Anda di halaman 1dari 9

SEJARAH PHLEBOTOMI

Phlebotomi atau “phlebotomy” diambil dari


bahasa Yunani, yaitu kata phlebos yang berarti
vena, dan tome¸yang berarti insisi/pemotongan.
Sejarah terjadinya yang mendukung
kemungkinan pengeluaran darah untuk alasan
terapi mungkin dimulai di Mesir pada tahun
1400 sebelum masehi.
    Lukisan makam yang ditemukan pada
jaman itu menunjukkan aplikasi lintah pada
pasien. Penumpahan darah, atau praktek
mengeluarkan darah dari anggota badan, telah
dilakukan dalam beberapa bentuk oleh hampir
semua masyarakat dan budaya. Setelah
dikenal bahwa pembuluh vena yang berada
pada permukaan kulit yang ditandai dengan
garis berwarna biru atau hijau pada kulit,
dilakukan insisi secara langsung pada
pembuluh vena. Berbagai bentuk perdarahan
spontan diantaranya mimisan, menstruasi, dan
contoh – contoh yang dihasilkan oleh pukulan
untuk setiap anggota tubuh, rupanya
mengilhami jasa manusia awal penumpah
darah (bloodletter).
       Praktek pengambilan darah tampak
 

mulai logis ketika dasar dari semua perawatan


medis didasarkan pada empat cairan tubuh,
yaitu darah, dahak, empedu kuning, dan
empedu hitam. Seni penumpahan darah
(bloodletting) sedang berkembang baik
sebelum masa Hipokrates pada abad kelima
SM. Pada pertengahan jaman, baik ahli bedah
maupun tukang cukur rambut memiliki
spesialisasi pada praktek yang berhubungan
dengan darah ini. Tukang potong
rambut diiklankan dengan warna
merah (mewakili darah) dan putih (untuk
tourniquet) berbelang pada tiang. Tiang
tersebut merepresentasikan stik yang
digenggam. Pada tahun 1210, tukang potong
rambut dan ahli bedah berkumpul dan
mendirikan perkumpulan Tukang cukur – bedah
dimana anggotanya dibagi menjadi Surgeons of
the Long Robe dan Lay – Barbers dan Surgeons
of the Short Robe.
Documented
from : http://i89.photobucket.com/albums/k215/Gonazar/barber.
gif
     Belakangan diketahui larangan untuk
melakukan beberapa pembedahan kecuali
penumpahan darah, pembedahan luka, bekam,
penghisapan dengan lintah, pencukuran,
pencabutan gigi, dan penyuntikan laksatif.
Operasi mayor ditangani oleh spesialis,
biasanya keturunan dari keluarga tertentu,
dimana, jika mereka merupakan anggota dari
perkumpulan akan menjadi Surgeons of the
Long Robe. William Harvey, orang yang
mempublikasikan penemuannya tentang
sirkulasi pada tahun 1628, mengakui nilai
investigasi implikasi daripada teorinya. Harvey
tidak dapat menjelaskan penyebab dan
kegunaan sirkulasi tetapi dia mempercayai itu
tidak akan mengganggu praktek penumpahan
darah.
       Pada awal abad 19 ahli fisiologis
Franqois Magendie (1783-1855), yang
berargumentasi tentang penumpahan darah,
menunjukkan efek fisiologis perbedaan
penumpahan darah vena dan penggunaan obat
hampir sama, dan juga disana beberapa pilihan
vena mana yang dipilih tidak akan berpengaruh
terhadap prosedur.
      Tantangan serius pertama dalam praktek
penumpahan darah yang dibuat pada abad 16
dan 17 di bawah kepemimpinan ahli kimia
Jerman Paracelcus dan pengikut Belgia, Van
Helmont. Kimia medis atau iatrochemist yang
didukung penjelasan tentang penanganan
suatu penyakit berdasar pada praktek dan
teori kimia. Mereka mempercayai suatu
keadaan dimana darah akan teregulasi baik
dengan memasukkan bahan kimia dan obat
daripada dengan cara sederhana yaitu
mengeluarkan beberapa bagian darah.
Iatrochemistry menjamin substitusi dalam
dunia medis menggantikan pengeluaran darah
dalam hal terapi. Dari zaman Hippocrates
(abad ke-5 S.M) dan mungkin sebelumnya,
meskipun tidak ada catatan tertulis yang
tersedia, penumpahan darah memiliki suara
pendukung dan memperpanas musuhnya.
       Pada abad ke – 5 SM Aegimious dari Eris
(470 SM), penulis pertama pemeriksaan pada
nadi, menentang venaseksi. Sementara
Diogenes dari Appolonia (430 SM), yang
menggambarkan vena kava dengan cabang –
cabang utamanya, adalah pendukung dari
praktek tersebut. Hippocrates, kepada
siapapun tulisan yang tidak spesifik tentang
penumpahan darah dilengkapi, namun
menyetujui dan merekomendasikan venaseksi.
       Kebangkitan kedokteran Hipokrates
pada akhir abad 17 dan 18 juga diikuti
pertanyaan tentang efektivitas terapi
penumpahan darah. Perawatan seperti terapi
penumpahan darah itu dirasakan oleh para
neo-Hipokrates, hanya mungkin berfungsi
melemahkan pasien dan menghambat proses
penyembuhan alami.

Teknik dan Instrumen


       Duri tajam, jerat, gigi ikan, dan batu
yang ditajamkan merupakan peralatan yang
dahulu digunakan untuk mengeluarkan darah.

Documentation of The Project Gutenberg EBook of Bloodletting Instruments in the National


Museum of History and Technology, by Audrey Davis and Toby Appel

       Vena seksi, salah satu prosedur dalam


medikasi kuno, dan beberapa prosedur sejenis
seperti menyobek abses, menusuk rongga yang
mengandung cairan, dan membedah jaringan,
dimana semuanya dicapai pada periode klasik
dan kemudian dengan alat yang phlebotome
tersebut. Phlebos merupakan bahasa Yunani
untuk “vena”, sementara “tome” diambil dari
kata “temnein” yang berarti “memotong”.
Dalam bahasa latin, “phlebotome” menjadi
“flebotome”, dan dalam sebuah manuskrip
Anglo-Saxon tertanggal 1000 sesudah masehi,
kata “fleam” terbit. Phlebotome, sejenis lancet,
tidak dideskripsikan dalam beberapa literatur
kuno, namun penggunaannya membuatnya
jelas bahwa itu adalah runcing, bermata dua,
dan alat pemotong berbilah lurus atau seperti
skalpel dan digunakan untuk membelah vena
besar. Pada contoh awal “fleam”, seperti
spesimen yang ditemukan di Pompeii,
instrumen ini dikaitkan dengan kedokteran
hukum.
      Sejak awal praktek, dokter Roma,
melakukan pekerjaan operasi sebaik yang
dilakukan oleh dokter hewan, dimungkinkan
mereka menggunakan instrumen sama yang
digunakan untuk membedah pembuluh darah
pada hewan maupun manusia. Pada abad 17
dan 18, jenis daripada “fleam” (German fliete,
Prancis flamette), yang memiliki ujung runcing
pada sudut kanan untuk pegangan, ini
digunakan di Jerman, Belanda, dan
Wina,Austria. Sejak spesimen ditemukan di
museum bervariasi dalam berbagai ukuran, ada
kemungkinan bahwa fleam digunakan pada
hewan dan manusia.
     Pada abad 15, lancet ibu jari atau disebut
sebagai gladiolus, sagitella, lanceola, lancetta,
atau olivaris diperkenalkan. Alat ini segera
menjadi instrumen pilihan untuk membuka
pembuluh darah di bagian manapun dari tubuh.
Besi bermata dua atau pisau baja ditempatkan
di antara dua sarung yang lebih besar,
biasanya terbuat dari tanduk atau kerang, dan
ketiga bahan tersebut bersatu di dasar dengan
sekrup terpaku. Pisau bisa ditempatkan di
berbagai sudut kemiringan saat digunakan.
Bentuk pisau, baik itu lebar atau sempit,
ditentukan kemudahan kulit dan vena yang
akan ditembus. Sebuah pisau panjang atau
sempit sangat penting untuk menembus
pembuluh darah yang terletak di bawah lapisan
jaringan lemak.

Documentation of The Project Gutenberg EBook of Bloodletting Instruments in the National

Museum of History and Technology, by Audrey Davis and Toby Appel

     Lancet dan penutupnya abad 18 dan 19.


Sarungnya terbuat dari kerang, perak dan
tempurung kura - kura Seorang ahli bedah
disarankan membawa lancet dari berbagai
ukuran dan bentuk agar siap untuk membuka
pembuluh darah yang berbeda dari ukuran dan
lokasi berbeda. Bahkan Hipokrates
memperingatkan pada semua jasa petugas
terapi penumpahan darah untuk tidak
menggunakan lancet ukuran berbeda tanpa
pandang bulu, “karena ada bagian – bagian
tertentu dari tubuh yang memiliki arus deras
yang tidak mudah berhenti”. Untuk pembuluh
yang mudah dilukai, sangat esensial untuk
membuat luka yang sempit; atau akan sangat
sulit bahkan tidak mungkin menghentikan
aliran darah.
       Untuk pembuluh yang lain, lancet untuk
membuat luka yang besar dibutuhkan, jika
tidak darah tidak akan mengalir lancar. Pada
akhir 1980 dan awal 1990, profesi phlebotomi
dipecah sebagai hasil dari pengembangan
teknologi dan ekspansi fungsi laboratorium.
Biasanya hanya tenaga medis dan teknisi
medis yang diijinkan untuk melakukan
pengambilan darah, tetapi kebijakan tersebut
lambat laun berubah dalam beberapa dekade
ini, pengambilan dan penampungan spesimen
didelegasikan pada kelompok yang terlatih
secara profesional, termasuk phlebotomis.

Anda mungkin juga menyukai