HASIL PENELITIAN
Kelurahan Watulea terletak di daratan bagian selatan Pulau Muna . Kelurahan Watulea
Kecamatan Gu Kabupaten Buton Tengah sebagai daerah baru pemekaran dari kabupaten
Buton tahun 2014. Kelurahan Watulea terdiri dari 23 lingkungan dan masing-masing
Muna
Luas Wilayah.
Mesjid Raya Al-Ihsan, mesjid Ar-Rahman, Mesjid Baital Maqdis, Mesjid Muslimin,dan
Jenjang SD yaitu : SDN. 4 Lombe, SDN. 5 Lombe, SDN. 6 Lombe, dan Madrasah Tsanawiah
Swasta Watulea.
Watulea.
petani, pedagang, nelayan, dan pegawai. Panitia mengelola kurban dengan memberikan
informasi kepada masyarakat Watulea melalui penyampain setiap selesai pelaksanaan shalat
2. Panitia belum menerima uang harga sapi yang belum cukup yang sudah ditentukan perjiwa
untuk tujuh orang satu ekor sapi. Jumlah hewan kurban setiap tahun dengan rincian sebagai
berikut : Tahun 2013 sapi sebanyak 16 ekor, kambing 8 ekor. Tahun 2014 sapi 22 ekor,
kambing 8 ekor. Tahun 2015 sapi 32 ekor. Tahun 2016 sapi 32 ekor.
kurban adalah:1 masyarakat sederhana bukan level atas, 2. masyarakat yang masih ada harta
peninggalan orang tuanya yang telah meninggal.3.Panitia pertama yang melaksanakan kurban
setiap tahun.1
B. Pelaksanaan Ritual Qurban Masyarakat Watulea ditinjau dari Konsep Pendidikan Islam.
Menurut Marzuki sebelun kedatangan para ulama besar masyarakat Watulea sudah ada
yang memeluk agama Islam. Juga sudah melaksanakan ritual penyembelihan hewan Qurban,
1
Wawancara, Lurah Watulea, 26-7-2017 di kantor Lurah Watulea.
karena masyarakat Watulea sudah melaksanakan rukun Islam. KH. Syukur dalam menyiarkan
Ajaran agama Islam juga dapat meletakkan batu pertama pembangunan mesjid Al-Ihsan
Lombe kelurahan Watulea. Kedatangan para ulama di Lombe kelurahan Watulea sebagai
lanjutan ajaran agama masyarakat yang sudah menganut ajaran agama Islam sehingga dalam
Menurut penulis bahwa dalam pelaksanaan Ritual kurban tersebut sebelum kedatangan
para ulama tentu masih kurang nilai-nilai pendidikan Islamnya. Hal ini disebabkan karena
masih banyak masyarakat Watulea yang belum memahami hakikat dari kurban itu.
Setelah kedatangan empat orang Ulama , mereka ini sebenarnya adalah orang Buton yang
sudah lama hidup di Mekah yaitu : KH. Asy-Ary, KH. Abdul Syukur, KH. Ibrahim, dan KH.
Daud.
Kedatangan empat orang ulama tersebut secara ihlas mereka melakukan syiar Islam
dengan jalan Dakwah, maka mulailah masyarakat watulea melaksanakan ajaran agama Islam
secara sempurna. KH. Syukur dapat meletakkan batu pertama pembangunan mesjid di
kelurahan Watulea.3
Menurut penulis bahwa KH. Syukur tidak berlangsung lama hidup di Lombe kelurahan
Watulea karena KH Syukur di Lakudo kurang lebih 10 km. Jarak dari Watulea ke Lakudo
yang saat ini sama-sama masuk wilayah kabupaten Buton Tengah, pemekaran dari kabupaten
Buton.
Hasil wawancara dari Ilyas Basan, mengemukakan, bahwa Pelaksanaan Ritual kurban
diadakan setiap tahun pada pasca penyembelihan hewan kurban setelah selesai salat idul
Adha tanggal 10 Zulhijah sesuai dengan ketentuan Islam. Pendistribusian daging hewan
2
Wawancara, Marzuki, Tokoh Budaya SDN. 6 Lombe: 30-7-2017.
3
Wawancara, La Mane Tokoh Sejarah di rumah 29-7-2017
Hasil wawancara dari Jamuri, bahwa pengelolaan hewan kurban dilaksanakan sejak
dahulu, tetapi sempat berhenti. Tahun 2012 muncul kembali gagasan baru untuk
melaksanakan penyembelihan hewan kurban dengan jumlah anggota 16 orang pada saat itu,
dua orang gugur karena belum mencukupi untuk 3 ekor sapi. Tahun 2012 jumlah hewan
kurban sebanyak 2 ekor sapi. Tahun 2013 hewan kurban berjumlah 16 ekor sapi. Tahun 2014
hewan kurban berjumlah 22 ekor sapi. Tahun 2015 berjumlah 32 ekor sapi, dan tahun 2016
C. Peran Mubaligh atau guru-guru agama Islam dalam memotifasi masyarakat untuk
melaksanakan kurban.
Peran mubaligh dan guru-guru agama Islam dalam memotifasi masyarakat untuk
4
Wawancara, Jamuri Tokoh Akademisi , 30 – 7 - 2017