Anda di halaman 1dari 19

PENANAMAN NILAI AKHLAKUL KARIMAH PADA ANAK USIA DINI

DENGAN METODE PEMBIASAAN DALAM PENGEMBANGAN


SOSIAL EMOSIONAL DALAM MENINGKATKAN MUTU
KEAGAMAAN DI KELURAHAN PASAR KRUI PESISIR BARAT

Oleh : 1Sandi Yulanda

2
Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) UIN Raden Intan Lampung

E-Mail :

Abstrak

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap tentang pentingnya penanaman akhlakul


karimah pada anak usia dini. Belakangan ini berbagai kalangan terutama orang tua dan
pendidik beranggapan bahwa penanaman akhlakul karimah diharapkan dapat dimiliki
oleh anak-anak. Semua pihak yakin bahwa ahlaqul karimah ini diyakini sebagai wujud
pembentukan pribadi yang kuat terutama dalam mengembangkan keterampilan sosial
bagi anak sedini mungkin. Hal ini terlihat misalnya dari sikap dan perilaku yang
menunjukkan sopan santun, menghargai orang lain, dan rasa peduli terhadap orang lain,
serta hal-hal baik lainnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang menekankan pada arti generalisasi.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah: observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan triangulasi sumber. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penanaman akhlakul karimah yang dilakukan melalui
metode pembiasaan ini cukup efektif dalam mengembangkan kemampuan sosial
emosional anak. Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan antara lain: kegiatan berbaris
sebelum masuk kelas dan ketika pulang, sikap khusyuk dalam kegiatan berdoa sebelum
dan sesudah pembelajaran dan pada saat praktik ibadah, menunjukkan sikap yang baik
pada Amin Sabi'ati Jil. 6 | No. 1 | Januari-Juni 2018 129 waktu belajar di dalam dan di
luar kelas, dan menggunakan mainan, menunjukkan makanan pada waktu makan,
berkomunikasi dengan teman dan guru, dan sikap baik lainnya. Selanjutnya guru
mengawasi perilaku anak dan mencontohkan bagaimana berperilaku yang menunjukkan
akhlakul karimah. Kata kunci: ahlaqul karimah, pembiasaan, kecerdasan sosial
emosional, anak usia dini. Kuliah Kerja Nyata merupakan proses pembelajaran bagi
mahasiswa program sarjana di Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung yang
dikembangkan melalui pengabdian kepada masyarakat dalam berbagai kehidupan sosial.
Penyelenggaraan KKN bertujuan untuk menumbuhkan empati dan kepedulian civitas
akademika UIN RIL terhadap: (1) berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat dan
(2) diperlukan pembangunan berkelanjutan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mewujudkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan tuntunan Islam yang sebenar-
benarnya. masyarakat.

Kata kunci aklaqul karimah, pembiasaan, kecerdasan sosial emosional, anak usia
dini.

Abstract

This research is intended to reveal about the importance of inculcating ahlaqul karimah
for early childhood. Recently, various circles, especially parents and educators, think
that the planting of ahlaqul karimah is expected to be owned by the children. All parties
are convinced that this ahlaqul karimah is believed to be a manifestation of a strong
personal formation especially in developing social skills for children as early as possible.
This can be seen, for example, from attitudes and behaviors that show courtesy, respect
for others, and a sense of caring for others, and other good things. This research use
desciptive qualitative approach. researchers use data collection techniques that
emphasize the meaning of the generalization. Methods of data collection used are:
observation, interview, and documentation. Data analysis was done by using source
triangulation. The results showed that the cultivation of ahlaqul karimah done through
this method of habituation was quite effective in developing the emotional social
capability of the child. The habits that are carried out include: the activities of marching
before going to class and when going home, the solemn attitude in the activities of
praying before and after learning and at the time of worship practice, showing a good
attitude at Amin Sabi’ati Vol. 6 | No. 1 | Januari-Juni 2018 129 the time of learning
inside and outside the class, and using toys, showing meals at mealtimes, communicating
with friends and teachers, and other good attitudes. Furthermore, teachers supervise the
behavior of children and exemplify how to behave that shows ahlaqul karimah .
Keywords: ahlaqul karimah, habituation, emotional social intelligence, early childhood.
Real Work Lecture is a learning process for undergraduate students at the State Islamic
University of Raden Intan Lampung which is developed through community service in
various social lives. The implementation of KKN is aimed at developing empathy and
concern for the UIN RIL academic community towards: (1) various problems faced by
the community and (2) sustainable development needed to educate the nation's life and
realize community welfare in accordance with the true Islamic society.

Keyword aklaqul karimah, habituation, emotional social intelligence, early childhood.


PENDAHULUAN kehidupannya. Namun, sejak sejak tahun
2020 kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
khususya di Universitas Islam Negri Raden
merupakan sebuah program
Intan Lampung sedikit berbeda dari tahun-
pengabdian kepada masyarakat yang
tahun sebelumnya.
wajib diikuti oleh penulis di seluruh
perguruan tinggi. Kuliah Kerja Nyata Pada tahun ini kegiatan tersebut menjadi
(KKN) merupakan implementasi dari Kuliah Kerja Nyata – Dari Rumah (KKN-
salah satu Tri Dharma Perguruan DR).Dimana kegiatan Kuliah Kerja Nyata
Tinggi yakni pengabdian kepada ini dilakukan dari rumah tidak disebar ke
masyarakat, dimana pada kegiatan ini desa-desa seperti tahun-tahun sebelumnya,
penulis akan diterjunkan langsung ke dikarenakan pandemi Covid-19 di
masyarakat serta diharapkan dapat Indonesia.Maka dari itu kegiatan KKN-DR
mengamalkan ilmu yang telah kali ini bersifat individu di desa masing–
diperoleh dalam perkuliahan untuk masing dan tidak berkelompok.Kuliah
meningkatkan kualitas kehidupan Kerja Nyata – Dari Rumah ini tertera pada
masyarakat. Pengabdian kepada surat keputusan Rektor Universitas Islam
masyarakat yang dilakukan harus Negri Raden Intan Lampung Nomor 129
diupayakan secara berkesinambungan Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kuliah
dengan melakukan berbagai program Kerja Nyata – Dari Rumah Tahun 2020.
pelatihan yang dampaknya dapat
dirasakan langsung oleh masyarakat Tujuan dari KKN-DR tahun ini adalah
setempat memberikan informasi tentang cara
pencegahan dan menghentikan penyebaran
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
serta mengurangi resiko terkena covid-19
bertujuan untuk memberikan
di lingkungan kita berada dan untuk
pengalaman kerja nyata lapangan
memberikan pengarahan tentang
pada penulis dalam membentuk sikap
pelaksanaan yang harus dipatuhi pada saat
mandiri dan tanggung jawab dalam
pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
pelaksanaan pekerjaan di lapangan
serta untuk memastikan pelaksanaan KKN
tersebut.Selain itu juga bertujuan
pada tahun ini bisa berjalan lancar
untuk membantu masyarakat dalam
meskipun banyak peraturan yang harus
meningkatkan taraf pengetahuan dan
dipatuhi pada masa pandemi seperti
keterampilan sehingga dapat di
sekarang ini.
harapkan meningkatkan taraf
oleh Rasulullah SAW adalah konsep
Selain itu Masa krisis yang penyempurnaan akhlak. Dengan
melanda bangsa Indonesia dewasa demikian, keberadaan akhlak yang
ini diindikasikan bukan saja mulia (akhlakul karimah) sangat
berdimensi material, akan tetapi mutlak dalam Islam.2
juga telah memasuki kawasan
Pendidikan akhlak merupkan faktor
moral agama (akhlak). Hal ini
yang sangat penting dalam
dapat kita ketahui pada
menciptakan kahidupan yang harmonis
pemberitaan di media masa cetak
berdasarkan tata nilai Islam, karena
maupun elektronik. Hampir setiap
dengan akhlak yang baik akan tercipta
hari terjadi tindak kejahatan.
manusia-manusia yang memiliki
Tindakan tindakan tersebut
kualitas moral yang baik pula. Oleh
meliputi; tawuran, penjambretan,
karena itu penting memberikan
penganiayaan, mabukmabukan,
pendidikan anak sejak dini, karena
judi, durhaka terhadap orang tua,
anak adalah generasi penerus bangsa
bahkan sampai pada kasus
yang kelak akan menjadi manusia yang
pembunuhan.
diharapkan mampu menjadi panutan
Sejak zaman Nabi Muhamad Saw banyak orang.
akhlak manusia memang sudah
Dengan demikian, penanaman akhlak
bobrok. Itulah sebabnya beliau
sejak dini yang diberikan kepada anak-
diutus oleh Allah Swt untuk
anak sangatlah penting baik melalui
memperbaiki akhlak manusia.
lomba pendidikan formal, non formal
Sebagaimana dalam sabda beliau :
maupun informal. Pendidikan akhlak
“Sesungguhnya aku diutus untuk dalam hal ini dilakukan dengan
menyempurnakan akhlak yang penanaman nilai-nilai akhlakul
mulia” (HR. Baihaqi) 1
karimah.

Berdasarkan hadits ini maka Pendidikan formal dapat berbentuk


jelaslah bahwa agama yang dibawa TK, sedangkan pendidikan non formal
1 2
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, M. Nipan Abdul Halim, Menghias Diri dengan
(Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Akhlak Terpuji (Yogyakarta: Mitra Pustaka,
Pengamalan islam (LPPI), 2000), hlm. 6. 2000), hlm.8-10.
berbentuk kelompok bermain (KB) padahal penanaman nilai akhlakul
atau play group dan Taman karimah pada anak usia dini itu sangat
Pendidikan Al-Qur’an (TPA) dan penting agar terbiasa dengan
juga jalur informal berupa melakukan hal-hal yang baik
pendidikan dalam keluarga dan contohnya seperti menghormati orang
lingkungan.3 tua atau orang yang lebih tua dengan
cara bersalaman ketika bertemu dengan
Kelurahan pasar krui pesisir barat
mencium tangan, mengucapkan salam
adalah sebuah kelurahan dimana
dan memakai bahasa yang sopan ketika
banyak sekali anak-anak usia dini
berbicara dengan orang yang lebih tua.
yang belum sepenuhnya menerima
pelajaran mengenai aklakul MASALAH DAN TARGET
karimah atau perilaku yang baik LUARAN
dan terpuji.
Masalah
Walaupun sudah ada beberapa
Pada masa era modern ini semakin
TPA yang bediri namun masih
berkembang nya zaman pembentukan
banyak anak-anak yang
akhlak pada anak usia dini sangat di
berkelakuan tidak baik.
perlukan, hal ini terlihat dari
Kemudian berdasarkan hasil karakteristik anak usia dini yang hanya
wawancara dengan salah satu mementingkan gadget atau handphone
pengurus TPA di kelurahan pasar dan mengabaikan orang tua bahkan
krui pesisir barat diperoleh data sampai ada yang melakukan tindakan
bahwasanya untuk menamamkan tawuran yang menyalahi aturan atau
nilai akhlakul karimah kepada undang-undang. Oleh karena itu
anak-anak usia dini perlu adanya peneliti tertarik untuk meneliti terkait
ilmu atau pengetahuan yang luas penanaman akhlakul karimah pada
sedangkan dalam pembelajaran di anak usia dini agar terciptanya generasi
TPA hanya berfokuskan ke ngaji penerus bangsa yang cerdas, inovatif,
Al-Qur’an saja. kreatif, dan berakhlakul karimah.
3
Guza afnil, Undang-undang sisdiknas
Target Luaran
dan undang-undang guru dan dosen,
(Jakarta: Asa mandiri, 2009) hlm. 22.
Adapun luaran yang ingin di capai perbuatan-perbuatan yang baik
dalam program KKN-DR ini yaitu ataupun perbuatan-perbuatan yang
untuk memberikan sedikit buruk”.4
pemahaman mengenai akhlakul
Sedangkan pengertian Al-Karimah
karimah, menjadi remaja yang
menurut Mahmud Yunus, yaitu: ”Yang
berakhlakul karimah, memberikan
Mulia”. Kemudian menurut Muhamad
suatu gambaran melalui cerita-
Al-Kuffi, yakni: “Akhlak al-karimah
cerita pendek yang berisikan
adalah sifat atau hal ihwal/ tingkah
tentang nasihat-nasihat.
laku yang menimbulkan perbuatan-
LANDASAN TEORI perbuatan yang baik lagi terpuji oleh
akal dan syara”.
Pembentukan Akhlak al-
Karimah pada anak usia dini Sementara itu Hurlock berpendapat:

Memahami pengertian tentang “Usia anak pada masa ini sebagai awal
konsep pembentukan akhlak masa kanak-kanak yang berlangsung
alkarimah pada anak usia dini, dari 2-6 tahun”.
dilakukan pembahasan tentang
Oleh orang tua disebut sebagai usia
pengertian konsep tersebut yang
yang problematis, menyulitkan atau
meliputi dua hal, yaitu: Pengertian
mainan, Oleh para pendidik dinamakan
akhlak al-karimah, pengertian anak
sebagai usia prasekolah; Dan oleh ahli
usia prasekolah ( Usia Dini). Para
psikologi sebagai pra kelompok,
pakar keilmuan telah merumuskan
penjelajah atau usia bertanya”.5
tentang pengertian akhlak al-
karimah. M. Rahmat Effendi Karakteristik Anak Usia Dini

mengemukakan pengertian akhlak Masa usia dini merupakan masa ketika


sebagai berikut: anak memiliki berbagi kekhasan dalam

“Akhlak itu dikatakan sebagai bertingkah laku. Bentuk tubuhnya yang

sifat/hal ihwal yang telah melekat 4


Effendi, E. Usman dkk, Diktat Ilmu Jiwa
pada jiwa seseorang. Sifat atau Umum, (Bandung: IAIN SGD, 1992).hlm. 1
5
Hurlock, Elisabeth B. Psikologi
hal ihwal itu bisa menimbulkan Perkembangan, (Jakarta: Erlangga,
1993).hlm.140
mungil dan tingkah lakunya yang pernah bosan, dan tidak pernah
lucu, membuat orang dewasa berhenti dari aktivitas. Terlebih
merasa senang, gemas, dan jika anak dihadapkan pada
terkesan. Namun, terkadang juga suatu kegiatan yang baru dan
membuat orang dewasa merasa menantang.
kesal, jika tingkah laku anak d. Rasa ingin tahu yang kuat dan
berlebihan dan tidak bisa antusias terhadap banyak hal.
dikendalikan. Berikut ini adalah Yaitu, anak cenderung
beberapa karakteristik anak usia memperehatikan,
dini menurut berbagai pendapat, membicarakan, dan
diantaranya:6 mempertanyakan berbagai hal
yang sempat dilihat dan
a. Unik, yaitu sifat anak itu
didengarnya, terutama terhadap
berbeda satu dengan yang
hal-hal yang baru.
lainnya. Anak memiliki
e. Eksploratif dan berjiwa
bawaan, minat, kapabilitas,
petualang, yaitu anak terdorong
dan latar belakang
oleh rasa ingin tahu yang kuat
kehidupan masing-masing.
dan senang menjelajah,
b. Egosentris, yaitu anak lebih
mencoba, dan mempelajari hal-
cenderung melihat dan
hal yang baru.
memahami sesuatu dari
f. Spontan,
sudut pandang dan
yaitu perilaku yang
kepentingannya sendiri.
ditampilkan anak umumnya
c. Aktif dan energik, yaitu
relativ asli dan tidak ditutup-
anak lazimnya senang
tutupi sehingga merefleksikan
melakukan berbagai
apa yang ada dalam perasaan
aktivitas. Selama terjaga
dan pikirannya.
dari tidur, anak seolah-olah
g. Senang dan kaya dengan
tidak pernah lelah, tidak
fantasi,
6
Muhammad Fadlillah, Desain yaitu anak senang
Pembelajaran PAUD, (Yogjakarta: Ar-Ruzz dengan ceritacerita khayal yang
Media, 2012), hlm. 57-58
disampaikan oleh orang anak untuk melakukan berbagai
lain, tetapi ia sendiri juga kegiatan. Hal ini bermanfaat
senang bercerita kepada untuk pengembangan otot-otot
orang lain. kecil maupum otot-otot besar.
h. Masih mudah frustasi b. Perkembangan bahasa, ditandai
yaitu anak masih denagan kemampuan anak
mudah kecewa bila memahami pembicaraan orang
menghadapi sesuatu yang lain dan mampu
tidak memuaskan. Ia mengungkapkan pikirannya
mudah menangis dan dalam batas-batas tertentu.
marah bila keinginannya c. Perkembangan kognitif ,
tidak dipenuhi. dotunjukkan dengan rasa ingin
i. Masih kurang tahu anak terhadap lingkungan
pertimbangan dalam sekitarnya. Hal ini terlihat
melakukan sesuatu, dengan seringnya anak
menanyakan segala sesuatu
yaitu anak belum
yang dilihat, didengarnya, dan
memilki pertimbangan
dirasakannya.
yang matang, termasuk
d. Bentuk permainan anak masih
berkenaan dengan hal-hal
bersifat individu. Aktivitas
yang membahayakannya.
bermain dilkukan anak secara
Peserta didik anak usia dini bersama dengan anak-anak
ditinjau dari aspek-aspek lainnya
perkembangan merupakan rentang
Tujuan pendidikan akhlak
manusia secara keseluruhan.
Menurut Mxim dalam Luluk Tujuan merupakan sesuatu yang
Asmawati ada beberapa dicanangkan atau diusahakan oleh
karakteristik perkembangan anak pendidik untuk mencapai suatu tujuan
usia dini: yang diharapkan. Adapun tujuan
pembentukan akhlak al-karimah pada
a. Perkembangan fisik anak,
ditandai dengan keaktifan
anak usia dini menurut M. membaca ayat-ayat dari kitab suci,
Rachmat Effendi,7 yaitu: ucapan dan perbuatan yang baik dan
sebagainya. Kesemua itu merupakan
“Tujuan pembentukan Akhlak al-
cita-cita orang tua dalam
karimah pada anak adalah agar
mendambakan seorang anak yang
mereka memiliki akhlak mulia
shaleh, ta’at, dan berbakti kepada orang
sesuai akhlak Islam”.
tua. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Dimaksudkan, tujuan dari pada Ahmad Tafsir yang mengemukakan:
akhlak Islam adalah sesuai dengan “Tujuan memelihara kelangsungan
sifat dari pada ajaran Islam itu hidup anak dalam keluarga adalah agar
sendiri yaitu yang mulia. Tujuan anak itu menjadi anak yang shaleh,
tersebut pada hakikatnya adalah tujuan lain sebaliknya agar anak itu
upaya mengembangkan aspek kelak tidak menjadi musuh orang
fisik, mental dan intelektual secara tuanya, dan yang akan mencelakan
berkesinambungan berdasarkan orang tuanya”.8
Islam, sehingga terbentuk insan
Faktor pendukung dan penghambat
purna yang beriman, berislam dan
dalam penanaman akhlakul karimah
berihsan yang mampu
pada anak usia dini
menempatkan dirinya pada derajat
muttaqin. a. Faktor lingkungan keluarga
Keluarga merupakan satuan
Memperhatikan hal tersebut di
sosial yang paling sederhana
atas, maka untuk membentuk insan
dalam kehidupan manusia.
yang purna, beriman, bertaqwa dan
Anggota-anggotanya terdiri atas
berakhlak mulia harus dimulai
ayah, ibu, dan anak-anak. Bagi
sejak anak usia pra sekolah dengan
anak-anak keluarga merupakan
memberikan latihan dan binaan
lingkungan sosial pertama yang
dengan cara melakukan perbuatan
dikenalnya. Dengan demikian
yang baik. Di antara perbuatan
kehidupan keluarga menjadi
yang baik seperti: berdo’a, shalat,
8
Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Islam dalam
7
Effendi, E. Usman dkk, Diktat Ilmu Jiwa Presfektif Islam, (Bandung: PT. Remaja
Umum, (Bandung: IAIN SGD, 1992).hlm.3 Rosdakarya, 1992).hlm.163
fase sosialisasi awal bagi keagamaan tersebut, kedua
pembentukan jiwa orang itu di beri beban
keagamaan anak Sigmund tanggung jawab.
Freud dengan konsep
Father Image (citra Ada semacam rangkaian
Kebapakan) menyatakan ketentuan yang dianjurkan
bahwa perkembangan jiwa kepad orang tua, yaitu
keaganmaan anak-anak di mengazankan ke telinga bayi
pengaruhi oleh citra anak yang baru lahir, mengakikah,
terhadap bapaknya. Jika memberi nama yang baik,
seorang bapak mengajarkan membaca Al-
menunjukkan sikap dan Qurt’an, membiasakan shalat
tingkah laku yang baik, serta bimbingan lainnya yang
maka anak akan cenderung sejalan dengan perintah agama.
mengidentifikasikan sikap Keluarga dinilai sebagai faktor
dan tingkah laku sang yang sangat dominant dalam
bapak pada dirinya. meletakkan dasar bagi
Demikian pula sebaliknya perkembangan jiwa keagamaan.
jika bapak menampilkan b. Lingkungan intusional
sikap buruk juga akan ikut (sekolah)
berpengaruh terhadap Sekolah sebagai institusi
pembentukan kepribadian pendidikan formal ikut
anak. memberi pengaruh dalam
Pengaruh kedua orang tua membantui perkembangan
terhadap perkembangan kepribadian anak. Menurut
jiwa keagamaan anak singgih D. Gunarsa pengaruh
dalam pandangan islam itu dapat dibagi tiga kelompok,
sudah lama di sadari. Oleh yaitu:
karena itu sebagai 1) Kurikulum dan anak.
intervensi terhadap 2) Hubungan gur dan
perkembangan jiwa murid.
3) Hubungan antar yang mengandung unsur
anak. tanggung jawab, melainkan
hanya merupakan unsur
Dilihat dari kaitannya
pengaruh belaka, tetapi norma
dengan perkembangan jiwa
dan tata nilai yang ada
keagamaan, tampaknya
terkadang lebih mengikat
ketiga kelompok tersebut
sifatnya.
ikut berpengaruh. Sebab
pada prinsipnya Bahkan terkadang pengaruhnya
perkembangan jiwa lebih besar dalam
keagamaan tak dapat perkembangan jiwa keagamaan
dilepaskan dari upaya baik dalam bentuk positif
untuk membentuk maupaun negative. Misalnya
kepribadian yang luhur. lingkungan masyarakat yang
Dalam ketiga kelompok itu memilii tradisi kragamaan yang
secara umum tersirat unsur- kuat akan berpengruh positif
unsur yang menopang bagi perkembangan anak, sebab
pembentukan seperti kehidupan keagamanan
ketekunan, disiplin, terkondisi dalam tatanan nilai
kejujuran, simpati, maupun institusi keagamaan.
sosiobilitas, toleransi, Keadaan seperti ini akan
keteladanan, sabar dan berpengartuh dalam
keadilan. Perlakuan dan pembentukan jiwa keagamaan
pembiasaaan bagi warganya
pembentukan sifat-sifat
Metode Pengabdian
seperti itu umumnya
menjadi bagian dari Penulis melaksanakan pengabdian

pendidikan sekolah. kepada masyarakat dengan cara


observasi, dan wawancara. Dimana
Sepintas lingkungan
penulis melakukan kegiatan langsung
masyarakat bukan
bersama anak-anak yang ada di
merupakan lingkungan
kelurahan pasar krui pesisir barat
kemudian memberikan pelajaran rendah dan watak tercela, menanamkan
dan pengertian tentangruang aqidah ketauhidan dan menjaga
lingkup akhlakul karimah. kehormatan orang tua”.
Mewawancarai beberapa orang
Kemudian Yunan Nasution,9
tua tentang kegiatan atau kelakuan
berpendapat:
anak-anak dan bagaimana orang
tua menanamkan akhlakul karimah “Anak didik dapat mencapai tingkat

kepada anak-anak nya. akhlak al-karimah yang mulia sesuai


dengan nasehat Luqmanul Hakim yang
Kegiatan ini dilaksanakan atas
terdiri dari: penumbuhan aqidah,
dasar persetujuan dari beberapa
berbakti (ubudiyah), memiliki mental
pihak salah satunya yaitu pimpinan
yang sehat, membiasakan diri dalam
TPA AN-Nas dan para orang tua
berbuat kebaikan dilingkungan
serta para tokoh masyarakat di
keluarga dan berbudi pekerti”
daerah kelurahan pasar krui pesisir
barat. . Dengan demikian, berdasarkan
beberapa pendapat di atas bahwa
HASIL DAN PEMBAHASAN
tahapan anak didik yang memiliki
Anak yang memiliki akhlak al- akhlak al-karimah dapat
karimah tidaklah terwujud secara dikelompokkan menjadi:
tiba-tiba, akan tetapi melalui tahap
(1) Anak didik memiliki ketauhidan
dan proses kehidupan dan
yang kuat, tekun beribadat dapat
pendidikan agama, baik
berbakti dan mengabdi terhadap orang
dilingkungan keluarga maupun
tua maupun sesama.
dilingkungan sosial. Menurut
Imam Ghazali: (2) Anak dapat menjaga kehormatan
orang tua (keluarga).
“Seorang anak dapat mencapai
tingkat kepribadian yang luhur dan (3) Anak memiliki mental yang kuat

mulia, perlu menempuh beberapa dan memiliki budi pekerti yang luhur.

tahapan di antaranya: memiliki


9
Shaleh, Abdurahman. Pendidikan Islam di
kesucian jiwa dari akhlak yang Sekolah Dasar, (Jakarta: Bulan Bintang,
1977).hlm.153
Akhlak mulia/Akhlakul Karimah menghasilkan yang bagus juga. Salah
ini perlu di implemementasikan satu metode yang dapat di gunakan
dalam kehidupan sehari-hari. untuk menanamkan akhlakuk karimah
Bentuk implementasinya bisa pada anak usia dini yaitu dengan
dalam ucapan-ucapan yang mulia metode pembiasaaan dalam
(qoulan karimah) atau dalam pengembangan kecerdasan sosial
perbuatan-perbuatan terpuji (amal emosional.
shaleh). Islam mengatur tata cara
Perkembangan sosial emosional
berakhal mulia baik kepada Allah
ditandai dengan semakin kompleksnya
(hablum min Allah), berakhlak
pergaulan anak. Perkembangan sosial
mulia kepada manusia (Hablum
emosional merupakan perkembangan
min annas) dan berakhlak mulia
tingkah laku untuk merasakan,
kepada lingkungan atau alam
memahami orang lain dan dalam proses
(Hablum min alam).
menyesuaikan diri dengan aturan-
Anak adalah calon pemimpin aturan yang berlaku di masyarakat.
bangsa dimasa yang akan datang,
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
baik itu sebagai pemimpin dirinya
oleh peneliti menunjukkan bahwa
sendiri maupun pemimpin
anak-anak yang belajar di AN-Nas
keluarga, masyarakat, hingga
kelurahan pasar pesisir barat memiliki
negara. Oleh karena itu penanaman
perkembangan sosial emosional yang
nilai akhlakul karimah bagi anak
berbeda. Anak yang sudah memiliki
usia dini sangatlah penting,
perkembangan sosial emosional yang
terutama anak-anak yang belajar di
baik ketika anak sudah mampu
TPA An-nas
menunjukkan aspek-aspek
Dalam hal ini seorang guru harus perkembangan dengan baik, seperti
mampu menguasai metode atau halnya anak dapat menunjukan
cara yang bisa di gunakan untuk
 rasa empati,
menanamkan akhlakuk karimah
 rasa kasih sayang,
kepada anak usia dini, karna

metode yang bagus dapat
 mengenal tata krama, Mewujudkan Merdeka Belajar yang telah

mentaati peraturan, khusuk terprogramkan bisa berjalan dengan lancar

dalam berdo’a dan praktik sesuai dengan program yang telah


direncanakan meskipun tidak dapat
sholat, bertanggung jawab
dipungkiri adanya perubahan dan
terhadap tugas yang di
penambahan kegiatan. Kuliah Kerja Nyata
berikan, dan menunjukkan
ini dapat membentuk mahasiswa menjadi
sikap toleran terhadap
lebih dewasa dalam menyikapi
teman. Anak yang masih permasalahan yang ada dan dapat
memiliki perkembangan menumbuhkan rasa peduli terhadap isu-isu
sosial emosional di masyarakat.
sebagaimaa di sebutkan di
Selain itu dapat membentuk keperibadian
atas, anak masih yang mandiri dan bertanggung jawab
menunjukkan sikap ego terhadap tugasnya yaitu mengabdi pada
yang tinggi dan tidak masyarakat serta Berdasarkan dari
memperdulikan teman lain. pembahasan dan program kerja yang telah
penulis laksanakan, maka dapat
Perbedaan tersebut terjadi karena
disimpulkan bahwa kegiatan Usaha
kurangnya didikan atau arahan
mengembangkan anak-anak agar menjadi
orang tua kepada anak-anaknya
pribadi-pribadi yang berakhlakul karimah
dan hanya mengandalkan TPA An- atau berkarakter baik, merupakan tanggung
nas sebagai wadah untuk jawab keluarga, Taman Pendidikan Al-
menuntut ilmu. Padahal didikan Qur’an dan seluruh komponen masyarakat.
orang tua sangat penting bagi Akhlakul karimah sangat di butuhkan
penanaman akhlakul karimah sebagai dasar dalam pembentukan karakter

kepada anak-anak nya. anak. Dengan akhlakul karimah anak


tumbuh menjadi pribadi yang memiliki
KESIMPULAN kepekaan sosial, mampu mengendalikan

Setelah 40 hari melaksanakan emosi, dan bertanggung jawab, sehingga

program Kuliah Kerja Nyata (KKN) terciptanya pribadi yang positif

saya dapat menyimpulkan bahwa sebagaimana yang diharapkan oleh

pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata keluarga dan masayarakat.meningkatkan

Tematik Pencegahan Covid-19 untuk kesadaran bahwa pentingnya bimbingan


belajar sebagai pendamping belajar Penulis juga berharap dari kegiatan ini
daring bagi anak-anak.kita sebagai dapat membantu meningkatkan
Orang tua, sebagi kakak harus ikut kesadaran,ketrampilan,kemandirian
andil dalam segi pendidikan an ak-
serta dapat meningkatkan pengetahuan
anak atau adik kita, sehingga
yang lebih luas khususnya anak-anak
terciptanya hubungan baik dengan
dan para orang tua untuk mendukung
anak maupun guru dan berujung
dan membimbing anak-anak nya
meningkatkan prestasi anak-anak itu
sendiri.
belajar dari, untuk kedepannya penulis
mengharapkan adanya sosialisai atai
Melalui pendampingan terhadap anak-
bimbingan belajar di bidang
anak, mahasiswa peserta KKN
pendidikan untuk mengedukasi lagi
melakukan penggalian data tentang
anak-anak di desa Bagelen agar dapat
persoalan, ataupun kondisi
masyarakat sekitar yang selanjutnya memotivasi dan meningkatkan prestasi

dirumuskan dalam bentuk program anak anak di desa bagelen


kerja, serta realisasinya yang
Hakikatnya anak-anak tumbuh menjadi
diharapkan dapat menjawab persoalan
probadi yang berkarakter apabila
yang ada bersama anak-anak dan
mereka berada di lingkungan yang
masyarakat, bahkan dipecahkan oleh
berkarakter pula. Usaha
anak-anak dan masyarakat sendiri.
Program kerja yang terumuskan mengembangkan anak-anak agar

syukur Alhamdulillah sudah menjadi pribadi-pribadi yang


terealisasikan sesuai dengan berakhlakul karimah atau berkarakter
kemampuan peserta KKN, meskipun baik, merupakan tanggung jawab
terdapat kendala-kendala dalam keluarga, Taman Pendidikan Al-Qur’an
pelaksanaannya. dan seluruh komponen masyarakat.

SARAN Akhlakul karimah sangat di butuhkan


sebagai dasar dalam pembentukan
Dari kegiatan ini penulis berharap
karakter anak. Dengan akhlakul
masyarakat dapat mencegah
karimah anak tumbuh menjadi pribadi
penularan COVID-19 dan tetap
yang memiliki kepekaan sosial, mampu
mematuhi protokol kesehatan yang
mengendalikan emosi, dan
sudah di tetapkan pemerintah.
bertanggung jawab, sehingga
terciptanya pribadi yang positif
CUCI TANGAN YANG BAIK
sebagaimana yang diharapkan oleh DAN BENAR. Al-Muawanah Vol
keluarga dan masayarakat. 2. no 1
Deden Makbuloh, Pendidikan Agama
Pribadi yang positif
Islam: Arah Baru
menggambarkan keberhasilan
Perkembangan Ilmu dan
proses pendidikan. Dengan metode
Kepribadian di Perguruan
pembiasaan, menanamkan
Tinggi, Jakarta: PT Raja
akhlakul karimah dapat lebih
Grafindo, 2012
melekat dan bersifat permanen
sehingga menyatu dalam sikap, Gunadi, R. Andi Ahmad,

tingkah laku, karakter, dan (2013).Membentuk Karakter

kepribadian anak usia dini. Selain Melalui Pendidikan Moral

iti peran serta orang tua dan Pada Anak Usia Dini Di

lingkungan yang mendukung tentu Sekolah Raudhatul Athfal

lebih memudahkan terciptanya (R.A) Habibillah, Jurnal

generasi yang memiliki kepedulian Ilmiah WIDYA, Volume 1

terhadap orang lain, alam, dan Nomor 2 Juli-Agustus.

lingkungan sekitar. Berdasarkan Indah Komsiyah, Belajar dan


atas penjelasan di atas maka untuk Pembelajaran, Yogyakarta:
mewujudkan tercapainya Teras, 2012
penanaman akhlakul karimah
M. Nipan Abdul Halim, Menghias Diri
apada anak usia dini perlu adanya
dengan Akhlak Terpuji,
bantuan dan dorongan orang tua
Yogyakarta: Mitra Pustaka,
dalam memberikan arahan dan
2000
pengertian tentang akhlakul
karimah kepada anak-anaknya. Moeslichatoen, Metode Pengajaran di
Taman Kanak-kanak, Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA
PT Rineka Cipta, 2004

Apriningrum, Nelly dkk.


SUKSESKAN GERAKAN
MASYARAKAT MELALUI
Partini. Pengantar Pendidikan
Anak Usia Dini. ogyakarta:
Grafindo Litera media
2010.

Riyadi,Sujono,Ratnaningsih,Intarti
. (2012). Tumbang,Cara
Praktis Orang Tua Untuk
Memantau Pertumbuhan
dan Perkembangan Anak,
Yogyakarta : Pustaka
Pelajar

Slamet Suyanto, Dasar-dasar


Pendidikan Anak Usia
Dini. Yogyakarta: Hikayat,
2005

Wibowo, Agus, (2017),


Pendidikan Karakter Usia
Dini (Strategi Membangun
Karakter du Usia Emas),
Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Foto kegiatan

Anda mungkin juga menyukai