Jika dilihat dari scenario keluahan pasien yaitu jatuh terduduk dan dikatakan pula pasien
memiliki riwayat penyakit diabetes, hipertensi, penyakit reumatik dan pernah mengalami stroke.
Berdasarkan adanya riwayat penyakit tersebut dapat diambil kemungkinan adanya hubungan
antara penyakit terdahulu dengan keluhan pasien saat ini.
c. Rheumatoid arthritis
RA merupakan penyebab tersering inflamasi sendi kronik. RA adalah penyakit
inflamasi autoimun - sistemik, progresif dan kronik yang mempengaruhi banyak jaringan
dan organ, namun pada prinsipnya merusak sendi-sendi sinovial.
Kurang lebih 75% pasien RA adalah wanita. Keluhan biasanya berupa nyeri pada
sendi-sendi tangan dan kaki, selain itu sendi bahu, panggul, dan tulang belakang terutama
servikal. Sebaliknya, pada pria, lebih sering bermanifestasi pada sendi-sendi besar.
Manifestasi klinis sistemik seperti kelemahan, mudah lelah, dan penurunan berat badan
sering terjadi. Pasien RA biasanya mengeluh nyeri pada sendi baik pada saat istirahat
maupun saat beraktivitas, disertai dengan sendi yang bengkak dan kaku. Pembengkakan
sendi ini disebabkan oleh penebalan sinovium dan efusi sinovial. Pembengkakan ini
semakin tampak jelas oleh karena disertai dengan adanya atrofi dari otot-otot sekitarnya.
Kekakuan sendi, yang disebut dengan Morning Stiffness oleh karena RA berlangsung ±
45 menit bila tidak diintervensi dengan terapi, dan pasien sering mengeluh bahwa pagi
adalah saat-saat paling menyakitkan. Stiffness seringkali sulit diinterpretasikan, namun
dapat dideskripsikan sebagai kelambatan atau kesulitan menggerakkan sendi saat
beranjak berdiri dari tempat tidur atau bergerak setelah berdiam diri beberapa lama
d. Stroke
Stroke merupakan kerusakan target organ pada otak yang diakibatkan oleh
hipertensi. Stroke timbul karena perdarahan, tekanan intra kranial yang meninggi, atau
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan tinggi.
Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang mendarahi otak atau
karena adanya pembuluh darah yang mengalami penyumbatan atau pecah yang
mengakibatkan sebagian otak tidak mendapatkan pasokan darah yang membawa oksigen
yang diperlukan sehingga mengalami kematian sel. Gejala yang dapat ditimbulkan dapat
berupa wajah yang tidak simetris ( mencong ke satu sisi, tersedak, sulit meminum
minuman tiba-tiba), gerakan separuh anggota tubuh yang melemah, bicara pelo/ tidak
dapat berbicara, tidak mengerti kata-kata, kebal/ baal atau kesemutan separuh badan,
pandangan kabur, sakit kepala hebat, gangguan fungsi keseimbangan seperti terasa
berputar, gerakan sulit di koordinasi.
Referensi
1. Diabetes Melitus Tipe 2 pada Usia Lanjut Indra Kurniawan. Maj Kedokt Indon,
Volum: 60, Nomor: 12, Desember 2010
2. DIABETES MELITUS TIPE 2 Restyana Noor Fatimah Medical Faculty, Lampung
University
3. RISK FACTORS OF HYPERTENSION Bianti Nuraini Faculty of Medicine,
University of Lampung. MAJORITY | Volume 4 Nomer 5 | Februari 2015 | 10
4. Rheumatoid Arthritis Ahmad Fauzi1 1 Bagian Orthopaedi dan Traumatologi,
Departemen Bedah, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
5. Kementrian kersehatan RI, stroke don’t be the one.2019