Bab 5
RONA LINGKUNGAN HIDUP
5.1. KOMPONEN GEOFISIK KIMIA
5.1.1. Iklim
Keadaan iklim di wilayah Kabupaten Halmahera Selatan dipengaruhi oleh tekanan angin yang
berasal dari Laut Seram dan Laut Maluku. Musim angin yang terjadi adalah pada musim barat
atau utara dan musim selatan atau timur tenggara yang diselingi dengan dua musim pancaroba
akibat dari transisi kedua musim tersebut. Musim barat atau utara umumnya berlangsung pada
bulan Desember sampai dengan bulan Maret, dan bulan April adalah masa transisi ke musim
selatan atau timur tenggara, dan pada saat itu biasanya diikuti dengan musim kemarau.
Sedangkan musim selatan atau timur tenggara umumnya berlangsung secara enam bulan, yang
berawal dari bulan Mei sampai dengan bulan Oktober. Masa transisi ke musim barat adalah
bulan Nopember dan biasanya terjadi musim hujan.
Dari hasil pengamatan di lapangan dan dari pencatatan BMG Labuha maka didapatkan
beberapa data rata-rata kondisi cuaca di Pulau Obi sebagai berikut :
Visibility : clear (3 – 20 km)
Data-data klimatologi di wilayah studi di Bandara Khusus PT. TBP pada tahun 2011 secara
rinci dapat dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1. Data Klimatologi di Wilayah Studi untuk periode Tahun 2011
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA
Dari data iklim tersebut diatas, maka berdasarkan kriteria kualitas lingkungan iklim seperti
dapat dilihat pada tabel 5.2, maka parameter hujan dapat dikategorikan baik dengan skala 4,
temperatur dikategorikan baik sekali dengan skala 5, kecepatan angin termasuk sedang
dengan skala 3, dan kelembaban termasuk sedang dengan skala 3, sehingga secara
keseluruhan kondisi iklim di wilayah studi dapat dikategorikan baik dengan skala 4.
B Temperatur
C Kecepatan Angin
V - 2
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA
D Kelembaban Udara
Sumber : Hand Book of Variable for Environmental Impact Assesment, LW Carter, M.G Hill, 1981 (dimodifikasi)
V - 3
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA
Hasil analisis sampel udara tersebut diperlihatkan pada terlampir, kadar parameter hasil
analisis dinilai dengan mengacu pada baku mutu udara ambien.
Dengan mengacu pada kadar baku mutu (= BM) sesuai dengan Kep. 02/MENLKH/I/1988,
maka setiap parameter udara ambien yang diukur dan dinilai berdasarkan kriteria yang
terdapat pada tabel 5.4.
Dengan kriteria ini diperoleh hasil analisis skala kualitas udara ambien pada saat studi
lapangan pada bulan Mei 2012, seperti diperlihatkan pada tabel 5.5.
V - 4
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA
1 Debu 5 5 5 5 5 5 5
2 Hidrokarbon 5 5 5 5 5 5 5
3 Karbon Monoksida (CO) 5 5 5 5 5 5 5
4 Oksida Nitrogen (NOx) 5 5 5 5 5 5 5
5 Sulfur Dioksida (SO2) 5 5 5 5 5 5 5
6 Total Oksida (O3) 5 5 5 5 5 5 5
7 Dihidrogen Sulfida (H2 S) 5 5 5 5 5 5 5
8 Timbal (Pb) 5 5 5 5 5 5 5
Sumber : Hasil Analisis Laboratorium 2012
Hasil analisis memperlihatkan bahwa semua parameter udara masih jauh dibawah baku
mutu. Jadi skala masing-masing parameter udara untuk semua titik sampel
memperlihatkan pada skala 5, yang memberi pengertian bahwa kondisi kualitas udara
saat ini masih baik.
b. Kebisingan
Tabel 5.6. Baku Mutu Kebisingan
Peruntukan Tingkat Kebisingan dB(A)
a. Peruntukan Kawasan
1. Perumahan dan Pemukiman 55
2. Perdagangan dan Jasa 70
3. Perkantoran dan Perdagangan 65
4. Ruang Terbuka Hijau 50
5. Industri 70
6. Pemerintahan dan Fasilitas Umum 60
7. Rekreasi 70
b. Lingkungan Kegiatan
1. Rumah Sakit atau sejenisnya 55
2. Sekolah atau sejenisnya 55
3. Tempat Ibadah atau sejenisnya 55
Sumber : KEP.48/MENLKH/II/1996.
Dari kriteria Ambien Bising tersebut diatas (tabel 5.6) dapat diuraikan skala kualitas
lingkungan untuk setiap peruntukan seperti pada tabel 5.7.
V - 5
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA
a. Peruntukan Kawasan
1 Perumahan dan 55 27,5 285-55 56-82,5 30-110 >110
Pemukiman
2 Perdagangan dan Jasa 70 35 36-70 71-105 106-140 >140
3 Perkantoran dan 65 32,5 33-65 66-100 101-110 >130
Perdagangan
4 Ruang Terbuka Hijau 50 25 26-50 51-75 76-100 >100
5 Industri 70 35 36-70 71-105 106-104 >140
6 Pemerintahan & Fasilitas 60 30 31-60 61-90 91-120 >120
Umum
7 Rekreasi 70 35 36-70 71-105 106-150 >140
b. Lingkungan Kegiatan
1 Rumah Sakit atau 55 27,5 28-55 56-82,5 83-110 >110
2 sejenisnya 55 27,5 28-55 56-82,5 83-110 >110
3 Sekolah atau sejenisnya 55 27,5 28-55 56-82,5 83-110 >110
Tempat Ibadah atau
sejenisnya
Sumber KEP.48/MENLKH/II/1996.
Dari nilai indeks kebisingan pada suatu kawasan dapat ditentukan tata-guna tanah pada
daerah kajian dengan mengacu kepada metode WECPNL dan berdasarkan Petunjuk
pembuatan batas-batas kawasan kebisingan SKEP Dirjen Perhubungan Udara Nomor
109 Tahun 2000 seperti terlihat pada tabel 5.8.
Persyaratan Kawasan II, dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan, kecuali untuk
membangun bangunan sekolah, rumah sakit, dan rumah tinggal baru, sedangkan untuk
sekolah, rumah sakit dan rumah tinggal yang sudah ada disarankan untuk dilengkapi
dengan perangkap peredam atau kedap suara.
Persyaratan Kawasan III, dapat dimanfaatkan untuk membangun bangunan atau fasilitas
Bandar Udara yang khusus digunakan untuk operasi Bandar Udara yang dilengkapi
dengan perangkap peredam atau kedap suara. Serta dapat dimanfaatkan sebagai jalur
V - 6
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA
hijau atau sarana pengendalian lingkungan dan pertanian yang tidak mengundang
datangnya burung.
Tabel 5.8. Kawasan Kebisingan berdasarkan SKEP Dirjen Hubud Nomor 109 Tahun 2000
Kawasan Nilai Indeks
Persyaratan
Kebisingan WECPNL
Dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan kecuali
untuk membangun sekolah dan rumah sakit baru.
I 70 < 75 Sedangkan untuk bangunan sekolah dan rumah sakit
yang sudah ada dilengkapi dengan perangkap kedap atau
kedap suara.
Dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan kecuali
untuk membangun bangunan sekolah, rumah sakit dan
II 75 < 80 rumah tinggal baru. Sedangkan untuk bangunan sekolah,
rumah sakit dan rumah tinggal yang sudah ada harus
dilengkapi dengan perangkap kedap atau kedap suara.
Dapat dimanfaatkan untuk membangun bangunan khusus
untuk fasilitas Bandar Udara yang dilengkapi dengan
III 80 perangkap kedap atau kedap suara. Dapat dimanfaatkan
sebagai jalur hijau sarana pengendalian lingkungan dan
pertanian yang tidak mengundang datangnya burung.
Dari tabel 5.8. dapat diuraikan skala kualitas lingkungan untuk setiap harga indeks
kebisingan berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No.92 Tahun 1993 seperti
terlihat pada tabel 5.9.
V - 7
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA
Dengan menggunakan metode WECPNL dapat dihitung indeks kebisingan (2004) untuk
tiap lokasi pengukuran dikawasan Bandara Khusus PT. TBP dengan 2 pergerakan
pesawat terbang perminggu dan indeks kebisingan rencana pengembangan seperti
terlihat pada tabel 5.10.
Dari skala kualitas lingkungan, daerah rencana pengembangan Bandara Khusus PT. TBP,
diperoleh harga skala kualitas rona awal adalah 5 (baik sekali). Untuk lokasi yang berjarak
300 m sejajar rencana landasan pacu demikian pula untuk lokasi yang berjarak 500 m
dari ujung landasan pacu. Hal ini disebabkan belum adanya aktifitas sumber kebisingan
dilokasi tersebut. Sedangkan untuk daerah kawasan Bandara Khusus PT. TBP pada saat
ini (2012) harga skala kualitas lingkungan adalah 5 (baik sekali) pada lokasi yang jaraknya
300 m sejajar landasan pacu, sedangkan yang jaraknya 800 m dari ujung landasan pacu
02 dan 20 mempunyai skala kualitas 3 (sedang).
Tabel 5.10. Indeks Kebisingan dan Skala Kualitas Rona Lingkungan Awal (2012)
Indeks
Jarak dari Kebisingan dB(A) Kebisingan Skala
Landasan WECPNL Kualitas
No Lokasi
Pacu (m) Rata-
Min Max
rata
V - 8
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA
Perkiraan dampak terhadap tingkat kebisingan yang ada, juga didasarkan atas data dan
karakteristik lalu lintas kendaran bermotor yang telah ada dan yang diperkirakan akan
terjadi dengan adanya kegiatan proyek.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode analisis dan praduganya adalah analogis
dengan perkiraan dampak kualitas udara akibat pesawat udara, kecuali bahwa model
simulasi yang digunakan adalah model logaritmik kebisingan dari US Highway Traffic
Noise Prediction.
Model kebisingan yang diakibatkan benda bergerak adalah :
Leg (i) = Leo + log (Ni/Vi. T) + 10 Log (15 / D) 1,5 - 13
Leg = 10 log (10LI/10 + 10L2/10 + ….. +….. (10Ln/10)
Dimana
Leg = Intensitas kebisingan dilokasi yang ditinjau (penerima), dB (A)
Leo = Emisi kebisingan
i = Tipe kendaran ke i
N = Jumlah kendaran
T = Lamanya dampak (jam)
V = kecepatan kendaran rata-rata (km/jam)
D = Jarak sumber suara terhadap penerima, m
Tabel 5.11. Emisi Kebisingan Kendaraan (dBA) sebagai Fungsi dari Kecepatan dengan Jarak 10m
V - 9
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA
1 Sepeda Motor 60 62 64 67 68
2 Sedan 63 65 70 72 74
3 Mikro Bus 73 77 78 82 83
4 Bus 80 81 82 83 84
5 Truck 82 83 83 85 86
Sumber : Hasil Analisa Konsultan, 2012
Tabel 5.12. Emisi Kebisingan Dari Berbagai Macam Peralatan Pada Jarak 10 meter dari Sumber
Suara
1 Compactors (Roller) 76
2 Grader 88
3 Paver 90
4 Tractor 92
5 Truck 85
6 Generator 79
Sumber : Hasil Analisa Konsultan, 2012
Dari tabel 5.11 dan tabel 5.12 dapat di tentukan emisi kebisingan yang disebabkan
kendaran bergerak (kecepatan 60 Km/jam) dan alat-alat berat untuk berbagai jarak dari
sumber kebisingan seperti tabel 5.13.
Tabel 5.13. Emisi Kebisingan untuk Berbagai Jarak Dari Sumber Kebisingan
V - 10
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA
c. Getaran
Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan
gerak tersebut. Semua benda yang mempunyai massa dan elastisitas mampu bergetar.
Desibel (Db) adalah satuan yang biasanya digunakan dalam pengukuran getaran. Desibel
(Db) didefinisikan lewat rasio daya.
Db = 10 Log (p1/p2)
= 20 Log (x1/x2)
Dimana
p1 dan p2 adalah tekanan
x1 dan x2 adalah amplitudo
Ada dua kelompok getaran yang umum, yaitu bebas dan paksa. Getaran bebas terjadi
jika sistem berosilasi karena bekerjanya gaya yang ada dalam sistem itu sendiri (inheren)
dan jika tidak ada gaya luar yang bekerja sistem yang bekerja bebas akan bergetar pada
satu atau lebih frekuensi naturalnya yang merupakan sifat sistem dinamika yang dibentuk
oleh distribusi massa dan kekakuannya.
V - 11
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA
Getaran yang terjadi karena rangsangan gaya luar disebut getaran paksa. Jika
rangsangan tersebut berosilasi, maka sistem dipaksa untuk bergetar pada frekuensi
rangsangan. Jika frekuensi rangsangan sama dengan salah satu frekuensi natural sistem,
maka akan didapat keadaan resonansi, dan osilasi besar akan dapat mengakibatkan
kerusakan pada struktur gedung, jembatan dan lain-lain.
Besarnya getaran yang terjadi di kawasan bandar udara tergantung dari jenis mesin yang
digunakan oleh pesawat terbang tersebut. Getaran yang terjadi juga dipengaruhi oleh
banyaknya pesawat terbang yang bergerak secara bersamaan, sehingga makin banyak
pesawat terbang beroperasi pada saat yang sama makin besar gerak osilasi yang terjadi
pada gedung/bangunan dikawasan bandar udara. Berdasarkan baku mutu penilaian
kualitas lingkungan dapat disajikan skala kualitas untuk komponen getaran seperti pada
tabel 5.14.
Tabel 5.14. Skala Kualitas Komponen Getaran
Tingkat
No Akibat yang Ditimbulkan Kualitas Skala
Getaran (dBA)
1 50 Tenang Baik 5
2 50 – 70 Timbul getaran Cukup 4
3 70 - 90 Belum menggaggu Sedang 3
4 91 – 120 Menggaggu Kurang 2
5 > 120 Berbahaya Buruk 1
Sumber : Hasil Analisa Konsultan, 2012
Dari skala kualitas daerah kawasan rencana Bandara Khusus PT. TBP untuk komponen
getaran diperoleh skala kualitas adalah 5 (baik), pada lokasi jarak 500 m dari ujung
landasan pacu 02 dan jarak 800 m dari ujung landasan 20.
5.1.3. Fisiografi
a. Topografi
Secara umum, Bentuk topografi Pulau Obi mempunyai sifat dan karakter yang terdiri dari
pegunungan dan perbukitan, ketinggian tempat terletak antara 0 – 2.500 meter diatas
permukaan laut. Topografi kawasan ini dibagi atas beberapa bentuk lahan, yaitu :
Daerah Pantai
Daerah Pebukitan dan Pegunungan
V - 12
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA
b. Kondisi Geologi
Secara umum jenis batuan yang mendominasi pada wilayah studi yang terletak di daerah
rencana pembangunan Bandara Khusus PT.TBP di Pulau Obi, kondisi geologinya yang
membentuk morphologi daerah tersebut dapat dibedakan beberapa jenis yaitu :
1) Batuan aluvium dan edaran (QAL), dapat berupa pasir, krikil, lempung, terendapkan di
muara sungai maupun sepanjang pantai.
2) Batuan endapan danau dan sungai (QS), dicirikan oleh fosil tumbuh-tumbuhan,
hewan darat yang sumber material berasal dari rombakan bahan yang lebih tua,
kemudian tertransformasikan dan diendapkan disungai ataupun danau.
3) Batuan gamping koral (QL) ciri khas adalah topografi koral dengan dinding yang
curam, sebagai akibat pelarutan unsur CaCo3 + H2O, sehingga topografi bervariasi
4) Batuan Celebes Sarasia dan sarasin 1901 (QTS), terdiri dari pasir, conglomerat
batuan, lumpur, gamping koral napal.
5) Batuan Sedimen Laut (TMS), terjadi akibat transgresi (genanganlaut), adanya gaya
interusi, terjadi pengangkatan di beberapa tempat oleh batuan terobosan GR, AM, SY
dan DI.
6) Batuan Tinombi Aklburg 1913 (TTS), tersusun dari serpihan pasir, conglomerat,
c. Kondisi Tanah
Disekitar lokasi pengembangan Bandara Khusus PT. TBP, tanah permukaan terdiri atas
jenis latosol dan regosol, dengan warna merah sampai kecoklatan dengan nilai pH
berkisar antara 4,5 – 5,0. Vegetasi penutup yang sesuai untuk jenis tanah tersebut antara
lain adalah kelapa, belukar dan alang-alang.
Dari hasil analisis parameter tanah disekitar lokasi kegiatan dapat di kemukakan bahwa
sifat fisik tanah seperti bulk density berkisar antara 0,15 – 1,35 g/cc, porositas tanah
berkisar antara
49,06 – 90,00 % dan permeabilitas berkisar antara 0,13 – 67,68 cm/jam, sedangkan sifat
V - 13
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA
kimia tanah seperti total basa yang dapat diukur berkisar antara 1,14 – 7,26 me/100 gr,
dengan ph berkisar antara 4 - 5.
Secara rinci data kualitas tanah disekitar lokasi kegiatan dapat dilihat pada tabel terlampir.
Berdasarkan hasil studi Detail Engineering Design (DED) Bandar Udara Khusus PT. TBP
direncanakan untuk menaikkan elevasi rencana tapak proyek setinggi 3,5 m guna
mengantisipasi pasang surut air laut dan dampak pemanasan global (Global Warming)
yang menaikkan elevasi muka air laut setiap tahunnya. Hal ini mengakibatkan seluruh
areal tapak proyek diadakan pekerjaan penimbunan material berupa batu dan tanah
pilihan yang kemudian dipadatkan lapis per lapis sehingga mencapai kepadatan CBR >
6%. Untuk itu diperlukan suatu lokasi quarry tanah dan batu dengan volume sekitar 1 juta
m3 diluar kawasan yang tidak berpotensi mengandung nikel (quarry untuk galian C).
1. Lempung Merupakan daerah Muka air tanah bebas Dapat dikembangkan sebagai permukiman,
V - 14
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA
2. Pasir Proses pengikisan Muka air tanah bebas Agak sulit dikembangkan karena masalah teknis. Pada
pantai cukup kuat dangkal beberapa tempat di sekitar pantai dapat
terutama di sekitar (1-5 meter). Rasa air dikembangkan dengan dengan pengurukan atau
pinggiran pantai Pasar segar, Sebagian dengan pembuatan saluran-saluran guna menghindari
Jambak. merupakan daerah banjir dan genangan air. Dalam pemanfaatannya
genangan banjir disarankan untuk melakukan pemboran inti, sondir,
dan mengikuti kaidah - kaidah mekanika tanah. Daya
dukung hingga kedalaman 4 meter dari muka tanah
diperkirakan cukup baik
3. Pasir Kerikil Akibat proses erosi Muka air tanah bebas Disarankan tidak dijadikan permukiman di sepanjang
dan lateral sungai yang dangkal. aliran Sungai, sebaiknya dijadikan jalur hijau.
Bongkahan cukup aktif. Ditemui Sering digenangi Potensial sebagai sumber bahan bangunan, seperti
Batuan juga dimuara Sungai banjir akibat luapan pasir,krikil,batu dan lainnya tetapi dengan tata cara
Andesit sebagai akibat proses air sungai yang benar. Perlu dilengkapi dengan
pengendapan penahan/bronjong pada tebing- tebing sungai yang
terjal demi menahan erosi dan longsor
4. Lempung Terbentuk akibat Muka air tanah bebas Dapat dikembangkan sebagai permukiman,
Pasiran dan proses erosi dan dangkalan, perkantoran, bangunan umum, dan daerah industri.
Pasir permukaan bangunan, umum, Bangunan berat disarankan menggunakan pondasi
Lempungan dangkal (1-3) meter. tiang pancang, fondasi sumuran, atau pondasi tahan
Sebagian merupakan gempa. Perlu pematangan tanah pada tempat-tempat
daerah genangan air tertentu terutama untuk menghindari genangan air dan
banjir.
5. Pasir Lanauan Pada tempat tertentu Muka air tanah bebas Dapat dikembangkan secara intensif terutama
dan Pasir terdapat gerakan dalam dan bebas dari didataran dengan kemiringan medan 0 - 8%
Lempungan tanah, Proses erosi banjir
permukaan aktif
6. Batuan Pada tempat tertentu Air tanah sulit untuk Disarankan untuk dijadikan hutan lindung.
Vulkanik rawan terhadap didapatkan Kemungkinan lain sebagai daerah pariwisata. Juga
gerakan tanah dapat dijadikan se bagai lahan perumahan pada
terutama pada tempat beberapa tempat tapi dengan resiko teknis dan biaya
yang erjal. yang besar
Erosi permukaan aktif.
Proses erosi
permukiman aktif
Sumber : RTRW, Kabupaten Halmahera Selatan 2004 -2014
Dari data-data fisiografi tersebut diatas maka berdasarkan kriteria kualitas laporan
fisiografi seperti dapat dilihat pada tabel 5.16, maka parameter topografi dapat
dikategorikan baik sekali dengan skala 5, sedangkan parameter tanah dan geologi dapat
dikategorikan buruk dengan skala 2, sehingga kualitas fisiografi secara keseluruhan dapat
dikategorikan baik dengan skala 4
V - 15
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA
B Ph Tanah
C Jenis Tanah/Geologi
Sumber : Hand Book of Variable of Environmental Impact Assesment, LH Carter, M.G. Hill 1981
(dimodifikasi)
V - 16
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA
b. Kualitas air
Kajian terhadap kualitas air meliputi air permukaan yaitu air sungai, air laut, air rawa, air
muara dan air tanah, sedangkan air limbah tidak dapat dikaji karena pada lokasi kajian
belum terdapat air limbah. Daerah kajian adalah kawasan pembangunan Bandara Khusus
PT. TBP dan lokasi pengambilan sampel air diperlihatkan pada tabel 5.17.
Tabel 5.17. Skala Kualitas Komponen Hidrologi
Parameter/Kriteria Kualitas Kual S
itas k
a
l
a
A. Kualitas Air Permukaan
V - 17
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA
A FISIKA
1 Jumlah zat padatan terlarut (TDS) g/l 1.500 242,1 10,2 5 5
2 Suhu o
C udara ± 3 27 28 5 5
3 Warna - - Hk Hk - -
B KIMIA
1 pH g/l 6,5 - 9 7,74 4,65 5 5
2 Alkalinitas g/l - 689,69 8,01 - -
3 Kesadahan total g/l - 700,7 9,01 - -
4 Kesadahan Ca g/l 500 400,4 4,00 5 5
5 Kesadahan Mg g/l - 300,3 5,01 - -
6 Oksigen terlarut (DO) - 6,21 6,39 - -
g/l
7 BOD - 6,00 8,00 - -
g/l
8 COD - 10,75 25,13 - -
9 Amonia (NH3 - N) g/l 0,5 0,019 0,016 5 5
10 Nitrit (NO2 - N) g/l 1 0,023 0,020 5 5
11 Nitrat (NO3 - N) g/l 10 0,049 0,050 5 5
V - 18
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA
Kadar
Maksimum
No Parameter Satuan S1 S2 S1 S2
(*)
12 PO4 – P g/l - 0,752 0,095 - -
13 SO4 g/l 400 ttd ttd 5 5
14 Kalsium (Ca) g/l 75 160.16 1,6 1 5
15 Magnesium (Mg) g/l 30 72.9 1,22 5 5
16 Besi (Fe) g/l 1 0.087 0,090 5 5
17 Mangan (Mn) g/l 0,5 0.085 0,090 5 5
C MIKROBIOLOGI
1 E. Coli MPN/10 - ttd ttd - -
2 Caliform Group 0ml 50 9600 54000 1 1
Sumber : Hasil Analisis PT.UniLab Perdana, 2012.
(*) : Peraturan Menteri Kesehatan No. 416. Tahun 1990
Hk : Hijau kekuningan
ttd : tidak terdeteksi
V - 19
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA
IV, sekitar landasan harus bebas rintangan yaitu pada ketinggian 0 m sampai dengan radius
250 m, ketinggian 5 m pada radius 250 m dengan kemiringan 3 % arah keatas dan keluar
sampai ketinggian 45 m pada radius sampai dengan 4000 m serta pada ketinggian 145 m
pada radius 4 km dan seterusnya.
Batas ketinggian untuk menjamin keselamatan operasi penerbangan dapat dilihat pada
gambar terlampir.
Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas maka ditinjau dari segi keselamatan
penerbangan, areal disekitar Bandara Khusus PT. TBP dibagi atas 5 kawasan yaitu :
a. Kawasan Bandar Udara yang meliputi kawasan pendekatan dan lepas landas, bidang
bebas penghalang (obstacle limitation surface ) serta areal fasilitas Bandar Udara, berada
dibawah pengaturan Bandar Udara. Kawasan landasan dibentuk sejauh 960 m dari ujung
landasan, 250 m dari as landasan (bagian timur) dan 80 m dari as landasan (sebelah
barat).
b. Kawasan A, terletak pada radius antara 250 m - 3000 m, dari landasan.
c. Kawasan B, terletak pada radius antara 3000 m - 5000 m, dari landasan.
d. Kawasan C, terletak pada radius antara 5000 m - 8000 m, dari landasan.
e. Kawasan D, terletak pada radius lebih dari 8000 m, dari landasan.
Peruntukan lahan pada kawasan-kawasan tersebut diatas ditinjau dari segi keselamatan
operasi penerbangan, dapat dilihat pada tabel 5.27.
Ditinjau dari segi operasi penerbangan dan batas ketinggian yang terkait dengan keberadaan
lahan disekitar bandar udara ini, dapat dikemukakan bahwa wilayah sekitar bandar udara
merupakan dataran rendah dan ada obstacle permanen.
Dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan ke bandar udaraan dan mengacu pada
ketentuan tersebut diatas baik berupa gambar maupun ketentuan bahwa dalam rangka
pembangunan Bandara Khusus PT. TBP apabila ditinjau dari persyaratan keselamatan
operasi penerbangan yang antara lain daerah disekitar runway bukan merupakan dataran
tinggi dan bebas rintangan (obstacle). Untuk kawasan pendekatan dan lepas landas, kawasan
kemungkinan bahaya kecelakaan dan kawasan di bawah permukaan transisi merupakan
daerah bebas obstacle baik berupa bangunan, maupun benda tumbuh (pohon, gunung),
sehingga memenuhi slope yang ditentukan. Oleh sebab itu sesuai pengamatan yang
berdasarkan acuan tersebut diatas untuk rona lingkungan hidup awal Bandara Khusus PT.
TBP yang akan dilakukan pengembangan adalah memenuhi syarat batas-batas ketinggian
skala 5 (baik sekali) yaitu bila kondisi ini dipertahankan atau dilakukan pengaturan batas-batas
ketinggian dalam tata ruang maka Bandara Khusus PT. TBP memenuhi syarat keselamatan
V - 20
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA
V - 21
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA
Tabel 5.21. Jenis-jenis Tanaman Yang Terdapat di Dalam dan Diluar Daerah Tapak Proyek
V - 22
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA
Keterangan :
TP = Didalam Tapak Proyek + = Ditemukan
DP = Diluar Tapak proyek - = Tidak ditemukan
Sumber : Hasil Pengamatan lapangan, Mei 2012
Skala kualitas lingkungan awal dinilai dengan menggunakan baku kualitas lingkungan
hayati dari Soerjani 1989 yang tercantum pada Tabel 5.22.
Tabel 5.22. Kriteria Penilaian Kualitas Lingkungan Biota Darat dan Biota Air
V - 23
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA
Flora/Fauna 2 Cukup
3 Besar
4 Besar sekali
5
Berdasarkan Tabel tersebut skala kualitas lingkungan awal flora didapatkan hasil baik sekali
dengan skala 5.
b. Fauna
1) Satwa Liar
Oleh karena penelitian satwa dilakukan pada siang hari, maka jenis-jenis yang dapat
dicatat adalah jenis-jenis satwa yang aktifnya pada siang hari.
Hasil pengamatan selengkapnya adalah sebagai berikut :
a). Aves (Burung)
Selama pengamatan tercatat jenis burung Kakatua Tanimbar (Cacatua goffini),
Nuri Bayan atau Bayan (Eclectus roratus), Cucak Padi, Terucuk atau Merbah dan
Kacer.
V - 24
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA
Taksiran
No. Jenis Nama Indonesia Populasi/km2 S
TP DP
1 Eclectus roratus Bayan 30 25
2 Cacatua goffini Kakatua Tanimbar 50 60
3 Treron ernaus Punai 20 100
4 Copsycus saularis Kacer 20 40
5 Merops superciliosus Langir 40 30
6 Ploceus manyar Manyar 120 126
7 Collocalia esculenta Kesapi 17 16
8 Dinopium javanese Pelatuk Besi 20 14
9 Hirundo tahitica Layang-layang 40 20
10 Pycnonotus goiavier Terucuk 20 5
11 Cistigola juncidis Cucak padi 17 15
12 Celeus brachyurus Pelatuk loreng 10 8
13 Sturnus contra Jalak suren 5 5
14 Geopelia striata Perkutut 7 10
15 Passer montanus Gereja - 2
Ket. :
TP : Didalam Tapak proyek
DP : Diluar Tapak proyek
S : Status jenis
D : Dilindungi Undang-undang
+ : Ditemukan
- : Tidak ditemukan
Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, Mei 2012
Jumlah taksa bervariasi antara 3 - 12 dan tergolong relatif rendah. Jumlah taksa
yang terendah terdapat pada air sungai (3 - 7) dan tertinggi terdapat pada air laut
(12)
Kelimpahan bervariasi antara 8.485 (air sungai) dan 44.122 (air laut). bervariasi
antara 1,43 (air sungai) dan 3,45 (air laut) dan keragaman bervariasi antara 0,90 (air
sungai) dan 0,96 (air laut dan air rawa)
V - 25
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA
Jenis fitoplankton terdapat pada air sungai tidak didominasi satu spesies tertentu,
sedangkan pada air muara dan air laut jenis yang paling dominan adalah jenis
Chlorophyceae dan Desmideacea.
2). Zooplankton
Zooplankton yang terdapat di lokasi studi berasal dari jenis rotifera ( Gterodina,
Digglena), protozoa (Arcella, Frontonia), Flagellata (Uroglena, Volvox dan
Clamydomonas).
Jumlah taksa kecil berkisar antara (2 dan 4). Kelimpahan bervariasi antara 3.394
sampai 8.485 Ind/m3. Keanekaragaman jenis bervariasi antara 0,80 dan 1,93.
Sedangkan keragaman bervariasi 0,80 dan 1,0.
Berdasarkan Tabel 5.37 diperoleh hasil sebagai berikut : Keanekaan biota perairan
dinilai baik sekali dengan skala 5, jenis-jenis ekonomis dinilai baik sekali dengan
skala 5. Potensi pemanfaatan dinilai baik sekali dengan skala 5. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa kualitas rona lingkungan awal biota perairan adalah baik
sekali dengan skala 5.
b. Nekton
Yang dimaksud dengan nekton disini adalah ikan saja. Jenis ikan yang terdapat di
wilayah studi ini adalah : Lampan dan Gabus.
c. Gulma Air
Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak dikehendaki oleh organisma tertentu
pada suatu ekosistem.
Dan hasil pengamatan baik diperairan umum dan kolam atau genangan air rawa di sekitar
tapak proyek, umumnya jenis-jenis gulma air yang ada adalah sama pada setiap perairan.
Nama-nama jenis tumbuhan gulma perairan umum tersebut dapat dilihat pada tabel 5.24.
V - 26
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA
5. Paku Pteridium sp
6. Teratai Nymphaea sp.
Tumbuhan gulma (eceng gondok) tersebut ditemukan baik di perairan rawa dan
genangan dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 1 - 4 individu atau tidak
ditemukan dalam keadaan “blooming”, tetapi tumbuhan mansi (Cyperus papyrus) banyak
dijumpai pada perairan dangkal dan sebagian besar menutupi perairan terutama perairan
rawa sekitar wilayah studi.
b. Pendapatan Masyarakat
Tingkat pendapatan masyarakat dapat dilihat dari besarnya tingkat pengeluaran rumah
tangga penduduk daerah yang bersangkutan. Pengeluaran rumah tangga terbagi atas
pengeluaran untuk bahan makanan dan pengeluaran untuk non bahan makanan.
Semakin besar pengeluaran untuk bahan makanan dibandingkan dengan pengeluaran
bahan non makanan mengindikasikan bahwa tingkat kesejahteraan semakin rendah.
V - 27
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA
V - 28
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA
bandar udara.
Disamping adanya sikap berkenan tersebut, ada indikasi berapa anggota masyarakat juga
kurang mendukung dengan alasan pembangunan bandar udara tersebut akan
mengganggu terutama/nilai masyarakat yang sudah ada. Pergeseran nilai-nilai
kebersamaan menjadi invidualis, kemungkinan tenaga kerja akan lebih banyak didominasi
pendatang menjadi alasan paling utama.
V - 29