Anda di halaman 1dari 19

BAGIAN RADIOLOGI LAPORAN KASUS

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER September 2021


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

A CASE REPORT AND LITERATURE REVIEW OF SIGMOID


VOLVULUS IN CHILDREN

Disusun Oleh :
Kasma
111 2020 2087

Pembimbing:
dr. Rahmawati, Sp. Rad

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Kasma

NIM : 111 2020 2087

Judul : A case report and literature review of sigmoid

volvulus in children

Telah menyelesaikan Laporan Kasus dan telah disetujui serta telah

dibacakan di hadapan supervisor pembimbing dalam rangka kepaniteraan

klinik pada Bagian Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim

Indonesia.

Menyetujui, Makassar, September 2021

Supervisor Pembimbing, Penulis,

dr. Rahmawati, Sp. Rad Kasma

2
KATA PENGANTAR

Segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT., karena berkat rahmat dan hidayah-Nya maka laporan kasus ini

dapat diselesaikan. Salam dan salawat semoga selalu tercurah kepada

Rasullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan kaum

yang mengikuti sejarah ajaran beliau hingga akhir zaman.

Penulis mengucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya atas

semua bantuan yang telah dibarikan, baik secara langsung maupun tidak

langsung selama penyusunan tugas ilmiah ini hingga selesai, terkhusus

kepada pembimbing saya dalam penyusunan tugas ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa karya ini belum sempurna, untuk saran

dan kritik yang membangun sangat diharapkan dalam penyempurnaan

penulisan karya ini. Terakhir penulis berharap semoga Laporan kasus ini

dapat memberikan hal yang bermanfaat dan menambah wawasan bagi

pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.

Makassar, September 2021

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................2

KATA PENGANTAR...................................................................................3

DAFTAR ISI.................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................5

BAB II LAPORAN KASUS…………………………………………………….7

BAB III TINJAUAN PUSTAKA…………………………...………………….14

BAB IV KESIMPULAN………………………………………………………..18

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..19

4
5
BAB I

PENDAHULUAN

Volvulus sigmoid terjadi ketika kolon sigmoid berputar di sekitar sumbu

mesenterikanya, biasanya berlangsung kronis dengan serangan akut

intermiten dan cenderung terjadi pada usia tua atau pada pasien dengan

gangguan neuropsikiatri.1

Volvulus sigmoid adalah masalah yang jarang terjadi pada anak-anak

dan remaja, dan jarang dianggap sebagai penyebab obstruksi usus.

Diagnosis dini dan pengobatan segera memberikan prognosis yang

sangat baik. Volvulus lebih sering terjadi pada laki-laki, mungkin karena

volume panggul perempuan yang besar memfasilitasi pelepasan spontan.

Gejala yang paling umum dari volvulus sigmoid adalah sakit perut yang

hilang dengan buang air besar atau flatus, distensi perut, dan muntah.2

Penatalaksanaan volvulus sigmoid terdiri dari upaya enema,

penggunaan selang rektal, dan sigmoidoskop fleksibel atau kolonoskopi

untuk dekompresi dan detorsi usus sigmoid. Tingkat keberhasilan

menggunakan sigmoidoskop fleksibel adalah 95% hingga 98%,

tergantung pada pengalaman ahli endoskopi. Kolonoskopi biasanya tidak

diperlukan kecuali sigmoidoskop yang lebih pendek tidak dapat mencapai

6
area yang dicurigai. Jika usus iskemik, pembedahan segera harus

dipertimbangkan secara serius untuk menghilangkan gangguan pada

pembuluh darah.3

BAB II
LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

Nama ` : An.X

Umur : 12 Tahun

No. RM :-

Tanggal Lahir :-

Tanggal pemeriksaan : -

No. Marker :-

B. ANAMNESIS

Seorang anak laki-laki 12 tahun penderita autisme dan memiliki

riwayat gangguan pendengaran di telinga kanannya, datang dengan

keluhan sejak 1 minggu yang lalu merasa mual, perut kembung terus-

menerus, nafsu makan menurun, dan aktivitas berkurang. Pasien

tidak mengalami demam atau diare.

C. PEMERIKSAAN FISIK

Didapatkan distensi abdomen tanpa ada penegangan pada otot dan

nyeri yang muncul kembali

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

7
1. Pemeriksaan Laboratorium

 Sel darah putih : 9,88 103 sel/mm3 (N=4–10 103/Ml)

 Segmen yang meningkat (86,4%) (N= 40–75%)

 Anemia normositik (Hb: 13,9 g/dl) (NR= Hb: 14–18g/dl)

 MCV: 82 fl (N=MCV: 81-97fl)

 C-protein reaktif (CRP): 0,284mg/dl (N= 0,01-0,5mg/dl).

2. Pemeriksaan Radiologi

a) Foto polos abdomen

Gambar 1. Foto polos abdomen menunjukkan distensi kolon yang parah


dengan gas di atas perutnya yang menunjukkan ileus. Sigmoid yang sangat
melebar yang hampir memenuhi seluruh perut

8
Gambar 2. KUB (ginjal, ureter, kandung kemih) menunjukkan tanda “U”
terbalik
b) Ultrasonografi

Gambar 3. Ultrasonografi mengungkapkan asites dan kolon sigmoid yang


sangat melebar.

9
c) CT-Scan

Gambar 4. Kolon sigmoid tumpang tindih dengan hati dan meluas ke kolon
transversum pada CT abdomen.

Gambar 5. Terdapat gambaran Whirlpool sign/Tanda pusaran air (panah)


dengan torsi pembuluh darah sigmoid pada CT Scan abdomen.

10
Gambar 6. Titik transisi dengan penurunan kaliber usus yang tiba-tiba
terlihat sebagai tanda “paruh” CT abdomen (panah).

d) Barium Enema

Gambar 7.Pengisian kontras pada saluran cerna bagian bawah


menunjukkan bahwa media kontras hanya dapat mencapai kolon desendens
atas.

11
Gambar 8. Pengisian kontras pada saluran cerna bawah dilakukan 3 hari kemudian
setelah pengobatan konservatif, yang menunjukkan bahwa media kontras
mengalir dengan lancar dari kolon ke ileum terminal dengan kaliber normal.

E. PENATALAKSANAAN

 Farmakologi

1. Diberikan obat metoklopramid intravena secara empiris pada

saat pasien pertama masuk dengan diagnosis distensi abdomen

2. Pengobatan antibiotik empiris dengan cefazolin untuk

pemulihan pasca operasi

 Non Farmakologi

Dilakukan laparotomi dengan mesosigmoidoplasty untuk detorsi

sigmoid pada hari ketiga masuk. Selama laparotomi, penyisipan

tabung rektal dengan suction dilakukan, dan distensi usus teratasi

sepenuhnya.

12
F. FOLLOW-UP
 Dia akhirnya dipulangkan dalam kondisi stabil 8 hari setelah pasien

masuk. Dengan tindak lanjut rawat jalan sampai pasien tidak

mengalami efek samping dalam 3 bulan pasca operasi.

13
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Volvulus sigmoid adalah putaran abnormal dari kolon sigmoid di

sekitar sumbu mesenterikanya lebih dari 180 derajat disebabkan karena

kolon sigmoid yang memanjang dengan dasar mesenterika yang sempit

yang dapat menyebabkan komplikasi obstruksi kolon, iskemik, atau

nekrosis dengan perforasi.4

2.2 Faktor Resiko

Volvulus sigmoid lebih sering menyerang pria lanjut usia (usia > 70

tahun),insidensi pria dan wanita 4:1. Etiologi yang lain ialah sembelit

kronis, konstipasi berulang, ketergantungan obat pencahar, penyakit

hirschsprung, diabetes, riwayat neuropsikiatri, dan tirah baring lama.4

2.3 Gejala Klinis

Volvulus sigmoid berkembang lebih sering pada pasien dengan

gangguan neurologis atau psikiatri seperti penyakit Alzheimer atau

Parkinson. Gejala kronis mungkin sulit dibedakan dari konstipasi yang

biasa dialami pasien. Namun, timbulnya gejala biasanya tiba-tiba, dengan

nyeri perut bagian bawah, konstipasi, dan distensi perut. Ketika kompromi

vaskular terjadi, iskemia dan tanda-tanda peritoneum dapat berkembang

dengan cepat. Kemungkinan iskemia dan perforasi, serta volvulus akut,

memerlukan evaluasi cepat.3

2.4 Gambaran Radiologi

14
Foto rontgen polos abdomen adalah alat yang cepat dan berguna

dalam diagnosis volvulus sigmoid, tetapi dapat menjadi diagnostik hanya

pada 30% kasus. CT Scan memberikan keuntungan tambahan untuk

menyingkirkan penyebab lain dari obstruksi usus pada kasus yang tidak

pasti dan juga memfasilitasi diagnosis komplikasi, seperti perforasi.5

Gambar A. Foto polos abdomen tegak pada seorang pria 58 tahun dengan distensi

abdomen dan nyeri perut bagian bawah yang parah menunjukkan distensi kolon

sigmoid yang ditandai dengan tanda biji kopi yang khas (panah) yang sangat khas dari

sigmoid volvulus.Tabung karet telah ditempatkan untuk dekompresi. 6

15
Gambar (B dan C). Menunjukkan Ct Scan dengan kontras posisi aksial pada
pasien lain dengan presentasi serupa menunjukkan pola pusaran (panah di b) dan
penampilan paruh burung(bird beak appearance yang khas) (panah di c). Kolon
sigmoid yang berlebihan dan melebar (tanda bintang) lebih baik digambarkan pada
gambar koronal (d) dengan tampilan paruh yang khas (panah). 6

Gambar pemberian kontras enema seorang gadis 13 tahun

menunjukkan dilatasi kolon sigmoid dengan media kontras melewati

kolon sigmoid, yang menunjukkan obstruksi tidak lengkap

16
2.5 Penatalaksanaan

Keterlambatan dalam diagnosis dan pengobatan dapat mengakibatkan

kematian hingga 60% dari komplikasi termasuk iskemia, infark, peritonitis,

dan sepsis. Dalam kebanyakan kasus, dekompresi dapat dilakukan

dengan memasukkan tabung dubur atau melakukan sigmoidoskopi

fleksibel. Dekompresi sigmoidoskopi fleksibel berhasil menghilangkan

sekitar 85% 95% pasien dengan sigmoid volvulus, namun, ini

dikontraindikasikan pada pasien dengan peritonitis atau perut akut.

Kekambuhan setelah dekompresi dapat terjadi hingga 90% kasus dan

dapat membawa kematian yang signifikan Perawatan yang ditujukan

untuk mencegah kekambuhan termasuk dekompresi endoskopi volvulus

diikuti dengan reseksi atau sigmoidopexy.6

17
BAB IV

KESIMPULAN

.
Volvulus sigmoid adalah putaran abnormal dari kolon sigmoid di sekitar

sumbu mesenterikanya. Volvulus sigmoid adalah masalah yang jarang

terjadi pada anak-anak dan remaja, dan jarang dianggap sebagai

penyebab obstruksi usus. Diagnosis dini dan pengobatan segera

memberikan prognosis yang sangat baik. Volvulus lebih sering terjadi

pada laki-laki.

Gejala kronis mungkin sulit dibedakan dari konstipasi yang biasa

dialami pasien. Namun, timbulnya gejala biasanya tiba-tiba, dengan nyeri

perut bagian bawah, konstipasi, dan distensi perut.

Dalam kebanyakan kasus, dekompresi dapat dilakukan dengan

memasukkan tabung dubur atau melakukan sigmoidoskopi fleksibel.

Dekompresi sigmoidoskopi fleksibel berhasil menghilangkan sekitar 85%

95% pasien dengan sigmoid volvulus

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Bahouth, S. M. (2019). Mechanical Obstruction: Large Bowel

Obstruction (LBO). In Essential Radiology Review (pp. 289-290).

Springer, Cham.

2. Haider, F., Al Asheeri, N., Ayoub, B., Abrar, E., Khamis, J., Isa, H., ...

& Al Hashimi, F. (2017). Sigmoid volvulus in children: a case report.

Journal of medical case reports, 11(1), 1-5.

3. Floch, M. H. (2019). Netter's Gastroenterology E-Book. Elsevier

Health Sciences.

4. Bauman, Z. M., & Evans, C. H. (2018). Volvulus. Surgical Clinics,

98(5), 973-993.

5. Esmat, H. A. (2020). Sigmoid volvulus in a teenager, successfully

managed with endoscopic detorsion; an unusual case report and

review of literature. International Journal of Surgery Case Reports.

6. Ramanathan, S., Ojili, V., Vassa, R., & Nagar, A. (2017). Large bowel

obstruction in the emergency department: imaging spectrum of

common and uncommon causes. Journal of Clinical imaging science,

19

Anda mungkin juga menyukai