MKJI - JALAN PERKOTAAN & ANTAR KOTA Kirim PDF
MKJI - JALAN PERKOTAAN & ANTAR KOTA Kirim PDF
Segmen Jalan :
•Di antara atau tidak dipengaruhi oleh
simpang utama
•Mempunyai rencana geometrik, arus serta
komposisi lalu lintas yang hampir sama
sepanjang jalan
Segmen Jalan Perkotaan/ Semi Perkotaan:
•Perkembangan permanen dan menerus sepanjang
seluruh atau hampir seluruh jalan
•Jalan di atau dekat pusat perkotaan dengan
penduduk >100.000 jiwa atau <100.000 jiwa, jika
mempunyai perkembangan samping jalan yang
permanen dan menerus
•Karakteristik arus lalu-lintas pada pagi dan sore
hari secara umum lebih tinggi
•Terdapat perubahan komposisi dalam arus lalu
lintas (persentase kendaraan pribadi dan sepeda
motor lebih tinggi daripada truk berat)
•Terdapat kereb
Segmen Jalan Luar Kota:
• Tidak ada perkembangan menerus (yang berarti)
pada setiap sisi jalan
• Karakteristik arus lalu-lintas relatif sama
sepanjang harinya
• Persentase truk berat lebih tinggi daripada jalan
dalam kota
• Biasanya tidak terdapat kereb
• 2/2 UD
• 4/2 UD
Tipe Jalan • 4/2 D
Perkotaan • 6/2 D
• 1/1 s/d 3/1
• 2/2 UD
• 4/2 UD
Tipe Jalan • 4/2 D
Luar Kota • 6/2 D
2. PENGGUNAAN
Analisa Operasional dan Perencanaan
• Menentukan Kinerja segmen jalan (akibat arus lalu lintas
yang ada atau yang diramalkan)
• Menentukan Kapasitas (arus maksimum yang dapat
dilewatkan dengan mempertahankan tingkat kinerja
tertentu)
• Menentukan Lebar Jalan atau Jumlah Lajur
• Memperkirakan Pembuatan Median dan Bahu
• Merupakan Tingkat Analisa yang Paling Rinci
Analisa Perancangan
• Memperkirakan Jumlah Lajur untuk Jalan Rencana
• Data Masukan untuk Nilai Arus berupa LHRT perkiraan
• Data Masukan untuk Rincian Geometri diperkirakan
2. PENGGUNAAN
MKJI – Jalan Perkotaan:
• Analisa operasional, perencanaan dan perancangan jalan
perkotaan
• Tidak memperhitungkan kondisi alinyemen (dianggap lurus/
datar)
• Pada segmen jalan yang tidak dipengaruhi antrian dan/ atau
iringan akibat persimpangan
MKJI – Jalan Luar Kota:
• Analisa operasional, perencanaan dan perancangan jalan luar
kota
• Pada alinyemen datar/ bukit/ gunung; dan pada suatu
kelandaian tertentu
• Pada segmen jalan yang tidak dipengaruhi antrian dan/ atau
iringan akibat persimpangan
3. JARINGAN JALAN PERKOTAAN
Komponen •Segmen jalan
pada analisa •Simpang bersinyal
jaringan •Simpang tak bersinyal
jalan: •Bagian jalinan
Tipe Perhitungan:
• Kecepatan arus bebas, kapasitas lalu-lintas, derajat
kejenuhan, kecepatan pada kondisi arus sesungguhnya,
arus lalu-lintas yang dapat dilewatkan oleh segmen jalan
tertentu
Tingkat Analisa :
• Analisa operasional dan perencanaan serta perancangan
Periode Analisa
• Dilakukan untuk periode satu jam puncak
Kapasitas
Derajat Kejenuhan
Kecepatan
Perilaku lalu-lintas
3. HUBUNGAN KECEPATAN-ARUS-
KERAPATAN
Kondisi Dasar
Standar Kondisi Lebih Baik
Kecepatan (km/jam)
Arus (smp/jam)
4. KARAKTERISTIK GEOMETRIK
Jalan satu-arah
5. PANDUAN REKAYASA LALU-LINTAS
Perencanaan rinci
6. PROSEDUR PERHITUNGAN JALAN PERKOTAAN
LANGKAH A: DATA MASUKAN
A-1
A-1 :: Data
Data Umum
Umum
A-2
A-2 :: Kondisi
Kondisi Geometrik
Geometrik
A-3
A-3 :: Kondisi
Kondisi Lalu-lintas
Lalu-lintas
A-4
A-4 :: Hambatan
Hambatan Samping
Samping
LANGKAH C: KAPASITAS
C-1 : Kapasitas Dasar
C-2 : Faktor Penyesuaian untuk Lebar Jalur Lalu-lintas
Perubahan C-3 : Faktor Penyesuaian untuk Pemisahan Arah
C-4 : Faktor Penyesuaian untuk Kondisi Hambatan Samping
C-5 : Faktor Penyesuaian untuk Ukuran Kota
C-6 : Kapasitas untuk Kondisi Lapangan
Tidak
Akhir Analisa
1. PENDEKATAN UMUM
Prosedur perhitungan pada MKJI secara umum serupa dengan
US HCM 1985/ 1994 yang variabelnya disesuaikan dengan
kondisi di Indonesia.
Tipe Perhitungan:
• Kecepatan arus bebas; kapasitas lalu-lintas; derajat kejenuhan;
kecepatan pada kondisi arus lapangan; derajat iringan (hanya 2/2 UD);
arus lalu-lintas yang dapat dilewatkan oleh segmen jalan tertentu
Tingkat Analisa :
• Analisa operasional dan perencanaan serta perancangan
• Analisa pada segmen alinyemen umum dan kelandaian khusus
Periode Analisa
• Dilakukan untuk periode satu jam puncak untuk menentukan arus serta
kecepatan rata-rata
Jalan Terbagi dan tak terbagi
2. VARIABEL
Arus dan komposisi lalu-lintas
• Arus (Q) mencerminkan komposisi lalu lintas dengan
mengkonversikannya dalam smp menggunakan emp
• Tipe kendaraan:
• LV (light vehicle), MHV (medium heavy vehicle), LB
(large bus), LT (large truck) dan MC (motorcycle)
Kecepatan arus bebas
• Kecepatan pada saat arus = 0
• FVLV Digunakan sebagai kriteria dasar kinerja segmen
jalan
FV = (FVo + FVw) x FFVSF x FFVRC
2. VARIABEL
Kapasitas
• Arus maksimum yang dapat dipertahankan per jam
• Untuk jalan tak terbagi kapasitas merupakan arus dua-
arah
• Untuk jalan terbagi, arus dipisahkan per-arah dan
kapasitas per-lajur
C = Co + FCw x FCSP x FCSF
Kecepatan
• Kecepatan rata-rata ruang kendaraan ringan sepanjang
segmen (V=L/TT)
2. VARIABEL
Derajat Iringan
•Rasio arus kendaraan di dalam peleton
terhadap arus total
Perilaku lalu-lintas
•Indikatornya adalah kecepatan, derajat
kejenuhan dan derajat iringan.
3. HUBUNGAN KECEPATAN-ARUS-KERAPATAN
• 2/2 UD
• 4/2 UD
Tipe jalan • 4/2 D
• 6/2 D
KEADAAN DASAR BERBAGAI TIPE JALAN
Tipe Jalan 2/2 UD 4/2 UD 4/2 D
Lebar jalur total 5 - 11 m 12 - 15 m 12 - 15 m
Jumlah lajur 2 lajur 4 lajur 4 lajur
Lebar jalur efektif 7.0 m 14.0 m 2 x 7.0 m
Lebar bahu efektif (tak diperkeras) 1.5 m 1.5 m 2.0 m (luar+dalam)
Median Tidak ada Tidak ada Ada
Pemisahan arah 50:50 50:50 -
Tipe alinyemen Datar Datar Datar
Guna Lahan (pengembangan samping jalan) Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Kelas hambatan samping Rendah (L) Rendah (L) Rendah (L)
Kelas fungsional jalan Jalan Arteri Jalan Arteri Jalan Arteri
Kelas jarak pandang A A A
5. PANDUAN REKAYASA LALU-LINTAS
Perencanaan jalan luar kota baru
didasarkan pada analisa biaya siklus hidup
dari perencanaan yang paling ekonomis pada
arus lalu lintas tahun dasar yang berbeda.
Pertimbangan lingkungan
5. PANDUAN REKAYASA LALU-LINTAS
Perencanaan rinci harus memenuhi:
•Standar jalan sedapat mungkin tetap sepanjang rute
•Bahu jalan harus rata dan sama tinggi dengan jalur
lalu-lintas (untuk kendaraan berhenti)
•Halangan sebaiknya tidak terletak di bahu jalan
•Persimpangan sedapat mungkin tegak lurus dengan
jalan utama
Kelandaian khusus:
•Pada jalan 2/2 UD untuk alinyemen bukit dan
gunung dengan ruas tanjakan panjang, akan
menguntungkan jika menambah lajur pendakian.
6. PROSEDUR PERHITUNGAN JALAN LUAR KOTA
LANGKAH A: DATA MASUKAN
A-1
A-1 :: Data
Data Umum
Umum
A-2
A-2 :: Kondisi
Kondisi Geometrik
Geometrik
A-3
A-3 :: Kondisi
Kondisi Lalu-lintas
Lalu-lintas
A-4
A-4 :: Hambatan
Hambatan Samping
Samping
LANGKAH C: KAPASITAS
C-1 : Kapasitas Dasar
C-2 : Faktor Penyesuaian untuk Lebar Jalur Lalu-lintas
Perubahan C-3 : Faktor Penyesuaian untuk Pemisahan Arah
C-4 : Faktor Penyesuaian untuk Kondisi Hambatan Samping
C-5 : Kapasitas pada Kondisi Lapangan
C-6 : Kapasitas pada Kelandaian Khusus
Akhir Analisa
TERIMA KASIH