Anda di halaman 1dari 3

Malang tidak mengenal mahluk apapun itu, termasuk kadal yang berwarna hijau itu.

Teringatku ketika aku masih kecil, inginku memiliki hewan peliharaan. Namun aku
mengingini peliharaan yang tidak biasa, anjing, kuncing atau bahkan burung adalah
hal yang biasa, hingga suatu saat aku menemukan seekor kadal yang sedah
termenung. Kadal itu termenung dibawah dedaunan, mungkin dia sedang bertebuh
pasalnya tak lama sebelum aku melihatnya hujan mengguyur daerah tempat
tinggalku. Aku melihat betapa imut keseraman wajah kadal ini. Kemenungannya
serta keimutan kadal ini menghanyutkan hatiku. Kadal ini seolah berteriak “Bawa aku
pergi bersamamu, aku akan setia”. Akhirnya aku memutuskan untuk merawatnya dan
menjadikannya binatang peliharaanku. Ku bawanya kerumahku, kubelikannya
aquarium sebagai tempai tingganya. Aquarium kotak itu berisi batang pohon yang
bisa dijadikannya tempat bermain, ada juga rumah kecil sebagai tempat berteduhnya.
Sekarang ia sudah tidak akan terkena dinginnya air hujan, kebingungan mencari
tempat berteduh, kesusahan mencari makan, dan lainnya yang seolah membuatnya
terkesan sangat malang. Setiap hari kutatapnyalah kadal itu ku beri dia nama “Poor
Beardy” oh betapa malangnya ia meski muka yang saram seolah manusia berjenggot
tak membuat kemalangan takut dan pergi malangnya. Ia masih malu malu dengan
lingkunagannya sesekali aku melihatnya bermain di kadangnya tetapi akupun sering
melihatnya termenung menatap jendela dekat kandangnya, pikirku “Mungkin ia
meridukan dunia luar”. Sesekali kubawanya bermain keluar, ketempat dimana aku
menemukannya dulu. Aku melihat ia berjalan senang sekali, sesekali aku kehlangan
jejeknya dan kupikir ia telah menghiang sedih hatiku, namun ketika kuingin pulang
kerumah ia hadir kembali menyematkan tawa di dibibirku yang tabal ini. Hingga
suatu saat aku menunggunya sudah lebih dari satu jam tetapi ia tak kembali jua, aku
mulai putus asa menunggunya dan kuputuskan untuk mencarinya keeskoan harinya.
Sedih rasanya kembali kerumah ampa adaanya Poor Beardy menatap aquarium itu
kosong ditinggal penghuninya. Esok pagi aku bangun mentap aquarium itu dengan
pandangan yang nanar seolah berharap Poorbirdie ada disitu dan menyambut pagiku.
Kesiapian ini membuat ku terdorong utuk menemukan My Poor B sebutan baruku
untuk peliharaan kesaynagan ku itu yang hilang dan banyak harapan aku ingin ia
kembali. Akhirnya aku bersiap untuk berangkat mencari My Poor B, doaku agak
iacepat ditemukan. Aku menyusuri jalan sambil melohat kanan kiri berharap My Poor
B sedang berjalan kerumahku. Sesampainya aku disana aku berdiri didekat ku
temukan My Poor B, mataku tak berhenti berjalan jalan mencari kebradaan My Poor
B. Tak lama kemuadain kumelihat semak semak bergoyang, harapku itulah My Poor
B, aku melihat ada seekor kadal keluar dari sana tetapi itu bukan My Poor B kulitnya
kuning tak menyerupai My Poor B, aku kecewa melihatnya. Aku menatap kembali
semak semak itu harapku hanya My Poor B kembali kepelukanku. Aku hamper takut
harapan itu tidak terkabul, bagusnya harapan itu terkabul aku melihat My Poor B
kembali. My Poor B berjalan seolah menghampiriku ia terlihat senanag sekali. Benar
saja mungkin ia memang sedang senang hatinya, ia menghampiriku dan tepat di
sebelahnya kadal kuning tadi. Mungkin memang benar My poor B sedang senang
hatinya, pasalnya ia menghampiriku seolah ingin memperkenalkan kadal kuning
tersebut. Aku yakin itu pasangan barunya, aku senang bukan kepalang, aku bawanya
kembali kerumahnya aquarium dengan batang pohon dan aku harap kadal kunng tadi
akan menyukainya. Ku letakan kedua kadal itu di aquarium itu. Aku merasa aquarium
itu terlalu semepit untuk berdua jadi kuputuskan untuk membeli yang baru. Aku
melihat mereka sangat senang berada disitu, beardypun terlihat lebih ceria dari
sebelumnya, Senangnya aku melihat dirinya. Keceriaan yang kupikir akan hilang
darinya ternyata kembali dengan kebahagiaan yang lebih. Kadal kuning itu telah
menyelamatkan My Poor B mungkin sekarang waktunya aku untuk memanggilnya
Beardy karena nasibnya yang sudah tidak malang lagi seperti dulu.

Aku sempat berkarya wisata selama beberapa hari ketika itu. Harusnya aku senang
tetapi aku tidak tenang. Aku tak dapat membawa Beardy bersamaku selama karya
wisata, namun siapa yang ingin akan menjaganya. Aku taku tapi aku harus larut dan
pergi. Akhirnya aku meminta tolong adiku untuk memrawat Beardy selama aku tak
ada besamanya. Aku akhirnya mencoba untuk tenang, berharap adiku dapat merawat
Beardy dengan baik. Ketika acara karya wisataku selesai, aku bergegas kembali
pulang, Aku masuk kamarku dan langsung menghampiri aquarium beardy. Betapa
kagetnya aku melihat ia dan kadal kuning itumenghilang, kutanyai adik ku yang
sedang makan di ruang makan. Adiku tak mengetahui kemana Beardy pergi katanya
Beardy masih didalam aquariumnya sebelum aku kembali. Aku langsung mencarinya
ke setiap sudut kamarku. Ku tak sdar melihat bahwa jendela yang sering dipandang
nanar oleh beardy terbuka lebar, mungkin ia disana. Aku bergegas mencarinya, aku di
bantu oleh adiku mencari si Beardy dan kadal kuning itu. Aku sedih karena Beardy
kembali malang nasibnya. Semoga ketengan yanga da dimuka imut yang seram itu
membawanya kembali lagi bersamaku beserta kadal kuning itu, karena aku melihat
kadal kuning itu sumber keceriaan d wajahnya. Aku mencoba merelakannya, namun
setiap aku melewati tempat aku menemukannya aku mengingatnya dan seolah
mataku tak berhenti mencarinya. Harapku sangat besar menanti kepulangannya.
Hingga suatu saat sehabis hujan deras mengguyur daerah rumahku, aku melihat ada
seekor kadal sedang menatapi selokan dengan begitu dalamnya. Aku langsung
bergegas menghampiri kadal itu berharap itulah Beardy, namun apa yang terjadi
dengannya. Ku hampiri kadal itu, dan kulihat itulah Beardy. Betapa senang hatiku
melihat Beardy, namun dimana kadal kuning itu?. Aku menatap Beardy dan
Beardypun kembali menatapku seolah berkata “Kadal kuning itu pergi, aku tak tau
apakah kadal kuning itu akan kembali”. Kuangkatnya dan kubawanya pulang
kumasukanna kedalam aquarium itu. Ku menatapnya aquarium itu, melihat Beardy
sedang bertengger di batang pohon dalam aquarium itu sambil menatap haru jendela
d sudut kamarku. Mungkin penyesalan itu hadir ketika akhirnya ia kembali dan
tersadar keputusannya untuk pergi meninggalkan aquarium itu adalah hal yang salah,
apalagi huja deras yang mengguyur beberapa saat yang lalu mungkin menghanyutkan
si kadal kuning itu. Nasib Beardy sanagtalah malang, kesenangan itu tak bertahan
lama. Oh My Poor B, Tegaranlah hatimu, setegar muka sangar yang ada pada
wajahmu.

Anda mungkin juga menyukai