Askep Kateter 2
Askep Kateter 2
BORROMEUS
PAIAN TUA PAKPAHAN
KLO MAU YANG LAINNYA LIAT AJA DI "ARSIP BLOG
KATETERISASI
Oleh
KELAS SANTA TERESA
kesimpulan :
Kateterisasi kandung kemih dilakukan dengan memasukan selang plastik atau karet melalui
uretra ke dalam kandung kemih. Kateter juga menjadi alat untuk mengkaji haluaran urine per
jam pada klien yang hemodinamiknya tidak stabil.
2. Kateter menetap atau Foley tetap ditempat untuk periode waktu yang lebih lama sampai klien
mampu berkemih dengan tuntas dan spontan atau selama pengukuran akurat per jam
dibutuhkan. Kateter foley menetap memiliki balon kecil yang dapat digembungkan, yang
melingkari kateter tepat dibawah ujung kateter. Apabila digembungkan, balon bertahan
dipintu masuk kandung kemih untuk menahan selang kateter tetap di tempatnya. Kateter
menetap untuk retensi memiliki dua atau tiga lumen di dalam badan kateter. Satu lumen
mengeluarkan urine melalai kateter ke kantung pengumpul. Lumen kedua membawa air steril
ke dan dari dalam balon saat lumen digembungkan atau dikempeskan. Lumen ketiga dapat
digunakan untuk memasukan cairan atau obat-obatan kedalam kandung kemih. Menentukan
jumlah lumen adalah dengan menghitung jumlah drainase dan tempat injeksi pada ujung
kateter.
3. Kateter coude digunakan pada klien pria, yang mungkin mengalami pembesaran prostat,
yang mengobstruksi sebagian ureter. Kateter ini lebih kaku dan lebih midah terkontrol
daripada kateter yang ujungnya lurus.
PEMASANGAN KATETER
1. Pengertian :
Memasukan selang karet atau plastic ke dalam vesika urinaria (kandung kemih) melalui
uretra
2. Tujuan :
1. Menghilangkan distensi kandung kemih
2. Sebagai penatalaksanaan kandung kemih yang inkompeten
3. Mendapatkan spesimen urine steril
4. Mengkaji jumlah residu urine, jika kandung kemih tidak mampu sepenuhnya dikosongkan
3. Indikasi :
1. Diagnostik (secepatnya dilepas)
a. Mengambil sample urin untuk kultur urin
b. Mengukur residu urine
c. Memasukan bahan kontras untuk pemeriksaan radiology
d. Urodinamik
e. Monitor produksi urine atau balance cairan.
2. Terapi (dilepas setelah tujuan dicapai)
a. Retensi urine
b. Self interniten kateterisasi (CIC)
c. Memasukan obat-obatan
d. Viversi urine
e. Sebagai splin
4. Persiapan
Alat :
Tray kateterisasi steril
Sarung tangan steril
Sarung tangan bersih
Duk steril, satu fenestrated
Pelumas
Larutan pembersih antiseptic
Bola kapas
Forsep
Kateter straight atau inwelling
Spuit yang sudah terisi dengan larutan untuk menggembungkan balon pada kateter inwelling
Wadah atau basin (biasanya bagian dasar dari tray)
Wadah specimen
Lampu senter
Selang drainase sterildan kantung pengumpul
Plester, gelang karet, dan peniti
Selimut mandi
Bantalan tahan air
Kantung sampah
Basin dengan air hangat dan sabun
Handuk mandi
Pasien :
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
7. Privasi klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama
berkomunikasi dan melakukan tindakan
9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)
Lingkungan :
5. Prosedur :
Pemasangan kateter menetap atau kateter lurus
Langkah Rasional
1. Kaji status klien :
Dapat mengindikasikan derajat
a. Waktu terakhir kali berkemih kepenuhan kandung kemih
e. Kondisi patologis yang dapat merusak Obstruksi mencegah jalan masuk kateter
jalan masuk kateter (mis. Pembesaran melalui uretra ke dalam kandung kemih.
prostat)
g. Meninjau ulang program dokter untuk Kateterisasi memerlukan resep dokter.
kateterisasi Dokter dapat memprogramkan
kateterisasi setelah pembedahan atau
setelah melahirkan jika klien belum
berkemih selama 8 jam. Kateterisasi juga
dapat diprogramkan untuk penampungan
specimen atau memonitor klien yang
sedang kritis secara akurat
4. Atur supaya ada perawat tambahan untuk Mungkin diperlukan untuk membantu
membantu, jika perlu memposisikan klien yang dependen.
Meningkatkan penggunaan mekanika
tubuh yang benar dan aman
7. Posisi perawat menghadap klien, berdiri Keberhasilan insersi kateter dapat
di sebelah kiri tempat tidur, jika anda akan dicapai, jika posisi perawat nyaman dan
menggunakan tangan kanan (berdiri di semua peralatan mudah dijangkau
sebelah kanan tempat tidur jika anda akan
menggunakan tangan kiri). Bersihkan
meja di sisi tempat tidur dan atur peralatan
8. Naikkan sisi pengaman tempat tidur pada Meningkatkan keamanan klien
sisi yang berlawanan dengan tempat anda
berdiri
9. Tutup gorden atau bilik ruangan Memberikan privasi dan meningkatkan
relaksasi
10. Letakkan alas kedap air di bawah klien Mencegah mengotori seprei tempat tidur
a. Wanita
Bantu untuk mengambil posisi dorsal Memungkinkan untuk melihat struktur
rekumben (telentang dengan lutut perineum dengan baik. Ubah posisi jika
ditekuk). Minta klien untuk merelaksasi klien tidak dapat mengabduksi tungkai
paha sehingga paha dapat dirotasi ke arah pada sendi pinggul. Posisi ini juga dapat
luar (tungkai dapat ditopang dengan lebih nyaman untuk klien. Sanggah klien
bantal)., atau posisikan klien dalam posisi dengan bantal jika perlu, untuk
berbaring miring (sim) dengan menekuk mempertahankan posisi.
lututnya, apabila klien tidak mampu
mengambil posisi telentang
b. Pria
Bantu untuk mengambil posisi dengan
paha sedikit diabduksi
Posisi telentang mencegah ketegangan
otot abdomen dan panggul.
14. Lepas dan buang sarung tangan yang Mencegah penularan mikroorganisme
telah dipakai. Cuci tangan
15. Posisikan lampu untuk menyinari daerah Memungkinkan identifikasi yang akurat
perineum. (apabila menggunakan senter, dan terlihatnya meatus uretra dengan
minta seorang asisten untuk baik
memegangnya)
16. Buka peralatan kateterisasi dan kateter Mencegah transfer mikroorganisme dari
(apabila dikemas terpisah) sesuai dengan permukaan tempat kerja ke peralatan
petunjuk penggunaannya steril
18. Atur suplai di atas daerah yang steril. Mempertahankan asepsis bedah dan
Buka bagian dalam kemasan steril yang mengatur daerah tempat kerja. Semua
berisi kateter. Tuangkan larutan antiseptic aktivitas yang membutuhkan
steril ke dalam wadah yang berisi bola penggunaan kedua tangan anda harus
kapas steril. Buka paket yang berisi diselesaikan, sebelum membersihkan
lubrikan. Pindahkan wadah specimen meatus uretra.
(penutup harus dipasang longgar di
atasnya) dan spuit yang sudah terlebih
dahulu diisi, dari kompartemen
pengumpul pada troli ke lapangan yang
steril.
19. Sebelum menginsersi kateter menetap, tes Memeriksa integritas balon. Balon yang
balon dengan menginjeksi cairan dari bocor atau tidak menggembung dengan
spuit yang telah berisi cairan, ke dalam tepat tidak boleh digunakan.
katup balon. Balon harus menggembung
maksimal tanpa bocor. Tarik kembali
cairan dan tinggalkan spuit di pintu masuk
kateter, jika memungkinkan.
27. Biarkan kandung kemih benar-benar Urine yang tertahan dapat menjadi
kosong (kecuali kebijakan lembaga reservoir pertumbuhan mikrooganisme.
membatasi volume maksimal urine yang (pengosongan volume dengan cepat dan
keluar pada setiap kateterisasi) dalam jumlah yang besar dapat
menyebabkan pembuluh darah
membesar serta menimbulkan syok
hipovolemik)
28. Lepaskan kateter intermitten sekali pakai. Meminimalkan rasa tidak nyaman klien
Tarik kateter dengan perlahan dan lembut
sampai terlepas
29. Gembungkan balon kateter menetap :
1. Saat memegang kateter di meatus Kateter harus ditahan pada saat spuit
urinarius dengan tangan yang tidak dimanipulasi
dominan, pegang pangkal kateter, letakan
diantara 2 jari
2. Dengan menggunakan tangan yang Pintu masuk injeksi terhubung dengan
dominan, pasang spuit (jika belum lumen yang menuju ke balon
terpasang) ke tempat injeksi pada pangkal
kateter.
3. Injeksi sejumlah total larutan secara Balon di dalam kandung kemih
perlahan. Apabila klien mengeluh nyeri digembungkan. Apabila posisi balon di
yang tiba-tiba, aspirasi larutan dan dalam uretra tidak tepat, nyeri terjadi
masukkan kateter lebih jauh. Jangan selama proses penggembungan.
menginjeksikan cairan melebihi ukuran
balon.
4. Setelah menggembungkan balon sampai Penggembungan balon menahan ujung
maksimal, lepaskan kateter dari tangan kateter di tempatnya, di atas pintu masuk
yang tidak dominan dan tarik dengan kandung kemih untuk mencegah kateter
perlahan untuk merasakan adanya terlepas. Menarik kateter dengan
tahanan. Kemudian masukkan kateter perlahan memastikan selang terpasang
sedikit lagi ke dalam kandung kemih. dan tertahan dengan benar. Memasukkan
Lepaskan spuit. kateter lebih jauh, meminimalkan
tekanan pada leher kandung kemih
30. Sambungkan pangkal kateter ke selang System tertutup untuk drainase urine
panampung dan kantung drainase, kecuali dibuat. Posisi kantung drainase yang
sudah disambungkan. Tempatkan kantung menggantung meningkatkan aliran urine
pada posisi terantung. Jangan letakkan menjauhi kandung kemih. Kantung yang
kantung di kerangka pengaman tempat ditempatkan pada pengaman tempat
tidur tidur, ketinggiannya dapat berada di atas
ketinggian kandung kemih, pada saat
pengaman tersebut dinaikan.
IRIGASI KATETER
1. Pengertian :
Pencucian kateter urine untuk mempertahankan kepatenan kateter urine menetap dengan
larutan steril yang diprogramkan oleh dokter. Karena darah, pus, atau sedimen dapat
terkumpul di dalam selang dan menyebabkan distensi kandung kemih serta menyebabkan
urine tetap berada di tempatnya
memasukan larutan kedalam kandung kemih untuk membersihkan atau memasukan obat.
tujuan : memberikan larutan kedalam kandung kemih; membersihkan atau memasukan obat
kedalam kandung kemih. kebijakan : dilakukan pada pasien
2. Tujuan :
1. Untuk mempertahankan kepatenan kateter urine
2. Mencegah terjadinya distensi kandung kemih karena adanya penyumbatan kateter urine,
misalnya oleh darah dan pus
3. Untuk membersihkan kandung kemih
4. Untuk mengobati infeksi lokal
3. Persiapan :
Alat :
Latutan irigasi steril (sesuai yang diresepkan dokter)
Selang irigasi (dengan atau tanpa konektor- Y)
Pole IV
Kapas antiseptic
Wadah metric
Konektor Y
Selimut mandi (tidak harus)
Sarung tangan
BLADER TRAINING
1. Pengertian :
Suatu latihan yang digunakan dalam rangka melatih otot-otot kandung kemih.
2. Tujuan :
Mengembalikan pola kebiasaan berkemih
3. Hal yang perlu disiapkan :
a. Tentukan pola waktu biasanya klien berkemih sendiri. Bila tidak dapat dibuat pola berkemih,
rencanakan waktu ke toilet, misalnya 1-2 jam sekali
b. Usahakan agar intake cairan sekitar 2-3 liter/hari
c. Posisi berkemih yang normal dan nyaman
4. Prosedur :
Langkah Rasional
1. Sesuai dengan pola berkemih yang telah
ditentukan, usahakan agar klien
mempertahankannya saat klien merasa ingin
berkemih baik urgen atau tidak. Kontraksi
atau relaksasi secara teratur akan
meningkatkan tonus otot bladder dan
meningkatkan control volunteer
2. Berikan cairan sekitar 30 menit sebelum Intake cairan ini untuk membantu proses
waktu BAK sesuai pola tersebut sebanyak ± produksi urine yang adekuat, sehingga
600-800 cc. merangsang reflex miksi
3. Lakukan program latihan untuk
meningkatkan tonus otot abdomen dan pelvis
melalui latihan kegel’s caranya :
a. Posisi klien duduk atau berdiri dengan kaki
diregangkan
b. Kontraksikan rectum, uretra, dan vagina
(pada wanita) kea rah atas dalam. Lalu tahan
selama 5 detik. Kontraksi seharusnya
dirasakan pada panggul
c. Ulangi latihan tersebut 5-6 kali pada tahap
awal dengan interval waktu. Setelah otot
semakin kuat tingkatkan jumlah latihan
sampai akhirnya dapat melakukan sampai
200 kali tiap hari
4. Cobakan klien untuk memulai dan
menghentikan aliran urine
linrin.blogspot.com/2009/12/irigasi-kandung-kemih.html
Diposkan oleh Ian zkate pakpahan di 12.10
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook