Anda di halaman 1dari 3

Smeltzer et al.

(2010) mengklasifikasikan nyeri secara umum menjadi tiga, yaitu nyeri akut, nyeri kronis,
dan nyeri yang terkait dengan kanker.

1. Nyeri akut

Nyeri akut merupakan nyeri yang berlangsung tidak lebih dari enam bulan, awitan gejalanya mendadak,
dan biasanya penyebab serta lokasi nyeri sudah diketahui.

2. Nyeri kronis

Nyeri kronis merupakan nyeri yang berlangsung lebih dari enam bulan, sumber nyerinya bisa diketahui
bisa tidak.

3. Nyeri yang berhubungan dengan kanker

Nyeri yang berhubungan dengan kanker dapat bersifat akut atau kronis. Nyeri pada pasien dengan
kanker dapat langsung berhubungan dengan kanker (misalnya, infiltrasi tulang dengan sel tumor atau
kompresi saraf), hasil dari pengobatan kanker (misalnya, pembedahan atau radiasi). Namun, sebagian
besar nyeri yang terkait dengan kanker adalah akibat langsung dari keterlibatan tumor.

Nyeri juga dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan berdasarkan tempat dan berat
ringannya nyeri (Asmadi 2008).

1. Nyeri berdasarkan tempatnya

Pheriperal pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh misalnya pada kulit, mukosa.

Deep pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih dalam atau pada organ-organ
tubuh viseral.

Refered pain, yaitu nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit organ/struktur dalam tubuh yang
ditransmisikan ke bagian tubuh di daerah yang berbeda, bukan daerah asal nyeri.

Central pain, yaitu nyeri yang terjadi karena perangsangan pada sistem saraf pusat, spinal cord, batang
otak, dan talarnus.

2. Nyeri berdasarkan sifatnya

Incidental pain, yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu menghilang.

Steady pain, yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalam waktu yang lama.

Paroxymal pain, yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali. Nyeri tersebut biasanya
menetap kurang lebih 10 sampai dengan 15 menit, lalu menghilang, kemudian timbul lagi.

3. Nyeri berdasarkan berat ringannya


Nyeri ringan, yaitu nyeri dengan intensitas rendah

Nyeri sedang, yaitu nyeri dengan intensitas sedang.

Nyeri berat, yaltu nyeri dengan intensitas yang tinggi.

Intensitas nyeri

Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan individu. Individu
merupakan penilai terbaik dari nyeri yang dialaminya dan karenanya harus diminta untuk
menggambarkan dan membuat tingkatannya (Smeltzer, et al. 2010). Penggunaan skala intensitas nyeri
adalah metode yang mudah dan reliabel dalam menentukan intensitas nyeri. Sebagian skala
menggunakan kisaran 0-10 dengan 0 menandakan “tanpa nyeri” dan angka tertinggi menandakan
“kemungkinan nyeri terburuk” untuk individu tersebut (Kozier, et al. 2010).

1. Face Pain Scale (FPS)

face pain scale

Gambar 3 Face Pain Scale (FPS) (Smeltzer, et al. 2010)

2. Verbal Rating Scale (VRS)

verbal rating scale

Gambar 4 Verbal Rating Scale (VRS) (Smeltzer, et al. 2010)

3. Numeric Rating Scale (NRS)

NRS digunakan untuk menilai intensitas dan memberi kebebasan penuh klien untuk mengidentifikasi
keparahan nyeri (Potter & Perry 2005). Krebs, Carey, & Weinberger (2007) mengkategorikan skor NRS 1-
3 (nyeri ringan), 4-6 (nyeri sedang), dan 7-10 (nyeri berat).

numeric rating scale

Gambar 5 Numeric Rating Scale (NRS) (Krebs, et al. 2007)

4. Visual Analog Scale (VAS)

VAS merupakan suatu garis lurus yang mewakili intensitas nyeri dan memiliki alat keterangan verbal
pada setiap ujungnya (Potter & Perry 2005). VAS berbentuk garis horizontal sepanjang 10 cm, dan
ujungnya mengindikasikan nyeri yang berat. Pasien diminta untuk menunjuk titik pada garis yang
menunjukkan letak nyeri terjadi di sepanjang rentang tersebut. Ujung kiri biasanya menandakan “tidak
ada” atau “tidak nyeri”, sedangkan ujung kanan menandakan “berat” atau “nyeri yang paling buruk”.
Untuk menilai hasil, sebuah penggaris diletakkan sepanjang garis dan jarak yang dibuat pasien pada garis
dari “tidak ada nyeri” diukur dan ditulis dalam sentimeter (Smeltzer, et al. 2010).

visual analog scale

Gambar 6 Visual Analog Scale (VAS) (Smeltzer, et al. 2010)

Anda mungkin juga menyukai