Daftar isi
Kata pengantar
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan karunia-Nya. Dapat
kami selesaikan beberapa Sklerosis Dalam penggabungan makalah mungkin perlu sedikit
bantuan dari teman-teman, kami dapat menyelesaikan makalah ini Penulis juga tidak
melupakan terimakasih kepada semua pihak, atas bantuan dan doanya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini dan dapat mempelajari
tentang Multiple Sclerosis. Makalah ini mungkin kurang sempurna, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.
BAB I PENDAHULUAN
Multiple Sclerosis (MS) adalah penyakit sistem saraf pusat kronis yang ditandai dengan
kehilangan selubung mielin dan akson. Kelainan fisiologis ini kemudian menjadi gangguan
klinis yang signifikan. Secara global, diperkirakan 2,5 juta orang mengalami Multiple
sclerosis (MS). Kejadian tertinggi dilaporkan di negara Eropa dan Amerika Utara (McKay et
al, 2014). Sekitar 350.000 penduduk Amerika terdiagnosis multiple sclerosis (MS) dan
menjadi penyebab utama gangguan neurologis non-trauma dewasa muda di Amerika
(Nicholas et al, 2014). MS biasanya menyerang dewasa muda dan dapat berkaitan dengan
resiko osteoporosis dan penurunan masa tulang (Dong et al, 2014). Penyebab terjadinya MS
masih belum diketahui secara pasti, namun kemungkinan multifaktorial yaitu kombinasi
antara faktor genetik dan lingkungan (McKay et al, 2014; Nicholas et al, 2014). Beberapa
keadaan yang berkaitan denfan MS antara lain infiltrasi sel mononuklear perivaskular dan
demielinisasi. Sebagian pasien MS mengelukan adanya autoimmune encephalomyelitis
(EAE), suatu proses autoimun yang dianggap berpartisipasi dalam proses patogenesis
penyakit MS (Nicholas et al, 2014). Terdapat sepuluh indikator disease modifying therapies
yang disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk penanganan MS di Amerika.
Namun tidak ada satupun agen yang terbukti bersifat neuroprotektif, sehingga perlu beberapa
strategi penangann yang lebih baik untuk MS (Nicholas et al, 2014).
Latar belakang
Rumusan maslah
Tujuan
A. Multipel sklerosis (MS)
adalah suatu penyakit neurodegeneratif akibat proses demielinisasi kronik pada sistem
saraf pusat yang disebabkan oleh peradangan autoimun. Penyakit ini umumnya mengenai
kelompok pasien usia dewasa muda (antara 30 sampai 40 tahun) dengan prevalensi umum di
seluruh dunia adalah 30 kasus per 100.000 populasi; dan hanya sekitar 2-5% penyakit ini
terjadi pada usia kurang dari 18 tahun.
Berbeda halnya dengan yang terjadi pada populasi dewasa, penyakit MS pada
populasi anak memiliki sejumlah variasi manifestasi klinis demielinisasi atipikal yang
menyebabkan pengenalan dan diagnosis MS pada pasien anak merupakan suatu proses rumit.
Telah dilaporkan suatu laporan kasus pada seorang anak perempuan berusia 13 tahun 7 bulan
dengan keluhan utama kejang yang disertai penurunan kesadaran, dimana kedua manifestasi
klinis ini merupakan manifestasi klinis yang jarang ditemukan pada pasien multiple sklerosis.
Diagnosis MS pada pasien ditegakkan setelah dilakukannya pemeriksaan MRI kepala. Pasien
kemudian diterapi dengan menggunakan steroid intravena dan pada pengamatan selanjutnya
ditemukan perbaikan klinis yang nyata.
Kasus ini merupakan suatu kasus yang sangat jarang mengingat Multiple Sclerosis
umumnya terjadi pada perempuan dan pada usia 15–40 tahun. Neuritis optik bilateral
merupakan salah satu tanda Multiple Sclerosis terutama pada anak-anak. Terapi dengan metil
prednisolon intravena bisa dilakukan pada pasien dengan neuritis optik akut karena terapi ini
mempercepat perbaikan visus dan keluhan lain. Pengenalan penyakit ini kepada orang tua
penderita sangatlah penting untuk penatalaksanaan yang lebih lanjut. Observasi neurologis
dan mata diperlukan pada pasien ini untuk mengevaluasi relaps dari Multiple Sclerosis.
gejala
Gejala pada mata umumnya merupakan bagian dari gambaran klinis Multiple Sclerosis.
Keluhan pertama penderita Multiple Sclerosis biasanya adalah penglihatan kabur disertai
nyeri pergerakan bola mata. Hal ini berhubungan dengan terjadinya neuritis optik (terutama
neuritis retrobulbar).1,3 Gejala awal lainnya adalah diplopia dan terjadinya Internuclear
Ophthalmoplegi (INO). Hal ini disebabkan lesi pada fasikulus longitudinal medial sehingga
timbul paresis yang saccadic pada m. rectus medial ipsilateral untuk berkonjugasi ke arah
lateral sehingga timbul diplopia saat melihat ke lateral (abduksi). Lesi fasikulus longitudinal
medial pada Multiple Sclerosis umumnya bilateral.1,3 Pada pasien ini tidak didapatkan
keluhan diplopia pada fase akut. Hal ini disebabkan penderita tidak ingin menggerakkan bola
mata dikarenakan nyeri akibat neuritis optik. Namun pada pasien ini didapatkan Internuclear
Ophthalmoplegi (INO) yang masih tampak jelas setelah terapi dan melewati fase akut.
Etiologi
Patofisiologi
Patologi Multiple Sclerosis
Ilustrasi empat jenis sel glial yang ditemukan dalam sistem saraf pusat: sel
ependymal, astrosit, sel mikroglial, dan oligodendrosit
Pencegahan :
3. Kelola stres
Terlalu lama duduk atau berbaring di tempat tidur sering kali memicu stres pada
penderita multiple sclerosis. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa stres
dapat memicu pertumbuhan lesi di otak dan lambat laun memunculkan gejala
multiple sclerosis, termasuk kelelahan.
Saat konsultasi ke dokter, cobalah untuk meminta resep obat tertentu untuk
mengurangi kelelahan yang dirasakan. Ampyra (dalfampridine) adalah salah satu
obat yang dapat meningkatkan konduksi saraf dan membantu mengatasi
kelelahan. Jenis obat lainnya yang juga dapat mengurangi gejala multiple
sclerosis adalah:
Symmetrel (amantadine)
Provigil (modafinil)
Ritalin (methylphenidate)
Ingat, tidak semua penderita multiple sclerosis akan diberikan obat yang sama
dan merasakan manfaat yang sama. Ini sebabnya, pastikan bahwa Anda sudah
menerima obat yang tepat untuk mengobati gejala penyakit Anda dan siap
dengan efek samping yang ditimbulkan.
Tidur adalah salah satu cara untuk mengembalikan energi setelah seharian
beraktivitas. Namun sayangnya, penderita multiple sclerosis sering mengalami
sulit tidur akibat rasa lelah yang mengganggu.
Bagi penderita multiple sclerosis, mereka sering kali terbangun di tengah malam
karena ingin buang air kecil, kesemutan di kaki, atau sakit di sekujur tubuh. Hal
ini juga dapat disebabkan oleh beberapa gangguan tidur seperti sindrom kaki
gelisah (RLS) atau sleep apnea.
Pilihlah buah dan sayuran yang kaya akan vitamin D, protein tanpa lemak, dan
biji-bijian yang baik untuk mengatasi kelelahan maupun gejala multiple sclerosis
lainnya. Bila Anda masih menemukan kesulitan untuk mengatur pola makan,
mintalah bantuan dokter atau ahli gizi untuk membuat menu makanan yang sehat
untuk Anda.
C. multiple sclerosis. Beberapa penyakit sclerosis yaitu: 1. bervariasi dan tergantung pada
lokasi serat saraf yang rusak. Dalam beberapa kasus, penyakit ini tidak menunjukkan gejala.
Di kasus lain, para pasien terserang sangat parah dan gejalanya semakin memburuk dengan
cepat 2. Menganggap sensori: Mati rasa, kesemutan, atau nyeri pada satu atau lebih anggota
badan 3. Gambaran motorik (otot): Kelemahan, kekakuan, kejang otot, tremor, 4. Gangguan
penghilatan: Hilangnya kemampuan melihat sebagian atau seluruhnya (biasanya satu mata
pada satu waktu), sakit mata, penglihatan ganda, atau penghilatan arus. Mental: Konsentrasi
yang buruk, mudah lupa 5. Sensasi Kejutan listrik di punggung belakang dapat terjadi saat
bergerak 6. Pembicaraan yang melantur 7. Mendorong 8. Kelelahan 9. Kehilangan kendali
atas kandung kemih atau usus