Disusun Oleh :
Silva Isfahani
(11150163000060)
Latar Belakang
Pada dasarnya, materi mengenai hukum Ampere ini sangat berkaitan erat
dengan ilmu fisika. Fisika sendiri merupakan ilmu yang mempelajari mengenai
alam dalam makna terluas. Salah satu bahan kajian fisika sendiri adalah hukum
Ampere. Hukum ini sangan berkaitan erat dengan listrik dan magnet.
Hukum Ampere ditemukan setelah penemuan Oersted, mengikuti aturan
kaidah tangan kanan Oersted. Hukum ini hanya digunakan untuk lintasan tertutup
dan terdapat kesimetrian di dalamnya.
Hukum Ampere pertama kali dikemukakan oleh seorang fisikawan
berkebangsaan Perancis yang bernama Andre Marie Ampere sekitar tahun 1825.
Ampere mengemukakan cara untuk menghitung kuat medan magnet oleh kawat
berarus listrik. Ia membuat lintasan tertutup yang melingkupi kawat berarus listrik
dan searah medan magnet, kemudian ia menghitung panjang lintasan tertutup
tersebut dan menyatakan panjang lintasan tertutup yang searah dengan medan
magnet dikalikan kuat medan magnet bernilai sama dengan kuat arus yang
dilingkupi oleh lintasan dikalikan permeabilitas medium.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengarkan dan melihat
magnet. Mungkin kita berfikir, magnet itu dapat menarik benda. Magnet dapat
membantu pekerjaan sehari-hari seperti mengambil benda dengan yang jatuh
disebuah tempat yang sempit dengan sebuah magnet. Bahkan sering kita dapatkan
benda yang menggunakan prinsip magnet yang lebih rumit seperti bel listrik,
telepon, dinamo, alat-alat rumah tangga dan masih banyak lainnya, itu beberapa
contoh penerapan magnet dalam bentuk Solenoida. Kali ini, kami membuat
makalah tentang solenoida untuk mengetahui bagaimana kerja dari solenoida
sendiri dan manfaat yang terjadi disekitar kita.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah hukum Ampere?
2. Bagaimana bunyi hukum Ampere?
3. Apa saja aplikasi dari hukum Ampere?
4. Bagaimana kerja solenoida hingga menghasilkan magnet?
5. Apa saja penerapan dari solenoida?
Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah hukum Ampere.
2. Unuk mengetahui dan memahami bunyi hukum Ampere.
3. Untuk mengeatahui dan memahami berbagai aplikasi dari hukum Ampere.
4. Memahami prinsip kerja solenoida
5. Mengetahui manfaat solenoida dalam kehidupan sehari-hari
Bab II
ISI
HUKUM AMPERE
Untuk mengetahui letak kutub utara dan kutub selatan yang terbentuk pada
kumparan berarus listrik, dapat dilakukan dengan cara :
1. Perhatikan arah listrik yang mengalir pada kumparan.
2. Ujung kumparan yang pertama kali mendapat arus listrik dijadikan sebagai
pedoman untuk menentukan letak kutub-kutub magnet.
3. Kemudian, genggam ujung kumparan yang pertama kali teraliri arus listrik
dengan posisi jari tangan kanan sesuai dengan letak kawan pada inti besi.
4. Apabila kawat itu berada di depan inti besi, letakkan telapak tangan
menghadap ke depan, kemudian genggam kumparan yang berinti besi.
5. Letak kutub utara magnet ditunjukkan oleh arah ibu jari, sedangkan arah
sebaliknya menunjukkan kutub selatan.
6. Jika kawat penghantar yang pertama kali teraliri arus listrik berada di
belakang inti besi, maka hadapka telapak tangan ke belakang, kemudian
genggam kumparan kawat itu.
7. Dengan cara yang sama kita dapat juga menentukan letak kutub utara, dan
kutub selatan magnet.
B. Medan Magnetik
C. Hukum Biot-Savart
μ0 I d s⃗ x r^
d⃗
B=
4 π r2
Dengan μ0=4 π x 10−7 T . m/ A adalah permeabilitas ruang hampa.
Medan magnet total :
μ0 ds x r^
B= ∫ r2
4π
E. Hukum Ampere
∮ H . d I =I yang dilingkupi
Kita juga dapat menurunkan hasil-hasil ini untuk lintasan integrasi yang
dl.
lebih umum, seperti lintasan dalam Gambar (a). Pada posisi elemen garis ⃗
dl dan ⃗
Sudut di antara ⃗ B adalah ϕ, dan
3
Joseph A. Edminster. Elektromagnetika. (Jakarta : Erlangga, 2002) hal. 51-55
B .d l⃗ =B dl cos ϕ
⃗
Dari gambar tersebut, dl cos ϕ=r dθ, dimana dθ adalah sudut yang dicakup oleh
dl di posisi konduktor itu dan r adalah jarak dari ⃗
⃗ dl dari konduktor tersebut. Jadi,
μ I μ I
⃗ ∮ 0 ( r dθ )= 0 ∮ dθ
∮ ⃗B . d l= 2 πr 2π
Tetapi, ∮ dθ sama dengan 2 π, yakni sudut total yng disapa oleh garis radial dari
konduktor ke d ⃗l selama sebuah perjalanan lengkap mengelilingi lintasan itu.
Maka kita memperoleh
∮ ⃗B . d l⃗ =μ 0 I (29-19)
Hasil ini tidak bergantung pada bentuk lintasan atau pada posisi kawat
didalamnya. Jika arus dalam kawat berlawanan dengan arus yang diperlihatkan,
maka integral memiliki tanda yang berlawanan. Tetapi jika lintasan itu tidak
mencakup kawat tersebut (Gambar (b)), maka perubahan netto dalam θ selama
perjalanan mengelilingi lintasan integrasi itu adalah nol; ∮ dθ adalah nol sebagai
ganti dari 2 π , dan integral garis itu adalah nol.
Persamaan (29-19) adalah pernyataan yang hampir yang hampir
merupakan pernyataan umum dari hukum Ampere, tetapi tidak tepat betul. Untuk
menyederhanakan persamaan ini lebih jauh lagi, misalnya beberapa konduktor
lurus yang panjang lewat melalui permukaan yang dibatasi oleh lintasan integrsi
B di sembarang titik pada lintasan itu adalah jumlah
itu. Medan magnetik total ⃗
vektor dari medan-medan yang dihasilkan oleh konduktor-konduktor individu
B total sama dengan μ0 kali jumlah aljabar dari
tersebut. Jadi integral garis dari ⃗
arus-arus itu. Dalam menghitung jumlah ini, kita menggunakan kaidah tanda
untuk arus yang dijelaskan di atas. Jika lintasan integrasi itu tidak mencakup
B dari kawat tersebut
sebuah kawat tertentu, maka integral garis dari medan ⃗
adalah nol, karena sudut θ untuk kawat tersebut melalui sebuah perubahan netto
sebesar nol dan bukan 2 π selama integrasi itu. Sebarang konduktor yang hadir
yang tidak tercakup oleh sebuah intasan tertentu masih dapat memberikan
B di tiap-tiap titik, tetapi integral garis dari medannya
kontribusi terhadap nilai ⃗
mengeilingi lintasan itu adalah nol.4
Jadi kita dapat menggantikan I dalam persamaan (29-19) dengan I yang dicakup
, yakni jumlah aljabar dari arus-arus yang dicakup atau yang dihubungkan oleh
lintasan integrasi itu, dengan jumlah yang dihitung dengan menggunakan kaidah
tanda yang baru saja dijelaskan, maka pernyataan kita tentang hukum Ampere
(Ampere’s Law) adalah
Disini :
B sejajar (searah) d⃗s sehingga : ⃗
-⃗ B.
d⃗s = B ds.
- B konstan, dapat dikeluarkan dari tanda
integral.
- Integral tertutup ds = keliling lingkaran.
Jadi, hukum Ampere :
μ I
∮ ⃗B . d ⃗s = 2 0πr ( 2 πr )=μ 0 I
∮ ⃗B . d ⃗s =μ 0 I
Keterangan :
B = medan magnetik (T atau WB/m2)
⃗
d ⃗s = elemen panjang (m)
I = kuat arus listrik (A)
μ0 = permeabilitas ruang hampa (4π x 10-7 T.m/A)5
4
Hugh D. Young dan Roger A. Freedman. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 2. (Jakarta :
Erlangga, 2004) hal. 347
5
Gorus Seran Daton, dkk. FISIKA. PT.Grasindo.
F. Aplikasi Hukum Ampere
Di dalam kawat :
μ0 I (untuk r < R)
B= ( 2 π R2 ) r
Di luar kawat :
μ0 I
B= (untuk r ≥ R)
2 πr
Keterangan :
0 = permeabilitas ruang hampa = 4π x 10-7 T/m.A
B = Medan magnet (T)
N = Jumlah lilitan
I = kuat arus listrik (A)
R = jari-jari dalam (m)
r = jari-jari luar (m)
2. Medan Magnetik dari Toroida
B=μ0 ∋ ¿ ¿
2 πr
Keterangan :
0 = permeabilitas ruang hampa = 4π x 10-7 T/m.A
B = Medan magnet (T)
N = Jumlah lilitan
I = kuat arus listrik (A)
r = jari-jari (m)
∮ B . ds=Bl=μ0 ∋¿ ¿
N
B=μ0 I =μ0 ∋¿
l
N
n=
l
Keterangan :
0 = permeabilitas ruang hampa = 4π x 10-7 T/m.A
B = Medan magnet (T)
N = Jumlah lilitan
I = kuat arus listrik (A)
l = panjang solenoida (m)
N = cacah total lilitan solenoida
n = N/l = cacah lilitan per satuan panjang solenoid6
G. Solenoida
6
https://www.google.co.id/url?q=http://ikhsan-s.yolasite.com/resources/09-Sumber-Medan-
Magnetik.pdf&sa=U&ved=0ahUKEwiXwsrSvtXUAhUEL48KHV6jANkQFggfMAI&usg=AFQj
CNFks3zrcn__Ixs2VqLEd_05tFZTPw
7
Mohammad Ishaq, FisikaDasar: Elektrisitas & Magnetisme (Yogyakarta: Graha Ilmu,2007)
Jika sepotong besi diletakan di dalam solenoida, medan magnet meningkat
sangat besar karena besi tersusun oleh medan magnet yang dihasilkan oleh arus.
Saat arus listrik mengaliri solenoida, solenoida tersebut akan memiliki
sifat medan magnet. Posisi dari kutub – kutub medan magnet pada solenoida
dipengaruhi oleh arah arus di tiap lilitan tersebut. Karena garis – garis medan
magnet akan meninggalkan kutub utara magnet.
Induksi magnet pada ujung solenoida
μ 0 . i. N
B=
2ℓ
Induksi magnet ditengah solenoida
μ 0 . i. N
B= =μ 0 .i . n
ℓ
Keterangan:
l = panjang solenoida (m)
μ0 = permeabilitas ruang hampa (4x 10−7 m/a ¿
I = arus pada solenoida (A)
N = banyaknya lilitan
n = banyaknya lilitan per satuan panjang (N/ l )
Pada rumus tersebut, dapat diketahui bahwa B hanya bergantung pada
jumlah lilitan per satuan panjang, n, dan arus I. Medan tidak bergantung pada
posisi di dalam solenoida, sehingga nilai B seragam. Hal ini hanya berlaku pada
solenoida takhingga, tetapi merupakan pendekatan yang baik untuk titik – titik
yang sebenarnya yang tidak dekat dengan ujung solenoida.8
Untuk mencari medan magnet yang disebabkan oleh distribusi arus yang
sangat simetris, kita disarankan untuk menggunakan hukum Ampere. Hukum
Ampere mirip dengan hukum gauss pada medan listrik, hanya saja sekarang kita
tidak menggunakan integral permukaan tertutup, melainkan kita gunakan integral
garis tertutup. Hukum Ampere dirumuskan bukan dalam Hukum Ampere fluks
8
Young, Hugh D, Fisika Universitas (Jakarta: Erlangga, 2003) hlm 352
magnetik, tetapi dalam integral garis dari B yang mengelilingi sebuah lintasan
B∙ ⃗
tertutup, dinyatakan oleh ⃗ dl =Bl 9
1. Bel Listrik
2. Relai
3. Telepon
Telepon terdiri dari 2 bagian yaitu bagian mikrofon dan bagian pendengar
telepon. Prinsip kerja bagian mikrofon adalah mengubah gelombang suara
menjadi getaran getaran listrik. Pada bagian mikrofon ketika seseorang berbicara
akan menggetarakan diafragma alumunium. Serbuk serbuk karbon yang terdapat
pada mikrofon mengecil. Getaran yang berupa sinyal listrik akan mengalir melalui
rangkaian listrik. Prinsip kerja bagian pendengar telepon adalah mengubah sinyal
listrik yang diterima menjadi gelombang bunyi.
Bagian utama Telepon:
a. Pesawat pengirim, yang biasa disebut mikrofon
b. Pesawat penerima, biasanya disebut telepon.
4. Speaker
Proses speaker coil bergerak dan kembali keposisi semula sebagai berikut.
Elektromagnet di posisikan pada suatu bidang magnet yang konstan yang
diciptakan oleh sebuah magnet permanen. Kedua magnet tersebut, yaitu
elektromagnet dan magnet permanen, berinteraksi satu sama lain seperti 2 magnet
yang berhubungan pada umunya. Kutub positif pada elektromagnet tertarik
dengan kutub negatif magnet permanen dan kutub negatif pada elektromagnet
ditolak oleh kutub negative magnet permanen. Ketika orientasi kutub
electromagnet bertukar, bertukar pula arah gaya tarik menariknya. Dengan cara
seperti ini, arus bolak balik secara konstan membalikakkan dorongan magnet
antara voice coil dengan magnet permanen
6. Metal Detector
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Anonim. Hukum Ampere Berkaitan Erat dengan Ilmu Fisika. Diambil dari:
http://ujian sma.com/hukum-ampere-ilmu-fisika. Diakses pada tanggal 22
Juni 2017 pukul 15.20 WIB.
Anonim. Sumber-sumber Medan Magnetik. Diambil dari :
https://www.google.co.id/url?q=http://ikhsan-s.yolasite.com/resources/09-
Sumber-Medan-
Magnetik.pdf&sa=U&ved=0ahUKEwiXwsrSvtXUAhUEL48KHV6jANkQ
FggfMAI&usg=AFQjCNFks3zrcn__Ixs2VqLEd_05tFZTPw. Diakses pada
tanggal 22 Juni 2017 puku 15.00 WIB.
Edminster A. Joseph. 2002. Elektromagnetika. Jakarta : Erlangga.
Giancoli, C Douglas. 2001. Fisika Dasar edisi kelima. Jakarta : Erlangga.
Gorus Seran Daton, dkk. FISIKA SMA Kelas XII. PT.Grasindo.
Hugh D. Young dan Roger A. Freedman. 2004. Fisika Universitas Edisi
Kesepuluh Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Hyat, H.William dan John A.Buck. 2006. Elektromagnetika edisi ketujuh.
Jakarta : Erlangga.
Ishaq, Mohammad. 2007. Fisika Dasar : Elektrisitas & Magnetisme. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Murdaka, Bambang. 2009. Fisika Dasar Untuk Ilmu Komputer & Informatika.
Yogyakarta: CV Andi Offset.