Anda di halaman 1dari 16

URGENSI PENDIDIKAN SIFAT MALU DALAM HADITS

(Telaah Hadits Imran Ibn Husain tentang Sifat Malu dalam Kitab Musnad
Ahmad Ibn Hanbal)

Dr. Supian Sauri, Lc., M. Ag.


Dosen Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) – Semarang
supiansauri@unissula.ac.id

ABSTRACT
In the hadith of the Prophet explained one of the attributes called the term al-
haya '. The nature of al-haya ’is translated in Indonesian with the meaning of shame. Most
people assume the nature of shame is a bad trait that should be kept away from
someone's personal. But the shame is actually recommended by the Prophet because it is
a good quality as stipulated in the hadith of Imran Ibn Husain, narrated by Ahmad Ibn
Hanbal. This study aims to provide an explanation of the nature of shame mentioned by
the Prophet as one of the good qualities. The conclusion of this study is the answer for
people who still have the notion that shame is a bad trait that must be abandoned. The
nature of shame is very urgent in Islamic education that should be fostered by all
Muslims. That is due to the nature of shame can contribute to education, among others:
1) Education in shame can foster human ability to maintain the mind; 2) Keeping away
actions that consume things that are prohibited; 3) Always remember death; 4) Become a
person who is zuhud; 5) Contribute to the education of faith; 6) Education to decorate
and beautify yourself with commendable qualities namely shame; 7) Human education to
achieve the love of Allah.
Keywords: Hadith, Prophet, Imran, Embarrassed, Education

ABSTRAK
Dalam hadits Nabi Saw dijelaskan salah satu sifat yang disebut dengan istilah al-
haya’. Sifat al-haya’ diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan arti malu. Kebanyakan
orang mengangap sifat malu merupakan sifat buruk yang seharusnya dijauhkan dari
peribadi seseorang. Namun sifat malu tersebut justru dianjurkan oleh Nabi Saw sebab
merupakan sifat yang baik sebagaimana termaktub dalam hadits Imran Ibn Husain yang
diriwayatkan Ahmad Ibn Hanbal. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan penjelasan
hakikat sifat malu yang disebutkan Nabi Saw sebagai salah satu sifat yang baik.
Kesimpulan penelitian ini adalah jawaban untuk orang-orang yang masih memiliki
anggapan bahwa malu adalah sifat buruk yang mesti ditinggalkan. Sifat malu sangat urgen
dalam pendidikan Islam yang semestinya dipupuk oleh semua kaum muslim. Hal itu
disebabkan sifat malu dapat berkontribusi dalam pendidikan antara lain: 1) Pendidikan
malu dapat memupuk kemampuan manusia dalam menjaga akal pikiran; 2) Menjauhkan
perbuatan untuk mengonsumsi hal-hal yang dilarang; 3) Selalu mengingat kematian; 4)
Menjadi peribadi yang zuhud; 5) Berkontribusi dalam pendidikan iman; 6) Pendidikan
untuk menghias dan mempercantik diri dengan sifat terpuji yaitu malu; 7) Pendidikan
manusia untuk mencapai cinta Allah Swt.
Kata kunci: Hadits, Nabi, Imran, Malu, Pendidikan

JURNAL

| Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam
65
Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019
A. PENDAHULUAN Pendidikan akhlak kepada anak diajarkan
Pendidikan adalah salah satu melalui latihan-latihan yang terpadu yang
faktor yang menetukan arah suatu umat membimbing mereka dalam setiap
dan bangsa ke depan. Nabi Saw langkahnya. Suatu pepatah menyatakan
mengajarkan keutamaan pendidikan ‘setiap perkataan itu memiliki maqam
dalam berbagai persoalan, dari masalah tersendiri’, demikian pula sebaliknya.
yang kecil hingga besar. Salman al-Farisi Berdasar pepatah ini, setiap anak yang
saat ditanya oleh orang kafir tentang berada dalam lingkungan pendidikan
pelajaran yang diajarkan Nabi Saw kondusif yang berpijak pada pendidikan
kepada kaum muslimin, dengan akhlak akan terlatih untuk bersikap bijak
bangganya ia menjawab dengan berkata dan tepat. Ia akan menyaring informasi
bahwa Nabi Saw telah mengajarkan yang didapatnya dengan latihan-latihan
segala urusan kepada umatnya hingga yang sudah dia lakukan di lingkungannya,
urusan yang terkait bersuci (Ibn Al- di rumah maupun di luar rumah.
Hajjaj, tth: 223). Pernyataaan Salman ini Pergaulan-pergaulan yang menyimpang
menegaskan visi Nabi Saw bagi umatnya akan mudah ditangkalnya sehingga
ke depan agar menyiapkan pendidikan orang tua tidak kahwatir terhadap
dengan sebaik-baiknya. Pendidikan keberadaannya.
tersebut adalah pendidikan paripurna Perilaku menyimpang seperti
yang menyentuh segala aspek kehidupan LGBT, konsumsi minuman keras, dan
manusia. kenakalan remaja lainnya pada dasarnya
Realita masyarakat tidak bisa disebabkan pendidikan akhlak kurang
dipisahkan dari masalah pendidikan. mengena. Pengajaran pendidikan akhlak
Maraknya pemberitaan LGBT yang yang baik di dalam rumah akan
menggambarkan pandangan seksual memberikan efek posistif kepada anak-
manusia yang menyimpang anak dalam menjalani kehidupan.
menyebabkan orang tua resah (Ermayani, Kondisinya akan semakin baik apabila
2017). Ditambah lagi peredaran obat- anak tersebut dididik dalam suatu
obatan terlarang dan upaya legalitas lingkungan yang menitik beratkan
minumana keras oleh sebagian pihak pendidikan akhlak. Anak diajarkan tata
dan termasuk kemungkianan untuk cara pergaulan yang baik sesama teman
menasionalkan minuman bisa terjadi. yang terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Pemberitaaan ini makin menambah Juga diajarkan cara berpakaian sesuai
beban tanggung jawab semua pihak aturan agama. Dengan demikian ia anak
dalam mendidik anak-anak yang laki-laki akan mengetahui bahwa
dijadikan Allah Swt sebagai amanah bagi memakai pakaian yang dipakai
orang tuanya. Pendidikan adalah perempuan adalah terlarang baginya dan
tanggung jawab keluarga dan masyarakat. demikian pula sebaliknya (Ibn Hanbal,
Maka, sudah seharusnya jika pihak-pihak tth: 243). Norma-norma lainnya yang
terkait memiliki strategi yang tepat dalam dalam lingkungan tersebut menyebabkan
menghadapi ancaman-ancaman tersebut. anak mengetahui dan memilah teman
Salah satu strategi dalam yang baik dan buruk. Maka, dengan
membentengi pendidikan anak sebagai model pendidikan seperti ini anak tidak
generasi masa depan adalah pendidikan akan mudah terpengaruh pihak luar
akhlak (Al-Jurjani, 1403: 101).
JURNAL

66 | Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam

Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019


dalam sikap, kebiasaaan dan pergaulan semestinya dilaksanakan kerap
lainnya. ditinggalkan. Sementara yang buruk
Pendidikan akhlak yang mereka tak segan melakukannya
diajarkan Nabi Saw banyak ragamnya. sekalipun akan merugikan manusia
Ajaran Rasulullah telah memberikan secara individu maupun sosial.
petunjuk dan arahan terbaik kepada Mengonsumsi minuman keras yang jelas
kehidupan manusia yang tidak bisa berbahaya dan merusak tubuh sering
dilepaskan dari hubungan vertikal dan tidak diindahkan. Memakai pakaian yang
horizontal. Kedua hubungan itu dalam minim yang tidak menutup aurat
pendidikan ala Nabi Saw harus selaras dianggap sebagai trend masa kini serta
dan sejalan dengan kebahagian yang alasan-alasan lainnya meski hal itu
hakiki yaitu kebahagian dunia dan bertentangan dengan norma-norma yang
akhirat. Pendidikan akhlak Nabi Saw ini berlaku di masyarakat.
di antaranya adalah pendidikan malu, Batasan-batasan malu yang
yang dalam hadits disebut al-haya’. Kata masih rancu, menyebabkan kaum
ini selanjutnya diterjemahkan dalam muslimin kurang menyadari ajaran Nabi
bahasa Indonesia sebagai “malu”. Saw tentang sifat malu yang disebut
Sebagian orang menganggap sebagai al-haya’. Dalam hadits Imran Ibn
bahwa malu adalah sifat buruk yang Husain, secara gambalang Nabi Saw
harus dijauhi. Orang yang pemalu selalu menjelaskan bahwa malu merupakan
dipersepsikan tidak baik dan kurang gaul. sifat yang baik. Tidaklah seorang itu
Orang-orang terdekatnya akan selalu memiliki malu kecuali ia akan memiliki
mengingatkan agar ia meninggalkan sifat kebaikan dan kesalihan yang dapat
tersebut. Anak yang tidak berani membawa umat manusia menjadi umat
berjoged di hadapan kawan-kawannya beradab.
akan dicemoohkan sebagai anak Hadits Imran Ibn Husain yang
kampungan dan tidak mengerti menjelaskan sifat malu ini adalah:
pergaulan anak muda. Namun, berbeda
terbalik perlakuannya kepada orang- "‫"الحياء ال يأني اال بخير‬
orang seumuran yang tidak berangkat ke
masjid untuk salat berjamaah dan tidak
pergi ke tempat pengajian. Tindakan itu “Sifat malu tidak akan
akan dianggap lumrah dan wajar terjadi mendatangkan apa-apa kecuali suatu
di kalangan anak muda oleh sebagian kebaikan.” (Ibn Hanbal, 2001: 54).
orang. Sekalipun mereka melihat dan
menyaksikan keburukan tersebut, Berlandaskan hadits tersebut,
mereka akan enggan mengingatkannya. Nabi Saw menempatkan sifat malu
Bahkan bisa saja mereka akan sebagai salah satu sifat mulia yang
mengatakan suatu alasan kepada orang- semestinya dimiliki setiap orang. Setiap
orang karena dia malu untuk orang yang memiliki sifat malu akan
mengingatkannya . didorong melakukan hal-hal positif
Fenomena seperti ini sering dalam segala tindakannya. Hadits Imran
terjadi di masyarakat yang pada Ibn Husain sendiri mendapatkan
umumnya tidak mengerti batasan- dukungan dari hadits lain yang
batasan malu. Kebenaran yang
JURNAL

| Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam
67
Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019
menempatkan sifat malu sebagai salah melalaikan tugas mengingatkannya agar
satu dari iman. lebih tanggung jawab pada waktu lain
Penjelasan Nabi Saw terkait sfat dan tidak mengulangi kesalahan kembali.
malu semestinya bisa diterapkan dalam Di masa dulu, seorang murid
sistem pendidikan umat. Fenomena akan malu jika tidak beretika dalam kelas.
masyarakat yang terjangkit berbagai Saat guru meminta murid untuk
macam tindakan-tindakan amoral salah memotong kuku atau memotong rambut
satunya disebabkan oleh lemahnya maka dengan senang hati murid akan
pendidikan tentang malu. Secara umum mematuhi apa yang diperintahkan.
masyarakat mengetahui keruntuhan Tentunya, murid yang tidak mematuhi
nilai-nilai umat saat ini sangat drastis. perintah guru akan dingatkan guru dan
Demikian pula tata kesopanan dan budi teman-teman lain.
pekerti mulai terkikis disebabkan umat Akibat tidak dipupuknya
belum tercerahkan oleh pendidikan yang pendidikan malu kenakalan murid
tepat. kepada guru sering terdengar dan
Sekitar tahun 1980-an, jarang disaksikan melalui media televisi atau
ditemukan murid sekolah berani media sosial. Dari sinilah guru dan orang
melakukan perbuatan yang dianggap tua murid perlu merenungkan mengapa
tidak sopan kepada gurunya. Bahkan sebagian murid-murid sekarang ini
pada masa itu seorang murid akan dikabarkan melakukan perbuatan-
sembunyi apabila bertemu gurunya perbuatan yang bertentangan dengan
karena malu. Mereka juga berusaha etika. Bukan hanya sebatas kata-kata,
menjauh dari pandangan gurunya pada bahkan sebagian murid tersebut sudah
saat sedang bermain di jalan atau di berani melakukan tindakan kekerasan
lapangan. Padahal waktu tersebut yang dapat melukai gurunya.
semestinya dimanfaatkan untuk belajar Pendidikan malu hendaknya
di rumah atau belajar kelompok bersama dimulai dalam keluarga, sebab sifat-sifat
teman-teman lain. seorang anak muncul dan berkembang
Di kelas, murid akan dalam lingkungan ini. Orang tua perlu
memperhatikan pelajaran yang mengenalkan dan menekankan nilai-nilai
disampaikan guru, demikian pula di luar akhlak yang baik kepada anak-anaknya.
kelas. Seperti yang dilakukan guru dalam Dari pengenalan akhlak yang baik, anak
mengingatkan tugas atau pekerjaan akan malu melakukan perbuatan-
rumah kepada murid agar dikerjakan di perbuatan yang bertentangan dengan
rumah bersama orang tua atau etika yang semestinya. Jika hal ini tidak
saudaranya tentang materi yang telah dilakukan, dapat menimbulkan kasus-
dipelajari. Mulai sore hari anak yang kasus yang melibatkan anak dengan
mendapatkan tugas tersebut sampai orang tuanya, seperti kasus pembunuhan
malam akan memperhatikan anak kepada orang tuanya atau pidana
kewajibannya untuk dikerjakan yang lain akibat orangtua tidak dapat
selanjutnya akan dikoreksi oleh guru. memenuhi kebutuhan anak. Bahkan
Bahkan jika tugas gurunya tidak sebagian anak berani memenjarakan
dikerjakan, murid itu harus rela orang tuanya yang sudah berumur
diingatkan dan dihukum di depan kelas. karena masalah sepele dimana ia
Ketegasan guru terhadap murid yang
JURNAL

68 | Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam

Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019


mengangap orang tuanya sendiri Imran Ibn Husain, akan mendatangkan
telah mengambil hak anak. hal-hal postif. Tidak ada kebaikan pada
Dari sinilah fenomena kelam suatu kaum kecuali unsur sifat malu
dalam masyarakat dapat diketahui tersebut akan selalu melekat pada kaum
disebabkan minimnya kualitas pendidikan tersebut. Demikian pula sebaliknya,
saat ini. Pendidikan bukan hanya sekedar keburukan akan menyebar dan menjalar
transfer ilmu pengetahuan saja. Namun dalam suatu kaum jika sifat malu tidak
pendidikan yang utama adalah mendidik ada pada mereka. Oleh karena itu
manusia menjadi manusia yang penjelasan sifat malu yang dijelaskan
bermartabat dengan akhlak mulia seperti Nabi Saw tersebut perlu ditulusuri. Bisa
yang diajarkan Nabi Saw. Akhlak dalam jadi, dekadensi yang terjadi dalam etika
Islam ditempatkan sebagai ajaran utama umat hari ini disebabkan tidak mengerti
dan mendasar dalam syariat yang maksud sabda Nabi Saw tentang malu.
dibawanya. Nabi Saw menyebutkan hal
dalam haditsnya: B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Sifat Malu
ِ َ ‫َن رس‬
‫صلَّى‬ َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َّ ‫ أ‬،‫" َع ْن أَبِي ُه َريْ َرَة‬
Malu dalam bahasa Arab
disebut al-haya’ atau istihya yang
‫ت ِِلُتَ ِم َم‬ َ َ‫اللهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
ُ ْ‫ «إِنَّ َما بُِعث‬:‫ال‬ secara etimologi adalah masdar dari
hayiya - yahya - hayah yang berarti
‫صالِ َح ْاِلَ ْخ َل» " رواه احمد والبخاري‬ َ hidup. Orang tangguh dalam
hidupnya tangguh dipastikan
‫في ادب المفرد‬ memiliki sifat malu disebabkan
kemampuan dirinya dalam
mengatahui hal-hal yang buruk.
“Dari Abu Hurairah ra Selain dari ketangguhannya tersebut,
bahwasannya Rasulullah Saw sifat malu juga dapat berasal dari
bersabda: Sesungguhnya aku diutus kekuatan panca indera seorang
agar menyempurnaka akhlak yang manusia dan kelembutannya (an-
baik”. (HR Ahmad dan al- Nawawi, 1415H: 1). Pengertian
Bukhari dalam adab al- secara etimologi ini menjelaskan sifat
Mufrad). (Ibn Hanbal, 2001: haya yang memiliki fungsi
104). mendorong manusia menjadi
manusia yang paripurna dan utuh.
Pada hadits tersebut Nabi Saw Sementara manusia yang tidak
menempatkan pendidikan akhlak sebagai memilki sifat haya, ia akan menjadi
misi yang diembannya dalam dakwah. manusia yang hampa seakan-akan
Dengan demikian maka, pendidikan akhlak ruh yang pada dirinya dicabut Allah
tidak bisa dijauhkan dari pendidikan yang dan akhirnya mati tak berarti (Al-
ada, baik secara formal maupun non Jauziyyah: 1416H: 248) (Al-
formal. Muqaddam, 1436H: 5-6). Malu
Dalam pendidikan, sifat malu secara bahasa juga dapat diartikan al-
sebagaimana disebutkan dalam hadits imtina’ yang berari menahan atau
JURNAL

| Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam
69
Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019
mencegah dan al-Inqibad yang berati 7) Malu adalah melihat nikmat yang
menutup diri. Oleh karaena itu, diberikan Allah swt dan
manusia yang memiliki sifat malu menyadari kekurangan diri (Al-
adalah manusia yang mampu Bukhari, 1422H: 29).
menahan dan menutup diri dari hal- Dari pengertian secara
hal yang akan mendatangkan aib terminologi, kedudukan sifat malu
pada dirinya (Al-Asqalani, tth: 521). pada manusia sangat diperlukan.
Secara terminologi malu Manusia dalam kehidupannya
didefinisikan oleh ulama dengan memerlukan batasan-batasan yang
beberapa pengertaian. Antara lain: mengatur tingkah lakunya dalam
1) Malu adalah keadaan manusia berhubungan secara vertikal dengan
yang penyebabnya berasal dari Allah Swt dan berhubungan secara
kehawatiran terungkap suatu aib horizontal dengan sesama makhluk.
pada dirinya dan cacian (Al Pada prinsipnya manusia hendaknya
Muqaddam, 1436H: 5). mengenal posisinya sebagai makhluk
2) Malu adalah salah satu akhlak ciptaan Allah Swt dan sekutu
yang dapat memdorong manusia makhluk lainnya. Maka dengan sifat
menjauhi perkataan dan malu, manausia akan selalu takut
perbuatan yang buruk dan melakaukan hal-hal yang merugikan
mencegah diri dari sikap acuh dirinya karena kesalahannya kepada
terhadap hak orang lain (Al- Allah Swt dan kesalahan kepada
Jauziyyah, 1416H: 249). sesama manusia lainnya.
3) Malu adalah menjauhi keburukan
akibat dari kekhawatiran akan 2. Hadits-hadits Imran Ibn Husain
mendapat cacian orang lain (Al- tentang Malu
Muqaddam, 1436H: 7). 1) Hadits Imran Ibn Husain dari
4) Malu adalah kewaspadaan yang jalur Yahya Ibn Sa’id, dari
menyebabkan manusia menutup Khalid Ibn Rabbah dari Abu
diri dari segala karena cacian Sawwar dari Imran Ibn Husain
orang lain (Al-Muqaddam, 1436H: dari Nabi Saw.
7)
5) Malu adalah sesuatu yang ‫َع ْن َخالِ ِد بْ ِن‬ ٍ ‫"ح َّدثَنَا يحيى بن س ِع‬
،‫يد‬ َ ُ ْ َْ َ َ
tertanam pada jiwa yang
mengakibatkan manusia :‫ال‬َ َ‫الس َّوا ِر ق‬
َّ ‫ت أَبَا‬ُ ‫ َس ِم ْع‬:‫ال‬ َ َ‫اح ق‬
ٍ َ‫َرب‬
menunaikan segala tugas,
‫ال‬
َ َ‫ ق‬:‫ول‬ ُ ‫ص ْي ٍن يَ ُق‬ ِ ُ ‫س ِمع‬
menjalian silturahim dan berbakti َ ‫ت ع ْم َرا َن بْ َن ُح‬ ْ َ
kepada orang tua (Asy-Syafi’i,
1425H: 150). " :‫صلَّى اللهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ ُ ‫رس‬
َ ‫ول الله‬ َُ
6) Malu adalah suatu sifat yang
maknanya sama dengan waqar
" ُ‫ْحيَاءُ َخ ْي ٌر ُكلُّه‬
َ ‫ال‬
(kehati-hatian) dan menjaga diri
dari mengatakan sesuatu yang “Yahya Ibn Sai’d telah menyampaikan
dapat mempermalukan orang lain hadits kepada kami dari Khalid Ibn
(Al-Jauziyah, 1416: 249). Rabbah. Ia berkata aku mendengar
JURNAL

70 | Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam

Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019


Abu Sawwar berkata: aku mendengar sifat malu itu ada kehat-hatian dan
Imran Ibn Husain berkata: Rasulullah ketenangan. Kemudian Imran Ibn
Saw bersabda: semua sifat malu itu Husain berkata: aku menyampiakan
adalah baik” (HR Ahmad). (Ibn hadits kepadamu dari Rasulullah Saw
Hanbal, 2001: 51). sementara kamu menceritakan sesuatu
kepadaku dari lembaran-lembaran
2) Hadits Imran Ibn Husain dari bukumu”. (HR Ahmad). (Ibn
jalur Muhammad Ibn Ja’far dari Hanbal, 2001: 54).
Syu’bah dari Qatadah dari Abu
Sawwar. 3) Hadits Imran Ibn Husain dari
jalur Yazid dari Khalid Ibn
Rabbah Abu al-Fadhl dari Abu
Sawwar al-Adawi dari Imran
،ُ‫ َح َّدثَنَا ُش ْعبَة‬،‫" َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد بْ ُن َج ْع َف ٍر‬
Ibn Husain dari Nabi Saw.
‫الس َّوا ِر‬
َّ ‫ت أَبَا‬ ُ ‫ َس ِم ْع‬:‫ال‬ َ َ‫ادةَ ق‬ َ َ‫َع ْن قَ ت‬
‫اح أَبُو‬ ٍ َ‫ أَ ْخبَ َرنَا َخالِ ُد بْ ُن َرب‬،‫" َح َّدثَنَا يَ ِزي ُد‬
‫ث أَنَّهُ َس ِم َع ِع ْم َرا َن بْ َن‬ ُ ‫ يُ َح ِد‬،‫ى‬ َّ ‫ال َْع َد ِو‬
ِ ‫خز‬ ،‫ي‬ ُّ ‫الس َّوا ِر ال َْع َد ِو‬
َّ ‫ َح َّدثَنَا أَبُو‬،‫ض ِل‬ ْ ‫الْ َف‬
‫ول‬ِ ‫ َع ْن ر ُس‬،‫ث‬
َ ُ ‫اع َّي يُ َح ِد‬ َ ُ ْ‫ص ْي ٍن ال‬ َ ‫ُح‬
‫ َع ِن النَّبِ ِي‬،‫ص ْي ٍن‬ ِ
" :‫ال‬ َ ‫صلَّى اللهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم فَ َق‬ ِ َ ‫َح َّدثَنَا ع ْم َرا ُن بْ ُن ُح‬
َ ‫الله‬
ُ‫ْحيَاء‬ َ ‫ " ال‬:‫ال‬ َ َ‫صلَّى اللهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ َ
َ ‫ْحيَاءُ ََل يَأْتِي إََِّل بِ َخ ْي ٍر " فَ َق‬
‫ال بُ َش ْي ُر‬ َ ‫ال‬
ِ َ ‫َخ ْي ٌر ُكلُّهُ " فَ َق‬
ِ َّ ‫ْح ْكم ِة أ‬
ِ ِ ُ‫ م ْكت‬:‫ب‬ ُ‫ إِنَّه‬:‫ال َر ُج ٌل م َن الْ َح ِي‬
ُ‫َن م ْنه‬ َ ‫وب في ال‬ ٌ َ ٍ ‫بْ ُن َك ْع‬
،‫ إِ َّن ِم ْنهُ َوقَ ًارا لِلَّ ِه‬:‫ْح ْك َم ِة‬ ِ ‫ال فِي ال‬ ُ ‫يُ َق‬
:‫ ِع ْم َرا ُن‬:‫ال‬ َ ‫ فَ َق‬.ً‫ َوِم ْنهُ َس ِكينَة‬،‫َوقَ ًارا‬
:‫ال لَهُ ِع ْم َرا ُن‬ َ ‫ فَ َق‬.‫ض ْع ًفا‬َ ُ‫َوإِ َّن ِم ْنه‬
‫صلَّى اللهُ َعلَْي ِه‬ ِ ِ ‫ك َعن رس‬
َ ‫ول الله‬ ُ َ ْ َ ُ‫ُحدث‬
ِ ‫أ‬
َ
‫صلَّى اللهُ َعلَْي ِه‬ ِ ِ ‫ك َعن رس‬
َ ‫ول الله‬ ُ َ ْ َ ُ‫ُحدث‬
ِ ‫أ‬
َ
َ ‫ح ِف‬
"‫ك‬ ُ‫ص‬
ِِ
ُ ‫ َوتُ َحدثُني َع ْن‬،‫َو َسلَّ َم‬
"‫ف‬ِ ‫الص ُح‬ ُّ ‫َو َسلَّ َم َوتُ َح ِدثُنِي َع ِن‬
“Muhammad Ibn Ja’far telah
menyampaikan hadits pada kami, “Yazid telah menyampaikan hadits
Syu’bah telah menyampaikan hadits kepada kami, Khalid Ibn Rabbah Abu
kepada kami dari Qatadah, berkata: Faddal telah mengabarkan hadits
Aku mendengar Abu Sawwar al-Adawi kepada kami, Abu as-Sawwar al-
menyampaikan hadits kepada kami. Adawi telah menyampaikan hadits
Bahwasannya ia mendengar Imran Ibn kepada kami, Imran Ibn Husain telah
Husain al-Khuzai’ memperoleh hadits menyampaikan hadits kepada kami dari
dari Rasullah Saw: Malu adalah sifat Nabi Saw: Seluruh sifat malu itu adalah
yang tidak akan menghasilkan apa-apa baik. Kemudian seorang laki-laki dari
kecuali kebaikan semata. Kemudian dari Kabilah al-Hayy berkata:
Busyair Ibn Ka’ab berkata: Termakatub sesungguhnya dalam al-hikmah
dalam al-hikmah, sesungguhnya pada disebutkan, bahwasannya sifat malu
JURNAL

| Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam
71
Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019
dapat menimbulkan kehati-hatian menimbulkan kelemahan.
karena Allah dan darinya pula dapat Mendengarkan demikian Imran marah
menimbulkan kelemahan. Setelah dan berkata: aku tidak mimpi melihat
mendengar itu, Imran berkata Rasulullah menyampaikan hadits.
kepadanya: aku menyampaikan hadits Beliau bersabda: semua sifat malu itu
Rasulullah kepada kamu malahan adalah baik sementara kamu
kamu sendiri menyampaikan suatu mengatakan bahwasanya sebagian sifat
perkataan kepadaku yang bersumber malu itu dapat menimbulkan kelemahan.
dari lembaran-lembaran buku” (HR Berkata (Sabit): kemudian Imran
Ahmad) (Ibn Hanbal, 2001: 144). mengusirnya dan tidak ingin berbicara
dengannya. Oleh karena itu dikatakan
4) Hadits Imran dari Jalur Affan dari kepadanya: sesungguhnya (sifat malu) itu
Hamad dari Sabit dari Imran Ibn seperti yang kamu sukai”. (HR
Husain dari Nabi Saw. Ahmad). “ (Ibn Hanbal, 2001: 175)

5) Hadits Imran Ibn Husain dari


‫ أَ ْخبَ َرنَا‬،‫ َح َّدثَنَا َح َّما ٌد‬،‫" َح َّدثَنَا َع َّفا ُن‬
jalur Yazid Ibn Harun dari abu
َّ ‫ أ‬،‫ث‬
‫َن‬ َ ‫ص ْي ٍن َح َّد‬ ِ َّ ‫ أ‬،‫ت‬
ٌ ِ‫ثَاب‬
َ ‫َن ع ْم َرا َن بْ َن ُح‬ Na’amah al-Adawi dari Humaid
Ibn Hilal dari Busyair Ibn Ka’ab
:‫ال‬ َ َ‫صلَّى اللهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ ِ َ ‫رس‬
َ ‫ول الله‬ َُ dari Imran Ibn Husain dari Nabi
Saw.
‫ال بُ َش ْي ُر بْ ُن‬ َ َ‫ْحيَاءُ َخ ْي ٌر ُكلُّهُ " ق‬ َ ‫" ال‬
‫ب ِع ْم َرا ُن‬ ِ
َ ‫ فَ غَض‬.‫ض ْع ًفا‬ َ ُ‫ إِ َّن ِم ْنه‬:‫ب‬ ٍ ‫َك ْع‬ ‫ أَ ْخبَ َرنَا أَبُو‬،‫ارو َن‬ُ ‫" َح َّدثَنَا يَ ِزي ُد بْ ُن َه‬
ِ ‫ول‬
‫الله‬ ِ ‫ث َع ْن ر ُس‬ ُ ‫ُح ِد‬ ِ ،‫ َع ْن ُح َم ْي ِد بْ ِن ِه َل ٍل‬،‫ى‬ ُّ ‫نَ َع َامةَ ال َْع َد ِو‬
َ َ ‫ ََل أ ََراني أ‬:‫ال‬ َ ‫فَ َق‬
َ َ‫صلَّى اللهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ ‫ َع ْن ِع ْم َرا َن بْ ِن‬،‫ب‬ ٍ ‫َع ْن بُ َش ْي ِر بْ ِن َك ْع‬
ُ‫ْحيَاء‬َ ‫ " ال‬:‫ال‬ َ
ُ‫صلَّى الله‬ ِ ُ ‫ال رس‬
. ‫ض ْع ًفا‬ َ ُ‫ إِ َّن ِم ْنه‬:‫ول‬ ُ ‫َخ ْي ٌر ُكلُّهُ " َوتَ ُق‬ َ ‫ول الله‬ ُ َ َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫ص ْي ٍن ق‬َ ‫ُح‬
َ ‫ْحيَاءُ َخ ْي ٌر ُكلُّهُ " فَ َق‬ ِ
‫يل‬ ِ ِ
َ ‫اد أَ ْن ََل يُ َحدثَهُ فَق‬ َ ‫ فَأ ََر‬،ُ‫ فَ َج َفاه‬:‫ال‬ َ َ‫ق‬ ‫ال‬ َ ‫ " ال‬:‫َعلَْيه َو َسلَّ َم‬
".‫ب‬ ُّ ‫ إِنَّهُ َك َما تُ ِح‬:ُ‫لَه‬ ُ ‫ ف ََقُ ل‬:‫بُ َش ْي ٌر‬
َ ُ‫ إِ َّن ِم ْنه‬:‫ْت‬
‫ َوإِ َّن‬،‫ض ْع ًفا‬

“Affan telah menyampaikan hadits ‫ول‬ِ ‫ك َع ْن ر ُس‬


َ َ ُ‫ُح ِدث‬َ ‫ أ‬:‫ال‬ َ ‫ فَ َق‬.‫ِم ْنهُ َع ْج ًزا‬
kepada kami, Hammad telah
menyampaikan hadits kepada kami, ‫صلَّى اللهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َوتَ ِجيئَنِي‬ َ ‫الله‬
ِ
Sabit telah meberitakan hadits kepada
‫يث َما‬ ٍ ‫ك بِح ِد‬ َ ُ‫ُح ِدث‬ ِ ‫بِال َْم َعا ِر‬
kami. Sesungguhnya Imran Ibn Husain َ َ ‫يض ََلأ‬
ِ ِ ٍ
‫ب‬ُ ‫ يَا أَبَا نُ َج ْيد إنَّهُ طَي‬:‫ فَ َقالُوا‬.‫ك‬ َ ُ‫َع َرفْ ت‬
telah menyampaikan hadits:
bahwasannya Rasulullah Saw bersabda:
seluruh sifat malu itu adalah baik. ‫ َوإِنَّهُ َوإِنَّهُ فَ لَ ْم يَ َزالُوا بِ ِه َحتَّى‬،‫ال َْه َوى‬
Busyair Ibn Ka’ab berkata:
sesungguhnya sifat malu itu dapat "‫ث‬َ ‫َس َك َن َو َح َّد‬
JURNAL

72 | Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam

Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019


“Rauh telah menyampaikan hadits
“Yazid Ibn Harun menyampaikan kepada kami, Abu Na’mah al-Adawi
hadits kepada kami, Abu Na’amah al- menyampaiakan hadits kepada kami. Ia
Adawi ,memberitakan hadits kepada berkata: aku mendengar Abu as-
kami dari Humaid Ibn Hilal dari Sawwar menurutrkan hadits dari Imran
Busyair Ibn Ka’ab dari Imran Ibn Ibn Husain. Ia berkata: aku mendengar
Husain. Ia berkata: Rasulullah Saw Rasulullah Saw bersabda: Semua sifat
telah bersabda: ” semua sifat malu itu malu itu adalah baik. Kemudian Rauh
adalah baik. Kemudian Busyair berkata: menuturkan hadits secara lengkap”.
sesungguhnya sifat malu dapat (HR Ahmad). (Ibn Hanbal, 2001:
menimbulkan kelemahan dan 187).
ketidakmampuan. Mendengar demikian,
Imran Husain berkata: Aku 7) Hadits Imran Ibn Husain
menyampaikan suatu hadits kepadamu dari jalur Ishaq Ibn Isa dari
dari Rasulullah Saw. Sementara kamu Hamad Ibn Yazid dari Ishaq
malah mendatangkan perkara-perkara Ibn Suwaid dari Abu
yang bertolak belakang. Aku tidak Qatadah al-Adawi dari
akan membicarakan suatu hadits lagi Imran Ibn Husain dari Nabi
kepadamu. Aku tidak mengenal kamu. Saw.
Karena itu, orang-orang berkata: wahai
Abu Nujaid. Sesungguhnya dia itu
‫ َح َّدثَنَا‬،‫يسى‬ ِ ‫" َح َّدثَنَا إِ ْس َحا ُق بْ ُن‬
adalah orang yang baik hati. َ ‫ع‬
Sesungguhnya dia itu orang yang baik ‫اق بْ ِن‬ َ ‫َع ْن إِ ْس َح‬ ،‫َح َّمادٌ يَ ْعنِي ابْ َن َزيْ ٍد‬
hati. Sesungguhnya dia itu orang yang
baik. Mereka terus mengulang-ulang :‫ال‬ َ َ‫ َع ْن أَبِي قَ ت‬،‫ُس َويْ ٍد‬
َ َ‫ادةَ ال َْع َد ِو ِي ق‬
hingga (Imran ) tenang dan berbicara.”
‫ص ْي ٍن فِي َر ْه ٍط‬ ِ
(Ibn Hanbal, 2001: 183). َ ‫َد َخلْنَا َعلَى ع ْم َرا َن بْ ِن ُح‬
6) Hadits Imran Ibn Husain ‫ب‬ ٍ ‫ِم ْن بَنِي َع ِد ٍي فِينَا بُ َش ْي ُر بْ ُن َك ْع‬
dari Rauh dari Abu
َ َ‫ص ْي ٍن ق‬ ِ
Na’amah al-Adawi dari Abu
‫ال‬
َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ ‫فَ َح َّدثَنَا ع ْم َرا ُن بْ ُن ُح‬
Sawwar dari Imran Ibn " :‫صلَّى اللهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ ُ ‫رس‬
َ ‫ول الله‬ َُ
Husain dari Nabi Saw.
َ ‫ْحيَاءُ َخ ْي ٌر ُكلُّهُ " أ َْو " إِ َّن ال‬
‫ْحيَاءَ َخ ْي ٌر‬ َ ‫ال‬
‫ى‬ُّ ‫ َح َّدثَنَا أَبُو نَ َع َام َة ال َْع َد ِو‬،‫ح‬ ٌ ‫" َح َّدثَنَا َرْو‬ ‫ب إِنَّا لَنَ ِج ُد‬ ٍ ‫ال بُ َش ْي ُر بْ ُن َك ْع‬َ ‫ فَ َق‬." ُ‫ُكلُّه‬
‫ َع ْن‬،‫الس َّوا ِر يَ ْذ ُك ُر‬ َّ ‫ت أَبَا‬ ُ ‫ َس ِم ْع‬:‫ال‬ َ َ‫ق‬ َّ ‫ْح ْك َم ِة أ‬
‫َن‬ ِ ‫ال ال‬
َ َ‫ب – أ َْو ق‬ ِ ُ‫ض الْ ُكت‬ ِ ‫فِي بَ ْع‬
ُ ‫ َس ِم ْع‬:‫ال‬ َ َ‫ص ْي ٍن ق‬ ِ
‫ول‬َ ‫ت َر ُس‬ َ ‫ع ْم َرا َن بْ ِن ُح‬ ،‫ض ْع ًفا‬َ ُ‫ِم ْنهُ َس ِكينَ ًة َوَوقَ ًارا لَلَّ ِه َوِم ْنه‬
" :‫ول‬ ُ ‫صلَّى اللهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم يَ ُق‬ َ ‫الله‬
ِ ِ ‫فَأَع‬
‫اد بُ َش ْي ٌر‬
َ ‫َع‬
َ ‫ َوأ‬،‫يث‬َ ‫ْح ِد‬َ ‫اد ع ْم َرا ُن ال‬ ََ
َ ‫ْح ِد‬
"‫يث‬ َ ‫ْحيَاءُ َخ ْي ٌر ُكلُّهُ " فَ َذَك َر ال‬
َ ‫ال‬ ،‫اك َم َّرتَ ْي ِن أ َْو ثََلثًا‬
َ ‫َم َقالَتَهُ َحتَّى ذََك َر َذ‬

JURNAL

| Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam
73
Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019
ِ ‫ض‬ ِ Kemudian kami berusaha terus menerus
ُ‫ت َع ْي نَاه‬ ْ ‫اح َم َّر‬
ْ ‫ب ع ْم َرا ُن َحتَّى‬ َ َ‫فَ غ‬ berkata hingga dia (Imran) menjadi
‫صلَّى‬ ِ ِ ‫ك َعن رس‬ ِ ‫ أ‬:‫ال‬
َ ‫ول الله‬ ُ َ ْ َ ُ‫ُحدث‬ َ َ َ‫َوق‬
tenag kembali”. (HR Ahmad). (Ibn
Hanbal, 2001: 203).
‫يث‬ِ ‫ض فِ ِيه لِح ِد‬ ِ
ُ ‫اللهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم َوتَ ْع ِر‬
َ
8) Hadits Imran Ibn Husain
‫ فَ ُقلْنَا يَا أَبَا نُ َج ْي ٍد إِنَّهُ ََل‬:‫ال‬
َ َ‫ب ق‬ ِ ُ‫الْ ُكت‬ dari jalur Wahab Ibn Jarir
dari Jarir dari Humaid Ibn
"‫ َوإِنَّهُ ِمنَّا فَ َما ِزلْنَا َحتَّى َس َك َن‬،‫ْس بِ ِه‬
َ ‫بَأ‬ Hilal dari Abu Qatadah dari
Imran Ibn Husain dari Nabi
“Ishak Ibn Isa menyampaikan hadits Saw.
kepada kami, Hammad Ibn Zaid
menyampaikan hadits kepada kami dari
‫ َح َّدثَنَا أَبِي‬،‫ب بْ ُن َج ِري ٍر‬ ُ ‫" َح َّدثَنَا َو ْه‬
Ishak Ibn Suwaid dari Abu Qatadah
al-Adawi. Ia berkata: kami masuk ke ،‫ث‬ ُ ‫ت ُح َم ْي َد بْ َن ِه َل ٍل يُ َح ِد‬ ُ ‫ َس ِم ْع‬:‫ال‬ َ َ‫ق‬
Imran Ibn Husain yang sedang berada di
ِ
suatu kelompok Bani Adiy. Di antara ‫ص ْي ٍن‬َ ‫ َع ْن ع ْم َرا َن بْ ِن ُح‬،َ‫ادة‬ َ َ‫َع ْن أَبِي قَ ت‬
kami yang datang adalah Busyair Ibn
Ka’ab. Maka Imran Ibn Husain ‫صلَّى اللهُ َعلَْي ِه‬ ِ ُ ‫ال رس‬
َ ‫ول الله‬ ُ َ َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫ق‬
meyampaikan hadits kepada kami. Ia
berkata: telah bersabda Rasulullah Saw: " ُ‫ْحيَاءُ َخ ْي ٌر ُكلُّه‬
َ ‫ " ال‬:‫َو َسلَّ َم‬
Semua sifat malu itu adalah baik atau
sesungguhnya seluruh sifat malu itu “Wahab Ibn Jarir menyampaikan hadits
adalah baik. Kemudian Busyair Ibn kepada kami, Bapakku
Ka’ab berkata: sesungguhnya kami menyampaiakan hadits kepada kami, ia
menemukan pada sebagian kitab atau berkata: aku mendengar Humaid ibn
beliau berkata dalam hikmah. Hilal menyampikan hadits dari Abu
Sesungguhnya sifat malu dapat Qatadah, dari Imran Husain. Ia
menimbulkan ketenagan, ketenteraman berkata: Rasululallah Saw bersabda:
karena Allah dan dapat menibulkan semua sifat malu itu adalah baik”. (HR
kelemahan. Mendengarkan demikaian, Ahmad) (Ibn Hanbal, 2001: 210).
maka Imran mengulangi hadits. Dan
Busyair mengulangi perkataannya hingga
kali dua atau tiga. Oleh karena itu, 3. Nilai-Nilai Sifat Malu
maka marahlah Imran Ibn Husain Hadits yang diriwayatkan Imran
sampai dua matanya memerah dan Ibn Husain menerangkan penilaian
berkata: Aku menyamapaikan hadits Nabi Saw tentang sifat malu yang
kepada kamu dari Rasulullah Saw dan disebut sebagai sifat baik. Sifat
kamu sendiri menandinginya karena seperti ini hendaknya dimiliki oleh
suatu perkataan dari buku-buku setiap orang. Sebab, hal baik dapat
tersebut. Abu Qatadah berkata: maka dipastikan akan mendatangkan
kami berkata: wahai Abu Nujaid kebaikan pula. Hal ini dijelaskan
sesungguhnya dia (Busyair) itu tidak pada hadits-hadits lain dari Nabi Saw
menjadi masalah apa-apa. Dan yang menyebutkan bahwa perkara
sesungguhnya dia itu bagian dari kami.
JURNAL

74 | Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam

Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019


yang baik merupakan sesuatu yang Keterangan Nabi Saw tentang
diinginkan Allah Swt. Sebagaimana sifat malu ditegaskan kembali oleh
pada hadits dari Abu Hurairah: Imran Ibn Husain saat ia mendengar
seorang laki-laki yang bernama
ِ ‫ول‬
‫الله‬ ُ ‫ال َر ُس‬
َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫" َع ْن أَبِي ُه َريْ َرَة‬ Busyair Ibn Ka’ab memberikan
penjelasan sifat malu yang
‫ إِ َّن‬،‫َّاس‬ َّ ِ َّ َ
ُ ‫ " أَيُّ َها الن‬:‫صلى اللهُ َعلَْيه َو َسل َم‬
sumbernya berasal dari buku-buku
hikmah. Menurut Busyair Ibn Ka’ab,
‫ب ََل يَ ْقبَ ُل إََِّل طَيِبًا"رواه مسلم‬
ٌ ِ‫اللهَ طَي‬ sifat malu memilki unsur-unsur
kebaikan seperti kehati-hataian dan
ketenangan. Namun Busyair Ibn
“Dari Abu Hurairah ra, ia berkata:
Ka’ab juga menyayangkan sifat malu
telah bersabda Rasulullah Saw: wahai
itu dapat mendatangkan keburukan
manusia sesunggunya Allah adalah zat
yaitu menyebabkan manusia menjadi
yang baik, Allah tidak akan menrima
sosok lemah. Mendengar pernyataan
sesuatu kecuali sesuatu yang baik pula”.
Busyair Ibn Ka’ab, maka Imran
(HR Muslim). (AL-Qusyairi, t.th;
Husain menegurnya dengan sangat
703).
keras. Menurutnya, sifat malu
merupakan salah satu sifat yang baik.
Selain pada hadits Abu Hurairah,
Sementara kebaikan itu akan
Nabi Saw menyebut semua jenis
mempengaruhi segala hal dalam
kebaikan akan membawa manusia ke
kehidupan manusia. Bahkan beliau
dalam sorga. Sebagaimana hadits
menegaskan pernyataannya tersebut
yang berasal dari Abdullah Ibn
adalah suatu kabar yang bersumber
Mas’ud sebagai berikut:
dari Rasulullah Saw yang pasti
kebenarannya. Maka, tidak pantas
apabila ada orang yang berani
‫ال‬َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫ود ق‬ ٍ ‫الله ب ِن مسع‬ ِ ‫" َعن َعب ِد‬
ُْ َ ْ ْ ْ menentang dan menyela apa yang
dikabarkannya. Pernyataan Busyair
‫ إِ َّن‬:‫صلَّى اللَّهُ عَلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ ُ ‫رس‬
َ ‫ول الله‬ َُ Ibn Ka’ab itu tidak bisa dijadikan
‫ َوإِ َّن البِ َّر يَ ْه ِدي‬،‫الص ْد َق يَ ْه ِدي إِلَى البِ ِر‬
ِ argumen yang kuat, sebab rujukan
yang kuat adalah sesuatu yang
‫الجن َِّة" رواه البخاري ومسلم‬ َ ‫إِلَى‬ berasal dari Rasulullah Saw. Beliau
disebut dalam Al-Qur’an sebagai
‫وابوداود والترمذي وابن ماجه‬ uswah hasanah yag berarti sumber
tauladan baik bagi manusia.
Selain hanya sebagai sifat yang
“Dari Abdullah Ibn Mas’ud, ia berkata:
baik, sifat malu juga mengandung
telah bersabda Rasulullah Saw:
nilai-nilai positif yang mampu
Sesungguhnya kejujuran itu membawa ke
mendorong manusia agar menjadi
arah kebaikan. Dan sesungguhnya
manusia sejati. Hal itu antara lain:
kebaikan itu membawa ke arah sorga”.
1) Sifat malu dijelaskan oleh
(HR al-Bukhari, Muslim, Abu
Rasulullah Saw sebagai salah satu
Dawud, Tirmizi dan Ibn Majah).”
usaha hamba dalam menghasilkan
empat perkara yang terdiri dari
JURNAL

| Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam
75
Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019
kemampuan menjaga akal barangsiapa melakukan demikian
pikirannya, menjaga perutnya, sesungguhnya ia telah malu dari Alah
selalu mengingat kematian dan azza wajalla dengan sebenar-
meninggalkan perhiasan dunia sebenarnya”. (HR Ahmad)”. (Ibn
(zuhud). Sebagaimana hadits dari Hanbal, 2001: 187).
Abdullah Ibn Mas’ud :
Hadits dari Abdullah Ibn
‫ال‬َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫ود‬ ٍ ‫الله ب ِن مسع‬ِ ‫" َعن َعب ِد‬ Mas’ud menjelaskan hakikat sifat
ُْ َ ْ ْ ْ malu yang menurut Nabi Saw
‫ات‬َ َ‫صلَّى اللهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ذ‬ ِ ُ ‫رس‬
َ ‫ول الله‬ َُ
hendaknya memenuhi kreteria
yaitu kemampuan menjaga akal
ِ ‫ " استَحيوا ِمن‬:‫ي وٍم‬
‫الله َع َّز َو َج َّل َح َّق‬ pikirannya, menjaga perutnya,
َ ُْ ْ َْ
selalu mengingat kematian dan
ِ ‫ول‬
،‫الله‬ َ ‫ يَا َر ُس‬:‫ قُلْنَا‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،" ‫ْحيَ ِاء‬َ ‫ال‬ meninggalkan perhiasan dunia.
Empat hal yang disampaikan
" :‫ال‬ َ َ‫ ق‬،‫ْح ْم ُد لِلَّ ِه‬ ِ
َ ‫ َوال‬،‫إِنَّا نَ ْستَحي‬ Nabi Saw tersebut memberikan
‫استَ ْحيَى ِم َن‬ ِ
ْ ‫ َولَك ْن َم ِن‬،‫ك‬ َ ِ‫س َذل‬ َ ‫لَْي‬
dampak positif dalam kehidupan
manusia. Dalam segala perkataan
‫س َوَما‬ َّ ‫ فَ لْيَ ْح َف ِظ‬،‫ْحيَ ِاء‬
َ ْ‫الرأ‬
ِ
َ ‫الله َح َّق ال‬
dan perbuatan yang menjadi
acuan hanyalah Allah Swt.
،‫ْن َوَما َو َعى‬ ِ
َ ‫ َولْيَ ْح َفظ الْبَط‬،‫َح َوى‬ Apabila keempat hal itu diabaikan
maka menjadi penyebab manusia
‫اد‬
َ ‫أ ََر‬ ‫ َوَم ْن‬،‫ت َوالْبِلَى‬ َ ‫َولْيَ ْذ ُك ِر ال َْم ْو‬ lupa diri dan menjauh dari Allah
Swt. Karena itu, manusia akan
‫فَ َع َل‬ ُّ ‫ تَ َر َك ِزينَ َة‬،‫ْاْل ِخ َرَة‬
‫ فَ َم ْن‬،‫الدنْ يَا‬ berani melakukan maksiat sesuka
ِ ‫ فَ َق ِد استَحيا ِمن‬،‫ك‬
‫الله َع َّز َو َج َّل‬ َ ِ‫َذل‬
hatinya tanpa ada rasa takut
َ َْ ْ akibatnya dan tidak menyadari
‫ْحيَ ِاء "رواه أحمد‬ َ ‫َح َّق ال‬
bahwa perbuatannya itu akan
dimintai pertanggung jawaban
Allah Swt.
“Abdullah Ibn Masud, ia berkata: 2) Nabi Saw menjadikan sifat malu
Pada suatu hari Rasulullah Saw bagian dari iman yang merupakan
bersabda: malulah kalaian dari Allah masalah penting dalam usuluddin
dengan sebenar-benarnya. Berkata (pokok-pokok agama).
Abdullah: kami berkata: wahai Sebagaimana hadits dari Abdullah
Rasulullah sesunguhnya kami malu, Ibn Umar sebagai berikut :
alhamdulillah. Beliau bersabda: malu
itu bukan demikian. Namun siapa
saja yang malu dari Allah dengan
‫ أَنَّهُ َس ِم َع النَّبِ ُّي‬،‫ َع ْن أَبِ ِيه‬،‫" َع ْن َسالِ ٍم‬
sebenar-benarnya maka hendaklah ia
‫ظ‬ُ ‫ َر ُج ًل يَ ِع‬،‫صلَّى اللهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ
melindungi kepala dan isinya, jagalah
perut dan isinya, mengingat kematian ‫ْحيَاءُ ِم َن‬ َ ‫ " ال‬:‫ال‬ َ ‫ فَ َق‬،‫ْحيَ ِاء‬ ِ
َ ‫أَ َخاهُ في ال‬
dan kehancurannya. Dan siapa saja
ِ ‫اْليم‬
menginginkan akhirat maka ia akan ‫ان " رواه احمد‬ َ ِْ
meninggalkan hiasan dunia. Maka
JURNAL

76 | Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam

Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019


dirinya sebagai salah seorang yang
“Dari Salim dari bapaknya beriman. Iman tidak hanya
(Abdullah Ibn Umar) bahwasannya sebatas angan-angan dan polesan
Nabi Saw mendengar seorang laki-laki belaka, namun juga harus disertai
menasehati saudaranya tentang malu. suatu pembuktian yaitu amal. Hal
Maka beliau bersabda: sifat malu ini ditegaskan oleh al-Hasan al-
bagian dari iman” (HR Ahmad). Bashri dalam maqalah-nya yang
(Ibn Hanbal, 2001: 156) masyhur tentang iman:

Demikian pula pada hadits Abu


‫ َولَ ِك ْن َما َوقَ َر فِي‬،‫َّمنِي‬ ِ
َ ‫يما ُن بالت‬ ِْ ‫لَْيس‬
َ ‫اْل‬ َ
Hurairah ra, Nabi Saw bersabda:
ِ ‫الْ َقل‬
ُ‫ص َّدقَهُ ال َْع َمل‬
َ ‫ َو‬،‫ْب‬
‫ول‬
ُ ‫ال َر ُس‬ َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،َ‫" َع ْن أَبِي ُه َريْ َرة‬ “Iman itu bukan hanya sekedar
ِ ِ angan-angan, akan tetapi adalah
ُ‫ْحيَاء‬ َ ‫ " ال‬:‫صلَّى اللهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم‬ َ ‫الله‬ sesuatu yang tertanam dalam hati dan
،‫ْجن َِّة‬ ِ ِْ ‫ َو‬،‫ان‬ ِ ‫اْليم‬ ِ
َ ِْ ‫م َن‬
dan dibuktikan oleh amal perbuatan”
َ ‫يما ُن في ال‬ َ ‫اْل‬ (Al-Andalusi, 1420H: 74) (Al-
‫ْج َفاءُ فِي‬ ِ ‫والْب َذاء ِمن ال‬
َ ‫ َوال‬،‫ْج َفاء‬ َ َ ُ َ َ Hanbali, 1419H: 30).

‫النَّا ِر " رواه احمد‬ 3) Apabila pada hadits Abdullah Ibn


Umar sifat malu merupakan
bagian dari iman maka pada
“Dari Abu Huraiarah ra, ia berkata:
hadits lain Nabi Saw
telah bersabda Rasulullah Saw: malu
menyebutnya sebagai cabang
adalah bagaian dari iman dan iman
iman. Sebagaimana hadits Abu
itu adanya di dalam sorga.
Huraiarah ra:
Pernyatataan yang buruk adalah
bagian dari keras hati dan pernyataan
keras itu adanya dalam neraka”. (HR ِ ‫ول‬
‫الله‬ ُ ‫ال َر ُس‬
َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫" َع ْن أَبِي ُه َريْ َرةَ ق‬
Ahmad). (Ibn Hanbal, 2001: 305).
ِ
َ ‫ " ال‬:‫صلَّى اللهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم‬
ٌ‫ْحيَاءُ ُش ْعبَة‬ َ
Dimasukkannya sifat malu ِ ‫اْليم‬ ِ
sebagai bagian dari iman
‫ان " رواه احمد‬ َ ِْ ‫م َن‬
menunjukkan bahwa pemilik sifat
ini termasuk orang yang memiliki “Dari Abu Huraiarah ra, ia berkata:
tanda-tanda keimanan yang telah bersabda Rasulullah Saw: malu
sempurna. Dalam pandangan adalah cabang dari iman” (HR
Ahlussunnah wa al-Jamaa’ah, Ahmad) (Ibn Hanbal, 2001: 56).
iman selain sesuatu yang harus
tertanam dalam hati juga dapat Demikian pula pada hadits Ya’la
diaplikasikan dalam perbuatan Ibn Umayyah Nabi Saw bersabda:
sehari-hari. Sifat yang malu yang
dicerminkan dalam perbuatan
seorang manusia telah menandai
JURNAL

| Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam
77
Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019
‫ َع ِن النَّبِ ِي‬،‫اهلِ ِي‬
ِ ‫" َعن أَبِي أُمامةَ الْب‬
َ ََ ْ
menjelaskan hal ini pada hadits
Anas Ibn Malik:

ُ‫ْحيَاء‬ َ َ‫صلَّى اللهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬


َ ‫ " ال‬:‫ال‬ َ
‫صلَّى‬ ِ ُ ‫ال رس‬ ٍ َ‫" َع ْن أَن‬
ِ ‫اْل‬ ِ ِ ِ َ ‫ول الله‬ ُ َ َ َ‫ ق‬:‫ال‬
َ َ‫س ق‬
ُ‫ َوالْبَ َذاء‬،‫يمان‬َ ِْ ‫َوالْع ُّي ُش ْعبَ تَان م َن‬
ِ ‫ان ِمن النِ َف‬ ِ ‫ش فِي‬ ِ
ُ ‫ " َما َكا َن الْ ُف ْح‬:‫اللهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم‬
" ‫اق‬ َ َ‫َوالْبَ يَا ُن ُش ْعبَ ت‬
‫ْحيَاءُ فِي‬ ُّ َ‫َشي ٍء ق‬
َ ‫ َوََل َكا َن ال‬،ُ‫ط إََِّل َشانَه‬ ْ
“Dari Abu Umamah al-Bahili dari
‫ط إََِّل َزانَه " رواه احمد‬ ُّ َ‫َشي ٍء ق‬
Nabi Saw bersabda: malu dan sedikit ْ
berbicara adalah cabang dari pada iman.
Dan keburukan dan penjelasan yang “Dari Anas, ia berkata: telah bersabda
berlebih-lebihan adalah dua cabanag Rasulullah Saw: Tidak ada suatu
dari kemunafikan” (HR Ahmad) keburukan berada dalam suatu perkara
(Ibn Hanbal, 2001: 649). kecuali akan mengotori, dan tidak ada
malu dalam suatu perkara kecuali
Penjelasan Nabi Saw yang akan menghiasinya” (HR Ahmad)
memasukkan malu salah satu dari (Ibn Hanbal, Jil. 20, 2001: 118).
cabaang iman menyebabkan sifat
malu menjadi salah satu bagian Hadits ini menguatkan urgensi
yang menyerupai pokok iman atau sifat malu yang menyebabkan
usul iman yang memiliki furu’ atau manusia akan lebih menarik dan
cabang. Sebagaimana pengertian dipandang baik oleh orang lain
malu yang menempatkan malu terutama oleh Allah Swt yang
salah satu pendorong manusia menyaksikan gerak-gerik manusia
untuk melakukan hal-hal positif. tersebut setiap harinya. Demikian
Sifat malu tersebut memiliki furu’ pula dalam pergaulan, manusia
atau cabang yang banyak terdiri yang bergaul dengannya akan
dari perkataan maupun perbuatan. menyenangi pergaulannya dan
Misalnya, malu jika dengki dan iri, akan berusaha pergaulannya itu
malu untuk berbohong, dan malu dirawat dengan baik. Lebih dari itu,
apabila korupsi. Semua hal sifat malu itu akan membekas
tersebut merupakan furu’ atau pada kawannya dengan perbuatan-
cabang dari malu yang merupakan perbuatan positif dan bertanggung
bagian dari iman juga. Maka dapat jawab.
dikatakan pula malu merupakan
sifat umum yang mencakup 5) Sifat malu merupakan salah satu
berbagai hal positif yang dapat sifat yang dicintai Allah Swt,
dilakukan oleh manusia. sebagaimana hadits dari Abu
4) Sifat malu ibarat perhiasan yang Ya’la ra:
dapat menghiasi dan mempercantik
manusia, sebaliknya perbuatan
buruk akan mengotori dan
memperburuknya. Nabi Saw
JURNAL

78 | Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam

Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019


C. PENUTUP
‫ول‬
ُ ‫ال َر ُس‬ َ َ‫ ق‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،َ‫" َع ْن يَ ْعلَى بْ ِن أ َُميَّة‬
Hadits Imran Ibn Husain adalah
َ‫ " إِ َّن الله‬:‫صلَّى اللهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ‫الله‬
ِ salah satu hadits yang penting diketahui
oleh setiap muslim. Pada hadits tersebut,
‫الس ْت َر " رواه احمد‬ َّ ‫اء َو‬ َ َ‫ْحي‬
َ ‫ب ال‬ ُّ ‫يُ ِح‬ Nabi Saw menggolongkan malu salah
satu sifat yang baik pada manusia.
Penjelasan Nabi Saw tersebut
“Dari Ya’la Ibn Umayyah, ia
merupakan jawaban kepada orang-
berkata: telah bersabda Rasulullah
orang yang masih memiliki anggapan
Saw: sesungguhnya Allah mencintai
bahwa malu adalah sifat buruk yang
malu dan tertutup” (HR Ahmad)
mesti ditinggalkan.
(Ibn Hanbal, Jil. 29, 2001: 483).
Penjelasan sifat malu yang ada
pada hadits Imran Ibn Husain
Setiap manusia yang salih
ditegaskan lagi oleh hadits-hadits Nabi
menginginkan dirinya selalu
Saw lainnya. Pada hadits-hadits tersebut
dicintai Allah Swt. Salah satu
diterangkan bahwa sifat malu dapat
cara untuk mendapatkan cinta
berkontribusi dalam pendidikan antara
Allah Swt adalah malu. Apabila
lain: 1) Pendidikan malu dapat
Allah telah mencintai seorang
memupuk kemampuan manusia dalam
hamba maka Allah akan
menjaga akal pikiran; 2) Menjauhkan
memberikan keistimewan
perbuatan untuk mengonsumsi hal-hal
kepada hamba tersebut. Di
yang dilarang; 3) Selalu mengingat
antara keistimewaan tersebut
kematian; 4) Menjadi peribadi yang
adalah:
zuhud; 5) Berkontribusi dalam
1) Allah mengurus dan
pendidikan pendidikan iman; 6)
merawatnya sejak masa
Pendidikan untuk menghias dan
kanak-kanak
mempercantik diri dengan sifat terpuji
2) Allah menancapkan
yaitu malu; 7) Pendidikan manusia
keimanan pada hati hamba
untuk mencapai cinta Allah Swt.
yang dicintainya
3) Akalnya mendapatkan nur
(cahaya) dari Allah Swt
4) Melaksanakan semua yang
diperintahkan Allah
5) Allah Swt memberikan
kemudahan pada
hambanya
6) Peribadinya mendapatkan
arahan dari Allah dengan
baik secara lahir maupun
batin (Al-Maqdisi, 1398H:
349).

JURNAL

| Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam
79
Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019
DAFTAR PUSTAKA Asy-Syafi’i, Muhammad Ali Ibn
Muhammad al-Bakri, 1425H,
Al-Andalusi, Abu Hayyan Muhammad Ibn Dalil al-falihin li Turuq Riyad as-
Yusuf Ibn Hayyan Asir ad-Din, Salihin, Beirut: Dar al-Ma’rifah
1420H, al-Bahr al-Muhit, Beirut: At-Tirmidzi, Muhammad Ibn Isa Ibn
Dar al-Fikr Saurah, 1998, Sunan at-Tirmizi,
Al-Asqalani, Ahmad Ibn Ali Ibn Hajar, t.th, Beirut:Dar al-Garb al-Islami
Fath al-Bari Syarh Sahih al-Bukhari, At-Tirmidzi, Muhammad Ibn Isa Ibn
(Beirut:Dar al-Ma’rifah, t.th). Saurah, 1998, Sunan at-Tirmizi,
Al-Bukhari, Muhammad Ibn Ismail, 1422 Beirut: Dar al-Garb al-Islami
H, Sahih al-Bukhari, Damaskus: Az-Zamil, Abd al-Muhsin Ibn Abdullah,
Turuq an-Najah t.th, Syarh Hadits Syu’ab al-Iman,
Al-Fairuz Abadi, Majd ad-Din Abu Tahir https://www.alukah.net/web/.di
Muhammad Ibn Ya’kub, 1426H, akses 12 Agustus 2019.
al-Qamus al-Muhit, Beirut: Ermayani, Tri, 2017, LGBT dalam Prespektif
Muassah ar-Risalah Islam, Jurnal Humnika, Th XXVII,
Al-Hanbali, Abu Hafs Siraj ad-Din Umar No. 1September 2017
Ibn Ali Ibn Adil, 1419H, al-Lubab (https://www.reasearchgate.net)
fi Ulum al-Kitab, Beirut: Dar al- diakses 16 Juli 2019
Kutub al-Ilmiyyah Ibn Al-Asyas, Abu Dawud Sulaiman, t.th,
Al-Jauziyyah, Muhammad Ibn Abu Bakar Sunan Abu Dawud, Beirut:al-
Ibn Sa’d Syams ad-Din Ibn Maktabah al-Asriyyah
Qayyim, 1416 H, Madarij as- Ibn Hanbal, Ahmad, 2001, al-Musnad,
Salikin baina Manazil Iyyaka Beirut:Muassah ar-Risalah
Na’budu wa Iyyaka Nastain, Beirut: Sumsel Tribun News.com, diakses 16 juli
Dar al-Kitab al-Arabi 2019.
Al-Maqdisi, Najm ad-Din Abu al-Abbas
Ahmad Ibn Abdurrahman,
1398H, Mukhtasar Minhaj al-
Qaidin, Damaskus: Makatabah
Dar al-Bayan
Al-Muqaddam, Muhammad Ibn Ismail,
1436 H, Fiqh al-Haya, Mesir: al-
Amal
Al-Qazwini, Ibn Majah Abu Abdillah Ibn
Muhammad Ibn Yazid, t.th, Sunan
Ibn Majah, Beirut: Dar Ihya al-
Kutub al-Arabi
Al-Qusyairi, Muslim Ibn al-Hajjaj, t. th,
Sahih Muslim, Beirut: Ihya Turas
al-Arabi
An-Nawawi, Abu Zakarya Yahya Ibn
Syaraf, 1415H, al-Minhaj Syarh
Sahih Muslim Ibn al-Hajjaj, Beirut:
Dar al-Ma’rifah
JURNAL

80 | Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam


Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam

Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019

Anda mungkin juga menyukai