Anda di halaman 1dari 3

4.

hubungan penyakit terdahulu dengan keluhan pasien

Jika dilihat dari scenario keluahan pasien yaitu jatuh terduduk dan dikatakan pula pasien
memiliki riwayat penyakit diabetes, hipertensi, penyakit reumatik dan pernah mengalami stroke.
Berdasarkan adanya riwayat penyakit tersebut dapat diambil kemungkinan adanya hubungan
antara penyakit terdahulu dengan keluhan pasien saat ini.

a. Hubungan Diabetes dengan terjatuh


Diabetes Melitus adalah penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dan
gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan dengan
kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin. Gejala yang
dikeluhkan pada penderita Diabetes Melitus yaitupolidipsia,poliuria,polifagia,penurunan
berat badan,kesemutan. DM pada lansia umumnya bersifat asimptomatik, namun dapat
menimbulkan gejala, seringkali berupa gejala tidak khas seperti kelemahan, letargi,
perubahan tingkah laku, menurunnya status kognitif atau kemampuan fungsional (antara
lain delirium, demensia, depresi, agitasi, mudah jatuh, dan inkontinensia urin) gejala
kronik yang ditimbulkan juga antara lain Gejala kronik diabetes melitus yaitu :
Kesemutan, kulit terasa panas atau seperti tertusuk tusuk jarum, rasa kebas di kulit, kram,
kelelahan, mudah mengantuk, pandangan mulai kabur, gigi mudah goyah dan mudah
lepas, kemampuan seksual menurun bahkan pada pria bisa terjadi impotensi, pada ibu
hamil sering terjadi keguguran atau kematian janin dalam kandungan atau dengan bayi
berat lahir lebih dari 4kg.. Penyakit DM juga dapat menimbulkan penyakit antara lain
gangguan penglihatan mata, katarak, penyakit jantung, sakit ginjal, impotensi seksual,
luka sulit sembuh dan membusuk/gangren, infeksi paru-paru, gangguan pembuluh darah,
stroke dan sebagainya.
Berdasarkan pada scenario jika dihubungankan dengan penyakit Diabetes Melitus
maka kemungkinan disebabkan karena adanya gejala seperti kelemahan, kesemutan, rasa
kebas, kram pada ekstremitas pasien sehingga memudahkan pasien terjatuh saat
menginjak lantai yang licin.

b. Hubungan hipertensi dengan keluhan terjatuh


Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial yang munculnya oleh karena interaksi
berbagai faktor. Dengan bertambahnya umur, maka tekanan darah juga akan meningkat.
Setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan oleh karena adanya
penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-
angsur menyempit dan menjadi kaku. Tekanan darah sistolik meningkat karena
kelenturan pembuluh darah besar yang berkurang pada penambahan umur sampai dekade
ketujuh sedangkan tekanan darah diastolik meningkat sampai dekade kelima dan keenam
kemudian menetap atau cenderung menurun. Manifestasi klinis yang timbul dapat berupa
nyeri kepala saat terjaga yang kadang-kadang disertai mual dan muntah akibat
peningkatan tekanan darah intrakranium, penglihatan kabur akibat kerusakan retina,
ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan susunan saraf, nokturia (peningkatan
urinasi pada malam hari) karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus,
edema dependen akibat peningkatan tekanan kapiler. Keterlibatan pembuluh darah otak
dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien yang bermanifestasi sebagai
paralisis sementara pada satu sisi atau hemiplegia atau gangguan tajam penglihatan.
Gejala lain yang sering ditemukan adalah epistaksis, mudah marah, telinga berdengung,
rasa berat di tengkuk, sukar tidur, dan mata berkunangkunang. Hipertensi merupakan
faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit jantung, gagal jantung kongesif, stroke,
gangguan penglihatan dan penyakit ginjal.

c. Rheumatoid arthritis
RA merupakan penyebab tersering inflamasi sendi kronik. RA adalah penyakit
inflamasi autoimun - sistemik, progresif dan kronik yang mempengaruhi banyak jaringan
dan organ, namun pada prinsipnya merusak sendi-sendi sinovial.
Kurang lebih 75% pasien RA adalah wanita. Keluhan biasanya berupa nyeri pada
sendi-sendi tangan dan kaki, selain itu sendi bahu, panggul, dan tulang belakang terutama
servikal. Sebaliknya, pada pria, lebih sering bermanifestasi pada sendi-sendi besar.
Manifestasi klinis sistemik seperti kelemahan, mudah lelah, dan penurunan berat badan
sering terjadi. Pasien RA biasanya mengeluh nyeri pada sendi baik pada saat istirahat
maupun saat beraktivitas, disertai dengan sendi yang bengkak dan kaku. Pembengkakan
sendi ini disebabkan oleh penebalan sinovium dan efusi sinovial. Pembengkakan ini
semakin tampak jelas oleh karena disertai dengan adanya atrofi dari otot-otot sekitarnya.
Kekakuan sendi, yang disebut dengan Morning Stiffness oleh karena RA berlangsung ±
45 menit bila tidak diintervensi dengan terapi, dan pasien sering mengeluh bahwa pagi
adalah saat-saat paling menyakitkan. Stiffness seringkali sulit diinterpretasikan, namun
dapat dideskripsikan sebagai kelambatan atau kesulitan menggerakkan sendi saat
beranjak berdiri dari tempat tidur atau bergerak setelah berdiam diri beberapa lama

d. Stroke
Stroke merupakan kerusakan target organ pada otak yang diakibatkan oleh
hipertensi. Stroke timbul karena perdarahan, tekanan intra kranial yang meninggi, atau
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi.
Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang mendarahi otak atau
karena adanya pembuluh darah yang mengalami penyumbatan atau pecah yang
mengakibatkan sebagian otak tidak mendapatkan pasokan darah yang membawa oksigen
yang diperlukan sehingga mengalami kematian sel. Gejala yang dapat ditimbulkan dapat
berupa wajah yang tidak simetris ( mencong ke satu sisi, tersedak, sulit meminum
minuman tiba-tiba), gerakan separuh anggota tubuh yang melemah, bicara pelo/ tidak
dapat berbicara, tidak mengerti kata-kata, kebal/ baal atau kesemutan separuh badan,
pandangan kabur, sakit kepala hebat, gangguan fungsi keseimbangan seperti terasa
berputar, gerakan sulit di koordinasi.

Referensi

1. Diabetes Melitus Tipe 2 pada Usia Lanjut Indra Kurniawan. Maj Kedokt Indon,
Volum: 60, Nomor: 12, Desember 2010
2. DIABETES MELITUS TIPE 2 Restyana Noor Fatimah Medical Faculty, Lampung
University
3. RISK FACTORS OF HYPERTENSION Bianti Nuraini Faculty of Medicine,
University of Lampung. MAJORITY | Volume 4 Nomer 5 | Februari 2015 | 10
4. Rheumatoid Arthritis Ahmad Fauzi1 1 Bagian Orthopaedi dan Traumatologi,
Departemen Bedah, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
5. Kementrian kersehatan RI, stroke don’t be the one.2019

Anda mungkin juga menyukai