Anda di halaman 1dari 9

PENANAMAN NILAI AKHLAKUL KARIMAH PADA ANAK USIA DINI

DENGAN METODE PEMBIASAAN DALAM PENGEMBANGAN SOSIAL


EMOSIONAL DALAM MENINGKATKAN MUTU KEAGAMAAN DESA
TELOGO REJO KECAMATAN RAWAJITU UTARA

KABUPATEN MESUJI

Oleh : Ahmad Syarifudin Zuhri

Prodi Manajemen Dakwah UIN Raden Intan Lampung

Abstrak

Kuliah Kerja Nyata merupakan proses pembelajaran bagi mahasiswa S1 Universitas Universitas Islam Negri Raden Intan
Lampung yang dikembangkan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam berbagai segi kehidupan
bermasyarakat. Pelaksanaan KKN ditujukan untuk menumbuh kembangkan empati dan kepedulian civitas akademika UIN
RIL terhadap : (1) berbagai permasalahan yang riil dihadapi masyarakat dan (2) pembangunan berkelanjutan yang diperlukan
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang sesuai dengan masyarakat islami
yang sebenar-benarnya.

Kata Kunci : Masyarakat Islami

Abstract

Real Work Lecture is a learning process for undergraduate students at the State Islamic University of Raden Intan Lampung
which is developed through community service in various social lives. The implementation of KKN is aimed at developing
empathy and concern for the UIN RIL academic community towards: (1) various problems faced by the community and (2)
sustainable development needed to educate the nation's life and realize community welfare in accordance with the true
Islamic society.

Keyword : Islamic Community


PENDAHULUAN penting baik melalui lomba pendidikan formal, non
formal maupun informal. Pendidikan akhlak dalam
Masa krisis yang melanda bangsa Indonesia
hal ini dilakukan dengan penanaman nilai-nilai
dewasa ini diindikasikan bukan saja berdimensi
akhlakul karimah. Pendidikan formal dapat
material, akan tetapi juga telah memasuki kawasan
berbentuk TK, sedangkan pendidikan non formal
moral agama (akhlak). Hal ini dapat kita ketahui
berbentuk kelompok bermain (KB) atau play group
pada pemberitaan di media masa cetak maupun
dan Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) dan juga jalur
elektronik. Hampir setiap hari terjadi tindak
informal berupa pendidikan dalam keluarga dan
kejahatan. Tindakantindakan tersebut meliputi;
lingkungan.3
tawuran, penjambretan, penganiayaan,
mabukmabukan, judi, durhaka terhadap orang tua, Desa Telogo Rejo adalah sebuah desa dimana
bahkan sampai pada kasus pembunuhan. banyak sekali anak-anak usia dini yang belum
sepenuhnya menerima pelajaran mengenai aklakul
Sejak zaman Nabi Muhammad Saw akhlak
karimah atau perilaku yang baik dan terpuji.
manusia memang sudah bobrok. Itulah sebabnya
Walaupun sudah ada beberapa TPQ yang bediri
beliau diutus oleh Allah Swt untuk memperbaiki
namun masih banyak anak-anak yang berkelakuan
akhlak manusia. Sebagaimana dalam sabda beliau :
tidak baik.
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan
akhlak yang mulia” (HR. Baihaqi)1 Kemudian berdasarkan hasil wawancara
dengan salah satu pengurus TPQ di Desa Telogo
Berdasarkan hadits ini maka jelaslah bahwa
Rejo doperoleh data bahwasanya untuk
agama yang dibawa oleh Rasulullah SAW adalah
menamamkan nilai akhlakul karimah kepada anak-
konsep penyempurnaan akhlak. Dengan demikian,
anak usia dini perlu adanya ilmu atau pengetahuan
keberadaan akhlak yang mulia (akhlakul karimah)
yang luas sedangkan dalam pembelajaran di TPQ
sangat mutlak dalam Islam.2
hanya berfokuskan ke ngaji Al-Qur’an saja.padahal
Pendidikan akhlak merupkan faktor yang penanaman nilai akhlakul karimah pada anak usia
sangat penting dalam menciptakan kahidupan yang dini itu sangat penting agar terbiasa dengan
harmonis berdasarkan tata nilai Islam, karena dengan melakukan hal-hal yang baik contohnya seperti
akhlak yang baik akan tercipta manusia-manusia menghormati orang tua atau orang yang lebih tua
yang memiliki kualitas moral yang baik pula. Oleh dengan cara bersalaman ketika bertemu dengan
karena itu penting memberikan pendidikan anak mencium tangan, mengucapkan salam dan memakai
sejak dini, karena anak adalah generasi penerus bahasa yang sopan ketika berbicara dengan orang
bangsa yang kelak akan menjadi manusia yang yang lebih tua.
diharapkan mampu menjadi panutan banyak orang.

Dengan demikian, penanaman akhlak sejak


LANDASAN TEORI
dini yang diberikan kepada anak-anak sangatlah
Pembentukan Akhlak al-Karimah pada anak usia
1
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, (Yogyakarta: Lembaga dini
Pengkajian dan Pengamalan islam (LPPI), 2000), hlm. 6.
2 3
M. Nipan Abdul Halim, Menghias Diri dengan Akhlak Terpuji Guza afnil, Undang-undang sisdiknas dan undang-undang
(Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000), hlm.8-10. guru dan dosen, (Jakarta: Asa mandiri, 2009) hlm. 22.
Memahami pengertian tentang konsep Berikut ini adalah beberapa karakteristik anak usia
pembentukan akhlak alkarimah pada anak usia dini, dini menurut berbagai pendapat, diantaranya:6
dilakukan pembahasan tentang pengertian konsep
a. Unik, yaitu sifat anak itu berbeda satu dengan
tersebut yang meliputi dua hal, yaitu: Pengertian
yang lainnya. Anak memiliki bawaan, minat,
akhlak al-karimah, pengertian anak usia prasekolah
kapabilitas, dan latar belakang kehidupan
( Usia Dini). Para pakar keilmuan telah merumuskan
masing-masing.
tentang pengertian akhlak al-karimah. M. Rahmat
b. Egosentris, yaitu anak lebih cenderung
Effendi mengemukakan pengertian akhlak sebagai
melihat dan memahami sesuatu dari sudut
berikut: “Akhlak itu dikatakan sebagai sifat/hal
pandang dan kepentingannya sendiri.
ihwal yang telah melekat pada jiwa seseorang. Sifat
c. Aktif dan energik, yaitu anak lazimnya
atau hal ihwal itu bisa menimbulkan perbuatan-
senang melakukan berbagai aktivitas. Selama
perbuatan yang baik ataupun perbuatan-perbuatan
terjaga dari tidur, anak seolah-olah tidak
4
yang buruk”.
pernah lelah, tidak pernah bosan, dan tidak
Sedangkan pengertian Al-Karimah menurut pernah berhenti dari aktivitas. Terlebih jika
Mahmud Yunus, yaitu: ”Yang Mulia”. Kemudian anak dihadapkan pada suatu kegiatan yang
menurut Muhamad Al-Kuffi, yakni: “Akhlak al- baru dan menantang.
karimah adalah sifat atau hal ihwal/ tingkah laku d. Rasa ingin tahu yang kuat dan antusias
yang menimbulkan perbuatan-perbuatan yang baik terhadap banyak hal. Yaitu, anak cenderung
lagi terpuji oleh akal dan syara”. memperehatikan, membicarakan, dan
mempertanyakan berbagai hal yang sempat
Sementara itu Hurlock berpendapat: “Usia
dilihat dan didengarnya, terutama terhadap
anak pada masa ini sebagai awal masa kanak-kanak
hal-hal yang baru.
yang berlangsung dari 2-6 tahun. Oleh orang tua
e. Eksploratif dan berjiwa petualang, yaitu anak
disebut sebagai usia yang problematis, menyulitkan
terdorong oleh rasa ingin tahu yang kuat dan
atau mainan, Oleh para pendidik dinamakan sebagai
senang menjelajah, mencoba, dan
usia prasekolah; Dan oleh ahli psikologi sebagai pra
mempelajari hal-hal yang baru.
kelompok, penjelajah atau usia bertanya”.5
f. Spontan, yaitu perilaku yang ditampilkan
Karakteristik Anak Usia Dini anak umumnya relativ asli dan tidak ditutup-

Masa usia dini merupakan masa ketika anak tutupi sehingga merefleksikan apa yang ada

memiliki berbagi kekhasan dalam bertingkah laku. dalam perasaan dan pikirannya.

Bentuk tubuhnya yang mungil dan tingkah lakunya g. Senang dan kaya dengan fantasi, yaitu anak

yang lucu, membuat orang dewasa merasa senang, senang dengan ceritacerita khayal yang

gemas, dan terkesan. Namun, terkadang juga disampaikan oleh orang lain, tetapi ia sendiri

membuat orang dewasa merasa kesal, jika tingkah juga senang bercerita kepada orang lain.

laku anak berlebihan dan tidak bisa dikendalikan. h. Masih mudah frustasi, yaitu anak masih

4
mudah kecewa bila menghadapi sesuatu yang
Effendi, E. Usman dkk, Diktat Ilmu Jiwa Umum, (Bandung:
IAIN SGD, 1992).hlm. 1
5 6
Hurlock, Elisabeth B. Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Muhammad Fadlillah, Desain Pembelajaran PAUD,
Erlangga, 1993).hlm.140 (Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 57-58
tidak memuaskan. Ia mudah menangis dan Akhlak al-karimah pada anak adalah agar mereka
marah bila keinginannya tidak dipenuhi. memiliki akhlak mulia sesuai akhlak Islam”.
i. Masih kurang pertimbangan dalam Dimaksudkan, tujuan dari pada akhlak Islam adalah
melakukan sesuatu, yaitu anak belum sesuai dengan sifat dari pada ajaran Islam itu sendiri
memilki pertimbangan yang matang, yaitu yang mulia. Tujuan tersebut pada hakikatnya
termasuk berkenaan dengan hal-hal yang adalah upaya mengembangkan aspek fisik, mental
membahayakannya. dan intelektual secara berkesinambungan
berdasarkan Islam, sehingga terbentuk insan purna
Peserta didik anak usia dini ditinjau dari aspek-aspek
yang beriman, berislam dan berihsan yang mampu
perkembangan merupakan rentang manusia secara
menempatkan dirinya pada derajat muttaqin.
keseluruhan. Menurut Mxim dalam Luluk Asmawati
ada beberapa karakteristik perkembangan anak usia Memperhatikan hal tersebut di atas, maka untuk
dini: membentuk insan yang purna, beriman, bertaqwa dan
berakhlak mulia harus dimulai sejak anak usia pra
a. Perkembangan fisik anak, ditandai dengan
sekolah dengan memberikan latihan dan binaan
keaktifan anak untuk melakukan berbagai
dengan cara melakukan perbuatan yang baik. Di
kegiatan. Hal ini bermanfaat untuk
antara perbuatan yang baik seperti: berdo’a, shalat,
pengembangan otot-otot kecil maupum otot-
membaca ayat-ayat dari kitab suci, ucapan dan
otot besar.
perbuatan yang baik dan sebagainya. Kesemua itu
b. Perkembangan bahasa, ditandai denagan
merupakan cita-cita orang tua dalam mendambakan
kemampuan anak memahami pembicaraan
seorang anak yang shaleh, ta’at, dan berbakti kepada
orang lain dan mampu mengungkapkan
orang tua. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ahmad
pikirannya dalam batas-batas tertentu.
Tafsir yang mengemukakan: “Tujuan memelihara
c. Perkembangan kognitif , dotunjukkan dengan
kelangsungan hidup anak dalam keluarga adalah agar
rasa ingin tahu anak terhadap lingkungan
anak itu menjadi anak yang shaleh, tujuan lain
sekitarnya. Hal ini terlihat dengan seringnya
sebaliknya agar anak itu kelak tidak menjadi musuh
anak menanyakan segala sesuatu yang dilihat,
orang tuanya, dan yang akan mencelakan orang
didengarnya, dan dirasakannya.
tuanya”.8
d. Bentuk permainan anak masih bersifat
individu. Aktivitas bermain dilkukan anak Faktor pendukung dan penghambat dalam
secara bersama dengan anak-anak lainnya penanaman akhlakul karimah pada anak usia
dini
Tujuan pendidikan akhlak
a. Faktor lingkungan keluarga
Tujuan merupakan sesuatu yang dicanangkan atau
Keluarga merupakan satuan sosial yang
diusahakan oleh pendidik untuk mencapai suatu
paling sederhana dalam kehidupan manusia.
tujuan yang diharapkan. Adapun tujuan pembentukan
Anggota-anggotanya terdiri atas ayah, ibu,
akhlak al-karimah pada anak usia dini menurut M.
dan anak-anak. Bagi anak-anak keluarga
Rachmat Effendi,7 yaitu: “Tujuan pembentukan

7 8
Effendi, E. Usman dkk, Diktat Ilmu Jiwa Umum, (Bandung: Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Islam dalam Presfektif Islam,
IAIN SGD, 1992).hlm.3 (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992).hlm.163
merupakan lingkungan sosial pertama yang 1) Kurikulum dan anak.
dikenalnya. Dengan demikian kehidupan 2) Hubungan gur dan murid.
keluarga menjadi fase sosialisasi awal bagi 3) Hubungan antar anak.
pembentukan jiwa keagamaan anak Sigmund
Dilihat dari kaitannya dengan perkembangan
Freud dengan konsep Father Image (citra
jiwa keagamaan, tampaknya ketiga kelompok
Kebapakan) menyatakan bahwa
tersebut ikut berpengaruh. Sebab pada
perkembangan jiwa keaganmaan anak-anak di
prinsipnya perkembangan jiwa keagamaan
pengaruhi oleh citra anak terhadap bapaknya.
tak dapat dilepaskan dari upaya untuk
Jika seorang bapak menunjukkan sikap dan
membentuk kepribadian yang luhur. Dalam
tingkah laku yang baik, maka anak akan
ketiga kelompok itu secara umum tersirat
cenderung mengidentifikasikan sikap dan
unsur-unsur yang menopang pembentukan
tingkah laku sang bapak pada dirinya.
seperti ketekunan, disiplin, kejujuran, simpati,
Demikian pula sebaliknya jika bapak
sosiobilitas, toleransi, keteladanan, sabar dan
menampilkan sikap buruk juga akan ikut
keadilan. Perlakuan dan pembiasaaan bagi
berpengaruh terhadap pembentukan
pembentukan sifat-sifat seperti itu umumnya
kepribadian anak.
menjadi bagian dari pendidikan sekolah.
Pengaruh kedua orang tua terhadap
perkembangan jiwa keagamaan anak dalam Sepintas lingkungan masyarakat bukan

pandangan islam sudah lama di sadari. Oleh merupakan lingkungan yang mengandung

karena itu sebagai intervensi terhadap unsur tanggung jawab, melainkan hanya

perkembangan jiwa keagamaan tersebut, merupakan unsur pengaruh belaka, tetapi

kedua orang itu di beri beban tanggung norma dan tata nilai yang ada terkadang lebih

jawab. Ada semacam rangkaian ketentuan mengikat sifatnya. Bahkan terkadang

yang dianjurkan kepad orang tua, yaitu pengaruhnya lebih besar dalam

mengazankan ke telinga bayi yang baru lahir, perkembangan jiwa keagamaan baik dalam

mengakikah, memberi nama yang baik, bentuk positif maupaun negative. Misalnya

mengajarkan membaca Al-Qurt’an, lingkungan masyarakat yang memilii tradisi

membiasakan shalat serta bimbingan lainnya kragamaan yang kuat akan berpengruh positif

yang sejalan dengan perintah agama. bagi perkembangan anak, sebab kehidupan

Keluarga dinilai sebagai faktor yang sangat keagamanan terkondisi dalam tatanan nilai

dominant dalam meletakkan dasar bagi maupun institusi keagamaan. Keadaan seperti

perkembangan jiwa keagamaan. ini akan berpengartuh dalam pembentukan

b. Lingkungan intusional (sekolah) jiwa keagamaan warganya

Sekolah sebagai institusi pendidikan formal Metode Pengabdian


ikut memberi pengaruh dalam membantui
Penulis melaksanakan pengabdian kepada
perkembangan kepribadian anak. Menurut
masyarakat dengan cara observasi, dan wawancara.
singgih D. Gunarsa pengaruh itu dapat dibagi
Dima apenulis melakukan kegiatan langsung
tiga kelompok, yaitu:
bersama anak-anak yang ada di TPQ Nurul Jannah
kemudian memberikan pelajaran dan pengertian memiliki mental yang kuat dan memiliki budi pekerti
tentangruang lingkup akhlakul karimah. yang luhur.
Mewawancarai beberapa orang tua tentang kegiatan
Akhlak mulia/Akhlakul Karimah ini perlu di
atau kelakuan anak-anak dan bagaimana orang tua
implemementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
menanamkan akhlakul karimah kepada anak-anak
Bentuk implementasinya bisa dalam ucapan-ucapan
nya.
yang mulia (qoulan karimah) atau dalam perbuatan-
Kegiatan ini dilaksanakan atas dasar persetujuan dari perbuatan terpuji (amal shaleh). Islam mengatur tata
beberapa pihak salah satunya yaitu pimpinan TPQ cara berakhal mulia baik kepada Allah (hablum min
dan para orang tua serta para tokoh masyarakat desa Allah), berakhlak mulia kepada manusia (Hablum
Telogo Rejo. min annas) dan berakhlak mulia kepada lingkungan
atau alam (Hablum min alam).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Anak adalah calon pemimpin bangsa dimasa yang
Anak yang memiliki akhlak al-karimah tidaklah
akan datang, baik itu sebagai pemimpin dirinya
terwujud secara tiba-tiba, akan tetapi melalui tahap
sendiri maupun pemimpin keluarga, masyarakat,
dan proses kehidupan dan pendidikan agama, baik
hingga negara. Oleh karena itu penanaman nilai
dilingkungan keluarga maupun dilingkungan sosial.
akhlakul karimah bagi anak usia dini sangatlah
Menurut Imam Ghazali: “Seorang anak dapat
penting, terutama anak-anak yang belajar di TPQ
mencapai tingkat kepribadian yang luhur dan mulia,
Nurul Jannah RT 17.
perlu menempuh beberapa tahapan di antaranya:
memiliki kesucian jiwa dari akhlak yang rendah dan Dalam hal ini seorang guru harus mampu menguasai
watak tercela, menanamkan aqidah ketauhidan dan metode atau cara yang bisa di gunakan untuk
menjaga kehormatan orang tua”. Kemudian Yunan menanamkan akhlakuk karimah kepada anak usia
Nasution,9 berpendapat: “Anak didik dapat mencapai dini, karna metode yang bagus dapat menghasilkan
tingkat akhlak al-karimah yang mulia sesuai dengan yang bagus juga. Salah satu metode yang dapat di
nasehat Luqmanul Hakim yang terdiri dari: gunakan untuk menanamkan akhlakuk karimah pada
penumbuhan aqidah, berbakti (ubudiyah), memiliki anak usia dini yaitu dengan metode pembiasaaan
mental yang sehat, membiasakan diri dalam berbuat dalam pengembangan kecerdasan sosial emosional.
kebaikan dilingkungan keluarga dan berbudi
Perkembangan sosial emosional ditandai dengan
pekerti”. Dengan demikian, berdasarkan beberapa
semakin kompleksnya pergaulan anak.
pendapat di atas bahwa tahapan anak didik yang
Perkembangan sosial emosional merupakan
memiliki akhlak al-karimah dapat dikelompokkan
perkembangan tingkah laku untuk merasakan,
menjadi: (1) Anak didik memiliki ketauhidan yang
memahami orang lain dan dalam proses
kuat, tekun beribadat dapat berbakti dan mengabdi
menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang
terhadap orang tua maupun sesama. (2) Anak dapat
berlaku di masyarakat.
menjaga kehormatan orang tua (keluarga). (3) Anak
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
menunjukkan bahwa anak-anak yang belajar di TPQ
9
Shaleh, Abdurahman. Pendidikan Islam di Sekolah Dasar, Nurul Jannah Desa Telogo Rejo memiliki
(Jakarta: Bulan Bintang, 1977).hlm.153
perkembangan sosial emosional yang berbeda. Anak dan bersifat permanen sehingga menyatu dalam
yang sudah memiliki perkembangan sosial emosional sikap, tingkah laku, karakter, dan kepribadian anak
yang baik ketika anak sudah mampu menunjukkan usia dini. Selain iti peran serta orang tua dan
aspek-aspek perkembangan dengan baik, seperti lingkungan yang mendukung tentu lebih
halnya anak dapat menunjukan rasa empati, rasa memudahkan terciptanya generasi yang memiliki
kasih sayang, mengenal tata krama, mentaati kepedulian terhadap orang lain, alam, dan lingkungan
peraturan, khusuk dalam berdo’a dan praktik sholat, sekitar.
bertanggung jawab terhadap tugas yang di berikan,
SARAN
dan menunjukkan sikap toleran terhadap teman.
Anak yang masih memiliki perkembangan sosial Berdasarkan atas penjelasan di atas maka untuk

emosional sebagaimaa di sebutkan di atas, anak mewujudkan tercapainya penanaman akhlakul

masih menunjukkan sikap ego yang tinggi dan tidak karimah apada anak usia dini perlu adanya bantuan

memperdulikan teman lain. dan dorongan orang tua dalam memberikan arahan
dan pengertian tentang akhlakul karimah kepada
Perbedaan tersebut terjadi karena kurangnya didikan
anak-anaknya.
atau arahan orang tua kepada anak-anaknya dan
hanya mengandalkan TPQ sebagai wadah untuk DAFTAR PUSTAKA

menuntut ilmu. Padahal didikan orang tua sangat Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam: Arah
penting bagi penanaman akhlakul karimah kepada Baru Perkembangan Ilmu dan Kepribadian
anak-anak nya. di Perguruan Tinggi, Jakarta: PT Raja

KESIMPULAN Grafindo, 2012

Hakikatnya anak-anak tumbuh menjadi probadi yang Gunadi, R. Andi Ahmad, (2013).Membentuk

berkarakter apabila mereka berada di lingkungan Karakter Melalui Pendidikan Moral Pada

yang berkarakter pula. Usaha mengembangkan anak- Anak Usia Dini Di Sekolah Raudhatul

anak agar menjadi pribadi-pribadi yang berakhlakul Athfal (R.A) Habibillah, Jurnal Ilmiah

karimah atau berkarakter baik, merupakan tanggung WIDYA, Volume 1 Nomor 2 Juli-Agustus.

jawab keluarga, Taman Pendidikan Al-Qur’an dan Indah Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran,
seluruh komponen masyarakat. Akhlakul karimah Yogyakarta: Teras, 2012
sangat di butuhkan sebagai dasar dalam pembentukan
M. Nipan Abdul Halim, Menghias Diri dengan
karakter anak. Dengan akhlakul karimah anak
Akhlak Terpuji, Yogyakarta: Mitra Pustaka,
tumbuh menjadi pribadi yang memiliki kepekaan
2000
sosial, mampu mengendalikan emosi, dan
bertanggung jawab, sehingga terciptanya pribadi Moeslichatoen, Metode Pengajaran di Taman
yang positif sebagaimana yang diharapkan oleh Kanak-kanak, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004
keluarga dan masayarakat.
Partini. Pengantar Pendidikan Anak Usia Dini.
Pribadi yang positif menggambarkan keberhasilan Yogyakarta: Grafindo Litera media 2010.
proses pendidikan. Dengan metode pembiasaan,
menanamkan akhlakul karimah dapat lebih melekat
Slamet Suyanto, Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia
Dini. Yogyakarta: Hikayat, 2005
Foto kegiatan

Anda mungkin juga menyukai