JOURNAL READING
Disusun Oleh :
Inna Adilah 1910017053
Pembimbing:
dr. Nancy Nora Sitohang, M.Ked (DV), Sp.DV
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Laboratorium
Ilmu Dermatologi dan Veneorologi mengenai journal reading yang berjudul
“Tatalaksana Rosacea: Tijauan dan Pembaruan”.
Saya menyadari bahwa penyusunan tugas ini tidak lepas dari bantuan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. dr. Ika Fikriah, M. Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Mulawarman.
2. dr. Moriko Pratiningrum, M.Kes., Sp. THT-KL, selaku Ketua Program
Pendidikan Profesi Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman.
3. dr. Vera Madonna L., M.Kes., M.Ked (DV)., Sp.DV, sebagai Kepala
Laboratorium Ilmu Dermatologi dan Veneorologi Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman.
4. dr. Nancy Nora Sitohang, M.Ked (DV)., Sp.DV, sebagai dosen pembimbing
klinik penyusun di Laboratorium Ilmu Dermatologi dan Veneorologi Fakultas
Kedokteran Universitas Mulawarman
5. Seluruh dokter pengajar di Laboratorium Ilmu Dermatologi dan Veneorologi
yang telah mengajarkan ilmunya dan memberikan masukan kepada penyusun.
6. Rekan sejawat dokter muda yang telah bersedia memberikan saran kepada
penyusun.
Penyusun membuka diri untuk berbagai saran dan kritik yang membangun
guna memperbaiki tugas ini. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB 1......................................................................................................................4
BAB 2......................................................................................................................5
2.1. Abstrak..........................................................................................................5
2.2. Pendahuluan..................................................................................................5
2.3. Perawatan Kulit dan Perawatan Kosmetik....................................................6
2.4. Terapi Topikal...............................................................................................7
2.5. Terapi Oral....................................................................................................9
2.6. Terapi Berbasis Laser dan Sinar..................................................................10
2.7. Terapi Injeksi...............................................................................................11
2.8. Tipe Spesifik Rosacea.................................................................................12
2.9. Komorbid Sistemik......................................................................................14
2.10. Terapi Kombinasi......................................................................................15
2.11. Diskusi.......................................................................................................15
2.12. Kesimpulan................................................................................................16
Daftar Pustaka........................................................................................................17
3
BAB 1
IDENTITAS JURNAL
4
BAB 2
TIJAUAN LITERATUR
2.2. Pendahuluan
Rosacea adalah penyakit inflamasi kronis dengan serangkaian manifestasi
kulit wajah termasuk kemerahan, eritema yang menetap, papula/pustula,
telangiektasia dan perubahan fimatosa.1,2,3,4 Manifestasi sekundernya, seperti gatal,
terbakar, atau menyengat sering ditemui pada pasien dengan rosacea.5 Patogenesis
dan patofisiologi rosacea tidak sepenuhnya dipahami,6,7,8 tetapi disfungsi imun,
infeksi Demodex sp., dan paparan radiasi ultraviolet dianggap sebagai faktor yang
berkontribusi.2 Pada tahun 2002, rosacea diklasifikasikan menjadi empat subtipe
berikut: erythematotelangiectastic, papulopustular, fimatosa, dan okular.9 Pada
tahun 2017, penegakan diagnosa dan klasifikasi berbasis fenotipe
direkomendasikan.2,10,11,12 Eritema centrofacial tetap dan perubahan fimatosa
secara independen dianggap sebagai kriteria diagnostik untuk rosacea.10 Dalam
5
beberapa tahun terakhir, berbagai pilihan pengobatan telah disediakan dalam
pedoman pengobatan rosacea dan konsensus ahli,13,14,15,16 termasuk terapi topikal
terapi oral, perangkat sinar, perawatan kulit, dan manajemen gaya hidup. 13 Uji
klinis berkualitas tinggi telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir pada
pengobatan rosacea.17,18 Sebuah tinjauan sistematis termasuk penilaian GRADE
pada intervensi untuk rosacea, telah sangat membatu untuk pengambilan
keputusan klinis.19,20 Namun, pilihan pengobatan untuk rosacea juga harus
diperluas karena mengelola rosacea tetap menjadi tantangan. 21 Fokus tinjauan ini
adalah perluasan pilihan pengobatan daripada tingkat bukti dan tingkat
rekomendasi, dengan tujuan untuk meringkas dan memperbarui pilihan
pengobatan untuk rosacea dan untuk melengkapi pedoman terbaru dan konsensus
ahli.
Artikel ini didasarkan pada studi yang dilakukan sebelumnya dan tidak
mengandung studi baru dengan peserta manusia atau hewan yang dilakukan oleh
para penulis.
6
dermatologis dan apoteker. Guertler dkk. mengevaluasi kemanjuran dan
keamanan air misel, krim, dan serum pada 50 pasien Kaukasia dengan rosacea dan
mengamati pengurangan signifikan eritema wajah dan gejala terkait rosacea.26
Baldwin dkk. menilai kemanjuran dan tolerabilitas pelembab wajah harian dengan
SPF-30 dan berwarna pada kulit rawan rosacea pada 33 wanita dengan rosacea
ringan hingga sedang dan eritema menetap, dalam hal menutupi kemerahan kulit
serta perasaan kulit kering dan kencang, melaporkan bahwa pelembab memang
memperbaiki penampilan kuit pasien yang rentan terhadap rosacea.27 Sebuah
penelitian dengan 42 subjek menunjukkan bahwa rejimen yang terdiri dari
pembersih (wajah) berbusa, krim tabir surya harian, dan krim malam
meningkatkan hidrasi kulit dan fungsi pelindung kulit,28 dengan > 90% subjek
melaporkan bahwa rejimen tersebut memuaskan serta efektif, dan mereka akan
terus menggunakan rejimen serta membeli produknya.
Busa minosiklin adalah obat baru yang pertama kali digunakan untuk
mengobati akne vulgaris sedang hingga berat.30 Kemanjuran dan keamanan busa
minosiklin untuk pengobatan rosacea papulopustular sedang sampai berat
dievaluasi dan dikonfirmasi dengan dua fase 3, uji klinis acak (masing-masing
751 dan 771 peserta).18 Sebuah studi prospektif, 12 minggu, dengan penyamaran
7
ganda menyertakan 270 pasien menunjukkan bahwha gel minosiklin 3% topikal
menguntungkan pasien dengan rosacea papulopustular, dimana secara signifikan
mengurangi lesi inflmasi dibandingkan dengan vehicle.31 Proporsi yang lebih
tinggi dari pasien yang menggunakan gel minosiklim mencapai keberhasilan
menurut Investigator’s Global Assessment.
8
digunakan untuk mengobati rosacea erythematotelangiectatic pada dua penelitian
lain (masing-masing 20 pasien dan 1 pasien), dengan hasil kedua penelitian
menyiratkan efek terapeutik yang menjanjikan dengan profil keamanan yang
baik.40,41
β-blocker oral dapat berguna untuk mengobati eritema dan flushing yang
persisten karena sifatnya yang berlawanan terhadap efek stimulasi saraf simpatik
dan katekolamin yang bersirkulasi di β-adrenireseptor.42,43,44 Dalam tinjauan
sistematis dengan sembilan studi, Logger dkk menyimpulkan bahwa β-blocker
nonselektif oral, terutama carvedilol dan propanolol, dapat menjadi pilihan
pengobatan yang efektif untuk flushing dan eritema pada wajah terkait rosacea.43
Dalam studi retrospektif monosentris, lima pasien rosacea Kaukasia menerima
pengobatan cervedilol ditritasi hingga 12,5 mg dua kali sehari selama minimal 6
bulan.45 Semua pasien mengalami penurunan keparahan eritema yang luar biasa
dalam pemeriksaan mandiri dan pemeriksaan oleh klinisi, dan mereka melaporkan
peningkatan kepuasan yang besar. Uji klinis yang besar dan prospektif diperlukan
untuk mengkonfirmasi efek β-blocker dalam pengobatan rosacea. Dosis optimal
dan efek jangka panjang juga perlu ditentukan.
9
menunjukkan bahwa perubahan skor total kualitas hidup rosacea pada grup
hidroksiklorokuin tidak lebih rendah dari kelompok doksisiklin. Namun tidak ada
hasil yang tidak lebih rendah yang ditemukan pada pemeriksaan tingkat
keberhasilan eritema oleh klinisi, penilaian keberhasilan oleh penyedik global
dengan tingkat “clear” atau “almost clear”, dan tingkat perbaikan yang sangan
baik.47 Kulit kering (14,3%), mata kering (7,1%), dan pusing (7,1%) adalah efek
samping yang paling umum pada kelompok hidroksiklorokuin. Hidroksiklorokuin
memiliki kelebihan sebagai obat yang umumnya aman selama kehamilan; namun
ukuran sampel yang lebih besar diperlukan untuk menunjukkan efektivitas dan
keamanan hidroksiklorokuin.
10
yang melibatkan terapi berbasis laser dan sinar karena flare rosacea dapat dipicu
pada terapi fotodinamik tingkat tinggi.53
Terapi kombinasi berbasis laser dan sinar dengan terapi lain juga telah
diselidiki dalam penelitian terbaru. Temuan fase 4, multicenter, intervensi, dan
studi label terbuka dengan 46 pasien menunjukkan manfaat oxymetazoline
sebagai terapi tambahan dengan terapi berbasis energi untuk pengobatan eritema
wajah persisten sedang hingga berat yang terkait dengan rosacea. 54 Sebuah studi
retrospektif termasuk 31 subjek mengungkapkan bahwa kombinasi pulsed dye
laser dengan krim oxymetazoline 1,0% mengurangi eritema dan telangiektasis
secara aman dan efektif.55 Sebuah studi open-label termasuk 21 subyek menilai
kemanjuran dan tolerabilitas skin care topikal dan perlindungan matahari
56
dikombinasikan dengan terapi IPL. Setelah menggunakan topical skin care
regimen (TSCR) selama 12 minggu, subjek menerima terapi sinar IPL tunggal,
setelah itu mereka melanjutkan monoterapi TSCR selama 6 minggu lagi. Ketika
digunakan sebagai monoterapi, TSCR menurunkan eritema yang dinilai peneliti,
tetapi perbaikannya tidak mencapai signifikasi. Semua subjek setuju bahwa TSCR
memperbaiki kemerahan kulit mereka, dan 80% subjek merasa puas atau sangat
puas dengan TSCR pada minggu ke-18.
11
pasien, dan memiliki profil efek samping yang rendah, Namun, biaya dan
kebutuhan juga harus dipertimbangkan.
Terapi injeksi lain yang baru-baru ini digunakan dalam pengobatan rosacea
adalah inhibitor IL-17. Ali dkk meninjau peran IL-17 pada rosacea
papulopustular60 dan menemukan bahwa IL-17 menghubungkan Demodekx
folliculorum dengan angiogenesis,telangiektasis, inflamasi dan pustula. Meskipun
pengobatan IL-17 inhibitor mahal, agen ini dapat digunakan untuk mengobati
rosacea papulopustular yang parah dan resisten terhadap pengobatan. Penulis
sebuah penelitian eksplorasi, open-label, meneliti dari 20 pasien yang menerima
secukinumab (300 mg setiap minggu selama 5 minggu dan kemudian setiap bualn
selama 2 bulan) melaporkan penurunan papula dan skor keparahan global yang
signifikan.61 Namun, 39% pasien dalam penelitian ini yang menerima setidaknya
satu dosis mengalami setidaknya satu infeksi. Studi acak terkontrol yang lebih
besar yang mencakup kelompok pembanding diperlukan untuk megevaluasi
kemanjuran dan keamanan inhibitor IL-17.
12
Donmez dkk merangkum karakteristik klinis dari 16 pasien dengan akne
rosacea okular pediatrik, merekomendasikan pengobatan fleksibel dengan
kompres hangat, scrubbing kelopak mata, air mata buatan bebas pengawet,
antibiotik topiklam steroid topikal, siklosporin topikal, doksisiklin oral, suspensi
azitromisin, dan suspensi eritromisin.65 Identifikasi dini dan pengobatan harus
ditekankan ketika anak-anak datang dengan iritasi mata, penyakit kelenjar
meibom, chalazia berulang, dan infilytal kornea perifer yang berlangsung lama,
bahkan tanpa perubahan kulit.65
Rosacea Fimatosa
Rosacea fimatosa diklasifikasikan sebagai subtipe spesifik rosacea dalam
klasifikasi 2002 yang diterbitkan oleh National Rosacea Society Expert
Committee on the Classification and Staging of Rosacea. 9 Rosacea fimatosa
terutama terjadi di hidung, yang dikenal dengan rhinophyma. Pada tahun 2017,
perubahan fimatosa ditetapkan sebagai salah satu fenotipe diagnostik rosacea.2,10
Pembaruan pengobatan rosacea baru-baru ini dari panel ROSacea COnsensus
(ROSCO)66 merekomendasikan bahwa pengobatan untuk fimatosa harus
bergantung pada apakah (fimatosa) meradang atau tidak meradang. Untuk
fimatosa meradang atau fimatosa aktif, doksisiklin oral dan isotretinoid oral
direkomendasikan; untuk fimatosa yang tidak meradang atau fimatosa fibrotik,
modalitas fisik direkomendasikan. Garves dkk menggunakan ablasi laser CO 2
pada pasien dengan rhinophyma karena efikasinya, reliabilitas, kepraktiksan dan
prediktabilitasnya.67 Dalam penelitian retrospektif terhadap 28 pasien, matriks
ekstraseluler babi di rekomendasikan untuk digunakan setelah eksisi mencukur
rhinophyma; pengobatan ini ditemukan untuk mengurangi jumlah perubahan
balutan dan waktu untuk reepitelisasi.68
Rosacea Fulminan
Rosacea fulminan, juga dikenal sebagai pyoderma faciale atau rosacea
conglobate, adalah penyakit langka yang ditandai dengan timbulnya peradangan
papula, pustula, nodulm dan kista di wajah. 69 Rosacea fulminan mungkin
berhubungan dengan penyakit radang usus70 dan kehamilan.71 Penulis tinjauan
komprehensif tentang diagnosis dan pengobatan rosacea fulminan
13
merekomendasikan pengobatan sistemik dengan kortikosteroid dan/atau
isotretinoin, yang dapat memperbaiki gejala dan mengurangi tingkat jaringan
parut.69
Rosacea Granulomatosa
Rosacea granulomatosa juga diakui sebagai varian dari rosacea pada tahun
2002 oleh National Rosacea Society Expert Committee on the Classification and
Staging of Rosacea.9 Namun, dalam sistem klasifikasi yang lebih baru, rosacea
granulomatosa tidak disebutkan.2,10 Penyakit ini sering memberikan perjalanan
kronis, yang menantang untuk diatasi.72 Hanya laporan kasus dan seri kasus yang
telah dipublikasikan tentang pengobatan pengobatan rosacea granulomatosa. 15
Pengobatan yang berhasil dari fototerapi dengan bantuan gel kromofor, 73
ivermectin topikal,74 brimonidin topikal,75 doksisiklin oral,75 metronidazol oral,74
steroid oral,75 dan dapson oral72 telah didokumentasi dalam beberapa tahun
terakhir dalam laporan kasus ini.
14
kondisi dermatologis ini. Pendekatan holistik yang disetujui publikasi ini
menunjukkan bahwa rosacea adalah penyakit sistemik.82 Studi tentang
komorbiditas yang berkontribusi atau timbul dari rosacea diperlukan dalam
penelitian lebih lanjut.11
Dalam analisis kohort besar dari 72.173 pasien yang didiagnosis dengan
rosacea, Lev-Tov dkk menemukan bahwa lebih dari 20% pasien rosacea yang
diobati dengan agen topikal (n = 62,074) menerima terapi kombinasi topikal. 86
Namun, obat yang digabungkan memiliki mekanisme kerja yang serupa dan
belum dipelajari bersama. Jadi, pertanyaan yang tersisa adalah apakah akan
menggabungkan atau tidak menggabungkan obat-obatan tersebut. Studi lebih
lanjut, terutama studi efektivitas biaya, diperlukan untuk mengidentifikasi
perawatan yang efisien dan hemat biaya untuk pasien rosacea.86
2.11. Diskusi
Perawatan rosacea tetap menjadi tantangan bagi dokter kulit, terutama
dalam kasus refrakter atau recacitrant (bandel). Patogenesis rosacea tidak
dipahami dengan baik. Disfungsi kekebalan,87 Demodex,88 paparan radiasi
ultraviolet,89 dan hiperreaktivitas vaskular90 mungkin semua berperan dalam
15
patogenesis rosacea. Patogenesis dan mekanisme terkait membutuhkan eksplorasi
lebih lanjut untuk mengembangkan modalitas pengobatan yang lebih etiologis.
Sifat hilang timbulnya gejala rosacea dapat mengganggu sebagian besar pasien,
dan rosacea juga terkait dengan banyak gangguan kejiwaan, seperti kecemasan
dan depresi.91 Dokter kulit harus fokus pada pengalaman pasien dan pendidikan
pasien, dan mereka harus menjadwalkan tindak lanjut rutin jika perlu.
2.12. Kesimpulan
Dalam ulasan ini kami merangkum kemajuan terbaru dalam perawatan
rosacea, termasuk perawatan kulit dan perawatan kosmetik, terapi topikal, terapi
16
oral, terapi berbasis laser/sinar, terapi injeksi, perawatan untuk jenis rosacea
tertentu, perawatan untuk komorbiditas sistemik, dan terapi kombinasi, di era
diagnosis dan klasifikasi berbasis fenotipe untuk rosacea. Masih banyak yang
harus dicapai untuk modalitas pengobatan yang tepat untuk pasien rosacea, dan
modalitas tambahan juga perlu dikembangkan dan divalidasi. Ulasan ini dapat
bertindak sebagai suplemen dari pedoman pengobatan rosacea terbaru dan
konsensus ahli. Penelitian klinis skala besar berdasarkan pendekatan fenotipe
sangat diperlukan di masa depan.
17
Daftar Pustaka
1. 100 most cited articles in Rosacea: a bibliometric analysis. J Eur Acad Dermatol
Venereol. 2020. https://doi.org/10.1111/jdv.16305.
2. Tan J, Almeida LM, Bewley A, et al. Updating the diagnosis, classification and
assessment of rosacea: recommendations from the global ROSacea COnsensus (ROSCO)
panel. Br J Dermatol. 2017;176(2):431–8.
3. Dursun R, Daye M, Durmaz K. Acne and rosacea: what’s new for treatment?
Dermatol Ther. 2019;32(5):e13020.
18
18. Gold LS, Del Rosso JQ, Kircik L, et al. Minocycline 1. 5% foam for the topical
treatment of moderate to severe papulopustular rosacea: results of 2 phase 3, randomized,
clinical trials. J Am Acad Dermatol. 2020;82(5):1166–73.
19. van Zuuren EJ, Fedorowicz Z, Tan J, et al. Inter- ventions for rosacea based on
the phenotype approach: an updated systematic review including GRADE assessments.
Br J Dermatol. 2019;181(1): 65–79.
20. Le Cleach L, Cribier B. New evidence but still unmet medical needs in rosacea
treatment. Br J Dermatol. 2019;181(1):11–2.
21. Hampton PJ. Expanding treatment options for rosacea. Br J Dermatol. 2020.
https://doi.org/10. 1111/bjd.18985.
22. Li G, Wang B, Zhao Z, et al. Excessive cleansing: an underestimating risk factor
of rosacea in Chinese population. Arch Dermatol Res. 2020. https://doi.
org/10.1007/s00403-020-02095-w.
23. Diczig B, Ne ́ meth I, Sa ́ rdy M, Po ́ nyai G. Contact hypersensitivity in rosacea
—a report on 143 cases. J Eur Acad Dermatol Venereol. 2018;32(9):e347–9.
24. Draelos ZD, Gunt H, Levy SB. Natural skin care products as adjunctive to
prescription therapy in moderate to severe Rosacea. J Drugs Dermatol. 2019;18(2):141–6.
25. Kresken J, Kindl U, Wigger-Alberti W, Clanner-En- gelshofen BM, Reinholz M.
Dermocosmetics for use in Rosacea: guideline of the Society for Der- mopharmacy. Skin
Pharmacol Physiol. 2018;31(3): 147–54.
26. Guertler A, Jøntvedt NM, Clanner-Engelshofen BM, Cappello C, Sager A,
Reinholz M. Efficacy and safety results of micellar water, cream and serum for rosacea in
comparison to a control group. J Cosmet Dermatol. 2020. https://doi.org/10.1111/jocd.
13591.
27. Baldwin H, Santoro F, Lachmann N, Teissedre S. A novel moisturizer with high
sun protection factor improves cutaneous barrier function and the visible appearance of
rosacea-prone skin. J Cosmetic Der- matol. 2019;18(6):1686–92.
28. Santoro F, Lachmann N. An open-label, intra-indi- vidual study to evaluate a
regimen of three cosmetic products combined with medical treatment of Rosacea:
cutaneous tolerability and effect on hydration. Dermatol Ther. 2019;9(4):775–84.
29. Husein-ElAhmed H, Steinhoff M. Efficacy of topical ivermectin and impact on
quality of life in patients with papulopustular rosacea: a systematic review and meta-
analysis. Dermatol Ther. 2020;33(1): e13203.
30. Shemer A, Shiri J, Mashiah J, Farhi R, Gupta AK. Topical minocycline foam for
moderate to severe acne vulgaris: phase 2 randomized double-blind, vehicle-controlled
study results. J Am Acad Der- matol. 2016;74(6):1251–2.
31. Webster G, Draelos ZD, Graber E, et al. A multi- centre, randomized, double-
masked, parallel group, vehicle-controlled phase IIb study to evaluate the safety and
efficacy of 1% and 3% topical minocy- cline gel in patients with papulopustular rosacea.
Br J Dermatol. 2020. https://doi.org/10.1111/bjd. 18857.
32. Zhao YE, Wu LP, Peng Y, Cheng H. Retrospective analysis of the association
between Demodex infestation and rosacea. Arch Dermatol. 2010;146(8):896–902.
33. Jacob S, VanDaele MA, Brown JN. Treatment of Demodex-associated
inflammatory skin conditions: a systematic review. Dermatol Ther. 2019;32(6): e13103.
34. Forton FMN, De Maertelaer V. Effectiveness of benzyl benzoate treatment on
clinical symptoms and Demodex density over time in patients with rosacea and
demodicosis: a real life retrospective follow-up study comparing low- and high-dose
regimens. J Dermatol Treat. 2020:1–10.
35. Forton FMN, De Maertelaer V. Treatment of rosacea and demodicosis with
benzyl benzoate: effects of different doses on Demodex density and clinical symptoms. J
Eur Acad Dermatol Venereol. 2020;34(2):365–9.
36. Sheu SL. Treatment of melasma using tranexamic acid: what’s known and what’s
next. Cutis. 2018;101(2):E7–8.
19
37. Bala HR, Lee S, Wong C, Pandya AG, Rodrigues M. Oral tranexamic acid for the
treatment of melasma: a review. Dermatol Surg. 2018;44(6):814–25.
38. Li Y, Xie H, Deng Z, et al. Tranexamic acid ame- liorates rosacea symptoms
through regulating immune response and angiogenesis. Int Immunopharmacol.
2019;67:326–34.
39. Kim MS, Chang SE, Haw S, Bak H, Kim YJ, Lee MW. Tranexamic acid solution
soaking is an excellent approach for rosacea patients: a preliminary obser- vation in six
patients. J Dermatol. 2013;40(1):70–1.
40. Bageorgou F, Vasalou V, Tzanetakou V, Kon- tochristopoulos G. The new
therapeutic choice of tranexamic acid solution in treatment of erythe- matotelangiectatic
rosacea. J Cosmetic Dermatol. 2019;18(2):563–7.
41. Jakhar D, Kaur I, Misri R. Topical 10% tranexamic acid for
erythematotelangiectatic steriod induced rosacea. J Am Acad Dermatol. 2020.
https://doi.org/ 10.1016/j.jaad.2019.12.067.
42. Chen L, Tsai TF. The role of b-blockers in derma- tological treatment: a review. J
Eur Acad Dermatol Venereol. 2018;32(3):363–71.
43. Logger JGM, Olydam JI, Driessen RJB. Use of beta- blockers for rosacea-
associated facial erythema and flushing: a systematic review and update on pro- posed
mode of action. J Am Acad Dermatol. 2020. https://doi.org/10.1016/j.jaad.2020.04.129.
44. Prabha N, Chhabra N, Arora R. Beta-blockers in dermatology. Indian J Dermatol
Venereol Leprol. 2017;83(3):399–407.
45. Pietschke K, Schaller M. Long-term management of distinct facial flushing and
persistent erythema of rosacea by treatment with carvedilol. J Dermatol Treat.
2018;29(3):310–3.
46. Li J, Yuan X, Tang Y, et al. Hydroxychloroquine is a novel therapeutic approach
for rosacea. Int Immunopharmacol. 2020;79:106178.
47. Wang B, Yuan X, Huang X, et al. Efficacy and safety of hydroxychloroquine for
treatment of patients with rosacea: a multi-center, randomized, double- blind, double-
dummy, pilot study. J Amer Acad Dermatol. 2020. https://doi.org/10.1016/j.jaad.
2020.05.050.
48. Kim BY, Moon HR, Ryu HJ. Comparative efficacy of short-pulsed intense
pulsed light and pulsed dye laser to treat rosacea. J Cosmetic Laser Ther.
2019;21(5):291–6.
49. Zhang Y, Jiang S, Lu Y, et al. A decade retrospective study of light/laser devices
in treating nasal rosacea. J Dermatol Treat. 2020;31(1):84–90.
50. Kapicioglu Y, Sarac G, Cenk H. Treatment of ery- thematotelangiectatic rosacea,
facial erythema, and facial telangiectasia with a 577-nm pro-yellow laser: a case series.
Lasers Med Sci. 2019;34(1):93–8.
51. Baglieri F, Scuderi G. Treatment of recalcitrant granulomatous rosacea with
ALA-PDT: report of a case. Indian J Dermatol Venereol Leprol. 2011;77(4):536.
52. Sun Y, Chen L, Zhang Y, Gao X, Wu Y, Chen H. Topical photodynamic therapy
with 5-aminole- vulinic acid in Chinese patients with Rosacea. J Cosmetic Laser Ther.
2019;21(4):196–200.
53. Fan L, Yin R, Lan T, Hamblin MR. Photodynamic therapy for rosacea in Chinese
patients. Photodiagn Photodyn Ther. 2018;24:82–7.
54. Tanghetti EA, Goldberg DJ, Dover JS, et al. Oxymetazoline and energy-based
therapy in patients with Rosacea: evaluation of the safety and tolerability in an open-
label, interventional study. Lasers Surg Med. 2020. https://doi.org/10.1002/lsm. 23253.
55. Suggs AK, Macri A, Richmond H, Munavalli G, Friedman PM. Treatment of
erythematotelang- iectatic Rosacea with pulsed-dye laser and oxymetazoline 1.0% cream:
a retrospective study. Lasers Surg Med. 2020;52(1):38–43.
20
56. Deaver Peterson J, Katz TM. Open-label study assessing the efficacy and
tolerability of topical skin care and sun protection alone and in combination with intense
pulsed light therapy. J Cosmetic Der- matol. 2019;18(6):1758–64.
57. Kim MJ, Kim JH, Cheon HI, et al. Assessment of skin physiology change and
safety after intradermal injections with botulinum toxin: a randomized, double-blind,
placebo-controlled, split-face pilot study in rosacea patients with facial erythema.
Dermatol Surg. 2019;45(9):1155–62.
58. Bharti J, Sonthalia S, Jakhar D. Mesotherapy with botulinum toxin for the
treatment of refractory vascular and papulopustular rosacea. J Am Acad Dermatol. 2018.
https://doi.org/10.1016/j.jaad. 2018.05.014.
59. Al-Niaimi F, Glagoleva E, Araviiskaia E. Pulsed dye laser followed by
intradermal botulinum toxin type-A in the treatment of rosacea-associated ery- thema and
flushing. Dermatol Ther. 2020. https:// doi.org/10.1111/dth.13976.
60. Amir Ali A, Vender R, Vender R. The role of IL-17 in papulopustular Rosacea
and future directions. J Cu- tan Med Surg. 2019;23(6):635–41.
61. Kumar AM, Chiou AS, Shih YH, Li S, Chang ALS. An exploratory, open-label,
investigator-initiated study of interleukin-17 blockade in patients with moder- ate-to-
severe papulopustular rosacea. Br J Dermatol. 2020. https://doi.org/10.1111/bjd.19172.
62. Jabbehdari S, Memar OM, Caughlin B, Djalilian AR. Update on the pathogenesis
and management of ocular rosacea: an interdisciplinary review. Eur J Ophthalmol. 2020.
https://doi.org/10.1177/ 1120672120937252.
63. Vazirnia A, Wat H, Danesh MJ, Anderson RR. Intense pulsed light for improving
dry eye disease in rosacea. J Am Acad Dermatol. 2019. https://doi.
org/10.1016/j.jaad.2019.11.045.
64. Waszczykowska A, Zyro D, Jurowski P, Ochocki J. Effect of treatment with
silver(I) complex of metronidazole on ocular rosacea: design and formulation of new
silver drug with potent antimicrobial activity. J Trace Elem Med Biol. 2020;61:126531.
65. Donmez O, Akova YA. Pediatric ocular acne Rosa- cea: clinical features and
long term follow-up of sixteen cases. Ocular Immunol Inflamm. 2019:1–9.
66. Schaller M, Almeida LM, Bewley A, et al. Rosacea treatment update:
recommendations from the glo- bal ROSacea COnsensus (ROSCO) panel. Br J Der-
matol. 2017;176(2):465–71.
67. Graves LL, Hoopman J, Finn R. Carbon dioxide laser resurfacing for
rhinophyma: a case report and dis- cussion of the literature. J Oral Maxillofac Surg. 2020.
https://doi.org/10.1016/j.joms.2020.06.012.
68. Schmitz L, Hessam S, Scholl L, Reitenbach S, Segert MH, Bechara FG. Wound
care with a porcine extracellular matrix after surgical treatment of rhinophyma. J Cutan
Med Surg. 2020;24(3):253–8. \
69. Walsh RK, Endicott AA, Shinkai K. Diagnosis and treatment of Rosacea
fulminans: a comprehensive review. Am J Clin Dermatol. 2018;19(1):79–86.
70. Nowak M, Baran ́ ska-Rybak W, Mehrholz D, Nowicki J. Rosacea fulminans—
coincidence of the disease with inflammatory bowel disease. J Eur Acad Der- matol
Venereol. 2019;33(6):e247–8.
71. Garayar Cantero M, Garabito Solovera E, Aguado Garc ı́ a A, Valtuen ̃ a J, Ruiz
Sa ́ nchez D, Manchado LP. Use of permethrin in the treatment of rosacea ful- minans
during pregnancy: one case report. Der- matol Ther. 2020;33(3):e13436.
72. Merlo G, Cozzani E, Russo R, Parodi A. Dapsone for unresponsive
granulomatous Rosacea. Am J Ther. 2020;27(3):e304–6.
73. Liu RC, Makhija M, Wong XL, Sebaratnam DF. Treatment of granulomatous
rosacea with chro- mophore gel-assisted phototherapy. Photodermatol Photoimmunol
Photomed. 2019;35(4):280–1.
21
74. Ansorge C, Technau-Hafsi K. Granulomatous rosa- cea in a lung transplant
recipient: A possible ther- apy option in a unique group of patients. Hautarzt.
2020;71(2):134–8. [Article in German].
75. Kok WL, Oon HH, Giam YC. A case report of granulomatous rosacea of the
face. Singap Med J. 2018;59(4):228–9.
76. Haber R, El Gemayel M. Comorbidities in rosacea: a systematic review and
update. J Am Acad Dermatol. 2018;78(4):786–92.e8.
77. Searle T, Al-Niaimi F, Ali FR. Rosacea and the car- diovascular system. J
Cosmetic Dermatol. 2020. https://doi.org/10.1111/jocd.13587.
78. Wollina U. Is rosacea a systemic disease? Clin Der- matol. 2019;37(6):629–35.
79. Chen Q, Shi X, Tang Y, et al. Association between Rosacea and cardiometabolic
disease: a systematic review and meta-analysis. J Am Acad Dermatol. 2020.
https://doi.org/10.1016/j.jaad.2020.04.113.
80. Thompson KG, Rainer BM, Kang S, Chien AL. The skin microbiota as a link
between rosacea and its systemic comorbidities. Int J Dermatol. 2020;59(4): 513–4.
81. Li Y, Guo L, Hao D, Li X, Wang Y, Jiang X. Associ- ation between Rosacea and
cardiovascular diseases and related risk factors: a systematic review and meta-analysis.
Biomed Res Int. 2020;2020:7015249.
82. Kallis PJ, Price A, Dosal JR, Nichols AJ, Keri J. A biologically based approach
to acne and Rosacea. J Drugs Dermatol. 2018;17(6):611–7.
83. Bilgin B, Karadag AS. Effects of combined oral doxycycline and topical
cyclosporine treatment on ocular signs, symptoms, and tear film parameters in rosacea
patients. Arquivos Brasil Oftalmol. 2018;81(6):466–70.
84. Ebneyamin E, Mansouri P, Rajabi M, Qomi M, Asgharian R, Azizian Z. The
efficacy and safety of permethrin 2.5% with tea tree oil gel on rosacea treatment: a
double-blind, controlled clinical trial. J Cosmetic Dermatol. 2020;19(6):1426–31.
85. Kwon HH, Jung JY, Lee WY, Bae Y, Park GH. Combined treatment of
recalcitrant papulopustular rosacea involving pulsed dye laser and fractional
microneedling radiofrequency with low-dose iso- tretinoin. J Cosmetic Dermatol.
2020;19(1):105–11.
86. Lev-Tov H, Rill JS, Liu G, Kirby JS. Trends in uti- lization of topical
medications for treatment of rosacea in the United States (2005–2014): a cohort analysis.
J Am Acad Dermatol. 2019;80(4):1135–7.
87. Kulkarni NN, Takahashi T, Sanford JA, et al. Innate immune dysfunction in
rosacea promotes photo- sensitivity and vascular adhesion molecule expres- sion. J Invest
Dermatol. 2020;140(3):645-55.e6.
88. Altunisik N, Turkmen D, Sener S. Investigation of the relationship between
inflammatory blood parameters and rosacea and demodex infestation. J Cosmetic
Dermatol. 2020;19(8):2105–8.
89. Aldrich N, Gerstenblith M, Fu P, et al. Genetic vs environmental factors that
correlate with rosacea: a cohort-based survey of twins. JAMA Dermatol.
2015;151(11):1213–9.
90. Mc Aleer MA, Lacey N, Powell FC. The pathophys- iology of rosacea. G Ital
Dermatol Venereol. 2009;144(6):663–71.
91. Incel Uysal P, Akdogan N, Hayran Y, Oktem A, Yalcin B. Rosacea associated
with increased risk of generalized anxiety disorder: a case-control study of prevalence
and risk of anxiety in patients with rosacea. An Bras Dermatol. 2019;94(6):704–9.
92. Elewski B. Rosacea treatment: a patient-centric approach. Br J Dermatol.
2020;182(5):1090–1.
93. Cices A, Alexis AF. Patient-focused solutions in Rosacea management: treatment
challenges in special patient groups. J Drugs Dermatol. 2019;18(7):608–12.
94. Tan J, Berg M, Gallo RL, Del Rosso JQ. Applying the phenotype approach for
rosacea to practice and research. Br J Dermatol. 2018;179(3):741–6.
22
95. Diamantis S, Waldorf HA. Rosacea: clinical presen- tation and pathophysiology.
J Drugs Dermatol. 2006;5(1):8–12.
23