Anda di halaman 1dari 12

POMPA TORAK

Oleh : Sidiq Adhi Darmawan

A. PENDAHULUAN
Pompa adalah peralatan mekanik yang digunakan untuk memindahkan fluida
incompressible ( tak mampu mampat ) dengan prinsip membangkitkan beda tekanan antara
sisi masuk ( suction ) dengan sisi keluar ( discharge ), dalam mentransferkan fluida tersebut
pompa membutuhkan sistem pemipaan sebagai sarana transportasinya.

Berdasarkan prinsip kerjanya, pompa secara garis besar dibedakan menjadi dua macam
yaitu :

1. Positif Displacement Pump ( Pompa Perpindahan Positif )


Prinsip kerjanya yaitu energi ditambahkan secara periodik oleh suatu gaya yang
dikenakan pada satu atau lebih batas sistem yang dapat bergerak. Yang termasuk jenis
pompa ini adalah :

a. Pompa Torak ( Reciprocating Pump )

Gambar 1. Pompa Torak ( Reciprocating Pump )

b. Pompa Rotary

Gambar 2. Pompa Rotary

Sidiq Adhi Darmawan – Universitas Sebelas Maret


c. Pompa Diafragma

Gambar 3. Pompa Diafragma

2. Pompa Dinamik ( Non Positif Displacement )

Merupakan pompa dengan ruang kerja yang tidak berubah – ubah saat pompa bekerja.
Energi yang diberikan kepada fluida adalah energi kecepatan, sehingga fluida yang
berpindah karena karena adanya perubahan kecepatan yang kemudian diubah lagi menjadi
energi dinamis di dalam rumah pompa itu sendiri. Pada sisi keluar pompa terjadi
penurunan kecepatan karena kecepatan ini diubah menjadi energi tekan

Yang termasuk jenis pompa perpindahan non positif ini adalah pompa sentrifugal.

Gambar 4. Pompa Sentrifugal

Sidiq Adhi Darmawan – Universitas Sebelas Maret


B. KOMPONEN POMPA TORAK

Gambar 5. Komponen Pompa Torak

Adapun komponen pada pompa torak antara lain :

1. Piston / plunger berfungsi untuk mengisap fluida ke dalam selinder dan menekannya
kembali keluar selinder.

2. Batang piston berfungsi sebagai penerus tenaga gerak dari mesin ke piston.

3. Mur piston berfungsi untuk mengikat piston pada batang piston.

4. Ring / seal berfungsi untuk mencegah kebocoran fluida dari dalam selinder.

5. Selinder berfungsi sebagai tempat pergerakan piston dan tempat penampungan sementara
fluida akibat langkah hisap sebelum dikeluarkan melalui katup buang.

6. Selinder liner berfungsi sebagai pelapis selinder bagian dalam yang harus mempunyai
permukaan yang halus guna memperlancar gerak piston.

7. Packing berfungsi sebagai pencegah kebocoran fluida dari dalam selinder.

8. Perapat packing berfungsi sebagai penekan supaya packing tetap pada posisinya sewaktu
batang piston bergerak.

9. Katup Isap berfungsi untuk mengatur pemasukan dan penutupan fluida padasaat piston
langkah isap

10. Katup buang berfungsi untuk mencegah kembalinya fluida dari ruang outlet ke dalam
selinder pada saat piston melakukkan langkah tekan.
Sidiq Adhi Darmawan – Universitas Sebelas Maret
C. PRINSIP KERJA POMPA TORAK ( RECIPROCATING PUMP )

Pada pompa torak ada yang terdiri dari pompa torak kerja tunggal dan pompa torak kerja
ganda.

a. Pompa Torak Kerja Tunggal


Pompa torak kerja tunggal ini, kerja piston hanya pada satu sisi saja sehingga disebut kerja
tunggal. Dalam satu siklus operasi hanya terjadi satu kali langkah isap dan satu kali langkah
tekan. Torak memiliki kecepatan yang tidak tetap sehingga aliran pemompaan fluida
menjadi tidak teratur. Pada awal dan akhir langkah piston yaitu pada titik mati, maka piston
akan berhenti sebentar dan akan mempunya kecepatan tinggi pada bagian tengah langkah.

Gambar 6. Pompa Torak Kerja Tunggal

. Prinsip kerjanya pompa torak kerja tunggal sebagai berikut :

 Pada Langkah Isap


Pada langkah isap yaitu torak bergerak menjauhi katup, sehingga tekanan di dalam
selinder menjadi turun. Hal ini akan menyebabkan perbedaan tekanan yang besar
antara bagian di dalam selinder dengan bagian luar selinder, sehingga memaksa katup
isap terbuka dan zat cairan kemudian terhisap masuk ke dalam selinder dikarenakan
tekanan di dalam selinder lebih rendah daripada di luar selinder.
 Langkah Buang ( Tekan )
Apabila torak telah sampai pada akhir langkah isap, maka torak akan melakukan
langkah buang ( tekan ), yaitu torak mulai bergerak menuju katup dan menyebabkan
katup isap menutup kembali, zat cair yang telah masuk selinder tadi akan di dorong
torak menuju ke katup buang. Akibat dari langkah buang itu menyebabkan tekanan di

Sidiq Adhi Darmawan – Universitas Sebelas Maret


dalam selinder menjadi naik, sehingga mampu memaksa katup buang untuk terbuka.
Selanjutnya zat cair akan mengalir ke luar selinder melalui katup buang dengan
dorongan torak yang menuju katup sampai akhir langkah buang. Langkah isap dan
buang tersebut akan terjadi secara terus menerus selama pompa beroperasi.

b. Pompa Torak Kerja Ganda


Pada pompa torak kerja ganda ini memiliki satu buah piston, satu silinder, dua katup isap
dan dua katup buang. Pada operasinya setiap langkah piston melakukan penghisapan dan
penekanan fluida. Pada langkah mundur, sisi bagian kiri piston akan menekan fluida ke
outlet ( katup buang ), sedangkan pada sisi bagian kanan piston akan menghisap fluida dari
sisi inlet ( katup isap ), dan begitupula sebaliknya apabila piston melakukan langkah maju.
Karena kedua sisi piston bekerja secara bersamaan maka disebut kerja ganda yang
menghasilkan aliran fluida merata dengan kapasitas yang lebih kontinue, teratur dan lebih
besar dari pada pompa kerja tunggal.

Gambar 6. Pompa Kerja Ganda

Secara jelas sistem kerjanya sebagai berikut :

 Piston bergerak mundur / kekiri


- Katup buang sisi kanan piston tertutup rapat, sedangkan katup buang sisi kiri piston
terbuka sehingga fluida bagian kiri piston menuju ke ruang outlet dan keluar melalui
pipa penyalur.
- Katup isap kiri tertutup rapat, sedangkan tekanan di ruang selinder kanan
menurun sehingga terjadi isapan dan membuat katup isap kanan terbuka kemudian
fluida mengalir masuk ke selinder bagian kanan piston.

Sidiq Adhi Darmawan – Universitas Sebelas Maret


 Piston bergerak maju/ kekanan,
- Katup buang kiri selinder tertutup rapat, sedangkan tekanan ruang bagian kanan
selinder meningkat membuat katup buang kanan terbuka sehingga fluida mengalir ke
ruang outlet dan keluar pompa melalui pipa penyalur.
- Katup isap kanan tertutup rapat, sedangkan tekanan ruang selinder kiri menurun
sehingga terjadi isapan membuat katup isap kiri terbuka dan fluida masuk ke ruang
selinder bagian kiri piston, dan selanjutnya piston bergerak mundur – maju secara
berkelanjutan.

D. APLIKASI POMPA TORAK


Pompa torak biasanya digunakan untuk penanganan sistem yang membutuhkan tekanan besar
( head yang besar ) dan kapasitas yang rendah. Salah satu pengaplikasian pompa torak pada

F. DASAR PERHITUNGAN POMPA TORAK

F.1 Perhitungan Kapasitas

1. Pompa Torak Kerja Tunggal

Pompa torak kerja tunggal ini, kerja piston hanya pada satu sisi saja sehingga disebut
kerja tunggal. Dalam satu siklus operasi hanya terjadi satu kali langkah isap dan satu
kali langkah tekan. Torak memiliki kecepatan yang tidak tetap sehingga aliran
pemompaan fluida menjadi tidak teratur.

Oleh karena itu volume fluida yang dialirkan dapat dihitung dengan rumus :

Volume :

𝜋
𝑉= . 𝐷2. 𝑆 ( m3 )
4

Sidiq Adhi Darmawan – Universitas Sebelas Maret


Bila pompa digerakkan oleh penggerak mula yang mempunyai jumlah putaran “n”
maka kapasitas teoritis fluida yang dihasilkan sebesar :

Kapasitas teoritis:

𝜋
𝑄= . 𝐷 2 . 𝑆. 𝑛 ( m3/menit ) atau
4

𝜋. 𝐷 2 . 𝑠. 𝑛
𝑄= ( m3/detik)
240

Karena adanya kebocoran, gesekan, sudut mati, dan kavitasi maka timbul kerugian
volume, jadi kapasitas sesungguhnya disebut kapasitas efektik.

Kapasitas efektif dirumuskan :

𝑄𝑒 = 𝜂𝑣 . 𝑄

Dimana :
Q = Kapasitas teoritis pompa ( m3/detik)
Qe = Kapasitas efektif pompa ( m3/detik)
D = Diameter piston / plunger (m)
S = Langkah gerak piston (m)
n = Putaran mesin penggerak ( rpm )

𝜂v = Efisiensi volumetrik (%)

2. Pompa Torak Kerja Ganda

Pada pompa torak kerja ganda ini memiliki satu buah piston, satu silinder, dua katup
isap dan dua katup buang. Pada operasinya setiap langkah piston melakukan
penghisapan dan penekanan fluida. Pada langkah mundur, sisi bagian kiri piston akan
menekan fluida ke outlet ( katup buang ), sedangkan pada sisi bagian kanan piston
akan menghisap fluida dari sisi inlet ( katup isap ), dan begitupula sebaliknya apabila
piston melakukan langkah maju. Karena kedua sisi piston bekerja secara bersamaan
maka disebut kerja ganda yang menghasilkan aliran fluida merata dengan kapasitas
yang lebih kontinue, teratur dan lebih besar dari pada pompa kerja tunggal.

Sidiq Adhi Darmawan – Universitas Sebelas Maret


Dalam satu siklus operasi, volume fluida yang dialirkan ke outlet adalah :

𝜋
Volume langkah maju 𝑉= . 𝐷2. 𝑆 ( m3 )
4

𝜋 𝜋
Volume langkah mundur 𝑉= . 𝐷2. 𝑆 − . 𝑑2 . 𝑆 ( m3 )
4 4

Bila pompa digerakkan oleh mesin yang mempunyai putaran “n”, maka kapasitas
pompa :

𝜋
Kapasitas langkah maju 𝑄𝑚𝑗 = . 𝐷2. 𝑆 . 𝑛 ( m3/menit)
4

𝜋
Kapasitas langkah mundur 𝑄𝑚𝑑 = . (𝐷 2 − 𝑑 2 ). 𝑆 . 𝑛 ( m3/menit)
4

Jadi kapasitas teoritis pompa torak kerja ganda :

𝑄 = 𝑄𝑚𝑗 + 𝑄𝑚𝑑

𝜋
𝑄= . (2𝐷 2 − 𝑑 2 ). 𝑆 . 𝑛 ( m3/menit) atau
4

𝜋.(2𝐷 2 − 𝑑 2 ).𝑆 .𝑛
𝑄= ( m3/detik)
240

Karena adanya kebocoran, gesekan, sudut mati, dan kavitasi maka timbul kerugian
volume, jadi kapasitas sesungguhnya disebut kapasitas efektik.

Kapasitas efektif dirumuskan :

𝑄𝑒 = 𝜂𝑣 . 𝑄

Sidiq Adhi Darmawan – Universitas Sebelas Maret


Dimana :
Q = Kapasitas teoritis pompa ( m3/detik)
Qe = Kapasitas efektif pompa ( m3/detik)
D = Diameter selinder (m)
d = Diameter piston / plunger (m)
S = Langkah gerak piston (m)
n = Putaran mesin penggerak ( rpm )

𝜂v = Efisiensi volumetrik (%)

3. Pompa Differensial

Pompa diferensial ini merupakan gabungan antara pompa kerja tunggal dan pompa
kerja ganda, dimana aliran fluida ( kapasitas ) lebih stabil sama seperti pompa kerja
tunggal.

Perhitungan Kapasitas berdasarkan prinsip kerjanya :

 Piston Bergerak Ke Kanan


a. Ruang kiri piston terjadi pengisapan fluida, volume fluida yang terhisap ,asuk ke
dalam selinder sebesar :

𝜋
𝑉𝑖 = . 𝐷2. 𝑆 ( m3 )
4

Sidiq Adhi Darmawan – Universitas Sebelas Maret


b. Ruang kanan piston terjadi penekanan sehingga volume fluida yang mengalir keluar
sebesar :

𝜋 𝜋
𝑉𝑡𝑘𝑛 = 𝑉 = . 𝐷2. 𝑆 − . 𝑑2 . 𝑆 ( m3 )
4 4

 Piston Bergerak ke Kiri


a. Fluida di ruang kiri piston ditekan sehingga mengalir ke ruang piston bagian kanan
dan sebagian keluar pompa. Besarnya volumr fluida yang tertekan yaitu :
𝜋
𝑉𝑡 = . 𝐷2 . 𝑆 ( m3 )
4

Volume fluida yang masuk ke ruang kanan sebesar :

𝜋 𝜋
𝑉𝑘𝑛 = 𝑉 = . 𝐷2 . 𝑆 − . 𝑑2 . 𝑆 ( m3 )
4 4

b. Volume keluar pompa sebesar :

𝜋
𝑉𝑡𝑘𝑟 = 𝑉𝑡 − 𝑉𝑘𝑛 = . 𝐷2. 𝑆 ( m3 )
4

Dalam satu siklus gerak piston, volume fluida yang keluar pompa adalah :

𝜋 𝜋 𝜋
𝑉 = 𝑉𝑡𝑘𝑛 + 𝑉𝑡𝑘𝑟 = . 𝐷2 . 𝑆 − 4 . 𝑑2 . 𝑆 + . 𝑑2 . 𝑆
4 4

𝜋
𝑉= . 𝐷2. 𝑆 ( m3 )
4

Bila putaran mesin penggerak adalah “n” maka kapasitas pompa diferensial sama
dengan kapasitas pompa torak kerja tunggal yaitu sebesar :

𝜋. 𝐷 2 . 𝑠. 𝑛
Kapasitas teoritis pompa deferensial : 𝑄= ( m3/detik)
240

Kapasitas efektif pompa deferensial : 𝑄𝑒 = 𝜂𝑣 . 𝑄 ( m3/detik)

Dimana :
Q = Kapasitas teoritis pompa ( m3/detik)
Qe = Kapasitas efektif pompa ( m3/detik)
D = Diameter piston / plunger (m)
S = Langkah gerak piston (m)
n = Putaran mesin penggerak ( rpm )

𝜂v = Efisiensi volumetrik (%)


Sidiq Adhi Darmawan – Universitas Sebelas Maret
Daya Pompa Torak

Dalam proses pemindahan fluida maka dibutuhkan suatu usaha baik secara manual
maupun dengan menggunakan permesinan.

 Usaha adalah merupakan perkalian gaya dan jarak yang dapat dirumuskan sebagai
berikut :

U = F x S = G x Ht
Dimana :

G adalah gaya berat fluida, G = V . 𝜌 . g (N)


Ht adalah tinggi total dan sering dikenal dengan Hman = H + Hl

 Daya adalah kemampuan melakukan usaha setiap detik yang dirumuskan :


𝐹.𝑆 𝐺.𝐻𝑡 𝑉.𝜌.𝑔.(𝐻+𝐻𝑙)
𝑁= = = ( watt )
𝑡 𝑡 𝑡
𝑉.𝜌
Kapasitas = , dengan mensubtitusikan harga kapasitas pompa torak kerja tunggal
𝑡

dan ganda ke persamaan di atas maka di dapatkan daya pompa torak sebagai berikut :

Daya Pompa Tunggal :


𝜋. 𝐷2 .𝑠 .𝑛 .𝜌 .𝑔 .(𝐻+𝐻𝑙)
𝑁= ( watt )
240

Daya Pompa Ganda :


2 2
𝜋. (2𝐷 −𝑑 ).𝑠 .𝑛 .𝜌 .𝑔 .(𝐻+𝐻𝑙)
𝑁= ( watt )
240

Karena adanya faktor gesekan antara komponen pompa maka daya yang dibutuhkan
untuk menggerakkan pompa disebut daya penggerak pompa.

Besarnya daya penggerak pompa :


𝑁
𝑁𝑝 =
𝜂𝑚
Dimana :
N = Daya pompa torak ( watt )
Ne = Daya penggerak pompa ( watt )
D = Diameter piston / plunger (m)
d = Diameter batang piston (m)

Sidiq Adhi Darmawan – Universitas Sebelas Maret


Sidiq Adhi Darmawan – Universitas Sebelas Maret

Anda mungkin juga menyukai