Anda di halaman 1dari 10

Tujuan Intruksional Umum (TIU)

Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan masyarakat dapat mengetahui tentang Covid-19


dan pencegahannya, mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, dan meluruskan
berita-berita yang kurang benar yang beredar di masyarakat.
Apakah Covid-19 Adalah Konspirasi?
Seiring dengan munculnya Covid-19,
berbagai pihak mulai menyuarakan
pendapatnya tentang pandemi yang saat
ini terjadi. Salah satunya menyasar ke Bill
gates. Tudingan konspirasi ini
dilatarbelakangi oleh pidatonya pada 2015
yang memperingatkan adanya virus di
masa depan. Tokoh dari Indonesia sepeti
Jenrix mempercayai konspirasi bahwa
virus ini adalah rekayasa kaum elite global. Apalagi, akhir-akhir ini beredar bahwa rumah
sakit mengada-ngada membuat pasien terinfeksi Covid-19 untuk mendapatkan insentif. Oleh
karena ini, banyak orang yang masih menyepelekan Covid-19 dan tidak menerapakan
protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Indonesia saat ini jumlah kasus mencapai
295.499 kasus per Jumat 2 Oktober 2020. Dan sudah 228 tenaga kesehatan meninggal dunia
pertanggal 29 September 2020. Sudah banyak orang meninggal karena virus ini. Miris
rasanya, ketika para tenaga kesehatan yang telah berjuang dituduh mempositifkan pasien
untuk mendapatkan insentif. Terlebih lagi, masih ada yang orang-orang yang mengusir nakes
dari kostnya dan menolak pemakanan nakes. Saat ini, mari kita semua berpikir jernih.
Bedakan anatara fakta dan berita yang tidak benar. Virus Covid-19 ini benar adanya. Jangan
jadikan berita-berita yang belum tentu kebenarannya, menjadikan kita abai terhadap pandemi
ini.

Kurang Patuhnya Masyarakat Dengan Protokol Kesehatan


Berbicara soal sikap masyarakat terhadap pandemi, pasti akan ada respon yang berbeda.
Sebagian orang, menganggap virus ini sebagai ancaman. Hal ini berlaku bagi mereka yang
mengetahui seberapa berbahayanya virus ini. Namun, masih banyak masyarakat yang abai
dan enggan menerapkan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah.
Tagar #IndonesiaTerserah yang trending beberapa bulan yang lalau menunjukkan
kekecewaan masyarakat terhadap penanganan wabah Covid-19 di Indonesia. Pengguna media
sosial meyertakan tagai ini dalam menggambarkan ketidakpedulian masyarakat terhadap
upaya pembatasan jarak dan kebijakan pemerintah yang tidak konsisten dalam penanganan
pandemi.

Pandemi Covid-19
Penutupan ini tidak akan
MCD Sarinah, pernah usai
mengumpulkan
banyak orang
bila tidak ada tanpa menerapkan
kesadaran protokol
dan kepedulian dari
kesehatan (Mei 2020)
semua lapisan masyarakat. harus menunggu
berapa masyarakat yang dan tenaga kesehatan yang meninggal. Harus menunggu berapa
banyak orang yang kehilangan pekerjaan, berapa banyak perusahaan yang bangkrut, dan
berapa kelabakannta RS menangani pasien Covid-19. Pencegahan Covid-19 bukan hanya
kewajiban pemerintah dan tenaga kesehatan, melainkan tugas kita semua untuk selalu
menerapkan protokol kesehatan. Tenaga kesehatan sebenarnya adalah garda terakhir, mereka
yang akan menagangi ketika seseorang terinfeksi. Gatda terdepan sebenarnya penagguangan
Covid-19 adalah masyarakat Indonesia. Sudah saatnya, kita menekan keegoisan kita yang
merugikan banyak orang. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap sesama, dapat
memberika perubahan pada tatanan hidup yang lebih baik.

Perkiraan Biaya yang Dibutuhkan Saat Terinfeksi Covid-19


Saat ini vaksin untuk virus corona belum ditemukan. Maka “vaksin”yang paling ampuh untuk
megurangi risiko terinfeksi Covid-19 adalah disiplin. Disiplin dalam menerapakan protokol
seperti mencuci tangan, menggunakan masker, physical distancing dan lainnya. Jika hal
tersebut tidak dilakukan maka kemungkinan besar seseorang akan berakhir isolasi di rumah
sakit amupun di rumah. Pernah membayangkan berapa biaya yang dihabiskan ketika
terinfeksi Covid-19, berikut adalah perkiraan biayanya.
Berdasarkan berita yang dilansir oleh lifestyle.bisnis.com tanggal 13 Agustus 2020, adapun
secara terperinci biaya perawatan pasien Covid-19 di Indonesia sesuai surat Kementerian
Kesehatan adalah sebagai berikut:
Pasien ODP/PDP/Konfirmasi tanpa kormobid/komplikasi:
a. Ruang ICU dengan ventilator: Rp15,5 juta per hari
b. Ruang isolasi tanpa ventilator: Rp12 juta per hari
c. Ruang isolasi tekanan negatif dengan ventilator: Rp10,5 juta per hari
d. Ruang isolasi tekanan negatif tanpa ventilator: Rp7,5 juta per hari
e. Ruang isolasi non tekanan negatif dengan ventilator: Rp10,5 juta per hari
f. Ruang isolasi non tekanan negatif tanpa ventilator: Rp7,5 juta per hari
Sedangkan biaya pasien Covid-19 yang memiliki komplikasi atau penyakit lain seperti
jantung, diabetes paru-paru, dan ginjal misalnya, sekitar:
a. Ruang ICU dengan ventilator: Rp16,5 juta per hari
b. Ruang ICU tanpa ventilator: Rp12,5 juta per hari
c. Ruang isolasi tekanan negatif dengan ventilator: Rp14,5 juta per hari
d. Ruang isolasi tekanan negatif tanpa ventilator: Rp9,5 juta per hari
e. Ruang isolasi non tekanan negatif dengan ventilator: Rp14,5 juta per hari
f. Ruang isolasi non tekanan negatif tanpa ventilator: Rp9,5 juta per hari
Biaya pemulasaran atau pemakaman pasien Covid-19
a. Pemulasaran Jenazah: Rp550.000
b. Kantong Jenazah: Rp100.000
c. Peti Jenazah: Rp1.750.000
d. Plastik Erat: Rp260.000
e. Disinfektan Jenazah: Rp100.000
f. Transport Mobil Jenazah: Rp500.000
g. Disinfektan Mobil Jenazah: Rp100.000
Corona tidak pandang bulu. Siapapun bisa terpapar bahkan orang kaya pun belum tentu dapat
sembuh karena uangnya.
Mengapa? Karena semua
rumah sakit baik kelas
biasa sampai VVIP sudah
penuh dengan pasien. Jadi,
apa fungsi uang itu bagi
empunya? Oleh karena itu,
penting untuk menerapkan
protokol.
Menggunakan Masker
Menggunakan masker merupakan cara yang efektif untuk mengurangi risiko penularan
Covid-19 di tengah masyarakat umum. Masker diperlukan bagi setiap orang agar tidak saling
menulari virus. Percikan air liur maupun droplet yang berasal dari batuk dan bersin dapat
terlontar jauh. Efektivitas menggunakan masker dengan baik dpaat menekan peluang
penularan lebih dari 50 persen. Masker medis dan masker N95 diutamakan untuk tenaga
kesehatan yang mana kontak langsung dengan pasien Covid-19. Masker kain 3 lapis dapat
menjadi alternatif untuk masyarakat umum.
Berikut adalah kriteria masker kain yang direkomendasikan oleh CDC:
1. Mampu menutup tepi wajah seluruhnya: masker kain harus cukup lebar, mampu
menutupi pangkal hidung dan sebagian besar pipi.
2. Menggunakan tali pengikat atau karet: agar masker tetap berada di tempatnya selama
beraktivitas. Tali atau karet yang longgar, dapat menimbulkan rasa tidak nyaman
sehingga kita lebih sering menyentuh wajah untuk membetulkan letak masker.
3. Jenis kain: menggunakan kain 3 lapis dengan jenis kain katun 100% yang mana saat
ditarik, kain tidak melar.
4. Tidak menghalangi jalan napas: memastikan masker tidak terlalu tebal namun mampu
menutupi bagian mulut dan hidung dengan sempurna.
5. Jika dicuci tidak berubah bentuk: pilih kain yang berbahan kokoh.
Agar penggunaan masker efektif, maka harus memeperhatikan beberapa hal berikut:
1. Memilih masker yang sesuai dengan ukuran
wajah dan mampu menutup mulut, dagu serta
hidung
2. Memastikan tidak ada rongga di sela-sela pipi,
hidung, dan dagu
3. Mencuci tangan sebelum menggunakan
masker dan membetulkan posisi masker
4. Menghindari melepas dan memeletakkan di
tempat sembarangan lalu menggunakannya
kembali
5. Mengganti masker setiap 4 jam sekali
6. Tidak menggunakan masker dalam keadaan
basah
7. Setelah selesai digunakan, lepaskan masker dengan cara membuka tali pengikat
masker di belakang kepala lalu cuci masker kain dengan air panas dan detergen.
8. Segera ganti masker kain apabila sudah robek atau rusak.
9. Jangan gunakan masker setelah 4 kali cuci jemur karena menununkan efektifitas
hingga 20% (pubmed.ncbi)
Penggunaan masker saat pandemi memang ditujukan untuk semua orang baik yang sakit
maupun yang sehat. Namun, ada pengecualian bagi keolompok-kelompok ini:
a. Bayi dan anak dibawah 2 tahun
Jalan nafas dan saluran pernapasan pada bayi belum sempurna seta lebih kecil dari
orang dewasa. Pori-pori pada masker kebanyakan dibuat umum. Hal ini tentu saja
berisiko mengalami gangguan pernapasan. Jika terjadi gangguan pernafasan, maka
bayi tidak dapat melepas maskernya sendiri.
Sementara anak-anak sering menyentuh muka untuk melepas atau membetulkan
posisi masker sehingga berisiko terkontaminasi. Jika terpaksa keluar rumah membawa
bayi, maka tutupi dengan selimut. Jika tidak bisa, maka sebaiknya tidak keluar rumah.
b. Orang yang memiliki gangguan pernafasan
c. Oarang yang tidak sadarkan diri dan tidak mampu membuka masker sendiri

Mencuci Tangan
Covid-19 merupakan virus yang berasal dari droplet orang yang terinfeksi saat ia bersin
maupun batuk. Droplet tersebut dapat terlontar ke udara maupun menempel dibenda-benda
sekitar kita. Virus ini dapat bertahan di benda-benda sekitar 4-8 jam. Tangan merupakan
media yang ampuh untuk berpindahnya penyakit, karena digunakan untuk memegang benda-
benda yang tidak kita ketahui pasti kebersihannya. Ketika tangan kita yang terlihat bersih,
namun Lasebernarnya kotor dapat berisiko membahayakan kita.
Kuman dapat menyebar dari orang lain atau permukaan saat kita:
a. Menyentung mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak dicuci
b. Makan atau menyiapkan makanan dan minuman dengan tangan yang tidak dicuci
c. Menyentuh permukaan atau benda yang terkontaminasi
d. Batu dan bersin ke tangan kemudian menyetuh benda atau orang lain tanpa mencuci
tangan
Oleh karena itu, sering cuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakan aktivitas dapat
mengurasi risiko terinfeksi Covid-19. Berikut adalah cara cuci tangan yang benar:
1. Basahi tangan dan beri sabun di telapak tangan
2. Gosok sabun ke telapak tangan kemudian usap dan
gosok kedua telapak tangan dengan arah memutar
3. Usah dan gosok punggung tangan secara bergantian
4. Gosok sela-sela jari
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi
tangan saling menginci
7. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok
dengan lembut
8. Usah kedua pergelangan tangan sevara bergantian
9. Bilas dengan air mengalir

Olahraga Secara Rutin


Di masa pandemi Covid-19, menjaga kebugaran merupakan hal yang penting. Terlebih untuk
orang yang cenderung lebuh banyak diam di rumah. Olahraga rutin diperlukan untuk menjaga
sistem imun tubuh. Selain itu, olahraga bermanfaat guna menjaga penuaan sel pada tubuh dan
peningkatan imun. Latihan fisik mampu membuat kadar hormon stres menurun, endorfin
meningkat, aliran darah dan getah bening meningkat di semua tempat termasuk di jantung,
otak, ginjal, dll sehingga akan mempengaruhi kinerja metabolisme tubuh. ada beberapa hal
yneg perlu diperhatikan ketika berolahraga di masa pandemi:
a. Frekuensi olahraga minimal 2-3 kali per minggu
b. Durasi latihan fisik minimal 30-45 menit
c. Perhatikan intensitas (berat latihan)
 Hindari latihan dengan intensitas tinggi. Parameter latihan intensitas sedang
ditunjukkan dengan saaat latihan fisik, seseorang kesulitan untuk berbicara. Saat
latihan fisik dengan intensitas tinggi, akan ada periode öpen window”sekitar 3-84
jam. kondisi itu sedang dalam imunitas rendah dan rentan terserang penyakit akibat
latihan fisik yang dilakukan terlalu berat.
 Lakukan latihan dengan intensitas sedang karena dapat meningkatkan imunitas.
Latihan sedang ditunjukkan saat seseorang masih dapat berbicara walaupun
terengah-engah.
d. Jenis latihan yang dapat dilaukan
 Latihan aerobik
Latihan aerobik dapat
dilakukan di dalam ataupun
diluar ruangan jika
memungkinkan dengan tetap
mengutamakan prinsip “jaga
jarak, hindari keramaian,
hindari sentuhan, dan tubuh dalam kondisi fit”. Misalnya, jalan cepat
sekeliling rumah, anik turun tangga selama 10-15 menit, 2-3x/hari, dancing,
lompat tali, senam aerobik via youtube.
 Latihan kekuatan otot
Hindarai latihan dengan menggunakan beban yang sangat berat (maximum
load) dan hindari latihan crossfit (latihan penguatan yang sebagian besar terdri
dari campuran latihan aerobik, latihan beban tubuh dengan intensitas tinggi).
Latihan kekuatan otot yang dapat dilakukan misalnya, squat (jongkok-berdiri),
push up, dan lunges.
e. Apakah olahraga menggunakan masker berbahaya?
Menurut pakar fisiologi UGM, dr. Siswanto, Sp.P, penggunaan masker ketika
berolahraga sendiri aman untuk kesehatan dan tidak akan mengganggu fungsi paru-
paru. Dari sisi fisiologi, kapasitas paru-paru jauh lebih tinggi 200 kali dari kapasitas
jantung dan pembuluh darah. Ketika berolahragayang membutuhkan oksigen lebih
banyak tubuh bisa beradaptasi, termasuk paru-paru. Tidak ada perubahan yang berarti
pada fungsi paru maupun parameter metabolisme pada orang yang berolahraga
dengan menggunakan masker dan tidak. Penggunaan masker saat olahraga dapat
menimbulkan risiko jika seseorang telah memiliki riwayat penyakit sebelmnya.
Keluar Rumah Jika Mendesak
Saat ini, tinggal di rumah merupakan tempaat yang paling aman untuk menurunkan risiko
terinfeksi Covid-19. Walaupun sulit untuk benar-benar menghilangkan kemungkinan
terinfeksi Covid-19, namun risikonya tidaklah hitam-putih melainkan sebuah spektrum. Jika
terpaksa harus keluar rumah, maka kenalilah tempat-tempat yang berpotensi untuk penularan
virus corona.
a. Ruang kantor
Saat ini, sudah banyak perusahaan yang mulia memberlakukan karyawannya untuk
hadir di kantor. Kontak lama diantara karyawan membuka peluang untuk terjadi
penularan jika ternayata ada yang terinfeksi namun belum terdeteksi. Selain itu,
ruangan kantor yang tertutup dan ber-AC dapat meningkatkan risiko penyebaran.
b. Tempat makan
Restoran, warung, dan kantin menjadi klaster baru dalam penyebaran virus corona.
Hal ini dapat terjadi saat pengunjung melepas masker untuk berbicara dengan teman
sebangkunya. Selain itu, dari faktor kebersihan alat makan serta meja yang tidak
segera dibersihkan.
c. Transportasi umum
Transportasi umum menjadi klaster penyebaran virus corona karena kondisi yang
sempit yang membuat penumpang berdesakan sehingga sulit untuk menerapkan
physical distancing.
d. Pasar
Pasar menjadi tempar rawan untuk penularan virus karena ada banyak pertemuan
orang dan suasan apsar yang cenderung padat sehingga kurang bisa menjaga jarak.
e. Pertemuan
Mengumpulkan banyak orang di pesta dan hajatan dapat meningkatkan risiko
terinfeksi. Apalagi ketika pengunjung lebih memilih membuka maskernya hanya
sekedar untuk berfoto, berbincang, dan khawatir riasan wajah yang akan rusak ketika
menggunakan masker.

Ventilasi, Durasi, dan Jarak (VDJ)


Sejak adanya pandemi Covid-19, pola hidup di
masyarakat berubh drastis dengan tetap tinggal di
rumah dan membatasi interaksi dengan orang lain,
serta sebisa mungkin tidak berpergian keluar rumah.
Muali bulan Juni lalu, pemerintah secara bertahap
merencanakan new normal di beberapa daerah
dengan melonggarkan aktifitas, membuka bisnis, dan
perkantoran dengan syarat mematuhi protokol
kesehatan. Saat berada di luar bertemu dengan bayak
orang, risiko tertular dan menularkan virus dapat
diminimalisir salah satunya melalui protokol VDJ.
a. Ventilasi
Hindari ruangan publik atau transportasi publik dengan ventilasi atau sirkulasi udara
tertutup. Risiko penularan virus corona lebih rendah jika ada aliran udaras segar.
Berbeda dengan ruangan tertutup seperti ber-AC, dimana udra kembali resirkulasi.
Menurut laporan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), suhu dingin di
ruangan ber-AC berpengaruh terhadap penyebaran virus ini. Menurut pakar,
lingkungan yang seperti ini dpat memudahkan virus meyerang masnusi dan dapat
membuat virus berkembang dalam waktu yang lebih lama.
b. Durasi
Usahakan bertemu dan bercakap dengan orang lain selama 5-15 menit. Percakapan
diatas 15 menit sebaiknya dilakukan secara online. Semakin lama durasi berinteraksi
dengan seseorang yang telah terinfeksi atau mengembangkan gejala-gejala Covid-19,
maka semakin besar potensi penularan terjadi.
c. Jarak
Jaga jarak dengan lawan bicara atau orang lain di ruang publik sejauh 2 meter. Serat
atur batasan julah orang di dalam satu ruang publik.
Ventilasi, durasi, dan jarak memiliki keteraitan satu sama lain. Resiko penularan Covid-19
dapat diminimalisasi jika masayarakat dapat mejaga ketiga hal tersebut. Resiko akan semakin
tinggi ketika tiga hal tersebut overlap atau beririsan terjadi.

Referensi
Pranita Ellyvon. 2020. Kematian Akibat Covid-19, Data Terbaru IDI Ungkap 228 Tenaga
Kesehatan Meninggal Dunia. Kompas.com. Diakses pada 2 Oktober 2020.

Larassaty, Levi. 2020. Fakta Covid-19 Bukan Konspirasi Elite Global, Tapi Ancaman Besar.
Health.Grid.id. Diakses pada 2 Oktober 2020. https://health.grid.id/read/352265966/fakta-
covid-19-bukan-konspirasi-elite-global-tapi-ancaman-besar?page=all

Setiadi, Tresno. 2020. Pandemi Belum Usai, Ada Konser Dangdut yang Timbulkan
Kerumunan di kota Tegal. Kompas.com. Diakses pada 2 Oktober 2020.
https://regional.kompas.com/read/2020/09/23/23295521/pandemi-belum-usai-ada-konser-
dangdut-yang-timbulkan-kerumunan-di-kota-tegal?utm_source=dlvr.it&utm_medium=twitter
Nuraini, Desyinta. 2020. Segini Biaya Perawatan Pasien Covid-19. Lifestyle.bisnis.com.
Diakses pada 2 Oktober 2020.
https://lifestyle.bisnis.com/read/20200813/106/1278773/segini-biaya-perawatan-pasien-
covid-19

Centers for Disease Control and Prvention. 2020. How to Wear Mask. CDC.gov. Diakses
pada 28 September 2020.
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/prevent-getting-sick/how-to-wear-cloth-face-
coverings.html#:~:text=Masks%20should%20NOT%20be%20worn,remove%20the%20mask
%20without%20assistance.

Begini Cara Cuci Tangan Yang Benar. 2020. Covid-19.kemenkes.go.id. Diakses pada 28
September 2020. https://covid19.kemkes.go.id/warta-infem/begini-cara-mencuci-tangan-
yang-benar/#.X3dusmgzbIV

Nur, Ido. 2020. Kesalahan Olahraga Saat Pandemi. Uny.ac.id. Diakses pada 28 September
2020. https://www.uny.ac.id/sites/www.uny.ac.id/files/u10/kesalahan%20olga.pdf
Gloria. 2020. Olahraga Menggunakan Masker Aman Untuk Fungsi Pernapasan. Ugm.ac.id.
Diakses pada 2 September 2020.

Protokol VDJ: Perhatikan & Waspada Akan VDJ (Ventilasi Durasi Jarak). 2020.
Pandemictalks. Diakses pada 2 Oktober 2020.

Anda mungkin juga menyukai