Anda di halaman 1dari 29

DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT.

TRIMEGAH BANGUN PERSADA

Bab 5
RONA LINGKUNGAN HIDUP
5.1. KOMPONEN GEOFISIK KIMIA
5.1.1. Iklim
Keadaan iklim di wilayah Kabupaten Halmahera Selatan dipengaruhi oleh tekanan angin yang
berasal dari Laut Seram dan Laut Maluku. Musim angin yang terjadi adalah pada musim barat
atau utara dan musim selatan atau timur tenggara yang diselingi dengan dua musim pancaroba
akibat dari transisi kedua musim tersebut. Musim barat atau utara umumnya berlangsung pada
bulan Desember sampai dengan bulan Maret, dan bulan April adalah masa transisi ke musim
selatan atau timur tenggara, dan pada saat itu biasanya diikuti dengan musim kemarau.
Sedangkan musim selatan atau timur tenggara umumnya berlangsung secara enam bulan, yang
berawal dari bulan Mei sampai dengan bulan Oktober. Masa transisi ke musim barat adalah
bulan Nopember dan biasanya terjadi musim hujan.
Dari hasil pengamatan di lapangan dan dari pencatatan BMG Labuha maka didapatkan
beberapa data rata-rata kondisi cuaca di Pulau Obi sebagai berikut :
 Visibility : clear (3 – 20 km)

 Arah Angin dominan : 20o - 200o s/d 120o – 300o

 Kecepatan Angin : 30 knot

 Suhu : 22o – 33o C

 Curah Hujan : 614 mm/thn

Data-data klimatologi di wilayah studi di Bandara Khusus PT. TBP pada tahun 2011 secara
rinci dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1. Data Klimatologi di Wilayah Studi untuk periode Tahun 2011
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA

Curah Hari Temperatur Penyinaran Tekanan Kelembaban Kec.


Hujan Hujan Rata-rata (%) Udara Nisbi Angin
Bulan
(mm) (Hari) (oC) (atm) (%) Km/Jam
Januari 277 19 23,2 57 10,00 87 20
Pebruari 276 19 23,6 48 9,84 86 9
Maret 218 19 24,1 63 9,30 84 12
April 232 24 23,8 60 9,20 86 8
Mei 128 19 23,9 71 10,35 84 9
Juni 165 24 23,1 70 9,85 84 15
Juli 121 19 22,6 52 10,20 82 8
Agustus 9 8 23,2 46 11,30 84 10
September 239 24 23,4 30 10,80 84 8
Oktober 214 19 24,1 30 11,10 82 15
Nopember 239 24 23,8 39 10,10 83 30
Desember 52 22 23,4 34 10,11 86 20
Jumlah 2170 240 282,2 600 122,15 1010 164
Rata-rata 1808 20 23,52 50 10,18 87 14
Sumber : Stasiun Meterologi Labuha, 2011

Dari data iklim tersebut diatas, maka berdasarkan kriteria kualitas lingkungan iklim seperti
dapat dilihat pada tabel 5.2, maka parameter hujan dapat dikategorikan baik dengan skala 4,
temperatur dikategorikan baik sekali dengan skala 5, kecepatan angin termasuk sedang
dengan skala 3, dan kelembaban termasuk sedang dengan skala 3, sehingga secara
keseluruhan kondisi iklim di wilayah studi dapat dikategorikan baik dengan skala 4.

Tabel 5.2. Kriteria Kualitas Komponen Iklim


No. Parameter/Kriteria Kualitas Kualitas Skala

A. Curah Hujan/Hari Hujan

1. 27 – 30 hari atau 0 – 2 hari/bulan Buruk sekali 1


2. 24 – 26 hari atau 3 – 5 hari/bulan Buruk 2
3. 21 – 24 hari atau 6 – 8 hari/bulan Sedang 3
4. 18 – 20 hari atau 9 – 10 hari/bulan Baik 4
5. 15 – 17 hari atau 12 – 14 hari/bulan Baik sekali 5

B Temperatur

1. > 35OC atau < 10OC Buruk sekali 1


2. 32 O – 34 OC atau 10 O – 14 OC Buruk 2
3. 29 O – 31 OC atau 15 O – 18 OC Sedang 3
4. 26 O – 28 OC atau 19 O – 21 OC Baik 4
5. 22O – 25 OC Baik sekali 5

C Kecepatan Angin

V - 2
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA

No. Parameter/Kriteria Kualitas Kualitas Skala

1. Angin keras, pohon condong Buruk sekali 1


2. Angin cukup keras, pucuk pohon bergoyang kuat Buruk 2
3. Angin agak keras, pucuk pohon bergoyang Sedang 3
4. Angin lemah, ada gerakan daun Baik 4
5. Angin sangat lemah, tidak terasa Baik sekali 5

D Kelembaban Udara

1. < 40 % Buruk sekali 1


2. 41 – 50 % atau 90 – 100 % Buruk 2
3. 51 – 60 % atau 80 – 89 % Sedang 3
4. 61 – 69 % atau 71 – 79 % Baik 4
5. 70 % Baik sekali 5

Sumber : Hand Book of Variable for Environmental Impact Assesment, LW Carter, M.G Hill, 1981 (dimodifikasi)

5.1.2. Kualitas Udara, Kebisingan dan Getaran


a. Kualitas Udara
Kajian terhadap udara telah dilakukan melalui pengambilan 4 (empat) sampel udara dari
4 titik sampel. Kemudian sampel dianalisis dengan metode baku di laboratorium untuk
mengetahui besarnya kadar parameter SO 2, CO, NOx, O3, Debu, Timbal (Pb) dan
Hidrokarbon.
Cara penentuan titik sampel, berpatokan pada lokasi rencana landasan pacu karena
kegiatan utama pada operasi bandar udara yang erat kaitannya dengan kualitas udara
adalah pada saat pesawat udara tinggal landas dan mendarat di sana. Pada saat itu
sejumlah emisi gas akan dilepas oleh pesawat yaitu gas campuran dari hasil
pembakaran bahan bakar AVTUR atau AVGAS terdiri dari SO 2, NOx, debu, Hidrokarbon
dan CO, Gas SO2, adalah hasil pembakaran kandungan sulfur yang ada pada bahan
bakar. NOx, terbentuk dari nitrogen yang ada di udara bereaksi dengan oksigen pada
suhu tinggi, yang terjadi pada motor bakar mesin pesawat udara. Debu, Hidrokarbon dan
CO terbentuk karena pembakaran dalam motor yang tidak dapat sempurna 100 persen,
melainkan selalu masih ada sebagian bahan bakar yang masih sisa yang tidak terbakar
menjadi CO2, dan H2O. Keseluruhan gas tersebut akan keluar sebagai emisi dan akan
bercampur dengan udara ambien. Bila jumlah emisi cukup besar sehingga kadar
parameter tersebut meningkat sampai melebihi baku mutu udara ambien pada rona
lingkungan awal maka titik pengambilan sampel dengan berpatokan pada landasan pacu
adalah sebagai tertera pada tabel 5.3.

V - 3
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA

Tabel 5.3. Lokasi Pengambilan Sampel Kualitas Udara


Jarak dari Kode
No Lokasi Keterangan
Runway (m) Sampel

1. Utara Runway 300 U–1 Sebelah Utara Runway


2. Timur Runway 300 U–2 Sebelah Timur Runway
3. Barat Runway 500 U–3 Sebelah Barat Runway
4. Selatan Runway 300 U–4 Sebelah Selatan Runway
Sumber : Data Primer Mei 2012

Hasil analisis sampel udara tersebut diperlihatkan pada terlampir, kadar parameter hasil
analisis dinilai dengan mengacu pada baku mutu udara ambien.
Dengan mengacu pada kadar baku mutu (= BM) sesuai dengan Kep. 02/MENLKH/I/1988,
maka setiap parameter udara ambien yang diukur dan dinilai berdasarkan kriteria yang
terdapat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4. Kriteria Penilaian Kualitas Udara


Kadar Parameter Kriteria Kualitas
No. Skala Kualitas
(% BM)
1.  201 1 Buruk sekali
2. 151-200 2 Buruk
3. 101-150 3 Sedang
4. 50-100 4 Baik
5.  50 5 Baik sekali
Sumber : Baku Mutu sesuai Kep.02/MENKLH/I/1988.

Dengan kriteria ini diperoleh hasil analisis skala kualitas udara ambien pada saat studi
lapangan pada bulan Mei 2012, seperti diperlihatkan pada tabel 5.5.

Tabel 5.5. Hasil Analisis Kualitas Udara Ambien

No Parameter Udara Ambien U1 U2 U3 U4 U5 U6 Rata-rata

V - 4
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA

1 Debu 5 5 5 5 5 5 5
2 Hidrokarbon 5 5 5 5 5 5 5
3 Karbon Monoksida (CO) 5 5 5 5 5 5 5
4 Oksida Nitrogen (NOx) 5 5 5 5 5 5 5
5 Sulfur Dioksida (SO2) 5 5 5 5 5 5 5
6 Total Oksida (O3) 5 5 5 5 5 5 5
7 Dihidrogen Sulfida (H2 S) 5 5 5 5 5 5 5
8 Timbal (Pb) 5 5 5 5 5 5 5
Sumber : Hasil Analisis Laboratorium 2012

Hasil analisis memperlihatkan bahwa semua parameter udara masih jauh dibawah baku
mutu. Jadi skala masing-masing parameter udara untuk semua titik sampel
memperlihatkan pada skala 5, yang memberi pengertian bahwa kondisi kualitas udara
saat ini masih baik.

b. Kebisingan
Tabel 5.6. Baku Mutu Kebisingan
Peruntukan Tingkat Kebisingan dB(A)
a. Peruntukan Kawasan
1. Perumahan dan Pemukiman 55
2. Perdagangan dan Jasa 70
3. Perkantoran dan Perdagangan 65
4. Ruang Terbuka Hijau 50
5. Industri 70
6. Pemerintahan dan Fasilitas Umum 60
7. Rekreasi 70

b. Lingkungan Kegiatan
1. Rumah Sakit atau sejenisnya 55
2. Sekolah atau sejenisnya 55
3. Tempat Ibadah atau sejenisnya 55
Sumber : KEP.48/MENLKH/II/1996.

Dari kriteria Ambien Bising tersebut diatas (tabel 5.6) dapat diuraikan skala kualitas
lingkungan untuk setiap peruntukan seperti pada tabel 5.7.

Tabel 5.7. Skala Kualitas Kebisingan

Tingkat Skala Kualitas


No Peruntukan Kebisingan
dB(A) 5 4 3 2 1

V - 5
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA

a. Peruntukan Kawasan
1 Perumahan dan 55 27,5 285-55 56-82,5 30-110 >110
Pemukiman
2 Perdagangan dan Jasa 70 35 36-70 71-105 106-140 >140
3 Perkantoran dan 65 32,5 33-65 66-100 101-110 >130
Perdagangan
4 Ruang Terbuka Hijau 50 25 26-50 51-75 76-100 >100
5 Industri 70 35 36-70 71-105 106-104 >140
6 Pemerintahan & Fasilitas 60 30 31-60 61-90 91-120 >120
Umum
7 Rekreasi 70 35 36-70 71-105 106-150 >140

b. Lingkungan Kegiatan
1 Rumah Sakit atau 55 27,5 28-55 56-82,5 83-110 >110
2 sejenisnya 55 27,5 28-55 56-82,5 83-110 >110
3 Sekolah atau sejenisnya 55 27,5 28-55 56-82,5 83-110 >110
Tempat Ibadah atau
sejenisnya

Sumber KEP.48/MENLKH/II/1996.

Dari nilai indeks kebisingan pada suatu kawasan dapat ditentukan tata-guna tanah pada
daerah kajian dengan mengacu kepada metode WECPNL dan berdasarkan Petunjuk
pembuatan batas-batas kawasan kebisingan SKEP Dirjen Perhubungan Udara Nomor
109 Tahun 2000 seperti terlihat pada tabel 5.8.

Persyaratan Kawasan I, dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan, kecuali untuk


membangun sekolah dan rumah sakit baru, sedangkan untuk bangunan sekolah dan
rumah sakit yang sudah ada disarankan untuk dilengkapi dengan perangkap peredam
atau kedap suara.

Persyaratan Kawasan II, dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan, kecuali untuk
membangun bangunan sekolah, rumah sakit, dan rumah tinggal baru, sedangkan untuk
sekolah, rumah sakit dan rumah tinggal yang sudah ada disarankan untuk dilengkapi
dengan perangkap peredam atau kedap suara.

Persyaratan Kawasan III, dapat dimanfaatkan untuk membangun bangunan atau fasilitas
Bandar Udara yang khusus digunakan untuk operasi Bandar Udara yang dilengkapi
dengan perangkap peredam atau kedap suara. Serta dapat dimanfaatkan sebagai jalur

V - 6
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA

hijau atau sarana pengendalian lingkungan dan pertanian yang tidak mengundang
datangnya burung.

Tabel 5.8. Kawasan Kebisingan berdasarkan SKEP Dirjen Hubud Nomor 109 Tahun 2000
Kawasan Nilai Indeks
Persyaratan
Kebisingan WECPNL
Dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan kecuali
untuk membangun sekolah dan rumah sakit baru.
I 70   < 75 Sedangkan untuk bangunan sekolah dan rumah sakit
yang sudah ada dilengkapi dengan perangkap kedap atau
kedap suara.
Dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan kecuali
untuk membangun bangunan sekolah, rumah sakit dan
II 75   < 80 rumah tinggal baru. Sedangkan untuk bangunan sekolah,
rumah sakit dan rumah tinggal yang sudah ada harus
dilengkapi dengan perangkap kedap atau kedap suara.
Dapat dimanfaatkan untuk membangun bangunan khusus
untuk fasilitas Bandar Udara yang dilengkapi dengan
III   80 perangkap kedap atau kedap suara. Dapat dimanfaatkan
sebagai jalur hijau sarana pengendalian lingkungan dan
pertanian yang tidak mengundang datangnya burung.

Dari tabel 5.8. dapat diuraikan skala kualitas lingkungan untuk setiap harga indeks
kebisingan berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No.92 Tahun 1993 seperti
terlihat pada tabel 5.9.

Tabel 5.9. Skala Kualitas Berdasarkan Indeks WECPNL


Indeks
No. WECPNL  Peruntukan Kualitas Skala

1  < 70 Permukiman Baik sekali 5


2 70   < 75 Permukiman dengan syarat kedap suara Baik 4

V - 7
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA

3 75   < 80 Bangunan dengan tindakan pengurangan Sedang


suara 3
4 80   < 82 Bangunan khusus untuk operasi Buruk
penerbangan 2
5   82 Lokasi operasi penerbangan Buruk 1
sekali
Sumber : Hasil Analisis berdasarkan Kep.Men.Hub. No.92 Tahun 1993

Dengan menggunakan metode WECPNL dapat dihitung indeks kebisingan (2004) untuk
tiap lokasi pengukuran dikawasan Bandara Khusus PT. TBP dengan 2 pergerakan
pesawat terbang perminggu dan indeks kebisingan rencana pengembangan seperti
terlihat pada tabel 5.10.
Dari skala kualitas lingkungan, daerah rencana pengembangan Bandara Khusus PT. TBP,
diperoleh harga skala kualitas rona awal adalah 5 (baik sekali). Untuk lokasi yang berjarak
300 m sejajar rencana landasan pacu demikian pula untuk lokasi yang berjarak 500 m
dari ujung landasan pacu. Hal ini disebabkan belum adanya aktifitas sumber kebisingan
dilokasi tersebut. Sedangkan untuk daerah kawasan Bandara Khusus PT. TBP pada saat
ini (2012) harga skala kualitas lingkungan adalah 5 (baik sekali) pada lokasi yang jaraknya
300 m sejajar landasan pacu, sedangkan yang jaraknya 800 m dari ujung landasan pacu
02 dan 20 mempunyai skala kualitas 3 (sedang).

Tabel 5.10. Indeks Kebisingan dan Skala Kualitas Rona Lingkungan Awal (2012)
Indeks
Jarak dari Kebisingan dB(A) Kebisingan Skala
Landasan WECPNL Kualitas
No Lokasi
Pacu (m) Rata-
Min Max
rata

1 Sebelah Utara Runway (U1). 300 40 50 45 28 5

2 Sebelah Timur Runway (U2) 300 40 50 45 28 5

3 Sebelah Barat Runway (U5) 500 40 50 45 28 5

4 Sebelah SelatanRunway (U7) 300 40 50 45 28 5

Sumber : Hasil Analisa Konsultan, 2012

V - 8
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA

Perkiraan dampak terhadap tingkat kebisingan yang ada, juga didasarkan atas data dan
karakteristik lalu lintas kendaran bermotor yang telah ada dan yang diperkirakan akan
terjadi dengan adanya kegiatan proyek.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode analisis dan praduganya adalah analogis
dengan perkiraan dampak kualitas udara akibat pesawat udara, kecuali bahwa model
simulasi yang digunakan adalah model logaritmik kebisingan dari US Highway Traffic
Noise Prediction.
Model kebisingan yang diakibatkan benda bergerak adalah :
Leg (i) = Leo + log (Ni/Vi. T) + 10 Log (15 / D) 1,5 - 13
Leg = 10 log (10LI/10 + 10L2/10 + ….. +….. (10Ln/10)
Dimana
Leg = Intensitas kebisingan dilokasi yang ditinjau (penerima), dB (A)
Leo = Emisi kebisingan
i = Tipe kendaran ke i
N = Jumlah kendaran
T = Lamanya dampak (jam)
V = kecepatan kendaran rata-rata (km/jam)
D = Jarak sumber suara terhadap penerima, m

Selanjutnya dapat dihitung intensitas kebisingan sebagai fungsi dari jarak


L2 = L1 - 20 log R2/R1
Dimana
L1 = Intensitas kebisingan pada jarak RI
L2 = Intensitas kebisingan pada jarak R2

Tabel 5.11. Emisi Kebisingan Kendaraan (dBA) sebagai Fungsi dari Kecepatan dengan Jarak 10m

Jenis Kendaran Kebisingan dB(A) dengan kecepatan (Km/jam)


No
50 60 70 80 90

V - 9
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA

1 Sepeda Motor 60 62 64 67 68
2 Sedan 63 65 70 72 74
3 Mikro Bus 73 77 78 82 83
4 Bus 80 81 82 83 84
5 Truck 82 83 83 85 86
Sumber : Hasil Analisa Konsultan, 2012

Tabel 5.12. Emisi Kebisingan Dari Berbagai Macam Peralatan Pada Jarak 10 meter dari Sumber
Suara

No Jenis Alat Kebisingan dB(A)

1 Compactors (Roller) 76
2 Grader 88
3 Paver 90
4 Tractor 92
5 Truck 85
6 Generator 79
Sumber : Hasil Analisa Konsultan, 2012

Dari tabel 5.11 dan tabel 5.12 dapat di tentukan emisi kebisingan yang disebabkan
kendaran bergerak (kecepatan 60 Km/jam) dan alat-alat berat untuk berbagai jarak dari
sumber kebisingan seperti tabel 5.13.

Tabel 5.13. Emisi Kebisingan untuk Berbagai Jarak Dari Sumber Kebisingan

Emisi Kebisingan dB(A) dengan jarak


No Sumber Suara
10 M 50 M 100 M 200 M 500 M

V - 10
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA

1 Sepeda Motor 62 48,1 42 36 28,1


2 Sedan 65 51,1 45 39 31,1
3 Mikro Bus 77 63,1 57 51 37,1
4 Bus 81 67 61 55 47
5 Truck 83 69 63 57 49
6 Compactors (Roller) 76 62 56 50 42
7 Grader 88 74 68 62 54
8 Paver 90 76 70 64 56
9 Tractor 92 78 72 66 58
10 Generator 79 65 59 53 45

Sumber : Hasil Analisa Konsultan, 2012

c. Getaran
Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan
gerak tersebut. Semua benda yang mempunyai massa dan elastisitas mampu bergetar.
Desibel (Db) adalah satuan yang biasanya digunakan dalam pengukuran getaran. Desibel
(Db) didefinisikan lewat rasio daya.

Db = 10 Log (p1/p2)
= 20 Log (x1/x2)
Dimana
p1 dan p2 adalah tekanan
x1 dan x2 adalah amplitudo

Ada dua kelompok getaran yang umum, yaitu bebas dan paksa. Getaran bebas terjadi
jika sistem berosilasi karena bekerjanya gaya yang ada dalam sistem itu sendiri (inheren)
dan jika tidak ada gaya luar yang bekerja sistem yang bekerja bebas akan bergetar pada
satu atau lebih frekuensi naturalnya yang merupakan sifat sistem dinamika yang dibentuk
oleh distribusi massa dan kekakuannya.

Frekuensi (fn) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :


fn = 1/2   k/m
dimana
k= kekakuan (Newton/meter)
m= massa (Kg)

V - 11
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA

Getaran yang terjadi karena rangsangan gaya luar disebut getaran paksa. Jika
rangsangan tersebut berosilasi, maka sistem dipaksa untuk bergetar pada frekuensi
rangsangan. Jika frekuensi rangsangan sama dengan salah satu frekuensi natural sistem,
maka akan didapat keadaan resonansi, dan osilasi besar akan dapat mengakibatkan
kerusakan pada struktur gedung, jembatan dan lain-lain.
Besarnya getaran yang terjadi di kawasan bandar udara tergantung dari jenis mesin yang
digunakan oleh pesawat terbang tersebut. Getaran yang terjadi juga dipengaruhi oleh
banyaknya pesawat terbang yang bergerak secara bersamaan, sehingga makin banyak
pesawat terbang beroperasi pada saat yang sama makin besar gerak osilasi yang terjadi
pada gedung/bangunan dikawasan bandar udara. Berdasarkan baku mutu penilaian
kualitas lingkungan dapat disajikan skala kualitas untuk komponen getaran seperti pada
tabel 5.14.
Tabel 5.14. Skala Kualitas Komponen Getaran
Tingkat
No Akibat yang Ditimbulkan Kualitas Skala
Getaran (dBA)
1 50 Tenang Baik 5
2 50 – 70 Timbul getaran Cukup 4
3 70 - 90 Belum menggaggu Sedang 3
4 91 – 120 Menggaggu Kurang 2
5 > 120 Berbahaya Buruk 1
Sumber : Hasil Analisa Konsultan, 2012

Dari skala kualitas daerah kawasan rencana Bandara Khusus PT. TBP untuk komponen
getaran diperoleh skala kualitas adalah 5 (baik), pada lokasi jarak 500 m dari ujung
landasan pacu 02 dan jarak 800 m dari ujung landasan 20.

5.1.3. Fisiografi
a. Topografi
Secara umum, Bentuk topografi Pulau Obi mempunyai sifat dan karakter yang terdiri dari
pegunungan dan perbukitan, ketinggian tempat terletak antara 0 – 2.500 meter diatas
permukaan laut. Topografi kawasan ini dibagi atas beberapa bentuk lahan, yaitu :
 Daerah Pantai
 Daerah Pebukitan dan Pegunungan

V - 12
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA

 Daerah Dataran alluvial

b. Kondisi Geologi
Secara umum jenis batuan yang mendominasi pada wilayah studi yang terletak di daerah
rencana pembangunan Bandara Khusus PT.TBP di Pulau Obi, kondisi geologinya yang
membentuk morphologi daerah tersebut dapat dibedakan beberapa jenis yaitu :

1) Batuan aluvium dan edaran (QAL), dapat berupa pasir, krikil, lempung, terendapkan di
muara sungai maupun sepanjang pantai.

2) Batuan endapan danau dan sungai (QS), dicirikan oleh fosil tumbuh-tumbuhan,
hewan darat yang sumber material berasal dari rombakan bahan yang lebih tua,
kemudian tertransformasikan dan diendapkan disungai ataupun danau.

3) Batuan gamping koral (QL) ciri khas adalah topografi koral dengan dinding yang
curam, sebagai akibat pelarutan unsur CaCo3 + H2O, sehingga topografi bervariasi

4) Batuan Celebes Sarasia dan sarasin 1901 (QTS), terdiri dari pasir, conglomerat
batuan, lumpur, gamping koral napal.

5) Batuan Sedimen Laut (TMS), terjadi akibat transgresi (genanganlaut), adanya gaya
interusi, terjadi pengangkatan di beberapa tempat oleh batuan terobosan GR, AM, SY
dan DI.

6) Batuan Tinombi Aklburg 1913 (TTS), tersusun dari serpihan pasir, conglomerat,

7) Batuan komplek metamorfosis atau satuan metamorfosis (KM),merupakan batuan


lelehan dan beku/sedimen yang mengalami perubahan temperatur dan tekanan yang
tinggi sehingga terjadi rekristalisasi dengan struktur yang khas.

c. Kondisi Tanah
Disekitar lokasi pengembangan Bandara Khusus PT. TBP, tanah permukaan terdiri atas
jenis latosol dan regosol, dengan warna merah sampai kecoklatan dengan nilai pH
berkisar antara 4,5 – 5,0. Vegetasi penutup yang sesuai untuk jenis tanah tersebut antara
lain adalah kelapa, belukar dan alang-alang.
Dari hasil analisis parameter tanah disekitar lokasi kegiatan dapat di kemukakan bahwa
sifat fisik tanah seperti bulk density berkisar antara 0,15 – 1,35 g/cc, porositas tanah
berkisar antara
49,06 – 90,00 % dan permeabilitas berkisar antara 0,13 – 67,68 cm/jam, sedangkan sifat

V - 13
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA

kimia tanah seperti total basa yang dapat diukur berkisar antara 1,14 – 7,26 me/100 gr,
dengan ph berkisar antara 4 - 5.
Secara rinci data kualitas tanah disekitar lokasi kegiatan dapat dilihat pada tabel terlampir.
Berdasarkan hasil studi Detail Engineering Design (DED) Bandar Udara Khusus PT. TBP
direncanakan untuk menaikkan elevasi rencana tapak proyek setinggi 3,5 m guna
mengantisipasi pasang surut air laut dan dampak pemanasan global (Global Warming)
yang menaikkan elevasi muka air laut setiap tahunnya. Hal ini mengakibatkan seluruh
areal tapak proyek diadakan pekerjaan penimbunan material berupa batu dan tanah
pilihan yang kemudian dipadatkan lapis per lapis sehingga mencapai kepadatan CBR >
6%. Untuk itu diperlukan suatu lokasi quarry tanah dan batu dengan volume sekitar 1 juta
m3 diluar kawasan yang tidak berpotensi mengandung nikel (quarry untuk galian C).

Tabel 5.15. Spesifikasi Teknis Kondisi Geologi Wilayah Studi

No. Jenis batuan Geodinamik Keairan Rekomendasi Penggunaan Lahan

1. Lempung Merupakan daerah Muka air tanah bebas Dapat dikembangkan sebagai permukiman,

V - 14
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA

Lanauan dan endapan dari erosi dangkal, persawahan


Lanau batuan di sekitarnya
Lempungan
Rasa air kurang segar dan bangunan umum. Untuk itu perlu pematangan
(payau). tanah,
Merupakan daerah seperti : urugan, pembuatan saluran-saluran untuk
genangan banjir di menghindari banjir/genangan air. Untuk bangunan
musim hujan bertingkat/ berat memerlukan pondasi tiang
pancang dengan kedalaman 15 - 30 meter atau
fondasi sumuran sedalam 3 - 5 meter. Disarankan
pada kawasan ini menggunakan pondasi tahan
gempa.

2. Pasir Proses pengikisan Muka air tanah bebas Agak sulit dikembangkan karena masalah teknis. Pada
pantai cukup kuat dangkal beberapa tempat di sekitar pantai dapat
terutama di sekitar (1-5 meter). Rasa air dikembangkan dengan dengan pengurukan atau
pinggiran pantai Pasar segar, Sebagian dengan pembuatan saluran-saluran guna menghindari
Jambak. merupakan daerah banjir dan genangan air. Dalam pemanfaatannya
genangan banjir disarankan untuk melakukan pemboran inti, sondir,
dan mengikuti kaidah - kaidah mekanika tanah. Daya
dukung hingga kedalaman 4 meter dari muka tanah
diperkirakan cukup baik
3. Pasir Kerikil Akibat proses erosi Muka air tanah bebas Disarankan tidak dijadikan permukiman di sepanjang
dan lateral sungai yang dangkal. aliran Sungai, sebaiknya dijadikan jalur hijau.
Bongkahan cukup aktif. Ditemui Sering digenangi Potensial sebagai sumber bahan bangunan, seperti
Batuan juga dimuara Sungai banjir akibat luapan pasir,krikil,batu dan lainnya tetapi dengan tata cara
Andesit sebagai akibat proses air sungai yang benar. Perlu dilengkapi dengan
pengendapan penahan/bronjong pada tebing- tebing sungai yang
terjal demi menahan erosi dan longsor
4. Lempung Terbentuk akibat Muka air tanah bebas Dapat dikembangkan sebagai permukiman,
Pasiran dan proses erosi dan dangkalan, perkantoran, bangunan umum, dan daerah industri.
Pasir permukaan bangunan, umum, Bangunan berat disarankan menggunakan pondasi
Lempungan dangkal (1-3) meter. tiang pancang, fondasi sumuran, atau pondasi tahan
Sebagian merupakan gempa. Perlu pematangan tanah pada tempat-tempat
daerah genangan air tertentu terutama untuk menghindari genangan air dan
banjir.
5. Pasir Lanauan Pada tempat tertentu Muka air tanah bebas Dapat dikembangkan secara intensif terutama
dan Pasir terdapat gerakan dalam dan bebas dari didataran dengan kemiringan medan 0 - 8%
Lempungan tanah, Proses erosi banjir
permukaan aktif
6. Batuan Pada tempat tertentu Air tanah sulit untuk Disarankan untuk dijadikan hutan lindung.
Vulkanik rawan terhadap didapatkan Kemungkinan lain sebagai daerah pariwisata. Juga
gerakan tanah dapat dijadikan se bagai lahan perumahan pada
terutama pada tempat beberapa tempat tapi dengan resiko teknis dan biaya
yang erjal. yang besar
Erosi permukaan aktif.
Proses erosi
permukiman aktif
Sumber : RTRW, Kabupaten Halmahera Selatan 2004 -2014

Dari data-data fisiografi tersebut diatas maka berdasarkan kriteria kualitas laporan
fisiografi seperti dapat dilihat pada tabel 5.16, maka parameter topografi dapat
dikategorikan baik sekali dengan skala 5, sedangkan parameter tanah dan geologi dapat
dikategorikan buruk dengan skala 2, sehingga kualitas fisiografi secara keseluruhan dapat
dikategorikan baik dengan skala 4

V - 15
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA

Tabel 5.16. Kriteria Kualitas Komponen Fisiografi


No. Parameter/Kriteria Kualitas Kualitas Skala
A. Topografi

1. Kemiringan > 45 % Buruk sekali 1


2. Kemiringan, 26 – 44 % Buruk 2
3. Kemiringan, 16 – 25 % Sedang 3
4. Kemiringan, 8 – 15 % Baik 4
5. Kemiringan, 0 – 8 % Baik sekali 5

B Ph Tanah

1 Kurang 3 atau lebih 11 Buruk sekali 1


2 10 – 11 atau 3 – 4 Buruk 2
3 8 – 9 atau 4 – 5 Sedang 3
4 7 – 8 atau 5 – 6 Baik 4
5 6–7 Baik sekali 5

C Jenis Tanah/Geologi

1 Tanah rawa tergenang Buruk sekali 1


2 Lempung Lanauan dan Lanau lempungan Buruk 2
3 Lempung Pasiran dan pasir lempungan Sedang 3
4 Pasir krikil Baik 4
5 Batuan vulkanis Baik sekali 5

Sumber : Hand Book of Variable of Environmental Impact Assesment, LH Carter, M.G. Hill 1981
(dimodifikasi)

5.1.4. Hidrologi dan Kualitas Air


a. Hidrologi
Wilayah studi yang terletak di daerah rencana pembangunan Bandara Khusus PT. TBP
mempunyai topografi yang beragam dengan kemiringan berkisar antara 0-40% sedangkan
lokasi tapak kegiatan terletak di dataran rendah dengan kemiringan lahan antara 0-8%.
Selain air sungai, maka penduduk diwilayah studi memanfaatkan pula air tanah untuk
keperluan hidup sehari-hari, kedalaman air tanah disekitar lokasi kegiatan berkisar antara
0,5-1,0 meter dengan kualitas cukup baik.
Mengingat bahwa lokasi kegiatan relatif dekat dengan pantai dan elevasi yang relatif kecil,
maka kemungkinan timbulnya intrusi air laut ke areal bandara, Perlu mendapat perhatian
antara lain dengan mencegah penggunaan air tanah secara besar-besaran sehingga
untuk keperluan bandara dan masyarakat setempat disarankan memanfaatkan air
permukaan/sungai yang potensinya sangat besar. Pada saat studi dilakukan tidak melihat

V - 16
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA

gejala intrusi air laut di wilayah studi.


Dari data hidrologi di wilayah studi tersebut diatas, maka berdasarkan atas kriteria kualitas
lingkungan, maka parameter kualitas aliran permukaan dapat dikategorikan baik sekali
dengan skala 5, sedangkan kondisi drainase dapat dikategorikan buruk, dengan skala 2,
sehingga secara keseluruhan kondisi hidrologi dapat dikategorikan baik dengan skala 4.

b. Kualitas air
Kajian terhadap kualitas air meliputi air permukaan yaitu air sungai, air laut, air rawa, air
muara dan air tanah, sedangkan air limbah tidak dapat dikaji karena pada lokasi kajian
belum terdapat air limbah. Daerah kajian adalah kawasan pembangunan Bandara Khusus
PT. TBP dan lokasi pengambilan sampel air diperlihatkan pada tabel 5.17.
Tabel 5.17. Skala Kualitas Komponen Hidrologi
Parameter/Kriteria Kualitas Kual S
itas k
a
l
a
A. Kualitas Air Permukaan

Setiap musim kemarau, perairan kering Buruk 1


Pada musim kemarau panjang, perairan Kurang 2
kadang-kadang kering
Pada musim kemarau ada perubahan Sedang 3
aliran, tidak sampai kering
Pada musim kemarau, aliran menurun Cukup 4
sendiri Baik 5
Sepanjang tahun debit aliran stabil dan
B mantap

Sistim Drainase Buruk 1


Kurang 2
Drainase tidak baik, selalu timbul
genangan Sedang 3
Drainase tidak baik, kadang-kadang Cukup 4
timbul genangan Baik 5
Drainase baik, tetapi kecepatan aliran
kecil
Drainase baik, tetapi kecepatan aliran
sedang
Drainase baik, tetapi kecepatan aliran
besar
Sumber : Hand Book of Variable of Environmental Impact Assesment, LH Carter, M.G. Hill 1981

V - 17
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA

1). Air Sumur Galian


Untuk mengetahui sifat air dari sumur galian ini , telah diambil sampel dari 2 buah
sumur seperti tertera pada tabel 5.18. dapat dikatakan bahwa kualitas air sumur untuk
sifat kimia air adalah baik (skala 5), tetapi untuk parameter kalsium (Ca) pada air
sumur pertama (S1) buruk sekali (skala 1). Sifat mikrobiologi air untuk parameter
caliform group sumur S1 dan S2 buruk sekali (skala 1) dan tidak memenuhi syarat
untuk dijadikan air minum. Air sumur yang ada dilokasi perumahan penduduk
ternyata hanya digunakan untuk keperluan cuci dan mandi, sedangkan kebutuhan air
minum diperoleh dari penampungan air hujan dan sumur pompa yang ada dilokasi
base camp. Untuk itu Bandar Udara ini tidak dianjurkan memanfaatkan air tanah untuk
memenuhi kebutuhan akan air bersihnya selain kualitasnya, juga pengambilan air laut
dapat mengganggu sumbernya kondisi air tanah (intrusi air laut dapat terjadi).
Sebelum, air sumur digunakan penduduk setempat melakukan penyaringan sebelum
digunakan untuk keperluan cuci dan mandi. Jadi secara keseluruhan skala kualitas air
sumur galian dapat dikatakan sedang dengan skala 3. Sedangkan untuk parameter
Alkalinitas kesadahan total, kesadahan Mg, magnesium (Mg) dan posfat tidak
diberikan skala kualitas karena parameter- parameter tersebut tidak mempunyai nilai
baku mutu untuk air minum yang dikeluarkan Departemen Kesehatan.

Tabel 5.18. Hasil Analisis dan Nilai Kualitas Air Sumur


Kadar
Maksimum
No Parameter Satuan S1 S2 S1 S2
(*)

A FISIKA
1 Jumlah zat padatan terlarut (TDS) g/l 1.500 242,1 10,2 5 5
2 Suhu o
C udara ± 3 27 28 5 5
3 Warna - - Hk Hk - -

B KIMIA
1 pH g/l 6,5 - 9 7,74 4,65 5 5
2 Alkalinitas g/l - 689,69 8,01 - -
3 Kesadahan total g/l - 700,7 9,01 - -
4 Kesadahan Ca g/l 500 400,4 4,00 5 5
5 Kesadahan Mg g/l - 300,3 5,01 - -
6 Oksigen terlarut (DO) - 6,21 6,39 - -
g/l
7 BOD - 6,00 8,00 - -
g/l
8 COD - 10,75 25,13 - -
9 Amonia (NH3 - N) g/l 0,5 0,019 0,016 5 5
10 Nitrit (NO2 - N) g/l 1 0,023 0,020 5 5
11 Nitrat (NO3 - N) g/l 10 0,049 0,050 5 5

V - 18
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA

Kadar
Maksimum
No Parameter Satuan S1 S2 S1 S2
(*)
12 PO4 – P g/l - 0,752 0,095 - -
13 SO4 g/l 400 ttd ttd 5 5
14 Kalsium (Ca) g/l 75 160.16 1,6 1 5
15 Magnesium (Mg) g/l 30 72.9 1,22 5 5
16 Besi (Fe) g/l 1 0.087 0,090 5 5
17 Mangan (Mn) g/l 0,5 0.085 0,090 5 5

C MIKROBIOLOGI
1 E. Coli MPN/10 - ttd ttd - -
2 Caliform Group 0ml 50 9600 54000 1 1
Sumber : Hasil Analisis PT.UniLab Perdana, 2012.
(*) : Peraturan Menteri Kesehatan No. 416. Tahun 1990
Hk : Hijau kekuningan
ttd : tidak terdeteksi

5.1.5. Ruang, Lahan dan Tanah


Berdasarkan kriteria kualitas lingkungan seperti terlihat pada tabel 5.19. maka kualitas
komponen lingkungan ruang tanah dan lahan di wilayah studi dapat dikategorikan baik sekali
dengan skala 5.

Tabel 5.19. Kriteria Kualitas Komponen Ruang Lahan dan Tanah


No. Parameter/Kriteria Kualitas Kualitas Skala
A. Peruntukan Lahan

1. Pemanfaatan lahan sudah optimal, dan padat Buruk sekali 1


penduduknya
2. Pemanfaatan lahan efektif, dan penduduknya cukup Buruk 2
padat
3. Pemanfaatan lahan belum efektif dan penduduk cukup Sedang 3
padat
4. Pemanfaatan lahan belum efektif dan penduduk relatif Baik 4
sedikit
5. Lahan kosong dan penduduk jarang Baik sekali 5
Sumber : Analisa Konsultan, 2012

5.1.6. Keselamatan Penerbangan


Lokasi pembangunan Bandara Khusus PT. TBP terletak di Pulau Obi, pada koordinat 01° 35'
39.885" Lintang Selatan (LS) dan 127° 24' 21.425" Bujur Timur (BT), mempunyai panjang landasan
1.300 m x 30 m dengan azimuth 02 - 20 pada elevasi sekitar 2 m DPL.
Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : Skep Dirjen Hubud
110 tahun 2000 Tentang Pembuatan Batas-Batas Kawasan Keselamatan Operasi
Penerbangan disekitar Bandar Udara dan mengacu kepada ICAO annex 14 Aerodrome part

V - 19
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA

IV, sekitar landasan harus bebas rintangan yaitu pada ketinggian 0 m sampai dengan radius
250 m, ketinggian 5 m pada radius 250 m dengan kemiringan 3 % arah keatas dan keluar
sampai ketinggian 45 m pada radius sampai dengan 4000 m serta pada ketinggian 145 m
pada radius 4 km dan seterusnya.
Batas ketinggian untuk menjamin keselamatan operasi penerbangan dapat dilihat pada
gambar terlampir.
Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas maka ditinjau dari segi keselamatan
penerbangan, areal disekitar Bandara Khusus PT. TBP dibagi atas 5 kawasan yaitu :
a. Kawasan Bandar Udara yang meliputi kawasan pendekatan dan lepas landas, bidang
bebas penghalang (obstacle limitation surface ) serta areal fasilitas Bandar Udara, berada
dibawah pengaturan Bandar Udara. Kawasan landasan dibentuk sejauh 960 m dari ujung
landasan, 250 m dari as landasan (bagian timur) dan 80 m dari as landasan (sebelah
barat).
b. Kawasan A, terletak pada radius antara 250 m - 3000 m, dari landasan.
c. Kawasan B, terletak pada radius antara 3000 m - 5000 m, dari landasan.
d. Kawasan C, terletak pada radius antara 5000 m - 8000 m, dari landasan.
e. Kawasan D, terletak pada radius lebih dari 8000 m, dari landasan.
Peruntukan lahan pada kawasan-kawasan tersebut diatas ditinjau dari segi keselamatan
operasi penerbangan, dapat dilihat pada tabel 5.27.
Ditinjau dari segi operasi penerbangan dan batas ketinggian yang terkait dengan keberadaan
lahan disekitar bandar udara ini, dapat dikemukakan bahwa wilayah sekitar bandar udara
merupakan dataran rendah dan ada obstacle permanen.
Dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan ke bandar udaraan dan mengacu pada
ketentuan tersebut diatas baik berupa gambar maupun ketentuan bahwa dalam rangka
pembangunan Bandara Khusus PT. TBP apabila ditinjau dari persyaratan keselamatan
operasi penerbangan yang antara lain daerah disekitar runway bukan merupakan dataran
tinggi dan bebas rintangan (obstacle). Untuk kawasan pendekatan dan lepas landas, kawasan
kemungkinan bahaya kecelakaan dan kawasan di bawah permukaan transisi merupakan
daerah bebas obstacle baik berupa bangunan, maupun benda tumbuh (pohon, gunung),
sehingga memenuhi slope yang ditentukan. Oleh sebab itu sesuai pengamatan yang
berdasarkan acuan tersebut diatas untuk rona lingkungan hidup awal Bandara Khusus PT.
TBP yang akan dilakukan pengembangan adalah memenuhi syarat batas-batas ketinggian
skala 5 (baik sekali) yaitu bila kondisi ini dipertahankan atau dilakukan pengaturan batas-batas
ketinggian dalam tata ruang maka Bandara Khusus PT. TBP memenuhi syarat keselamatan

V - 20
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA

operasi penerbangan. Adapun kriteria penilaian kualitas batas keselamatan operasi


penerbangan dapat dilihat pada tabel 5.20.

Tabel 5.20. Kriteria Penilaian Kualitas Keselamatan Operasi Penerbangan


No. Kriteria Kualitas Lingkungan Kualitas Skala Prosentase

1. Dikawasan daerah Operasi Keselamatan Buruk sekali 1 01 % - 20 %


Penerbangan terdapat ketinggian bangunan
atau benda tumbuh yang melewati ketentuan,
didaerah pergerakan pesawat (taxiway, apron
dan runway) ada kegiatan yang menggunakan
alat-alat berat tidak di-NOTAM-kan

2. Dikawasan daerah Operasi Keselamatan


Penerbangan tidak terdapat ketinggian Buruk 2 21 % - 40 %
bangunan atau benda tumbuh yang melebihi
ketentuan, didaerah pergerakan pesawat
(taxiway, apron dan runway) ada kegiatan yang
menggunakan alat berat tidak di-NOTAM-kan

3. Dikawasan daerah Operasi Keselamatan


Penerbangan tidak terdapat ketinggian
bangunan atau benda tumbuh yang melewati Sedang 3 41 % - 60 %
ketentuan, didaerah pergerakan pesawat
(taxiway, apron dan runway) ada kegiatan yang
menggunakan alat-alat berat tidak di-NOTAM-
kan dan ada koordinasi antara Pengelola
Bandar Udara dengan pelaksanaan kegiatan
serta diberi tanda-tanda (rambu-rambu)

4. Dikawasan daerah Operasi Keselamatan


Penerbangan tidak terdapat ketinggian
bangunan atau benda tumbuh yang melewati
ketentuan, didaerah pergerakan pesawat Baik 4 61 % - 80 %
(taxiway, apron dan runway) tidak ada kegiatan
proyek dan pengaturan baik.

5 Dikawasan daerah Operasi Keselamatan


Penerbangan tidak terdapat ketinggian
bangunan atau benda tumbuh yang melewati
ketentuan, didaerah pergerakan pesawat
(taxiway, apron dan runway) tidak ada kegiatan Baik sekali 5 81 % - 100 %
proyek, pengaturan baik, dan dapat
dilaksanakan pemantauan obstacle setiap ada
perubahan di daerah operasi keselamatan
penerbangan.
Sumber : Analisa Konsultan, 2012.

V - 21
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA

5.2. Komponen Biologi


5.2.1. Biota Darat
a. Flora
Secara umum vegetasi di wilayah studi dapat dibedakan atas 3 jenis yaitu vegetasi alam,
semak dan rawa.
1) Vegetasi Alami dan Semak
Vegetasi alami dan semak merupakan vegetasi yang mendominasi hampir sebagian
besar areal di wilayah studi.
Komposisi jenis tumbuhan yang dimaksud adalah merupakan komposisi jenis
tumbuhan gabungan dari seluruh tipe vegetasi yang ada. Berdasarkan hasil
pengamatan sedikitnya tercatat 37 jenis tumbuhan.
2) Vegetasi Rawa
Komposisi jenis tumbuhan yang ditemukan di vegetasi rawa pada sebagian areal
proyek berupa pohon sagu dan nipah.

Tabel 5.21. Jenis-jenis Tanaman Yang Terdapat di Dalam dan Diluar Daerah Tapak Proyek

No. Jenis Nama TP DP Keterangan

1. Sedudu Melastoma + + TP = Didalam


2. Nipah Nypha sp + + Tapak
3. Sekejut Besar Averhoa carambola + + Proyek
4. Kelapa Cocos nucifera + +
5. Laban Piper sp. + + DP = Diluar
6. Belabu Vitex pubescens + + Tapak
7. Merausi Pouteria olovoidea + + Proyek
8. Limpanai Andisia humilis + +
9. Uba Eugenia cuprea + -
10. Sape Macaranga tanatius + +
11. Basung Aestonia + +
12. Marakelalang pheumathopora + +
13. Sapat Ilex cymosa + +
14. Bakung Air Eugenia sp + -
15. Pandan Evodia aromatica - +
16. Kestuba Mangifera foetida + -

V - 22
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA

No. Jenis Nama TP DP Keterangan

17. Sagu Metroxylon sp.. + +


18. Pinang Areca catechu + +

Keterangan :
TP = Didalam Tapak Proyek + = Ditemukan
DP = Diluar Tapak proyek - = Tidak ditemukan
Sumber : Hasil Pengamatan lapangan, Mei 2012

Skala kualitas lingkungan awal dinilai dengan menggunakan baku kualitas lingkungan
hayati dari Soerjani 1989 yang tercantum pada Tabel 5.22.

Tabel 5.22. Kriteria Penilaian Kualitas Lingkungan Biota Darat dan Biota Air

No Keadaan Biota Skala Kriteria Keterangan

1. Keanekaan 1 Terdapat 1 jenis tumbuhan 1 = Buruk sekali


Flora 2 Terdapat 6-10 jenis tumbuhan 2 = Buruk
3 Terdapat 11-20 jenis tumbuhan 3 = Sedang
4 Terdapat 21-30 jenis tumbuhan 4 = Baik
5 Lebih dari 30 jenis tumbuhan 5 = Baik sekali

2. Keanekaan 1 Terdapat 1-2 jenis hewan


Fauna 2 Terdapat 3-5 jenis hewan
3 Terdapat 6-10 jenis hewan
4 Terdapat 11-15 jenis hewan
5 Lebih dari 15 jenis hewan

3. Jenis Flora 1 Terdapat 1-2 jenis tanaman ekomonis


Ekonomis 2 Terdapat 3-5 jenis tanaman ekomonis
3 Terdapat 6-10 jenis tanaman ekomonis
4 Terdapat 11-15 jenis tanaman ekomonis
5 Lebih dari 15 jenis tanaman ekonomis

4 Jenis Fauna 1 Tidak memiliki jenis fauna ekomonis


Ekonomis 2 Terdapat 1-2 jenis fauna ekomonis
3 Terdapat 3-5 jenis fauna ekomonis
4 Terdapat 6-10 jenis fauna ekomonis
5 Lebih dari 10 jenis fauna ekonomis

5 Jenis yang 1 Tidak memiliki jenis yang dilindungi


dilindungi 3 Terdapat 1-2 jenis yang dilindungi
Undang- 5 Lebih dari 2 jenis yang dilindungi
Undang

6 Potensi 1 Kecil sekali


pemanfaatan Kecil

V - 23
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA

No Keadaan Biota Skala Kriteria Keterangan

Flora/Fauna 2 Cukup
3 Besar
4 Besar sekali
5

Sumber : Soeryani 1989 yang telah dimodifikasi

Berdasarkan Tabel tersebut skala kualitas lingkungan awal flora didapatkan hasil baik sekali
dengan skala 5.
b. Fauna
1) Satwa Liar
Oleh karena penelitian satwa dilakukan pada siang hari, maka jenis-jenis yang dapat
dicatat adalah jenis-jenis satwa yang aktifnya pada siang hari.
Hasil pengamatan selengkapnya adalah sebagai berikut :
a). Aves (Burung)
Selama pengamatan tercatat jenis burung Kakatua Tanimbar (Cacatua goffini),
Nuri Bayan atau Bayan (Eclectus roratus), Cucak Padi, Terucuk atau Merbah dan
Kacer.

b). Mamalia dan Reptilia (Binatang menyusui, melata dan amphibia)


Jumlah total jenis mammalia yang ditemukan selama penelitian adalah 8 jenis.
Jumlah jenis yang terdapat di dalam dan di luar tapak proyek ternyata hampir
sama yaitu masing-masing 7 dan 8 jenis. Berdasarkan frekwensi dan jumlah
individu dalam setiap perjumpaan dapat diperkiraan bahwa umumnya populasi
satwa mamalia di wilayah studi ini kecil sekali, kecuali kelelawar yang dapat
mencapai lebih dari 100 ekor dalam setiap perjumpaannya namun tempat
kelelawar ini berada jauh dari lokasi tapak proyek.
Jenis satwa reptilia yang ditemukan umumnya merupakan jenis reptilia kecil dan
beberapa jenis ular. Sedangkan jenis amphibia yang dapat ditemukan baik di
dalam maupun di luar tapak proyek ada 2 jenis yaitu Katak (Rana sp) dan Kodok
(Bufo sp).

Tabel 5.23. Jenis-jenis Burung yang terdapat di Wilayah Studi

V - 24
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA

Taksiran
No. Jenis Nama Indonesia Populasi/km2 S

TP DP
1 Eclectus roratus Bayan 30 25
2 Cacatua goffini Kakatua Tanimbar  50 60
3 Treron ernaus Punai 20 100
4 Copsycus saularis Kacer 20 40
5 Merops superciliosus Langir 40 30
6 Ploceus manyar Manyar 120 126
7 Collocalia esculenta Kesapi 17 16
8 Dinopium javanese Pelatuk Besi 20 14
9 Hirundo tahitica Layang-layang 40 20
10 Pycnonotus goiavier Terucuk 20 5
11 Cistigola juncidis Cucak padi 17 15
12 Celeus brachyurus Pelatuk loreng 10 8
13 Sturnus contra Jalak suren 5 5
14 Geopelia striata Perkutut 7 10
15 Passer montanus Gereja - 2

Ket. :
TP : Didalam Tapak proyek
DP : Diluar Tapak proyek
S : Status jenis
D : Dilindungi Undang-undang
+ : Ditemukan
- : Tidak ditemukan
Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan, Mei 2012

5.2.2. Biota Perairan


a. Plankton
Plankton merupakan jenis organisme yang terdiri dari fitoplankton dan zooplankton. Hasil
analisis fitoplanktopn dan zoplankton yang terdapat di perairan wilayah studi dapat dilihat
pada Lampiran.
1). Fitoplankton

Fitoplankton yang terdapat di lokasi studi berasal dari famili Cyanophyceae,


Bacillariaceae, Chlorophyceae, Desmideaceae.

Jumlah taksa bervariasi antara 3 - 12 dan tergolong relatif rendah. Jumlah taksa
yang terendah terdapat pada air sungai (3 - 7) dan tertinggi terdapat pada air laut
(12)

Kelimpahan bervariasi antara 8.485 (air sungai) dan 44.122 (air laut). bervariasi
antara 1,43 (air sungai) dan 3,45 (air laut) dan keragaman bervariasi antara 0,90 (air
sungai) dan 0,96 (air laut dan air rawa)

V - 25
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA

Jenis fitoplankton terdapat pada air sungai tidak didominasi satu spesies tertentu,
sedangkan pada air muara dan air laut jenis yang paling dominan adalah jenis
Chlorophyceae dan Desmideacea.

2). Zooplankton
Zooplankton yang terdapat di lokasi studi berasal dari jenis rotifera ( Gterodina,
Digglena), protozoa (Arcella, Frontonia), Flagellata (Uroglena, Volvox dan
Clamydomonas).
Jumlah taksa kecil berkisar antara (2 dan 4). Kelimpahan bervariasi antara 3.394
sampai 8.485 Ind/m3. Keanekaragaman jenis bervariasi antara 0,80 dan 1,93.
Sedangkan keragaman bervariasi 0,80 dan 1,0.
Berdasarkan Tabel 5.37 diperoleh hasil sebagai berikut : Keanekaan biota perairan
dinilai baik sekali dengan skala 5, jenis-jenis ekonomis dinilai baik sekali dengan
skala 5. Potensi pemanfaatan dinilai baik sekali dengan skala 5. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa kualitas rona lingkungan awal biota perairan adalah baik
sekali dengan skala 5.
b. Nekton

Yang dimaksud dengan nekton disini adalah ikan saja. Jenis ikan yang terdapat di
wilayah studi ini adalah : Lampan dan Gabus.

c. Gulma Air
Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak dikehendaki oleh organisma tertentu
pada suatu ekosistem.
Dan hasil pengamatan baik diperairan umum dan kolam atau genangan air rawa di sekitar
tapak proyek, umumnya jenis-jenis gulma air yang ada adalah sama pada setiap perairan.
Nama-nama jenis tumbuhan gulma perairan umum tersebut dapat dilihat pada tabel 5.24.

Tabel 5.24. Jenis-Jenis Gulma Air di Sekitar Tapak Proyek


No. Nama Daerah Nama Ilmiah

1. Mansi Cyperus papyrus; C. microiria


2. Eceng Gondok Eichhornia crassipes
3. Ganggang Hidrilla verticillata
4. Kiyambang Salvinia molesta

V - 26
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA

5. Paku Pteridium sp
6. Teratai Nymphaea sp.

Tumbuhan gulma (eceng gondok) tersebut ditemukan baik di perairan rawa dan
genangan dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 1 - 4 individu atau tidak
ditemukan dalam keadaan “blooming”, tetapi tumbuhan mansi (Cyperus papyrus) banyak
dijumpai pada perairan dangkal dan sebagian besar menutupi perairan terutama perairan
rawa sekitar wilayah studi.

5.3. Komponen Sosial dan Kesehatan Masyarakat


5.3.1. Sosial Ekonomi
a. Mata Pencaharian Penduduk
Mata pencaharian penduduk di Desa Kawasi terutama adalah nelayan, petani dan
karyawan tambang. Jenis mata pencaharian lain yang tumbuh adalah usaha. Di samping
ke tiga jenis usaha tersebut diatas, industri kecil hasil pertanian dan kehutanan dan bahan
bangunan juga sudah mulai berkembang.

b. Pendapatan Masyarakat
Tingkat pendapatan masyarakat dapat dilihat dari besarnya tingkat pengeluaran rumah
tangga penduduk daerah yang bersangkutan. Pengeluaran rumah tangga terbagi atas
pengeluaran untuk bahan makanan dan pengeluaran untuk non bahan makanan.
Semakin besar pengeluaran untuk bahan makanan dibandingkan dengan pengeluaran
bahan non makanan mengindikasikan bahwa tingkat kesejahteraan semakin rendah.

5.3.2. Sosial Masyarakat


a. Agama
Secara umum agama yang dianut oleh penduduk Desa Kawasi adalah agama Islam.
Mayoritas penduduk beragama Islam juga menunjukkan keberadaan sarana/prasarana
peribadatan yang ada. Untuk Desa Kawasi, jumlah Mesjid adalah sebanyak 1 buah,
Mushola sebanyak 4 buah dan Gereja hanya 1 buah.
b. Pendidikan
Salah satu kriteria keberhasilan pendidikan suatu daerah dapat dilihat dari ketersediaan
sarana/prasarana pendidikan mulai dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan
lanjutan atas.

V - 27
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA

Tabel 5.25. Kriteria Penilaian Kualitas Pendidikan

No. Parameter Satuan Besaran Kualitas Skala

1. Ratio murid /guru % > 60 Buruk sekali 1


51 – 60 Buruk 2
41 – 50 Sedang 3
31 – 40 Baik 4
 30 Baik sekali 5

2. Tingkat pendidikan % < 30 % yang tamat Rendah 1


SD keatas

30 % - 60% yang Sedang 2


tamat SD keatas

> 60% yang tamat Tinggi 3


SD keatas

Sumber : Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdikbud 1972.

c. Pranata Sosial/Kelembagaan Dalam Masyarakat


Kelembagaan sosial yang tumbuh pada masyarakat studi dibedakan atas kelembagaan
formal dan kelembagaan non formal misalnya adalah LKMD, LMD, PKK atau Karang
Taruna sedangkan kelembagaan non formal adalah berupa kelembagaan keagamaan,
arisan dan lembaga adat. Lembaga yang cukup berperanan dalam kehidupan sehari-hari
pada umumnya adalah lembaga keagamaan dan lembaga adat.
d. Persepsi Masyarakat Terhadap Proyek
Secara umum, masyarakat yang ada di sekitar wilayah rencana pembangunan Bandara
Khusus PT. TBP mendukung dilaksanakannya pembangunan bandar udara tersebut.
Dari 98 orang responden dan beberapa tokoh masyarakat yang diwawancarai, sebagian
besar diantaranya mengungkapkan bahwa ada beberapa keuntungan yang didapat
apabila kegiatan pembangunan bandar udara dilaksanakan. Keuntungan yang dimaksud
antara lain menyangkut kesempatan kerja dan kesempatan berusaha yang timbul. Dari
beberapa wilayah permukiman, sudah ada masyarakatnya yang mendaftarkan diri ke
pemerintahan setempat (Desa) agar mereka dapat bekerja khususnya pada saat
pembangunan bandara. Selain alasan kesempatan kerja dan berusaha, alasan lain yang
dikemukakan adalah termasuk penyediaan sarana-prasarana umum, menambah
keramaian permukiman dan adanya kebanggaan tersendiri bahwa mereka memiliki

V - 28
DOKUMEN ANDAL BANDARA KHUSUS PT. TRIMEGAH BANGUN PERSADA

bandar udara.
Disamping adanya sikap berkenan tersebut, ada indikasi berapa anggota masyarakat juga
kurang mendukung dengan alasan pembangunan bandar udara tersebut akan
mengganggu terutama/nilai masyarakat yang sudah ada. Pergeseran nilai-nilai
kebersamaan menjadi invidualis, kemungkinan tenaga kerja akan lebih banyak didominasi
pendatang menjadi alasan paling utama.

5.3.3. Kesehatan Masyarakat


a. Jenis Penyakit Dominan
Jenis penyakit dominan di wilayah Desa Kawasi, jenis penyakit saluran pernafasan
bagian atas (ISPA) merupakan jenis penyakit dengan kasus terjadinya paling banyak
yaitu sekitar 14,6 % dari total kunjungan yang ada. Jenis penyakit lainnya yang dominan
adalah penyakit tukak lambung dan diare yaitu masing-masing sebesar 7,4 % dan 3,9 %
dari total kunjungan yang ada.
b. Fasilitas dan Pelayanan Kesehatan
Keberadaan fasilitas kesehatan selain posyandu di wilayah Desa Kawasi tergolong minim.
Selain Puskesmas 1 buah, sarana kesehatan lain hanya berupa Poliklinik milik PT. TBP.
Memperhatikan keberadaan fasilitas kesehatan daerah studi, dapat dikatakan bahwa
kualitas rona tergolong sedang dan baik (tabel 5.26).

Tabel 5.26. Kriteria Penilaian Kualitas Kesehatan Masyarakat

Parameter Jenis Fasilitas yang ada Kualitas Skala

Fasilitas kesehatan - tidak ada fasilitas Buruk sekali 1


- Posyandu/Pos KB Buruk 2
- Poliklinik/BKIA Sedang 3
- Puskemas Baik 4
- Rumah Sakit Baik sekali 5

Sumber : Analisa Konsultan, 2012

V - 29

Anda mungkin juga menyukai