Anda di halaman 1dari 5

Arus Kas Bebas (Free Cash Flow)

Posted on 23 Juli 2012 oleh Arif Widianto — 13 Komentar


Kita akan sering berjumpa istilah Arus Kas
Bebas (terjemahan untuk istilah Free Cash Flow). Sangat
penting memahami konsep ini sebab inilah ukuran yang
dipakai oleh investor untuk mengukur kekuatan keuangan
sebuah perusahaan guna menunjang pertumbuhannya.

Pengertian Arus Kas Bebas


Arti sederhana dan singkat Arus Kas Bebas adalah sisa
perhitungan arus kas yang dihasilkan oleh suatu perusahaan di
akhir suatu periode keuangan (kuartalan atau tahunan)—
setelah membayar gaji, biaya produksi, tagihan, cicilan hutang
berikut bunganya, pajak, dan juga belanja modal (capital
expenditure) untuk pengembangan usaha. Sisa uang inilah
yang disebut Arus Kas Bebas. Meski dinamankan bebas tapi
manajemen tidak bisa sebebasnya menggunakan uang ini
karena uang sisa inilah yang bisa digunakan untuk
mengembangkan usaha, kalau tidak mengambil dana dari
hutang dan sumber dana lainnya.

Rumus Arus Kas Bebas


Rumus singkat (dan yang paling mudah) untuk
menghitung Arus Kas Bebas adalah berikut:

Arus Kas Bebas = Arus Kas dari Operasi – Belanja Modal

Data yang diperlukan untuk menghitung arus kas bebas bisa


didapat dari laporan keuangan perusahaan. Laporan yang
diperlukan ada di laporan arus kas, biasanya di bagian
terakhir setelah neraca, laba/rugi, dan laporan ekuitas. Dalam
laporan arus kas ada tiga jenis arus, yaitu: dari/untuk operasi,
dari/untuk investasi, dan dari/untuk pendanaan. Untuk
menghitung arus kas bebas (free cash flow), arus kas dari
operasi sudah jelas sumbernya. Untuk Belanja Modal, sumber
utamanya adalah Arus Kas dari/untuk Investasi, dengan fokus
pembelian/pembayaran/sewa aset tetap yang menunjang
aktivitas produksi perusahaan. Kegiatan inilah yang biasnya
disebut Belanja Modal atau capital expenditure (capex).

Ada beberapa perusahaan yang melaporkan pos capex dalam


laporan keuangan di segmen terpisah. Tak usah bingung,
investor konservatif cukup konsentrasi di laporan arus kas
dari/untuk investasi khususnya hal-hal mengenai aset tetap
tadi.

Mencari Arus Kas Bebas Perusahaan


Terbuka
Untuk membuat hitungan Arus Kas Bebas, silakan buka
Laporan Keuangan perusahaan di bagian Laporan Arus Kas.
Untuk telaah nyata, kita gunakan Laporan Keuangan 2011
teraudit dari PT. Astra Graphia Tbk (ASGR), materi bisa
diunduh di situs ASGR. (7.927 KB/7,9 MB)

Contoh laporan arus kas konsolidasian ASGR tahun 2011


sudah ada anotasi untuk pembahas free cash flow di bawah
ini:
Buka Laporan Keuangan ASGR, carilah laporan Arus Kas
khususnya Arus kas dari aktivitas operasi,  lihat di halaman
Lampiran 4/1 (Keterangan A), kemudian cari bagian Arus kas
bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi.

Untuk Belanja Modal, kita harus mencari data arus kas untuk


investasi yang digunakan pada periode tersebut (lihat di
halaman yang sama), pos belanja modal biasanya tercatat
sebagai pembelian aset tetap/mesin, perawatan, upgrade, dll.
Pengeluaran/pemasukan investasi untuk aset tetap yang tidak
berpengaruh terhadap penambahan aset tetap tidak dianggap
sebagai belanja modal.
Dari sana kita dapatkan angka-angka berikut (semua dalam
jutaan):

 Keterangan B, Total Arus kas dari Operasi = Rp54.935


 Keterangan C, Total Belanja Modal, dari Pembelian Aset
Tetap = Rp17.208
 Untuk sederhananya, kita abaikan pos investasi pada
pengendalian entitas karena pos ini memerlukan
penjelasan lebih lanjut apakah untuk investasi aset tetap
atau bukan. Sementara itu pos lain jelas bukan investasi
aset tetap.

Sehingga kita bisa hitung Arus Kas Bebasnya adalah:

Arus Kas Bebas = 54.935 – 17.208 = Rp37.727

Manfaat Analisa Free Cash Flow


Dengan mengetahui Arus Kas Bebas inilah kita akan bisa
melihat proyeksi pertumbuhan/kesehatan suatu perusahaan.
Katakanlah dalam lima tahun terakhir, kita bisa menyajikan
Arus Kas Bebas ASGR sebagai berikut:

2011 2010 2009 2008 2007

Arus Kas Operasi 54.935 183.429 177.643 167.217 121.785

Belanja Modal (17.208) (18.289) (30.260) (123.569) (75.009

Arus Kas Bebas 37.727 165.140 147.383 43.648 46.776

Dari tabel di atas kita bisa lihat dari tahun ke tahun posisi Arus
Kas Bebas ASGR selalu positif. Ini tandanya penghasilan
(penjualan jasa/produk) dari perusahaan mampu menunjang
usaha.

Dengan mengetahui free cash flow, kita bisa menganalisa


bagaimana sebuah perusahaan memanfaatkan kas
uangnya. Kita cari adalah apa yang dilakukan perusahaan
untuk memanfaatkan Arus Kas Bebasnya? Apakah membayar
dividen? Membeli saham baru?

Arus Kas Bebas Negatif


Lalu bagaimana bila ada arus kas bebas yang negatif? Arus
Kas Bebas negatif harus menjadi perhatian kita. Ini tandanya
pendapatan perusahaan tidak mampu menunjang ekspansi
atau pengembangan usaha.

Karena negatif atau kekurangan dana, maka perusahaan perlu


dana lain untuk menggantikannya. Dana lain ini mau tak mau
adalah dari hutang, bisa dari bank atau obligasi (bila
perusahaan mampu menerbitkannya). Segala bentuk hutang
akan tercatat di laporan arus kas bagian pendanaan
(financing) dalam bentuk aliran masuk (positif, bila negatif
artinya pembayaran hutang).

Bila setahun atau dua tahun ada posisi negatif, mungkin


perusahaan sedang melakukan ekspansi besar pada saat itu.
Kita harus memerika rincian catatan kaki di laporan keuangan
untuk memastikan kejelasan pengeluaran tersebut.

Penutup
Saya kira kita akan dapat banyak manfaat ketika menghitung
Arus Kas Bebas perusahaan dalam investasi saya. Tak saya
sangka ternyata ada beberapa emiten mempunyai posisi Arus
Kas Bebas merah dalam 2-3 tahun. Saya harus lebih
memperhatikan lagi investasi saya.

Itulah sekilas tentang Arus Kas Bebas dan gunanya untuk


mengecek kesehatan dan pertumbuhan perusahaan. Dalam
tulisan berikutnya kita akan memanfaatkan Arus Kas Bebas
untuk banyak hal lainnya, termasuk menghitung valuasi harga
wajar perusahaan.

Baca juga panduan laporan keuangan berikut: Empat Jenis


Laporan Keuangan dan Terbentuknya Laporan
Keuangan untuk mempelajari jenis laporan keuangan dan
bagaimana laporan keuangan terbentuk.

Anda mungkin juga menyukai