LARASATI / S062002001
2. Tunjukkan contoh sintesis dengan proses alterasi! Apa yang dimaksud hidrolisis-kondensasi dan
kondisi yang berpengaruh pada proses polimerisasi?
Contoh sintesis dengan alterasi adalah sintesis polipospazen melalui reaksi kondensasi yang
umumnya terdiri atas 2 tahapan.
a. Tahapan pertama, suatu pospazen siklik hexachlorotriphospazene dengan rumus (NPPCl2)3
dipanaskan untuk memperoleh suatu polimer linier rantai panjang.
b. Tahapan kedua, atom Cl yang terikat pada P akan bertindak sebagai leaving group dan
digantikan dengan gugus organic melalui reaksi dengan reagen alkoksida, ariloksida, amina
atau organometal.
Reaksi hidrolisis merupakan reaksi pemecahan suatu molekul besar oleh air menjadi
molekul yang lebih kecil, dalam kasus polimer, reaksi hidrolisis dapat menghasilkan
monomer-monomer. Sementara itu reaksi kondensasi adalah penggabungan molekul-
molekul kecil membentuk molekul yang lebih besar engan melepaskan air.
Factor yang mempengaruhi proses polimerisasi suatu unsur adalah:
a. Kekuatan ikatan kovalen, semakin kuat tingkat kovalennya, semakin mudah membentuk
polimer
b. Elektronegativitas, semakin besar keelektronegativitasnya, semakin sulit membentuk
polimer
c. Sifat logam/non logam, semakin besar sifat logamnya, semakin kecil sifat non logamnya,
semakin sulit membentuk polimer
d. Ukuran, semakin besar ukurannya, semakin sulit membentuk polimer
e. Energy ikat, semakin besar energy ikatnya, semakin mudah membentuk polimer
3. Berikut contoh primary building unit dan secondary building unit (tetrahedral).
Kembangkan tertiary building unit 1D, 2D atau 3D yang kemungkinan dapat dibangun dari
struktur tersebut!
Secondary Building Unit (SBU) zeolite yang berbeda dapat saling bergabung membentuk Tertiary
Building Unit (TBU) berupa kerangka (cage). Berikut beberapa TBU yang mungkin terbentuk dari
jenis-jenis SBU yang berbeda:
4. Connectivity yang berbeda memberikan struktur polimer yang berbeda, beri contohnya!
a. Connectivity 1
P-1 conjugates
P-2 conjugates
Material conjugate yang dihasilkan memiliki sifat biokompatibilitas dan lebih non-toksik jika
dibandingkan dengan material antikanker berbasis cisplatin Pt(II). Setelah diuji coba sifat slow
release dan aktivitas antikankernya, material conjugate memiliki sifat slow release yang lebih
baik dan lebih tertarget dibandingkan dengan prodrug yang tidak dikonjugasikan pada
polipospazen. Aktivitas antikanker juga meningkat karena obat lebih terlokalisasi dan dapat
menginhibisi lebih banyak sel kanker.
7. Tunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi polimerisasi silica dengan proses sol-gel!
Berikan contoh jalur sintesis silika mesopori dengan metode sol-gel!
Factor yang mempengaruhi reaksi polimerisasi:
a. Jenis precursor, semakin baik sifat kelarutan dan reaktivitas precursor, semakin mudah
reaksi polimerisasi terjadi
b. pH, dalam kondisi asam reaksi lebih condong pada hidrolisis sedangkan pada kondisi basa
reaksi lebih condong pada kondensasi
c. Rasio TEOS : air, semakin besar rasio air, semakin besar kecepatan hidrolisis dan kondensasi
d. Suhu, semakin tinggi suhunya, semakin besar porositasnya
Contoh jalur sintesis silica mesopori:
a. Hidrolisis gugus alkoxysilyl (Si-OR) untuk membentuk silanol (hydroxysilyl, Si-OH).
b. Terjadi kondensasi, dimana apabila 2 gugus hydroxysilyl bereaksi bersama disebut oxolation
dan bila sebuah gugus hydroxysilyl bereaksi dengan sebuah gugus alkoxysilyl maka
prosesnya disebut alkoxolation.
8. Tunjukkan contoh strategi sintesis inorganic-organic polymer hybrid (meliputi metode sintesis
dan karakterisasinya)!
Terdapat beberapa polimer hybrid organic-anorganik, salah satunya adalah Metal-Organic
Frameworks (MOFs). Metal-Organic Frameworks (MOFs) merupakan material hybrid dengan
metal node (pusat logam) sebagai bagian anorganik dan ligan/linker sebagai bagian organiknya.
Contoh sintesis MOFs-5 dengan metode solvotermal:
Karakterisasi MOF-5:
a. Perbandingan SEM (A) MOF-5-S yang disintesis dengan solvotermal dan (B) MOF-5-D yang
disintesis dengan direct addition
b. Perbandingan (C) XRD, (D) FTIR dan (E) TG/DTA dari MOF-5-S yang disintesis dengan
solvotermal dan MOF-5-D yang disintesis dengan direct addition
Kedua metode menghasilkan material MOF-5 dengan karakteristik XRD, FTIR dan TG/DTA yang
sama, tetapi menggambarkan morfologi SEM yang berbeda. MOF-5-S memiliki bentuk yang
lebih teratur dan ukuran yang lebih besar pada skala mikrometer, sementara MOF-5-D memiliki
bentuk tak beraturan dengan ukuran lebih kecil pada skala nanometer.