Anda di halaman 1dari 3

Harga Masker Melambung Tinggi Akibat Korona

Virus korona yang meresahkan masyarakat di dunia saat ini telah


memasuki Indonesia. Sampai tanggal 8 Maret 2020 sudah ada empat
korban yang dinyatakan positif terkena virus korona. Setelah
diumumkannya korban virus korona oleh Presiden menyebabkan
masyarakat panik. Masyarakat langsung menyerbu toko kesehatan dan
supermarket yang menjual masker sebagai pencegah agar tidak tertular
virus korona. Hal ini mengakibatkan harga masker melambung tinggi.
Harga masker dipasaran saat ini berkisar Rp 340.000, bahkan ada yang
menjual sampai Rp 1,5 juta. Harga masker sangat melonjak sampai lima
kali lipat sejak awal Januari 2020.

Para konsumen yang membutuhkan masker sangat resah karena harga


masker yang melonjak dari harga biasanya. Para konsumen yang tidak
membutuhkan masker sebelumnya banyak yang membeli masker dan
bahkan ada yang memborongnya. Masker menjadi sedikit langka akhir –
akhir ini akibat korona. Dilain sisi para produsen dan distributor merasa
sangat diuntungkan dengan banyaknya pembeli masker ini.

Masalah tingginya harga dan kelangkaan masker ini mengakibatkan adanya


tindakan dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Komisioner
KPPU mengatakan terdapat 28 produsen, 55 distributor dan 22 importir
masker yang terdaftar di Kementerian Kesehatan. Produsen, distributor,
dan importir tersebut juga didapati bahwa mereka masih menjual masker
dengan harga strandar dan tidak ada indikasi kenaikan harga yang
signifikan. Komisioner KPPU juga mengatakan bahwa telah ada ancaman
pidana bagi mereka yang menaikkan harga masker secara berlebihan yang
diatur dalam UU Nomor 5 tahun 1999 tentang pelarangan praktik monopoli
dan persaingan usaha tak sehat yang melarang soal kenaika harga suatu
barang secara berlebih.meskipun undang – undang ini tidak mengikat
pengusaha kecil seperti UMKM.
Pemerintah telah melakukan berbagai cara untuk mengatasi adanya
masalah ini. Presiden mengatakan bahwa saat ini masih ada stok masker di
dalam negeri sebesar 50 juta masker. Pemerintah akan membatasi ekspor
masker ke luar negeri. Pemerintah akan berusaha untuk mencukupi
kebutuhan masker dalam negeri karena adanya virus korona ini. Selain itu
masyarakat akan melakukan pengecekan harga masker juga secara berkala
agartidak ada produsen yang menaikkan harga secara berlebih.

Selain ekspor yang dibatasi, pembelian masker juga akan dibatasi.


Konsumen hanya boleh membeli masker dengan jumlah maksimal sebesar 5
box. Pembatasan ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya penimbunan
masker yang menyebabkan terjadinya kelangkaan. Selain itu agar
pendistribusian masker ini juga merata. Ada juga pidato dari Presiden
yang menghimbau agar tidak panik dalam menghadapi virus korona ini
dengan memborong masker secara berlebih. Banyak konsumen yang sangat
membutuhkan masker seperti dokter, perawat, orang yang sakit. Jadi kita
yang tidak membutuhkan masker diharapkan lebih mempriorotaskan
konsumen yang membutuhkan.

Disaat harga masker yang tinggi ini, terdapat produsen yang dengan
sukarela membagikan masker kepada konsumen yang membutuhkan.
Perumda Pasar Jaya ini mendistribusikan stok maskernya ke lima kota di
DKI Jakarta sebesar 10.000 makser. Direktur Utama Perumda Pasar Jaya
mengatakan akan mendistribusikan masker ke tempat – tempat yang
kehabisan stok masker.

Referensi :

https://www.cnbcindonesia.com/news/20200306190458-8-143114/dampak-
corona-buat-harga-masker-mahal-salah-salah-siapa

https://www.cnbcindonesia.com/news/20200303115035-8-142049/makin-
liar-harga-masker-meroket-akibat-corona
https://bisnis.tempo.co/read/1314640/harga-masker-meroket-akibat-virus-
corona-ini-respons-mendag

Nama :ELUVIA NANDA RAHAYU

NIM : 195020500111001

Kelas : IA / Ekonomi Islam

Anda mungkin juga menyukai