Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Geomine, Vol 04, No 1: April 2016

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR MINYAK BUMI PADA JOB


PERTAMINA-MEDCO E & P TOMORI SULAWESI KABUPATEN
MOROWALI UTARA PROVINSI SULAWESI TENGAH

Nindy Wulandari Igirisa 1, Jamal Rauf Husain2, Hasbi Bakri1*


1. Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Muslim Indonesia
2. Program Studi Teknik Geologi Universitas Hasanuddin
Email: hasbibakri008@gmail.com

SARI

Limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi,
baik pada skala rumah tangga, industri dan pertambangan. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui proses pengolahan limbah cair. Metode penelitian ini
menggunakan metode Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan sistem Dissolved
Air Flotation (DAF). Hasil pengolahan Limbah sebelum proses pengolahan, bahwa
pengolahan air limbah secara kimia (Koagulan dan Flokulan), dari padatan tersuspensi
dengan nilai 10.348 ml/L, BOD 100 ml/L, dan COD 300 ml/L. Maka dapat menurunkan
padatan tersuspensi 4.194 ml/L, BOD 80 ml/L dan COD 160 ml/L, dengan nilai persen
penurunan padatan tersuspensi 85-95%, penurunan BOD 50-70%, dan penurunan COD
50-70%.

Kata Kunci: Limbah, WWTP, DAF, BOD, COD, Koagulan, Flokulan, Padatan
Tersuspensi

ABSTRACT

Waste is the residue resulting from an activity and production process, both at
household, industry and mining. The purpose of this study was to determine the
wastewater treatment process. This research method using the Waste Water Treatment
Plant (WWTP) with a system of Dissolved Air Flotation (DAF). Waste processing results
before processing, that wastewater treatment chemicals (coagulant and flocculant),
suspended solids with a value of 10 348 ml / L, BOD 100 ml / L, and COD of 300 ml / L.
So can reduce suspended solids 4.194 ml / L, BOD 80 ml / L and COD 160 ml / L, the
value per cent reduction in suspended solids 85-95%, 50-70% reduction in BOD and COD
reduction of 50-70%.

Keywords: Waste, WWTP, DAF, BOD, COD, Coagulant, Flocculants, Suspended Solids

PENDAHULUAN bumi. Produk yang dihasilkan oleh JOB


Pertamina-Medco E & P Tomori Sulawesi
JOB Pertamina-Medco E & P Tomori adalah minyak mentah yang
Sulawesi adalah perusahaan Pemerintah akandipasarkan dibeberapa negara untuk
yang bergerak dibidang eksplorasi dan pengolahan selanjutnya.
eksploitasi minyak bumi. Cakupan
eksploitasi adalah mulai dari evaluasi Limbah yang dihasilkan JOB
kandungan reservoir(eksplorasi) hingga Pertamina-Medco E & P Tomori Sulawesi
memperoduksinya dari dalam perut berupa limbah cair, padat dan gas.
Limbah cair yang dihasilkan berupa air

28
dan fluida berminyak. Proses pengolahan darat dari kota Makassar dengan jarak
limbah atau (WWTP) di Tiaka Field tempuh ± 60 jam menuju.
menggunakan WWTP portable dengan
sistem(DAF) yang berfungsi Secara Garis Besar Proses
menghilangkan materi tersuspensi pengolahan limbah atau (WWTP) di
seperti minyak, lemak, gemuk atau Tiaka Field menggunakan WWTP
padatan. Sistem DAF ini memanfaat portable dengan sistem (DAF) yang
udara yang dilarutkan ke dalam air atau berfungsi menghilangkan materi
air limbah dibawah tekanan dan tersuspensi seperti minyak, lemak,
kemudian melepaskan udara pada gemuk atau padatan. Sistem DAF ini
tekanan atmosfer dalam tangki flotasi. memanfaat udara yang dilarutkan ke
dalam air atau air limbah dibawah
Penelitian ini difokuskan pada tahap tekanan dan kemudian melepaskan
pengolahan limbah cair dan upaya yang udara pada tekanan atmosfer dalam
dilakukan untuk penanganan limbah cair tangki flotasi.
minyak bumi pada JOB Pertamina-Medco
E & P Tomori Sulawesi Kabupaten
Morowali Utara Provinsi Sulawesi HASIL DAN PEMBAHASAN
Tengah.
(WWTP) Proses pengolahan limbah
Maksud penelitian ini adalah pada JOB Pertamina Medco E&P Tomori
mengkaji kondisi penanganan limbah cair Sulawesi dapat dilihat pada gambar. 1
minyak bumi pada JOB Pertamina-Medco
E & P Tomori Sulawesi.

Tujuan dari penelitian ini adalah


untuk mengetahui proses pengolahan
limbah cair pada JOB Pertamina-Medco
E & P Tomori Sulawesi.

METODOLOGIPENELITIAN

Metode penelitian yang dilakukan


Gambar 1. Flow Chart (WWTP) Tiaka
terdiri dari 4 (empat) tahapan, yaitu Field (Pertamina, 2007).
prosedur penelitian, metode pengambilan
data, tahap analisis data dan pengolahan Adapun proses pengolahan limbah
data, serta tahap pembutan skripsi. secara berurutan:
1. Kepala Sumur (Well Head)
Manfaat dari penelitian ini, dapat 2. Pipa Salur (FlowLine)
mencegah dan mengurangi tercemarnya 3. Sambungan (Manifold)
udara dan air, dapat mencegah polusi 4. Separator
yang dapat membahayakan manusia dan 5. Pembakaran (Flare)
ligkungan dan tidak terganggunya 6. Skimming Pit 1
ekosistem biota laut 7. Tabung Mixing
8. Filter Tank
Lokasi penelitian Secara administrasi 9. Skimming Pit 2
Lapangan Minyak Tiaka termasuk dalam
wilayah pemerintahan Kabupaten
Morowali Provinsi Sulawesi Tengah.
Secara geografis Daerah penelitian
berada pada koordinat 1 049’55” LS dan
121059’23,1” BT. Untuk mencapai lokasi
tersebut dapat ditempuh dengan jalur

29
Tabel 1. Limbah Cair sebelum menyelimuti permukaan partikel
Proses Pengolahan sehingga partikel tersebut dapat
berikatan dengan partikel lainnya.
Partikel yang telah berikatan akan
mudah untuk dipisahkan secara fisik
(sedimentasi, flotasi, dan filtrasi). Proses
flokulasi dibutuhkan untuk
penggabungan partikel dengan
mennggunakan bahan kimia sehingga
mempercepat waktu pengendapan
partikel (flok).
Pada proses koagulasi (destabilisasi)
dibutuhkan bahan kimia yang mampu
Tabel2. Limbah Cair sesudah Proses merubah muatan partikel, perubahan
Pengolahan muatan partikel dapat dilakukan dengan
berbagai bahan kimia tetapi bahan kimia
yang bervalensi 3 (trivalent) sepuluh kali
lebih efektif dibanding dengan bervalensi
2 (divalent). Bahan kimia yang
dipergunakan pada Lapangan Minyak
Tiaka dalam proses koagulasi seperti
tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 3. Jenis Bahan Kimia Koagulan

Pengolahan air limbah secara kimia


merupakan pengolahan air limbah
dengan penambahan bahan
kimiakoogulan dan flokulan kedalam air
limbah. Beberapa proses pengolahan air
Berbagai parameter perancangan
limbah secara kimia di sebut proses
sedimentasi untuk koagulasi berdasarkan
koagulasi dan flokulasi. Alasan pemilihan
jenis koagulan yang dipergunakan seperti
bahan kimia koagulan dan flokulan pada
tercantum dalam tabel berikut:
Lapangan Minyak Tiaka karena selain
praktis, biayanya juga murah
Tabel 4. Perencanaan Sedimentasi
dibandingkan menggunakan proses
Berdasarkan jenis koagulan
secara mikrobiologi. Proses netralisasi
pada koagulasi dan flokulasi bertujuan
untuk melakukan perubahan derajat
keasaman (pH) air limbah. Proses ini
dilakukan pada awal proses
(pengkondisian) air limbah sebelum Flokulasi merupakan suatu peristiwa
dilakukan proses lanjutan atau pada penggabungan partikel-partikel yang
akhir proses sebelum air limbah dibuang telah mengalami proses destabilisasi
kelingkungan dalam rangka memenuhi (koagulasi) dengan penambahan bahan
standar baku mutu air limbah yaitu pH kimia (flokulan) sehingga terbentuk
6-9. partikel dengan ukuran lebih besar
(macrofloc) yang mudah untuk
Koagulasi merupakan proses diendapkan.
destabilisasi partikel, sedangkan flokulasi
merupakan proses penggabungan
partikel yang telah mengalami proses
destabilisasi. Proses destabilisasi partikel
dilakukan dengan penambahan bahan
kimia yang bermuatan positif yang dapat

30
Jenis bahan kimia yang berfungsi Untuk proses koagulasi kecepatan
sebagai flokulan seperti tercantum dalam putaran pengaduk sekitar 100 rpm,
tabel berikut: sedangkan pada proses flokulasi
lebih lambat sekitar 50 rpm.
4. Kecepatan aliran air limbah masuk
dalam tangki (jika kecepatan aliran
dimanfaatkan untuk pengadukan)

KESIMPULAN
Flokulan sintetis merupakan flokulan
yang diproduksi dengan berbagai
Dari data hasil penelitian
kebutuhan sehingga flokulan ini
pengolahan Limbah (WWTP) Tiaka Field
diproduksi bermuatan negatif (anion),
menggunakan sistem (DAF) yang
bermuatan positif (cation) dan netral (non
berfungsi menghilangkan materi
ion), flokulan bermuatan negatif dapat
tersuspensi, seperti minyak, lemak,
bereaksi dengan partikel bermuatan
gemuk dan padatan. Maka dapat
negatif seperti garam-garam dan logam-
ditarikkesimpulan, bahwa kinerja proses
logam hidroksida, sedangkan flokulan
pengolahan air Limbah secara kimia
yang bermuatan positif akan bereaksi
(koagulan dan flokulan), dapat
dengan partikel bermuatan negatif
menurunkan padatan tersuspensi 85-95
seperti silika maupun bahan-bahan
%, penurunan COD 50-70 %, penurunan
organik, tetapi hukum itu tidak berlaku
BOD 50-70 %. Adapun alat yang
secara umum karena flokulan negatif
digunakan pada proses pengolahan
dapat mengikat tanah liat yang
diawali dari Kepala Sumur (Well Head),
bermuatan negatif.
Pipa Salur (FlowLine), Sambungan
(Manifold), Separator, Pembakaran
Dalam proses koagulasi-flokulasi
(Flare), Skimming Pit 1, Tabung Mixing,
beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Filter Tank, Skimming Pit 2.
1. Konsentrasi padatan yang
terkandung dalam air limbah.
Konsentrasi padatan atau zat
terlarut dalam air limbah akan UCAPAN TERIMA KASIH
mempengaruhi kebutuhan
konsentrasi koagulan yang Penulis mengucapkan terima kasih
dibutuhkan dalam pengolahan air kepada semua pihak terutama:
limbah, pada umumnya jika
1. Pihak Perusahaan JOB Pertamina-
konsentrasi padatan atau zat
Medco E & P Tomori Sulawesi yang
terlarutnya tinggi akan dibutuhkan
telah memberikan izin dalam
konsentrasi koagulan yang lebih
melakukan penelitian di Kabupaten
kecil (diperlukan penelitian
Morowali Utara Provinsi Sulawesi
pendahuluan)
Tengah.
2. Jenis koagulan yang dipergunakan.
2. Pihak devisi Produksi Migas yang
Jenis koagulan yang akan
telah banyak membimbing dan
diaplikasikan tergantung pada
memberikan ilmu pengetahuan
karakteristik air limbahnya, hal ini
kepada penulis selama melakukan
disebabkan karena jenis koagulan
penelitian.
tertentu akan bekerja baik pada
derajat keasaman (pH) air limbah
tertentu.
3. Kecepatan putaran pengaduk (jika DAFTAR PUSTAKA
menggunakan tangki berpengaduk).
Kecepatan putaran pengaduk pada Anwar, D. 2009.”Kimia Analisis”.
pengolahan dengan tangki Departemen Teknik Kimia. Fakultas
berpengaduk berpengaruh terhadap Teknik. Universitas Sumatra Utara.
ukuran flok yang terbentuk, Medan
kecepatan putaran pengaduk dapat
memecah flok yang sudah terbentuk.

31
Damanhuri, E. 1993/1994. “Pengolahan Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi
Limbah Berbahaya dan Beracun”. Senoro-Toili Block2007.Joint
Teknik Lingkungan ITB. Bandung. OperatingBody. Tiaka-7/7ST Final
Well Report. Jakarta.
E. Rusmana, A. Koswara & T.O
Simajuntak, 1993. “Peta Geologi Pertamina, 2001. “Pedoman Pengolahan
Lembar Luwuk.Sulawesi Tengah, Limbah Sludge Minyak pada Operasi
skala 1: 250.000”. Pusat Penelitian Pertamina”. Jakarta.
dan Pengembangan Geologi (P3K).
Bandung. Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun
1999. “Tentang Pengelolaan Limbah
Gunawan, H. 2012. “COD (Chemical Bahan Berbahaya dan Beracun”.
Oxygen Demand)\ DO (Dissolved Jakarta.
Oxygen) Dan, BOD (Biochemical
Oxygen Demand)”. Program Studi Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun
Budidaya Perairan. Fakultas 2001. “Tentang Pengelolaan Limbah
Pertanian. Universitas Malikssalam. Bahan Berbahaya dan Beracun”.
Aceh Utara Jakarta.
Heryanto, P. 2008. “Pencemaran dan
Toksikologi Logam Berat”. Rineka Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Cipta. Jakarta. Nomor 13 Tahun 2007. “Tentang
Persyaratan dan Tata Cara
Hiskia, A.1998. “Kimia Pengelolaan Limbah Bagi Usaha
Larutan Bandung”. Citra Aditia Minyak, Gas dan Panas Bumi
Bakti. dengan Cara Injeksi”. Jakarta.

Kementerian Lingkungan Hidup. 2003. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup


“Pengolahan Minyak Bumi Secara Nomor 04 Tahun 007. “Tentang
Biologi”. Badan Pengendali Dampak parameter Pengelolaan Limbah cair
Lingkungan. Jakarta. minyak bumi”. Jakarta.

Koesoemadinata, R.P. 1980. “Geologi Tarigan, M.S, & Edwar. 2003.


Minyak dan Gas Bumi”.ITB “Kandungan Total Zat Padat
Bandung. Tersuspensi (Total Suspended
Solid) di Perairan Raha ”. Sulawesi
Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi Tenggara. Makara. Sains.
Senoro-Toili Block2007.Joint Vol.7.No.3
OperatingBody. Tiaka-10 Final Well
Report. Jakarta.

32

Anda mungkin juga menyukai