SKABIES
OLEH
RADHI IJTIHADI
111 2020 2073
PEMBIMBING
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Refarat ini
dengan judul “Skabies” sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas
kepanitraan klinik bagian Kulit dan Kelamin di Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia.
Keberhasilan penyusunan Refarat ini adalah berkat bimbingan, kerja sama, serta
bantuan moril dan materil dari berbagai pihak yang telah diterima penulis sehingga
segala rintangan yang dihadapi dan penyusunan refarat ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan
memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya secara tulus dan ikhlas
kepada yang terhormat Dr. dr. Sri Vitayani, Sp.KK(K), FINSDV, FAAD
selaku pembimbing selama berada di bagian Kulit dan Kelamin.
Sebagai manusia biasa penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan baik
dalam penguasaan ilmu, sehingga Refarat ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
saran dan kritik yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan
demi penyempurnaan Refarat ini. Akhirnya penulis berharap sehingga Refarat ini
memberikan manfaat bagi pembaca.
Makassar, Oktober 2021
Penulis
HALAMAN PENGESAHAN
ii
Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa :
Judul : Skabies
Adalah benar telah menyelesaikan Referat dan Laporan Kasus yang berjudul
“Skabies” dan telah disetujui serta telah dibacakan dihadapan supervisor pembimbing
dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin Fakultas
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................5
BAB II LAPORAN KASUS..............................................................................................6
2.1 Identitas Pasien........................................................................................................6
2.2 Anamnesis...............................................................................................................6
2.3 Pemeriksaan Fisik....................................................................................................7
2.4 Status Dermatologi..................................................................................................7
2.5 Pemeriksaan Penunjang...........................................................................................8
2.6 Diagnosa Kerja........................................................................................................9
2.7 Penatalaksanaan.......................................................................................................9
2.8 Pembahasan kasus............................................................................................10
BAB III TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................14
3.1 Definisi..................................................................................................................14
3.2 Epidemiologi...............................................................................................14
3.3 Etiologi..................................................................................................................15
3.4 Patofisiologi...........................................................................................................17
3.5 Manifestasi Klinis..................................................................................................20
3.6 Diagnosis...............................................................................................................22
3.7 Tatalaksana............................................................................................................23
3.8 Diagnosis Banding.................................................................................................27
3.9 Komplikasi............................................................................................................29
3.10 Prognosis.............................................................................................................29
BAB IV KESIMPULAN..................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................31
iv
BAB I
PENDAHULUAN
hingga 300 juta kasus per tahun, dimana penyakit ini dapat
penjara. 2,4
5
BAB II
LAPORAN KASUS
Nama : Tn. X
Jenis Kelamin : Laki laki
Umur : 36 Tahun
Pekerjaan : Tidak dilampirkan di jurnal
Status : Menikah
Alamat : Tidak dilampirkan di jurnal
Suku : Tidak dilampirkan di jurnal
2.2 Anamnesis
Keluhan Utama :
yang lalu. Diwali dengan bintik kecil di daerah pahanya, terasa sedikit
gatal tapi tidak ada rasa gatal di malam hari. Bintik tersebut kemudian
kunjungan yaitu bintik di sekujur tubuh disertai rasa gatal. Mereka telah
Testing (VCT) dan HIV Rapid Test sejak 2 bulan yang lalu dan hasilnya
Sakit. 5
Status generalis :
Abdomen : Hepatomegali
hiperpigmentasi. 5
hiperpigmentasi. 5
Distribusi : Generalisata
Ukuran : Plakat
7
Bentuk : Ireguler
Pemeriksaan Laboratorium
SGPT 67 U/l
BUN 7 mg/dl
GDS 86 mg/dl
CD4 12 sel/μL
Pemeriksaan histopatologi
infeksi skabies. 5
5
Slide histopatologi dengan perbesaran 40x
Sarcoptes scabiei tungau dari goresan lesi: tungau dewasa (2A), telur (2B) 5
2.6 Diagnosis
2.7 Penatalaksanaan
dilakukan pada daerah kerak yang tebal untuk mengurangi kerak dan
mengatasi erosi, disertai dengan pemberian krim Urea 10%. Kerak yang
dengan keganasan. 5
10
Pada pasien normal, diperkirakan hanya 10% dari telur
sangat menular. 5
pada pasien ini. Agen topikal ini akan efektif dalam situasi yang
membasmi tungau. 5
13
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Defenisi
3.2 Epidemiologi
dewasa. 8
3.3 Etiologi
famili tungau yang bersifat obligat parasit pada kulit antara lain
marmut). 11
0.3 – 0.5 mm dan lebar sekitar 0,3 mm, sedangkan yang jantan
tungau betina pada karnivora lebih kecil (0.32 - 0.39 x 0.25 - 0.3
400x. B. Telur, nimfa Sarcoptes scabiei (var. hominis) dan skibala (butiran
feses) pada kerokan kulit yang ditetesi NaOH 10%. C. Histologi kulit : tampak
tungau betina, tidak lebih dari 10% yang akan menetas menjadi
tungau dewasa.11
3.4 Patofisiologi
17
dewasa akan berkembang setelah 10-14 hari kemudian. Tanda
0,25 hingga 0,35 mm, dan jantan memiliki ukuran setengah dari
19
3.5 Manifestasi Klinis
area kepala dan leher; tetapi pada bayi, lansia, dan pasien
20
Papul dan terowongan terdapat pada sela-sela jari tangan dan punggung tangan.
2
pergelangan tangan, 3
dada, 3
3
periareolar (khusus pada wanita),
21
Distribusi khas lesi skabies. (a) Anak-anak berusia > 2 tahun dan
3.6 Diagnosis
pesantren. 7,14
22
pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak
Pemeriksaan Penunjang :
lesi kulit. 1
pembesaran 200. (b) Telur tungau, pembesaran 200. (c) feses (scybala)
3.7 Tatalaksana
7
1. Menjaga higiene individu dan lingkungan.
Terapi medikamentosa :
mata, mulut, dan uretra. Obat ini memiliki dua efek, yaitu
bersamaan. 3,4
24
pemberian. Topikal Krim permetrin 5% dioleskan pada kulit
Selain itu, obat ini tidak dianjurkan pada bayi, anak-anak, lanjut
Terapi Oral :
26
untuk stadium telur, dan memiliki waktu paruh pendek yaitu 12-
mg/kg dosis tunggal, 2-3 dosis setiap 8-10 hari. Tidak boleh
dan menyusui. 7
berulang. 7
27
Dermatitis atopik
2. Prurigo
Prurigo
3.9 Edukasi
28
Edukasi yang dapat dilakukan yaitu:
3.10 Prognosis
BAB IV
29
KESIMPULAN
terowongan kulit.
penderita.
DAFTAR PUSTAKA
30
1. Engelman D. et al., 2020, The 2020 International Alliance for the
Control of Scabies Consensus Criteria for the Diagnosis of Scabies,
British Journal of Dermatology (2020), p.808–820
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov.
31
10. Widaty S, Darmawan I, 2020, EFEKTIVITAS SULFUR TOPIKAL
DIBANDINGKAN DENGAN PERMETRIN DALAM TATA LAKSANA
SKABIES: LAPORAN KASUS BERBASIS BUKTI, MDVI Vol. 47.
Edisi 4 Tahun 2020:189-194.
12. Paramita K, Sawitri, 2015, Profil Skabies Pada Anak, Berkala Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin - Periodical of Dermatology and
Venereology Vol. 27 / No. 1 / April 2015,41-45.
32