Anda di halaman 1dari 11

1

RESENSI BAB I
BAHASA INDONESIA UNTUK PERGURUAN TINGGI
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

DISUSUN OLEH :

IKA MASTAYANA PURBA 218420237


2

RESENSI BAHASA INDONESIA UNTUK PERGURUAN TINGGI

IDENTITAS BUKU
Judul : Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi
Penulis : Suyatno, Tri Pujiati, Didah Nurhamida, Lutfi Syauki Faznur
Bab : 12 Bab
Penerbit : In Media
Tahun Terbit : 2017
Jumlah Halaman : 148

II. Ikhitisiar Isi Buku
Buku ini berjudul Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi. Sebagai sumber
pengetahuan, pembaca dapat mendalami pelajaran bahasa Indonesia menggunakan
buku ini. Buku ini ditulis oleh Suyatno Tri Pujiati, Didah Nurhamidah, dan Lutfi
Syauki Faznur dengan tujuan agar pembaca dapat lebih efektif dan terampil dalam
berbahasa dan mengapresiasi beberapa karya sastra. Buku ini berisi materi mengenai
beberapa hal berikut:
Bab 1Perkembangan Bahasa Indonesia
Bab 2 Ragam Bahasa
Bab 3 Kata
Bab 4 Notasi Ilmiah
Bab 5 Plagiarism
Bab 6 Resensi
Bab 7 Pemakaian Huruf
Bab 8 Pemakaian tanda baca
Bab 9 Pilihan Kata
3

Bab 10 Kalimat
Bab 11 Kalimat Efektif
Bab 12 Penulisan Karangan

Di sub bab “Kedudukan Bahasa Indonesia” dijelaskan bahwa Bahasa Indonesia


memiliki kedudukan yang penting bagi bangsa Indonesia yang tercemin pada ikrar
Sumpah Pemuda, 20 Oktober 1928, dan UUD 1945 Bab XV Pasal 36. Sebagai bahasa
nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai :
1.      Lambang kebanggaan nasional          3. Alat perhubungan antarbudaya & latar
budayanya
2.      Lambang identitas nasional               4. Alat pemersatu masyrakat yg berbeda
latar budaya

A. Bab 2
Pada bab ini dijelaskan mangenai ragam bahasa. Ragam bahasa tersebut tergantung
dari penuturnya karena di Indonesia ini terdapat banyak logat dan dialeg sesuai
dengan logat masing-masing dari daerahnya. Ragam bahasa dibedakan menjadi
beberapa kategori yaitu dipandang dari jumlah penuturnya , dipandang dari luas
penyebarannya dan dari sisi penggunaanya. Ragam Lisan juga dibedakan menjadi 2
jenis yaitu Ragam lisan dan ragam tulis. Ragam tulis dan lisan terdiri dari ragam baku
dan ragam tidak baku Ragam baku memiliki ciri ciri yaitu mantab, dinamis, cendikia
dan seragam.
Pada bab ini, selain dijelaskan bagaimana bentuk baku dan non baku, dijelaskan pula
bagaimana bahasa yang baik dan benar. Sebuah kata dan kalimat dianggap benar
apabila memenuhi kaidah kaidah yang berlaku, seperti struktur kelengkapan kalimat,
adanya subjek, predikat.

B. Bab 3Kata
Bab ini, dijelaskan secara rinci mengenai ruang lingkup kata. Dimulai dari macam
macam kata dari segi bentuknya, morfem tunggal dan morfem banyak. Dijelaskan
4

pula pembagian kelas kata menjadi verba, adjektiva, nomina, Promina, numeralia,
adverbial, introgativa, demonstrative, artikula, preposisi, konjungsi, Kategori Fatis,
Interjeksi, partikel. Masing masing jenis kata diuraikan secara tuntas dan dalam.
Masing asing penjelaan menguraikan definisi, pengelompokan, dan penggunaan
secara umum dan khusus untuk tiap tiap bentuk kata. Terutama penjelasan tentang
introgativa dan demonstrative yang jarang kita dengar, dijelaskan secara rinci dan
disertakan contoh contohnya. Sub bab yang cukup menarik juga terdapat pada
penjelasan preposisi. Preposisi dikelompokan berdasarkan pembentukan sufiks dan
prefiks di kata preposisi tersebut. Kategori fatis memberikan cakrawala baru
terhadap penggunaan bahasa sehari hari yang ternyata adalah ragam bahasa lisan non
standar. Contoh bentuk fatis adalah kok, deh, dan selamat. Bentuk ini digolongkan ke
dalam kelas kata fatis karena bersifat komunikatif. Bab ini secara jelas dan lengkap
memberikan perbandingan anta bentuk kata beserta penggunaanya yang mirip dan
cara membedakannya.
Bab ini merupakan bab yang paling lengkap dan rinci dan membuka pengetahuan
orang orang pada umumnya tidak memahami apa saja pembentukan kata.

C. Bab 4 Notasi Ilmiah

Kutipan merupakan salah satu hal yang sangat esensial dalam penulisan karya ilmiah.
Dalam penulisan karya ilmiah, baik itu makalah, skripsi, tesis, disertasi maupun
penelitian yang dilakukan oleh seorang penulis sudah tentu mengutip dari buku atau
karya orang lain. prinsip-prinsip yang benar dalam mengutip dari tulisan oranng lain.
Apabila dalam mengutip sebuah karya orang lain ada tulisan yang salah ejaan dari
sumber kutipan, maka sebaiknya biarkan saja apa adanya seperti sumber yang diambil
tersebut. Dalam kutipan diperkenankan menghilangkan bagian-bagian kutipan dengan syarat
bahwa penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna . Dalam bab ini
dijelaskan bagaiman penulsan Footnote, nomor ffotnote, bentuk footnote. Bentuk
footnote yang dijelaskan hanya dua macam cara yang sering digunakan di mayoritas
perguruan tinggi . Bab ini juga menejalskan ibid, op.cit, dan loc.cit. Setelah footnote
5

dijelaskan pula tentang bodynote, endnote, dan daftar pustaka. Daftar pustaka sendiri
adalah bagian penting dan ssyarat mutlak dalam penyusunan karya ilmiah. Adapun
urutan penulisan daftar pustaka adalah: nama penulis titik (.), tahun terbit titik (.), judul
buku yang diberi garis bawah putus-putus atau dicetak miring titik (.), kemudian kota
tempat terbit buku titik dua (:), nama penerbit titik (.).

Bab ini juga memberikan penjelasan penulisan daftar pustaka dimana buku sumber
yang akan disebutkan berupa edisi terjemahan, artikel, karya yang belum
dipublikasikan, Koran atau surat kabar, wawancara dalam bentuk contoh penulisan
daftar pustaka. Bab ini sangat lengkap dan terperinci.

D. Bab 5. Plagiarisme
Plagiat merupakan pengambikan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan
menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat) sendiri, misalnya menerbitkan karya
tulis orang lain atas nama dirinya sendiri. Bab ini memberikan pengertian dan criteria
sutu tindakan disebut plagiarism. Beberapa tindakan lain yang dapat disamakan
dengan plagiarisme karena kesamaan pengertian, kemiripan tindakan, dan
sebagainya, antara lain: meminjam (borrowing), pencurian (theft), pelanggaran
(infringement), pembajakan (piracy), pemalsuan (counterfeiting), pengambilan untuk
diri sendiri (appropriation), mencuri (stealing). Plagiarisme dibedakan menjadi dua
yaitu plagiarisme ide, plagiarisme isi, plagiarisme kata, kalimat dan plagiarisme total.
Pola pola plagiarisem ada dua yaitu Plagiarisme kata demi kata dan plagiarisme
mosaik. Ada pula yang disebut dengan autoplagiarisme yaitu mengambil gagasan
dari karya sendiri yang sudah pernah diterbitkan sebelumnya tanpa mencantumkan
rujukan dan sitasinya. Pada bab ini juga dijelaskan apa saj kategori suatu tindakan
dikatakan sebagi plagiarisme berdasarkan hukum.

E. Bab 6. Resensi
6

Resensi merupakan tulisan yang sisinya memberikan penilaian, mengungkapkan kembali


isi buku, membahas, atau mengkritik buku. Pengertian lain, resensi dapat pula dikatakan
timbangan atas baik atau buruknya sebuah buku. Resensi adalah tulisan ilmiah yang
membahas isi sebuah buku, kelemahan, dan keunggulannya untuk diberitahukan
kepada masyarakat pembaca.  Dalam menulis sebuah resensi hendaklah
menggunakan bahasa yang denotatif karena ingin menyajikan fakta secara ilmiah dan
objektif. Resensi harus menerapkan kaidah Ejaan yang Disempurnakan, pilihan dan
bentukan kata yang tepat, kalimat yang efektif, dan paragraf yang padu dengan
penalaran yang logis.  Ada tiga pola tulisan resensi buku, yaitu meringkas,
menjabarkan, dan mengulas. 
Meresensi buku memiliki bermacam-macam tujuan, diantaranya yaitu menyampaikan
informasi kepada pembaca, berupaya memotivasi pembacanya, memperlihatkan
kualitas buku, dan sebagainya. 

Bagian-bagian yang harus ada di dalam karangan resensi adalah sebagai berikut : 

a) Judul resensi 

b) Identitas Buku

c) Pendahuluan resensi 

d) Isi Pernyataan

e) Penutup

F. Bab7 Pemakaian Huruf


Pada bab ini dijelaskan menegani pemakaian huruf abjad, huruf vocal, huruf konsonan dan
huruf diftong, Gabungan huruf konsonan, pemenggalan kata. Pemakaian huruf capital dan
huruf miring sangalah penting dalam penulisan karya ilmiah. Pemakaina huruf capital
7

terbagi dalam 13 jenis pemakaian. Sedangkan huruf miring adalah Huruf italic ini biasanya
digunakan untuk memberikan penekanan pada sebuah kata. Disamping itu, huruf-
huruf ini juga dipakai untuk menunjukkan istilah atau kata yang berasal dari bahasa
asing. Dalam hal ini huruf bercetak miring pada umumnya dipakai pada pengutipan
judul buku, nama koran, atau media pers. Huruf miring juga biasa digunakan untuk
menegaskan kata atau bagian tertentu dalam kalimat atau penulisan kata-kata yang
bukan merupakan bahasa Indonesia seperti istilah bahasa asing atau bahasa daerah.
Bab ini tidak mencantumkan penggunaan hruf tebal dalam penulisan karya ilmiah.

G. Bab 8 Pemakaian Tanda Baca


Tanda baca adalah tanda yang dipakai dalam sistem ejaan. Tanda baca dapat membantu
pembaca untuk memahami makna tulisan dengan tepat. Bayangkan jika tulisan tanpa
tanda baca, pasti tulisan tersebut membingungkan bagi pembaca. Tanda baca terdiri
atastanda titik, tanda koma, tanda seru, tanda titik koma, tanda titik dua, tanda
hubung, tanda ellipsis, tanda Tanya, tanda kurung, tanda kurung siku, tanda petik,
tanda petik tunggal, tanda garis miring, tanda penyingkat apostrof. Dalam bab ini
diuraikan secara rinci penggunaan masing masing tanda baca.

H. Bab 9 Pilihan Kata atau Diksi


Diksi atau pilihan kata mengandung pengertian upaya atau kemampuan membedakan
secara tepat kata-kata yang memiliki nuansa makna serumpun, dan untuk memilih
kata-kata yang tepat dan cocok untuk situasi tertentu. Da tiga sumber dalam
pemilihan kata yang perlu dipahamai yaitu kamus, thesaurus dan syarat ketepatan
pemilihan kata, gaya bahasa atau idiom. Pada bab ini dijelaskan pula dengan sangat
lengkap mengenai kesalahan pemakaian gabungan kata yang sanagt sering ditemukan
dalam penulisan karya ilmiah. Dan tidak lupa dibarengi dengan perbaikan gabungan
kata kata tersebut dijelaskan secara rinci.

Bab 10 Kalimat
8

Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S)
dan predikat (P) dan intonasi yang menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap
dengan makna. Intonasi final kalimat dalam bahasa tulis dilambangkan dengan tanda
titik, tanda tanya, atau tanda seru. Penjelasan mengenai kalimat terbagi dalam unsure
kalimat, Pola dasar kalimat, jenis kalimat , Kalmat efektif harus memiliki minimal
subjek dan predikat.
Unsur Kalimat
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa Indonesia
lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata, yaitu subjek (S), predikat,
objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). Kalimat bahasa Indonesia baku
sekurang- kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni S dan P. Unsur lain (O, Pel, dan Ket)
dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir dalam suatu kalimat.

Pola Kalimat Dasar


Berdasarkan fungsi dan peran gramatikalnya ada enam tipe kalimat yang dapat
dijadikan model pola kalimat dasar bahasa Indonesia .
Jenis Kalimat
Kalimat dapat dibeda-bedakan menjadi beberapa jenis menurut (a) jumlah klausa
pembentuknya, (b) fungsi isinya, (c) kelengkapan unsurnya, (d) susunan subjek
predikatnya.

Bab 11. Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan penutur/penulis


secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat. Pada bab
ini juga dijelaskan mengenai pola kalimat dasar dan pengertian kalimat efektif, dan
ciri-ciri kalimat efektif.
       Ada beberapa kutipan yang menjelaskan tentang pengertian kalimat diantaranya
yaitu menjelaskan bahwa kalimat ialah satuan bagian ujaran yang didahului dan
9

diikuti oleh kesenyapan sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu
sudah lengkap. [1] unsur sebuah kalimat tyang terdiri subjek, predikat, objek, dan
keterangan ini dapat menjadi sebuah acuan atau patron dalam membuat sebuah
kalimat. Disini juga dijelaskan mengenai kalimat efektif dan ciri-cirinya yang terdiri
dari : kesepadanan, keparelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan juga
kelogisan. Materi yang disampaikan sangatlah jelas dan lengkap mengenai Kalimat,
unsur-unsur mengenai kalimat, dan juga kalimat efektif , disini juga dikasih beberapa
contoh mengenai materi yang dijelaskan sehingga memudahkan mahasiswa dapat
memahami materi yang dipaparkan di buku tersebut. Bahkan dalam buku ini
diberikan penjabaran kasus kasu kalimat tidak efektif sehingga memudahkan kita
memahami contoh langsungnya.

Bab 12 Penulisan Karangan


Bab ini mengulas seputar ruang lingkup karangan. Dimulai dari pengertian
mengarang dan karangan, penggolangan karangan menurut isinya, dan penggolongan
karangan menurut cara penyajiaannya dan tujuan penyampaiannya. Penggolangan
karangan menurut bobot isinya yaitu karangan ilmiah, semi ilmiah, dan non ilmiah.
Krangan ilmiah dan non ilmiah memiliki batasan batasan yang jelas dapat dilihat dari
isi maupun teknik penulisannya. Ada tiga ciri karangan ilmiah. Pertama, karagan
ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual
objektif berarti faktanya sesuai dengan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan
dengan pengamatan atau empiris. Objektif juga mengandung pengertian adanya sikap
jujur dan tidak memihak, serta memakai ukuran umum dalam menilai sesuatu,
bukanukuran yang subjektif.
Berbeda dengan tulisan ilmiah, sumber tulisan nonilmiah dapat berupa sesuatu yang
abstrak dan subjektif, seperti ilusi, imajinasi, atau emosi. Unsur subjektif tersebut itu
pulalah yang menjadikan tulisan nonilmiah sangat subjektif atau hanya berlaku untuk
orang tertentu saja (tidak umum).
Penggolongan Karangan Menurut Cara Penyajian dan Tujuan Penyampaiannya
10

Berdasarkan cara penyajian dan tujuan penyampaiannya, karangan dapat dibedakan


atas enam jenis, yaitu:
Deskripsi (perian)
Narasi (kiasan)
Eksposisi (paparan)
Argumentasi (bahasan)
Persuasi (ajakan)
Campuran/kombinasi

Kelebihan Buku :
1.      Materi yang disampaikan pada buku ini sangat jelas dan juga mudah untuk
dipahami oleh para pembaca, khususnya untuk mahasiswa.
2.      Materi yang disampaikan menggunakan bahasa yang lugas dan mudah
dimengerti.
3.      Mampu memberikan informasi tentang cara menulis karya ilmiah yang baik dan
benar dan kelak akan berguna bagi mahasiswa untuk menghadapi tugas akhir.
4.      Kertas yang digunakan menggunakan kualitas yang bagus, bukan dari kertas
yang berasal dari daur ulang sehingga kualitas yang dihasilkan tidak bagus.

Buku ini memiliki keunggulan dalam penulisan dan pemilihan kalimatnya yang
efektif, serta isinya yang sangat berguna kaitannya dalam mempelajari tata cara
berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Kelemahan dari buku ini adalah materi-
materi yang disampaikan masih terbilang sulit dipahami, khususnya oleh kalangan
pelajar.
Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia sangat disarankan untuk pengajar maupun
pelajar, guna memberi gambaran dan koreksi dalam mempelajari tata cara berbahasa
Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan konteksnya.
11

Buku ini sangat besar manfaatnya dalam dunia kebahasaan dan sangat membantu kita
kaitannya dalam mempelajari tata cara berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
Kekurangan Buku
1.      Buku yang terlalu tipis, tetapi menjelaskan materi yang begitu banyak.
Menyebabkan penyampaian materi tersebut disampaikan dengan singkat tanpa
dilengkapi detail-detail dari tiap bab ataupun contoh-contoh materi.
2.      Tidak adanya latihan soal yang dapat mengasah kemampuan dari mahasiswa dan
mahasiswi yang mempelajari buku ini.
3.      Tujuan penulis dijelaskan disini hanya dari sisi kegunaan bukunya, tapi tidak
adanya tujuan dari materi buku yang ditulis ini.

Kesimpulan
Secara keseluruhan, buku ini layak digunakan oleh para mahasiswa dan mahasiswi
sebagai referensi atau pedoman mata kuliah bahasa Indonesia. Materi dari buku ini
juga sudah merupakan materi terbaru yang sesuai dengan bahasa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai