Kumpulan Perhitungan Mudah Teknik
Kumpulan Perhitungan Mudah Teknik
TUNGA
N
TEKNI
K
GAMP
YANG
ANG
BIASA
DAN
DIJUM
MUDA
PAI
H
AUDIT
OR
DALA KUMPULAN SUMBER:
TULISAN
M Auditing.Id
Inspektorat,Id
PEMER
Http://Projectmedias.Blogspot.Co.Id/
Http://Idebangunan.Blogspot.Co.Id/
IKSAA
Http://Kenpermana.Blogspot.Co.Id/
N
CARA MUDAH HITUNG VOLUME
GALIAN TANAH
Seringkali auditor yang bukan berlatar belakang keilmuan teknik akan kesulitan dalam
perhitungan fisik kontruksi atau sejenisnya. Apakah ini akan terus menghantui para
auditor? Padahal bukanlah cara yang sulit untuk melakukannnya.
Pada artikel ini, penulis akan berikan tip jitu perhitungan volume galian tanah.
Mudah.
Gampang.
Sebelum trik perhitungan, ada baiknya sekilas kita pahami dulu beberapa hal penting
tentang galian tanah konstruksi.
Pekerjaan galian tanah, selanjutnya kita sebut pekerjaan galian, umumnya diperlukan
untuk pembuatan saluran air dan selokan, untuk formasi galian atau pondasi pipa,
gorong-gorong, pembuangan atau struktur lainnya, untuk pembuangan bahan yang tak
terpakai dan tanah humus, untuk pekerjaan stabilisasi lereng dan pembuangan bahan
longsoran, untuk galian bahan konstruksi dan pembuangan sisa bahan galian, untuk
pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan beraspal pada perkerasan lama, dan
umumnya untuk pembentukan profil dan penampang badan jalan.
1. Galian biasa
2. Galian batu
3. Galian struktur
4. Galian perkerasan beraspal
Galian Biasa mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasi sebagai galian batu,
galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation) dan galian perkerasan
beraspal.
Galian Batu mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1 m3 atau lebih dan
seluruh batu atau bahan lainnya tersebut adalah tidak praktis digali tanpa penggunaan
alat bertekanan udara atau pemboran, dan peledakan. Galian ini tidak termasuk galian
yang dapat dibongkar dengan penggaru (ripper) tunggal yang ditarik oleh traktor
dengan berat maksimum 15 ton dan tenaga kuda neto maksimum sebesar 180 PK.
Galian Struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan
yang disebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur. Setiap galian yang
didefinisikan sebagai Galian Biasa atau Galian Batu tidak dapat dimasukkan
dalam Galian Struktur.
Ayo kita mulai dengan trik mudah hitung volume galian tanah.
Caranya:
Kondisi:
Rumus:
= 40 m3
Rumus
= 33 m3
Koefisien Satuan Bahan & Kebutuhan bahan & Harga Bahan & Biaya (=DxE)
(A) (B) Tenaga (C) tenaga untuk 2,25 m3 Upah (E) (F)
(=Ax2,25) (D)
Bahan
1,200 m3 Batu Belah 2,700 93.750,00 253.125,00
15/20
136,000 Kg Portland 306,000 1.312,50 401.625,00
Sement
0,544 m3 Pasir 1,224 125.000,00 153.000,00
Pasang
Upah
1,500 OH Pekerja 3,375 30.000,00 101.250,00
0,600 OH Tukang 1,350 42.500,00 57.375,00
Batu
0,060 OH Kepala 0,135 45.000,00 6.075,00
Tukang
0,075 OH Mandor 0,169 40.000,00 6.750,00
Jumlah Total 979.200,00
Dari perhitungan di atas bisa kita peroleh biaya untuk membuat pondasi dengan volume 2,25
m3 adalah Rp. 979,200,-. Pada gambar di atas hanya sebuah contoh, bentuk dan ukuran
pondasi tentunya berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan konstruksi. Intinya, berapapun
nanti ketemunya volume pondasi, analisa RAB sama seperti diatas, tinggal dikalikan dengan
harga yang ada di pasaran, karena harga yang tertera di atas hanyalah sebuah contoh dan
tidak baku.
CARA MUDAH HITUNG VOLUME TALUD
Bagi Anda yang ingin menghitung volume talud, berikut ini contoh perhitungan talud dengan
asumsi bentuk dan ukuran talud seperti yang ada pada gambar dibawah ini:
Galian tanah
=[0,65 + 0,5] x 1/2 x 1 = 0,575 m3
Plesteran
=[0,2 + 0,1 + 0,1] x 1 = 0,4 m2
Pipa drainase
=0,7 x 1 = 0,7 m'
Nah, demikian contoh perhitungan volume talud dengan bentuk dan ukuran talud seperti apa
yang ada di gambar. Talud diatas hanyalah sebuah contoh, dalam aplikasinya ada desain
talud yang mungkin berbeda, demikian juga dengan ukurannya. Perlu di ingat, asumsi
perhitungan diatas adalah untuk panjang talud 1 meter, hal ini untuk mempermudah
dalam perhitungan. Bila panjangnya lebih berarti tinggal mengalikan panjang totalnya dengan
volume per satu meter.
Contoh:
Dengan asumsi bentuk dan ukuran sama dengan gambar/perhitungan diatas, misalkan
panjang total talud adalah 12 meter.
Galian tanah: 0,575 x 12 = 6,9 m3
Plesteran: 0,4 x 12 = 4,8 m2, dst.
CARA MENGHITUNG VOLUME DAN RAB
KEBUTUHAN PASANGAN DINDING BATA
Untuk persiapan membangun, biasanya diperlukan perhitungan terlebih dahulu agar
nantinya bisa memperkirakan biaya yang di butuhkan. Bagi
masyarakat awam, tentunya belum terbiasa dengan
perhitungan atau analisa teknis, sehingga terkadang butuh
bantuan pihak ke-3 atau tenaga profesional.
Dari perhitungan di atas, di ketahui bahwa harga total untuk menyelesaikan pekerjaan 1 m2
pasangan 1/2 bata dengan campuran 1:5 (1 semen : 5 pasir) adalah Rp. 62.980,-. Untuk
menghitung kebutuhan total, kita perlu menghitung volume total yang akan di bangun. Untuk
menghitung volume total saya pikir tidak terlalu sulit, karena kita tinggal menghitung dengan
rumus panjangxlebar. Misalnya seperti ini:
Untuk mengitung jumlah bahan dan kebutuhan biayanya, tinggal kita kalikan volume dengan
koefisien dikalikan dengan harga bahan dan upah:
Koefisie Satuan Bahan & Kebutuhan bahan & Harga Bahan & Jumlah
n Tenaga tenaga(B) Upah
Bahan
70,0000 bh Bata merah 2.100,00 425,00 892.500,00
9,6800 kg P C/semen (50 290,40 1.312,50 381.150,00
kg)
0,0450 m3 Pasir pasang 1,35 125.000,00 168.750,00
Upah
0,3200 HOK Pekerja 9,60 30.000,00 288.000,00
0,1000 HOK Tukang batu 3,00 42.500,00 127.500,00
0,0100 HOK Kepala tukang 0,30 45.000,00 13.500,00
batu
0,0150 HOK Mandor 0,45 40.000,00 18.000,00
Jumlah Total 1.889.400,00
Dari perhitungan di atas diperoleh biaya total untuk menyelesaikan pasangan bata 30 m2
dibutuhkan biaya Rp. 1.889.400,-. Angka di kolom kebutuhan bahan dan tenaga (B) di peroleh
dari perkalian antara koefisien dengan volume pasangan bata. Harga material dan upah
pekerja yang tertera di atas hanya sebuah contoh dan tidak baku, kita bisa menyesuaikan
dengan harga material dan upah yang ada di daerah kita.
Demikian contoh perhitungan pasangan 1/2 bata dengan campuran adukan 1 pc:5ps, semoga
bermanfaat. Terimakasih
CARA MENGHITUNG VOLUME JALAN
BURDA
Bagi Anda yang ingin menghitung volume jalan burda, berikut cara untuk menghitung
volumenya:
Burda
=3 m x 1 m = 3 m2
Telford 10/15
=3 m x 1 m = 3 m2
Urugan sirtu bahu
((0,15 + 0,10)/2) x 2 m x 1 m' = 0,25 m3
CARA MENGHITUNG VOLUME JALAN
BURTU
Bagi Anda yang ingin menghitung volume jalan burtu, berikut cara untuk menghitung
volumenya:
Burtu
=3 m x 1 m = 3 m2
Telford 10/15
=3 m x 1 m = 3 m2
Urugan sirtu bahu
((0,15 + 0,10)/2) x 2 m x 1 m' = 0,25 m3
CARA MENGHITUNG VOLUME JALAN
PAVING DENGAN KANSTEEN BATA
Bagi Anda yang ingin mengetahui cara menghitung volume jalan paving dengan kasnteen
bata, berikut contoh perhitungannya:
Misal:
Lebar jalan = 2,5 m, list bata (kansteen) dua sisi, ketebalan urugan 5 cm
Kebutuhan untuk 1 m' adalah sebagai berikut:
Pasir urug
= 0,05 m x 2,5 m x 1 m = 0,125 m3
Paving block
= 2,5 m x 1 m = 2,5 m2
List bata
= (1 m x 0,15 m x 0,2 m) x 2 = 0,06 m3
CARA MENGHITUNG VOLUME JALAN MAC
ADAM
Bagi Anda yang ingin menghitung volume jalan sirtu, berikut cara untuk menghitung
volumenya:
Sirtu
=3 m x 1 m = 3 m2
Telford 10/15
=3 m x 1 m = 3 m2
Cara untuk menghitung volume jalan sirtu sebenarnya cukup mudah, karena hanya
menghitung kebutuhan sirtu (pasir batu) saja. Seperti terlihat pada gambar di atas, cara
Volume per 1 m', sirtu dengan ketebalan 10 cm, lebar jalan 3 meter
=0,1x3x1
=0,3 m3
Jadi, kebutuhan bahan untuk urugan siru/m' dengan lebar jalan 3 meter adalah 0,3 m3.
Misalkan saja lebarnya berbeda dan tebal urugan juga berbeda, kita tinggal mengalikan
Berikut perhitungannya:
Dari hasil perhitungan di atas, bisa kita peroleh nominal biaya yang di butuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan jalan paving tersebut. Anda bisa merubah harga dan upah yang ada
pada contoh dengan harga serta upah yang berlaku di wilayah Anda, sehingga di peroleh
harga riil di lapangan. Untuk menghemat biaya, bila Anda mengerjakan secara swakelola atau
pekerjaan pribadi, Anda bisa menghilangkan kebutuhan mandor serta kepala tukang.
ANALISA SNI UNTUK 1M3 PASANG PONDASI
BATU KALI 1 PC : 3 PS
Berikut ini adalah analisa SNI 2010 untuk 1 m3 pasang pondasi batu kali 1 pc : 3 ps
Koefisien Satuan Bahan & Upah
1,200 m3 Batu Belah 15/20
202,000 Kg Portland Sement
0,485 m3 Pasir Pasang
1,500 OH Pekerja
0,600 OH Tukang Batu
0,060 OH Kepala Tukang
0,075 OH Mandor
Untuk menghitung kebutuhan bahan dan juga tenaga/upah, tinggal kita kalikan dengan
volume dan harga satuan. Contoh:
Koefisien Satuan Bahan & Upah Harga satuan Jumlah
1,200 m3 Batu Belah 15/20 93.750,00 112.500,00
202,000 Kg Portland Sement 1.312,50 265.125,00
0,485 m3 Pasir Pasang 125.000,00 60.625,00
1,500 OH Pekerja 30.000,00 45.000,00
0,600 OH Tukang Batu 42.500,00 25.500,00
0,060 OH Kepala Tukang 45.000,00 2.700,00
0,075 OH Mandor 40.000,00 3.000,00
Total 514.450,00
Contoh di atas adalah perhitungan 1 m3 pasangan batu kali, bila volumenya lebih, tinggal kita
kalikan saja volume dengan koefisien, dengan cara yang sama seperti di atas. Atau, biar
mudah kita gunakan saja perhitungan 1 m3, nanti tinggal kita kalikan harga satuan/m3
dengan volume yang ada. Semoga bermanfaat.
CARA MENGHITUNG PROSENTASE BOBOT PEKERJAAN
Prosentase Bobot Pekerjaan dibuat apabila Rencana Anggaran Biaya selesai kita susun, karena dasar
pembuatan Prosentase Bobot Pekerjaan adalah Rencana Anggran Biaya (RAB). Keuntungan dengan
dibuatnya Prosentase Bobot Pekerjaan salah satunya adalah untuk Penjadwalan Pelaksanaan Pekerjaan
sehingga mempermudah kontrol terhadap pekerjaan yang sedang kita kerja kan dan efeknya proyek
Yang dimaksud dengan Prosentase Bobot Pekerjaan adalah besarnya Prosen Pekerjaan siap (telah selesai
)per item dibanding dengan pekerjaan selesai seluruhnya. Untuk Pekerjaan Selesai Seluruhnya dinilai
100%
Volume Pekerjaan
Nilai Proyek Fisik ( Nilai sesuai RAB tidak termasuk pajak 10% )
Pekerjaan Plesteran 1 : 2
Nilai Proyek Fisik ( Nilai sesuai RAB tidak termasuk pajak 10% )= Rp. 450.000.000,oo
= --------------------------- x 100 %
Rp. 450.000.000,oo
=9%
Jadi apabila Pekerjaan Plesteran 1:2 selesai semuanya, Prosentase Bobot Pekerjaannya adalah 9%
=9%
Tenaga Kerja :
0,7500 hr Pekerja x Harga Satuan Upah Pekerja
0,0250 hr Mandor x Harga Satuan Upah Mandor
Alat Berat:
0,0760 Jam / Excavator x Harga Satuan Sewa Alat
0,0740 Jam / Dumptruck 5 Ton x Harga Satuan Sewa Alat
Alat Berat:
0,0760 Jam / Excavator x Rp. 276.000,00 = Rp. 20.976,oo
0,0740 Jam / Dumptruck 5 Ton x Rp. 211.000,00 = Rp. 15.614,00
Total Alat = Rp. 36.590,00....................(2)
Cara Perhitungan Harga 1 m³ Galian Tanah dengan Alat Berat ini juga bisa diterapkan untuk Pekerjaan
Galian Saluran, Galian Pondasi.
Semoga bermanfaat
CONTOH PERHITUNGAN RAB PLAT BETON
Keterangan table
Paku 5 cm – 12 cm: Kami sangat yakin pada poin ini anda sudah faham. Yaa…. paku
yang dimaksud adalah paku besi yang biasa kita dapatkan ditoko bahan bangunan,
biasanya yang tersedia dipasaran adalah paku dengan ukuran panjang memakai satuan
inch. Yang dimaksud dalam tabel tersebut berarti adalah dalam membuat 1 m3 plat beton
dibutuhkan paku sejumlah 3.2 kg.
Minyak begisting : Salah satu fungsi utama minyak ini berfungsi agar begisting tidak
menempel dengan kuat pada beton yang sudah dicor, artinya bahwa tujuan penggunaan
minyak ini adalah supaya ketika pembongkaran begisting setelah selesai pengecoran
begisting mudah dibongkar tidak rusak dan selanjutnya dapat digunakan lagi untuk
pengecoran. Penulis kurang tahu minyak begiting yang tersedia dipasaran seperti apa dan
seberapa mudah didapatkan pada toko-toko bahan bangunan diwilayah anda. Hanya
penulis pernah mengganti minyak begisting ini dengan oli bekas dicampur`dengan solar,
hasilnya menurut penulis tidak mengecewakan. Artinya dari table ini adalah bahwa
dalam membuat 1 m3 plat beton dibutuhkan minyak begisting 1.6 liter.
Besi beton polos : Sudah pernah kita uraikan apa itu besi beton polos, yang jelas adalah
besi beton yang polos adalah tidak bersirip atau ulir atau deform. Dalam SNI ini tidak
disebutkan diameter dari besi tersebut akan tetapi berapapun diameter yang digunakan
berat yang dimaksud adalah 157.5 kg.
PC, PB, KR : Yang dimakasud PC, PB, KR dapat anada lihat di table 51.3. Artinya PC
(semen) bahwa dalam membuat 1 meter kubik plat beton dibutuhkan semen 336 kg, nah
kalau semen 336 kg ini berapa zak, anda hitung sendiri ya untuk PB dan KR saya yakin
anda sudah paham.
Plywood 9 mm : Biasa disebut juga multipleks dengan tebal 9mm, dipasaran tersedia
dengan ukuran 1.2 m x 2.4 m tiap lembarnya. Dolken kayu galam, f (8-10) cm, panjang 4
m : ini digunakan untuk tiang penyangga begisting jadi bisa digunakan apapun itu
asalkan kuat. Di banyak tempat untuk tiang penyangga plat ini digunakan bamboo.
Tenaga kerja : sama seperti tulisan kita terdahulu.
Pembaca, kami sangat menyarankan agar anda membaca dahulu SNI 7394:2008,
diharapkan dengan itu bahwa tulisan kami ini dapat dipahami dan dapat digunakan
secara optimal. Terutama sekali baca pada poin nomor 1 dengan sub judul RUANG
LINGKUP (halaman 1) sampai dengan poin nomor 5 dengan sub judul PERSYARATAN
TEKNIS (halaman 3). Secara garis besar sebagaimana tulisan kita terdahulu, kami sajian
dulu SINGKATAN ISTILAH.
Kolom (a), (b), dan (c)merupakan bersumber dari SNI 7394:2008 dan yang diperlukan
setelah ini adalah kolom (d) dan Kolom (e).
Harga satuan (d): merupakan harga masing-masing komponen penyusun pembuatan plat
beton. Pada table harga satuan ini hanya pemisalan dari penulis, sedangkan yang harus
anda lakukan adalah mengganti harga satuan tersebut di atas dengan harga satuan di
daerah dimana anda mengerjakan rumah yang tentu saja bervariasi tergantung dimana
anda akan membangun rumah. Harga (e): merupakan hasil perkalian indeks volume
pekerjaan(c) dengan harga satuan (d)
Total harga merupakan biaya keseluruhan biaya yang diperlukan untuk membuat 1
meter kubik plat beton sampai jadi, dimana hal ini juga berarti sampai dengan
pembongkaran begisting (cetakan beton). Pada didapatlkan harga plat beton tiap meter
kubik Rp 4.067.055
Tentu saja hal ini dengan asumsi bahwa harga satuan material dan tenaga sesuai dengan
yang tercantum di kolom (d) dan besi yang dibutuhkan adalah 157.5kg.
A. PEKERJAAN AWAL
1. Pembersihan Lokasi
Pekerjaan Pengukuran adalah pekerjaan mengukur batas-batas dan peil dari suatu
bangunan yang diikuti dengan pekerjaan Bouwplank. Cara menghitung Volume = (pajang
bangunan + 2 meter) x 2 + (lebar bangunan +2 meter) x 2 = meter Volume untuk denah
diatas = (15+2) x 2 + (8,5+2) x 2 = 55 meter
Lebar bawah fondasi = 60 cm, lebar atas fondasi = 30 cm, tinggi fondasi = 60cm. Panjang
= (8,5+1,5+1,5+5+2+3+7+5) + (15+10+1,5+3,5+4+3+15) = 85,5 m. Lebar galian diambil
lebar fondasi ditambah 20 cm menjadi 80 cm, kedalaman galian sama dengan tinggi
fondasi 60 cm. Volume galian fondasi batu kali = 0,8 x 0,6 x 85,5 = 41,04 m3 Urugan
Kembali bekas galian diambil 40% dari 41,04 m3 = 16,42 m3
Jumlah fondasi 17 bh, lebar galian = 20+80 = 100 cm, dalam galian = 80 cm. Volume
galian = 17 x 1 x 0,8 = 13,6 m3 Urugan Kembali 40% dari 13,6 m3 = 5,44 m3
4. Urugan Lantai
Luas Lantai yang diurug = 8,5 x 15 = 127,5 m2, Tinggi Urugan = 0,5 cm Volume Urugan =
63,75 m3
Panjang Fondasi = Panjang galian = 85,5 meter Lebar atas fondasi = 0,3 m, lebar bawah
fondasi = 0,6 m, tinggi = 0,6 m.Luas = (0,3+0,6) / 2 x 0,6 = 0,27 m2. Volume Pasangan
Fondasi = 0,27 x 85,5 = 23,09 m3 Campuran yang sering dipakai 1 PC : 3 Pasir, 1 PC : 4
Pasir, 1 PC : 5 Pasir, 1PC : 6 Pasir, 1 PC : 8 Pasir. Untuk daerah – daerah yang air
tanahnya cukup tinggi sebaiknya gunakan campuran 1 PC : 3 Pasir , untuk menghindari
agar air tanah tidak naik keatas melaluipasangan Fondasi, dan untuk daerah yang biasa
sebaiknya gunakan spesiperbandingan 1 PC : 5 Pasir.
Jumlah fondasi = 17 bh, ukuran fondasi 0,8 x 0,8 Luas Penampang 1 = (0,2+0,8) / 2 x
0,05 = 0,03 m2 Luas Penampang 2 = (0,2 x 0,8) = 0,16 m2 Jumlah = 0,03 + 0,16 = 0,19
m2 Volume 1 bh fondasi = 0,19 x 0,8 = 0,15 m3 Volume 17 bh Fondasi = 17 x 0,15 = 2,55
m3 Karena Fondasi termasuk struktur utama gunakan analisa setiap 1 m3 beton
membutuhkan 200 kg besi beton
Cara menghitung RAB Volume pekerjaan
I. Pekerjaan Awal
1. Sloof Yang dimaksud dengan sloof adalah struktur bangunan yang berada diatas
fondasi untuk lebih jelas lihat sloof rumah lantai 1 dan
2. Cara menghitung volume sebagai berikut : untuk volume beton panjang total sloof
x lebar x tinggi = satuan m3. Untuk perhitungan jumlah besi beton, pertama yang
dicari adalah jumlah begel, dengan cara panjang total sloof dibagi jarak begel
ditambah 1 = jumlah begel, jumlah begel dikalikan panjang satu begel = panjang
total besi beton yang dibutuhkan. Misal sloof 15/20, begel d 8 – 15, panjang total
25 meter, jumlah begel =(25/0.15)+1=167,6 bh = 168 bh, sedangkan panjang satu
begel = ((15 -5)x 2)+((20-5) x 2)= 50 cm, maka total besi beton untuk begel adalah
0,5 x 168 = 84meter, satu batang besi beton panjang standar adalah 12 m, 84/12=
7 batang. Untuk menghitung besi beton tulangan pokok yaitu dengan cara jumlah
tulangan pokok dikalikan panjang total.
3. Sedangkan untuk perhitungan RAB besi beton tidak dihitung, yang ditampilkan
adalah volume beton.
4. Kolom Cara menghitung Volume adalah tentukan atau hitung jumlah kolom
kemudian dikalikan tinggi kolom, sehingga mendapat total panjang kolom x lebar x
tinggi = volume kolom satuan m3.
5. Ring balk. Cara menghitung volume sama dengan perhitungan sloof dan kolom.
V. Pekerjaan Dinding
1. Pasangan Bata. Dinding pasangan bata ada 2 cara menghitung yaitu dengan cara
perhitungan luas dan dengan cara perhitungan isi, untuk perhitungan isi jarang
sekali digunakan, akan tetapi bila suatu saat dibutuhkan dengan cara perhitungan
isi, caranya adalah luas x tebal, untuk tebal tergantung jenis pasangan bata,
pasangan 1 bata atau ½ bata ,untuk ukuran 1 bata yaitu 30 cm sedangkan
ukuran ½ bata 15 cm. Cara menghitung luas pasangan bata adalah sebagai
berikut, pertama hitung keliling dari dinding, kalikan dengan tinggi dinding, dan
dikurang luas dari daun jendela, daun pintu, boven, satuan m2.
2. PlesteranVolume plesteran adalah 2 x dari volume pasangan bata.
3. AcianSama dengan cara menghitung volume plesteran tetapi dikurangi, daerah
yang tidak di aci seperti dinding keramik dll.
4. Sponengan atau tali air Sponengan atau tali air adalah batas antara kusen dan
plesteran, bila lebar kusen kurang dari lebar dinding (15 cm) maka batas antara
kusen dan plesteran disebut sponengan, sedangkan bila lebar kusen sama dengan
lebar dinding maka batas antara kusen dan plesteran disebut tali air.
1. Pembuatan Kusen Cara perhitungan kusen pada RAB ada 2 macan yaitu dengan
satuan jadi, atau m3, untuk satuan m3 yaitu hitung semua panjang dari bahan
pembuat kusen kemudian dikalikan dengan tebal dan lebar dari kayu, satuan m3.
Kebutuhan material dan upah dapat dilihat pada analisa pekerjaan.
2. Daun Pintu. Daun pintu ada beberapa macam, missal daun pintu panil atau doble
plywood, dalam perhitungan volume untuk RAB biasanya di hitung perunit.
3. Pasang Kusen Pintu dan Jendela Volume pemasangan bermacam-macam, antara
lain dg cara panjang keliling kusen, perlubang, atau perunit.
4. Pasang Daun Pintu dan Jendela Volume pemasangan dihitung perunit, diluar
pemasangan kunci tanam, hak angin, slot.
1. Pembuatan Kuda-Kuda Volume dihitung dengan satuan m3, yaitu panjang total
bahan dikalikan dimensi kayu yang dipakai. Contoh, panjang total bahan yang
digunakan untuk kuda-kuda adalah 25meter kayu yang digunakan 8/12 maka
volume adalah 25 x 0.08 x 0.12 =0.24 m3.untuk harga dapat dilihat analisa
pekerjaan.
2. Pembuatan Gording. Yang dimaksud dengan pembuatan gording adalah
pembuatan sambungan antara gording, satuan adalah m3, cara mencari volume
sama dengan cara mencari volume pada perhitungan kuda-kuda.
3. Pembuatan Jurai. Sama dengan pembuatan gording,
4. Pembuatan Balok Nok. Sama dengan pembuatan gording, dan Jurai. Untuk ketiga
item pekerjaan tersebut dimensi kayu biasanya sama hanya letak saja yang
membedakan nama item pekerjaan.
5. Pasang Kuda-kuda.Yang dimaksud pasang kuda-kuda biasanya disebut erextion
kuda-kuda, adalah pemasangan kuda-kuda dilokasi tempatnya kuda-kuda. Tidak
membutuhkan material tambahan karna kuda-kuda dipasang setelahdibuat. Biaya
biasanya diambil 50 % dari biaya pembuatan kuda-kuda. Begitu juga untuk
pemasangan jurai, gording, balok nok. Satuanvolumenya adalah m3.
6. Pasang Papan Suri. Yang dimaksud dengan papan suri adalah, papan yang
letaknya diatas balok nok, yang berfungsi untuk menahan kerpus, ukuran yg
digunakanbiasanya 2/20 dapat juga lebih kecil atau lebih besar sesuai
kebutuhandilapangan. Satuan volumenya adalah m’.
7. Pasang Usuk. Usuk biasanya menggunakan kayu ukuran 4/6 atau 5/7, yg sering
digunakan adalah kayu ukuran 5/7, untuk atap yg menggunkan asbes atau seng
tidak memakai usuk, cukup dengan gording. Perhitungan usuk yaitu luas dengan
satuan m2. kebutuhan matererial dan upah lihat analisa pekerjaan.
8. Pasang Alumunium poil. Pemasangan alumunium poil dimaksudkan untuk
mengurangi panas danmencegah tampias saat terjadi hujan yang disertai angin,
bahan yang digunakan tidak mutlak alumunium poil, dapat diganti dengan
karpetatau seng plat. letak alumunium poil adalah diantara usuk dan reng.
Satuannya adalah m2.
9. Pasang Reng. Reng ukuran yang digunakan ada dua macam yaitu 2/3 atau¾,
tergantung jenis genteng yang dipakai, untuk genteng beton biasanya
menggunakan ukuran ¾ , perhitungan reng adalah sama dengan menghitung
usuk yaitu luas dengan satuan m2. (luas reng sama dengan luas dari usuk).
10. Pasang Genteng ada beberapa jenis, akan tetapi yang umum adalah genteng beton
dan genteng keramik. Perhitungan volume adalah luas dengan satuan m2.
biasanya sama dengan luas reng maupun usuk.
11. Pasang talang Talang ada beberapa jenis bahan yang digunakan, talang seng,
talang PVC, talang beton, untuk setiap jenis bahan cara perhitungan volume
berbeda-beda, untuk talang yang terbuat dari seng volume nya adalah luas dengan
satuan m2, talang yang terbuat dari PVC volumenya adalah panjang dengan
satuan m’, sedangkan untuk talang beton dapat dihitung dengan m3 ataupun m2.
12. List plank ada beberapa jenis bahan yang digunakan, yaitu bahan darikayu, beton,
pvc, fiber dll, tetapi saat ini list plank yang sering digunakan adalah terbuat dari
kayu dan beton, perhitungan volume ada yang menggunakan m’,m2,m3.
perhitungan volume tidak mengikat.
1. Rangka Plafond Rangka plafon ada beberapa jenis bahan yang digunakan, yaitu
rangka kayu 4/6, rangka besi (bermacam-macam). Untuk perhitungan volume
kalau menggunakan kayu biasanya dihitung luas, sedangkan untuk besi dihitung
dengan berat (kg).
2. Pasang PlafonPlafon bermacam-macam dari jenis bahan yang digunakan, seperti,
bahan kayu, eternit, asbes plat, playwood, gibsum dll, untuk perhitungan volume
adalah luas dengan satuan m2.
3. Pasang Kunci tanam, grendel, hak angin. Perhitungan menggunakan satuan unit,
atau buah.
4. Pasang Kaca.Pemasangan kaca yaitu dengan perhitungan luas satuan m2.5. List
plafond Yang dimaksud dengan list plafon adalah list yang berada dipinggir
pertemuan antara plafond dengan dinding, tujuan pemasangan list, agarterlihat
rapi. Satuan volume adalah m’
1. Beton Lantai 1:3:5 Yang dimaksud dengan beton lantai, biasanya disebut floor,
ataup lesteran lantai, tebal beton lantai untuk rumah tinggal mulai dari 5
cmsampai dengan 10 cm. sebelum lantai diplester sebaiknya diberi urugan pasir
setebal 10 cm. Untuk perhitungan volume lantai beton m3, tetapi kadang-kadang
ada yang membuat m2.
2. Pasang keramik lantai utama dan wc. Pemasangan keramik lantai volume yang
digunakan adalah luas dg satuanm2.
3. Pasang Keramik Dinding. Pemasangan keramik dinding volume yang digunakan
adalah luas dg satuan m2.
X. Pekerjaan Sanitasi
1. Pasang Saluran air bersih pvc ¾”. Perhitungan volume adalah panjang dengan
satuan m’.
2. Pasang Saluran Air kotor pvc 4” Perhitungan volume adalah panjang dengan
satuan m’.
3. Pasang Closet, kran Perhitungan volume adalah buah atau unit.
4. Pembuatan Septick tank atau beerput. Septick tank atau beerput adalah suatu
tempat untuk menampung kotoran manusia, perbedaan septick tank dan beerput
adalah dari bentuk medan bahan yang digunakan akan tetapi fungsinya sama.
Septick tank bahan yang digunakan adalah pasangan bata, dengan ukuran persegi
panjang, sedangkan kalau beerput bahan yang digunakan buis beton diameter 80
cm s/d 90 cm. biasanya perhitungan volume adalah unit (lansung jadi).
5. Saluran Peresapan atau Sumur Peresapan. Saluran peresapan atau sumur
peresapan adalah suatu bangunan yangberfungsi sebagai peresapan air dari
buangan septick tank.
Cara menghitung luasan atap Flat datar. Biasanya dipakai untuk dak beton cor
Rumus :
Kebutuhan luasan atap = Panjang x Lebar
Misalnya rumah dengan ukuran 6m x 10m dan Overstek atap 0.8m
Luasan atapnya adalah :
= (6 + 1.6)m x (10 + 1.6)m
= (7.6m x 11.6m)
= 88.16 m2
Cara menghitung luasan atap limas / perisai / pelana. Luasan atap dihitung dalam
satuan m2
Rumus :
Kebutuhan luasan atap = (Panjang x Lebar) / Cos(z)
dimana : z adalah sudut kemiringan atap
Catatan :
Rumus ini masih bisa dipakai untuk menghitung pada atap yang berbentuk campuran
perisai dan pelana.
RAB PONDASI RUMAH DI DALAM MANAJEMEN
PROYEK
La=((0,8+1)/2)m x 0,8 m
Keterangan:
a) 0,8+1 adalah lebar bawa dan lebar atas galian.
b) 0,8 adalah kedalaman galian
P=45m+34m=79m
La x P.
Koofesien tenaga yang di butuhkan dalam pekerjaan galian tana pondasi dan harga
satuannya tercantum di bawa:
Koofesien Satuan Harga (Rp)
0,65 pekerja Orang --------------
0,05 mandor orang --------------
Biaya yang di butuhkan untuk pekrjaan galian pondasi adalah besarnya koofesien di
kalikan volume galian pondasi yaitu 56,88 m3 di kalikan harga satuannya.
La=0,05m x 0,8m=0,04m2
Panjang urungan sama dengan panjang galian yaitu 79m sehingga volume pasir urungan
yang di butuhkan adalah:
Koofesien bahan dan tenaga yang di butuhkan dalam pekerjaan urungan pasir bawa
pondasi dan harga satuannya tercantum di bawa:
Koofesien Satuan Harga
1,2 pasir m3 ---------
0,3 pekerja orang ---------
0,01 mandor orang ----------
Volume pondasi di hitung dari luas penampang pondasi di kalikan dengan panjang
pondasi,luas penampang pondasi berbentuk trapesium.
Teknik Sipil - Kolom merupakan elemen vertical struktur kerangka yang berfungsi untuk
menyanggah beban utama yang berada diatasnya dan meneruskan beban-bebannya ke
bagian pondasi. Mencari kebutuhan material kolom hampir sama perhitungannya dengan
kebutuhan material beton lainnya. Ketinggian kolom diukur dari permukaan sloof sampai
pada bawah ringbalk, yaitu 3,5 meter. Penghitungan kolom dapat kita lihat pada contoh
perhitungan di bawah ini
Tinggi kolom = 3,5 meter
Jumlah kolom = 40 buah
Panjang total kolom = 40 buah x 3,5 meter = 140 meter
Volume kolom = 0,15 x 0,15 x 140 = 3,15 m3
C. Perhitungan Bekisting
Perhitungan Kebutuhan Material
Luas bekisting = (140 m x 0,15 m)x 2 = 42 m2
Pada perhitungan luas bekisting hanya dua sisi, karena dua sisi yang lainnya bekisting
tidak dihitung karena ada pasangan bata, tetapi bila kolom utama untuk bangunan 2
lantai bekisting dihitung empat sisi.
1. Papan 2/30 x 3 m = 42 x 1,7 lembar = 71,4 lembar = 71 lembar
2. Paku 2”-5” = 42 x 0,3 kg = 12,6 kg
3. Untuk material papan kebutuhan 71 lembar, tidak harus dipenuhi semua, melihat
kondisi di lapangan, karena papan bekas bekisting sloof masih bisa dipergunakan, tetapi
di dalam perhitungan anggaran kebutuhan papan tetap dimasukan.
2. Upah
a) Pekerja = 30,94 OH
b) Tukang = 12,15 OH
c) Kep.Tukang = 1,22 OH
d) Mandor = 1,573 OH
Maka untuk setiap 1 m kolom dengan dimensi dan penulangan seperti gambar diatas
kebutuhan Material dan upah adalah
1. PC (semen 40 kg/zak) = 0,20 zak .
2. Pasir = 0,02 m3
3. Split (koral/krikil) = 0,02 m3
4. Besi beton d 10 mm = 0,333 batang
5. Besi Beton d 8 mm = 0,317 batang
6. Bindrat = 0,050 kg
7. Papan 2/30x3m = 0,51 lbr
8. Paku = 0,09 kg
Upah
1. Pekerja = 0,23 OH
2. Tukang = 0,09 OH
3. Kep.Tukang = 0,009 OH
4. Mandor = 0,0117 OH
KETENTUAN STANDARD DETAIL STRUKTUR
Teknik Sipil - Dalam Proyek konstruksi, terutama gedung. Dibutuhkan banyak acuan
dan standar untuk menciptakan suatu konstruksi yang kokok. Hitungan dari Perencana
Struktur belum ada artinya, sebelum Ia membuat Gambar rekayasa struktur, yaitu
gambar- gambar yang disiapkan oleh Perencana Struktur yang mencakup secara lengkap
catatan- catatan dan informasi penting dalam bentuk yang dapat ditafsirkan tepat dan
akurat agar dapat diaplilasika di lapangan.
Informasi yang diperlukan oleh Pembuat Detail harus ditafsirkan sendiri oleh Perencana
Sruktur dan diberikan dalam bentuk detail perencanaan yang spesifik atau catatan yang
jelas untuk dipatuhi Pembuat Detail. Jika ditemukan ketidaklengkapan, keraguan, atau
ketidakcocokan, maka informasi tambahan, penjelasan, atau koreksi yang diminta oleh
Pembuat Detail harus diberikan kepada Perencana Struktur. Dalam proyek konstruksi
terutama Gedung, banyak kita jumpai detail- detail perencanaan yang berupa detail
penulangan, panjang penjangkaran, bengkokan, kait, sambunga (joint), dll yang
semuanya harus akurat untuk menjamin kekuatan struktur yang Kita bangun. Berikut
adalah beberapa hal yang harus diperhitungkan.
1. Kait Standar
Keterangan :
b1 = Jarak bersih antar tulangan
Syarat =
> 25 mm> 1,25d dari ukuran agregat maksimum
> 1,5d
volume = 20 m x 3 m = 60m2
berikutnya mencari data analisa BOW untuk 1m2 pasangan dinding bata adalah
Pasangan batu bata dengan 1 Pc : 4 Ps per m2 tebal ½ bata
80,0000 Buah Batu bata
0,4000 Sak semen
0,0510 M3 Pasir pasang
0,0480 Mandor
misalkan kita menginginkan pekerjaan tersebut selesai dalam 5 hari naka jumlah tenaga
untuk pasangan batu bata seluas 60 m2 adalah:
2.88 hari: 5 = 0.576 dibulatkan 1 mandor
0.96 hari : 5 = 0.192 dibulatkan 1 kepala tukang batu
9.6 hari: 5 = 1.92 dibulatkan 2 Tukang Batu
28.8 hari : 5 = 5.76 dibulatkan 6 Pekerja
cara menghitung adukan beton metode BOW
Besarnya volume adukan yang digunakan untuk melakukan pekerjaan bangunan
sebaiknya dihitung telebih dahulu agar dapat memperkirakan rencana anggaran
biaya bangunan yang dibutuhkan serta sebagai pedoman dalam membeli jumlah
material sesuai dengan kebutuhan.
Semen = 0.76
Pasir = 0.675
Kerikil = 0.52
Artinya dalam 1 m3 kerikil terdiri dari 0.52 m3 kerikil + 0.48 rongga udara
Bj Semen = 1250 Kg
1 zak = 50 kg
=====> 1 m3 adukan plesteran / mortar 1 : 4 jadi adukan = 1 * 0.76 = .76 m3
4 m3 pasir ———————-> jadi adukan = 4 * 0.675 = 2.7 m3
================================================
5 m3 material —— menghasilkan adukan mortar = 0.76 + 2.7 = 3.46 m3
=====> 1 m3 adukan plesteran / mortar 1 : 3 jadi adukan = 1 * 0.76 = .76 m3
3 m3 pasir ———————-> jadi adukan = 3 * 0.675 = 2.025 m3
================================================
4 m3 material —— menghasilkan adukan mortar = 0.76 + 2.025 = 2.785 m3
Berbagi
buat auditor lebih baik