Anda di halaman 1dari 17

JOURNAL READING

MAKNA DARI ELEVASI SEGMEN ST DI LEAD aVR PADA


PASIEN SINDROM KORONER AKUT DENGAN NON-ST ELEVASI

DISUSUN OLEH:

EDWIN OKA MUSTOFA (G99172065)


M. FAKHRI KUSUMA WARDHANI (G99172105)

PEMBIMBING:
dr. AMINAN, Sp. JP(K)., FIHA.

KEPANITERAAN KLINIK/ PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER


BAGIAN ILMU PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOEHADI PRIJONEGORO
2019
MAKNA DARI ELEVASI SEGMEN ST DI LEAD AVR PADA
PASIEN SINDROM KORONER AKUT DENGAN NON-ST ELEVASI

PRITAM KUMAR GACHCHHADAR, MANZOOR MAHMOOD, DIPAL KRISHNA ADHIKARY,


MSI TIPU CHOWDHURY, MD. ASHRAF UDDIN SULTAN, MRM MANDAL,
KHALED MD. IQBAL, SAJAL KRISHNA BANERJEE

ABSTRAK:
Latar belakang:
Akibat oklusi dari Left Main Artery (LMA) yang menyebabkan kemerosotan
hemodinamik yang mengancam jiwa dan aritmia berat, menghasilkan hasil yang
merugikan, diagnosis yang cepat dilanjutkan revaskularisasi mendesak dengan
intervensi koroner perkutan (PCI) atau operasi bypass koroner sangatlah penting pada
keadaan pasien ini. Sebuah 12-lead elektrokardiogram (ECG) adalah alat yang sangat
penting dalam mendiagnosis dan menstratifikasi risiko sindrom koroner akut (ACS).
Tidak seperti 11 lead lainnya, lead aVR sudah lama diabaikan dalam beberapa tahun
terakhir.
Tujuan: 
Untuk menentukan keakuratan elektrokardiografi 12-lead dalam memprediksi
penyakit pembuluh darah pada left main dan / atau penyakit 3 pembuluh darah (TVD)
pada pasien dengan sindrom koroner akut non-ST elevasi.
Metodologi: 
Penelitian observasional cross sectional ini dilakukan pada pasien dengan Sindrom
Koroner Akut non-ST elevasi di Departemen Kegawatdaruratan Jantung. Penelitian
ini dilakukan dari bulan Mei 2017 hingga April 2018. Sebanyak orang 36 pasien
yang memenuhi kriteria inklusi diikutsertakan dalam penelitian ini. Pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Informasi persetujuan tertulis
(inform consent) diperoleh dari pimpinan rumah sakit. Analisis data dilakukan dengan
program SPSS versi 17 berdasarkan variabel yang berbeda.
Hasil: 
Karena elevasi segmen-ST dalam lead aVR adalah variabel kontinu, cut-off yang
cocok untuk elevasi segmen ST di lead aVR ditemukan untuk mendiagnosis LM dan /
atau penyakit tiga pembuluh darah (TVD) menggunakan kurva ROC. Nilai Cut off
0,75 mm yang memberikan sensitivitas optimal 88,5% dan spesifisitas 80% dengan
luas di bawah kurva adalah 0,892 (95% CI = 0,785-1,000), p <0,001. Area di bawah
kurva menggambarkan 89,2% dari LM dan / atau TVD didiagnosis dengan benar
dengan elevasi ST e≥ 0.75 mm dalam lead aVR pada pasien Sindrom Koroner Akut
tanpa ST elevasi. Nilai Positive Predictive Value sangatlah tinggi (92%) dan nilai
Negative Predictive Value tidaklah sedikit (72,7%) dengan keakuratan keseluruhan
diagnostik 86%.
Kesimpulan: 
Dari temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa elevasi segmen ST e ≥0,75 mm
dalam lead aVR pada pasien Sindrom Koroner Akut tanpa ST elevasi mempunyai
sensitivitas dan spesifisitas dengan akurasi diagnostik keseluruhan yang cukup tinggi.
Elevasi segmen ST e ≥0.75 mm dalam lead aVR pada pasien dengan non-STE-ACS
dapat membedakan LM dan / atau penyakit tiga pembuluh darah (TVD) dengan
tingkat akurasi yang baik.

Kata kunci: Non-ST elevasi sindrom koroner akut (NSTE-ACS), penyakit tiga
pembuluh darah (TVD)

University Heart Journal 2018;


14(2): 71-76
Pendahuluan:
Sindrom koroner akut tetap menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas di
seluruh dunia. Hal ini akan meningkat seiring prevalensi pasien dengan obesitas dan
diabetes yang meningkat.1 Pasien dengan infark miokard akut non-ST elevasi (AMI)
berbeda kaitannya pada mekanisme patofisiologis, ukuran infark, dan jumlah
miokardium yang terkena. Stratifikasi risiko dini adalah hal mendasar dalam
penatalaksanaan kondisi ini.2

Penyakit ACS memiliki banyak variasi bergantung pada keterlibatan arteri koroner,
keparahan, derajat sirkulasi kolateral dan kebutuhan oksigen miokard. Stenosis akut di
bagian proksimal pembuluh left anterior descending, penyakit tiga pembuluh darah
yang parah dan stenosis left main stem keseluruhan telah diketahui sebagai komplikasi
kondisi klinis akibat tingginya insiden infark yang luas, kegagalan pompa, aritmia dan
kematian tiba-tiba. Karena banyaknya penatalaksanaan yang efektif  yang
tersedia saat ini, penemuan dini pada keadaan ini sangatlah penting guna
mendapatkan manajemen yang tepat.3

Penyempitan yang signifikan dari arteri koroner utama menyebabkan risiko tinggi
bagi pasien, sejak oklusi pembuluh darah ini, jika tidak dilindungi oleh aliran
tambahan atau bypass graft pada arteri LAD atau LCX menghambat aliran menuju
sekitar 75% dari ventrikel kiri. Dengan demikian, prediksi obstruksi arteri koroner kiri
utama (LMCA) sangat penting sehubungan dengan pemilihan pengobatan yang tepat
dan perkiraan prognosis pada pasien.3

Elektrokardiogram 12-sadapan (EKG) adalah alat yang sangat penting dalam


diagnosis dan menstratifikasi risiko sindrom koroner akut (ACS). Elevasi segmen ST
pada lead aVR memprediksi penyakit LM atau penyakit tiga pembuluh darah pada
pasien sindrom coroner akut dengan elevasi segmen ST. Tidak seperti 11 lead
lainnya, lead aVR telah lama diabaikan selama ini. Namun,penelitian terbaru
menunjukkan bahwa analisis perubahan segmen-ST dalam lead aVR
menunjukkan informasi yang berguna tentang anatomi angiografi coroner dan
stratifikasi tingkat risiko pada ACS4. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai
nilai independen  prediktif dari elevasi segmen-ST pada lead aVR untuk LM / 3VD
pada pasien sindrom coroner akut tanpa ST elevasi (NSTE-ACS).

Material dan metode:


Desain penelitian: Studi potong lintang(cross sectional)
Tempat studi: Penelitian dilakukan di Departemen Kardiologi, Universitas Jantung
Pusat, BSMMU, Dhaka selama 12 bulan dari Mei 2017 hingga April 2018.
Populasi penelitian: Pasien yang datang dengan sindrom koroner akut non-ST elevasi
di Departemen Kegawatdaruratan Jantung atau CCU BSMMU.

Kriteria kelayakan adalah sebagai berikut:

Kriteria inklusi:
Pasien yang memiliki ST elevasi pada lead aVR dengan kriteria:
• Nyeri dada khas yang dikaitkan dengan iskemia jantung berlangsung minimal 20
menit dan melibatkan pola nyeri yang tidak stabil, termasuk nyeri saat istirahat,
onset baru, angina berat atau sering (angina dengan akselerasi).
• Pasien yang menjalani CAG selama dirawat di rumah sakit sebelum intervensi
koroner.
• Pasien dengan NSTE-ACS terbaru

Kriteria eksklusi:
Pasien dengan kriteria berikut tidak diikutsertakan dalam penelitian:
• Kondisi yang menghalangi evaluasi segmen ST pada EKG (LBBB, RBBB,
hipertrofi ventrikel kiri, pacing ventrikel, pre-eksitasi ventrikel, kardiomiopati non-
iskemik, atau dalam pengobatan antiaritmia).
• Elevasi segmen ST sementara atau persisten di lead selain aVR.
• Terdapat gelombang Q akut MI
• PCI terbaru(<6 bulan) atau CABG sebelumnya.

Pasien dengan sindrom koroner akut non-ST elevasi yang berkunjung di UCC,
BSMMU dipilih sebagai kasus berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan(kriteria
inklusi dan eksklusi). Teknik consecutive sampling digunakan untuk menentukan
jumlah sampel yang diperlukan dari pasien yang memenuhi kriteria. Pasien
ini dievaluasi dan dikelola sesuai dengan pedoman- protokol berbasis UCC.
Data demografi pasien dikumpulkan dan EKG dievaluasi untuk elevasi segmen ST
pada Lead aVR. Kemudian CAG dilakukan sesuai dengan protokol dan pedoman
pasien menggunakan SIEMENS AXIOM pendekatan femoral perkutan. Lesi koroner
angiografis  dievaluasi oleh dua pengamat independen. Pasien dengan stenosis 50%
atau lebih di LM atau 70% atau lebih stenosis pada ketiga pembuluh koroner
(RCA, LAD dan LCx) dimasukkan dalam satu kelompok dan pasien lainnya dengan
arteri koroner normal atau stenosis tidak signifikan dalam satu atau dua pembuluh
dimasukkan di grup lain.
Data direkam dalam format pra-desain termasuk riwayat, pemeriksaan klinis,
investigasi, TTE, dan angiogram koroner. Setelah pengumpulan data selesai, data
diolah dan dianalisis menggunakan SPSS versi 17.

Hasil:
Hampir tiga perempat (72,2%) pasien berusia menengah keatas atau lanjut usia (50
atau > 50 tahun), 22,2% usia menengah (41 - 50 tahun) dan hanya 5,6% menengah ke
bawah berumur (d ≥40 tahun). Usia rata-rata pasien adalah 56,4 tahun dengan pasien
termuda dan tertua berusia 34 dan 75 tahun . Pasien didominasi oleh pria 83,3%)
dengan rasio pria dan wanita sekitar 5: 1
(Tabel I).
Lebih dari 55% pasien adalah perokok (27,8% masih merokok dan 27,8% riwayat
perokok). Hampir 60% dari pasien hipertensi dan 47,2% pasien diabetes. Dislipidemia
dan riwayat keluarga CAD dilaporkan masing-masing menjadi 27,8 dan 33,3% (Tabel
II).
Hanya 2 (5,6%) pasien yang mengalami peningkatan serum kreatinin (kreatinin serum
> 1,5 mg / dl). Peningkatan  serum kolesterol (serum TC> 200 mg / dl), peningkatan
serum LDL (serum LDL> 130 mg / dl) dan peningkatan serum Trigliserida (Tg serum
> 150 mg / dl) masing-masing 27,8%, 33,3%, dan 30,6% , sementara HDL rendah
adalah 58,3% (Tabel III). 
Stenosis signifikan pada left main (LM) dan arteri koroner mayor ditunjukkan pada
Tabel V. Delapan pasien (22,2%) memiliki penyakit LM yang signifikan. Lebih dari
90% memiliki stenosis signifikan pada LAD, 77,8% memiliki stenosis signifikan pada
LCx dan 72,2% memiliki stenosis pada RCA (Tabel IV).
Dua pertiga (66,7%) dari pasien memiliki penyakit tiga pembuluh darah  (TVD),
11,1% penyakit pembuluh ganda (DVD), 19,4% penyakit pembuluh darah tunggal
(SVD) (Gambar 1).
Temuan angiografi menunjukkan bahwa hampir tiga perempat (72,2%) dari pasien
memiliki LM dan/atau TVD (Tabel V).

7 Akurasi ST-elevasi dalam lead aVR dalam memprediksi LM / 3VD pada pasien
NSTE-ACS:
Nilai cut-off terbaik untuk sensitivitas optimal tanpa banyak kompromi dengan
spesifisitas yang diperoleh dari tabel di bawah ini adalah 0,75 dengan area di bawah
kurva 0,892 (95% CI = 0,785-1,000), p <0,001 (Tabel VI & VII). Area di bawah
kurva menandakan bahwa 89,2% dari LM dan / atau TVD dapat didiagnosis dengan
tepat dengan adanya Elevasi ST e ≥0,75 mm dalam lead aVR pada pasien sindrom
coroner akut dengan non-ST elevasi. 
Oleh karena itu, sensitivitas ST-elevasi dalam lead aVR, ata nilai cut-off 0,75 mm,
dalam mendiagnosis LM / 3VD, oleh karena itu, 23/26? 100 = 88,5% dan
spesifisitas tes dengan benar menentukan mereka yang tidak punya LM / 3VD adalah
8/10? 100 = 80.0%. Nilai positive dan negative predictive value dari tes masing-
masing adalah 23/25? 100 = 92,0% dan 8/11 × 100 = 72,7%. Persentase false positive
dan false negative masing-masing adalah 2 / 25? 100 = 8.0 dan 3/11? 100 = 27,3%.
Keakuratan diagnostik keseluruhan dari tes ini adalah (23 + 8) / (23 + 2 + 3 + 8) ×
100 = 86,1% (tabel VIII).
Diskusi:
Dalam penelitian ini, subjek penelitian umumnya diatas usia menengah atau lansia
(72,2%) dan  didominasi laki-laki (83,3%). Lebih dari 55% pasien perokok, hampir
60% menderita hipertensi dan 47,2% penderita diabetes. EKG menunjukkan bahwa
lebih dari dua pertiga (69,4%) dari pasien memiliki ST-elevasi e ≥0,75 dalam
lead aVR. Delapan pasien (22,2%) memiliki penyakit LM yang signifikan. Lebih
dari 90% memiliki stenosis yang signifikan pada LAD, 77,8% stenosis signifikan
pada LCx dan 72,2% stenosis signifikan pada RCA.

Dua pertiga (66,7%) dari pasien memiliki penyakit tiga pembuluh darah (TVD),
11,1% penyakit pembuluh ganda (DVD), 19,4% penyakit pembuluh darah tunggal
(SVD). Hampir tiga perempat (72,2%) memiliki LM dan / atau TVD. 

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menentukan akurasi elevasi segmen-ST
dalam lead aVR dalam memprediksi LM atau penyakit tiga pembuluh darah (LM /
3VD) pada pasien dengan sindrom koroner akut tanpa elevasi segmen ST. Karena
elevasi segmen-ST pada lead aVR merupakan variabel kontinu, nilai cut-off yang
cocok untuk ST-elevasi pada lead aVR dalam mendiagnosis LM dan / atau penyakit
tiga pembuluh darah (TVD) menggunakan kurva ROC. Nilai cut-off adalah 0,75 mm
yang memberikan sensitivitas optimal 88,5% dan spesifisitas 80% dengan area di
bawah kurva adalah 0,892 (95% CI = 0,785-1,000), p <0,001. Area di bawah kurva
menunjukkan 89,2% dari LM dan / atau TVD didiagnosis dengan benar dengan ST
elevasi e ≥0,75 mm pada lead aVR pada pasien sindrom coroner akut tanpa
peningkatan segmen ST. Nilai positive predictive value sangat tinggi (92%) dan nilai
negatife predictive value tidak kurang (72,7%) dengan akurasi diagnostik keseluruhan
86%. 
Hussien dkk (2011)1dalam penelitian yang sama menunjukkan bahwa peningkatan
segmen ST pada lead aVR ≥0.5 mm memiliki sensitivitas yang baik (77%) tetapi
spesifisitas sedang (65%) dengan PPV (64%) dan NPV (78%) dalam
mendiagnosis LM atau penyakit tiga pembuluh darah dan menyimpulkan bahwa alat
non-invasif ini dapat digunakan sebagai alat prediksi penyakit LM atau penyakit 3
TVD pada pasien sindrom coroner akut tanpa elevasi segmen ST sebelum
dilakukan angiogram untuk perawatan pasien segera. Temuan ini selaras dengan
temuan pada penelitian ini.
Beberapa penelitian telah meneliti pentingnya elevasi segmen ST pada lead aVR pada
EKG pasien ACS non-ST elevasi (NSTE-ACS)2,5,6,7
Barrabes et al. 2003 meneliti hubungan antara pergeseran segmen ST pada lead aVR
dan angka kematian di rumah sakit pada 775 pasien dengan NSTEMI dan
menemukan bahwa angka kematian di rumah sakit adalah 1,3% pada pasien tanpa
elevasi segmen ST pada lead aVR, 8,6% pada pasien dengan elevasi segmen ST 0,05
mV hingga 0,1 mV di lead aVR, dan 19,4% pada pasien dengan elevasi segmen-ST e
≥0,1 mV pada lead aVR.
Setelah menyesuaikan variabel klinis, odds ratio (OR) untuk kematian di rumah sakit
pada 2 kelompok terakhir masing-masing adalah 4,2 (95% CI: 1,5-12,2) dan 6,6
(95% CI:2.5-17.6. Pada 437 pasien yang menjalani arteriografi koroner dalam waktu
6 bulan dari awal gejala, prevalensi LM atau penyakit 3 pembuluh darah di antara 3
kelompokmasing-masing adalah 22,0%, 42,6%, dan 66,3%. Dari temuan itu terlihat
elevasi segmen ST pada lead aVR di NSTEMI adalah predictor independen
peningkatan kemungkinan mortalitas di rumah sakit akibat penyakit arteri koroner
yang parah. Temuannya juga menunjukkan bahwa semakin besar derajat elevasi
segmen ST di lead aVR pada non-STE-ACS, semakin tinggi kemungkinan  kematian
akibat penyakit jantung coroner yang parah. Karena pada penelitian ini adalah
penelitian cross-sectional, maka penelitian ini tidak memiliki cakupan data kematian. 

Oklusi akut dari arteri left main (LM) menyebabkan perburukan hemodinamik yang
mengancam jiwa dan aritmia ganas, menghasilkan hasil yang merugikan, diagnosis
dini dan revaskularisasi secepatnya dengan intervensi koroner perkutan (PCI) atau
operasi bypass koroner sangatlah penting untuk pasien ini. Elektrokardiogram 12-
sadapan (EKG) adalah alat yang penting dalam diagnosis dan stratifikasi
risiko sindrom koroner akut (ACS). Tidak seperti 11 lead lainnya, sadapan aVR telah
lama diabaikan sampai beberapa tahun terakhir. 

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa analisis pergeseran segmen ST pada lead


aVR memberikan informasi yang bermanfaat pada anatomi angiografi koroner dan
stratifikasi risiko pada pasien ACS. Elevasi segmen ST pada lead aVR dapat
disebabkan oleh iskemia transmural di bagian basal dari septum interventrikular yang
disebabkan oleh gangguan aliran darah koroner dari cabang mayor pertama dari arteri
koroner anteroinferior sinistra8, iskemia transmural pada saluran keluar ventrikel
kanan yang disebabkan oleh gangguan aliran darah koroner pada cabang besar
coroner yang berasal dari arteri coroner dekstra;9 dan perubahan timbal balik yang
berlawanan dengan iskemik atau non-iskemik depresi segmen ST pada tungkai lateral
dan sadapan prekordial10. Di sisi lain, depresi segmen ST pada lead aVR dapat
disebabkan oleh iskemia transmural di daerah inferolateral dan apeks. Baru-baru ini
terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa analisis gelombang T pada lead aVR
juga menyediakan informasi prognostik yang bermanfaat dalam populasi umum dan
pasien dengan infark miokard sebelumnya. Oleh karena itu, ahli jantung harus lebih
memperhatikan lead aVR saat membaca EKG 12-lead dalam praktik klinis.4
Kesimpulan:
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa elevasi segmen ST ≥ 0,75 mm dalam
lead aVR pada pasien sindrom akut koroner non-ST elevasi memiliki sensitivitas dan
spesifisitas optimal dengan akurasi diagnostik keseluruhan sangat tinggi. ST elevasi
segmen ≥ 0.75 mm dalam lead aVR pada pasien dengan non-STE-ACS dapat
membedakan LM dan / atau penyakit 3 pembuluh darah dengan tingkat akurasi yang
lumayan. Maka alat non invasif ini dapat digunakan sebagai predictor LM atau 
penyakit tiga pembuluh darah pada pasien sindrom koroner akut dengan non-
ST elevasi sebelum dilakukannya angiogram untuk penatalaksanaan pasien segera. 

Kami memiliki beberapa keterbatasan dalam penelitian kami:


1. Penelitian dilakukan hanya pada satu rumah sakit khusus yang terpilih  karena
keterbatasan waktu, keterbatasan dana dan gangguan administratif. Hanya
sejumlah kecil dari sampel yang digunakan dalam penelitian ini, maka dari
itu sampel yang sedikit mungkin tidak mewakili gambaran sebenarnya dari
populasi di suatu negera.
2.Tingkat penelitian yang lemah dari desain cross sectional. Populasi penelitian
dipilih secara purposive sampling dari satu rumah sakit. Jadi tidak dapat mewakili
situasi yang berlaku di suatu daerah dari negara itu.
3. Karena keterbatasan waktu, penelitian hanya melibatkan 36 responden. Jadi
hasilnya mungkin tidak dalam survei skala besar.
DAFTAR PUSTAKA

1. Hussien A, Battah A, Ashraf M, El-Deen TZ, Electrocardiography predictor of left


main or three-vessel disease in patients with non-ST segment elevation acute
coronary syndrome. The Egyptian Heart Journal 2011; 63:103-7.

2. Barrabés JA, Figueras J, Moure C, Cortadellas J, Soler-Soler J, Prognostic value of


lead aVR in patients with a first non- ST-segment elevation acute myocardial
infarction. Circulation 2003; 108:814-9.

3. Azam MG, Al-Baker SME, Rahman Z, Rahman MM, Ahmed CM, Benarjee SK. et
al. Correlation of the ECG changes (ST segment depression with or without T
wave inversion in lateral leads 1, avl, V4- V6) with coronary angiographic
findings in ACS patients. University Heart Journal 2013; 9(1):9-12.

4. Tamura A, Significance of lead aVR in acute coronary syndrome. World J Cardiol


2014;6(7):630-7.

5. Yan AT, Yan RT, Kennelly BM, Anderson FA, Budaj A, López- Sendón J,
Relationship of ST elevation in lead aVR with angiographic findings and
outcome in non-ST elevation acute coronary syndromes. Am Heart J 2007;
154:71-8.

6. Taglieri N, Marzocchi A, Saia F, Marrozzini C, Palmerini T, Ortolani P, Short- and


long-term prognostic significance of ST- segment elevation in lead aVR in
patients with non-ST-segment elevation acute coronary syndrome. Am J Cardiol
2011;108:21-8

7. Kosuge M, Kimura K, Ishikawa T, Ebina T, Shimizu T, Hibi K, Predictors of left


main or three- vessel disease in patients who have acute coronary syndromes
with non-ST-segment elevation. Am J Cardiol 2005; 95:1366-9.

8. Gorgels AP, Engelen DJ, Wellens HJ, Lead aVR, a mostly ignored but very
valuable lead in clinical electrocardiography. J Am Coll Cardiol 2001;38:1355-
6

9. Yamaji H, Iwasaki K, Kusachi S, Murakami T, Hirami R, Hamamoto H, Prediction


of acute left main coronary artery obstruction by 12-lead electrocardiography.
ST segment elevation in lead aVR with less ST segment elevation in lead V(1). J
Am Coll Cardiol 2001; 38:1348-54.

10. Nikus KC, Eskola MJ, Electrocardiogram patterns in acute left main coronary
artery occlusion. J Electrocardiol 2008;41:626-9.
Telaah Kritis

Are the result of the Was the diagnostic test Pada bagian kelemahan
study valid? evaluated in a jurnal, dijelaskan bahwa
representative spectrum of hanya sejumlah kecil dari
patients (like those in sampel yang digunakan
whom it would be used in dalam penelitian ini, maka
practice)? dari itu sampel yang sedikit
mungkin tidak mewakili
v gambaran sebenarnya dari
Yes No Unclear populasi di suatu negera.
Was the reference standard Pada bagian metode
applied regardless of the penelitian dijelaskan bahwa
index test result? pemeriksaan EKG 12 lead
dilakukan pada semua
pasien yang memenuhi
Yes No Unclear kriteria inklusi
Was there an independent, Pada penelitian ini, peneliti
blind comparison between tidak membandingkan
the index test and an temuannya dengan gold
appropriate reference standard, namun
(‘gold’) standard of mendapatkan suatu
diagnosis? pemeriksaan terbaru dari
12 lead EKG untuk
mengetahui penyakit
Yes No Unclear LMdan atau TVD pada
pasien NSTE-ACS
What were the result?
Dengan nilai cut off 0.75
luar area di bawah kurva
0,892 (95% CI = 0,785-
1,000), p <0,001 berarti
89,2% dari LM dan / atau
TVD dapat didiagnosis
dengan tepat dengan
adanya Elevasi ST e ≥0,75
mm dalam lead aVR pada
pasien sindrom coroner
akut dengan non-ST
elevasi. 

PPV : 92%
NPV : 72,7%
Applicability of the Were the methods for Metode penelitian telah
result? performing the test dijelaskan di dalam jurnal
described in sufficient serta dengan peralatan
detail to permit yang memadahi sehingga
replication? penelitiaan ini dapat di
replikasi atau diteliti lebih
lanjut di negara lain
Yes No Unclear

Anda mungkin juga menyukai