Anda di halaman 1dari 50

Laporan Praktik Industri

PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di era globalisasi seperti sekarang ini persaingan dalam dunia kerja semakin
ketat. Bertambahnya jumlah penduduk yang juga disertai dengan berkembangnya
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang pesat membuat kita untuk lebih membuka
diri dalam menerima perubahan-perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan
dan perkembangan tersebut.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah salah satu tantangan
globalisasi yang harus dihadapi oleh masyarakat Indonesia. MEA merupakan
bentuk integrasi ekonomi ASEAN dimana terbentuknya sistem perdagangan
bebas antara negara-negara ASEAN. Seiring berkembangnya Masyarakat
Ekonomi ASEAN, mengakibatkan banyak unsur asing yang datang ke Indonesia
di berbagai bidang, serta tenaga kerja asing juga dapat bebas masuk dan bekerja di
Indonesia. Dalam menghadapi MEA tersebut, maka setiap masyarakat atau
sumber daya manusia (SDM) dituntut untuk memiliki kualitas sumber daya yang
profesional, berkualitas, dan memiliki potensi agar dapat bersaing dengan individu
lainnya dalam dunia kerja.
Universitas Negeri Malang salah satunya adalah Fakultas Teknik Mesin
Program Studi S1 Teknik Mesin yang mempersiapkan mahasiswanya dengan
bekal teori dan praktik yang memadai memiliki peran penting untuk menghasilkan
lulusan yang dapat memiliki andil besar di suatu instansi perusahaan atau
memberi peluang kerja bagi masyarakat luas.
Salah satu upaya yang dilakukan Universitas Negeri Malang adalah dengan
meningkatkan mutu pendidikan melalui pemberian mata kuliah yang relevan
dengan kondisi yang dibutuhkan di industri, salah satunya adalah mata kuliah
Praktik Industri (PI). Kegiatan praktek industri adalah salah satu bagian dari
kurikulum perkuliahan program S1 Fakultas Teknik.
Perguruan tinggi merupakan suatu institusi pendidikan yang memiliki peran
dalam upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu,
perguruan tinggi diharapkan mampu untuk mencetak sarjana-sarjana yang
sanggup menguasai ilmu pengetahuan secara teoritis maupun aplikatif. Sebagai
salah satu lembaga pendidikan di Indonesia, Universitas Negeri Malang memiliki

MECHANICAL ENGINEERING 1
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

sistem pendidikan yang menitikberatkan pada praktik dan teori, yang diharapkan
mampu mencetak sarjana-sarjana profesional yang siap kerja sesuai dengan
bidang keahliannya.
Praktik Industri (PI) merupakan suatu syarat kelulusan yang wajib ditempuh
oleh mahasiswa S1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Malang. Praktik Industri (PI) itu sendiri merupakan penerapan seorang mahasiswa
maupun mahasiswi pada dunia kerja yang sesungguhnya yang bertujuan untuk
mengembangkan keterampilan dan etika pekerjaan, serta untuk mendapatkan
kesempatan dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang ada
kaitannya dengan meteri-materi perkuliahan. Selain untuk memenuhi kewajiban
akademik, kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi jembatan penghubung
antara dunia kerja dengan dunia pendidikan serta dapat menambah wawasan
tentang dunia kerja.
Praktikan memilih PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu sebagai tempat PI
dengan alasan, PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu merupakan perusahaan
Badan Usaha Milik Negara yang terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang
minyak dan gas bumi. Lingkup kerja di PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu
mencakup proses eksplorasi dan eksploitasi, yang mana kegiatan kerjanya
meliputi antara lain survei geologi, seismik, pengeboran, reopening, simulasi
KUPL (Kerja Ulang Pindah Lapisan), serta reparasi atau perbaikan. Selama
melaksanakan Kerja Praktik Lapangan atau Praktik Industri (PI) di PT. Pertamina
EP Asset 4 Field Cepu, praktikan ditempatkan di fungsi Reliability Avaibility and
Maintenance (RAM).
Fungsi RAM (Reliability Avaibility and Maintenance) merupakan salah satu
fungsi di PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu yang bertugas dalam melakukan
penjadwalan aktivitas pemeliharaan dan perbaikan seluruh peralatan yang
digunakan dalam proses produksi migas agar dapat berjalan dengan maksimal
serta produktif. Peralatan-peralatan dan fasilitas produksi yang menjadi perhatian
antara lain Crude Oil Tank, Separator, Scrubber, Header Manifold, Gas Turbine
Generator, Line Piping, Trunkline, Flowline, Vessel, Genset, Pumping Unit,
Steamer Unit, Pump, Valve, Flushing Unit, Vacuum Truck, Boiler, Kompresor,
Hoist, Dozer, Grader, Forklift, Loader, Excavator, dan angkutan berat.
Seluruh fasilitas dan peralatan-peralatan produksi tersebut harus selalu

MECHANICAL ENGINEERING 2
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

terjaga performanya agar kegiatan eksplorasi, eksploitasi, hingga produksi


menjadi lebih efektif dan efisien, sehingga meminimalkan losses atau kerugian
yang ditimbulkan dan didapatkan hasil akhir dengan tingkat produktivitas yang
tinggi.
Tingginya tingkat produktivitas akan menjamin ketersediaan energi nasional
tetap aman, alhasil krisis energi dapat dihindari. Salah satu langkah yang dapat
dilakukan dalam menjaga performa selain perbaikan, perawatan berkala, dan
pemeliharaan adalah dengan melakukan studi kasus, pengkajian atau penelitian.
Studi kasus guna meningkatkan efisiensi menjadi penting dilakukan karena data
hasil pengujian dapat digunakan sebagai tolok ukur dan referensi dalam
menunjang proses kegiatan produksi. Salah satu fasilitas dan peralatan produksi
yang penting untuk dilakukan studi kasus dan pengkajian adalah Pompa, yang
beroperasi di wilayah kerja PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu SP III
Semanggi.
Pada industri proses, termasuk industri pemrosesan migas alam seperti PT.
Pertamina EP Asset 4 Field Cepu ini, sering dijumpai adanya kebutuhan untuk
mengalirkan minyak dan air proses menuju tempat atau storage dari minyak dan
air. Usaha mengalirkan minyak dan air tersebut dapat dicapai menggunakan
pompa. Pompa adalah suatu peralatan mekanik yang digerakkan oleh tenaga
mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat
yang lain, dimana fluida tersebut hanya mengalir apabila terjadi perbedaan
tekanan. Industri proses seperti SP (Stasiun Pengumpul) III Semanggi memiliki
beberapa pompa yang berfungsi untuk mengalirkan minyak dan air menuju tempat
penyimpanan. Salah satu pompa yang dijumpai dalam Industri ini adalah pompa
reciprocating jenis pompa piston.
Pompa piston merupakan pompa yang memanfaatkan gerakan maju dan
mundurnya piston sebagai masuk kelurnya fluida. Fluida masuk melalui katup
isap (suction valve) dan kemudian ditekan oleh piston, sehingga tekanan statis
fluida naik dan sanggup mengalirkan fluida keluar melalui katup tekan (discharge
valve).
Pompa yang dibahas pada laporan kerja praktik ini adalah pompa Pompa
Reciprocating jenis pompa piston merk Gardner-Denver model FXD-172 (SP3-
PA-2) yang mampu memompa air dan minyak sebesar 0,0027m2/s dari SP III

MECHANICAL ENGINEERING 3
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

Semanggi menuju District 2 Nglobo. Pompa piston tersebut bekerja 3 jam dalam
sehari. Untuk kebutuhan operasi pompa piston , terdapat beberapa parameter yang
harus dijaga kualitasnya di samping jumlah minyak dan air yang dialirkan.
Beberapa parameter tersebut diantaranya, putaran rpm gas engine, putaran rpm
pompa, tekanan pompa dan efisiensi pompa. Efisiensi adalah suatu tingkatan
kemampuan kerja dari suatu alat. Sedangkan efisiensi pompa adalah prestasi kerja
atau performasi tingkat unjuk kerja pompa yang didapatkan dari perbandingan
antara energi yang dipindahkan ke atau diserap oleh fluida kerja di dalam pompa
dengan masukan energi kimia dari bahan bakar gas engine.
Berdasar pokok permasalahan tersebut maka dapat dilakukan studi kasus
yang terkait dengan nilai dan tingkat efisiensi Pompa Reciprocating jenis Pompa
Piston dengan judul:
“PERHITUNGAN EFISIENSI POMPA RECIPROCATING
GARDNER-DENVER MODEL FXD-172 (SP3-PA-2) DI SP III SEMANGGI
PT. PERTAMINA EP ASSET 4 FIELD CEPU”

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan pemaparan dalam latar belakang tersebut, dapat ditarik
perumusan masalah yang akan dikaji sebagai berikut.
1. Bagaimanakah profil PT. Pertamina EP ?
2. Bagaimanakah profil PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu ?
3. Bagaimanakah tinjauan teknis pengoperasian Reciprocating (SP3-PA-2) yang
sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) untuk memperoleh hasil
optimal ?
4. Bagaimanakah teori yang terkait, serta prinsip perhitungan headlosses
(kerugian aliran) dan pump head (kemampuan aliran pompa menyuplai
minyak) Pompa Reciprocating (SP3-PA-2) SP III Semanggi ?
5. Bagaimanakah analisa headlosses (kerugian aliran) dan pump head
(kemampuan aliran pompa menyuplai minyak) Pompa Reciprocating (SP3-PA-
2) SP III Semanggi ?
6. Bagaimanakah efisiensi Pompa Reciprocating (SP3-PA-2) SP III Semanggi ?

MECHANICAL ENGINEERING 4
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

1.3. Batasan Masalah


Batasan masalah ini bertujuan untuk memberi ruang lingkup terhadap
pembahasan dalam studi kasus. Adapun batasan masalah dalam studi kasus adalah
sebagai berikut.
1. Program kegiatan praktik industri di PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu
dilakukan pada fungsi mechanical Reliability, Avaibility, and Maintenance
(RAM).
2. Pompa yang digunakan dalam studi pengkajian perhitungan headlosses dan
pump head adalah Pompa Reciprocating Gardner-Denver model FXD-172
(SP3-PA-2) yang beroperasi di wilayah kerja PT. Pertamina EP Asset 4 Field
Cepu SP III Semanggi.
3. Beberapa data tidak tersedia sehingga digunakan asumsi yang bersumber dari
buku dan jurnal.
4. Perhitungan dilakukan sebanyak 2 (dua) kali dengan mengambil data pada
rentang 2 Minggu per bulan Juni 2019.

1.4. Manfaat
Secara garis besar manfaat terbagi atas lingkup studi kasus dan lingkup
Praktik Industri, yang diharapkan berguna dan menjadi terobosan bagi semua
pihak. Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut.
1. Bagi Mahasiswa
a. Sebagai sarana untuk memperoleh pengalaman awal, melatih keterampilan,
sikap serta pola bertindak di dalam lingkungan kerja perusahaan yang
sesungguhnya.
b. Sebagai media untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat selama
berada di bangku kuliah terutama di bidang teknik mesin, serta sebagai wahana
wujud pengabdian diri terhadap kemajuan perusahaan dalam bentuk penerapan
teori dan aplikasi teknologi.
c. Sebagai syarat kelulusan mata kuliah Praktik Industri dari program S1 Teknik
Mesin Universitas Negeri Malang.

MECHANICAL ENGINEERING 5
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

2. Bagi Universitas Negeri Malang


a. Terjalinnya hubungan kerjasama antara Universitas Negeri Malang dengan PT.
Pertamina EP Asset 4 Field Cepu.
b. Dapat diketahui korelasi antara ilmu yang diberikan di bangku kuliah dengan
kondisi aktual di industri.
c. Sebagai bahan evaluasi di bidang akademik khususnya untuk perbaikan
kurikulum.
d. Mempromosikan keberadaan Universitas Negeri Malang di tengah-tengah
dunia kerja khususnya instansi bahan bakar minyak dan gas, sehingga dapat
mengantisipasi kebutuhan dunia kerja akan sumber daya manusia yang
profesional dan kompeten di bidang masing-masing.

3. Bagi PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu


a. Menjalin hubungan kerjasama dalam bidang pendidikan dengan institusi
sebagai badan penelitian.
b. Memberikan informasi dan data literatur dari hasil pengkajian studi kasus nilai
efisiensi Pompa Reciprocating di SP III Semanggi.
c. Data hasil uji dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam meningkatkan efisiensi
kinerja Pompa Reciprocating di SP III Semanggi agar diperoleh nilai
produktivitas maksimal dan losses minimal.

1.5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


1.5.1. Waktu pelaksanaan
Waktu pelaksanaan Praktik Industri dengan ketentuan jam kerja mahasiswa
peserta Praktik Industri adalah sama dengan jam kerja perhari karyawan di tempat
Praktik Industri. Sedangkan lama pelaksanaan Praktik Industri dilaksanakan
selama 5 Minggu pada liburan semester genap, yaitu mulai tanggal 10 Juni 2019
sampai dengan tanggal 10 Juli 2019. Akan tetapi keputusan yang diambil
mengenai jadwal dimulai dan berakhirnya Paktik Industri ini seluruhnya diberikan
kepada pihak PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu.
1.5.2. Tempat Pelaksanaan
Praktik Industri akan dilaksanakan di:
Nama Perusahaan : PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu.

MECHANICAL ENGINEERING 6
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

Alamat perusahaan : Jl. Gajah Mada PO BOX 1 Kec. Cepu, Kab. Blora,
Jawa Tengah 58312
Telp. (62-0296-421630, 421494)
FAX. (62-0296-425601, 421329).
Bagian : Fungsi Reliability, Avaibility, and Maintenance (RAM).

1.6. Sistematika Laporan


Susunan laporan ini terbagi atas enam (6) bab yang meliputi bab I
pendahuluan, bab II profil perusahaan, bab III landasan teori, bab IV pembahasan
dan analisa, bab V kesimpulan dan saran. Adapun secara rinci susunan gambaran
isi bab I sampai bab V adalah sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang dilakukannya studi kasus dan Praktik Industri
di PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, rumusan masalah, batasan masalah,
manfaat, waktu dan tempat pelaksanaan, serta sistematika laporan.
Bab II Profil Perusahaan
Bab ini berisi diskripsi umum tentang PT. Pertamina EP dan PT. Pertamina
EP Asset 4 Field Cepu sebagai tempat pelaksanaan Praktek Industri yang meliputi
antara lain sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, serta tentang fungsi
Reliability, Avaibility, and Maintenance.
Bab III Landasan Teori
Bab ini berisi dasar teori yang digunakan untuk melakukan pembahasan dari
data-data yang diperoleh melalui proses observasi dan melakukan studi literatur
sebagai sumber referensi.
Bab IV Pembahasan dan Analisa
Bab ini berisi tentang pengolahan data laporan yang telah diambil dan
analisa tentang pompa reciprocating (SP3-PA-2).
Bab V Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil analisa dan saran yang
direkomendasikan terhadap perusahaan, sehingga proses produksi migas dapat
berjalan dengan lebih efektik dan maksimal dari periode yang sebelumnya.

MECHANICAL ENGINEERING 7
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 PT. Pertamina EP
Seluruh data dan profil perusahaan diperoleh dari katalog serta website
resmi PT. Pertamina EP dan PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu tahun 2019.
2.1.1. Profil PT. Pertamina EP
PT Pertamina EP didirikan pada 13 September 2005. Sejalan dengan
pembentukan PT Pertamina EP maka pada tanggal 17 September 2005, PT
Pertamina (Persero) telah melaksanakan penandatanganan Kontrak Kerja Sama
(KKS) dengan BPMIGAS (sekarang SKKMIGAS) yang berlaku surut sejak 17
September 2003 atas seluruh Wilayah Kuasa Pertambangan Migas yang
dilimpahkan melalui perundangan berdasarkan UU Nomor 22 tahun 2001 tentang
Minyak dan Gas Bumi (PEP, Pertamina. 2019).
Sebagian besar wilayah PT Pertamina (Persero) tersebut dipisahkan menjadi
Wilayah Kerja (WK) PT Pertamina EP. Pada saat bersamaan, PT Pertamina EP
juga melaksanakan penandatanganan Kontrak Minyak dan Gas Bumi Pertamina
untuk Wilayah Kerja Pertamina EP pada tanggal 17 September 2005 dengan
BPMIGAS (sekarang SKKMIGAS) yang berlaku sejak 17 September 2005 (PEP,
Pertamina. 2019).
Dengan demikian Wilayah Kerja PT Pertamina EP adalah Wilayah Kerja
yang dahulu dikelola sendiri oleh PT Pertamina (Persero) dan Wilayah Kerja yang
dikelola PT Pertamina (Persero) melalui TAC (Technical Assistance Contract)
dan JOB EOR (Joint Operating Body Enhanced Oil Recovery).
Wilayah kerja (WK) PT. Pertamina EP seluas 113.692 kilometer persegi
yang merupakan limpahan dari sebagian besar Wilayah Kuasa Pertambangan
Migas PT. Pertamina (Persero). Pola pengelolaan usaha WK seluas itu dilakukan
dengan cara dioperasikan sendiri (own operation) dan kerja sama dalam bentuk
kemitraan, yakni 6 proyek pengembangan migas, 7 area unitisasi, dan 36 area
kontrak kerjasama kemitraan yang terdiri dari 9 kontrak Technical Assistant
Contract (TAC), dan 27 kontrak Kerjasama Operasi (KSO). KSO sendiri mulai
beroperasi Desember 2013. Jika dilihat dari rentang geografinya, PT. Pertamina
EP beroperasi hampir di seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke
(PEP, Pertamina. 2019).

MECHANICAL ENGINEERING 8
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

Wilayah Kerja PT. Pertamina EP terbagi ke dalam 5 Asset. Operasi kelima


Asset terbagi ke dalam 22 Field yakni Asset 1 Field Rantau, Field Pangkalan
Susu, Field Lirik, Field Jambi, dan Field Ramba, di Asset 2 Field Prabumulih,
Field Pendopo, Field Limau, dan Field Adera, di Asset 3 Field Subang, Field
Jatibarang, dan Field Tambun, di Asset 4 Field Cepu, Field Poleng, Field Papua,
Field Donggi Matindok, dan Field Sukowati, di Asset 5 Field Sangatta, Field
Bunyu, Field Tanjung, Field Sangasanga, dan Field Tarakan (PEP, Pertamina.
2019).
Di samping pengelolaan Wilayah Kerja tersebut, pola manajemen usaha
yang lain adalah dengan model pengelolaan melalui proyek-proyek antara lain
EOR Ramba Dev. Project Manager, EOR Jirak Dev. Project, Jatiasri Komplek
Dev. Project, Bambu Besar & Akasia Bagus Dev. Project, dan Tapen
Development Project.
2.1.2. Dasar Pendirian PT. Pertamina EP
Adapun dasar pendirian PT. Pertamina EP adalah sebagai berikut (PEP,
Pertamina. 2019).
1. Undang-undang No.22 Tahun 2001.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 31 Tahun 2003.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan
Hulu Migas.
4. Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT. Pertamina EP No. 4 Tanggal 13
September 2005, Notaris Marianne Vicentia Hamdani, SH yang disahkan oleh
Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C026007 HT.01.01TH 2005
tanggal 20 September 2005.
5. Kontrak Kerjasama dengan BP MIGAS tanggal 17 September 2005.
6. PT. Pertamina EP sebagai Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKSS/PSC)
7. Mengelola Wilayah Kerja ex Direktorat Hulu di dalam negeri (kecuali Blok
Randugunting, Blok Cepu, Blok-blok yang dikelola JOB PSC).

MECHANICAL ENGINEERING 9
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

2.2 Orientasi Umum PT. Pertamina EP


2.2.1. Visi dan Misi PT. Pertamina EP
A. Visi
“Menjadi perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi kelas
dunia”.
B. Misi
“Melaksanakan pengusahaan sektor hulu minyak dan gas dengan penekanan
pada aspek komersial dan operasi yang baik, serta tumbuh dan berkembang
bersama lingkungan hidup”.
2.2.2. Tata Nilai PT. Pertamina EP
PT. Pertamina EP memiliki tata nilai 6C. Adapun tata nilai tersebut adalah
sebagai berikut (PEP, Pertamina. 2019).
1. Clean (Bersih)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak
menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman
pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.
2. Competitive (Kompetitif)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional,
mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan
menghargai kinerja.
3. Confident (Percaya Diri)
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, maupun internasional,
mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan
menghargai kinerja.
4. Customer Focused (Fokus Pada Pelanggan)
Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberi
pelayanan terbaik kepada pelanggan.
5. Commercial (Komersial)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil
keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
6. Capable (Berkemampuan)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta
dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset

MECHANICAL ENGINEERING 10
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

dan pengembangan.
2.2.3. Wilayah Kerja PT. Pertamina EP

Gambar 2.1 Wilayah Kerja PT. Pertamina


Sumber: Website PT. Pertamina EP (2019)

PT. Pertamina EP mendapatkan kepercayaan dari pemerintah dan pemegang


saham untuk mengelola wilayah kerja seluas ± 113.692 km² berdasarkan kontrak
minyak dan gas bumi PT. Pertamina dengan BP MIGAS (kini SKK MIGAS) pada
tanggal 17 September 2005 (PEP, Pertamina. 2019).
Pola pengelolaan wilayah kerja, PT. Pertamina EP menerapkan suatu pola
pengoperasian sendiri (own operation) dan beberapa kerjasama kemitraan yakni 6
proyek pengembangan migas, 7 area unitisasi, dan 36 area kontrak kerjasama
kemitraan terdiri dari 9 kontrak Technical Assistant Contract (TAC), 27 kontrak
Kerjasama Operasi (KSO). Jika dilihat dari rentang geografinya, PT. Pertamina
EP beroperasi hampir di seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.
Wilayah kerja perusahaan terbagi ke dalam 5 Asset dan 22 Field, yang disajikan
pada tabel 2.1 berikut (PEP, Pertamina. 2019).
Tabel 2.1 Wilayah Kerja PT. Pertamina EP
Asset Field
Asset 1 Rantau, Pangkalan Susu, Lirik, Jambi, dan Ramba
Asset 2 Prabumulih, Pendopo, Limau, dan Adera
Asset 3 Subang, Jatibarang, dan Tambun
Asset 4 Cepu, Poleng, Papua, Donggi Matindok, dan Sukowati
Asset 5 Sangatta, Bunyu, Tanjung, Sangasanga, dan Tarakan
Sumber: Overview PT. Pertamina EP (2019)

MECHANICAL ENGINEERING 11
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

Selain itu perusahaan juga mengelola proyek-proyek sebagai berikut.


1. EOR Ramba Dev. Project Manager
2. EOR Jirak Dev. Project
3. Jatiasri Komplek Dev. Project
4. Bambu Besar Dev. Project
5. Akasia Bagus Dev. Project
6. Tapen Development Project
2.2.4. Logo dan Arti Lambang PT. Pertamina

Gambar 2.2 Logo PT. Pertamina


Sumber: Website PT. Pertamina EP (2019)

Makna dari logo Pertamina adalah:


1. Warna biru memiliki arti andal, dapat dipercaya dan bertanggung jawab.
2. Warna hijau memiliki arti sumber daya energi yang berwawasan lingkungan.
3. Warna merah memiliki arti keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam
menghadapi berbagai macam kesulitan.
Simbol grafis memiliki arti:
1. Bentuk anak panah menggambarkan aspirasi organisasi Pertamina untuk
senantiasa bergerak ke depan, maju dan progresif. Simbol ini juga
mengisyaratkan huruf “P” yakni huruf pertama dari Pertamina.
2. Tiga elemen berwarna melambangkan pulau-pulau dengan berbagai skala yang
merupakan bentuk negara Indonesia.

2.3 PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu


2.3.1. Profil PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu
Andrian Stoopl, sarjana perminyakan dari Belanda pada akhir abad 18
datang di Indonesia. Semula diperintah untuk mencari sumber air minum. Pada
saat melakukan sigi di daerah Cepu, menemukan rekahan tanah (sleepage) yang
mengeluarkan cairan kehitam-hitaman (crude oil) dan pada saat itu orang
menyebutnya Latung atau Lantung.
Mulailah saat itu, ± tahun 1860 dilakukan kegiatan eksplorasi di daerah

MECHANICAL ENGINEERING 12
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

Panolan yang kemudian dikembangkan dengan kegiatan produksi di lapangan-


lapangan Ngareng, Kawengan, Wonocolo, Ledok, Nglobo, Semanggi, dan Lusi.
Pertamina Operasi Produksi EP Cepu, dengan Wilayah Kuasa Pertambangan
(WKP) daratan seluas ± 973 km² meliputi 5 wilayah Kabupaten Dati II yaitu:
Grobogan, Tuban, Blora, Rembang, dan Bojonegoro. Umumnya daerah
hutan jati. WKP Cepu diserahterimakan dari PPT Migas ke Pertamina pada
tanggal 1 April 1968 berdasarkan keputusan Presiden RI No. 7 Tanggal 5 April
1987 dan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.
177/K/130/m.pe/8/tanggal 5 Maret 1987.
Adapun periode pengolahan lapangan minyak Cepu mulai jaman
kependudukan Hindia-Belanda hingga sekarang adalah sebagai berikut.
 Tahun 1870 : Bataafsche Petrolium Mij (BPM)
 Tahun 1942 : Pemerintah Facis Jepang
 Tahun 1945 : Kawengan dan Kilang oleh BPM
 Tahun 1948 : Ledok, Nglobo, dan Semanggi oleh PTMRI
 Tahun 1958 : PN Permigan
 Tahun 1966 : Pusdik Migas
 Tahun 1978 : PPT MGB “Lemigas”
 Tahun 1984 : PPT Migas
 Tahun 1988 : Pertamina Unit EP III
 Tahun 1995 : Pertamina Operasi EP Cepu
 Tahun 1998 : Pertamina Daerah Operasi Hulu Cepu
 Tahun 2000 : Pertamina Daerah Operasi Hulu Jawa Bagian Timur
 Tahun 2003 : Pertamina (Persero) Daerah Operasi Hulu Jawa Bagian Timur
 Tahun 2005 : PT. Pertamina EP Region Jawa Area Cepu
 Tahun 2013 – sekarang : PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu
2.3.2. Visi dan Misi PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu
A. Visi (2014 – 2025)
“Menjadi perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi kelas
dunia”.

MECHANICAL ENGINEERING 13
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

B. Misi
“Melaksanakan pengusahaan sektor hulu minyak dan gas dengan penekanan
pada aspek komersial dan operasi yang baik serta tumbuh dan berkembang
bersama lingkungan hidup”.
2.3.3. Wilayah Kerja PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu
Pada awalnya, PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu mengelola dua
lapangan produksi (Distrik), yaitu Distrik I Kawengan dan Distrik II Ledok dan
Nglobo. Namun, sejak akhir 2013 PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu
melakukan perjanjian KSO (Kerjasama Operasional) dengan PT. Geo Cepu
Indonesia untuk mengelola lapangan Kawengan, Ledok, dan Nglobo, sedangkan
Central Processing Plant (CPP) Blok Gundih dikelola oleh PT. Titits Sampurna.
Adapun PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu mengelola Tiungbiru (TBR)
(tutup), Semanggi, Tapen, Banyuasin (BNA), dan MGS (Main Gathering Station)
Menggung. Adapun detail dari beberapa lapangan produksi PT. Pertamina EP
Asset 4 Field Cepu adalah sebagai berikut.
a. Banyuasin
Lapangan produksi Banyuasin (BNA) terletak di sebelah barat Cepu,
Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Jumlah sumur produktif di Banyuasin adalah dua
sumur yakni BNA-P01 dan BNA P02. Hasil produksi dari Banyuasin diangkut
menggunakan road tank ke Main Gathering Station (MGS) Menggung.
b. Tapen
Lapangan Tapen baru terbentuk tahun 2013 dan baru memiliki satu sumur.
Struktur Tapen diproduksikan dengan menggunakan line ke Stasiun Pengumpul
IV (SP IV) di Distrik Kawengan kemudian diproduksikan ke Main Gathering
Station (MGS) Menggung.

MECHANICAL ENGINEERING 14
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

c. Main Gathering Station (MGS) Menggung

Gambar 2.3 MGS Menggung


Sumber: Overview PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu (2019)

Main Gathering Station (MGS) Menggung hanya digunakan sebagai tempat


untuk mengumpulkan minyak sementara (crude oil). MGS Menggung memiliki 6
Tangki pengumpul di wilayah area kerjanya. Pada tahun 2018 di bulan Juni MGS
Menggung memperoleh pasokan minyak dari 8 sumur, yang mana 4 sumur
dikelola PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, 3 sumur dikelola oleh vendor, dan
1 lainnya merupakan sumur tua/TIMBA milik KUD/Paguyuban namun tetap
dikelola oleh PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu. Dimana sumur tersebut antara
lain dari lapangan Tiungbiru, lapangan Gundih, lapangan Wonosemi/Banyuasin,
(WSI/BNA), lapangan Tapen, semanggi, dan Sumur tua/TIMBA, dan KSO PEP
GCI yang meliputi lokasi Kawengan, Ledok, dan Nglobo. Hasil produksi minyak
dari setiap sumur disajikan pada tabel 2.2 sebagai berikut.

MECHANICAL ENGINEERING 15
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

Tabel 2.2 Hasil Produksi Minyak dari Setiap Sumur


No. Lapangan/Sumur Produksi (Barrel/day)
1 Gundih ± 510,6
2 Banyuasin (WSI/BNA) ± 24,2
3 KUD/Paguyuban ± 465,3
4 Tapen ±365,4
5 Semanggi ±204,4
6 Nglobo ±40,1
7 Ledok ±28,8
8 Kawengan ±623,1
TOTAL ± 2253
Sumber: Overview PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu (2019)

d. Central Processing Plant (CPP) Gundih


Dalam pembangunan CPP Gundih, PT. Pertamina EP bekerjasama dengan
konsorium PT. Inka Karya Persada Teknik (IKPT) dan PT. Adhi Karya (Persero)
Tbk sebagai pelaksana pembangunan. Pembangunannya sendiri dimulai pada
tanggal 1 Juli 2011. Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ) merupakan proyek
pengembangan lapangan gas Blok Gundih yang berasal dari struktur
Kedungtuban, Randublatung, dan Kedunglusi di Blora Jawa Tengah.
Kapasitas keluaran gas dari CPP area Gundih adalah 50 MMscfd, tekanan
keluaran minimum 310 psig, maksimum 5% CO2, 3 ppmv H2S dan 7
lbs/MMSCF air, total sulphur 30 ppmv serta sulphur recovery tidak kurang dari
95%. Sedangkan air terproduksi akan diinjeksikan ke sumur injeksi melalui
Produced Water Injection Unit dan Condensate diolah untuk memenuhi
spesifikasi RVP tidak lebih besar dari 12 psia sehingga condensate jika ditimbun
dalam keadaan stabil.Pembangunan Central Processing Plant (CPP) area Gundih
di Randublatung, Blora, Jawa Tengah bertujuan untuk memproses fluida 3-phase
17(gas, kondensat dan air terproduksi) yang berasal dari sumur-sumur di lapangan
Kedungtuban, Randublatung & Kedunglusi (area Gundih). Komposisi dari ketiga
lapangan tersebut bersifat sour gas yang memiliki impurities yang cukup tinggi
antara lain 23% CO2 dan 7.000 ppm H2S, sehingga diperlukan pusat pemrosesan
untuk memisahkan impurities tersebut agar mendapatkan sales gas sesuai PJBG.

MECHANICAL ENGINEERING 16
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

Gambar 2.4 CPP Area Gundih


Sumber: Overview PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu (2019)

Lingkup kerja proyek di area CPP Gundih adalah pembangunan fasilitas


Central Processing Plant (CPP) yang meliputi antara lain 8 flowline, Gas
Separation Unit, Condesate Handling Unit, Acid Gas Removal Unit, Caustic Unit,
Dehydration Unit, Biological Sulfur Recovery Unit, Produced Water Injection
Unit, Flare and Vent Gas System, dan Sulfur Packaging Unit. Adapun utilisasinya
seperti Electrical & Power System, Hot Oil System, Air Compressor System, Fuel
Gas System, Fire Protection, dan Fire Water System.
Produksi Perdana dari CPP area Gundih dimulai pada tanggal 08 Mei 2014
dengan mengalirkan gas ke Pembangkit Listrik Tambak Lorok Semarang milik
PT. Indonesia Power melalui jaringan pipeline yang dibangun oleh PT. Sumber
Petrindo Perkasa. Pengaliran gas dilakukan pada kapasitas 40% dari CPP.
Gas umpan dari flowline diumpankan ke Central Processing Plant (CPP)
melalui header manifold dan dikirim ke Gas Separation Unit (GSU) untuk
dipisahkan fasa gas dari fasa minyak/kondensat dan air. Fasa minyak/kondensat
distabilkan pada unit Condensate Stabilizer Unit (CSU) sehingga didapat
kandungan maksimum H2S 10 ppmv dan RVP maksimum 12 psia yang kemudian

MECHANICAL ENGINEERING 17
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

ditimbun dalam Tangki kondensat dan dikirim ke area Menggung.


Pasokan gas sebesar 50 MMSCFD selama 12 tahun akan dialirkan untuk
PLTGU Tambaklorok Semarang dan berdampak pada potensi efisiensi energi
sebesar Rp. 21,4 triliun. Desain CPP Gundih telah mengacu pada konsep ramah
lingkungan melalui efisiensi bakar dan pengurangan emisi.
e. SP (Sumur Pengeboran) III Semanggi
SP 3 Semanggi adalah salah satu bagian dari Pertamina EP Asset 4 Field
Cepu yang berfungsi sebagai tempat penampungan minyak dan air yang berasal
dari 12 sumur pengeboran di sekitar SP 3 Semanggi. Pada SP 3 Semanggi terdapat
Generator Set yang berfungsi sebagai daya dari pompa Centrifugal jenis KSB
(SP3-PA-1 dan SP3-PM-1). Sebelum masuk ke dalam tangki, crude oil diproses
pada separator. Minyak dan air selanjutnya dialirkan melalui pompa
Reciprocating (SP3-PA-2) dan pompa Centrifugal (SP3-PA-1 dan SP3-PM-1) ke
tangki District 2 Nglobo, melalui pipa yang panjangnya sekitar 12 km.

Gambar 2.5 Skema Proses SP 3 Semanggi


Sumber: Overview PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu (2019)

MECHANICAL ENGINEERING 18
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

2.3.4. Struktur Organisasi PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu


Flowchart 2.1 Struktur Organisasi PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

General Manager
ASSET 4

Field Manager
CEPU ASSET 4 SCM
& GS
MANAGER

Scretary

Operation
Operation RAM Support
Planning Assistant Assistant
Assistant Manager Manager
Manager

Production
Operation HSSE
SCM Assistant
Assistant Assistant
Manager
Manager Manager

Sumber: Overview PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu (2019)

Struktur organisasi PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu dipimpin langsung


oleh General Manager Asset 4 yang membawahi FM (Field Manager) di Field
Cepu. Field Manager kemudian akan mengatur dan merencanakan seluruh proses
produksi dengan memberi tanggung jawab kepada assistant manager di setiap
fungsi operasi produksi.

MECHANICAL ENGINEERING 19
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

2.4 Fungsi RAM (Reability, Avaibility, and Maintenence)


2.4.1. Profil Fungsi RAM
Fungsi Reliability, Avaibility, and Maintenance atau yang biasa disingkat
RAM merupakan salah satu fungsi yang menjadi penting dalam kegiatan
eksplorasi dan produksi perusahaan migas, tak terkecuali PT. Pertamina EP Asset
4 Field Cepu. Hal tersebut disebabkan fungsi RAM berhubungan dengan
ketahanan, ketersediaan, dan perawatan segala macam equipment, serta
memperbaiki fasilitas produksi dan fasilitas pendukung di wilayah kerja Field
Cepu. Lokasi Workshop RAM berada di komplek PT. Pertamina EP Asset 4 Field
Cepu yakni Jalan Gajah Mada PO BOX 1 Cepu. Fungsi RAM dibagi menjadi
beberapa bagian, yakni Mechanical, Electrical & Instrumen, Civil, Utilities
Operation dan Maintenance Plan & Eval.
RAM Mekanik sendiri memiliki tugas dan peranannya sendiri yang terbagi
menjadi dua yaitu Mechanical Rotary dan Mechanical Static. Jenis pekerjaan
yang dilakukan Mechanical Rotary yaitu memelihara rotating equipment (Genset,
Pompa, Pumping Unit, Steamer Unit, dan Vacuum Truck), melaksanakan
pendataan jam operasi alat dan monitoring kondisi pada rotating equipment serta
merencanakan jadwal pemeliharaan rutin dan overhaul. Sementara jenis pekerjaan
yang dilakukan Mechanical Static and Pipeline meliputi perencanaan dan
pembuatan jadwal pemeliharaan dan perbaikan konstruksi mekanikal fasilitas
produksi serta layanan operasi pemboran, melaksanakan monitoring kondisi
konstruksi mekanikal fasilitas Flowline, Trunkline, Tangki, Header Manifold,
Vessel sehingga dapat diantisipasi bahaya kerusakannya.

MECHANICAL ENGINEERING 20
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

2.4.2. Struktur Organisasi Fungsi RAM


Flowchart 2.2 Struktur Organisai Fungsi RAM

Field Manager Cepu


Cepu RAM Assistant

General Manager
Manager

Asset 4

Sumber: Overview PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu (2019)

MECHANICAL ENGINEERING 21
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

2.4.3. Sistem Pemeliharaan Fungsi RAM


a. Preventive Maintenance
Preventive Maintenance merupakan tindakan pemeliharaan yang terjadwal
dan terencana. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang
dapat mengakibatkan kerusakan pada pompa dan menjaganya selalu tetap normal
selama dalam operasi. Adapun contoh pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut.
 Melakukan pengecekan terhadap pendeteksi indikator tekanan dan temperatur
fluida pada pompa, atau alat pendeteksi indikator yang lain. Apakah telah
sesuai hasilnya untuk kondisi normal kerja pompa atau tidak.
 Membersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada bodi pompa (debu, tanah,
maupun bekas minyak).
 Mengikat baut-baut yang kendor
 Pengecekan kondisi pelumasan pada bearing (unsealed)
 Perbaikan/mengganti gasket pada sambungan-sambungan flange yang bocor
atau rusak.
b. Breakdown atau Corrective Maintenance
Breakdown Maintenance merupakan perbaikan tang dilakukan tanpa adanya
rencana terlebih dahulu. Dimana kerusakan terjadi secara mendadak pada pompa
yang sedang beroperasi, yang mengakibatkan kerusakan bahkan hingga pompa
tidak dapat beroperasi. Adapun contoh kerusakan tersebut adalah sebagai berikut.
 Rusaknya bantalan karena kegagalan pada pelumasan
 Terlepasnya couple penghubung antara poros pompa dan poros penggeraknya
akibat kurang kencangnya baut-baut yang tersambung.
 Macetnya impeller karena terganjal benda asing.
c. Predictive Maintenance
Suatu kegiatan pemeliharaan peralatan pada saat yang tepat, dimana mesin
sudah memerlukan pemeliharaan untuk kerja ke tingkat semula, karena
dibutuhkan data kondisi operasi mesin secara tepat. Sehingga dengan adanya data-
data tersebut dapat diprediksi kapan saat yang tepat pemeriksaannya.

MECHANICAL ENGINEERING 22
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Pompa
Pompa adalah suatu peralatan mekanik yang digerakkan oleh suatu sumber
tenaga yang digunakan untuk memindahkan cairan (fluida) dari suatu tempat ke
tempat lain, dimana cairan tersebut hanya mengalir apabila terdapat perbedaan
tekanan. Pompa juga dapat diartikan sebagai alat untuk memindahkan energi dari
suatu pemutar atau penggerak ke cairan ke bejana yang bertekanan yang lebih
tinggi. Selain dapat memindahkan cairan, pompa juga berfungsi untuk
meningkatkan kecepatan, tekanan, dan ketinggian cairan (Syakar, Yaya. 2016).
3.2.Klasifikasi Pompa

Gambar 3.1. Diagram Klasifikasi Pompa


Sumber: Puspawan (2013)

Pompa positive secara umum pompa dibedakan menjadi dua kelompok


besar, yaitu :
3.2.1 Pompa Positive Displacement
Sering disebut juga pemindah positif, pompa dengan ruang kerja yang
secara periodik berubah-ubah dari besar ke kecil atau sebaliknya. Selama pompa
bekerja energi yang diberikan pada cairan berpindah volume per volume (Sugiarto
.2018).

MECHANICAL ENGINEERING 23
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

Macam-macam Pompa Positive Displacement yaitu:


1. Pompa Reciprocating
Pada pompa jenis ini, sejumlah volume fluida masuk ke dalam silinder
melalui valve inlet pada saat langkah masuk dan selanjutnya dipompa keluar
dibawah tekanan positif melalui valve outlet pada langkah maju.
Pompa Reciprocating dapat diklasifikasikan kembali menjadi beberapa tipe,
yaitu :
1. Pompa Piston
Pompa piston memanfaatkan gerakan maju mundurnya piston sebagai
penggerak masuk keluarnya suatu fluida. Aplikasinya pada pompa air, pompa
minyak socker, dll (Sulistyo.2016).

Gambar 3.2. Pompa Piston


Sumber: Sulistyo (2016)

2. Pompa Plunger
Plunger pump merupakan suatu silinder baja yang panjang, packingnya
terletak konstan (stationary) pada bagian dalam dari silindernya. Perbedaannya
dengan pompa piston yaitu bentuknya lebih panjang dan packing menempel pada
silinder. Sedangkan pada pompa piston, pakingnya menempel pada piston itu
sendiri (Sulistyo.2016).

Gambar 3.3. Pompa Plunger


Sumber: Sulistyo (2016)

MECHANICAL ENGINEERING 24
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

3. Pompa Diafragma
Pompa ini digunakan untuk memindahkan fluida. Prinsip kerja pompa ini
juga hampir sama dengan pompa piston, namun pada pompa diafragma memiliki
dua silinder, dan pada dasarnya cara kerjanya hampir sama dengan paru-paru
manusia yaitu berdasarkan pada mengembang dan mengempisnya diafragma
(Sulistyo.2016).

Gambar 3.4. Pompa Diafragma


Sumber: Sulistyo (2016)

 Kelebihan Pompa Reciprocating


 Mempunyai tekanan yang tinggi, sehingga bisa dioperasikan pada sistem
dengan head yang tinggi.
 Kekurangan Pompa Reciprocating
 Aliran tidak kontinu.
 Aliran unsteady.
 Apabila perpindahan dilakukan oleh maju mundurnya jarum piston, pompa
ini hanya digunakan untuk pemompaan cairan kental dan sumur minyak.
2. Pompa Rotary
Pompa rotary adalah pompa yang dapat mentransfer energi menggunakan
elemen penggerak putaran di dalam rumah (casing). Cara kerja pompa putar yaitu
fluida ditarik dari resevoir melalui sisi isap dan didorong melalui rumah pompa
yang tertutup menuju sisi buang sehingga mengakibatkan tekanan statistiknya
meningkat dan fluida akan dikeluarkan melalui sisi tekan. Pompa rotary dapat
diklasifikasikan kembali menjadi beberapa tipe, yaitu :
1. Gear Pumps
Sebuah pompa rotary yang simpel dimana fluida ditekan dengan
menggunakan dua roda gigi. Prinsip kerjanya saat antar roda gigi bertemu
terjadi penghisapan fluida kemudian berputar dan diakhiri saat roda gigi akan

MECHANICAL ENGINEERING 25
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

pisah sehingga fluida terlempar keluar (Prasetyo.2014).


 Keuntungan Gear Pumps
 Self priming (menghisap sendiri).
 Kapasitas konstan pada putaran tertentu.
 Aliran hampir kontinu.
 Arah pemompaan dapat dibalik.
 Ringan, menghemat tempat.
 Dapat memompa cairan yang mengandung uap dan gas.
 Kekurangan Gear Pumps
 Cairan harus relatif bersih.
 Poros harus diberi seal.
 Clearence antar bagian-bagian yang berputar harus sekecil-kecilnya.
 Tidak diijinkan fluida benda padat.

Gambar 3.5. Prinsip Gear Pump


Sumber: Prasetyo (2014)

2. Screw Pumps
Pompa ini menggunakan dua ulir yang bertemu dan berputar untuk
menghasilkan aliran fluida sesuai dengan yang diinginkan. Pompa screw ini
digunakan untuk menangani cairan yang mempunyai viskositas tinggi, heterogen,
sensitif terhadap geseran dan cairan yang mudah berbusa. Cara kerja screw
pumps adalah zat cair masuk pada lubang isap, kemudian akan ditekan di ulir
yang mempunyai bentuk khusus. Dengan bentuk ulir tersebut, zat cair akan masuk
ke ruang antara ulir-ulir, ketika ulir berputar, zat cair terdorong ke arah lubang
pengeluaran (Prasetyo. 2012).

MECHANICAL ENGINEERING 26
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

 Keuntungan Screw Pumps


 Efisiensi total tinggi.
 Kemampuan hisap tinggi.
 Aliran konstan dan lancar.
 Desain sederhana.
 Pompa dapat beroperasi tanpa valve.
 Kekurangan Screw Pumps
 Harga relatif lebih mahal.
 Untuk tekanan tinggi, memerlukan elemen pompa yang panjang.
 Desain dilengkapi dengan sebuah screw pemaksa dan gurdi (bor).
 Dilengkapi dengan hopper dengan panjang hingga 3 meter.

Gambar 3.6. Prinsip Screw Pumps


Sumber: Prasetyo (2014)

3. Rotary Vane Pumps


Memiliki prinsip yang sama dengan kompresor scroll, yang menggunakan
rotor silindrik yang berputar secar harmonis menghasilkan tekanan fluida tertentu.
Prinsip kerjanya baling-baling menekan lubang rumah pompa oleh gaya
sentrifugal bila motor diputar. Fluida yang terjebak diantara dua baling-baling
dibawa berputar dan dipaksa keluar dari sisi buang pompa (Prasetyo.2014).
 Keutungan Rotary Vane Pumps
 Mengkompensasi keausan melalui perpanjangan baling-baling.
 Kerugian Rotary Vane Pumps
 Tidak cocok untuk fluida dengan viskositas tinggi.
 Tidak cocok untuk tekanan yang tinggi.

MECHANICAL ENGINEERING 27
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

Gambar 3.7. Prinsip Rotary Vane Pump


Sumber: Prasetyo (2014)

3.2.2 Dynamic Pump


1. Pompa Sentrifugal (pompa rotor-dinamik)
Pompa sentrifugal merupakan peralatan dengan komponen yang paling
sederhana pada pembangkit. Tujuannya adalah mengubah energi penggerak utama
(motor listrik atau turbin) menjadi kecepatan atau energi kinetik dan kemudian
enegi tekan pada fluida yang sedang dipompakan. Perubahan energi terjadi
karena dua bagian utama pompa, impeller dan volute atau difuser. Impeller
adalah bagian berputar yang mengubah energi dari penggerak menjadi energi
kinetik. Volute atau difuser adalah bagian tak bergerak yang mengubah energi
kinetik menjadi energi tekan (Prasetyo.2014).

Gambar 3.8. Pompa Sentrifugal


Sumber: Prasetyo (2014)

2. Pompa Aksial
Pompa aksial adalah salah satu pompa yang berfungsi untuk mengalirkan
fluida dari potensial rendah ke potensial yang lebih tinggi dengan menggunakan

MECHANICAL ENGINEERING 28
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

gerak putaran dari blades dan mempunyai arah aliran yang sejajar dengan sumbu
porosnya. Prinsip kerja pompa aksial adalah energi mekanik yang dihasilkan oleh
sumber penggerak ditansmisikan melalui poros impeller untuk menggerakkan
impeller pompa. Putaran impeller memberikan gaya aksial yang mendorong fluida
sehingga menghasilkan energi kinetik pada fluida kerja tersebut (Prasetyo.2014).

Gambar 3.9. Pompa Aksial


Sumber: Prasetyo (2014)

3. Special-Effect Pump
1. Pompa Jet-Eductor (injector)
Pompa Jet-Eductor (injector) adalah sebuah pompa yang menggunakan efek
venturi dan nozzle konvergen-divergen untuk mengkonversi energi tekanan dari
fluida bergerak menjadi energi gerak sehingga menciptakan area bertekanan
rendah, dan dapat menghisap fluida di sisi suction. Prinsip kerja pompa Jet-
Eductor menggunakan nozzel yang bekerja sesuai efek venturi sehingga
mengkonversi energi tekan pada fluida menjadi energi gerak dan sisi suction
(hisap) bertekanan rendah dan sehingga fluida dapat mengalir (Prasetyo.2014).

Gambar 3.10. Pompa Injektor


Sumber: Prasetyo (2014)

2. Gas Lift Pump


Gas Lift Pump adalah salah satu bentuk sistem pengangkatan buatan yang
lazim digunakan untuk mengangkut fluida dari sumur-sumur minyak bumi.
Sistem ini bekerja dengan cara menginjeksikan gas bertekanan tinggi kedalam

MECHANICAL ENGINEERING 29
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

anulus (ruang antara tubing dan casing), dan kemudian kedalam tubing produksi
sehingga terjadi proses aerasi (aeration) yang mengakibatkan berkurangnya berat
kolom fluida dan tubing. Sehingga tekanan recervoir mampu mengalirkan fluida
dari lubang sumur menuju fasilitas produksi dipermukaan (Prasetyo.2014).
 Kelebihan Gas Lift Pump
 Umur peralatan lebih lama.
 Biaya operasi lebih kecil.
 Gas Lift tidak dipengaruhi oleh desain sumur.
 Kekurangan Gas Lift Pump
 Gas harus tersedia
 Sentralisasi kompresor sulit untuk sumur-sumur dengan jarak jauh.
 Gas injeksi yang tersedia sangat korosif, kecuali diolah sebelum digunakan.
3. Pompa Hydraulic Ram
Pompa Hydraulic Ram adalah pompa air siklik dengan menggunakan tenaga
hidro (hydropower). Prinsip kerja dari Hydraulic Ram adalah dengan
menggunakan energi kinetik dari cairan dan energi tersebut diubah menjadi
energi tekan dengan memberikan tekanan dengan tiba-tiba (Prasetyo.2014).
 Kelebihan pompa Hydraulic Ram
 Bisa beropeasi tanpa bantuan energi listrik atau BBM.
 Kekurangan pompa Hydraulic Ram
 Klep pembuangan membuka karena beban klep terlalu ringan
 Klep pembungan menutup karena beban klep berlebihan.
 Perawatan harus rutin.
 Masih tergantung dari keadaan alam yang berubah-ubah.

Gambar 3.11. Pompa Hydraulic Ram


Sumber: Prasetyo (2014)

MECHANICAL ENGINEERING 30
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

4. Pompa Elektromagnetik
Pompa elektromagnetik adalah pompa yang menggerakkan fluida logam
dengan jalan menggunakan gaya elektromagnetik. Prinsip kerja nya menggerakan
fluida dengan gaya elektromagnetik yang disebabkan medan magnetik yang
dialirkan (Prasetyo.2014).
 Keuntungan pompa elektromagnetik
 Tidak memiliki bagian yang bergerak, ventilasi, seal dan lainnya.
 Tidak bersuara dan bergetar.
 Kinerjanya tidak habis dimakan waktu.
 Menghasilkan output yang besar dengan input yang kecil.
 Kekurangan pompa elektromagnetik
 Membutuhkan persyaratan yang tinggi.

Gambar 3.12. Prinsip Pompa Elektromagnetik


Sumber: Prasetyo (2014)

3.3 Pembahasan Pompa Reciprocating


3.3.1. Pengertian
Pompa Reciprocating adalah pompa dimana energi mekanik dari penggerak
pompa diubah menjadi energi aliran dengan menggunakan elemen bolak‐balik
(resiprocating) yang ada didalam silinder (Puspitasari.2015).
Pompa ini merupakan pompa bolak-balik yang dirancang untuk
menghasilkan kapasitas yang cukup besar. Umumnya menggunakan head yang
rendah. Dan digunakan pada perbedaaan ketinggian yang tidak terlalu besar antara
suction dan discharge. (Tyler G. Hicks 1971)

MECHANICAL ENGINEERING 31
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

3.3.2. Prinsip Kerja Pompa

Gambar 3.13. Skema Pompa Piston


Sumber: Puspitasari (2015)

Udara yang bergerak cepat dibentuk dengan melepaskan udara tekanan


tinggi melalui sebuah celah buang dipermukaan yang berdekatan, dan menyeret
udara keluar, bersama dengan itu Semakin tinggi tekanan pasokan udara primer
maka semakin buruk efisiensi. Cairan memasuki ruang pompa melalui katup inlet
dan didorong keluar melalui katup keluaran oleh aksi piston. Pompa piston
mempunyai bagian utama berupa torak yang bergerak bolak-balik di dalam
silinder untuk dapat mengalirkan fluida. Pompa ini dilengkapi dengan katup-
katup, dimana fluida bertekanan rendah di hisap melalui katup hisap (suction) ke
ruang selinder, kemudian ditekan oleh torak atau diafragma hingga tekanan
statisnya naik dan sanggup mengalirkan fluida keluar melalui katup tekan
(discharge). Pompa piston memiliki langkah-langkah kerja, pada langkah hisap
maka terjadi kevakuman di dalam ruang silinder katup hisap terbuka maka cairan
masuk ke ruang silinder, pada saat langkah tekan katup hisap tertutup dan katup
keluar terbuka, sehingga fluida terdesak dan tekanan menjadi naik, kemudian
aliran keluar melalui saluran keluar. Proses tersebut berlangsung terus-menerus
selama pompa bekerja (Puspitasari.2015).

MECHANICAL ENGINEERING 32
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

3.3.3 Komponen Pompa Reciprocating


1. Komponen Utama

Gambar 3.14. Pompa Reciprocating


Sumber : Dokumen Penulis (2019)

 Piston/plunger berfungsi untuk mengisap fluida ke dalam dan menekannya


kembali keluar silinder.
 Batang Piston berfungsi sebagai penerus tenaga gerak dari mesin ke piston.
 Mur Piston berfungsi untuk mengikat piston pada batang piston.
 Ring/seal berfungsi untuk mencegah kebocoran fluida dari dalam silinder.
 Silinder berfungsi sebagai tempat pergerakan piston dan
penampungansementara fluida.
 Pulley atau puli adalah bagian dari pompa reciprocating yang berfungsi sebagai
penerus daya yang diterima dari puli motor listrik melalui V belt.

Gambar 3.15. Pulley Pompa Reciprocating


Sumber : Dokumen Penulis (2019)

 Silinder liner berfungsi sebagai pelapis selinder yang bagian dalamnyaharus


mempunyai permukaan yang halus guna memperlancar gerak piston.
 Packing berfungsi sebagai pencegah kebocoran fluida dari dalam silinder.
 Perapat packing berfungsi sebagai penekan supaya packing tetap pada
posisinya sewaktu batang piston bergerak.

MECHANICAL ENGINEERING 33
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

 Safety valve dan by pass berfungsi sebagai katup pengaman saat terjadi
kelebihan.

Gambar 3.16. Katup By Pass


Sumber : Dokumen Penulis (2019)

 Katup Isap berfungsi untuk mengatur pemasukan dan penutupan fluida


padasaat piston langkah isap.
 Katup buang berfungsi untuk mencegah kembalinya fluida dari ruang outlet ke
dalam ruang silinder pada saat piston langkah tekan.
2. Komponen Penunjang
 Mesin Penggerak ( Gas Engine )
Penggerak merubah energi listrik menjadi energy mekanik yang diperlukan
untuk menggerakkan pompa. Energi ditransmisi ke pompa oleh suatu belt ke pully
penggerak pompa. Pompa reciprocating ini menggunakan gas engine Caterpillar
model 3304.

Gambar 3.17. Gas Engine


Sumber : Dokumen Penulis (2019)

3.3.4 Sistem Pipa Masuk dan Keluar Cairan


Sistem pipa masuk memindahkan cairan yang bersih dari bejana

MECHANICAL ENGINEERING 34
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

penyimpanan pompa.
Dari sebuah konstruksi pompa reciprocating data yang harus diperoleh meliputi :
1. Jumlah atau banyaknya silinder pompa.
Silinder dari suatu pompa reciprocating sering dijadikan sebagai penamaan
terhadap suatu pompa yang bersangkutan.
 Pompa yang dikonstruksikan dengan sebuah silinder disebut pompa simpleks.
 Pompa yang dikonstruksikan dengan dua buah silinder disebut pompa
dupleks.
 Pompa yang dikonstruksikan dengan banyak silinder disebut pompa
multipleks.
2. Ukuran atau diameter silinder pipa.
Pada pompa reciprocating ditemui bahwa piston tidak dilengkapi dengan
ring piston, sebagai pengganti piston dipakai batang plunger (plunger/rod).
Sehingga memperoleh ukuran diameter silinder pompa dinyatakan sebagai
diameter batang plunger.
3. Jumlah atau banyaknya aksi kerja pompa.
Aksi kerja pompa dimaksud adalah terjadinya kerja pemompaan yang
dilakukan oleh pompa reciprocating untuk satu siklus gerak bolak–balik batang
plunger silinder. Berdasarkan jumlah aksi
kerja maka pompa reciprocating dapat dibedakan atas dua macam yaitu :
 Pompa aksi kerja tunggal (single acting)
 Pompa aksi kerja ganda (double acting)
3.3.5. Gangguan Kerja Pompa
Pada setiap keterpasangan peralatan di pabrik terdapat gangguan kerja baik
gangguan yang datang dari luar peralatan maupun gangguan yang ada pada
peralatan tersebut. Pada pompa reciprocating, gangguan sering terjadi/terdapat
adalah sebagai berikut
1. Turunnya tekanan pompa.
2. Adanya getaran bunyi yang tidak wajar.
3. Turunnya kapasitas pompa.
4. Berkurangnya daya motor penggerak.
5. Adanya kebocoran pada pompa.
Gangguan – gangguan kerja tersebut diatas dapat terjadi sewaktu – waktu,

MECHANICAL ENGINEERING 35
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

untuk itu perlu direncanakan bagaimana penganggulangan yang dilakukan


terhadap setiap gangguan tersebut.
3.3.6. Keuntungan Penggunaan dan Kerugian Reciprocating
1. Keuntungan Penggunaan Pompa Reciprocating
a. Efisiensi lebih tinggi.
b. Dapat digunakan langsung tanpa memerlukan pancingan.
c. Bila bekerja pada kecepatan konstan, pompa ininakan mempunyai
kapasitas dan tekanan yang konstan pula.
d. Pompa ini cocok untuk penggunaan head yangntinggi dan kapasitas
rendah.
2. Kerugian Penggunaan Pompa Reciprocating
a. Konstruksi lebih rumit.
b. Keadaan efisiensi yang tinggi tidak akan didapat lagi bila pompa
beroperasi pada kondisi yang tidak sesuai.
3.3.7. Aplikasi Pompa Reciprocating Pada Industri Migas
1. Sebagai pompa injeksi cairan dengan tekanan tinggi.
2. Sebagai pompa Iumpur yang digunakan selama operasi pengeboran.
3. Sebagai pompa transfer pada pipe line pumping.
4. Sebagai pompa ,pada pabrik pengolahan minyak.

Gambar 3.18. Pumping Unit


Sumber : Dokumen Penulis (2019)

MECHANICAL ENGINEERING 36
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

3.4. Karakteristik Pompa Reciprocating


1. Debit Aliran Fluida (Q)
𝑄 =𝐴𝑥𝑉
𝑄 = 𝐴𝑠 𝑉𝑠 = 𝐴𝑑 𝑉𝑑
atau
2𝑥𝐿𝑥𝐴𝑥𝑁
𝑄=
60
Q = Debit aliran (m3/s)
A = Luas penampang (m2)
V = Kecepatan aliran (m/s)
L = Panjang langkah piston (m)
N = Putaran pompa (rpm)
2. Kecepatan pada Aliran Fluida (Velocity) (V)
𝑄
𝑉=
𝐴
𝑄 𝑄
𝑉𝑠 = , 𝑉𝑑 =
𝐴𝑠 𝐴𝑑
As = Luas penampang posisi isap (suction) (m2)
Ad = Luas penampang posisi buang (discharge) (m2)
3. Rugi Mayor
Rugi mayor adalah rugi yang terjadi akibat adanya gesekan yang terjadi
akibat adanya gesekan yang terjadi antara fluida dengan kekasaran pipa.
Headlosses major untuk aliran turbulen dapat dihitung dengan persamaan:
𝐿 𝑉2
ℎ𝑚 = 𝑓 𝑥 𝑥
𝐷 2𝑔
hm = Rugi Mayor (Headloss major) (m)
f = Faktor gesekan
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter pipa (m)
4. Bilangan Reynolds
Profil aliran fluida dalam pipa ditentukan juga dari bilangan Reynolds,
yaitu:
𝑉𝑥𝐷
𝑅𝑒 =
𝑣

MECHANICAL ENGINEERING 37
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

Re = Bilangan reynolds
v = Viskositas kinematik (m)
V = Kecepatan aliran fluida (m/s)
5. Rugi Minor
Rugi minor (Headloss minor) adalah rugi yang disebabkan gangguan lokal
seperti pada perubahan penampang, adanya katub, belokan (elbow) dan
sebagainya. Kerugian ini dapat diketahui:
𝑉2
ℎ𝑓 = Σ𝐾 𝑥
2𝑥𝑔
hf = Headlosses (m)
ΣΚ = Jumlah koefisien rugi minor
Koefisien Losses pada komponen pipa dapat dilihat pada lampiran 5
6. Head Total
Head pompa adalah energi untuk mengalirkan sejumlah zat cair, yang
umumnya dinyatakan dalam satuan panjang. Head total dapat diketahui:
𝑣2
𝐻 = ℎ𝑎 + ∆ℎ𝑝 + ℎ1 +
2𝑔
H = Head total pompa (m)
ℎ𝑎 = Head statis total (m)
∆ℎ𝑝 = Perbedaan tekanan pada kedua permukaan fluida
∆ℎ𝑝 = ∆ℎ𝑝2 − ∆ℎ𝑝1
ℎ1 = Berbagai kerugian head di pipa, katup, belokan
v = kecepatan aliran discharge dikurangi aliran suction (m/s)
7. Output Power
Output power adalah daya yang digunakan pompa untuk mengalirkan crude
oil.
𝑤𝑥 𝐻𝑥 𝑄
𝑃𝑜𝑢𝑡 =
75
𝑃𝑜𝑢𝑡 = Output power (HP)
w = Berat jenis (kg/m3)
Q = Kapsitas pompa m3/s
H = Head total (m)

MECHANICAL ENGINEERING 38
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

8. Input Power
Input power adalah daya yang digunakan engine untuk menggerakan
pompa. Input power dapat didapatkan dari spesifikasi gas engine Caterpillar 3304
yang tertera pada lampiran 4. Mendapatkan daya nya dapat melalui interpolasi.
9. Efisiensi Pompa
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂𝑝𝑢𝑚𝑝 = 𝑥100%
𝑃𝑖𝑛
𝜂𝑝𝑢𝑚𝑝 = Efisiensi Pompa
Pout = Output power (HP)
Pin = Input power (HP)

MECHANICAL ENGINEERING 39
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISA
4.1. Spesifikasi Pompa Reciprocating SP 3 Semanggi
1. Identifikasi Produk
Product Name : Reciprocating Pump Gardner-Denver FXD-172
(SP3-PA-2)
Product Application Area : General Oil Supply
2. Technical Description
Diameter piston : 5 inch
Panjang langkah piston : 10 inch
Putaran engine max : 1800 rpm
Massa jenis crude oil : 900 kg/m3
4.2. Prosedur Pengoperasian Pompa Reciprocating
1. Periksa radiator sebelum pengoperasian
2. Periksa oli sebelum pegoperasian
3. Periksa level tangki minyak sebelum dilakukan pengoperasian
4. Buka line valve discharger untuk menghindari kebocoran pipa
5. Hidupkan engine gas
6. Atur putaran engine (rpm)
7. Periksa tangki minyak secara berkala
Hasil Pengamatan
Dari hasil pengamatan pada pompa sentrifugal terdapat beberapa data yang di
ketahui secara visual, yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data Hasil Pengamatan dan Gambar Instalasi Pompa
Putaran Massa jenis Kapasitas Pressure Putaran
engine crude oil Pompa Discharge pompa
1126 rpm 900 kg/m3 0,0027 m3/s 22 psi 225 rpm

MECHANICAL ENGINEERING 40
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

P-46
P-45

Tank Discharge
Z1 Semanggi Gas Engine

E-1

Suction

P-47
Z2

Keterangan:
- L1(Garis Merah):Panjang pipa suction
- L2(Garis Biru) : Panjang pipa discharge
Z : Elevasi

Tank
Nglobo

Gambar 4.1 Instalasi Pipa Pompa Reciprocating SP 3 Semanggi ke Nglobo


Sumber: Microsoft Visio

Keterangan gambar :

L1 = 13,5 m Elbow 90° (suction) = 5

L2 = 12000 m Elbow 90° (discharge)= 5

Gate Valve (suction) =2 Elbow 45° (discharge)= 10

Gate Valve (discharge) =2 Strainer (suction) =1

Diameter pipa (suction) = 6 inch Z1 =2m

Diameter pipa (discharge) = 4 inch

Z2 = 40 m

MECHANICAL ENGINEERING 41
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

4.3. Hasil dan Pembahasan


4.3.1 Hasil Perhitungan
1. Debit Aliran Fluida
𝑄 = 𝟎, 𝟎𝟎𝟐𝟕 m3/s
2.Kecepatan pada Pipa Isap Vs (suction)
𝑄 𝜋 𝑥 𝑑12
𝑉𝑠 = 𝐴 dimana : 𝐴𝑠 =
𝑠 4

𝑚3
0,0027 𝑠
𝑉𝑠 = = 𝟎, 𝟏𝟓𝟐𝟑 m/s
1
(0,152 𝑚)2
4 𝑥 3,14 𝑥
3.Kecepatan pada Pipa Keluar Vd (discharge)
𝑄 𝜋 𝑥 𝑑22
𝑉𝑑 = 𝐴 dimana : 𝐴𝑑 =
𝑑 4

0,0027 𝑚3 /𝑠
𝑉𝑑 = = 𝟎, 𝟑𝟒𝟐 m/s
1 2
4 𝑥 3,14 𝑥 (0,101 𝑚)
4. Perhitungan Bilangan Reynold (suction)
v = Viskositas kinematik (pada T : 40°C)
v = 5,1711 x 10-6
Diketahui:
Vs = 0,1523 m/s
ds = 0,152 m
𝑉𝑥𝑑
BilanganReynold(𝑅𝑒 ) = 𝑣

(0,1523 m/s) 𝑥 (0,152 𝑚)


𝑅𝑒 = = 𝟒𝟒𝟗𝟎, 𝟏𝟑𝟎𝟗
5,1711 x 10−6 𝑚2 /s
Dengan harga Re > 4000, maka sifat aliran fluidanya adalah Turbulen. Dari
lampiran 5 koefisien kekasaran untuk pipa licin dengan material besi tuang
diperoleh harga besi tuang (Cast iron). Pada lampiran koefisien kekasaran untuk
pipa licin dengan material besi tuang diperoleh harga besi tuang (Cast iron), ε :
0,0002626 m
𝜖 0,00026 𝑚
𝑓1 = = = 𝟏, 𝟕𝒙𝟏𝟎−𝟑
𝑑 0,152 𝑚
Maka, koefisien gesekan dilihat pada lampiran diagram Moody (f1) = 0,047

MECHANICAL ENGINEERING 42
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

5. Perhitungan Rugi Mayor pada Pipa Suction (hms)


f1 = 0,047
L1 = 13,5 m
d1 = 0,152 m
Vs = 0,1523 m/s
g =9,81 m/s2
𝐿1 𝑉𝑠2
ℎ𝑚𝑠 = 𝑓1 𝑥 𝑥
𝑑1 2𝑔
13,5 (0,1523 𝑚/𝑠)2
ℎ𝑚𝑠 = 0,047 𝑥 𝑥 = 𝟎, 𝟎𝟎𝟒𝟗 𝑚
0,152 2 𝑥 (9,81 𝑚/𝑠 2 )
6. Perhitungan Rugi Minor pada Pipa Isap (suction)
Untuk rugi minor pada pipa isap terdapat 2 gate valve, 1 strainer dan 5
belokan perubahan arah (90°)
Σ𝐾 = 6,51
Vs = 0,1523 m/s
𝑉𝑠2
ℎ𝑓𝑠 = Σ𝐾 𝑥
2𝑔
(0,1523 m/s)2
ℎ𝑓𝑠 = 6,51 𝑥 = 𝟎, 𝟎𝟎𝟕𝟕 𝑚
2 𝑥 9,81 m/𝑠 2
7. Perhitungan Bilangan Reynold (discharge)
v = Viskositas kinematik (pada T : 40°C)
v = 5,1711 x 10-6 m2/s → tabel 4.1
Diketahui:
Vd = 0,342 m/s
dd = 0,101 m
𝑉𝑥𝑑
BilanganReynold(𝑅𝑒 ) = 𝑣

(0,342 m/s) 𝑥 (0,101 𝑚)


𝑅𝑒 = = 𝟔𝟕𝟐𝟗, 𝟎𝟕𝟒
5,1711 x 10−6 𝑚2 /s
Dengan harga Re > 4000, maka sifat aliran fluidanya adalah Turbulen. Dari
lampiran 5 koefisien kekasaran untuk pipa licin dengan material besi tuang
diperoleh harga besi tuang (Cast iron). Pada lampiran koefisien kekasaran untuk
pipa licin dengan material besi tuang diperoleh harga besi tuang (Cast iron), ε :
0,00026 m

MECHANICAL ENGINEERING 43
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

𝜖 0,00026 𝑚
𝑓2 = = = 𝟐, 𝟓𝟕 𝒙𝟏𝟎−𝟑
𝑑 0,101 𝑚
Maka, koefisien gesekan dilihat pada lampiran diagram Moody (f2) = 0,045
8. Perhitungan Rugi Mayor pada Pipa Discharge (hmd)
f2 = 0,045
L2 = 12000 m
d2 = 0,101 m
Vd = 0,342 m/s
g = 9,81 m/s2
𝐿2 𝑉𝑑2
ℎ𝑚𝑑 = 𝑓2 𝑥 𝑥
𝑑2 2𝑔
12000 (0,342 𝑚/𝑠)2
ℎ𝑚𝑑 = 0,045 𝑥 𝑥 = 𝟑𝟏, 𝟕𝟖 𝑚
0,101 2 𝑥 (9,81 𝑚/𝑠 2 )
9. Perhitungan Rugi Minor pada Pipa Discharge
Untuk rugi minor pada pipa keluar terdapat 2 gate valve, 5 elbow 90°, dan
10 elbow 45°.
Σ𝐾 = 7,02
Vd = 0,342 m/s
𝑉𝑑2
ℎ𝑓𝑑 = Σ𝐾 𝑥
2𝑥𝑔
(0,342 m/s)2
ℎ𝑓𝑑 = 7,02 𝑥 = 𝟎, 𝟎𝟒 𝑚
2 𝑥 9,81 m/𝑠 2
10. Perhitungan Head Pompa
𝑣2
𝐻 = ℎ𝑎 + ∆ℎ𝑝 + ℎ1 +
2𝑔
0,19013312 𝑚/𝑠
𝐻 = 42 𝑚 + 0,513 𝑚 + 31,83 𝑚 + = 𝟕𝟒, 𝟑𝟒𝟓 𝑚
2 × 9,81 m/𝑠 2
11. Output Power
𝑤𝑄𝐻
𝑃𝑜𝑢𝑡 =
75
𝑤 =𝜌𝑔
900 𝑥 9,81 x 0,0024 x 74,345
𝑃𝑜𝑢𝑡 = = 𝟐𝟒, 𝟑𝟏 𝐻𝑃
75

MECHANICAL ENGINEERING 44
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

12. Input Power


Input power adalah daya yang digunakan engine untuk menggerakan
pompa. Input power dapat didapatkan dari spesifikasi gas engine Caterpillar 3304
yang tertera pada lampiran 6. Mendapatkan daya nya dapat melalui interpolasi.
Untuk putaran engine sebesar 1126 didapatkan 60,03 HP.
13. Efisiensi Pompa
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝜂𝑝𝑢𝑚𝑝 = 𝑥100%
𝑃𝑖𝑛
24,31 𝐻𝑃
𝜂𝑝𝑢𝑚𝑝 = 𝑥100% = 𝟒𝟎, 𝟒𝟗𝟖 %
60,03 𝐻𝑃
4.3.2 Pembahasan
Dari hasil perhitungan pompa Reciprocating SP3-PA-2 yang diperoleh,
diketahui data komperatif di lapangan diameter pipa isap (suction) d1 adalah 6
inchi sedangkan diameter pipa keluar (discharge) d2 adalah 4 inchi dan debit
aliran instalasi Q adalah 0,0027 m3/s. Sehingga diperoleh kecepatan aliran pada
pipa adalah vs = 0,1523 m/s dan vd = 0,342 m/s.
Untuk perhitungan headloss pada pipa isap (suction) maka didapat nilai
viskositas kinematik (pada suhu 40° C) v adalah 5,1711 x 10-6 m2/s sehingga
didapat bilangan Reynold adalah 4490,1309 dengan hasil rugi mayor hms adalah
0,0049 m dan rugi minor untuk hfs 0,0077 m, sedangkan hasil pada pipa keluar
(discharge) untuk viskositas kinematik adalah 5,1711 x 10-6 m2/s dan bilangan
Reynold adalah 6729,074 dengan hasil rugi mayor hmd adalah 31,78 m dan rugi
minor untuk hfd 0,049 m. Diperoleh head (hp) pada Pompa Reciprocating model
FXD-172 (SP 3-PA-2) adalah sebesar 74,34 m, dengan efisiensi pompa sebesar
40,498 %.
Maka head total (hp) pada pompa reciprocating model FXD-172 (SP 3-PA-
2) adalah sebesar 74,34 m dan nilai headloss nya sebesar 31,83 m. Dengan
demikian pompa reciprocating model FXD-172 (SP 3-PA-2) masih ideal untuk
digunakan hal ini dikarenakan head pada pompa lebih besar daripada headloss
yang terjadi, sehingga pompa mampu untuk memompakan minyak dari SP III
Semanggi ke District 2 Nglobo. Untuk efisiensi pompa reciprocating model FXD-
172 (SP 3-PA-2) sebesar 40,498 %, sedangkan pompa reciprocating umumnya
memiliki standard efisiensi pompa ≥84 % (ASME 2009 Fluids Engineering).

MECHANICAL ENGINEERING 45
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

 Cara meningkatkan efisiensi pompa reciprocating antara lain:


1. Menghindari kebocoran minyak dan air pada pompa
Untuk kinerja yang lebih baik dari sebuah pompa reciprocating, harus selalu
memastikan dan mempertahankan kapasitas volume. Ini berarti perlu dijaga
volume cairan pada tingkat yang konstan, yaitu jumlah cairan yang masuk dalam
pompa harus sama dengan cairan yang keluar dari pompa. Terjadinya kebocoran
pompa dapat menyebabkan volume pompa menurun, termasuk kebocoran cincin
segel pada silinder dan mekanisme keseimbangan kekuatan aksial pompa. Hal
tersebut menyebabkan pompa tidak mengkompresi minyak dan air secara
maksimal, sehingga menyebabkan tekanan dan efisiensi menurun.
2. Perawatan atau maintenance komponen utama pompa dilakukan secara rutin
dan berkala
Setelah pompa dioperasikan dalam kurun waktu tertentu, pasti muncul
beberapa faktor kecil yang menimbulkan turunnya efisiensi pompa. Untuk itu
perlu dilakukan pengecekan pada bagian pompa, seperti silinder, pompa,
crankshaft yang mungkin terjadi cacat pada permukaannya sehingga menurunkan
daya hidrolik pompa.
3. Penggunaan komponen penunjang aliran pipa yang ideal
Dalam industri migas, instalasi pipa dibutuhkan dalam mengalirkan minyak
dan air dari pengeboran menuju tangki minyak. Dalam hal ini komponen
penunjang aliran pipa seperti elbow, gate valve, swing check, sambungan tee dsb
sangat membantu dalam instalasi per pipaan. Dalam penggunaan komponen
penunjang tersebut harus dipakai secara ideal, karena semakin banyak
penggunaan komponen tersebut menyebabkan tinggi koefisien gesekan pada
instalasi per pipaan, yang menimbulkan efisiensi laju aliran minyak menurun.
4. Pengecekan gas engine (daya engine) sebelum pompa dioperasikan
Sebelum pompa dioperasikan ada kalanya dilakukan pengecekan tiap hari
pada gas engine terutama pada radiator dan oli engine. Hal ini sangat mendasar
untuk dilakukan karena, kinerja gas engine ini sangat berpengaruh kinerja dari
pompa reciprocating tersebut.

MECHANICAL ENGINEERING 46
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. PT. Pertamina EP adalah perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan usaha
di sektor hulu bidang minyak dan gas bumi, meliputi eksplorasi dan
eksploitasi. Wilayah kerja (WK) PT. Pertamina EP seluas 113.613,90
kilometer persegi yang merupakan limpahan dari sebagian besar Wilayah
Kuasa Pertambangan Migas PT. Pertamina (Persero). Pola pengelolaan usaha
WK seluas itu dilakukan dengan cara dioperasikan sendiri (own operation) dan
kerja sama dalam bentuk kemitraan, yakni 4 proyek pengembangan migas, 7
area unitisasi, dan 52 area kontrak kerjasama kemitraan yang terdiri dari 27
kontrak Technical Assistant Contract (TAC), dan 25 kontrak Kerjasama
Operasi (KSO). KSO sendiri mulai beroperasi Desember 2013. Jika dilihat dari
rentang geografinya, PT. Pertamina EP beroperasi hampir di seluruh wilayah
Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.
2. PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu mengelola dua lapangan produksi
(Distrik), yaitu Distrik I Kawengan dan Distrik II Ledok dan Nglobo. Namun,
sejak akhir 2013 PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu melakukan perjanjian
KSO (Kerjasama Operasional) dengan PT. Geo Cepu Indonesia untuk
mengelola lapangan Kawengan, Ledok, dan Nglobo, sedangkan Central
Processing Plant (CPP) Blok Gundih dikelola oleh PT. Titits Sampurna.
Adapun PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu mengelola Tiungbiru (TBR),
Tapen, Banyuasin (BNA), dan MGS (Main Gathering Station) Menggung.
3. Pengoperasian pompa reciprocating adalah suatu kegiatan pengoperasian yang
dimulai dari proses pengecekan pada gas engine dan selanjutnya pengecekan
pompa reciprocating. Gas engine ini perlu dilakukan suatu perlakuan khusus
yang dilakukan setiap hari misalnya, pengecekan radiator dan oli mesin. Pompa
reciprocating juga perlu dilakukan setiap pengoperasian dalam kurun waktu
penggunaaan 272 jam/sekali untuk dilakukan tinjauan pada proses ekspansi
crude oil dalam silinder piston.
4. Dalam pengkajian pompa reciprocating dilakukan analisis pada kerugian aliran
pipa dan kemampuan pompa mengalirkan crude oil dari SP 3 Semanggi ke
District 2 Nglobo. Salah satunya dilakukan perhitungan kerugian (headloss)

MECHANICAL ENGINEERING 47
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

mayor dan minor dengan memperhatikan koefisien gesek komponen (gate


valve, elbow, dan sambungan tee branch) pada instalasi pipa. Juga dilakukan
analisis efisiensi pompa yang didapatkan dari perbandingan daya hidrolik dan
daya poros.
5. Maka head total (hp) pada pompa reciprocating model FXD-172 (SP 3-PA-2)
adalah sebesar 74,34 m dan nilai headloss nya sebesar 31,83 m. Dengan
demikian pompa reciprocating model FXD-172 (SP 3-PA-2) masih ideal untuk
digunakan hal ini dikarenakan head pada pompa lebih besar daripada headloss
yang terjadi, sehingga pompa mampu untuk memompakan minyak dari SP III
Semanggi ke District 2 Nglobo.
6. Efisiensi pompa reciprocating model FXD-172 (SP 3-PA-2) sebesar 40,498 %,
sedangkan pompa reciprocating umumnya memiliki standard efisiensi pompa
≥84 % (ASME 2009 Fluids Engineering).
5.2. Saran
Untuk meningkatkan efisiensi pompa reciprocating model FXD-172 (SP 3-
PA-2) diperlukan beberapa cara antara lain:
1. Menghindari kebocoran minyak dan air pada pompa
2. Perawatan atau maintenance komponen utama pompa dilakukan secara rutin
dan berkala
3. Penggunaan komponen penunjang aliran pipa yang ideal
4. Pengecekan gas engine (daya engine) sebelum pompa dioperasikan

MECHANICAL ENGINEERING 48
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

DAFTAR PUSTAKA
Herbert et all. 2008. Positive Displacment Recciprocating Pump Fundamentals
Power and Direct Acting Types. Penistone : Sheffield.
K. Roul. 2015. Raboratory Manual on Reciprocating Pump Test Rig. Gandhi
Institute for Technologil Advancement : Bhubaneswar.
Puspawan, A. 2013. Analisa Rugi-Rugi Instalasi Pipa dan Pompa Reciprocating di
PT. Pertamina EP Region Area Prabumulih Propinsi Sumatera Selatan.
Universitas Bengkulu : Bengkulu.
Rahmanda dkk. 2014. Piston Pump. Institut Teknologi Sepuluh November :
Surabaya.
Ravivarman and Iqbal. 2016. Modelling and Performance Evaluation of a Duplex
Reciprocating Pump. SRM University : India.
Suarda, Made. 2015. Pompa dan Kompresor. Universitas Udayana : Denpasar.
Xie et all. 2009. Research on Improving Efficency of High Pressure Pump in
SeawaterReverse Osmosis Desalination. ASME : Colorado.

MECHANICAL ENGINEERING 49
STATE UNIVERSITY OF MALANG
Laporan Praktik Industri
PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu

LAMPIRAN

MECHANICAL ENGINEERING 50
STATE UNIVERSITY OF MALANG

Anda mungkin juga menyukai