Oleh
Kasma
111 2020 2087
: Kasma
dan penatalaksanaan
rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin Fakultas
Nama : Kasma
pembimbing dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Penyakit Kulit
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan
Karunia-Nya serta salam dan shalawat kepada Rasulullah Muhammad
SAW beserta sahabat dan keluarganya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan referat ini dengan judul “Hidradenitis
suppurativa :Patomekanisme, diangnosis, dan penatalaksanaan”
sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Kepaniteraan Klinik di
Bagian Kulit dan Kelamin.
Selama persiapan dan penyusunan referat ini rampung, penulis
mengalami kesulitan dalam mencari referensi. Namun berkat bantuan,
saran, dan kritik dari berbagai pihak akhirnya refarat ini dapat
terselesaikan serta tak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian tulisan ini.
Semoga amal dan budi baik dari semua pihak mendapatkan pahala
dan rahmat yang melimpah dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan refarat ini terdapat banyak kekurangan dan masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran untuk menyempurnakan refarat ini. Saya berharap sekiranya refarat
ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.
Hormat
Saya,
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................1
LAPORAN KASUS..........................................................................................................2
2.1 Identitas Pasien......................................................................................................2
2.2 Anamnesis..............................................................................................................2
2.3 Pemeriksaan Fisik.................................................................................................3
2.4 Diagnosa Kerja......................................................................................................4
2.5 Penatalaksanaan.............................................................................................4
2.6 Prognosis.................................................................................................... 5
BAB III.............................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................7
3.1 Definisi.....................................................................................................................7
3.2 Etiologi.....................................................................................................................7
3.3 Patomekanisme........................................................................................................7
3.4 Diagnosis................................................................................................................. 9
3.5 Derajat Keparahan......................................................................................10
3.6 Pemeriksaan Penunjang................................................................................12
3.7 Diagnosis Banding................................................................................................ 12
3.8 Tatalaksana...........................................................................................................15
3.9 Prognosis............................................................................................................... 21
BAB IV............................................................................................................................ 22
KESIMPULAN............................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
bedah Perancis pada tahun 1839. Hidradenitis suppurativa (HS) adalah gangguan
inflamasi yang ditandai dengan adanya nodul kronis yang dalam, abses, fistula,
saluran sinus, dan bekas luka di aksila, daerah inguinal, lipatan submamma, dan
daerah perianal.1
tetapi bukti menunjukkan bahwa upaya saat ini tidak cukup. Waktu rata-rata dari
onset gejala hingga diagnosis adalah 10 tahun, dengan 65% pasien memiliki enam
hingga 1%. Kebanyakan pasien berusia 18-40 tahun.2 Gangguan bipolar, psikosis,
skizofrenia, dan bunuh diri lebih sering terjadi pada pasien HS daripada orang
sehat.3 Hidradenitis suppurativa adalah salah satu penyakit yang berdampak pada
psikiatri adalah kelompok komorbiditas yang paling umum pada pasien HS,
1
BAB II
LAPORAN KASUS
Nama : Tn. X
Usia : 64 Tahun
kedua ketiak
2
2.3 Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Suhu : 37,9
2. Status Dermatologis
Distribusi : Regional
Ukuran :Lentikuler
3
Gambar 2. Nodul eritema bentuk bulat ukuran lentikular pada area
axilla sinistra
Hidradenitis Suppurativa
2.5 Penatalaksanaan
Medikamentosa:
demam
Non-Medikamentosa:
4
atau sikat yang dapat menyebabkan trauma dan iritasi kulit. Pilihan
perawatan lokal luka adalah bagian penting dari tatalaksana pasien. Sering
digunakan dressing luka dengan bahan daya serap tinggi. Secara umum,
pengeringan lesi atau luka pasca operasi. Pembersihan harian pada daerah
2.6 Prognosis
Dubia ad bonam.4
Diskusi
disertai pustul pada area axilla dekstra dan nodul-nodul eritema pada
diagnosis kerja dari pada kasus ini yaitu Hidradenitis suppurativa. Pada
5
dan kelamin. Pasien diberikan obat antibiotik topikal, antibiotik sistemik
6
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
yang terutama mengenai area tubuh yang kaya akan kelenjar apokrin
yang ditandai dengan adanya nyeri, nodul, abses, saluran sinus, dan
3.2 Etiologi
spesies fusobacterium.7
3.3 Patomekanisme
7
dan adaptif, diperlukan untuk memulai perkembangan klinis HS. 5 Kejadian
Ruptur berikutnya dari folikel yang melebar dan ekstrusi dari akumulasi isi
Selain itu, koloni bakteri khusus yang sulit diberantas membentuk biofilm
bakteri yang mengikat secara ireversibel ke epitel saluran sinus dan folikel
penyakit saat ini dipahami sebagai: I) hiperkeratosis dan oklusi folikel; II)
dilatasi unit pilosebaceous; III) ruptur dan pelepasan isi folikel ke dalam
8
12, IL-23 dan IL-17), dengan pembentukan abses dan fistula. Faktor seks
jelas.9
3.4 Diagnosis
1. Anamnesis
9
dapat berkembang dan pasien merasakan nyeri di lesi. Penyakit ini
2. Pemeriksaan fisik
1. Lesi khas: nodul yang nyeri, blind boil pada awal lesi, saluran sinus,
2. Lokasi lesi : aksila, lipatan paha, perineal dan lesi perianal, bokong,
individu. Stadium III menunjukan lesi koalesen disertai skar dan saluran
10
Gambar 1. Hidradenitis supurativa Hurley stadium I pada regio aksila
11
3.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Tes darah rutin termasuk hitung sel darah lengkap, hitung diferensial
cairan) serta jenis dan luas lesi.12 Magnetic resonance imaging (MRI)
1. Skrofuloderma
Lesi kulit awal berupa nodul subkutan keras, berbatas tegas, mudah
12
digerakkan dari dasarnya tanpa disertai tanda infiltrasi. Dengan
tanda radang akut, dapat pecah dan meninggalkan fistel dan jaringan
paha.14
2. Karbunkel
13
melunak menjadi abses yang berisi pus dan jaringan nekrotik, lalu
dibagi menjadi bentuk dini, yang terdiri atas afek primer serta sindrom
inguinal, dan bentuk lanjut yang terdiri atas sindrom genital, anorektal,
dan uretral. Afek primer berbentuk tak khas dan tak nyeri, dapat
berupa erosi, papul miliar, vesikel, pustul, dan ulkus yang tidak nyeri,
sindrom yang tersering dijumpai karena itu akan diuraikan secara luas.
Pada sindrom ini yang terserang ialah kelenjar getah bening inguinal
terlihat kelima tanda radang akut yakni dolor, rubor, tumor, kalor, dan
14
fungsio lesa. Kemudian terjadi perlunakan yang tidak serentak, yang
3.8 Tatalaksana
A. Terapi Topikal
1. Klindamisin
15
tinggi terhadap klindamisin.14 Penggunaan gel klindamisin 1% pada
2. Asam fusidat
lokal sampai nodul inflamasi terkendali, dan lebih dari 70% kasus
stadium I.19
3. Krim resorsinol
untuk mengoleskan krim resorsinol 15% dua kali sehari pada lesi HS
16
4. Triamcinolone acetonide
dapat terjadi tetapi, jika digunakan dalam dosis yang dianjurkan, efek
5. Retinoid topikal
B. Terapi oral
a. Antibiotik sistemik
17
klindamisin, siprofloksasin, dan tetrasiklin digunakan sebagai monoterapi
hari.18
1. Tetrasiklin
unit ribosom 30S. Tetrasiklin mereduksi IL-1, IL-6, TNF-α, dan IL-8. IL-
mikrobanya.19
2. Rifampisin
18
dan memodulasi respons sel T. Dari sudut pandang pro inflamasi juga
γ.19
4. Metronidazol
19
Oleh karena itu selain mekanisme anti inflamasi antibiotik pada HS,
c. Pembedahan
luas dengan okulasi teknik. Terapi bedah berguna sebagai terapi adjuvant
untuk lesi non-responsif secara medis. Dalam kasus yang paling parah,
20
saling berhubungan 40 mg, infliximab 5 mg/kg reaksi infeksi
atau difus, dan terdapat pada minggu 0, 2, dan 6, umum terjadi
abses di seluruh area. prednison 40-60 mg selama Jika beberapa
3-4 hari dengan penurunan terapi medis gagal,
7-10 hari, ustekinumab (45- rujuk ke ahli bedah
90 mg pada minggu 0, 4, untuk eksisi
16, dan anakinra 100 mg
3.9 Prognosis
ada keterlambatan dalam diagnosis dan pengobatan selama tahap awal penyakit,
dan juga jika kondisi komorbiditas merokok dan obesitas tidak ditangani dan
diperbaiki.23
BAB IV
KESIMPULAN
21
Hidradenitis suppurativa (HS) adalah penyakit inflamasi kulit kronis
yang terutama mengenai area tubuh yang kaya akan kelenjar apokrin. Gejala yang
biasa terjadi yaitu ruam berupa nodul dengan tanda-tanda peradangan akut,
kemudian dapat melunak menjadi abses, dan memecah membentuk fistula dan
disebut hidradenitis.
gejala awal, tetapi bukti menunjukkan bahwa upaya saat ini tidak cukup.
Pengobatan topikal dan modifikasi gaya hidup seringkali cukup untuk HS ringan.
Penggunaan antibiotik topikal (sebagai agen anti inflamasi topikal dan untuk
mencegah infeksi sekunder) terbukti efektif. Waktu rata-rata dari onset gejala
hingga diagnosis adalah 10 tahun, dengan 65% pasien memiliki enam atau lebih
22
DAFTAR PUSTAKA
(2020): 193-195.
23
9. Magalhães, Renata Ferreira, Et Al. Consensus On The Treatment Of
10. Lee, Dylan E., Ashley K. Clark, And Vivian Y. Shi. Hidradenitis
Edisi 2014
12. Hidayati, Afif Nurul, Ed. Infeksi Bakteri Di Kulit. Vol. 2. Airlangga
14. Ari Ks, Ariyati Yi, Irma D. Roesyanto– Mahadi. Hidradenitis Supurativa
2020:132-135
15. Hirabayashi, M., Takedomi, H., Ando, Y., & Omura, K. (2018). Neck
24
17. Djuanda, Adhi; Hamzah, Mochtar; Aisah, Siti. Ilmu Penyakit Kulit Dan
Kelamin. 2007.
19. Frew, John W.; Hawkes, Jason E.; Krueger, James G. Topical,
2040622319830646.
25
26