Anda di halaman 1dari 5

Upaya Promosi dan Preventif Penyakit Schizophrenia

Burhanudin A1), Hasanah F1), Salsabila AF1), Taufirachman A1)

1)
Dokter Muda Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret

ABSTRAK
Latar Belakang: Gangguan Schizophrenia merupakan gangguan psikologis yang tergolong
mudah ditemui pada berbagai institusi di Indonesia. Berdasarkan berbagai penelitian serta
teori yang diperoleh berdasarkan acuan secara internasional dan di Indonesia, gangguan ini
lebih didominasi pada beberapa faktor penyebab, diantaranya faktor ekonomi, hereditas,
dan stressor keluarga. Faktor stresor keluarga merupakan salah satu faktor penyebab utama
yang didalamnya mengambil peran adalah pola asuh orangtua yang ambigu. Keluarga
sendiri merupakan inti bagian dari masyarakat dan di Indonesia, keluarga merupakan faktor
penting pembentuk karakter serta kepribadian anak. Faktor hereditas turut memberikan
kontribusi bagaimana individu akan memiliki kecenderungan untuk mengalami gangguan
Schizophrenia, namun faktor pola asuh orangtua yang tidak konsisten akan berperan sebagai
pemicu gangguan tersebut. Saat ini diperlukan upaya sosialisasi kepada keluarga dan
masyarakat mengenai pentingnya faktor pola asuh orangtua tipe authoritative (demokratis)
secara konsisten serta pola komunikasi dan kedekatan yang erat antara orangtua dan anak
agar dapat mencegah peningkatan predisposisi gangguan Schizophrenia di Indonesia.
Program promotif dan preventif ini dapat diterapkan melalui seminar umum maupun
penyuluhan bagi para orangtua, guru, serta konselor, serta artikel yang dimuat di media
massa sebagai sarana untuk sosialisasi mengenai gangguan Schizophrenia. Program ini
telah menunjukkan bahwa pasien yang menderita sindrom prodromal dapat berhasil diobati,
dan timbulnya psikosis dicegah atau ditunda. Namun, masih diperlukan studi yang lebih
lanjut mengenai upaya preventif lain dari Schizophrenia.

Metode Penelitian: Review ini meringkas literatur pencegahan Schizophrenia yang


dipublikasikan dalam bahasa inggris dari tahun 2009 hingga tahun 2018 dengan kata kunci,
“upaya promotif pada Schizophrenia”, “upaya preventif pada Schizophrenia”, “program
komunitas berkaitan Schizophrenia”. Kemudian, dari 7 jurnal yang diperoleh penulis
mengidentifikasi jurnal berdasarkan abstrak yang berhubungan dan melakukan review pada
jurnal yang terpilih.
Hasil Penelitian: Intervensi promotif dan preventif ini telah menunjukkan bahwa pasien
yang menderita sindrom prodromal dapat berhasil diobati, dan timbulnya psikosis dicegah
atau ditunda.
Kesimpulan: Program promotif dan preventif ini dapat diterapkan melalui seminar umum
maupun penyuluhan bagi para orangtua, guru, serta konselor, serta artikel yang dimuat di
media massa sebagai sarana untuk sosialisasi mengenai gangguan Schizophrenia

Kata Kunci: promotif, preventif, Schizophrenia, intervensi.

1
Health Promotion and Prevention of Schizophrenia

Burhanudin A1), Hasanah F1), Salsabila AF1), Taufirachman A1)


1)
Assistant Doctor Faculty of Medicine Sebelas Maret University
ABSTRACT
Background: Schizophrenia is a psychological disorder that is easily found in various
institutions in Indonesia. Based on various researches and theories obtained based on
reference internationally and in Indonesia, this disorder is dominated by several causative
factors, including economic factors, heredity, and family stressors. Family stressor factor is
one of the main factors which in taking part is ambiguous parenting. The family itself is the
core part of the community and in Indonesia, the family is an important factor forming the
character and personality of the child. Heredity contributes to how individuals will have a
tendency to experience schizophrenia, but inconsistent parenting factors will play a role in
triggering the disorder. At present, it is necessary to familiarize families and communities
with the importance of parenting factors that are consistently authoritative (democratic)
types and patterns of communication and close proximity between parents and children in
order to prevent an increase in the predisposition of Schizophrenia disorders in Indonesia.
This promotive and preventive program can be applied through public seminars and
counseling for parents, teachers, and counselors, as well as articles published in the mass
media as a means of socialization regarding Schizophrenia disorders. This program has
shown that patients suffering from prodromal syndrome can be successfully treated, and the
onset of psychosis is prevented or delayed. However, further studies are needed regarding
other preventive measures of Schizophrenia.
Research Method: This review summarizes the prevention literature of Schizophrenia
published in English from 2009 to 2018 with the keyword, "promotive efforts on
Schizophrenia", "preventive efforts on Schizophrenia", "community programs related to
Schizophrenia". Then, from 7 journals obtained by the author identifying journals based on
related abstracts and reviewing selected journals.
Results: These promotive and preventive interventions have shown that patients suffering
from prodromal syndrome can be successfully treated, and the onset of psychosis is
prevented or delayed.
Conclusion: This promotive and preventive program can be applied through public seminars
and counseling for parents, teachers, and counselors, as well as articles published in the
mass media as a means of socialization regarding Schizophrenia disorders

Keywords: promotive, preventive, Schizophrenia, intervention

Skizofrenia adalah suatu kelompok


PENDAHULUAN
gangguan psikosis yang
Definisi Schizophrenia yang
dikarakterisasikan dengan adanya
diperkenalkan oleh Eugen Bleuer berasal
gangguan pikiran, emosi dan tingkah laku,
dari bahasa Yunani, terdiri dari kata
pikiran yang tidak terhubungkan, persepsi
Schizein yang berarti “to split“ (terpisah)
dan perhatian yang keliru, hambatan
dan Phren yang berarti “mind“ (pikiran).
dalam aktivitas motorik, emosi yang datar
Bleuer meyakini bahwa gangguan ini
dan tidak sesuai, dan kurangnya toleransi
melibatkan terpisahnya fungsi psikis
terhadap stres dalam hubungan
yakni asosiasi mental, pemikiran, dan
interpersonal. Gangguan ini diikuti
emosi yang seharusnya terintegrasi (1).
2
dengan gejala penarikan diri terhadap Kanada (2008) bahwa awal gejala
lingkungan dan realitas menuju sebuah skizofrenia dimulai pada masa dewasa
kehidupan delusi dan halusinasi (2). awal dengan perkiraan antara remaja akhir
Kesehatan jiwa masih menjadi sampai dengan pertengahan usia 30-an (5).
salah satu permasalahan kesehatan yang Sebanyak 75% dari populasi
signifikan di dunia, termasuk di individu yang mengidap skizofrenia
Indonesia. Menurut data WHO (2016), mengalami gejala-gejala awal antara usia
terdapat sekitar 35 juta orang terkena 16 sampai dengan 25 tahun. Gejala ini
depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 tidak biasa terjadi pada usia setelah 30
juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta tahun dan biasanya jarang terjadi setelah
terkena dimensia (3). Di Indonesia, usia 40 tahun. Kecenderungan ini juga
dengan berbagai faktor biologis, didukung oleh Nolen-Hoeksema (2013)
psikologis dan sosial dengan bahwa individu yang mengalami
keanekaragaman penduduk; maka jumlah skizofrenia pada umumnya mulai
kasus gangguan jiwa terus bertambah memperlihatkan gejala pada masa remaja
yang berdampak pada penambahan beban akhir atau dewasa awal (6).
negara dan penurunan produktivitas
METODE
manusia untuk jangka panjang. Data
Literatur review ini meringkas
Riskesdas 2013 memunjukkan prevalensi
literatur pencegahan Schizophrenia yang
ganggunan mental emosional yang
dipublikasikan dalam bahasa inggris dari
ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi
tahun 2009 hingga tahun 2018 dengan kata
dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke
kunci, “upaya promotif pada
atas mencapai sekitar 14 juta orang atau
Schizophrenia”, “upaya preventif pada
6% dari jumlah penduduk Indonesia.
Schizophrenia”, “program komunitas
Sedangkan prevalensi gangguan jiwa
berkaitan Schizophrenia”. Kemudian, dari
berat, seperti skizofrenia mencapai
7 jurnal yang diperoleh penulis
sekitar 400.000 orang atau sebanyak 1,7
mengidentifikasi jurnal berdasarkan
per 1.000 penduduk (4).
abstrak yang berhubungan dan melakukan
Skizofrenia dapat terjadi pada
review pada jurnal yang terpilih.
setiap orang pada titik tertentu hidupnya,
namun lebih banyak ditemui pada individu
yang secara genetik memiliki predisposisi
terhadap skizofrenia. Gejala awal psikotik
umumnya muncul pada masa remaja akhir
sampai masa dewasa awal. Hal yang sama
juga dicatat oleh sensus yang diadakan di
3
10 jurnal teridentifikasi melalui
kebutuhan afeksi, pola asuh, cara
pencarian primer dan sekunder berkomunikasi, serta jalinan hubungan
interpersonal yang memiliki dampak baik
Peninjauan abstrak atau buruk bagi kerentanan kondisi
psikologis mereka. Orangtua juga
Terpilih 7 jurnal untuk
dilakukan tinjauan sebaiknya mampu untuk introspeksi diri

Gambar 1. Diagram strategi pencarian dan peka terhadap kebutuhan anak


Jurnal sehingga mampu menyeimbangkan antara

HASIL pemenuhan kebutuhan dengan


pendidikan/penerapan disiplin yang baik.
Bentuk – bentuk usaha kesehatan
Pola asuh yang diterapkan
masyarakat yang dapat dilakukan adalah
orangtua seharusnya bersifat konsisten
upaya kesehatan promotif dan preventif
antara ayah dan ibu. Kekonsistenan
melalui seminar umum maupun
dimulai dari adanya kesepakatan antara
penyuluhan bagi para orangtua, guru,
ayah dan ibu dalam mengasuh anak, tipe
serta konselor, serta artikel yang dimuat
pola asuh Autoritative sangat dianjurkan
di media massa sebagai sarana untuk
mengetahui bahwa pola asuh ini
sosialisasi mengenai gangguan
memberikan kebebasan yang
Schizophrenia. Selain itu kontrol rutin,
bertanggungjawab sehingga di satu sisi,
konseling dokter penderita gangguan
anak memperoleh kebutuhan afeksi dan di
jiwa dengan, meningkatkan kunjungan
sisi lain, mereka juga dilatih untuk
rutin dari pasien, meningkatkan
mengembangkan rasa percaya diri dan
efektifitas dari promosi ketaatan dan
tanggung jawabnya sebagai individu baik
manajemen diri dari penderita gangguan
secara kognitif maupun moral. Melalui
jiwa (1,7).
program ini telah menunjukkan bahwa
Strategi yang digunakan untuk
pasien yang menderita sindrom prodromal
mencegah timbulnya penyakit secara
dapat berhasil diobati, dan timbulnya
umum dapat berupa upaya preventif
psikosis dicegah atau ditunda. Namun,
sedini mungkin, para orangtua agar lebih
masih diperlukan studi yang lebih lanjut
mempersiapkan lingkungan keluarga
mengenai upaya preventif lain dari
yang kondusif bagi pertumbuhan mental
Schizophrenia (1,7).
anak-anak mereka. Dengan perbedaan
karakteristik serta sifat yang dimiliki
anak-anak, kita sebagai orangtua
sebaiknya waspada dengan segala
kemungkinan seperti pemberian

4
SIMPULAN tanggal 24 Januari 2019.
Program promotif dan preventif 4. Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan
ini dapat diterapkan melalui seminar Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
umum maupun penyuluhan bagi para Pengembangan Kesehatan
orangtua, guru, serta konselor, serta artikel Kementerian Kesehatan RI.
yang dimuat di media massa sebagai 5. Salokangas RKR, McGlashan TH.
sarana untuk sosialisasi mengenai Early detection and intervention of
gangguan Schizophrenia psychosis. A review. Nord J
DAFTAR PUSTAKA Psychiatry 2008;62:92. Oslo. ISSN
1. Suryadi D. (2010). Penerapan Pola 0803-9488.
Asuh Orang Tua yang Konsisten 6. Nolen-Hoeksema, S. (2013).
Sebagai Upaya Preventif Bagi Abnormal Psychology. 6th ed. New
Gangguan Schizophrenia Paranoid. York: The McGraw-Hill Companies,
Jakarta : Tarumanegara University. Inc.
2. Maslim R (2013), Buku Saku 7. McGrath J. (2014). Universal
Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan interventions for primary prevention
Ringkasan dari PPGDJ-III, Jakarta : of schizophrenia. Aust NZ J
65 Psychiatry : 34
3. WHO. (2016). Schizophrenia. World
Health Organization.
https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/schizophrenia. Diakses

Anda mungkin juga menyukai