Anda di halaman 1dari 4

RESUME NEGOSIASI DAN ADVOKASI BISNIS

“Materi awal sampai akhir”

DISUSUN OLEH
NAMA : NURVIANI
NIM : E 321 18 029

PROGRAMSTUDIAGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
Resume Materi Awal sampai Akhir

Perundingan (Negosiasi)

Negosiasi adalah dialog antara dua atau lebih orang atau pihak yang dimaksud
untuk mencapai hasil yang menguntungkan atas satu atau lebih masalah dimana
ada konflik sehubungan dengan setidaknya satu dari masalah ini. Negosiasi adalah
interaksi dan proses antara entitas yang berkompromi untuk menyepakati hal-hal
yang menjadi kepentingan bersama. Sambil mengoptimalkan aktivitas individu
mereka.

Advokasi (advocacy)

Advokasi (advocacy) adalah suatu bentuk tindakan yang mengarah pada


pembelaan, memberi dukungan, atau rekomendasi berupa dukungan aktif.

Advokasi juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk upaya untuk mempengaruhi
kebijakan publik dengan melakukan berbagai macam pola komunikasi yang
persuasif.

Kata advokasi sering dikaitkan dengan lembaga bantuan hukum yang di dalamnya
melibatkan advokat. Sedangkan advokat adalah ahli hukum yang berwenang
untuk melakukan advokasi atau biasa disebut dengan pengacara.

Advokasi merupakan aksi yang strategis dan terpadu yang dilakukan perorangan
atau kelompok untuk memasukkan suatu masalah ke dalam agenda kebijakan.
Pada akhirnya advokasi bertujuan untuk mengupayakan solusi bagi suatu masalah
melalui penegakan dan penerapan kebijakan publik untuk mengatasi masalah
tersebut.

Negosiator perlu memahami :

- Untuk meningkatkan peluang mereka untuk meningkatkan peluang


mereka untuk menutup transaksi
- Menghindari konflik
- Membangun hubungan dengan pihak lain
- Mendapatkan keuntungan

Hal –hal yang diperhatikan sebelum menjadi negosiator


1. Persiapan Persiapan di sini meliputi pengetahuan kita terhadap persoalan
atau hal yang akan dinegosiasikan. Intinya jangan sampai negosiator tidak
menguasai apa yang akan dia negosiasikan dengan klien. Contoh nyata
misalnya, bernegosiasi dengan pihak sponsorship, maka negosiator terlebih
dahulu paham apa acara yang ingin disponsori sehingga ketika bernegosiasi
negosiator tampak yakin dengan apa yang dia kemukakan dan juga paham
betul tentang desain acara terkait sehingga klien pun tidak akan ragu
menyeponsori acara tersebut
2. Ketahui Tipe Target Negosiator harus mengetahui siapa lawan bicaranya.
Mengetahui dalam hal ini meliputi darimana asal dia bekerja, posisinya apa,
tipe orangnya seperti apa, dan lain sebagainya. Mengetahui tipe target bukan
berarti harus mengenalnya sebelum pertemuan negosiasi, namun bisa juga
dilakukan dengan memanfaatkan jasa internet. Internet memudahkan kita
untuk mengetahui banyak kepribadian orang, meskipun tidak secara spesifik.
Kita bisa mengetahui bagaimana tipe target kita dengan stalking akun twitter
atau facebooknya, bahkan blognya. Mengetahui tipe target ini merupakan
salah satu hal terpenting sebab dengan mengetahui tipenya, maka akan
membantu kita bagaimana bersikap di hadapannya. Selain itu juga akan
membuat kita lebih nyambung dengan obrolan mereka sehingga mampu
menciptakan kedekatan personal. Kedekatan ini diakui atau tidak akan
mempengaruhi keberhasilan negosiasi kita.
3. Banyaklah Mendengar Berbicara seringkali lebih mudah daripada
mendengarkan. Akan tetapi hanya dengan mendengarlah kita akan menjadi
tahu lebih banyak terkait target atau klien kita. Banyak mendengar ketika
melakukan negosiasi adalah hal yang sangat dianjurkan. Hal ini disebabkan
oleh sifat dasar manusia yang memang suka apabila bicaranya didengarkan.
Banyak mendengar akan membuat target atau klien kita merasa dihargai.
Selain itu, kita juga akan tahu apa yang sesungguhnya diinginkan oleh mereka,
apa yang menjadi harapannya, dan tentunya akan lebih tahu banyak info
lainnya. Oleh karena itu, negosiator juga harus menjadi pendengar ulung.
Manfaat lain yang bisa diperoleh dengan mendengar adalah negosiator akan
mengetahui trance word dari target atau kliennya. Trance word sendiri
merupakan pilihan kata yang sering digunakan oleh target atau klien dalam
berbicara. Dengan mengetahui trance word tersebut, negosiator harusnya lebih
mudah menyesuaikan diri dalam berkomunikasi secara verbal dengan cara
mengembalikan trance wordnya atau meniru mengucapkan kata yang sama
yang sering diucapkan oleh klien.
4. Diskusi Bukan Jualan Negosiasi adalah proses berdiskusi. Dalam melakukan
negosiasi jangan berperan layaknya SPG yang mengharuskan produknya
dibeli. Berlakulah seperti dalam diskusi, tidak memaksakan kehendak.
Berusaha memahami target atau klien dan memberinya waktu untuk berpikir.
5. Win-Win Solution Pada intinya, carilah solusi yang sama-sama
menguntungkan kedua belah pihak agar target atau klien tidak kapok
bekerjasama dengan kita.
6. Istirahat Apabila negosiasi tidak kunjung menemukan titik persetujuan,
maka istirahat merupakan pilihan yang tepat. Istirahat ini berfungsi untuk
memberi waktu bagi diri negosiator mengevaluasi kinerjanya sendiri serta
memberi waktu untuk target atau klien berpikir tentang penawaran kita. Selain
itu, istirahat juga berfungsi meminimalisir emosi yang tidak diinginkan karena
terlalu lelah berdiskusi dengan target atau klien.

Anda mungkin juga menyukai