Anda di halaman 1dari 15

REPRESENTASI SEJARAH INDONESIA

DALAM NOVEL-NOVEL KARYA AYU UTAMI


Wiyatmi
FBS UniversitasNegeri Yogyakarta
email: wiyatmi_fbs@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan wujud dan representasi peristiwa sejarah
sosial politik dalam novel-novel karya Ayu Utami. Untuk mencapai tujuan tersebut diteliti
empat buah novel karya Ayu Utami, yaitu Saman, Larung, Manjali dan Cakrabirawa, dan
Cerita Cinta Enrico dengan menggunakan perspektif New Historicism. Hasil penelitian
sebagai berikut. Pertama, peristiwa sejarah sosial politik yang terdapat dalam novel-novel
karya Ayu Utami adalah: (a) peristiwa di Medan 1 Maret sampai dengan 16 April 1994,
(b) Gerakan 30 September 1965, (c) tragedi 27 Juli 1996 di Jakarta, (d) pemberontakan
Pemerintahan Revolusioner Republik Indo­nesia (PRRI), 15 Februari 1958 di Padang, (e)
demonstrasi Mahasiswa ITB dan penerbitan Buku Putih Perjuangan Mahasiswa 1978.
Kedua, peristiwa-peristiwa tersebut direpresentansikan dalam bagian yang integral
dengan peristiwa yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam novel. Peristiwa sejarah yang
berasal dari peristiwa nyata dikonteks­tualkan dalam novel. Dalam perspektif New
Historicism, peristiwa sejarah sosial politik dihadirkan untuk mempertanyakan kembali
kebenaran sejarah yang telah dicatat sebelumnya.
Kata kunci: representasi, sejarah, sosial politik, New Historicism

THE REPRESENTATION OF THE INDONESIAN HISTORY


IN AYU UTAMI’S NOVELS
Abstract
This study aims to describe the form and representation of socio-political historical
events in Ayu Utami’s novels. The data sources were four novels written by Ayu Utami,
namely Saman, Larung, Manjali dan Cakrabirawa, and Cerita Cinta Enrico. They were analyzed
using the New Historicism perspective. The findings are as follows. First, socio-political
historical events in the novels are: (a) an event in Medan from 1 March to 16 April 1994, (b)
30 September Movement in 1965, (c) the tragedy of 27 July 1996 in Jakarta, (d)the rebellion
by the Republic of Indonesia’s Revolutionary Government, 15 February 1958 in Padang,
(e)the demonstration by students of Technology Institute of Bandung and the publication
of the Student Struggle White Book in 1978. Second, the events are represented in parts
integrated into the events that the characters experience. Historical events from factual
events are contextualized in the novels. In the New Historicism perspective, socio-political
historical events are presented to question historical truths previously recorded.
Keywords: representation, history, socio-political, New Historicism

PENDAHULUAN masyarakat. Karya sastra lahir sebagai


Penciptaan karya sastra tidak pernah pencatat, dokumen, bahkan juga melaku-
terlepas dari kondisi sosial historis ma- kan evaluasi terhadap realitas yang ter-
syarakat yang melahirkannya. Karya jadi dalam masyarakat (Damono, 1989).
sastra ditulis oleh pengarang, yang meru- Sejumlah karya sastra Indonesia telah
pakan anggota masyarakat, berdasar- menunjukkan adanya hubungan yang
kan keadaan realitas yang terjadi di tak terpisahkan antara isi (muatan) karya

209
210

dengan realitas yang terjadi dalam lam novel-novel tersebut antara lain ada-
masyarakatnya. Novel Sitti Nurbaya (Rusli, lah peristiwa pemberontakan 30 Septem-
1920), misalnya menggambarkan kembali ber 1965, kerusuhan Juli 1998 di Jakarta,
keadaan masyarakat Minangkabau pada dan peristiwa PRRI di Padang. Peristiwa
masa kolonial Belanda. Novel Para Priyayi sejarah dalam novel-novel tersebut terja-
(Kayam, 1999), menggambarkan keadaan lin dalam cerita karena menjadi bagian
masyarakat Jawa pada masa kolonial dari para tokoh novel. Bahkan, dapat
Belanda sampai awal Orde Baru. Novel dikatakan bahwa novel-novel tersebut
Saman (Utami, 1998), menggambarkan ditulis untuk memahami dan merein­
keadaan masyarakat Indonesia pada akhir terpretasikan sejumlah peristiwa sejarah
pemerintahan Orde Baru. Indonesia.
Adanya hubungan antara karya sas- Berdasarkan latar belakang tersebut,
tra dengan realitas yang terjadi dalam penelitian ini memfokuskan kajian pada
masyarakat, seperti dicontohkan dalam representasi sejarah Indonesia dalam
ketiga novel tersebut, menunjukkan bah- novel-novel Karya Ayu Utami. Masalah
wa untuk memahami karya sastra diper- tersebut akan dipahami dengan pendeka-
lukan kajian yang melibatkan hubungan tan new historicism. Pilihan terhadap
antara karya sastra dengan segi-segi ke- pendekatan tersebut dilatarbelakangi
masyarakatan. Dengan memahami karya oleh adanya karakteristik novel-novel
sastra dalam hubungannya dengan reali- karya Ayu Utami yang cenderung mere-
tas sosial, budaya, dan politik yang terjadi presentasikan peristiwa-peristiwa sejarah
dalam masyarakat, tidak mustahil seorang Indonesia dalam warna yang berbeda
pembaca sastra akan menemukan kembali dengan teks-teks sejarah pada umum-
realitas sejarah yang digambarkan dalam nya. Berbagai peristiwa sejarah, seperti
karya sastra. Dalam hal ini, realitas seja- pemberontakan/gerakan 30 September
rah, khususnya yang berhubungan de- 1965 dan kerusuhan Mei 1998 di Jakarta
ngan peristiwa masa lampau, tidak hanya direpresentasikan secara berbeda dengan
ditemukan dalam teks-teks sejarah, tetapi yang digambarkan dalam buku-buku
juga dalam karya sastra, misalnya novel. sejarah. Dengan demikian, novel-novel
Berdasarkan pembacaan awal terhadap tersebut diduga mempertanyakan pan-
sejumlah novel Indonesia, dapat ditemu- dangan secara konvensional terhadap
kan sejumlah novel yang menggambarkan peristiwa-peristiwa sejarah sosial politik
kembali peristiwa sejarah yang pernah yang ada.
terjadi di Indonesia.
Peristiwa sejarah merupakan salah METODE
satu sumber inspirasi yang cukup menarik Masalah representasi peristiwa se-
bagi sejumlah sastrawan, sehingga me- jarah sosial politik dalam novel-novel
reka kemudian menuliskannya kembali ke karya Ayu Utami dipahami dengan meng-
dalam karya-karya. Salah satu sastrawan gunakan penelitian kualitatif interpretif
yang banyak memanfaatkan peristiwa dengan pendekatan pembacaan paralel
sejarah Indonesia dalam penulisan novel- antara teks sastra yang merepresentasikan
novelnya adalah Ayu Utami. Empat buah peristiwa sejarah dengan teks sejarah yang
novelnya, Saman (1998), Larung (2001), menggambarkan peristiwa yang sama.
Manjali dan Cakrabirawa (2010), serta Cerita Dalam penelitian ini metode tersebut
Cinta Enrico (2012) kesemuanya mengam- digunakan untuk mendeskripsikan dan
bil peristiwa sejarah sebagai bagian dari menginterpretasikan representasi peris-
cerita yang ditulisnya. Beberapa peristiwa tiwa sejarah sosial politik dalam novel-
sejarah yang dapat dikenali kembali da- novel karya Ayu Utami.

LITERA, Volume 12, Nomor 2, Oktober 2013


211

Sumber data penelitian adalah em- teks (dalam konsep Derrida) dan struk-
pat buah novelnya, Saman (1998), Larung tur sosial yang ditentukan oleh “praktik
(2001), Manjali dan Cakrabirawa (2010), diskursif” yang dominan (dalam konsep
serta Cerita Cinta Enrico (2012) dan buku- Foucault) (Barry, 2010:209).
buku sejarah Indonesia yang membicara- Dalam penelitian ini validitas data
kan peristiwa sejarah sosial politikyang yang digunakan adalah validitas seman-
digambarkan dalam keempat novel tik. Makna sesuai dengan konteksnya.
tersebut. Data berupa kata, frase, kalimat, Sementara reliabilitas menggunakan pem-
dan satuan cerita diambil dari novel yang bacaan berulang-ulang (intraratter) se-
menjadi objek penelitian dan buku-buku hingga ditemukan konsistensi data dan
sejarah, yang mengandung informasi interpretasi data.
yang berkaitan dengan masalah peneli-
tian. Di samping itu juga dikumpulkan HASIL DAN PEMBAHASAN
data yang berhubungan dengan informasi Peristiwa sejarah sosial politik yang
yang berhubungan dengan representasi terdapat dalam novel-novel Ayu Utami
peristiwa sejarah dalam novel-novel karya adalah (1) demontrasi dan pemogokan
Ayu Utami. Data tersebut dicatat dalam buruh di Medan 1 Maret 1994 sampai
kartu data dan diklasifikasikan sesuai dengan 16 April 1994, (2) peristiwa Gera-
dengan informasi yang berhubungan kan 30 September 1965 di Jakarta, (3) tra-
dengan masalah yang diteliti. gedi 27 Juli 1996 di Jakarta, (4) Peristiwa
Analisis data dilakukan dengan teknik PRRI di Padang 15 Februari 1958, dan (5)
deskriptif kualitatif melalui kegiatan demonstrasi mahasiswa ITB pengangkat-
kategorisasi, tabulasi, dan inferensi. Kate­ an kembali Soeharto sebagai Presiden RI.
gorisasi digunakan untuk mengelompok- Peristiwa-peristiwa tersebut direpresenta-
kan data berdasarkan kategori yang telah sikan oleh Ayu Utami dalam empat buah
ditetapkan. Tabulasi digunakan untuk novelnya, yaitu Saman, Larung, Manjali
merangkum keseluruhan data dalam dan Cakrabirawa, dan Cerita Cinta Enrico.
bentuk tabel. Inferensi digunakan untuk Melalui keempat novelnya tersebut tam-
menginterpretasikan dan menyimpulkan pak adanya representasi yang mencoba
hasil penelitian sesuai dengan permasala- mempertanyakan kebenaran pencatatan
han penelitian. Dalam penelitian ini infe- peristiwa-peristiwa tersebut dalam teks-
rensi didasarkan pada kerangka teori dan teks sejarah yang ada selama ini (sejarah
pendekatan new historicism (Budianta, konvensional), terutama yang diakui ke-
2006:4). benarannya oleh pemerintah (penguasa)
Sesuai dengan cara kerja new histori- Orde Baru.
cism, data-data dalam penelitian ini di-
interpretasikan dengan langkah sebagai Demonstrasi dan Pemogokan Buruh di
berikut. Pertama, memahami femomena Medan 1 Maret sam­pai dengan 16 April
sejarah dalam teks sastra dan teks se- 1994
jarah. Kedua, memfokuskan perhatian Demonstrasi pemogokan buruh yang
baik pada teks sastra dan teks sejarah terjadi di Medan dari tanggal 1 Maret
pada isu kekuasaan negara dan cara sampai 16 April 1994 direpresentasikan
melestarikannya, pada struktur patriarki dalam novel Saman, terutama dalam
dan pemeliharaannya, dan pada proses hubungannya dengan tokoh Wisangeni
kolonialisasi dengan “mind-set” yang (Saman). Dalam novel tersebut Saman
mengikutinya. Ketiga, menggunakan cara dituduh terlibat sebagai aktor intelek­tual
berpikir postrukturalisis, dengan mema- demontrasi buruh besar-besaran di Medan
hami setiap segi realitas tertuang dalam pada bulan April 1994. Dia menjadi salah

Representasi Sejarah Indonesia dalam Novel-novel Karya Ayu Utami


212

seorang yang masuk dalam daftar orang adalah hal yang simpatik dan luar biasa
yang paling banyak dicari oleh aparat untuk ukuran Indonesia di mana aparat
pemerintah. Namun, atas pertolongan selalu terserang okhlosofobia -cemas
Yasmin, dia berhasil diselamatkan dengan setiap kali melihat kerumunan manusia.
Namun, simpati orang segera berbalik
melarikan diri ke Amerika.
setelah unjuk rasa itu menampilkan wajah
Peris­tiwa demonstrasi dan pemogok- rasis dan memakan korban. Aku amat
an buruh besar-besaran yang terjadi di sedih dan menyesali kematian pengusaha
Medan 1994 dalam novel Saman diguna- Cina itu…(hal:168)
kan untuk memberi konteks cerita yang
menyebabkan Saman menjadi salah satu Dalam novel tersebut diceritakan bah-
tokoh yang dikejar-kejar oleh aparat wa sebagai aktivis yang memiliki hubung-
keamanan. Melalui peristiwa yang dialami an dengan Serikat Buruh Seluruh Indone-
oleh Saman novel ini mencoba memaknai sia (SBSI), Saman dianggap sebagai salah
dan memberikan tanggapannya terhadap satu aktor intelektual dan masuk dalam daf-
peristiwa sejarah tersebut. tar pencarian orang. Para aktivis yang di-
Dari arsip data di hamline.edu/apa- tangkap dalam aksi-aksi sosial di Indo-
kabar/basisdata/1994/05/05/0002 dapat nesia pada masa Orde Baru diadili di pe-
diperoleh informasi bahwa antara tanggal ngadilan militer, prosesnya tertutup, tidak
1 Maret 1994 sampai dengan 16 April 1994, transparan, dan tidak mengakomodasi
terjadi demontrasi dan pemogokan buruh kepentingan korban. Akibatnya, pelaku
besar-besaran di Medan, melibatkan 26.000 yang diadili hanyalah pelaku lapangan,
buruh. Demontrasi yang semula bertujuan hukuman rendah sementara kebenaran
menuntut kenaikan gajidan THR tersebut tidak terungkap. Di samping itu, hak-hak
berkembang menjadi demonstrasi anti korban juga tak kunjung dipenuhi. Oleh
keturunan Cina dan menyebabkan ter- karena itu, untuk menghindarkan Saman—
bunuhnya seorang pengusaha Kwok Joe yang dituduh sebagai aktor intelektual
Lip alias Yuli Kristanto. Setelah peristiwa demonstrasi buruh di Medan 1994—dari
tersebut pada 2 Mei ketua SBSI (Serikat sistem peradilan militer yang melanggar
Buruh Seluruh Indonesia) cabang Medan hak azasi manusia tersebut, Yasmin yang
Amosi Telaumbanua bersama wakil ketua memiliki hubungan dengan Human Rights
dan sekretaris DPC Soniman Lafao dan Watch menolong Saman untuk melarikan
Fatiwanalo Zega diperiksa di Mapoltabes diri ke luar dari Indonesia. Perjuangan
Medan sebagai ter­sangka dalam kasus Yasmin dalam menyelamatkan Saman
unjuk rasa buruh dan perusahaan di kota tampak dari catatan harian yang ditulis
itu (Suara Pembaruan, Senin 2 Mei 1994). oleh Saman yang dikirimkan kepada Yas-
Dalam Saman peristiwa tersebut min, misalnya pada kutipan berikut.
digambarkan melalui surat Saman yang 18 April - Menurut lobi ayahnya di ke-
dikirimkan kepada Yasmin sebagai beri- polisian Jakarta, aku termasuk lima orang
kut. yang paling diburu. Ia membujukku untuk
melarikan diri ke luar negeri. Katanya, itu
Sekarang bagaimana keadaan di tanah bukan pendapatnya sendiri, melainkan
air, terutama Medan? Aku baru mulai kesepakatan kawan-kawan yang lain.
memeriksa laporan dan file tentang unjuk Kebetulan Human Rights Watch butuh se-
rasa yang rusuh dua pekan lalu itu, yang seorang untuk membuat jaringan infor-
akhirnya membikin aku terdampar di sini. masi di Asia Tenggara.
Nampaknya banyak orang tidak begitu
faham apa yang terjadi dan menjadi cang- Dari kutipan tersebut tampak bahwa
gung untuk bersikap. Demonstrasi buruh Wisanggeni (Saman) yang namanya
yang diikuti enam ribu orang sebetulnya

LITERA, Volume 12, Nomor 2, Oktober 2013


213

masuk dalam daftar pencarian orang yang besar jumlahnya menuju rumah kita.
harus “diamankan” pada masa Orde Baru Kau tidak menyadari waktu tetapi aku
ditolong oleh Yasmin dan kawan-kawan- mencatat tanggal itu: 21 November.
nya untuk keluar dari Indonesia. Dengan Kau tidak mengerti apa yang terjadi,
tetapi aku menggores semua itu dalam
kecerdasan dan koneksinya, Yasmin me-
urat-urat jantungku. Mereka datang
miliki peran yang cukup besar untuk mengambil anakku, tanpa mengetuk
menyelamatkan Saman dari target operasi pintu. Sebab sebelum mereka menyentuh
keamanan pemerintah Orde Baru. Yasmin, daunnya, aku telah berdiri di sana. Telah
bahkan telah mempersiapkan dengan kudengar sebelumnya, bisik-bisik orang
rapi strategi dan penyamaran Saman agar menuduhku menyimpan ular di lipatan
berhasil berangkat ke Ame­rika. stagen. Nenek itu leak, rangda dengan
Kini Yasmin telah mengurus segalanya sad tatayi...
agar aku pergi dari Indonesia. Dan ter- … Apa kesalahannya, tak ada lagi orang
nyata mereka mendandaniku dengan yang bertanya. Sebab ia dikenal semua
serius, menempel kumis palsu, men- tentara di kompleks kita, sebab ia datang
cukur rambutku, dan mencabuti alisku dari rumah ke rumah mengurusi perda-
agar bentuknya berubah. Lalu mereka gangan beras subsidi. Maka ketika para
mencocok-cocokkan wajahku dengan foto perwira harus menyebut orang-orang da-
pada sebuah KTP, kartu identitas salah lam pasukan yang terlibat dalam kudeta
seorang pesuruh Cok di sebuah hotelnya 30 September, semua menyebut namanya.
di Pekanbaru. Yasmin memang telah me- (hal:68-69)
nyiapkan segala hal dengan rapih seperti
ia biasa bekerja. (hal:175) Kutipan tersebut menunjukkan bahwa
ayah Larung, seorang anggota TNI yang
Dari pembahasan tersebut tampak tinggal di Bali pada bulan November
digambarkan peristiwa sejarah masa ditangkap oleh aparat Orde Baru karena
Orde Baru, khsususnya demonstrasi dan dianggap sebagai anggota Partai Komunis
pemogokan buruh di Medan 1 Maret Indonesia (PKI) dan terlibat dalam kudeta
1994 sam­pai dengan 16 April 1994, yang 30 September di Jakarta. Pemerintahan
diintegrasikan dalam cerita novel Sa- Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden
man. Dengan menggambarkan peristiwa Soeharto menganggap bahwa peristiwa
tersebut dapat dikatakan bahwa Saman pembunuhan para jenderal di Jakarta 30
merepresentasikan represi kekuasaan September 1965 didalangi oleh PKI. Oleh
Orde Baru terhadap para buruh yang karena itu, partai tersebut dibekukan dan
berdemonstrasi dan menuntut kenaikan orang-orang yang dianggap sebagai ang-
gaji dan tunjangan hari raya (THR). gota PKI harus dihukum.
Penangkapan dan pembunuhan ayah
Peristiwa Gerakan 30 September 1965 Larung pada bulan November 1965 meru-
Peristiwa Gerakan 30 September 1965 pakan rangkaian dari upaya menumpas
digambarkan dalam novel Larung dan PKI karena dianggap sebagai dalam peris-
Manjali dan Cakrabirawa. Dalam Larung tiwa G30S, yang mengarah kepada kudeta
peristiwa Gerakan 30 September 1965 terhadap pemerintahan saat itu. Keterlibat-
digambarkan dalam kenangan nenek an PKI dan pasukan Cakrabirawa dalam
Adnjani (nenek Larung) ketika menge- G30S dikaitkan dengan isi Tajuk Rencana
nang anak laki-lakinya yang dituduh ter- di Harian Rakyat, 2 Oktober 1965.
libat PKI pada suatu hari ditangkap dan Gerakan 30 September
disiksa oleh aparat (TNI). Bahwa tanggal 30 September tindakan-
Setahun kemudian, 1965, kau melihat tindakan telah diambil untuk menyela-
seperti barisan yang sama, kali ini lebih matkan Presiden Soekarno dan Republik

Representasi Sejarah Indonesia dalam Novel-novel Karya Ayu Utami


214

Indonesia dari sebuah Coup oleh apa yang tusan Presiden Nomor 1/3/1966 tanggal 12
disebut dengan Dewan Jendral. Sesuai Maret 1966 tentang pembubaran PKI di
pengumuman Gerakan 30 September seluruh Indonesia, maka anggapan bahwa
yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Un- PKI merupakan dalang dalam peristiwa
tung dari Batalyon Cakrabiwara, tindakan
G30S diyakini sebagai kebenarannya se-
diambil untuk menyelamatkan Presiden
Soekarno dan Republik Indonesia dari
cara umum (Luhulima, 2007:16; 23).
kup Dewan Jendral patriotik dan revolu- Selain versi resmi pemerintah telah
sioner. Apapun alasannya yang digunakan banyak versi lain mengenai peristiwa
Dewan Jendral dalam upayanya pelaksa- G30S. Dalam sejarah Indonesia peristiwa
naan kudeta merupakan tindakan yang gerakan 30 September 1965 menyebab-
terkutuk dan tindakan kontra revolusi. kan terbunuhnya sejumlah tokoh yaitu
(Luhulima, 2007: 122). (1) Jenderal TNI Ahmad Yani, (2) Letjend
TNI R. Suprapto, (3) Letjend TNI M.T.
Dengan isi tajuk rencana tersebut, Haryono, (4) Letjend TNI S. Parman, (5)
yang secara terang-terangan mendukung Mayjend TNI D.I. Panjaitan, (6) Mayjend
G30S yang jelas-jelas sudah gagal, maka TNI Sutoyo Siswomiharjo, (7) Ajun Ins-
PKI dianggap mendalangi G30S. Isi tajuk pektor Polisi Dua K.S. Tubun, (8) Brigjend
rencana tersebutlah yang dijadikan bukti Katamso D., (9) Kol. R. Sugiyono, (10) Ade
awal keterlibatan PKI dalam G30S (Luhu- Irma Suryani Nasition. Mengenai peristi-
lima, 2007:33). Selain itu, karena Letnan wa tersebut terdapat sejumlah kontroversi
Kolonel Untung, sebagai Komandan Batal- tentang siapa sebenarnya yang bertang-
yon Cakrabirawa, memimpin gerakan gung jawab terhadap terjadinya peristiwa
tersebut. Oleh karena itu, keterlibatan tersebut. Buku-buku sejarah versi resmi
Cakrabirawa tidak dapat dipungkiri. pemerintah Orde Baru menyebutkan
Hal ini sesuai dengan warta berita Radio bahwa peristiwa tersebut didalangi oleh
Republik Indonesia (RRI) pada tanggal 1 PKI, Angkatan Udara Republik Indonesia
Oktober 1965, pukul 07.15. (AURI), bahkan pangkalan udara Halim
Pada hari Kamis tanggal 30 September Perdana Kusuma dianggap sebagai mar-
1965 di Ibu Kota Republik Indonesia, kas G30S (Luhulima, 2007:5).
Jakarta telah terjadi gerakan militer da- Versi semacam itu juga dapat dibaca
lam Angkatan Darat yang dibantu oleh
dalam Sejarah Indonesia Modern, Rick-
pasukan-pasukan dari angkatan bersen-
jata lainnya.
lefs (1991:427-428). Menurut Ricklefs
Gerakan 30 September yang dikepalai (1991:426-427) tampaknya mustahil
oleh Letnan Kolonel Untung Komandan untuk mempercayai bahwa hanya ada
Batalyon Cakrabirawa, pasukan pengawal satu dalang yang mengendalikan semua
pribadi Presiden Soekarno ini ditujukan peristiwa itu, dan tafsiran-tafsiran yang
kepada jendral-jendral anggota apa yang berusaha mejelaskan kejadian-kejadian
dinamakan dirinya Dewan Jendral. Se- tersebut harus dipertimbangkan secara
jumlah jendral telah ditangkap dan alat hati-hati. Menurutnya, situasinya pada
lomunikasi yang penting-penting serta saat itu adalah sebagai berikut.
objek-objek vital lainnya sudah berada Pada tanggal 30 September malam itu satu
dalam kekuasaan Gerakan 30 September, batalyon pengawal istana yang dipimpin
sedangkan Presiden Soekarno selamat oleh Letnan Kolonel Untung (sebelumnya
dalam lindungan Gerakan 30 September... dari Divisi Diponegoro), satu batalyon lagi
(Luhulima, 2007:90). dari Divisi Diponegoro, satu batalyon dari
Divisi Brawijaya, dan orang-orang sipil
Karena berita tersebut merupakan dari Pemuda Rakyat PKI meninggalkan
versi resmi pemerintah, yang kemudian pangkalan udara Halim. Mereka pergi
kemudian dipertegas dengan Surat Kepu- untuk menculik Nasution, Yani, Parman,

LITERA, Volume 12, Nomor 2, Oktober 2013


215

dan empat orang jenderal senior angkatan markas G30S), maka pada tanggal 13 Ok-
darat lainnya dari rumah-rumah mereka tober 1998 sejumlah purnawirawan AURI
di Jakarta. Pemimpin-pemimpin usaha ku- di bawah pimpinan Laksda Udara (Purn)
deta tersebut termasuk Brigadir jenderal Sri Mulyono Herlambang mengadakan
Supardjo dari Divisi Siliwangi dan kepala
jumpa pers guna mengungkapkan niat
intelijen Divisi Diponegoro. Untung
tampaknya hanya menjadi sebuah pion.
mereka untuk meluruskan sejarah (Luhu-
Mereka mendapat dukungan dari Omar lima, 2007:33), yang disusul dengan
Dhani, yang telah memberikan pangkalan penerbitan buku Menyingkap Kabut Halim
udara Halim sebagai markas besar mereka 1965 (Katoppo, dkk., 1999). Pada intinya
dan dia sendiri hadir di sana. Mereka juga buku tersebut berisi penjelasan bahwa
menjalin hubungan dengan Biro Khusus AURI secara institusi tidak terlibat dalam
PKI Sjam dan beberapa orang Politbiro Gerakan G30S, meskipun tidak menging-
PKI, setidak-tidaknya secara samar-samar kari adanya anggota AURI yang terlibat
mengetahui rencana-rencana mereka. (Luhulima, 2007:35). Dari buku Menying-
Anggota-anggota Gerwani dan Pemuda
kap Kabut Halim 1965 itu diketahui bahwa
Rakyat ikut ambil bagian dalam pem-
bunuhan-pembunuhan tersebut. (Ricklefs,
Desa Lubang Buaya yang dijadikan mar-
1991:427). kas pusat G30S itu terletak di luar wilayah
PAU Halim Perdanakusuma. Desa terse-
Peristiwa tersebut tetap menjadi mis- but berjarak sekitar satu kilometer dari
teri hingga saat ini. Berbagai interpretasi Lubang Buaya dropping zone, tempat latih-
pun bermunculan mengenainya. Menurut an terjun payung yang terletak di dalam
Luhulima (2007:1), yang mencoba meli- wilayah Halim Perdanakusuma. Oleh
hat peristiwa G30S dari perspektif yang karena itu, penyebutan bahwa Pangkalan
berbeda dengan versi resmi pemerintah Angkatan Udara Halim Perdanakusuma
Orde Baru, ada tujuh versi tentang siapa merupakan markas pusat G30S adalah
dalang di balik peristiwa G30S tersebut, keliru (Luhulima, 2007:34).
yaitu (1) Partai Komunis Indonesia (PKI), Selanjutnya, mengenai tuduhan keter-
(2) sebuah klik di dalam Angkatan Darat libatan PKI (yang diketuai oleh DN. Aidit),
sendiri, (3) Badan Pusat Intelijen Amerika Omar Dani (Men/Pangau), dan Soekarno
Serikat (CIA/Pemerintah Amerika Seri- karena ketiganya pada malam 30 Septem-
kat), (4) rencana Inggris yang bertemu ber 1965 berada di Halim Perdanakusuma
dengan rencana CIA, (5) Presiden Sukarno, dalam buku Menyingkap Kabut Halim 1965
(6) Panglima Komando Cadangan Stra- dijelaskan sebagai berikut.
Kehadiran Ketua PKI DN Aidit, Men/Pan-
tegis Angkatan Darat (Kostrad) Mayor
gau Laksdya Udara Omar, dan Presiden
Jenderal Soeharto, (7) tidak ada dalang
Soekarno di PAU Halim Perdanakusuma
tunggal karena semua pihak yang terkait hanyalah suatu kebetulan belaka. Ketiga-
dalam peristiwa itu hanya beraksi sesuai nya berada di PAU Halim Perdanakusuma
dengan prekembangan yang terjadi dari dengan alasan yang berbeda-beda.
waktu ke waktu. DN Aidit berada di kawasan PAU Halim
Gambaran mengenai apa sebenarnya Perdanakusuma karena dijemput di rumah-
yang terjadi menjelang peristiwa G30S nya dan disembunyikan oleh Mayor Udara
dan bagaimana posisi PKI, Cakrabirawa, Sujono. Sementara Omar Dani menginap
dan AURI dalam peristiwa tersebut mulai di Markas Komando Operasi Angkatan
Udata atas saran Panglima Koops AU
terungkap setelah berakhirnya pemerin-
Komodor Udara Leo Wattimena. Tanggal
tahan Orde Baru dan kekuasaan Soeharto.
30 September 1965 malam, setelah men-
Karena Angkatan Udara Republik Indo- dengar informasi dari Asisten Direktur
nesia (AURI), bahkan pangkalan udara Intelijen Angkatan Udata Letkol (Pnb)
Halim Perdana Kusuma dianggap sebagai

Representasi Sejarah Indonesia dalam Novel-novel Karya Ayu Utami


216

Heru Atmodjo bahwa perwira-perwira PKI lain dan organisasi-organisasi massa


muda, terutama dari Angkatan Darat akan di bawah PKI. Dia merencanakan untuk
dijemput paksa para jenderal Angkatan menghimpun kekuatan komunis di Jawa
Darat yang akan mengadakan kudeta Tengah. Namun, pengakuan yang ditan-
terhadap Presiden Soekarno, Panglima
datangani oleh Aidit tersebut diberikan
Koops AU Komodor Udara Leo Watti-
mena menyarankan agar Men/Pangau
di bawah todongan senjata. Selanjutnya
Laksdya Udara Omar Dani sebaiknya di tengah perjalanan, Aidit ditembak mati
berada dan beristirahat di Markas Koops oleh Yasir (Luhulima, 2007:38). Keputusan
AU. Menurut Leo Wattimena, yang membunuh tersebut diambil oleh Yasir
merasa paling bertanggung jawab atas karena dia sebelumnya mendapatkan
keamanan dan keselamatan Men/Pangau, perintah dari Mayjen Soeharto:
di Markas Koops AU keamanan Laksdya Orang-orang yang memberontak saat
Udara Omar lebih terjamin, sedangkan ini adalah anak-anak PKI Madiun dulu.
Presiden Sorkarno atas keinginannya Sekarang bereskan itu semua. DN Aidit
sendiri memutuskan untuk pergi ke PAU ada di Jawa Tengah, bawa pasukanmu ke
Halim Perdanakusuma karena menilai sana. (Luhulima, 2007: 39)
keadaan pada tanggal 1 Oktober 1965 ­­
pagi sangat tidak menentu, Presiden Melalui suara nenek Larung (Adnjani)
Soekarno mengganggap yang terbaik novel Larung meragukan keterlibatan
bagi keamanan dirinya adalah berada di orang-orang yang ditangkap, dibunuh,
PAU Halim Perdanakusuma. Mengingat
dan dihukum karena dianggap sebagai
PAU Halim Perdanakusuma ada pesawat
udara yang dapat membawanya setiap
anggota PKI. Di samping itu, juga diper-
saat ke tempat lain, kalau terjadi sesuatu tanyakan keterlibatan PKI dalam peristi-
yang tidak diharapkan. Penyebutan PAU wa 30 September 1965. Keraguan tersebut
Halim Perdanakusuma sebagai markas tampak pada data berikut ini.
pusat G30S membuat Ketua PKI DN Mereka memfitnahnya, kata ibumu.
Aidit, Men/Pangau Laksdya Udara Omar Tidak, kataku. Sebab hidup adalah pi-
Dani, dan Presiden Soekarno di sana pada lihan semena. Suamimu, anakku itu, ba-
waktu yang bersamaan menjadi serba rangkali bukan komunis, partai komunis
salah. (Luhulima, 2007:36-37) barangkali tidak kudeta, tetapi apa arti
semua itu? Orang-orang harus menunjuk
Penangkapan dan pembunuhan Aidit orang lain untuk menyelamatkan diri....
(hal:68-69)
tersebut terungkap dari wawancara Ya-
sir Hadibroto yang dimuat di Kompas
Minggu 5 Oktober 1980. Setelah dibawa Setelah ayah Larung dianggap sebagai
ke Loji Gandrung, Aidit diminta untuk anggota PKI yang terlibat dalam peristiwa
menuliskan pengalamannya sebelum 30 September 1965, ibu Larung pun di-
dan langkah yang akan dilakukannya tuduh sebagai anggota Gerwani.
Lalu aku mendengar, orang-orang menye-
seandainya ia tidak tertangkap. Namun,
but ibumu gerwani. Ibumu memakai beha
karena setelah ditunggu sekitar satu jam, hitam dengan lambang bintang merah di
Aidit diam saja, sambil merenung dan satu pucuknya, palu arit di pucuk yang
merokok, maka Kolonel Yasir berinisiatif lain, kata mereka. Ia mengumpulkan
lain. Mayor Sugeng diperintahkan untuk perempuan-perempuan dan mengajar
menuliskan apa yang diucapkan Aidit. tari telanjang, dan mengirim wanita-
Hal yang dituliskan oleh Mayor Sugeng wanita untuk merayu para prajurit de-
adalah pengakuan bawa Aidit adalah ngan pinggul mereka agar percaya pada
satu-satunya yang memikul tanggung komunisme, bukan pada segala Tuhan.
Sembari bernyanyi genjer-genjer. Tetapi
jawab paling besar dalam peristiwa G30S/
aku tahu ibumu dan istri Nyoman Pintar
PKI yang didukung oleh para anggota

LITERA, Volume 12, Nomor 2, Oktober 2013


217

kerap berada di bangsal dan mengajari “Tidak,” jawab Musa lebih yakin. “Sebab
sesama istri tentara membikin ketupat saya anti komunis seratus empat puluh
dan janur dari daun nyiur. Mereka semua persen.” Ia tertawa. “Haha. Seratus itu
pendatang. Dan daun genjer hanyalah angka penuh, empat puluh itu angka kera-
sayuran yang membuat tinjamu lengket mat. Jika saya bertemu dengan pengikut
panjang.... (hal:70) komunis, saya gebug dia! Saya tumpas!
Kesetiaan saya pada NKRI!” Negara Ke-
Dari kutipan tersebut tampak bahwa satuan Republik Indonesia.
Ibu Larung memang sering berkumpul “Lalu kenapa kamu menyimpan lambang
bersama-sama para perempuan penda- itu di dompet?”
Dengan kilat mata polos hewaninya Musa
tang (istri para prajurit) untuk mengajari
memberi jawab yang tak Yuda duga.
membuat ketupat dan janur dari daun “Karena Cakrabirawa adalah mantra sakti!
nyiur yang digunakan untuk perlengka- Karena tak ada hubungan antara Cakrabi-
pan upacara di Pura. Namun orang-orang rawa dengan komuniske! Tak ada urusan-
mengatakan (memfitnah) bahwa kegiat- nya Cakrabirawa dengan PKI!”
an ibu Larung bersama ibu-ibu adalah Bagaimana mungkin? Yuda mengernyitkan
mengajar tari telanjang dan mengirim dahi tanpa bersuara.
wanita-wanita untuk merayu para praju- Bagi Musa, “Cakrabirawa” adalah mantra.
rit dengan pinggul mereka agar percaya Nama yang sakti pada dirinya sendiri.
pada komunisme. Cakrabirawa bukan milik Untung atau
siapa pun komandan dan anggota penga-
Peristiwa Gerakan 30 September da-
wal Presiden Soekarno, sekalipun nama
lam novel Manjali dan Cakrabirawa digam- resimen itu adalah Cakrabirawa. (hal:75)
barkan dalam cerita yang berhubungan
dengan tokoh Musa Wanara, seorang pra- Dalam novel Manjali dan Cakrabirawa
jurit TNI-ABRI yang bertemu dengan Yuda diceritakan bahwa Musa Wanara adalah
dalam latihan bersama panjat tebing. anak dari pasangan Sarwengi, anggota
Musa Wanara adalah anak seorang ang- pasukan Cakrabirawa dengan Murni,
gota pasukan Cakrabirawa, pengawal aktivis Gerwani (Utami, 2010:149). Pasca
Presiden Soekarno, yang dalam peristiwa peristiwa G30S, ketika PKI, Gerwani,
gerakan 30 September 1965 dianggap ikut Cakrabirawa dianggap sebagai dalang
bertangung jawab terhadap pembunuhan peristiwa tersebut, maka Sarwegi pun
para jenderal. dibunuh, sementara Murni dipenjara di
“Musa,” panggilnya dengan nada ber-
Plantungan dan melahirnya bayi laki-laki
sahabat. “Kamu menyimpan lambang
Cakrabirawa di dompet. Kamu tidak takut di penjara. Bayi tersebut dipeliraha oleh
dianggap simpatisan PKI?” Haji Samadiman, sahabat suaminya, dan
Seorang prajurit TNI-ABRI tidak mungkin diberi nama Musa Wanara. Cerita tentang
seorang pemuja PKI sekaligus. asal-usul tokoh Musa terungkap setelah
Pemerintahan Jendral Soeharto bermula perkenalan antara tokoh Parang Jati dan
dari penumpasan partai komunis pada ta- Marja dengan Murni, seorang ibu tua
hun 1965. Dalam bahasa Parang Jati: rezim yang tinggal sendirian di hutan. Parang
militer itu berdiri di genangan darah lebih Jati dan Marja, bersama seorang arkeolog,
dari sejuta orang yang dituduh komunis. Jacques terlibat dalam sebuah penelitian
Bersama dengan itu segala unsur komu-
mengenai situs Candi Calwanarang di
nisme dilarang di negeri ini. Sampai hari
ini istilah “bersih lingkungan” diperke- Jawa Timur. Di tengah jalan tokoh Marja
nalkan... dan Parang Jati berkenalan dengan Murni,
“Kamu tidak khawatir dompetmu ditemu- yang menggungkapkan cerita tentang
kan orang lain? Komandan, misalnya?” Ia Gerwani. Dengan menggambarkan tokoh
memberi nada simpati. Musa Wanara, ayah dan ibunya sebagai

Representasi Sejarah Indonesia dalam Novel-novel Karya Ayu Utami


218

anggota pasukan Cakrabirawa dan Ger- begitu banyak yang terjadi selama dua ta-
wani yang dibunuh dan mendapatkan hun! -ia mengeluh, merasa tertinggal, tapi
penyiksaan karena dianggap terlibat juga mengeluh karena suasana Indonesia
G30S, novel tersebut jelas mencoba mem- yang makin represif. Ia mulai memeriksa
surat-surat. (hal:167)
bertanyakan keterlibatan mereka dalam
peristiwa tersebut.
Paparan tentang peristiwa 27 Juli 1996,
yang bersumber dari Siaran Pers (disusun
Tragedi 27 Juli 1996 di Jakarta
oleh Institut Informasi Independen, pu-
Dalam novel Larung ditemukan peris-
kul 21.30, dalam Larung adalah sebagai
tiwa sejarah yang menggambarkan pe-
berikut.
nyerangan kantor DPP Partai Demokrasi
Jakarta, 27 Juli 1996
Pro Megawati oleh massa pendukung PERISTIWA 27 JULI
Suryadi yang terjadi tanggal 27 Juli 1996. Siaran Pers (disusun oleh Institut Infor-
Peristiwa tersebut disusul dengan kerusuh- masi Independen, pukul 21.30)
an yang mengakibatkan sejumlah bangun- Setelah lebih dari satu bulan para banteng
an instansi dan fasilitas umum di Jakarta proMegawati bertahan di kantor DPP
dirusak dan dibakar massa. PDI jalan Diponegoro 58 dan menggelar
Selain dipaparkan oleh narator dalam mimbar bebas, pasukan rezim Orde Baru
novel Larung, peristiwa tersebut juga akhirnya menyerbu.
disampaikan oleh Yasmin kepada Saman Kronologi.
27 Juli, Sabtu pagi, sekitar pukul 06.00,
melalui email.
sembilan truk serupa kendaraan sampah
Sudah dua minggu aku meninggalkan
berwarna kuning berhenti di muka mar-
kamu. Situasi politik di Jakarta semakin
kas PDI dan menurunkan ratusan pe-
tegang. Telah satu bulan para pendukung
muda. Mereka mengenakan kaos merah
Megawati bertahan di kantor PDI di jalan
bertuliskan Pendukung Kongres IV Medan
Diponegoro. Setiap hari ada orasi anti
—kongres yang menolak Megawati dan
Orde Baru. Kini semua mendengar bahwa
mengangkat Soerjadi sebagai ketua umum
pemerintah akan memberi batas waktu.
partai -dengan membawa batu serta pen-
Mereka sedang menentukan tanggal un-
tung kayu sepanjang satu meter. Sebagian
tuk menyerbu. Dan aku berada di sekitar
dari mereka berambut cepak dan berba-
ketegangan ini. Aku merindukan kamu.
dan tegap. Mereka langsung melempari
(Email Yasmin untuk Saman, Utami,
kantor dan menyerang, sambil mencaci
2001:154).
maki Megawati dan pendukungnya.
Melalui emailnya kepada Saman, Yas- Beberapa saksi mata mengatakan, Ko-
min mengabarkan situasi yang terjadi di mandan Kodim Jakarta Pusat Letkol. Zul
Jakarta menjelang dan setelah peristiwa Effendi terlihat berada di sana dan ikut
27 Juli 1996. Di samping itu, narator juga mengatur menit-menit awal penyerbuan.
menggambarkan bagaimana Larung yang Sepuluh menit kemudian sekitar 500
tinggal di New York terus mengikuti personil pasukan anti huru hara bersera-
berita politik di Jakarta melalui email dan gam lengkap telah tiba. Kapolres jakarta
kantor berita gelap karena pada saat itu Pusat Letkol. Abu Bakar bersama me-
banyak media massa yang dilarang terbit reka. Pasukan membagi diri menjadi dua
kelompok, dan menutup lokasi kejadian
oleh pemerintah Orde Baru.
di ruas Megaria dan jalan Surabaya. Aki-
.... pagi ini delapan puluh enam pesan
batnya pendukung Mega dari luar lokasi
masuk dalam kotak suratnya. Sebagian
tak bisa memmberi bantuan. Di lokasi,
polemik di Apakabar, Berita dari Pijar, Siar
penyerangan terhadap markas PDI terus
dan beberapa berkala dari kantor berita
berlangsung. Setelah lebih kurang sepu-
gelap lain yang bertambah aktif semenjak
luh menit dua panser AD ditempatkan di
pemerintah membredel majalah Tempo,
bawah jembatan layang kereta api.
Editor, dan Detik dua tahun lalu. Gila

LITERA, Volume 12, Nomor 2, Oktober 2013


219

Berita tentang penyerbuan telah beredar dewan di beberapa daerah di Sumatera,


ke perkampungan sekitar sejak pagi. antara lain Dewan Banteng di Sumatera
Masa yang marah dan ingin menonton Barat oleh Letnan Kolonel Achmad Hu-
membangkak di sekitar Megaria. Para sein (20 Desember 1956), Dewan Gajah di
pendukung Mega mengadakan mimbar
Medan oleh Kolonel Maludin Simbolon
bebas dan mencoba berunding dengar
aparat untuk diperbolehkan melihat apa
(22 Desember 1956) dan Dewan Manguni
yang terjadi di kantor mereka. Suasana di Manado oleh Letnan Kolonel Ventje
memanas. Sumuai (18 Februari 1957). Tanggal 10 1958
Sekitar pukul 14.30 aparat membubar- didirikan organisasi yang bernama Gerak-
kan massa dengan pentung rotan. Massa an Perjuangan Menyelamatkan Negara
melawan dengan lemparan batu. Terjadi Republik Indonesia yang diketuai oleh
perang antara massa dan petugas. Orang Letnan Kolonel Achamad Husein. Gerak-
banyak yang marah membakar tiga bus an Husein ini akhirnya mendirikan PRRI
di Salemba. (Pemerintah Revolusioner Republik Indo-
Pukul 15.00-20.30
nesia) yang berkedudukan di Bukittinggi
Terjadi bola salju massa ke arah timur. Di
jalan salemba, Kramat, dan Proklamasi
dengan Syafruddin Prawiranegara seba-
beberapa gedung milik pemerintah serta gai pejabat presiden (Kahin, 2005:101).
swasta dibakar. Masing-masing adalah Permesta (Perjuangan Rakyat Semesta)
Gedung Persit Chandra Kirana, Ditjen pada hari berikutnya mendukung dan
Perikanan, Bank Swansarindo, Wisma bergabung dengan PRRI sehingga gera-
Honda, Show Room Toyota, ,,,, kan bersama itu disebut PRRI/Permesta.
(Utami, 2001:175) Permesta yang berpusat di Manado to-
kohnya adalah Letnan Kolonel Vantje
Data tersebut memberikan gambaran Sumual, Mayor Gerungan, Mayor Run-
mengenai situasi yang terjadi pada tang- turambi, Letnan Kolonel D.J. Samba, dan
gal 27 Juli 1996 di Jakarta dan hari-hari se- Letnan Kolonel Saleh Lahade.
telahnya. Dengan mencantumkan sumber Dalam novel Cerita Cinta Enrico diceri-
siaran pers dari Institut Informasi Inde- takan kelahiran tokoh Enrico tepat pada
penden novel tersebut ingin menunjuk- hari pemberontakan PRRI terjadi, seperti
kan bahwa informasi yang disampaikan tampak pada kutipan berikut.
bersifat objektif dan tidak berada dalam Bentukku meramalkan bentuk revolusi
tekanan pihak yang berkepentingan. bagi ayahku. Sebuah revolusi dengan ka-
ki-kaki kurus. Ya, sebuah pemberontakan
Pemberontakan Pemerintahan Revolu- yang lahir pada tanggal 15 Februari 1958
sioner Republik Indonesia (PRRI) di Padang adalah pemberontakan berkaki
kurus. Saat dokter dan perawat telah me-
Peristiwa sejarah yang berhubungan
ninggalkan mereka berdua, Irsad menga-
dengan pemberontakan Pemerintah
jak istrinya bicara mengenai hal itu.
Revolusioner Republik Indonesia (PRRI/­ “Kamu sudah dengar? Revolusi sudah
Permesta) dalam novel Cerita Cinta Enrico diumumkan.”
digunakan untuk menggambarkan sejarah Istrinya mengangguk lemah.
kelahiran tokoh utama (Enrico). Enrico ....
diceritakan sebagai anak seorang prajurit Esoknya aku dibawa masuk ke belantara
(Letda Irsad) yang dilahirkan bersamaan Sumatra. Aku menjadi bayi gerilya.
dengan waktu pemberontakan tersebut (Utami, 2012: 21-22)
terjadi, 15 Februari 1958 di Padang.
Pemberontakan Pemerintah Revolu- Seperti yang terjadi dalam sejarah
sioner Republik Indonesia (PRRI/Permesta) Indonesia, pemberontakan PRRI akhirnya
didahului dengan pembentukan dewan- dapat digagalkan oleh pasukan Kolonel
Ahmad Yani.

Representasi Sejarah Indonesia dalam Novel-novel Karya Ayu Utami


220

Sekarang marilah kita bayangkan apa Walaupun kemudian oleh pemerintah


yang terjadi di pulau Jawa. Ketika Kolonel RI perjuangan PRRI dianggap sebagai
Ahmad Yani (yang kelak menjadi “Pahla- pemberontakan yang berhasil ditumpas
wan Revolusi”) memimpin pasukan un- oleh pemerintah, namun kalau dipahami
tuk menghancurkan pemberontakan PRRI
latar belakang timbulnya PRRI adalah
dalam operasi yang dinamakan Operasi
17 Agustus, seluruh keluarga ayah dan
karena kekecewaan terhadap sentralisasi
ibuku geger.... kekuasaan dan pembangunan yang tidak
(Utami, 2012:22) merata. Oleh karena itu, dengan me-
ngangkat kembali perstiwa tersebut dalam
Letda Irsad berbaris bersama seluruh geri- novel Cerita Cinta Enrico dapat dimaknai
lyawan, yang pada hari itu tidak bisa lagi bahwa rakyat yang ada di daerah, dengan
menyebut diri mereka pasukan revolusi. dipimpin oleh para pejuang yang ada di
Mereka adalah pasukan pemberontak, daerah pada dasarnya tidak akan ting-
seperti nama yang diberikan Jawa kepada gal diam dengan adanya ketidakadilan
mereka. Revolusi berkaki kurus itu telah
dalam melaksanakan pembangungunan
sepenuhnya menjadi pemberontakan
setengah hati. Irsad tetap mencoba berdiri
daerah.
dengan sikap tegap seutuhnya, dengan
kehormatan penuh, meskipun hatinya Demonstrasi Mahasiswa ITB dan Pener-
hancur ketika perwira pasukan Yani me- bitan Buku Putih Perju­angan Mahasiswa
lucuti tanda pangkatnya.... 1978
(Utami, 2012:27) Selain peristiwa PRRI yang dihubung-
ankan dengan asal usul kelahiran tokoh
Dalam novel Cerita Cinta Enrico pe- Enrico, dalam novel Cerita Cinta Enrico
ristiwa pemberontakan PRRI digunakan juga digambarkan peristiwa sejarah yang
untuk menceritakan asal usul kelahiran berhubungan dengan gerakan mahasiswa
tokoh Enrico. Yamin (2009:1) mengemuka- Indonesia mengritisi pemerintah pada
kan bahwa munculnya Pemerintah Revo- masa Orde Baru. Setelah lulus SMA di
lusioner Republik Indonesia (PRRI) ada- Padang, Enrico melanjutkan sekolah (ku-
lah sebagai akumulasi dari kekecewaan liah) di Institut Teknologi Bandung (ITB)
rakyat di daerah terhadap pemerintah pada tahun 1977. Pada 16 Januari 1978,
pusat di Jakarta. Kekecewaan yang di- Enrico bersama-sama dengan mahasiswa
akibatkan oleh sentralisasi kekuasaan dan lainnya mengadakan demonstrasi untuk
memunculkan kesenjangan pembangunan menolak pengangkatan kembali Soeharto
di segala bidang antara pusat dan daerah, sebagai presiden.
pembangunan di daerah terutama di Su- Pada pagi harinya, mahasiswa telah me-
matera Tengah. PRRI diproklamirkan oleh masang kain merah besar bertuliskan “De-
Ahmad Husein di Padang pada tanggal wan Mahasiswa ITB tak menginginkan
15 Februari 1958 dan mendapat sambutan Saudara Soeharto terpilih kembali seba-
dan dukungan penuh dari Perjuangan gai Presiden RI”. Spanduk menyala itu
dibentangkan untuk menyambut Sidang
Semesta (PERMESTA) di Sulawesi. Se-
Umum MRP 1978, yang sudah pasti akan
jumlah tokoh nasional baik sipil maupun
memilih Jenderal Soeharto lagi.
militer juga memberikan dukungan dan Kami tahu bendera itu akan segera di-
ikut bergabung dengan PRRI di Sumatera turunkan beberapa menit saja setelah
Barat, antara lain M. Natsir, Syafruddin dipasang. Tapi tidak apa, toh pernyataan
Prawiranegara, Burhanuddin Harahap, itu akan menjadi berita. Media akan
M. Syafe’i, Kolonel Dahlan Djambek, memuatnya dan seluruh Indonesia akan
Kolonel Mauludin Simbolon dan Letnan menjadi tahu bahwa tidak semua orang
Kolonel Ahmad Husein (Zed, 2001:274). ingin dia menjadi pemimpin lagi. Seluruh

LITERA, Volume 12, Nomor 2, Oktober 2013


221

Indonesia akan jadi tahu bahwa ada yang Laksusda Jawa Barat memanggil Heri
berani bersuara. Tapi kami tidak terlalu Akhmadi, Rizal Ramli, Indro Tjahjono,
menduga bahwa pembalasannya akan Al Hilal Hamdi, dan Ramles Manam-
seperti ini. pang Silalahi untuk kemudian diadili
Aku tiba di kampus ketika spanduk itu dan dipenjara. Normalisasi Kehidupan
sudah direnggut. Mahasiswa mengada- Kampus diberlakukan, DM se-Indonesia
kan rapat dan dalam rapat itu ada yang dibubarkan, pemerintah mengajukan kon-
nyampaikan berita bahwa kampus akan sep SMPT (Senat Mahasiswa Perguruan
diduduki tentara. Bukan polisi, melainkan Tinggi) sebagai pengganti Dewan Maha-
Angkatan Darat – yang paling berkuasa di siswa, namun ditolak karena terlalu kuat-
antara angkatan lain.... nya intervensi pemerintah dan birokrasi
Apapun kami memutuskan untuk mem- kampus pada organisasi tersebut.
pertahankan kampus. Dengan cara berbar- 1979 Pembentukan Badan Koordinasi
ing di jalan di pintu masuk. Lewati dulu Kemahasiswaan (BKK) sebagai organ
mayat kami sebelum kau kuasai ITB. Jika operasional kebijakan NKK disikapi
panser itu memaksa, mereka akan masuk dengan penolakan mahasiswa ITB.
dengan melindas mati mahasiswa. Kami Akibatnya lembaga ini tidak pernah jelas
akan jadi tameng hidup, bukan hanya bagi eksistensinya.
kampus ITB. Kampus itu kini adalah sim- 1979-1982 Tekanan kuat dari Rektorat
bol akal sehat, lambang ketidaktundukan untuk membubarkan DM dengan surat
pada kekuasaan yang telah korup. Aku ancaman DO untuk setiap Ketua Umum
tak berpikir ulang. Tak ada satu pun di terpilih. Buku Biru diterbitkan sebagai
antara kami yang berpikir ulang. Sebab lanjutan penerbitan Buku Putih.(http://
kami memperjuangkan cita-cita luhur. km.itb.ac.id/site/?p=102).
(Utami, 2012: 134)
Dengan menggunakan perspektif
Peristiwa yang diceritakan dalam new historicism, maka sejumlah peristiwa
novel tersebut dapat dilacak dalam cata- sejarah yang terdapat dalam novel-novel
tan perjalanan aktivitas mahasiswa ITB karya Ayu Utami tersebut pada dasarnya
(http://km.itb.ac.id/site/?p=102) sebagai hadir untuk mempertanyakan kem-
berikut. bali kebenaran sejarah yang telah dicatat
16 Januari 1978 Apel bersama 2000 ma- sebelumnya. New Historicism memahami
hasiswa ITB dipimpin Ketua Umum Heri setiap segi realitas tertuang dalam teks
Akhmadi menyatakan Tidak Memper- dan struktur sosial yang ditentukan
cayai dan Tidak Menginginkan Soeharto
oleh “praktik diskursif” yang dominan,
Kembali Sebagai Presiden Republik Indo-
nesia. Penerbitan Buku Putih Perjuangan sehingga harus dipertanyakan kembali
Mahasiswa 1978. Pembuatan buku putih kebenarannya.
ini dimotori oleh Rizal Ramli, Ketua De- Dari lima buah peristiwa sejarah yang
wan Mahasiswa. Penerbitan buku putih digambarkan dalam keempat novel karya
ini juga didukung beberapa intelektual Ayu Utami tampak bahwa peristiwa-pe-
kampus seperti Prof. Iskandar Alisjahbana ristiwa tersebut dilakukan oleh kelompok
(Rektor ITB) dan Prof. Slamet Iman San- (kaum) marginal. Mereka adalah kaum
toso (mantan Dekan Fakultas Psikologi buruh yang melakukan demonstraksi
UI). dan pemogokan buruh di Medan, prajurit
21 Januari dan 9 Februari 1978 Kampus
dan rakyat yang dituduh terlibat dalam
diserbu dua kali dan diduduki militer 6
bulan lamanya. Mahasiswa lama dikum- gerakan 30 September, rakyat yang pro-
pulkan di lapangan basket dan diusir, demokrasi yang menolak otoritarian pe-
hanya mahasiswa angkatan 1978 yang merintah Orde Baru, angkatan bersenjata
boleh berkuliah. Terjadi penembakan yang ada di daerah yang kecewa dengan
gelap di rumah Rektor ITB Prof. Iskandar. sentralisasi pemerintah pusat dan ketidak-

Representasi Sejarah Indonesia dalam Novel-novel Karya Ayu Utami


222

merataan pembangunan, dan mahasiswa untuk mempertanyakan kembali kebe-


(ITB) yang menolak pemimpin (presiden) naran sejarah yang telah dicatat sebe-
yang otoriter dan korup). lumnya. Pemerintah Orde Baru dianggap
Dalam sejarah resmi versi pemerintah telah melakukan tindakan represi yang
selama ini kelompok-kelompok tersebut berlebihan dan melanggar HAM dalam
diberi label sebagai kaum pemberontak mengatasi demonstrasi dan pemogokan
yang mengacaukan keteraturan dan kea- buruh di Medan, kerusuhan 27 Juli 1996
manan negara. Oleh karena itu, kebera- di Jakarta, dan demonstrasi mahasiswa
daannya harus dibasmi, dilarang eksis- ITB, 1978 yang menolak pengangkatan
tensinya. Para pelakunya harus ditang- kembali Soeharto sebagai presiden. Ke-
kap dan dihukum. Melalui novel-novel terlibatan PKI dan Pasukan Cakrabirawa
tersebut, peristiwa-peristiwa tersebut juga dipertanyakan dalam peristiwa G30S,
diberi ruang dan suara untuk mengakui karena banyak pihak yang sebenarnya
keberadaannya, bukan sebagai pihak yang ikut berperan dalam peristiwa tersebut,
melakukan pemberontakan untuk me- terutama dari kalangan TNI. Dalam kasus
ngacau keteraturan dan kedamaian, tetapi pemberontakan PRRI, peristiwa tersebut
sebagai pihak yang berjuang untuk meng- dilihat sebagai bentuk protes menentang
akhiri otoritarian dan ketidakadilan. terhadap pemerintah pusat (Jakarta).
Sikap mempertanyakan kebenaran sejarah
SIMPULAN tersebut sesuai dengan persp new histori-
Dari penelitian yang telah dilaku- cismmemahami setiap segi realitas tertu-
kan dapat ditarik beberapa kesimpulan ang dalam teks dan struktur sosial yang
berikut. Pertama, peristiwa sejarah sosial ditentukan oleh “praktik diskursif” yang
politik yang terdapat dalam novel-novel dominan, sehingga harus dipertanyakan
karya Ayu Utami adalah (a) di Medan 1 kembali kebenarannya.
Maret sam­pai dengan 16 April 1994, (b)
Gerakan 30 September 1965, (c) tragedi UCAPAN TERIMA KASIH
27 Juli 1996 di Jakarta atau penyerangan Artikel ini diangkat dari hasil pe-
kantor DPP Partai Demokrasi Pro Mega- nelitian yang dilaksanakan pada tahun
wati oleh massa pendukung Suryadi, 2011 dengan anggaran DIPA FBS UNY.
(d) pemberontakan Pemerintahan Revo- Ucapan terimakasih disampaikan kepada
lusioner Republik Indonesia (PRRI), 15 Universitas Negeri Yogyakarta yang telah
Februari 1958 di Padang, (e) demonstrasi memfasilitasi penelitian ini. Selanjutnya
Mahasiswa ITB dan penerbitan Buku ucapan terimaksih diucapkan kepada re-
Putih Perjuangan Mahasiswa 1978 untuk viewer yang telah membaca, mengoreksi
menolak pengangkatan kembali Soeharto dan memberi masukan terhadap artikel
sebagai presiden RI. ini.
Kedua, peristiwa tersebut direpre-
sentasikan dalam bagian yang integral DAFTAR PUSTAKA
dalam peristiwa yang dialami oleh tokoh- Barry, Peter. 2010. Begening Theory, an
tokoh dalam novel. Artinya, peristiwa Introductioan to Literary and Cultural
sejarah yang berasal dari peristiwa nyata Theory.Terjemahan Harviyah Widya-
dikontekstualkan dalam fiksi yang ditulis wati dan Evi Setyarini. Yogyakarta:
pengarang. Jalasutra.
Ketiga, dalam perspektif new histori- Budianta, Melani. 2006. “Budaya, Seja-
cism, sejumlah peristiwa sejarah sosial rah, dan Pasar, New historicism dalam
politik yang terdapat dalam novel-novel Perkembangan Kritik Sastra,” dalam
karya Ayu Utami pada dasarnya hadir Susastra, Jurnal Ilmu Sastra dan Bu-

LITERA, Volume 12, Nomor 2, Oktober 2013


223

daya. Jakarta: Himpunan Sarjana Ricklefs. H.C. 1991. Sejarah Indonesia


Kesusastraan Indonesia. Modern, Diterjemahkan dalam bahasa
Damono, Sapardi Djoko. 1989. Sosiologi Indonesia oleh Dharmono Hardjowi-
Sastra Sebuah Pengantar. Jakarta: Pusat djono. Yogyakarta: Gadjah Mada Uni-
Pembinaan dan Pengembangan Ba- versity Press.
hasa. Rusli, Marah. 1920. Sitti Nurbaya. Jakarta:
Kahin, Audrey. 2005. Dari Pemberontakan Balai Pustaka.
ke Integrasi Sumatera Barat dan Politik Suara Pembaruan, Senin 2 Mei 1994.
Indonesia 1926-1998. Jakarta: Yayasan “Demonstrasi dan Pemogokan Buruh
Obor Indonesia. di Medan.”
Kayam, Umar. 1999. Para Priyayi. Jakarta: Utami, Ayu. 1998. Saman. Jakarta: Gra-
Gramedia. media.
Katopo, dkk. 1999. Menyingkap Kabut Utami, Ayu. 2001. Larung. Jakarta: Gra-
Halim 1965. Jakarta: Pustaka. media.
Luhulima, James. 2007. “Menyingkap Dua Utami, Ayu. 2010. Manjali dan Cakrabi-
Hari Tergelap di Tahun 1965. Melihat rawa. Jakarta: Gramedia.
Peristiwa G30S dengan Perspektif Utami, Ayu. 2012. Cerita Cinta Enrico. Ja-
Lain”. Jakarta: Kompas. karta: Gramedia
Yamin, M. 2009. Dewan Banteng Contra Neo Zed, Mestika dan Hasril Chaniago, 2001.
Ningrat. Jakarta: LPPM Tan Malaka. Perlawanan Seorang Pejuang Biografi
Kolonel Ahmad Husein.Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.

Representasi Sejarah Indonesia dalam Novel-novel Karya Ayu Utami

Anda mungkin juga menyukai