Anda di halaman 1dari 6

Ringkasan Materi Kuliah

Sejarah Pertumbuhan, Perkembangan dan Perjuangan Koprasi di Indonesia


(Dosen Pengampu : Drs. I Made Dana, M.M)

Nama Kelompok 2 :
Ni Nyoman Ayu Manik Ankgaryta Pramana 1607521126
Ni Putu Pratiwi Irmayanthi 1607521135
Nyoman Ayu Dewanggi Diparesta Arnaya 1607521155

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Udayana
2018
1. Penyebaran Organisasi Koprasi Moderen
Organisasi koperasi terdapat hampir disemua Negara industri  dan Negara berkembang.
Pada mulanya organisasi tersebut tumbuh di Negara Negara industri di Eropa Barat, namun
kemudian setelah adanya kolonialisme dibeberapa Negara Asia, Afrika dan Amerika Selatan,
koperasi juga tumbuh dinegara-negara  jajahan. Setelah Negara-negara jajahan mengalami
kemerdekaan, banyak Negara yang memanfaatkan koperasi sebagai salah satu alat untuk
meningkatkan kesemenderiyjahteraan. Bahkan koperasi dijadikan sebagai salah satu alat
pemerintah dalam melaksanakan kebijakan pembangunan.
Koperasi modern didirikan pada akhir abad ke – 18 terutama sebagai jawaban atas
masalah – masalah sosial yang timbul selama tahap awal revolusi. Perubahan – perubahan yang
berlangsung saat itu terutama disebabkan oleh perkembangan ekonomi pasar dan penciptaan
berbagai persayaratan pokok dalam ruang lingkup dimana berlangsung proses industrialisasi
serta modernisasi perdagangan dan pertanian yang cepat. Industri yang mula-mula bercorak
padat karya berubah menjadi produksi untuk kebutuhan pasar (produksi massa), bukan hanya
pasar dalam negeri dan pasar-pasar Negara eropa tetapi juga pasar didaerah jajahan. Perubahan
ini membawa dampak terhadap berbagai kalangan masyarakat, ada yang diuntungkan tetapi ada
juga yang dirugikan. Selain itu, tukang-tukang dan para pengrajin kecil harus menderita karena
kalah dalam bersaing dengan perusahaan berskala besar dan tumbuh dengan cepat, dan para
petani kecil yang penghasilannya hanya cukup memenuhi kebutuhannya harus menghadapi
masalah masalah pelik selama proses pengintegrasiannya kedalam ekonomi pasar yang sedang
berkembang. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
1. Keanggotaan bersifat terbuka (open memberships and voluntary),
2. Pengawasan secara demokratis (democratic control),
3. Bunga yang terbatas atas modal (limited interest of capital),
4. Pembagian SHU yang sesuai dengan jasa anggota (propoyional distribution of surplus),
5. Penjualan dilakukan sesuai dengan harga pasar yang berlaku dan secara tunai (trading
incash),
6. Tidak ada diskriminasi berdasarkan ras, suku, agama, dan politik (political,
rasialrelligious netrality),
7. Barang-barang yang dijual harus merupakan barang-barang yang asli, tidak rusak(adulted
goods forbiden to sell), dan
8. Pendidikan terhadap anggota secara berkesinambungan (promotion of education).
Di Jerman, Herman Schulze-Delitzsch (1808-1883) adalah orang pertama yang
berhasilmengembangkan sebuah organisasi koperasi bagi perintisan dan pengembangan
secarabertahap pada organisasi koperasi kredit perkotaan. Ada tiga prinsip yang dikembangkan
olehHerman Schulze-Delitzsch untuk mengembangkan usaha koperasinya dan menjadi sendi-
sendi dasar koperasi, yaitu:
1. Prinsip menolong diri sendiri (self-help)
2. Prinsip pengurus/mengelola sendiri (self-management),
3. Mengawasi sendiri (self-control).
Prinsip pengelolaan seperti itu pada akhirnya juga diterapkan pada koperasi-koperasipengadaan
sarana produksi di kalangan para pengrajin, para pedagang kecil, dan kelompok-kelompok mata
pencaharian yang lain. Sendi-sendi dasar ini kemudian dikembangkanmenjadi prinsip prinsip
identitas pada koperasi (identity principles) yang menyatakananggota sebagai pemilik sekaligus
sebagai pelanggan utama koperasi. Prinsip identitaskoperasi menjadi ciri khusus yang
membedakan organisasi koperasi dari organisasi lainnya

2. Koprasi Moderen Akhir Abad ke-18

3. Sejarah Awal Koprasi di Indonesia


Sejarah koperasi pada awalnya dimulai pada abad ke-20 . Pada umumnya sejarah koperasi
dimulai dari hasil usaha kecil yang spontan dan dilakukan oleh rakyat kecil. Kemampuan ekonomi yang
rendah mendorong para usaha kecil untuk terlepas dari penderitaan .Secara spontan mereka ingin
merubah hidupnya. Di Indonesia  ide - ide perkoperasian diperkenalkan oleh, R. Aria Wiraatmadja yang
pada tahun 1896 yang mendirikan sebuah Bank untuk para Pegawai Negeri. Karena semangat yang
tinggi perkoperasian pun selanjutnya diteruskan oleh De Wolffvan Westerrode. Pada tahun 1908, Dr.
Sutomo mendirikan Budi Utomo . Dr Sutomo sangat memiliki peranan bagi garakan koperasi untuk
memperbaiki dan mensejahtrakan kehidupan rakyat. Pada tahun 1915 dibuat peraturan-
peraturan Verordening op de Cooperatieve Vereeniging dan pada tahun 1927 Regeling Inlandschhe
Cooperatiev. Pada tahun 1927 dibentuklah Serikat Dagang Islam. Dengan tujuan untuk memperjuangkan
kedudukan ekonomi para pengusah-pengusaha pribumi. pada tahun 1929 berdiri Partai Nasional
Indonesia yang memberikan dan memperjuangkan semangat untuk penyebaran koperasi di Indonesia.
Pada tahun 1942 negara Jepang menduduki Indonesia.Lalu jepang mendirikan koperasi yang diberi
nama koperasi kumiyai. Setelah bangsa Indonesia merdeka tanggal 12 Juli 1947. Gerakan koperasi di
Indonesia mengadakan Kongres Koperasi pertama kalinya di Tasikmalaya.Hari itukemudian
ditetapkanlah Sebagai Hari Koperasi Indonesia.

Kongres Koperasi pertama menghasilkan beberapa keputusan :

1. Mendirikan sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia [SOKRI]


2. Menetapkan gotong royong sebagai asas koperasi
3. Menetapkan pada tanggal 12 Juli sebagai hari Koperasi

Pada tanggal 12 Juli 1953, mengadakan kembali Kongres Koperasi yang ke-2 di Bandung. Kongres
koperasi ke -2 mengambil putusan :

1. Membentuk Dewan Koperasi Indonesia [ Dekopin ]sebagai pengganti SOKRI


2. Menetapkan pendidikan koperasi sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah
3. Mengangkat Moh. Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia
4. Segera akan dibuat undang-undang koperasi yang baru

Pelaksanaan program perkoperasian pemerintah mengadakan kebijakan :

1. menggiatkan pembangunan organisasi perekonomian rakyat terutamkoperasi


2. memperluas pendidikan dan penerangan koperasi
3. memberikan kredit kepada kaum produsen, baik di lapangan industri maupun pertanian
yang bermodal kecil

4. Sejarah Koprasi Setelah Indonesia Merdeka


Sejak kemerdekaan itu pula koperasi di Indonesia mengalami suatu perkembangan yang
lebih baik. Pasal 33 UUD 1945 ayat 1 beserta penjelasannya menyatakan bahwa perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan. Dalam penjelasannya disebutkan
bahwa bangun perekonomian yang sesuai dengan azas kekeluargaan tersebut adalah koperasi. Di
dalam pasal 33 UUd 1945 tersebut diatur pula di samping koperasi, juga peranan dari pada
Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Swasta. Pada akhir 1946, Jawatan Koperasi
mengadakan pendaftaran koperasi dan tercatat sebanyak 2500 buah koperasi di
seluruh Indonesia. Pemerintah Republik Indonesiabertindak aktif dalam pengembangan
perkoperasian. Disamping menganjurkan berdirinya berbagai jenis
koperasi Pemerintah RI berusaha memperluas dan menyebarkan pengetahuan tentang koperasi
dengan jalan mengadakan kursus - kursus koperasi di berbagai tempat. Pada tanggal 12 Juli 1947
diselenggarakan kongres koperasi se Jawa yang pertama di Tasikmalaya. Dalam kongres tersebut
diputuskan antara lain terbentuknya Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia yang
disingkat SOKRI menjadikan tanggal 12 Juli sebagai Hari Koperasi serta menganjurkan
diselenggarakan pendidikan koperasi di kalangan pengurus, pegawai dan masyarakat.
Selanjutnya, koperasi pertumbuhannya semakin pesat. Tetapi dengan terjadinya agresi I dan
agresi II dari pihak Belanda terhadap Republik Indonesia serta pemberontakan PKI di Madiun
pada tahun 1948 banyak merugikan terhadap gerakan koperasi. Pada tahun 1949 diterbitkan
Peraturan Perkoperasian yang dimuat di dalam Staatsblad No. 179. Peraturan ini dikeluarkan
pada waktu Pemerintah Federal Belanda menguasai sebagian wilayah Indonesia yang isinya
hampir sama dengan Peraturan Koperasi yang dimuat di dalam Staatsblad No. 91 tahun 1927,
dimana ketentuan-ketentuannya sudah kurang sesuai dengan keadaan Inidonesia sehingga tidak
memberikan dampak yang berarti bagi perkembangan koperasi. Setelah terbentuknya Negara
Kesatuan Republik Indonesia tahun 1950 program Pemerintah semakin nyata keinginannya
untuk mengembangkan perkoperasian.Kabinet Mohammad Natsir menjelaskan di muka Dewan
Perwakilan Rakyat yang berkaitan dengan program perekonomian antara lain sebagai berikut:
“Menggiatkan pembangunan organisasi-organisasi rakyat, istimewa koperasi dengan cara
pendidikan, penerangan, pemberian kredit yang lebih banyak dan lebih mudah, satu dan lain
seimbang dengan kemampuan keuangan Negara”. Untuk memperbaiki perekonomian-
perekonomian rakyat Kabinet Wilopo antara lain mengajukan suatu “program koperasi” yang
terdiri dari tiga bagian, yaitu :
a. Usaha untuk menciptakan suasana dan keadaan sebaik-baiknya bagi
perkembangan gerakan koperasi
b. Usaha lanjutan dari perkembangan gerakan koperasi;
c. Usaha yang mengurus perusahaan rakyat yang dapat diselenggarakan atas dasar
koperasi.
5. Sejarah Perkembangan Koprasi Syariah di Indonesia
Geliat gerakan ekonomi Islam sebenarnya telah ada sejak tahun 1905 dengan berdirinya
Syarikat Dagang Islam. Karena pengaruh beberapa faktor, gerakan ini tidak dapat diwariskan
sehingga terjadi kevakuman ekonomi Islam yang cukup lama di Indonesia. Gerakan ini
kemudian muncul kembali pada tahun 1980-an, ditandai dengan berdirinya Baitutamwil Teknosa
di Bandung, kemudian disusul dengan berdirinya Baituttamwil Ridho Gusti di Jakarta. Namun,
seperti para pendahulunya, gerakan ini tidak dapat bertahan lama kemudian tidak terdengar
gaungnya kembali.
Pada tahun 1992, dengan kemunculan BMT (Baitul Maal Tamwil) Bina Insan Kamil di
Jakarta, perbincangan mengenai koperasi syariah mulai marak. Hal ini dikarenakan suksesnya
BMT Bina Insan Kamil memberikan warna baru bagi perekonomian, utamanya bagi para
pengusaha mikro. Sejak saat itu, wacana mengenai koperasi syariah mulai mendapatkan
perhatian yang cukup besar di dalam masyarakat. Pada awal berdirinya, BMT ini hanya
berbentuk KSM Syariah (Kelompok Swadaya Masyarakat Berlandaskan Syariah) namun
memiliki kinerja layaknya sebuah bank. Diklasifikasikannya BMT ke dalam KSM Syariah saat
itu semata-mata hanya untuk menghindari jeratan hukum sebagai bank gelap. Hal ini terkait
dengan peraturan Bank Indonesia yang memiliki program PHBK Bank Indonesia (Pola
Hubungan kerja sama antara Bank dengan Kelompok Swadaya Masyarakat).
Seiring dengan adanya Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang
menyebutkan bahwa segala kegiatan dalam bentuk penghimpunan dana masyarakat dalam
bentuk tabungan dan menyalurkan dalam bentuk kredit harus berbentuk bank, maka muncullah
beberapa LPSM (Lembaga Pengembangan Swadaya Masyarakat) yang mencoba memayungi
KSM BMT. LPSM tersebut pada awalnya dimotori oleh P3UK, PINBUK oleh ICMI dan FES
Dompet Dhuafa oleh Republika. LPSM ini berusaha memfasilitasi KSM BMT untuk
mendapatkan bantuan dana dari BMI (Bank Muamalat Indonesia), yang merupakan satu-satunya
Bank Umum Syariah pada waktu itu, untuk pengembangan usahanya. Selain itu, LPSM ini juga
menjadi fasilitator bagi pengembangan SDM KSM BMT.
Perkembangan ini dibarengi dengan kesadaran pemerintah akan makna Pasal 33 Ayat 1
Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa perekonomian Indonesia dibangun atas
dasar asas kekeluargaan, sehingga asas kemakmuran masyarakat merupakan poin utama. Dari
asas inilah, kemudian dipahami bahwa bentuk usaha yang tepat dan sesuai dengan semangat
pasal ini adalah Koperasi. Dari kesadaran ini, pemerintah mensahkan Undang-Undang Republik
Indonesia No. 25 Tahun 1992 pada tanggal 12 Oktober 1992 Tentang Perkoperasian. Lembaga
BMT yang memiliki basis kegiatan ekonomi rakyat yang berpegang teguh pada asas dari
anggota, oleh anggota dan untuk anggota, sesuai dengan Undang-Undang tersebut, berhak
menggunakan badan hukum koperasi. Letak perbedaan BMT dengan koperasi konvensional
yang lainnya hanyalah pada sisi operasional. BMT sebagai Koperasi Syariah mengharamkan
bunga dan mengusung etika moral dengan melihat kaidah haram dan halal dalam proses melakukan
usahanya. Sejak saat itu, Koperasi Syariah terus berkembang pesat hingga saat ini
6. Sejarah Departemen Koprasi dan UMKM Indonesia

http://darealekonomi.blogspot.com/2015/03/sejarah-dan-perkembangan-koperasi-di.html
https://ikosindo.or.id/sejarah-koperasi-syariah-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai