiyono menyatakan bahwa “biasanya syarat minimum untuk
dianggap memenuhi syarat adalah r = 0,3”132, ini berarti bahwa item yang
nilai korelasinya di bawah 0,3 tidak dapat dianggap valid. Adapunformula
untuk menghitung korelasinya adalah menggunakan korelasi product
moment dengan rumus :
S xy
rxy =
(Sx2) (Sy2)
133
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X (skor item)
denganvariabel Y (skor total)
x = X – X
y = Y – Y
Proses penghitungan mengunakan program SPSS 11.0.
Rangkuman hasil analisis validitas instrumen sebagaimana tercantum
pada tabel di bawah ini.
Tabel 8
362
Hasil Analisis
No Variabel Jumlah Instrumen Valid Invalid
Persepsi guru terhadap kepe
1 mimpinan kepala sekolah (X1) 30 24 6
Persepsi guru terhadap ling
2 kungan kerja (X2) 35 32 3
Sikap guru pada proses pem
3 belajaran (Y) 40 32 8
JUMLAH 105 88 17
K SDb2
a = 1 –
K – 1 SDt2
363
133
Keterangan :
a = koefisien alpha
K = jumlah pengelompokan item
SDb 2 = varians butir item
SDt 2 = varians skor total
Varians-varians tersebut dicari dengan menggunakan rumus Sebagai
berikut :
(X)2
X2 –
SD2 =
134
Keterangan :
SD2 = varians skor
X2 = jumlah kuadrat skor
364
N = jumlah responden
Setelah dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas, maka item-item yang
tidal valid tidak akan dimasukan ke dalam instrumen pengukuran variabel,
sehingga instrumen pengukuran variabel hanya akan menggunakan item-
item yang valid dengan maksud agar data yang diperoleh benar-benar
akurat dan hasil analisanya dapat dipertanggungjawabkan.
Proses penghitungan mengunakan program SPSS 11.0 Hasil
penghitungan diperoleh data koefesien reliabilitas sebagaimana tercantum
pada tabel di bawah ini.
Tabel 9
Setelah mendapat izin dari Kepala Sekolah, kuisioner diberikan dan diisi
langsung oleh guru yang bersangkutan. Bagi guru yang tidak sempat
mengisi dan menyerahkan langsung pada saat itu, diberi kesempatan
untuk mengisinya pada waktu lain, baik di rumah ataupun di sekolah.
Proses pengambilan bagi kuisioner yang pengisiannya bukan pada saat
penyebaran, diambil melalui kurir atau dititipkan. Instrumen penelitian ada
pada lampiran.
365
2. Uji Homogenitas
3. Analisis Regresi
Ŷ = a + bX1
Ŷ = a + bX2
Variabel Y atas X1
Variabel Y atas X2
PERSAMAAN REGRESI SEDERHANA
135 136
PERSAMAAN REGRESI GANDA
Ŷ = a0 + b1X1 + b2X2
rxy =
(Sx2) (Sy2)
367
138
Keterangan:
variabel Y
x 2 = kuadrat dari x (x = X – X)
r2yx1+r2yx2-2ryx1ryx2rx1x2
Ry.x1x2 =
1 – r2x1x2
140
Keterangan :
368
H. HIPOTESIS STATISTIK
1). Ho : r y1 = 0
H1 : r y1 > 0
2). Ho : r y2 = 0
H1 : r y2 > 0
Keterangan
138 Muwarni, Santoso, op cit, h. 31
140 Hartati, Sri. 2000. Mteri Kuliah Statistik, Program Pascasarjana,
UHAMKA, Jakarta
Bab 4- Hasil Penelitian
A. Deskripsi Data
Pada bagian dari bab ini secara berturut-turut akan disajikan gamabaran
deskriptif tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Organisasi
Sekolah, dan hubungannya dengan Kinerja Guru.
Ketiga jenis data yang akan dideskripsikan ini terdiri dari dua variabel
bebas, yaitu Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi
Sekolah, serta variabel terikat yaitu Kinerja Guru yang diperoleh melalui
angket yang dirancang oleh peneliti berdasarkan indikator-indikatornya.
Distribusi frekuensi data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Skor Kinerja Guru
FREKUENSI
NO KELAS FREKUENSI RELATIF
INTERVAL
1 90-91 5 12.5
2 92-93 5 12.5
370
3 94-95 8 20
4 96-97 16 40
5 98-99 4 10
6 100-101 2 5
40 100
Sebagaimana hasil perhitungan di atas hasil pengolahan data diperoleh
rata-rata untuk Kinerja Guru sebesar 95,23. Dengan demikian ternyata
bahwa Kinerja Guru sebagai objek penelitian ini rata-rata mempunyai
kinerja yang tinggi. Untuk histogram skor kinerja guru dapat dilihat pada
grafik berikut ini :
Keterangan :
FREKUENSI
NO FREKUENSI RELATIF
KELAS INTERVAL
1 90-91 4 10
2 92-93 10 25
3 94-95 10 25
4 96-97 8 20
5 98-99 6 15
6 100-101 2 5
40 100
Sebagaimana hasil perhitungan di atas, hasil pengolahan data diperoleh
harga rata-rata untuk Kepemimpinan Kepala Sekolah sebesar 94,85.
Dengan demikian ternyata bahwa Kepemimpinan Kepala Sekolah
menurut objek penelitian ini yaitu para guru SD di Kecamatan Lebakwangi
Kabupaten Kuningan rata-rata mempunyai sifat kepemimpinan yang
372
Keterangan :
Setelah melalui proses uji coba, instrumen Iklim Organisasi Sekolah yang
layak untuk dipakai adalah berjumlah 30 butir pernyataan. Dengan
demikian skor maksimum yang dapat diperoleh seorang responden
adalah sebesar 150. Data yang terkumpul menunjukkan bahwa rentangan
bagi skor Iklim Organisasi Sekolah adalah skor minimum 90 dan skor
maksimum 100. Dengan rentangan tersebut diperoleh rata-rata sebesar
95 dan simpangan baku sebesar 2,78.
Distribusi frekuensi dari data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
FREKUENSI
FREKUENSI RELATIF
NO KELAS INTERVAL
1 90-91 5 12.5
2 92-93 7 17.5
3 94-95 11 27.5
4 96-97 8 20
5 98-99 7 17.5
6 100-101 2 5
40 100
Sebagaimana hasil perhitungan di atas, hasil pengolahan data diperoleh
harga rata-rata untuk Iklim Organisasi Sekolah sebesar 95. Dengan
demikian ternyata bahwa Iklim Organisasi Sekolah sebagai objek
penelitian ini rata-rata tinggi. Untuk histogram skor Iklim Organisasi
Sekolah adalah sebagai berikut :
f
374
Keterangan :
Lhitung lebih kecil daripada Ltabel , yang berarti bahwa data X2 berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
Jika hasil uji normalitas dari ketiga jenis data tersebut yaitu Kinerja Guru,
Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan Iklim Organisasi Sekolah disajikan
kembali kecuali secara keseluruhan, maka akan diperoleh tabel hasil
pengujian normalitas data sebagai berikut :
Tabel 10. Hasil Pengujian Normalitas Data
C. Pengujian Hipotesis
Ŷ = 30,11 + 0,69 X
376
Tabel 12. Tabel Anava untuk Regresi Linear Sederhana Ŷ = 30,11 + 0,69
X
Sumber
Varian Db Fh Ft
JK RJK
Total 40 362963 362963 – –
Regresi a 1 362712,03 362712,03
Ŷ = 30,11 + 0,69 X
BAB V
A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Saran
Bab 2- Deskripsi
A. Deskripsi Teori
1. Kinerja Guru
Kata “Kinerja” berasal dari bahasa Inggris yang merupakan
terjemahan dari“performance” yang berarti pekerjaan, perbuatan,
pertunjukan.[11] Menurut kamus Bahasa Indonesia istilah kinerja dapat
diartikan sebagai 1) sesuatu yang dicapai, 2) prestasi yang diperlihatkan;
3) kemampuan kerja.[12]
Oleh karena itu yang dimaksud dengan kinerja guru adalah hasil
yang dicapai seorang guru dalam mengelola proses belajar mengajar dan
usaha-usaha yang dilakukannya dalam menjalankan tugas dan
kewajibannya. Kinerja guru merupakan suatu wujud aplikasi dari segala
potensi yang dimiliki oleh seorang guru. kinerja guru dapat diketahui dari
kemampuannya dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan
melakukan tindak lanjut dalam kegiatan belajar mengajar. Kinerja guru
menunjukkan kemampuan dalam mengintegrasikan tujuan, materi,
metode, sarana dan prasarana, sumber belajar, dan unsur-unsur lainnya
yang dapat mendukung dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.
belajar secara efisien dan efektif; 2) Kompetensi afektif, meliputi sikap dan
perasaan diri yang berkaitan dengan profesi keguruan dan pandangan
seorang guru terhadap kualitas dirinya; 3) Kompetensi psikomotorik,
meliputi kecakapan fisik umum dan khusus seperti ekspresi verbal dan
non verbal.”[20]
Unsur yang terdapat dalam belajar adalah motif untuk belajar, tujuan
yang hendak dicapai dan situasi yanag mempengaruhi. Sedangkan faktor
yang menunjang efisiensi hasil belajar adalah kesiapan (rediness), minat
dan konsentrasi dalam belajar, serta keteraturan waktu dalam belajar.
b. Minat dan konsentrasi dalam belajar merupakan dua faktor yan saling
berkaitan. Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal
dengan menyampaikan semua hal lain yang tidak berhubungan. Minat
adalah menunjukkan kesungguhan dalam mengerjakan sesuatu
dengan sungguh-sungguh.
a. Penguasaan materi
b. Pengelolaan PBM
d. Pengelolaan kelas
Garapan PR PL Png
Fungsi M S F M S F M S F
P
Perencanaan
Pelaksanaan
Pembinaan
IDIOGRAFIS
Keterangan :
PR = Perencanaan M = Manusia
3. Kepemimpinan Pendidikan
a. Pengertian Kepemimpinan
c. Fungsi-fungsi Kepemimpinan
d. Gaya-gaya Kepemimpinan
1) Visi
Visi adalah kondisi yang akan diwujudkan di masa yang akan datang,
menjanjikan kesejahteraan bagi organisasi melalui penyediaan
produk / jasa berkualitas bagi masyarakat. visi pada dasarnya
merupakan perubahan yang akan diwujudkan di masa depan. Visi
memerlukan energi yang luar biasa besarnya untuk mewujudkannya.
Oleh karena itu, perwujudan visi memerlukan perumusan misi, agar
pemfokusan energi yang berasal dari seluruh sumber daya
404
Masa depan adalah masa kini yang sedang diarahkan oleh manusia
itu sendiri. Namun demikian visi masa depan ini harus dimiliki oleh setiap
pendidik terutama kepada sekolah karena pada sekolahlah masa depan
itu diperjelas dan diwujudkan setidak-tidaknya visi masa depan yang kita
kembangkan akan menjadi referensi mngontrol kekuatan-kekuatan yang
dapat dijadikan sebagai benchmark untuk menentukan posisi kita dalam
arus globalisasi.
Dalam kaitan ini visi masa depan yang jelas akan memberikan
kepad kita wawasan global“ (global mindset) yang dapat dijadikan sebagai
dasar bertindak bagi kita dalam era globalisasi ini.
Visi merupakan masa datang yang ideal, bisa berupa retensi budaya
dan kegiatan yang sedang berjalan atau bisa pula yang berupa
perubahan. Dengan demikian mungkin saja memerlukan perubahan yang
radikal dari organisasi yang sedang berjalan seperti misalnya perubahan
dalam budaya organisasi.
2) Motivasi
selalu dimiliki dan hal ini merupakan utama bila dibanding dengan
motivasi yang ditimbulkan dari luar dirinya.
a) Lancarnya koordinasi,
5) Komitmen
6) Akuntabilitas
Iklim erat kaitannya dengan ciri yang ada pada setiap organisasi,
dengan kegiatan organisasi, dengan perilaku pemimpinnya, dan perilaku
para pekerjanya. Umumnya ciri-ciri yang dimiliki oleh setiap komponen
organisasi sangat menentukan bentuk atau jenis iklim yang tercipta.
B. Kerangka Berfikir
Hubungan Iklim Organisasi Sekolah dengan Kinerja Guru
Kinerja Guru
C. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan deskripsi toritis dan kerangka berfikir yang dikemukakan
maka diajukan hipotesis yaitu terdapat hubungan positif antara Iklim
Organisasi Sekolah dengan Kinerja Guru.
B. Implikasi
C. Saran
Bab 1- Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan global dan era informasi memacu bangsa
Indonesia untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, karena
dengan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal
utama dalam pembangunan di segala bidang sehingga diharapkan
bangsa Indonesia dengan sumber daya manusianya dapat bersaing
dengan bangsa lain yang lebih maju.
Dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, pendidikan memiliki peranan yang sangat penting, yang
diperlukan bagi pembangunan di segala bidang kehidupan bangsa,
terutama mempersiapkan peserta didik menjadi aktor IPTEK yang
mampu menampilkan kemampuan dirinya, sebagai sosok manusia
Indonesia yang tangguh, kreatif, mandiri, dan profesional di bidangnya,
sebagaimana tujuan pendidikan nasional, dalam GBHN ”… adalah
untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif,
terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab,
produktif, sehat jasmani dan rohani.”[1]
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan terdahulu, maka
dapat diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini :
Quesioner
KUESIONER PENELITIAN
424
PENGANTAR
1. Kuesioner ini bertujuan untuk mendapat informasi tentang Iklim
Organisasi Sekolah tempat bapak/ibu bertugas di sekolah.
2. Jawaban bapak/ibu akan dipergunakan bagi kepentingan penelitian
ini, sehingga kerahasiaannya sangat terjaga.
3. Bapak/ibu dimohon untuk memberi penilaian terhadap Iklim
Organisasi Sekolah, dengan cara menyatakan pendapat, berupa:
– SL = Selalu
– SR = Sering
– KD = Kadang-kadang
– JR = Jarang
– SR = Sering
– KD = Kadang-kadang
– JR = Jarang
PILIHAN PENDAPAT
SL SR KD JR TP
NO DESKRIPSI
Setiap akan melaksanakan tugas KBM,
saya mempersiapkan sehari
1.
sebelumnya.
Mempersiapkan dan melengkapi alat
pelajaran yang dibutuhkan untuk
2.
pelaksanaan KBM
Merencanakan dan mempersiapkan
3.
tugas KBM secara berkelanjutan
Memberi teladan kepada siswa dalam
4.
berperilaku dan bicara
Berupaya meningkatkan kemampuan
5.
diri dibidang pekerjaan
Memberikan dan melakukan penataan
ruangan kelas yang mendukung
6.
kebersihan KBM
Menciptakan suasana yang tenang dan
7.
serius dalam mengelola KBM
Mengelola kelas agar KBM berhasil
serta memanfaatkan waktu secara
8.
cermat
428
8
7. Komunikasi dua arah
8. Saling mempengaruhi 9
9. Dialogis
10
10. Memperhatikan sesama
11
12
1. Pemahanan pribadi 13
2. Kebebasan berpendapat
14
3. Kooperatif
4. Bijaksana 15
5. Kesempatan
mengembangkan diri 16
6. Saling menghargai
17
7. Kesempatan berinisiatif
8. Perasaan berkelompok 18
9. Tanggung jawab
19
10. Kegairahan
2. 20
Kondisi Kerja
3 Suasana 1. Memperhatikan keindahan 21
Lingkungan Fisik lingkungan
2. Penataan sekitar sekolah 22
25
VARIABEL KINERJA GURU (Y)
No Indikator Variabel Deksriptor No. Item
1
2
1. Mempersiapkan diri
3
2. Melengkapi alat
3. Persiapan tugas berikutnya 4
4. Keteladanan
5
5. Meningkatkan kemampuan
Kemampuan diri
1. 6
Personal Guru 6. Penataan kelas
2. Kemampuan 1. Kondisi kelas 7
Profesional 2. Pengelolaan kelas
8
3. Kegiatan bimbingan
4. Pengamatan 9
5. Reward dan Punishmen
10
6. Pelayanan khusus
7. Minat belajar siswa 11
8. Metode pembelajaran
12
9. Penguasaan Kurikulum
10. Program perbaikan 13
11. Penguasaan siswa
14
12. Melatih
13. Evaluasi siswa 15
14. Administrasi kelas
16
432
17
18
19
20
21
22
1. Penampilan diri
23
2. Evaluasi diri
3. Sikap dan perilaku 24
4. Hubungan yang harmonis
3 25
Kemampuan sosial 5. Saling membantu
Quesioner
KUESIONER PENELITIAN
PENGANTAR
1. Kuesioner ini bertujuan untuk mendapat informasi tentang Iklim
Organisasi Sekolah tempat bapak/ibu bertugas di sekolah.
2. Jawaban bapak/ibu akan dipergunakan bagi kepentingan penelitian
ini, sehingga kerahasiaannya sangat terjaga.
3. Bapak/ibu dimohon untuk memberi penilaian terhadap Iklim
Organisasi Sekolah, dengan cara menyatakan pendapat, berupa:
– SL = Selalu
– SR = Sering
– KD = Kadang-kadang
– JR = Jarang
pendapat
Setiap kegiatan sekolah, dibicarakan
13.
bersama dengan bawahan
Tidak merasa tersinggung, jika berbeda
14.
pendapat dengan bawahan
Memberi kesempatan kepada bawahan,
15.
untuk kreatif dalam pelaksanaan KBM
Menghargai prestasi dan hasil karya
16.
bawahan orang lain
Memberi kesempatan kepada bawahan
17.
untuk mengembangkan insiatif
Tidak memiliki perasaan lebih tinggi
18.
daripada bawahannya
Membagi tugas dan tanggung jawab
piket di sekolah kepada bawahan
19.
secara bijaksana
Memberikan perhatian yang adil dan
merata berupa materi/non materi
20.
kepada bawahan
Memperhatikan seluruh lingkungan
21.
sekolah, baik fisik maupun non fisik
Mengajak bawahan, untuk menata
22.
sekolah dengan baik dan indah
Memberi kesempatan kepada bawahan,
untuk menata kelasnya sesuai yang
23.
diharapkan
Meminta masukan kepada bawahan,
untuk bersama-sama memikirkan dan
24.
menata sekolah
Bersama-sama bawahan memelihara
sekolah dan lingkungan dengan rutin,
25.
khususnya masalah K3.
435
26
Menyenangi suasana aman.
27
Menyenangi suasana indah.
28
Menyenangi suasana tentram.
29
Tak ragu untuk bergotong royong.
Memperhatikan suasana kelas dan
30
sekolah.
– SR = Sering
– KD = Kadang-kadang
– JR = Jarang
SL SR KD JR TP
Setiap akan melaksanakan tugas KBM,
saya mempersiapkan sehari
1.
sebelumnya.
Mempersiapkan dan melengkapi alat
pelajaran yang dibutuhkan untuk
2.
pelaksanaan KBM
Merencanakan dan mempersiapkan
3.
tugas KBM secara berkelanjutan
Memberi teladan kepada siswa dalam
4.
berperilaku dan bicara
Berupaya meningkatkan kemampuan
5.
diri dibidang pekerjaan
Memberikan dan melakukan penataan
ruangan kelas yang mendukung
6.
kebersihan KBM
Menciptakan suasana yang tenang dan
7.
serius dalam mengelola KBM
Mengelola kelas agar KBM berhasil
serta memanfaatkan waktu secara
8.
cermat
Membimbing dan membantu siswa
dalam KBM agar siswa berhasil dalam
9.
belajar
Melakukan pengamatan dan penilaian
terhadap perilaku belajar siswa dalam
10.
KBM
Memberikan penghargaan kepada siswa
yang berprestasi dan menegur siswa
11.
yang melanggar aturan
Memberikan pelayanan khusus kepada
siswa yang mengalami kesulitan atau
12.
kelambanan dalam belajar
13. Menarik perhatian dan merangsang
437
4
1. Sopan santu
2. Gotong royong 5
3. Pemanfaatan waktu luang
6
4. Saling mengenal
5. Aspiratif 7
6. Iklim harmonis
8
7. Komunikasi dua arah
8. Saling mempengaruhi 9
Hubungan Kepala 9. Dialogis
1. 10
Sekolah dan Guru 10. Memperhatikan sesama
2. Kondisi Kerja 1. Pemahanan pribadi 11
2. Kebebasan berpendapat
439
12
13
14
3. Kooperatif
4. Bijaksana 15
5. Kesempatan
mengembangkan diri 16
6. Saling menghargai
17
7. Kesempatan berinisiatif
8. Perasaan berkelompok 18
9. Tanggung jawab
19
10. Kegairahan
20
21
22
1. Memperhatikan keindahan
lingkungan
23
2. Penataan sekitar sekolah
3. Penataan ruang kelas 24
Suasana 4. Perencanaan bersama
3 25
Lingkungan Fisik 5. Pemeliharaan K3
VARIABEL KINERJA GURU (Y)
No Indikator Variabel Deksriptor
1. Kemampuan 1. Mempersiapkan diri 1
Personal Guru 2. Melengkapi alat
2
3. Persiapan tugas berikutnya
4. Keteladanan 3
5. Meningkatkan kemampuan
440
5
diri
6
6. Penataan kelas
7
10
1. Kondisi kelas
11
2. Pengelolaan kelas
3. Kegiatan bimbingan 12
4. Pengamatan
13
5. Reward dan Punishmen
6. Pelayanan khusus 14
7. Minat belajar siswa
15
8. Metode pembelajaran
9. Penguasaan Kurikulum 16
10. Program perbaikan
17
11. Penguasaan siswa
12. Melatih 18
13. Evaluasi siswa
19
14. Administrasi kelas
Kemampuan
2. 20
Profesional
3 Kemampuan sosial 1. Penampilan diri 21
2. Evaluasi diri
22
3. Sikap dan perilaku
4. Hubungan yang harmonis 23
441
24
25
5. Saling membantu
Pola sentralistik yang digunakan pada masa orde baru terbukti kurang
efektif dalam membangun sistem pendidikan kita, sehingga diperlukan
pola desentralistik.
Kondisi geografis Indonesia yang begitu luas serta penduduk yang banyak
tidak dapat dikelola dengan baik jika hanya oleh pemerintah pusat.
Daerah memiliki peluang yang cukup luas untuk menentukan kebijakan
dalam penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan
kondisinya masing-masing. Implikasi dari kebijakan desentralisasi itu di
antaranya berkaitan dengan kurikulum sebagai komponen yang sangat
penting dalam pendidikan.
447
1. Tujuan/Sasaran:
Ingin mengetahui Pengaruh 2 Variabel Komponen SNP terhadap
Prestasi Hasil Belajar Siswa pada Satuan Pendidikan ......... di
Kab/Kota .......... Dalam 3 Tahun .............
Memberikan gambaran tentang ............
Catatan:
Dr. H.
Nasuka
TAMBAHAN STATISTIKA
+++++++++++
Catatan: Kerangka Berpikir & Hipotesis ada di bagian akhir dari BAB
II)
+++++++++++
BAB III
3.2.3. Pengukuran.
3.3.1. Populasi
3.3.2. Sampel.
BAB IV
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Implikasi
452
5.3. Rekomendasi
BAB III
3.2.3. Pengukuran.
3.3.1. Populasi
3.3.2. Sampel.
BAB IV
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Implikasi
5.3. Rekomendasi
c. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang
kompleks karena melibatkan berbagai faktor dalam
pelaksanaannya. Metode pengumpulan data observasi tidak
hanya mengukur sikap dari responden, namun juga dapat
digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi.
Teknik pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk
penelitian yang bertujuan untuk mempelajari perilaku manusia,
proses kerja, dan gejala-gejala alam. Metode ini juga tepat
dilakukan pada responden yang kuantitasnya tidak terlalu
besar. Metode pengumpulan data observasi terbagi menjadi
dua kategori, yakni: Participant observation dan Non
participant observation.
Dalam participant observation, peneliti terlibat secara
langsung dalam kegiatan sehari-hari orang atau situasi yang
diamati sebagai sumber data. Sedangkan non paticipant
observation merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut
secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang
diamati.
d. Angket (kuesioner)
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang lebih
efisien bila peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel
yag akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari
457
e. Studi Dokumen
Studi dokumen adalah metode pengumpulan data
yang tidak ditujukan langsung kepada subjek penelitian. Studi
dokumen adalah jenis pengumpulan data yang meneliti
berbagai macam dokumen yang berguna untuk bahan
analisis. Dokumen yang dapat digunakan dalam pengumpulan
data dibedakan menjadi dua, yakni: Dokumen primer dan
Dokumen Sekunder.
Dokumen primer adalah dokumen yang ditulis oleh
orang yang langsung mengalami suatu peristiwa, misalnya:
autobiografi. Dokumen sekunder adalah dokumen yang ditulis
berdasarkan oleh laporan/ cerita orang lain, misalnya: biografi.
1. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh
peneliti langsung dari subjek atau objek penelitian.
2. Data sekunder, yaitu data yang didapatkan tidak secara langsung
dari objek atau subjek penelitian.
B. Menurut sumbernya
466
C. Menurut sifatnya
1.
N
n=
N . ϵ 2 +1
2321
n= 2
2321( 0,1) +1
= 24.21
2. Variabel Penelitian
3. Variabel Bebas. Dalam penelitian ini terdiri dari 3 (tiga) variabel
dan diberi simbol :
c. “X1” adalah Biaya Kurikulum Satuan Pendidikan
d. “X2” adalah Biaya Kompetensi guru
X1
X2
Gambar 1.1. Model Konstelasi Variabel Bebas (X1, X2)
dengan Variabel terikat (Y)
Keterangan :
X1 = Variabel Biaya Kurikulum Satuan Pendidikan
X2 = Variabel Biaya Kompetensi Guru
Y = Variabel Prestasi Hasil Belajar
469
Tabel 3.2
Kisi-kisi Butir Instrumen
Variabel : Kompetensi Guru (X2)
Butir Instrumen
(sebelum uji
Dimensi Indikator coba) Jumlah
(+) (-)
1 2 3 4 5
Pendidik 2. Inspirator
3. Korektor
4. Motivator
Pengajar d. Peneguhan
e. Teknik Mengajar
470
Jumlah
Tabel 3.3
Kisi-kisi Butir Instrumen
Variabel : Prestasi Belajar (Y)
Butir Instrumen
(+) (-)
1 2 3 4 5
Kognitif 4. Pengetahuan
5. Pemahaman
6. Analisis
Afektif 1. Sikap
2. Perilaku
3. Minat
Psikomotorik 3. Keterampilan
4. Kecakapan
Jumlah
471
pada buku kas komite. Selain dari kas umum juga menerima dari
Pemerintah pusat Rp. 3.980.000 dan dana pemerintah daerah Rp.
18.500.000 untuk bantuan Ujian Nasional, bantuan lomba UKS Rp.
5.520.000. Dari penerimaan Kas, Komite dimanfaatkan untuk investasi
Rp. 492.980.000, biaya personal Rp.54.000.000 dan jam lebih
Rp.302.400.000, untuk non personal Rp.814.267.900.000, serta untuk
bantuan Rp.300.000. 2 Data Perkembangan Biaya Pendidikan SMA
Negeri 1 Sukawati Rekapitulasi pendanaan SMA Negeri 1 Sukawati
penggunaan dana tahun 2010/2011 diketahui untuk biaya Investasi
sebesar Rp.672.980.000 atau 11,96 %, untuk biaya Personal Rp.
3.865.592.000, atau 68,72 %, untuk biaya Non Personal Rp. 96,267,000
atau 17,00 %, untuk biaya bantuan Rp.300.000 atau 0,01 dan biaya Bea
Siswa sebesar Rp. 22..235.000 atau 0,40%. Jadi penggunaan dana
terbesar yaitu untuk biaya operasi personal, kedua untuk investasi, ketiga
biaya operasional Non Personal, Bea Siswa dan terakhir untuk bantuan.
Jumlah biaya personal Rp. 3.865.592,000 terdiri dari Gaji
Rp.3.090.140.000, atau 79,94%, tunjangan sertifikasi Rp.419.052.000
atau 10,84% dan kelebihan jam mengajar dari Kas Komite
Rp.356.400.000 atau 9,22%. Jika dibandingkan penggunaan dana tahun
2009/2010 memiliki kesamaan komposisi dengan tahun 2010/2011 yaitu
terbesar untuk biaya personal, ke dua untuk biaya investasi, ketiga untuk
biaya non personal, ke empat untuk beasiswa dan terkecil untuk bantuan.
Jadi biaya terbesar pada SMA Negeri 1 Sukawati adalah untuk biaya
personal. Selanjutnya jika dilihat dari segi jumlah penggunaan dana ada
kenaikan sebesar Rp. 1.074.933,08 atau 24,20% yaitu dari pengeluaran
Rp.4.442.441.819,- pada tahun 2007/2008 menjadi Rp. 5.517.374.900
tahun pelajaran 2010/2011. Adanya kenaikan penggunaan dana atau
biaya pendidikan 24,20% diharapkan memiliki dampak peningkatan
kualitas delapan standar nasional pendidikan SMA Negeri 1 Sukawati atau
peningkatan mutu pendidikan. 4 Data Biaya Pribadi Peserta Didik Biaya
pribadi peserta didik merupakan biaya personal yang meliputi biaya
484
pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti
proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Biaya pribadi ini
juga disebut biaya tak langsung meliputi biaya buku tulis, biaya transport
ke sekolah, biaya pakaian seragam, biaya jajan dan lainnya. 10 5 Data
Biaya Operasional Personal Dalam PP 48 tahun 2008 disebutkan biaya
operasi sekolah terdiri dari Biaya operasional personal dan biaya operasi
non personal. Biaya operasi personal terdiri dari biaya tenaga
kependidikan dan biaya tenaga pendidik. Biaya tenaga kependidikan SMA
Negeri 1 Sukawati terdiri dari Gaji Pegawai tetap dan honorer dan insentif
pegawai tetap dan honorer. Sedangkan biaya tenaga pendidik terdiri dari
Gaji Guru, insentif Guru dan tunjangan sertifikasi guru dan jam lebih
mengajar. 6 Data Standar Biaya Pendidikan Data standar biaya
pendidikan yang diperoleh dari hasil pengukuran terhadap responden
menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai responden adalah 129
dari skor tertinggi yang mungkin dicapai yaitu 150, sedangkan skor
terendah yang dicapai responden adalah 85 dari skor terendah yang m u
n g k i n dicapai yaitu 30. Untuk melihat kecenderungan standar biaya
pendidikan pada SMA Negeri 1 Sukawati, terlebih dahulu dihitung mean
ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (SDi). Mi = Vi x (skor maksimal ideal +
skor minimal ideal) = ½ x (150 + 30) - 90. SDi = 1/6 x (skor maksimal ideal
- skor minimal ideal) = 1/6 x (150 - 30) = 20. Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut selanjutnya disusun konversi seperti berikut. 1. ≥ 120
Sangat baik 2. 100---< 120 Baik 3. 80 ---< 100 Cukup baik 4. 60 ---<
80 Kurang baik 5. < 60 Sangat kurang baik .7 Data Mutu Pembelajaran
Guru Skor mutu pembelajaran guru diperoleh dari hasil pengukuran
terhadap responden menunjukkan bahwa skor tertinggi yang dicapai
responden adalah 233 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai yaitu 320,
sedangkan skor terendah yang dicapai responden adalah 180 dari skor
terendah yang mungkin dicapai yaitu 64. dapat diamati bahwa
pengelompokkan frekuensi terbanyak untuk variabel mutu pembelajaran
guru (Y) terletak pada rentangan 208 sampai dengan 215 dengan
485
dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Sumber dana pada
SMA Negeri 1 Sukawati paling besar berasal dari Pemerintah Pusat, ke
dua dari 12 masyarakat dan yang terkecil dari Pemerintah Daerah.
Dengan demikian, SMA Negeri 1 Sukawati masih mengandalkan sumber
dana dari Pemerintah Pusat untuk biaya personal, dana masyarakat
sebagai sumber andalan dalam pemenuhan standar pendidikan. Untuk itu,
beberapa hal yang perlu dilakukan adalah: meningkatkan partispasi
masyarakat dalam pembiayaan pendidikan melalui kerjasama yang baik
antara sekolah dengan komite sekolah dan mengajukan proposal kepada
Pemerintah Daerah untuk mewujudkan pencapain standar nasional
pendidikan 100%. 2. Secara empirik menunjukkan bahwa standar biaya
pendidikan berkorelasi secara signifikan terhadap peningkatan mutu
pembelajaran guru. Untuk itu, upaya- upaya yang perlu dilakukan untuk
meningkatkan biaya pendidikan di SMA Negeri l Sukawati adalah: (1)
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembiayaan pendidikan, (2)
mengadakan sosialisasi hasil penelitian kepada masyarakat, (3) menggali
sumber daya lain dengan jalan menjalin kerjasama dengan perusahaan-
perusahaan yang ada di Kabupaten Gianyar, dan (4) peran masyarakat
yang terwadahi dalam komite sekolah maupun paguyuban kelas berupa
penggalangan dana untuk membantu kelancaran proses pembelajaran. 3.
Berdasarkan hasil analisis tentang pemenuhan standar nasional
pendidikan di SMA Negeri 1 Sukawati, ditemukan bahwa : (1) Standar isi
dan standar kompetensi lulusan, dalam hal ini sudah sesuai dengan
tujuan standar pendidikan. Dimana sudah amemiliki dokumen sekolah
berupa KTSP dan silabus. (2)Standar proses, dalam hal ini ketercapaian
yang paling minimal. Dalam hal ini masih kuramgnya budaya ,membaca
dan menulis. Untuk itu beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
pencapaian yang lebih tinggi: mengirim guru untuk mengikuti pelatihan,
penataran, lokakarya, workshop, dan seminar, mengadakan sosialisasi
hasil pelatihan dan berbagai kebijakan pemerintah dengan mendatangkan
narasumber, dan MGMP merupakan wadah bagi guru untuk bekerjasama
488
NO KOMPONEN PENJELASAN
Kompetensi kepribadian;
Kompetensi profesional; dan
Kompetensi sosial.
Pendidik meliputi pendidik pada
TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
SDLB/SMPLB/SMALB, SMK/MAK,
satuan pendidikan Paket A, Paket B
dan Paket C, dan pendidik pada
lembaga kursus dan pelatihan.
Tenaga kependidikan meliputi
kepala sekolah/madrasah,
pengawas satuan pendidikan,
tenaga administrasi, tenaga
perpustakaan, tenaga laboratorium,
teknisi, pengelola kelompok belajar,
pamong belajar, dan tenaga
kebersihan.
5. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan
batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana pembiayaan pendidikan di SD Negeri Ngrojo tahun
ajaran 2015/2016?
2. Apa saja hambatan yang dihadapi dalam pembiayaan
pendidikan di SD Negeri Ngrojo tahun ajaran 2015/2016?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:
1. Pembiayaan pendidikan di SD Negeri Ngrojo tahun ajaran
2015/2016.
2. Hambatan yang dihadapi dalam pembiayaan pendidikan di SD
Negeri Ngrojo tahun ajaran 2015/2016.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan ilmu pengetahuan bagi manajemen pendidikan,
khususnya manajemen keuangan mengani pembiayaan pendidikan
dan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang akan
melaksanakan penelitian mengenai pembiayaan pendidikan di
masa mendatang.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Dinas Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan gambaran serta masukan dalam menentukan
kebijakan mengenai pembiayaan pendidikan yang ada di sekolah.
b. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
pembiayaan pendidikan serta menjadi bahan rujukan untuk
meningkatkan pembiayaan pendidikan sehingga pelaksanaan
500
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pembiayaan Pendidikan
1. Pengertian
Pembiayaan Pendidikan Setiap kegiatan memerlukan biaya.
Proses penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan perlu
didukung dengan biaya yang memadai sehingga akan menjamin
kelancaran berbagai kegiatan yang diselenggarkan. Harsono
(2007: 9) berpendapat bahwa biaya pendidikan adalah semua
pengeluaran yang memiliki kaitan langsung dengan
penyelenggaraan pendidikan. Pengeluaran yang tidak memiliki
kaitan langsung dengan penyelenggaraan pendidikan dapat disebut
501
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kehidupan dalam era global
menuntut berbagai perubahan pendidikan yang bersifat mendasar.
Menurut Mulyasa (2013:2), “perubahan itu menyangkut perubahan
masyarakat dari lokal menjadi global, dari kohesi sosial menjadi
partisipasi demokratis, pertumbuhan ekonomi ke perkembangan
manusia”. Dalam rangka mengantisipasi perubahan global dan
524
1. bidang pengajaran/kurikulum
2. bidang kesiswaan
3. bidang personalia
4. bidang keuangan
5. bidang sarana dan prasarana
6. bidang hubungan sekolah dengan masyarakat (humas)
Perhatikan animasi untuk mengilustrasikan manajemen di sekolah berikut
ini:
Seperti yang telah kamu ketahui, manajemen harus dapat menjalankan 4
macam fungsi, yaitu:
1. Perencanaan (planning)
2. Pengorganisasian (organizing)
3. Penggerakkan (actuating)
4. Pengawasan (controlling)
Berbagai bentuk kegiatan manajemen di sekolah, menurut Mulyasa dalam
bukunya Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan
Implementasi (Bandung, 2002) disebutkan ada 8 bidang garapan yang
masuk ke dalam kegiatan manajemen di sekolah, yaitu:
533
1. Manajemen siswa
2. Manajemen personil sekolah
3. Manajemen kurikulum
4. Manajemen sarana atau material
5. Manajemen tata laksana pendidikan atau ketatausahaan sekolah
6. Manajemen pembiayaan atau anggaran
7. Manajemen lembaga pendidikan dan organisasi pendidikan
8. Manajemen hubungan masyarakat atau komunikasi pendidikan
Berbagai macam bidang garapan manajemen sekolah tersebut harus
mampu melaksanakan 4 fungsi manajemen secara tersiklus. Jadi apabila
seluruh tahapan mulai dari perencanaan sampai dengan pengawasan
sudah terlaksana, maka akan kembali lagi ke tahap perencanaan, begitu
seterusnya.
1. Manajemen Siswa
Yang dilakukan oleh manajer di sekolah, terkait dengan mananejem siswa
adalah sebagai berikut:
Planning
Pada tahap perencanaan, manajer melakukan perencanaan daya
tampung dan penerimaan peserta didik baru (ppdb).
Organizing
Kemudian di tahap pengorganisasian, manajer melakukan
pengelompokkan peserta didik berdasarkan pola tertentu.
Actuating
Dalam tahap penggerakkan manajemen siswa, manajer melakukan
beberapa hal yaitu: pembinaan kedisiplinan, pencatatan kehadiran siswa
534
3. Manajemen Kurikulum
Pada bidang kurikulum, manajer melakukan hal-
hal berikut ini:
Planning
Dalam tahap perencanaan, manajer melakukan
analisis materi pelajaran, penyusunan kalender
pendidikan, penyusunan program tahunan dan
semesteran, penyusunan satuan pelajaran, dan
penyusunan Rencana Program Pembelajaran
(RPP).
Organizing
Kemudian pada tahap pengorganisasian,
manajer melakukan pembagian tugas mengajar,
penyusunan jadwal pelajaran, kegiatan
536
Controlling
Dan pada tahap pengawasan dilakukan supervisi pelaksanaan
pembelajaran, serta evaluasi proses dan hasil belajar. Penilaian kurikulum
dapat mencakup Konteks, input, proses, produk (CIPP). Penilaian konteks
memfokuskan pada pendekatan sistem dan tujuan, kondisi terkini,
masalah-masalah dan peluang. Penilaian Input memfokuskan pada
kemampuan sistem, strategi pencapaian tujuan, implementasi design dan
cost benefit dari rancangan. Penilaian proses memiliki fokus yaitu pada
penyediaan informasi untuk pembuatan keputusan dalam melaksanakan
program. Penilaian Produk berfokus pada mengukur pencapaian proses
dan pada akhir program (identik dengan evaluasi sumatif).
4. Manajemen Sarana atau Material
Sarana atau material di sekolah antara
lain meliputi gedung, ruangan, mebel,
dan peralatan sekolah lainnya. Untuk
merawat semua sarana sekolah perlu
dilakukan manajemen perawatan
preventif yang dilakukan secara periodik
dan terencana. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kinerja, memperpanjang
usia pakai, dan menurunkan biaya
perbaikan.
Planning
Pada tahap perencanaan ini manajer
sekolah
melakukan analisis kebutuhan sarana, perencanaan dan pengadaan
sarana, serta menyiapkan jadwal kegiatan perawatan.
Organizing
Pada tahap pengorganisasian manajer sekolah melakukan pendistribusian
sarana, dan penataan sarana sekolah.
Actuating
Kemudian pada tahap penggerakkan, manajer sekolah melakukan
pemanfaatan sarana sekolah secara efektif dan efisien, pemeliharaan dan
perawatan sarana, inventarisasi sarana, dan penyebarluasan informasi
mengenai program pemeliharaan sarana kepada warga sekolah.
Controlling
Selanjutnya pada tahap pengawasan dilakukan pemantauan secara rutin
537
berdasarkan RAPBS
pelaksanaan anggaran sekolah, pembukuan
3.
keuangan sekolah, dan pertanggungjawaban
keuangan sekolah
7. Manajemen Pengorganisasian
Manfaat Manajemen dalam Kegiatan di Sekolah
Tentu kamu sudah tahu kalau gambar di sampi
adalah lambang OSIS. Apa itu OSIS
OSIS merupakan organisasi siswa yang sah
sekolah. OSIS adalah kependekan dari Organisa
Siswa Intra Sekolah.
Kata organisasi menunjukkan bahwa OS
merupakan kelompok kerja sama antarpribadi ya
diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Sebag
organisasi, OSIS dibentuk dalam usaha mencap
terwujudnya pembinaan kesiswaan. Siswa adal
peserta didik pada jenjang pendidikan dasar d
menengah, yaitu SMP dan SMA dan yang setara.
Kata intra menunjukkan bahwa OSIS adalah sua
organisasi siswa yang ada di dalam dan di lingkung
suatu sekolah. Keberadaan OSIS di suatu sekol
tidak ada kaitan dengan OSIS
yang ada di sekolah lain. Kata sekolah menunjukkan satuan pendidikan
tempat penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan
berkesinambungan.
Apakah kamu menjadi anggota OSIS di sekolahmu?
Tujuan utama terbentuk OSIS antara lain sebagai berikut:
1. sumber daya
2. efisiensi
3. koordinasi kegiatan sejalan dengan tujuan
4. pembaharuan
5. kemampuan beradaptasi dengan lingkungan luar
6. terpenuhinya fungsi dan peran seluruh komponen
Dari faktor-faktor ini, faktor manusia yang paling penting. Keberhasilan
atau kegagalan OSIS tergantung pada manusia yang terlibat dalam
organisasi siswa ini. Untuk alasan ini, perlu ada pelatihan terus-menerus
untuk kalangan pengurus dan anggota OSIS. Bentuk pelatihan itu antara
lain pelatihan kepemimpinan dan wawasan wiyatamandala.
Sebagai organisasi, OSIS memiliki perangkat. Perangkat OSIS terdiri dari:
Tentu saja dalam kegiatan OSIS, fungsi manajemen harus diperhatikan.
Misalnya, OSIS mempunyai rencana untuk melakukan kegiatan gerakan
penghijauan sekitar sekolah.
542
Dari Video Implementasi MBS di SDN Maron Wetan 1 Probolinggo, Jawa
Timur yang sudah kamu saksikan, coba kamu catat dalam buku
catatanmu hal-hal penting terkait penerapan manajemen di sekolah
tersebut sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.
2. Standar Isi
3. Standar Proses
4. Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
5. Standar Sarana dan Prasarana
6. Standar Pengelolaan
7. Standar Pembiayaan Pendidikan
8. Standar Penilaian Pendidikan
Standar Nasional Pendidikan (SNP) tersebut mengatur tentang acuan
tentang Sistem Pengelolaan dan Penyelenggaran Pendidikan di
Indonesia.
Pendahuluan.
What is the meaning of education? Pertanyaan sederhana tersebut
ternyata memerlukan jawaban yang luas. Pendidikan berasal dari
kata paedagogy, dalam Bahasa Latin, yang berarti “paes” artinya anak,
dan “agogos”artinya membimbing. Jadi pedagogi yang artinya sama
dengan “education” dalam Bahasa Inggris, artinya adalah membimbing
anak oleh orang dewasa. Apa tujuan proses membimbing tersebut?
Agar anak-anak tersebut menjadi dewasa. Apakah itu dewasa? Dewasa
artinya dapat melaksanakan kegiatan dan dapat mempertang-
gungjawabkan kegiatan tersebut. Dengan demikian, proses pendidikan
bertujuan agar anak dapat mempertanggungjawabkan kegiatan
tersebut.
Para ahli pendidikan mencoba menjelaskan secara ilmiah tentang
pengertian pendidikan, tujuan pendidikan, dan berbagai dimensi yang
terkait dengan pendidikan. John Dewey, seorang ahli pendidikan dari
Amerika Serikat mencoba menganalisis hakikat pendidikan dengan
menjelaskan bahwa “Education is not a preparation, but education is life
itself” [1]
Beberapa ahli yang lain mengaitkan pendidikan dengan kegiatan
belajar. Owen Watts [2]menjelaskan bahwa “belajar adalah inti kegiatan
pendidikan. Proses pendidikan itu identic dengan proses belajar.” Ahli
yang lain lagi, bernama Lucius Annaeus, menjelaskan bahwa belajar
bukan demi ilmu pengetahuan semata, melainkan demi kehidupan.
Dengan demikian penjelasan Lucius Annaeus ternyata bertemu dengan
definisi yang dikemukakan oleh John Dewey yang menjelaskan bahwa
pendidikan tidak lain dan tidak bukan adalah kehidupan itu sendiri. Itulah
545
http://mr.mung.web.id/2015/04/8-standar-nasional-pendidikan-
menurut.html
1. Kompetensi pedagogik;
2. Kompetensi kepribadian;
3. Kompetensi profesional; dan
4. Kompetensi sosial.
Kualifikasi akademik yang dimaksudkan di atas adalah tingkat
pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang
dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kompetensi
sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi:
Evaluasi/Tugas
Tulislah artikel singkat (tidak lebih dari tiga halaman) satu judul yang
paling menarik dari beberapa alternatif judul sebagai berikut:
1. Mata pelajaran yang paling saya sukai ketika di SMP dan SMA.
8. Media adan alat peraga yang sering digunakan oleh guruku di smp
dan smaku dahulu.
9. Jenis hukuman yang pernah saya alami ketika di sdku dahulu dan
penyebabnya serta akibat yang saya ingat
10. Petuah bapak atau ibuku yang paling saya rasakan ketika saya
bersekolah di SD/SMP/SMA dahulu.
II. Pembahasan
Hambatan- hambatan pengembangan kurikulum
Pada guru : guru kurang berpartisipasi dalam pengembangan
kurikulum disebabkan beberapa hal yaitu kurang waktu, kekurang
sesuaian pendapat, baik dengan sesama guru maupun kepala sekolah &
administrator karena kemampuan dan pengetahuan guru sendiri
Dari masyarakat : untuk pengembangan kurikulum dibutuhkan
dukungan masyarakat, baik dalam pembiayaan maupun dalam
memberikan umpan balik terhadap sistem pendidikan ataupun kurikulum
yang sedang berjalan. Masyarakat adalah sumber input dari sekolah.
553
DAFTAR PUSTAKA
"Semester satu tahun depan bulan Juli digunakan dana BOS, sedangkan
dana DAK digunakan untuk semester dua mulai Januari," katanya di
Kemdikbud, Jakarta, Senin (11/11).
Dijelaskan Musliar, saat ini dana BOS SD dan SMP sebanyak Rp 580 ribu
dan Rp 710 ribu, jika digunakan untuk membeli buku mencapai Rp 70
ribu, sedangkan BOS SMA cukup besar yaitu Rp 1 juta.
"Kita transfer lebih kurang Rp 800 miliar untuk beli buku khusus buku SD
dan SMP, yang bosnya kecil, tetapi kalau SMA kan BOS-nya besar,"
ujarnya.
KURIKULUM 2013
A. Latar Belakang
1. Pengertian Kurikulum
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian
tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang
kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014
memenuhi kedua dimensi tersebut.
2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Tantangan Internal
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ronaldhutasuhut/laporan-
peringkat-hdi-indonesia-terbaru-2016_58d20bc4519773ed0964b01c
Kualitas pendidikan yang rendah tidak terlepas dari
permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia yang tak
kunjung teratasi. Sejak tiga dasawarsa yang lalui kita menyadari
bahwa kualitas pendidikan kita merosot dan masalah yang dihadapi
dunia pendidikan kita sangat kompleks.
Upaya pemerintah didalam memperhatikan masalah
pendidikan sangatlah besar. Tidak hanya kepada pendidik tetapi juga
kepada anak didik. Terhadap pendidik, pemerintah terus berupaya
meningkatkan kesejahteraannya. Pemerintah terus meningkatkan gaji
tenaga pendidik, terlebih bagi mereka yang sudah masuk dalam
klasifikasi tenaga pendidik yang bersertifikasi. Bagi anak didik,
pemerintah telah mengadakan program sekolah dasar gratis. Dimana
566
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
pribadi seseorang agar lebih baik dari sebelumnya. Pribadi yang dimaksud
adalah pribadi yang selaras dengan konsep menurut Islam yaitu pribadi
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
di SMPN I Plosoklaten.
D. Hipotesa Penelitian
dua bagian, yaitu hipotesis alternatif dan hipotesis nol. Suatu hipotesis
(eksistensi, ukuran, besar, atau bentuk) objek yang menjadi fokus suatu
Ho : Tidak ada korelasi antara sikap siswa kepada guru dengan aktivitas
belajarnya di SMPN I Plosoklaten
Ha : Ada korelasi antara sikap siswa kepada guru dengan aktivitas
belajarnya di SMPN I Plosoklaten
570
antara sikap siswa terhadap fullday school dengan motivasi belajar siswa
MTs Surya Buana Malang, dilakukan melalui jalan researct pada siswa
belajar siswa MTs Surya Buana dengan proporsi ralat sebesar 0,000
2. Yanuar Surya Putra, Dosen Tetap STIE AMA Salatiga; penelitian yang
dalam perkuliahan ( nilai t-hitung = 5,361 > nilai t-tabel = 1,994). Meskipun
terjadi hubungan yang sedang atau tidak terlalu kuat (r = 0,539) tetapi
dalam perkuliahan.
penjelasan mengenai (1) sikap bahasa siswa kelas XI SMA Negeri 1 Nusa
memiliki sikap yang cukup positif terhadap bahasa Indonesia, dan sikap
antara persepsi dan sikap siswa terhadap lingkungan fisik sekolah dengan
belajar siswa SMU Negeri, baik secara simultan maupun secara parsial.
PAI dengan prestasi belajar PAI siswa kelas VIII SMPN 4 Pandak bantul
tentang sikap mengajar guru PAI dengan prestasi belajar PAI sisiwa
mengajar guru PAI dengan prestasi belajar PAI sisiwa kepas VIII SMPN 4
determinasi sebesar 0,19. yang berarti semakin baik sikap guru dalam
mengajar, maka akan semakin tinggi pula prestasi belajar PAI siswa.
siswa.
penulis ketemukan yang membahas tentang sikap siswa kepada guru dan
berikut:
oleh banyak hal, salah satunya adalah sikapnya. Sikap yang berhubungan
positif maka siswa akan termotivasi untuk belajar dengan giat karena
siswa bisa memandang segala sesuatu dari segi kemanfaatannya. Hal ini
2. Siswa yang memandang bahwa belajar itu adalah suatu hal yang
keberhasilan belajarnya.
575
belajarnya.
G. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan teoritis
2. Secara praktis
guru yang dapat menarik sikap positif anak didik dan berusaha untuk
ini meliputi :
1. Variabel bebas
2. Variabel terikat
3. Penegasan Istilah
1. Korelasi
variabel lainnya.[20]
dengan lingkungannya.[22]
penelitian guna mencari tahu hubungan antara sikap siswa kepada guru
[17] Ibid.
[18] Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhiny, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), 2
[19] Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi Empat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012), 734.
[20] Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial (Bandung: Refika Aditama:
2010) 143.
[21] Alex Sobur, Psikologi Umum (Bandung: Pustaka Setia, 2003), 358
[22] Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhiny, (Jakarta:
Rineka Cipta,
analisa data
A. Rancangan Penelitian
melaksanakan penelitian.[1]
hubungan antar variabel tersebut kuat atau lemah, dan untuk memperoleh
kata lain perubahan variabel bebas juga diikuti perubahan pada variabel
terikat.
bebas (X) yaitu sikap siswa kepada guru dengan variabel terikat (Y) yaitu
aktivitas belajarnya. Kemudian lebih jauh lagi penelitian ini juga ingin
mengkaji hubungan antar sub variabel sikap dengan sub variabel aktivitas.
581
Keterangan:
X : Sikap siswa kepada guru
Y : Aktivitas belajar siswa
a. Populasi
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kaitan dengan masalah yang diteliti. Populasi sasaran dalam penelitian ini
b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti.
secara proporsional.[12]
berikut:[13]
TABEL 3.1
(Untuk N adalah ukuran populasi dan S adalah
ukuran sampel)
maka sampel penelitian yang diambil adalah sebesar 278 siswa. Dengan
C. Instrumen Penelitian
pengukuran item yang terdiri dari lima alternatif jawaban, yang memiliki
bawah ini.[14]
TABEL 3.2
mengambil data penelitian, maka harus diuji coba terlebih dahulu. Uji coba
584
1. Variabel penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu sikap siswa kepada guru
sebagai variabel bebas (X) dan aktivitas belajar siswa sebagai variabel
terikat (Y). secara rinci mengenai variabel dan indikator yang digunakan
afektif (perasaan) dan konasi (prilaku). Sikap siswa kepada guru dalam
penelitian ini adalah skor total dari jawaban responden tentang sikap
disusunlah kisi-kisi skala sikap siswa kepada guru seperti dalam table di
bawah ini:
TABEL 3.3
585
dilakukan dalam rangka merubah diri untuk menuju ke arah yang lebih
penelitian ini adalah sekor total dari jawaban responden tentang aktivitas
maka disusunlah kisi-kisi skala aktivitas belajar siswa seperti dalam table
di bawah ini:
TABEL 3.4
1) Validitas
variabel yang diteliti secara tepat atau informasi dari suatu variabel yang
ukur dengan skor total yang merupakan jumlah setiap item soal. Jika hasil
perhitungan terjadi thitung lebih besar dari ttabel, maka butir soal dinyatakan
valid. Tetapi bila sebaliknya, maka butir soal tersebut dinyatakan tidak
penelitian.
589
Adapun rumus yang digunakan dalam menilai tingkat validitas item adalah
sebagai berikut:[20]
Keterangan:
dimana :
TABEL 3.5
590
Dari hasil uji coba yang telah dilakukan dan dengan bantuan
Selanjutnya 5 item yang tidak valid yaitu item no; 10, 15, 16, 20 dan 22
pengumpulan data.
hasil uji coba yang telah dilakukan dan dengan bantuan penghitungan
didapat hasil 20 item dinyatakan valid dan 2 item dinyatakan tidak valid
seperti yang terlihat dalam LAMPIRAN 15. Selanjutnya 2 item yang tidak
2) Reliabilitas
591
reliabilitas yang tinggi, apabila alat pengumpul data yang dibuat oleh
diukur.[23]
koefisien suatu tes itu rendah maka itu berarti reliabilitas tes itu juga
Dari hasil uji coba yang telah dilakukan dan dengan bantuan
hasil 19 item dinyatakan valid dan 3 item yaitu item no 10, 16 dan 22
ntuk item no 15 dan 20 meski dinyatakan reliabel tetapi dalam uji validitas
sudah dinyatakan tidak valid maka 2 item tersebut juga ikut dibuang.
hasil uji coba yang telah dilakukan dan dengan bantuan penghitungan
dibuang. Dan untuk item no 16 meski dinyatakan reliable, tetapi dalam uji
validitas sudah dinyatakan tidak valid maka item tersebut juga ikut
D. Pengumpulan Data
berupa tehnik dan cara-cara yang biasa digunakan oleh seorang peneliti
yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang
dibagi menjadi dua, yaitu data diskrit dan data kontinum. Data diskrit
adalah data yang diperoleh dari hasil menghitung dan biasa disebut
Dari uraian diatas, maka data dalam penelitian ini bisa disebut
dengan data kuantitatif yang berbentuk data skala ordinal. Skala ordinal
adalah skala yang didasarkan pada ranking yang diurutkan dari jenjang
TABEL 3.6
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari dua sumber, yaitu
manusia dan bukan manusia. Data yang bersumber dari yang bukan
keadaan objek penelitian baik tentang jumlah siswa, guru dan karyawan
manusia adalah responden itu sendiri. Dimana dari responden itu akan
E. Analisis Data
berhubungan dengan jenis data yang dikumpulkannya. Jenis data itu bisa
berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data
kata atau gambar-gambar. Oleh karena itu data kualitatif merupakan data
memiliki skala ordinal, interval dan rasio. Jadi dalam penelitian ini, karena
kuantitatif.
595
inferensial tergantung dari tujuan penelitian itu sendiri. Jika tujuan dari
hipotesa penelitian.[32]
diambil secara acak, data yang dihasilkan berdistribusi normal serta data
nominal atau ordinal dan sampel yang ditarik dari populasi diambil secara
acak.[33]
dinaikkan menjadi data interval sehingga menjadi data baku. Dan dalam
hal ini instrument yang telah disusun kemudian diajukan kepada ahli atau
sub variabel dan variabel yang akan diteliti. Apabila instrument itu telah
tersebut sudah mampukah mengukur sifat konstruk atau teori yang telah
Dan validitas butir soal ditentukan oleh besarnya koefiseien korelasi skor
harga koefisien korelasi hasil hitungan lebih besar dari koefisien korelasi
korelasinya.
Oleh sebab itu, karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mencari hubungan antara dua variabel, maka yang cocok sebagai bentuk
interval dan rasio dengan persyaratan; data dipilih secara acak, datanya
berdistribusi normal, data yang berhubungan berpola linier dan data yang
yang sama.[35]
598
apakah hubungan data antar variabel mengikuti pola linier, yang berarti
perubahan yang terjadi dalam suatu variabel diikuti oleh perubahan yang
Selain uji normalitas dan linieritas data, perlu juga dilakukan uji
belajar siswa.
599
penelitian. Berdasarkan hasil pengujian yang telah diuraikan pada bab IV,
katagori rendah.
dan 2,16 % tergolong sangat tinggi. Jadi nilai sikap siswa SMPN 1
dengan guru kurang begitu baik. Guru kurang bisa mengambil hati siswa
atau membentuk sikap yang baru, selain itu faktor intern di dalam diri
601
Jika melihat sikap dari aspek kognitip yang berupa kesan dan
penafsiran siswa terhadap seorang guru, kesan dan penafsiran siswa ini
penafsiran siswa mengenai guru tersebut baik secara positif atau negatif.
Ketika muncul kesan dan penafsiran yang positif maka siswa akan merasa
Dan begitupun sebaliknya, jika muncul kesan dan penafsiran yang negatif
maka siswa akan merasa tidak senang terhadap guru yang mengajarnya,
memperhatikan.
tentang objek saja, tetapi juga kepercayaan antara objek dengan nilai
yang ada dalam diri subjek. Penilaian yang muncul dalam diri seseorang
objek [2]
dengan guru atau karena siswa sendiri memiliki selektivitas dalam memilih
dan 1,44 % tergolong sangat tinggi. ini berarti karena penyebaran nilai
sikap saja, tetapi masih banyak faktor-faktor lain yang ikut berperan
belajar, faktor sikap, faktor fisik, faktor emosi dan sosial, faktor dosen dan
Muhibbin aktivitas belajar dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan dari luar.
bakat dan motivasi. Dan faktor dari luar bisa dari guru dan staff, keluarga,
kurangnya motivasi dan minat siswa dalam belajar, atau karena adanya
faktor lain baik dari dalam atau dari luar yang lebih perpengaruh terhadap
dirinya.
antara sikap siswa kepada guru dengan aktivitas belajarnya memiliki nilai
koefisien sebesar 0,345 dalam taraf signifikansi 5%. Ini berarti bahwa
antara sikap siswa kepada guru dan aktivitas belajar siswa memiliki
disebabkan karena nilai variabel bebas yaitu variabel sikap itu adalah
korelasi antara sikap siswa kepada guru dengan aktivitas belajarnya itu
juga rendah.
penghitungan sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,005, berarti
bahwa ada korelasi yang signifikan antara sikap siswa kepada guru
terhadap fullday school dengan motivasi belajar siswa MTs Surya Buana
604
dengan proporsi ralat sebesar 0,000 dengan korelasi sebesar 0,410 pada
siswa kepada guru dengan aktivitas belajar siswa terdapat hubungan yang
siswa. Tetapi jika sikap siswa ini ditingkatkan maka aktivitas belajar
alam bab ini akan disajikan tentang kesimpulan dari penelitian ini
A. Kesimpulan
aktivitas belajarnya.
4. Besarnya korelasi antara variabel sikap (X) dengan variabel aktivitas (Y)
yang sama dalam hubungan antar variabel. Ini menandakan jika nilai
variabel Y.
kepada gurunya semakin baik, maka aktivitas siswa akan semakin baik
pula. Karena siswa akan lebih aktif dalam kegiatan proses belajarnya dan
B. Saran
606
perlu adanya peningkatan sikap siswa kepada guru, maka untuk itu
berperilaku yang patut dan pantas untuk dijadikan tauladan bagi anak
sekolah yang nyaman dan kondusif agar interaksi guru dan siswa bisa
( X ¿ ¿1)¿ έ
Biaya Kurikulum Satuan
Pendidikan
r2 X 1 Y
(Y)
r X1 X2 r2 X 1 X 2 Y Prestasi Hasil
Belajar Siswa
( X ¿ ¿2)¿
Biaya Kompetensi Guru r2 X 2 Y
Keterangan :
X1 = Variabel Biaya Kurikulum SatuanPendidikan
X2 = Variabel Biaya Kompetensi Guru
Y = Variabel Prestasi Hasil Belajar Siswa
r2 X 1 Y = Pengaruh Biaya Kurikulum Satuan Pendidikan terhadap
Prestasi Hasil Belajar Siswa
R X 1 X 2 Y = Pengatuh Biayan Kompetensi Guru terhadap Prestasi
Hasil Belajar Siswa.
r X 1 X 2 = Korelasi variabel Biaya Kurikulum Satuan Pendidikan
dengan variabel Biaya Kompetensi Guru.
ε̇ = Variabel lain