Anda di halaman 1dari 24

Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah yang

sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh (esensial). Oleh karena
itu, tubuh harus memperoleh vitamin dari makanan sehari-hari. Vitamin sangat berperan
dalam reaksi metabolisme dalam sel dan penting untuk melangsungkan pertumbuhan tubuh
yang normal serta untuk pemeliharaan kesehatan. Jadi, vitamin berperan
mengatur metabolisme, mengubah lemak dan kabohidrat menjadi energi, dan ikut mengatur
pembentukan tulang dan jaringan.

Pada umumnya vitamin sebagai koenzim atau sebagai bagian dari enzim. Sebagian


besar koenzim terdapat dalam bentuk apoenzim yaitu vitamin yang terikat dengan protein.
Hingga sekarang fungsi biokimia beberapa jenis vitamin belum diketahui dengan pasti.

Vitamin digolongkan menjadi 2 bagian yaitu vitamin yang larut air dan vitamin yang
larut lemak. Vitamin larut air diantaranya Vitamin B dan C sedangkan Vitamin
larut lemak diantaranya Vitamin A,D,E dan K. Setiap vitamin larut lemak A,D,E dan K
mempunyai peranan faali tertentu di dalam tubuh. Sebagian besar vitamin larut lemak
diabsorpsi bersama lipida lain. Absorpsi membutuhkan cairan empedu dan pancreas. Vitamin
larut lemak diangkut kehati melalui system limfe sebagai bagian dari lipoprotein, disimpan di
berbagai jaringan tubuh dan biasanya tidak dikeluarkan melalui urin.

A.   Pengertian vitamin

Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik


amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap
organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.

Kata ‘vitamin’ berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup"
dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen
(N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Istilah "vitamin" sebenarnya sudah
tidak tepat untuk dipakai tetapi akhirnya dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan
gizi. Telah diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N.
Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi
kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh
untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
B.    Sejarah Vitamin

Sebelum abad ke dua puluh, karbohidrat, lemak, protein, dan beberapa zat mineral
telah dianggap sebagai zat-zat makanan yang dibutuhkan untuk fungsi tubuh normal. Akan
tetapi berabad-abad sebelumnya, berbagai pengamatan menduga bahwa senyawa-senyawa
organik lainnya adalah esensial untuk menjaga kesehatan. Sebagai misal telah diketahui
selama 300 tahun, bahwa dengan makan buah-buahan dan sayur-sayuran segar ternyata
berguna untuk pencegahan atau pengobatan scorbut (sariawan). Juga telah diakui, bahwa
rakhitis dapat disembuhkan dengan minum minyak ikan. Pengamatan-pengamatan tersebut
menimbulkan dugaan, bahwa ada senyawa-senyawa zat makanan lain diperlukan untuk
menjaga kesehatan di samping karbohidrat, lemak atau protein.

Sejarah penemuan vitamin dimulai oleh Eijkman yang pertama kali


mengemukakan adanya zat yang bertindak sebagai faktor diet esensial dalam kasus penyakit
beri-beri. Pada tahun 1897  ia memberikan gambaran adanya suatu penyakit yang diderita
oleh anak ayam yang serupa dengan beri-beri pada manusia. Gejala penyakit tersebut terjadi
setelah binatang diberi makananyang terdiri atas`beras giling murni. Ternyata penyakit ini
dapat disembuhkan dengan memberikan makanan sisa gilingan beras yang berupa serbuk.
Hasil penemuan yang menyatakan bahwa dalam makanan ada faktor lain yang penting selain
kabohidrat, lemak dan protein sebagai energi, mendorong para ahli untuk meneliti lebih lanjut
tentang vitamin, sehingga diperoleh konsep tentang vitamin yang kita kenal sekarang. Pada
saat ini terdapat lebih dari 20 macam vitamin. Polish kemudian memberi nama faktor diet
esensial ini dengan vitamin. Selanjutnya hasil pekerjaan Warburg tentang koenzim (1932-
1935) dan kemudian penyelidikan R Kuhn dan P Kerrer menunjukkan adanya hubungan
antara struktur kimia vitamin dengan koenzim.

Vitamin dibagi ke dalam dua golongan. Golongan pertama oleh Kodicek (1971)
disebut prakoenzim (procoenzyme), dan bersifat larut dalam air, tidak disimpan oleh tubuh,
tidak  beracun, diekskresi dalam urine. Yang termasuk golongan ini adalah: tiamin,
riboflavin, asam nikotinat, piridoksin, asam kolat, biotin, asam pantotenat, vitamin B12
(disebut golongan vitamin B) dan vitamin C. Golongan kedua yang larut dalam lemak
disebutnya alosterin, dan dapatdisimpan dalam tubuh. Apabila vitamin ini terlalu banyak
dimakan, akan tersimpan dalam tubuh,dan memberikan gejala penyakit tertentu
(hipervitaminosis), yang juga membahayakan. Kekurangan vitamin mengakibatkan terjadinya
penyakit defisiensi, tetapi bisanya gejala penyakit akan hilang kembali apabila kecukupan
vitamin tersebut terpenuhi.

Tahun penemuan vitamin alami dan sumbernya :


Tahun Penemuan Vitamin Nama Biokimia Ditemukan Di
1909 Vitamin A Retinol Wortel
1912 Vitamin B1 Tiamin Susu
1912 Vitamin C Asam askorbat Jeruk sitrun
1918 Vitamin D Kalsiferol Keju
1920 Vitamin B2 Riboflavin Telur
1922 Vitamin E Tokoferol Minyak mata bulir gandum,
1926 Vitamin B12 Sianokobalamin Telur
1929 Vitamin K Filokuinona Kuning telur
1931 Vitamin B5 Asam pantotenat Susu
1931 Vitamin B7 Biotin Hati
1934 Vitamin B6 Piridoksin Kacang
1936 Vitamin B3 Niasin Ragi
1941 Vitamin B9 Asam folat Hati

C.   Metabolisme Vitamin

   Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup,
mulai makhluk hidup bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur,
tumbuhan, hewan; sampai makhluk yang susunan tubuhnya kompleks seperti manuasia. Di
dalam proses ini, makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia dari
sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.

Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian


(katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup. Semua reaksi metabolisme dikatalis
oleh enzim. Hal lain yang penting dalam metabolisme adalah peranannya dalam
penawaracunan atau detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun
menjadi senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh.

Vitamin yang larut lemak atau minyak, jika berlebihan tidak dikeluarkan oleh, tubuh,
melainkan akan disimpan. Sebaliknya, vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B
kompleks dan C, tidak disimpan, melainkan akan dikeluarkan oleh sistem pembuangan tubuh.
Akibatnya, selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut setiap hari. Vitamin yang alami bisa
didapat dari sayur, buah dan produk hewani. Seringkali vitamin yang terkandung dalam
makanan atau minuman tidak berada dalam keadaan bebas, melainkan terikat, baik secara
fisik maupun kimia. Proses pencernaan makanan, baik di dalam lambung maupun usus halus
akan membantu melepaskan vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh usus. Vitamin larut
lemak diserap di dalam usus bersama dengan lemak atau minyak yang dikonsumsi.

Vitamin diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang berbeda. Terdapat
perbedaan prinsip proses penyerapan antara vitamin larut lemak dengan vitamin larut air.
Vitamin larut lemak akan diserap secara difusi pasif dan kemudian di dalam dinding usus
digabungkan dengan kilomikron (lipoprotein) yang kemudian diserap sistem limfatik, baru
kemudian bergabung dengan saluran darah untuk ditransportasikan ke hati. Sedangkan
vitamin larut air langsung diserap melalui saluran darah dan ditransportasikan ke hati. Proses
dan mekanisme penyerapan vitamin dalam usus halus diperlihatkan pada tabel berikut:

Jenis Vitamin Mekanisme Penyerapan


Vitamin A, D, E, K dan beta-karoten Dari micelle, secara difusi pasif, digabungkan
dengan kilomikron, diserap melalui saluran limfatik.
Vitamin C Difusi pasif (lambat) atau menggunakan Na+ (cepat)
Vitamin B1 (Tiamin) Difusi pasif (apabila jumlahnya dalam lumen usus
sedikit), dengan bantuan Na+ (bila jumlahnya dalam
lumen usus banyak).
Vitamin B2 (Riboflavin) Difusi pasif
Niasin Difusi pasif (menggunakan Na+)
Vitamin B6 (Piridoksin) Difusi pasif
Folasin (Asam Folat) Menggunakan Na+
Vitamin B12 Menggunakan bantuan faktor intrinsik (IF) dari
lambung.
Sumber : Muchtadi, 2009

D.   Klasifikasi Vitamin

Berdasarkan kelarutannya, vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin yang
larut dalam air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan yang larut dalam lemak
(vitamin A, D, E, dan K). Oleh karena sifat kelarutannya tersebut, vitamin yang larut dalam
air tidak dapat disimpan dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat
disimpan dalam tubuh.

Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E dan K. Untuk beberapa hal,
vitamin ini berbeda dari vitamin yang larut dalam air. Vitamin ini terdapat dalam lemak dan
bagian berminyak dari makanan. Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam
jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati. Vitamin ini hanya dicerna oleh empedu karena
tidak larut dalam air. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh
saat dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari saja di dalam
tubuh, sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh
(Anonim, 2011).

Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air hanya
dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran
makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke
dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin
ini akan segera dibuang tubuh bersama urin.  Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan
asupan vitamin larut air secara terus-menerus.

1.    Vitamin Larut Dalam Lemak

Setiap vitamin larut lemak A, D, E, dan K mempunyai peranan faali tertentu dalam
tubuh. Sebagian vitamin lipida larut lemak diabsorsi bersama lipida lain. Absorsi
membutuhkan cairan empedu dan pankreas. Vitamin larut lemak diangkut ke hati melalui
sistem limfe sebagai bagian dari lipoprotein, disimpan di berbagai jaringan tubuh dan
biasanya tidak dikeluarkan melalui urin.
Vitamin yang larut dalam lemak memiliki sifat-sifat umum, antara lain :
  ü  Tidak terdapat di semua jaringan
  ü  Terdiri dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen
  ü  Memiliki bentuk prekusor atau provitamin
  ü  Menyusun struktur jaringan tubuh
  ü  Diserap bersama lemak
  ü  Disimpan bersama lemak dalam tubuh
  ü  Diekskresi melalui feses
  ü  Kurang stabil jika dibandingkan vitamin B, dapat dipengaruhi oleh cahaya, oksidasi dsb.

a)   Vitamin A (retinol)

Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas, vitamin
A merupakan nama genetik yang menyatakan semua retinol dan prekursor atau provitamin A
atau karotenoid yang mempunyai aktivitas bilogik sebagai retinol. Vitamin A esensial untuk
pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup. Disamping itu kekurangan vitamin A
meningkatkan resiko anak terhadap penyakit infeksi seperti penyakit saluran pernafasan dan
diare, meningkatkan angka kematian karena campak, serta menyebabkan keterlambatan
pertumbuhan.

Vitamin A dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk eter esensial retinil,
bersama karotenoid bersama lipida lain dalam lambung. Dalam sel-sel mukosa usus halus,
ester retinil dihiddrolisis oleh enzim-enzim pankreas esterase menjadi retinol yang lebih
efesien diabsorsi daripada ester retinil. Sebagian karetonoid, terutama beta karoten di dalam
sitoplasma sel mukosa usus halus dipecah menjadi retinol.

Dalam usus halus retinol bereaksi dengan asam lemak dan membentuk ester dan
dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel-sel vili dinding usus halus untuk kemudian
diangkut oleh kilomikron melalui sistem limfe ke dalam aliran darah menuju hati. Hati
merupakan tempat penyimpanan terbesar vitamin A dalam tubuh.

Bila tubuh memerlukan, vitamin A dimobilasi dari hati dalam bentuk retinol yang
diangkut oleh Retinol Binding-Protein (RBD) yang disentesis oleh hati. Pengambilan retinol
oleh berbagai sel tubuh bergantung pada resepton permukaan membran yang spesifik oleh
RBP. Retinol kemudian diangkut melalui membran sel untuk kemudian diikatkan pada
Celluler Retinol Binding-Protein (CRBD) dan RBP kemudian dilepaskan. Di dalam sel mata
retinol berfungsi sebagai retinal dan dalam sel epitel sebagai asam retinoat.

b)   Vitamin D (colecalciferol)

Vitamin D adalah nama generik dari dau molekul, yaitu ergokalsiferol (vitamin D 2)
dan kolekalsiferol (vitamin D3). Vitamin D mencegahdan menyembuhkan riketsia, yaitu
dimana penyaklit penyakit tulang tidak mampu melakukan klasifikasi. Vitamin D dapat
dibentuk tubuh dengan bantuan sinar matahari. Bila tubuh cukup mendapat matahari
konsumsi makanan tidak dibutuhkan. Karena dapat disintesis dalam tubuh, vitamin D dapat
dikatakan bukan vitamin, tapi suatu prohormon. Bila tubuh tidak tidak cukup mendapat sinar
matahari, vitamin perlu dipenuhi melalui makanan.

Vitamin D diabsorsi dalam usus halus bersama lipida dengan bantuan cairan empedu.
Vitamin D dari bagian atas usus halus diangkut oleh D-plasma binding protein (DBP) ke
tempat-tempat penyimpanan di hati, kulit, otak, tulang, dan jaringan lain. Absorsi vitamin D
dan pada orang tua kurang efesien bila kandungan kalsium makanan rendah.
Kemungkinan hal ini disebabkan oleh gangguan ginjal dalam metabolisme vitamin D.
Vitamin D3 (kolekalsiferof) dibentuk didalam kulit sinar ultraviolet dari 7-
dehidrokolesterol. Vitamin D3 didalam hati diubah menjadi bentuk aktif 25-hidroksi
kolikasiferol {25(OH)D3} yang lima kali lebih aktif dari pada vitamin D3. Bentuk
{25(OH)D3} adalah bentuk vitamin D yang banyak di dalam  darah dan banyaknya
bergantung konsumsi dan penyingkapan tubuh terhadap matahari. Bentuk paling aktif adalah
kolsitriol  atau 1,25-dihidroksi kolekalsiferol {1,25(OH)2D3} yang 10 kali  lebih aktif dari
vitamin D3. Bentuk aktif ini dibuat oleh gnjal. Kalsitriol pada usus halus meningkatkan
absorpsi kalsium dan fosfor dan pada tulang meningkatkan mobilisasinya.

Sintesis kalsitriol diatur oleh taraf kalsium dan fosfor didalam serum. Hormon
paratiroid (PTH) yang dikeluarkan bila kalsium dalam serum rendah, tampaknya merupakan
perantara yang merangsang produksi {1,25(OH)2D3} oleh ginjal. Jadi tarf konsumsi kalsium
yang rendah tercermin dalam taraf  kalsium serum yang rendah. Hal ini akan mempengaruhi
sekresi PTH dan peningkatan sintesis kalsitriol oleh gnjal. Taraf fosfat dari makanan
mempunyai pengaruh yang sama, tetapi tidak membutuhkan PTH.

c)    Vitamin E (tokoferol)

Pada tahun 1922, diketemukan suatu zat larut lemak yang dapat menegah keguguran
dan sterilitas pada tikus. Vitsmin E kemudian pada tahun 1936 dapat diisolasi dari minyak
gndum dan dinamakan tokoferol. Semarang dikenal beberapa bentuk tokoferol dan vitamin E
biasa digunakan untuk menyatakan setiap campuran tokoferol yang aktif secara biologik.

Fungsi vitamin E :


ü  Sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan larut dalam hidrogen dari gugus hidroksil.
ü  Melindungi asam lemak jenuh ganda komponen membran sel lain dari oksidasi radikal bebas

Sebanyak 20-80 % tokoferol diabsorbsi di bagian atas usus halus dalam bentuk misel.
Absorsi tokoferol dibantu trigliserida rantai sedang dan dihambat asam lemak rantai panjang
tidak jenuh ganda. Transprortasi dari mukosa usus halus kedalam sistem limfe dilakukan oleh
kilomikron untuk dibawa ke hati. Dari hati bentuk alfa-tokofeol diangkut oleh very low-
density lipoprotein/VLDL masuk kedalam plasma, sedangkan sebagian besar gama-tokoferol
dikeluarkan melalui empedu. Tokoferol di dalam plasma kemudian diterima oleh reseptor sel-
sel perifer low-density lipoprotein/LDL dan masuk ke membran sel. Tokoferol menumpuk di
bagian-bagian sel dimana produksi radikal bebas paling banyak terbentuk, yaitu di
mitokondria dan retikulum endoplasma.
d)   Vitamin K (fitomenadion)

Vitamin K ialah 2-methyl, 1,4-naphthoquinone. Sekarang terdapat sejumlah derivat


yang semuanya mempunyai bioaktivitas vitamin K. Bentuk induk dari vitamin K disebut
Menadion oleh IUPAC dan Menaquion oleh IUNS. Vitamin K cukup tahan terhadap
panastetapi tidak tahan terhadap alcali dan cahaya.

Vitamin K tidak dapat disintesa oleh tubuh, tetapi suplai vitamin K bagi tubuh berasal
dari bahan makanan dan dari sintesa oleh mikroflora usus yang menghasilkan
menaquinone. Untuk penyerapan vitamin K diperlukan garam empedu dan lemak didalam
hidangan. Garam empedu dan lemak dicerna membentuk misel (misell) yang berfungsi
sebagai transport carrier bagi vitamin K tersebut.

2.    Vitamin Larut Dalam Air

      Vitamin yang larut dalam air memiliki sifat-sifat umum, antara lain :
  ü  Tidak hanya tersusun atas unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen
  ü  Tidak memiliki provitamin
  ü  Terdapat di semua jaringan
  ü  Sebagai prekusor enzim-enzim
  ü  Diserap dengan proses difusi biasa
  ü  Tidak disimpan secara khusus dalam tubuh
  ü  Diekskresi melalui urin
  ü  Relatif lebih stabil, namun pada temperatur berlebihan menimbulkan kelabilan.

a)   Vitamin C (asam askorbat)

Vitamin C adalah cristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan kering
vitamin C cukup stabil tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena
bersentuhan dengan udara terutama bila terkena panas.

Vitamin C mudah diabsorsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian
atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata absorsi adalah
90% untuk konsumsi diantara 20 dan 129 mg sehari. Konsumsi tinggi sampai 12 gram pada
absorsi sebanyak 16% . Vitamin C kemudian dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi
adalah dalam jeringan adrenal, pituitari, dan retina.

b)   Vitamin B1 (Tiamin)
      Vitamin B1 merupakan anggota pertama dari suatu kelompok vitamin-vitamin yang
disebut B-kompleks. Vitamin B1 larut dalam air, tidak larut dalam minyak dan dalam zat-zat
pelarut lemak, stabil terhadap pemanasan pH asam, tetapi terurai pada suasana biasa atau
netral.

Tiamin mudah larut dalam air, sehingga di dalam usus halus mudah diserap kedalam
mukosa. Didalam sel epitel mukosa usus thiamin difosforilasikan dengan pertolongan ATP
dan sebagai TPP dialirkan oleh vena portae ke hati. Thiamin dieskresikan di dalam urine pada
keadaan normal, eskresi ini paralel terhadap tingkat konsumsi, tetapi pada kondisi defisien
hubungan paralel ini tidak lagi berlaku.

c)    Vitamin B2 (Riboflavin)

Vitamin ini tidak larut dalam minyak atau zat-zat pelarut lemak, stabil dalam
pemanasan dalam larutan asam mineral dan tahan terhadap pengaruh oksidasi, tetapi sensitif
terhadap larutan alkali, dimana ia terurai irreversibel oleh sinar ultraviolet maupun oleh
cahaya biasa. Vitamin ini diketemukan sebagai pigmen kuning kehijauan yang bersifat
fluoresen (mengeluarkan cahaya) dalam susu. Dalam bentuk murni adalah kristal kuning,
larut air, tahan panas, oksidasi dan asam tetapi tidak tahan dengan alkali dan cahaya terutama
sinar ultraviolet.

Riboflavin bebas terdapat di dalam bahan makanan dan larut di dalam air sehingga
mudah diserap dari rongga usus ke dalam mukosa. Didalam sel epithel mukosa usus,
riboflavin bebas mengalami fosforilasi dengan pertolongan ATP dan sebagai FMN (Flavin
Mononukleotida) dialirkan melalui vena portale ke hati.

d)   Vitamin B3 (Niasin)

Vitamin ini berperan penting dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan


energi, metabolisme lemak, dan protein. Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki peranan besar
dalam menjaga kadar gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo.
Berbagai jenis senyawa racun dapat dinetralisir dengan bantuan vitamin ini. Vitamin B3
termasuk salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi,
hati, ginjal, daging unggas, dan ikan. Akan tetapi, terdapat beberapa sumber pangan lainnya
yang juga mengandung vitamin ini dalam kadar tinggi, antara lain gandum dan kentang
manis. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan tubuh mengalami kekejangan, keram
otot, gangguan sistem pencernaan, muntah-muntah, dan mual.
e)   Vitamin B5 (asam pantotenat)

Vitamin B5 (asam pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi enzimatik di dalam tubuh.
Hal ini menyebabkan vitamin B5 berperan besar dalam berbagai jenis metabolisme, seperti
dalam reaksi pemecahan nutrisi makanan, terutama lemak. Peranan lain vitamin ini adalah
menjaga komunikasi yang baik antara sistem saraf pusat dan otak dan memproduksi
senyawa asam lemak, sterol, neurotransmiter, dan hormon tubuh. Vitamin B5 dapat
ditemukan dalam berbagai jenis variasi makanan hewani, mulai dari daging, susu, ginjal, dan
hati hingga makanan nabati, seperti sayuran hijau dan kacang hijau. Seperti halnya vitamin
B1 dan B2, defisiensi vitamin B5 dapat menyebabkan kulit pecah-pecah dan bersisik. Selain
itu, gangguan lain yang akan diderita adalah keram otot serta kesulitan untuk tidur.

f)    Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)

Vitamin B6 merupakan vitamin yang esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini
berperan sebagai salah satu senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan
energi melalui jalur sintesis asam lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid. Selain itu,
vitamin ini juga berperan dalam metabolisme nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai
mekanisme pertahanan tubuh terhadap antigen atau senyawa asing yang berbahaya bagi
tubuh. Vitamin ini merupakan salah satu jenis vitamin yang mudah didapatkan karena vitamin
ini banyak terdapat di beras, jagung, kacang-kacangan, hati, ikan, daging  dan sayuran.
Vitamin ini merupakan bagian dari gugusan prostetik dari enxim dekarboksilase dan
transaminase tertentu. Piridoksin hidroklorida adalah bentuk sintetik yang digunakan sebagai
obat.

Fungsi vitamin B6 :


  ü  Sebagai koenzim terutama dalam transaminasi
  ü  Dekarboksilasi
  ü  Reaksi lain yang berkaitan dengan metabolisme protein
  ü  PLP mengatur sintesis pengantar syaraf asam gama-amino butirat (gamma-amino-
butiric acid/GABA).

Kekurangan vitamin B6 menimbulkan gejala-gejala yang berkaitan dengan gangguan


metabolisme protein, seperti lemah dan sukar tidur. Jika lebih lanjut mengakibatkan kejang,
anemia, penurunan pembentukan antibodi, peradangan lidah, serta luka pada bibir, sudut-
sudut mulut dan kulit dan dapat mengakibatkan kerusakan sistem syaraf. Sedangkan jika
kelebihan akan mengakibatkan kram.
g)   Vitamin B12 (Kobalamin)

Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan jenis vitamin yang hanya khusus


diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh karena itu, vegetarian sering
kali mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan vitamin ini. Vitamin  B12
merupakan satu-satunya vitamin yang belum sanggup dibuat secara sintetis total, tetapi selalu
diekstraksi dari media tempat tumbuh mikroba, sebagai hasil fermentasi. Struktur vitamin
B12 adalah yang sangat kompleks dari struktur semua vitamin yang diketahui sampai
sekarang.

Vitamin ini banyak berperan dalam metabolisme energi di dalam tubuh. Vitamin B12
juga termasuk dalam salah satu jenis vitamin yang berperan dalam pemeliharaan kesehatan
sel saraf, pembentukkan molekul DNA dan RNA, pembentukkan platelet darah. Telur, hati,
dan daging merupakan sumber makanan yang baik untuk memenuhi kebutuhan vitamin B12.

Anemia Persiosa adalah penyakit gangguan gizi yang dapat disembuhkan dengan
pemberian makanan yang mengandung 100-200 gram hati sapi. Bentuk utama vitamin ini
dalam makanan adalah 5-doeksiadenolsilkobalamin, metilkobalamin, dan hidroksobalamin.
Sianokobalamin adalah bentuk paling stabil dan karena itu diproduksi secara komersial dari
fermentasi bakteri.

Absorpsi vitamin B12 mempunyai mekanisme sangat rumit dan unik. Di dalam
sekresi gaster terdapat enzim transferase yang disebut Faktor Intrinsik (FI). Faktor Intrinsik
mengikat vitamin B12 yang membuat vitamin ini resistan terhadap serangan mikroba yang
menghuni rongga usus. Pada manusia, FI dihasilkan oleh sel-sel cardia ventriculi.

E.     Vitamin Sebagai Antioksidan

Semua jenis kehidupan di bumi memerlukan energi untuk dapat bertahan hidup.
Untuk menghasilkan energi ini, makhluk hidup memerlukan bantuan berbagai substansi,
salah satunya adalah oksigen. Oksigen terlibat secara langsung dalam metabolisme energi di
dalam tubuh. Sebagai produk sampingannya, oksigen dilepaskan dalam bentuk yang tidak
stabil. Molekul inilah yang dikenal dengan nama radikal bebas (free radicals). Oksigen yang
tidak stabil memiliki elektron bebas yang tidak berpasangan sehingga bersifat reaktif.
Kereaktifan oksigen ini sangat berbahaya bagi tubuh karena dapat mengoksidasi dan merusak
DNA, protein, karbohidrat, asam lemak, dan membran sel di dalam tubuh. Sumber radikal
bebas lainnya adalah asap rokok, polusi lingkungan, dan sinar ultraviolet.
Asap rokok, salah satu sumber radikal bebas yang dapat merusak jaringan tubuh,
terutama paru-paru.

Tubuh memiliki beberapa mekanisme pertahanan terhadap senyawa radikal bebas ini
untuk menetralkan efek negatifnya. Kebanyakan diantaranya adalah senyawa antioksidan
alami, seperti enzim superoksida dismutase, katalase, dan glutation peroksidase. Antioksidan
sendiri berarti senyawa yang dapat mencegah terjadinya peristiwa oksidasi atau reaksi kimia
lain yang melibatkan molekul oksigen (O2). Senyawa lain yang juga dapat berperan sebagai
antioksidan adalah glutation, CoQ10, dan gugus tiol pada protein, serta vitamin. Beberapa
jenis vitamin telah terbukti memiliki aktivitas antioksidan yang cukup tinggi. Contoh vitamin
yang banyak berperan sebagai senyawa antioksidan di dalam tubuh adalah vitamin C dan
vitamin E.

Vitamin E dapat membantu melindungi tubuh dari oksidasi senyawa radikal bebas.
Vitamin ini juga mampu bekerja dalam kondisi kadar senyawa radikal bebas yang tinggi
sehingga mampu dengan efisien dan efektif menekan reaksi perusakan jaringan di dalam
tubuh melalui proses oksidasi. Di samping vitamin E, terdapat satu jenis vitamin lagi yang
juga memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi, yaitu vitamin C. Vitamin ini berinteraksi
dengan senyawa radikal bebas di bagian cairan sel. Selain itu, vitamin C juga dapat
memulihkan kondisi tubuh akibat adanya reaksi oksidasi dari berbagai senyawa berbahaya.

Bila kadar radikal bebas di dalam tubuh menjadi sangat berlebih dan tidak lagi dapat
diantisipasi oleh senyawa antioksidan maka akan timbul berbagai penyakit kronis, seperti
kanker, arterosklerosis, penyakit jantung, katarak, alzhemeir, dan rematik. Bagi orang yang
memiliki sejarah penyakit kronis tersebut dalam garis keturunannya, dianjurkan untuk
mengkonsumsi banyak makanan yang mengandung vitamin C dan E sebagai sumber senyawa
antioksidan. Selain itu, suplemen makanan juga dapat turut membantu mengatasi masalah
tersebut.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Pengertian Vitamin
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa
organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme
setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.
Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup"
dan amina(amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom
nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui
bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi
enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang
dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk
dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
1.2    Penggolongan Vitamin
Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh
dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan
B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan
folat). Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi
vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif. Oleh karena itu,
tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal dari makanan yang kita
konsumsi. Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang
tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat
diperoleh melalui suplemen makanan.
1.3        Fungsi Vitamin Secara Umum
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan
manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami
suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika
kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu
karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini
dikenal dengan istilah avitaminosis. Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin A
maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak
boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh.
Fungsi Vitamin secara umum berhubungan  sangat erat  dengan fungsi enzim,
terutama vitamin –vitamin kelompok  B.
Suatu enzim terdiri atas komponen protein yang dihasilkan oleh sel disebut
“APOENZIM”Vitamin merupakan suatu senyawa yg telah lama dikenal oleh
peradaban manusia .sudah sejak ribuan tahun lalu manusia telah  mengenal vitamin
sebagai salah satu senyawa yang dapat memberikan efek kesehatan bagi tubuh.
Vitamin diperkirakan berperan sebagai katalisator dalam reaksi biokimia  tubuh.
Vitamin  dapat berperan secara bersama–sama dalam mengatur fungsi tubuh,
misalnya  memacu dan memelihara :
1.   Pertumbuhan,
2.   Reproduksi,
3.   Kesehatan dan kekuatan tubuh,
4.   Stabilitas sistem syaraf,
5.   Selera makan,
6.   Pencernaan,
7.   Penggunaan zat-zat makanan lainnya.
Selain itu vitamin berperan sebagai antioksidan, yakni zat untuk menghindari
terjadinya  radikal bebas (free radikal bebas).

  BAB II
PEMBAHASAN
 2.1    Berbagai Vitamin
Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar,
yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Hanya
terdapat 2 vitamin yang larut dalam air, yaitu B dan C, sedangkan vitamin lainnya,
yaitu vitamin A, D, E, dan K bersifat larut dalam lemak.Vitamin yang larut dalam
lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati.Vitamin ini
kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh saat dibutuhkan.
Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari saja di dalam tubuh,
sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh.
Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air
hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama
aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas
akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak
dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama urin. Oleh karena hal
inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara terus-menerus.
2.1.1  Vitamin A

Vitamin A, yang juga dikenal dengan nama retinol, merupakan vitamin yang
berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik, terutama di malam hari,
dan sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di retina. Selain itu, vitamin
ini juga berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh. Vitamin
ini bersifat mudah rusak oleh paparan panas, cahaya matahari, dan udara. Sumber
makanan yang banyak mengandung vitamin A, antara lain susu, ikan, sayur-sayuran
(terutama yang berwarna hijau dan kuning), dan juga buah-buahan (terutama yang
berwarna merah dan kuning, seperti cabai merah, wortel, pisang, dan pepaya).
Apabila terjadi defisiensi vitamin A, penderita akan mengalami rabun senja
dan katarak. Selain itu, penderita defisiensi vitamin A ini juga dapat mengalami
infeksi saluran pernafasan, menurunnya daya tahan tubuh, dan kondisi kulit yang
kurang sehat. Kelebihan asupan vitamin A dapat menyebabkan keracunan pada
tubuh. Penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain pusing-pusing, kerontokan
rambut, kulit kering bersisik, dan pingsan. Selain itu, bila sudah dalam kondisi akut,
kelebihan vitamin A di dalam tubuh juga dapat menyebabkan kerabunan,
terhambatnya pertumbuhan tubuh, pembengkakan hati, dan iritasi kulit.

Sayur-sayuran hijau dan kacang-kacangan sebagai sumber vitamin A dan vitamin B


yang tinggi.
2.1.2  Vitamin B
Secara umum, golongan vitamin B berperan penting dalam metabolisme di
dalam tubuh, terutama dalam hal pelepasan energi saat beraktivitas. Hal ini terkait
dengan peranannya di dalam tubuh, yaitu sebagai senyawa koenzim yang dapat
meningkatkan laju reaksi metabolisme tubuh terhadap berbagai jenis sumber energi.
Beberapa jenis vitamin yang tergolong dalam kelompok vitamin B ini juga berperan
dalam pembentukan sel darah merah (eritrosit). Sumber utama vitamin B berasal dari
susu, gandum, ikan, dan sayur-sayuran hijau.
2.1.3  Vitamin B1
Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama tiamin, merupakan salah satu
jenis vitamin yang memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan
membantu mengkonversi karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk
rutinitas sehari-hari. Di samping itu, vitamin B1 juga membantu proses metabolisme
protein dan lemak. Bila terjadi defisiensi vitamin B1, kulit akan mengalami berbagai
gangguan, seperti kulit kering dan bersisik. Tubuh juga dapat mengalami beri-beri,
gangguan saluran pencernaan, jantung, dan sistem saraf. Untuk mencegah hal
tersebut, kita perlu banyak mengkonsumsi banyak gandum, nasi, daging, susu, telur,
dan tanaman kacang-kacangan. Bahan makanan inilah yang telah terbukti banyak
mengandung vitamin B1.
2.1.4  Vitamin B2
Vitamin B2 (riboflavin) banyak berperan penting dalam metabolisme di tubuh
manusia. Di dalam tubuh, vitamin B2 berperan sebagai salah satu kompenen koenzim
flavin mononukleotida (flavin mononucleotide, FMN) dan flavin adenine dinukleotida
(adenine dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasi
energi bagi tubuh melalui proses respirasi. Vitamin ini juga berperan dalam
pembentukan molekul steroid, sel darah merah, dan glikogen, serta menyokong
pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit, rambut, dan kuku. Sumber vitamin
B2 banyak ditemukan pada sayur-sayuran segar, kacang kedelai, kuning telur, dan
susu. Defisiensinya dapat menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh, kulit kering
bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, dan sariawan.
2.1.5  Vitamin B3

Beri-beri, penyakit yang disebabkan oleh defisiensi vitamin B1


Vitamin B3 juga dikenal dengan istilah niasin. Vitamin ini berperan penting
dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan
protein. Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki peranan besar dalam menjaga kadar
gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo. Berbagai jenis
senyawa racun dapat dinetralisir dengan bantuan vitamin ini. Vitamin B3 termasuk
salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi,
hati, ginjal, daging unggas, dan ikan. Akan tetapi, terdapat beberapa sumber pangan
lainnya yang juga mengandung vitamin ini dalam kadar tinggi, antara lain gandum
dan kentang manis. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan tubuh mengalami
kekejangan, keram otot, gangguan sistem pencernaan, muntah-muntah, dan mual.
2.1.6  Vitamin B5
Vitamin B5 (asam pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi enzimatik di dalam
tubuh. Hal ini menyebabkan vitamin B5 berperan besar dalam berbagai jenis
metabolisme, seperti dalam reaksi pemecahan nutrisi makanan, terutama lemak.
Peranan lain vitamin ini adalah menjaga komunikasi yang baik antara sistem saraf
pusat dan otak dan memproduksi senyawa asam lemak, sterol, neurotransmiter, dan
hormon tubuh. Vitamin B5 dapat ditemukan dalam berbagai jenis variasi makanan
hewani, mulai dari daging, susu, ginjal, dan hati hingga makanan nabati, seperti
sayuran hijau dan kacang hijau. Seperti halnya vitamin B1 dan B2, defisiensi vitamin
B5 dapat menyebabkan kulit pecah-pecah dan bersisik. Selain itu, gangguan lain yang
akan diderita adalah keram otot serta kesulitan untuk tidur.
2.1.7  Vitamin B6
Vitamin B6, atau dikenal juga dengan istilah piridoksin, merupakan vitamin
yang esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah satu
senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur
sintesis asam lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid. Selain itu, vitamin ini juga
berperan dalam metabolisme nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai mekanisme
pertahanan tubuh terhadap antigen atau senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh.
Vitamin ini merupakan salah satu jenis vitamin yang mudah didapatkan karena
vitamin ini banyak terdapat di dalam beras, jagung, kacang-kacangan, daging, dan
ikan. Kekurangan vitamin dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kulit pecah-
pecah, keram otot, dan insomnia.
2.1.8  Vitamin B12
Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan jenis vitamin yang hanya
khusus diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh karena itu,
vegetarian sering kali mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan
vitamin ini. Vitamin ini banyak berperan dalam metabolisme energi di dalam tubuh.
Vitamin B12 juga termasuk dalam salah satu jenis vitamin yang berperan dalam
pemeliharaan kesehatan sel saraf, pembentukkan molekul DNA dan RNA,
pembentukkan platelet darah. Telur, hati, dan daging merupakan sumber makanan
yang baik untuk memenuhi kebutuhan vitamin B12. Kekurangan vitamin ini akan
menyebabkan anemia (kekurangan darah), mudah lelah lesu, dan iritasi kulit.
2.1.9  Vitamin C

Buah jeruk, terkenal atas kandungan vitamin C-nya yang tinggi.


Vitamin C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh
kita. Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen
yang merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan
penyokong lainnya. Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat
menangkal berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita. Terkait
dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas, vitamin C dapat membantu
menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko timbulnya berbagai penyakit
degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan. Selain itu, vitamin C berperan dalam
menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan di dalam tubuh, seperti otot.
Vitamin ini juga berperan dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan
memberikan perlindungan lebih dari infeksi mikroorganisme patogen. Melalui
mekanisme inilah vitamin C berperan dalam menjaga kebugaran tubuh dan membantu
mencegah berbagai jenis penyakit. Defisiensi vitamin C juga dapat menyebabkan gusi
berdarah dan nyeri pada persendian. Akumulasi vitamin C yang berlebihan di dalam
tubuh dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan saluran pencernaan, dan rusaknya sel
darah merah.
2.1.10  Vitamin D
Vitamin D juga merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan
pada makanan hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk olahannya, seperti
keju. Bagian tubuh yang paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang.
Vitamin D ini dapat membantu metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang. Sel kulit
akan segera memproduksi vitamin D saat terkena cahaya matahari (sinar ultraviolet).
Bila kadar vitamin D rendah maka tubuh akan mengalami pertumbuhan kaki yang
tidak normal, dimana betis kaki akan membentuk huruf O dan X. Di samping itu, gigi
akan mudah mengalami kerusakan dan otot pun akan mengalami kekejangan.
[1]
 Penyakit lainnya adalah osteomalasia, yaitu hilangnya unsur kalsium dan fosfor
secara berlebihan di dalam tulang. Penyakit ini biasanya ditemukan pada remaja,
sedangkan pada manula, penyakit yang dapat ditimbulkan adalah osteoporosis, yaitu
kerapuhan tulang akibatnya berkurangnya kepadatan tulang. Kelebihan vitamin D
dapat menyebabkan tubuh mengalami diare, berkurangnya berat badan, muntah-
muntah, dan dehidrasi berlebihan.
2.1.11  Vitamin E

  

Struktur molekul vitamin E


Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam
tubuh, mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin
ini juga dapat melindungi paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan ini
terkait dengan kerja vitamin E di dalam tubuh sebagai senyawa antioksidan alami.
Vitamin E banyak ditemukan pada ikan, ayam, kuning telur, ragi, dan minyak
tumbuh-tumbuhan. Walaupun hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit, kekurangan
vitamin E dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang fatal bagi tubuh, antara lain
kemandulan baik bagi pria maupun wanita. Selain itu, saraf dan otot akan mengalami
gangguan yang berkepanjangan.
2.1.12  Vitamin K
Vitamin K banyak berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah yang
baik dan penutupan luka. Defisiensi vitamin ini akan berakibat pada pendarahan di
dalam tubuh dan kesulitan pembekuan darah saat terjadi luka atau pendarahan. Selain
itu, vitamin K juga berperan sebagai kofaktor enzim untuk mengkatalis reaksi
karboksilasi asam amino asam glutamat. Oleh karena itu, kita perlu banyak
mengkonsumsi susu, kuning telur, dan sayuran segar yang merupakan sumber vitamin
K yang baik bagi pemenuhan kebutuhan di dalam tubuh.
2.2    Tahun Penemuan Vitamin
Tahun penemuan vitamin alami dan sumbernya
Tahun
Vitamin Nama biokimia Ditemukan di
penemuan
Vitamin
1909 Retinol Wortel
A
Vitamin
1912 Tiamin Susu
B1
1912 Vitamin C Asam askorbat Jeruk sitrun
Vitamin
1918 Kalsiferol Keju
D
1920 Vitamin Riboflavin Telur
B2
Minyak mata bulir
1922 Vitamin E Tokoferol
gandum,
Vitamin
1926 Sianokobalamin Telur
B12
Vitamin
1929 Filokuinona Kuning telur
K
Vitamin Asam
1931 Susu
B5 pantotenat
Vitamin
1931 Biotin Hati
B7
Vitamin
1934 Piridoksin Kacang
B6
Vitamin
1936 Niasin Ragi
B3
Vitamin
1941 Asam folat Hati
B9
2.3    Senyawa Serupa Vitamin
Sel darah merah, terbentuk sempurna oleh kontribusi vitamin B, C, dan E,
serta asam para-aminobenzoat
Selain vitamin, tubuh juga memproduksi senyawa lain yang juga berperan
dalam kelancaran metabolisme di dalam tubuh. Senyawa ini memiliki karakteristik
dan aktivitas yang mirip dengan vitamin sehingga seringkali disebut dengan istilah
senyawa serupa vitamin (vitamin like substances). Perbedaan utamanya dengan
vitamin adalah senyawa ini diproduksi tubuh dalam jumlah yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Beberapa senyawa ini pernah diklasifikasikan ke
dalam kelompok vitamin B kompleks karena kemiripan fungsi dan sumber
makanannya. Akan tetapi, secara umum peranan senyawa serupa vitamin ini tidaklah
sepenting vitamin.
Kolin (choline) merupakan salah satu senyawa yang termasuk dalam golongan
senyawa serupa vitamin. Senyawa ini dapat ditemukan di setiap sel mahluk hidup dan
berperan dalam pengaturan sistem saraf yang baik dan beberapa metabolisme sel.
Mioinositol (myoinositol) juga termasuk dalam golongan senyawa serupa vitamin
yang larut dalam air. Peranannya dalam tubuh secara spesifik belum diketahui.
Contoh lain dari senyawa serupa vitamin ini adalah asam para-aminobenzoat (4-
aminobenzoic acid, PABA) yang berperan sebagai senyawa antioksidan dan penyusun
sel darah merah. Karnitin (carnitine) merupakan senyawa lain yang berperan dalam
sistem transportasi asam lemak dan pembentukkan otot tubuh.
2.4    Vitamin sebagai antioksidan

Semua jenis kehidupan di bumi memerlukan energi untuk dapat bertahan


hidup. Untuk menghasilkan energi ini, makhluk hidup memerlukan bantuan berbagai
substansi, salah satunya adalah oksigen.Oksigen terlibat secara langsung dalam
metabolisme energi di dalam tubuh. Sebagai produk sampingannya, oksigen
dilepaskan dalam bentuk yang tidak stabil. Molekul inilah yang dikenal dengan nama
radikal bebas (free radicals). Oksigen yang tidak stabil memiliki elektron bebas yang
tidak berpasangan sehingga bersifat reaktif. Kereaktifan oksigen ini sangat berbahaya
bagi tubuh karena dapat mengoksidasi dan merusak DNA, protein, karbohidrat, asam
lemak, dan membran sel di dalam tubuh. Sumber radikal bebas lainnya adalah asap
rokok, polusi lingkungan, dan sinar ultraviolet.
Asap rokok, salah satu sumber radikal bebas yang dapat merusak jaringan
tubuh, terutama paru-paru.
Tubuh memiliki beberapa mekanisme pertahanan terhadap senyawa radikal
bebas ini untuk menetralkan efek negatifnya. Kebanyakan diantaranya adalah
senyawa antioksidan alami, seperti enzim superoksida dismutase, katalase, dan
glutation peroksidase. Antioksidan sendiri berarti senyawa yang dapat mencegah
terjadinya peristiwa oksidasi atau reaksi kimia lain yang melibatkan molekul oksigen
(O2). Senyawa lain yang juga dapat berperan sebagai antioksidan adalah glutation,
CoQ10, dan gugus tiol pada protein, serta vitamin. Beberapa jenis vitamin telah
terbukti memiliki aktivitas antioksidan yang cukup tinggi. Contoh vitamin yang
banyak berperan sebagai senyawa antioksidan di dalam tubuh adalah vitamin C dan
vitamin E.
Vitamin E dapat membantu melindungi tubuh dari oksidasi senyawa radikal
bebas. Vitamin ini juga mampu bekerja dalam kondisi kadar senyawa radikal bebas
yang tinggi sehingga mampu dengan efisien dan efektif menekan reaksi perusakan
jaringan di dalam tubuh melalui proses oksidasi. Di samping vitamin E, terdapat satu
jenis vitamin lagi yang juga memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi, yaitu vitamin
C. Vitamin ini berinteraksi dengan senyawa radikal bebas di bagian cairan sel. Selain
itu, vitamin C juga dapat memulihkan kondisi tubuh akibat adanya reaksi oksidasi
dari berbagai senyawa berbahaya.
Bila kadar radikal bebas di dalam tubuh menjadi sangat berlebih dan tidak lagi
dapat diantisipasi oleh senyawa antioksidan maka akan timbul berbagai penyakit
kronis, seperti kanker, arterosklerosis, penyakit jantung, katarak, alzhemeir, dan
rematik. Bagi orang yang memiliki sejarah penyakit kronis tersebut dalam garis
keturunannya, dianjurkan untuk mengkonsumsi banyak makanan yang mengandung
vitamin C dan E sebagai sumber senyawa antioksidan. Selain itu, suplemen makanan
juga dapat turut membantu mengatasi masalah tersebut.
2.5        Vitamin dan Penuaan Tubuh

Struktur mitokondria, salah satu organel sel penghasil energi bagi tubuh
Penuaan tubuh merupakan hasil akumulasi dari berbagai kerusakan sel dan
jaringan yang tidak dapat diperbaiki. Pada keadaan normal, kerusakan pada sel dan
jaringan tubuh dapat diperbaiki melalui proses replikasi sel tubuh yang juga dikenal
dengan istilah mitosis. Akan tetapi, pada berbagai kasus sel yang rusak tidak lagi
dapat diperbaharui, melainkan terus terakumulasi. Hal inilah yang berpotensi
menyebabkan penuaan pada tubuh. Senyawa radikal bebas merupakan salah satu agen
yang berkontribusi besar dalam peristiwa ini.
Mitokondria merupakan salah satu organel sel yang paling rentan mengalami
kerusakan oleh senyawa oksigen reaktif (radikal bebas). Hal ini terkait dengan
banyaknya reaksi pelepasan oksigen bebas di dalam organel ini yang merupakan pusat
metabolisme energi tubuh. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa tingkat
kerusakan mitokondria ini berhubungan langsung dengan proses penuaan tubuh atau
panjangnya umur suatu makhluk hidup. Selain itu, kerusakan DNA akibat reaksi
oksidasi oleh radikal bebas juga turut berperan besar dalam peristiwa ini. Oleh karena
itu, tubuh memerlukan suatu senyawa untuk menekan efek perusakan oleh radikal
bebas.
Vitamin merupakan satu dari berbagai jenis senyawa yang dapat menghambat
reaksi perusakan tubuh oleh senyawa radikal bebas terkait dengan aktivitas
antioksidannya. Asupan vitamin antioksidan yang cukup akan membantu tubuh
mengurangi efek penuaan oleh radikal bebas, terutama oleh oksigen bebas yang
reaktif. Selain itu, vitamin juga berkontribusi dalam menyokong sistem imun yang
baik sehingga risiko terkena berbagai penyakit degeneratif dan penyakit lainnya dapat
ditekan, terutama pada manula. Jadi, secara tidak langsung, asupan vitamin yang
cukup dan seimbang dapat menciptakan kondisi tubuh yang sehat dan berumur
panjang.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1.      Masing-masing vitamin dibutuhkan tubuh dalam jumlah terttentu, bila terlalu
banyak di konsumsi akan menimbulkan gejala-gejala merugikan, keadaan demikian
disebut “HIPERVITAMINOSIS”.
2.      Sebaliknya bila tidak memenuhi kebutuhan akan timbul gejala merugikan
3.      Bila hanya kadar vitamin dalam darah saja yang turun tetapi belum menunjukkan
gejala klinis di sebut “HIPOVITAMINOSIS”, sedangkan jika sudah ada gejala klinis
disebut “AVITAMINOSIS”

Rabu, 13 Maret 2013


Hubungan Vitamin dan Metabolisme

Vitamin adalah zat organik (dibuat oleh tanaman atau hewan), mineral adalah
elemen anorganik yang berasal dari tanah dan air dan diserap oleh tanaman atau
dimakan oleh hewan. Tubuh membutuhkan jumlah yang lebih besar dari beberapa
mineral, seperti kalsium, untuk tumbuh dan tetap sehat. Mineral lain seperti kromium,
tembaga, yodium, besi, selenium, dan seng disebut trace mineral karena Anda hanya
perlu jumlah yang sangat kecil dari mereka setiap hari.
Mineral merupakan  nutrisi penting untuk pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit. Sebagian besar manusia yang sering sakit-sakitan, bisa jadi
karena kekurangan mineral, atau bahkan justru kelebihan. Hal ini disebabkan karena
kita belum mengetahui tentang pentingnya memiliki pengetahuan tentang masalah
ini.  

Dalam kehidupan sehari-hari, tubuh kita membutuhkan bahan makanan yang


mengandung vitamin dan mineral untuk menjaga tubuh agar tetap bertenaga dan
menambah semangat kerja. Pada umumnya, kita mengkonsumsi makanan berupa nasi,
jagung, gandum, sagu dan singkong sebagai makanan pokok, tergantung asal daerah
kita dan jenis makanan pokoknya. Selain makanan yang mengenyangkan, manusia
juga suka mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang notabenenya, di dalam
makanan tersebut mengandung banyak sekali vitamin dan mineral.

Dari sekian banyak makanan yang dikonsumsi,  sebagian besar dari kita tidak
tidak pernah berfikir, seperti apa perjalanan makanan yang masuk dalam tubuh. Apa
pengaruh makanan yang kita konsumsi terhadap proses metabolisme tidak pernah
terpikirkan, bahkan terbayangkan saja tidak. Tahunya, setelah makan buah dan
sayuran, tubuh menjadi bertenaga, stamina meningkat, tubuh bugar, bergairah dan
semangat menjalani hidup semakin meningkat.

Di dalam kehidupan bermasyarakat, sering kita dengar istilah vitamin. Banyak


juga masyarakat yang punya slogan “jika ingin sehat minum vitamin yang banyak”.
Di era kehidupan yang modern dan serba canggih ini, banyak ditawarkan aneka
makanan olahan dan minuman ringan yang mengandung vitamin dan mineral tertentu.
Alasannya, untuk menggantikan bahan makanan yang mengandung vitamin, dimana
bahan makanan tersebut sulit didapatkan dan sulit pengolahannya. Sehingga dibuatlah
makanan serta minuman bervitamin dan mineral yang siap saji. Selain itu, sebagian
besar masyarakat di daerah lain mulai kembali ke alam dengan mengkonsumsi
makanan-makanan organik.

Makanan organik yang dimaksud yaitu sayuran dan buah-buahan yang dihasilkan
dari kebun/ladang yang penanamannya terlepas dari obat-obatan/pupuk kimia.
Makanan-makanan organik yang dikonsumsi tersebut, ternyata berhubungan juga
dengan yang namanya vitamin dan mineral. Kebutuhan terhadap pola makan sehat
dan kesehatan badan menjadi tujuan/prioritas utama dalam mencari bahan makanan
yang baik dan sehat untuk konsumsi sehari-hari. Sedangkan bagi mereka yang bekerja
di perkantoran, dengan jam kerjanya yang tentunya lebih lama, butuh waktu lembur
dan menguras tenaga ekstra banyak, mereka gunakan sebagai alasan untuk
mengkonsumsi suplemen mineral dan vitamin hasil buatan pabrik.

Makanan dan minuman siap saji yang beredar di pasaran, kebanyakan


mengandung bahan-bahan berbahaya yang harus diwaspadai. Lepas dari itu semua,
ternyata vitamin memiliki banyak teka-teki. Selain dampak yang ditimbulkan akibat
kekurangan, juga mampu menimbulkan berbagai masalah jika terlalu kelebihan. Hal
ini tak lain adalah karena kita kurang memahami bagaimana seharusnya tubuh kita
mengkonsumsi vitamin dan mineral yang ideal dan benar.

Sebelum membahas lebih jauh mengenai vitamin, maka terlebih dahulu kita
harus tahu apa itu yang dimaksud vitamin. Vitamin yaitu zat organik yang dihasilkan
oleh tanaman maupun hewan, atau boleh kita katakan bahwa didalam sayur-sayuran
atau tanaman dan juga di dalam tubuh hewan, terdapat kandungan vitamin yang
penting bagi tubuh. Paling tidak, ada 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh
kita, supaya dapat tumbuh dan  berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain
vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin,
vitamin B6, vitamin B12, dan folat)

Penting sekali peranan vitamin dalam tubuh. Namun, tubuh kita hanya mampu
menghasilkan vitamin D dan K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif. Oleh
karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal dari makanan yang kita
konsumsi. Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang
tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat
diperoleh melalui suplemen makanan.

Pada proses metabolisme tubuh, vitamin memegang peran sangat vital, terlebih
yang tidak dihasilkan oleh tubuh. vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang
dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk
dapat bertumbuh dan berkembang secara normal. Setiap vitamin yang kita butuhkan
memiliki peran sepesifik dan bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh.

Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan
ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya
tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan
istilah avitaminosis.

Sebagai contoh bahwa dalam metabolisme tubuh, vitamin bekerja secara


spesifik dan memegang peranan penting adalah :
 Vitamin A
Vitamin A dalam metabolisme, selain berfungsi membentuk indra penglihatan
juga  berperan dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas terhadap tubuh. Jika
terjadi defisiensi, maka yang terjadi adalah mengalami rabun senja dan katarak. Selain
itu, kekuragan vitamin ini juga dapat menurunkan daya tahan tubuh, infeksi
pernafasan dan kondisi kulit kurang sehat. Tidak hanya itu, kelebihan vitamin A juga
dapat berdampak buruk pada tubuh, berupa keracunan. Beberapa dampak yang
ditimbulkan jika kelebihan yaitu, pusing-pusing, kulit kering bersisik, kerontokan
rambut dan mudah pingsan

 Vitamin B
Vitamin B berperan penting dalam metabolisme, terutama dalam pelepasan
energi saat kita beraktifitas. Sesuai fungsinya didalam tubuh saat metabolisme, yaitu
sebagai senyawa koenzim yang dapat meningkatkan laju reaksi metabolisme tubuh
terhadap berbagai jenis sumber energi

 Vitamin B1
Vitamin B1 berperan membantu proses metabolisme protein dan lemak. Bila
terjadi defisiensi vitamin B1, kulit akan mengalami berbagai gangguan, seperti kulit
kering dan bersisik.Tubuh juga dapat mengalami beri-beri, gangguan saluran
pencernaan, jantung, dan sistem saraf.

 Vitamin B2
Vitamin B2 banyak berperan didalam tubuh manusia, sebagai salah satu
kompenen koenzim flavin mononukleotida (flavin mononucleotide, FMN) dan flavin
adenine dinukleotida (adenine dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini berperan penting
dalam regenerasi energi bagi tubuh melalui proses respirasi. Vitamin ini juga berperan
dalam pembentukan molekul steroid, sel darah merah, dan glikogen, serta menyokong
pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit, rambut, dan kuku. Defisiensinya
dapat menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh, kulit kering bersisik, mulut
kering, bibir pecah-pecah, dan sariawan.

 Vitamin B3
Vitamin ini berperan penting dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan
energi, metabolisme lemak, dan protein. Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki
peranan besar dalam menjaga kadar gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan
migrain, dan vertigo. Berbagai jenis senyawa racun dapat dinetralisir dengan bantuan
vitamin ini. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan tubuh mengalami
kekejangan, keram otot, gangguan sistem pencernaan, muntah-muntah, dan mual.

 Vitamin B5
Vitamin B5 berperan besar dalam berbagai jenis metabolisme, seperti dalam
reaksi pemecahan nutrisi makanan, terutama lemak.Juga menjaga komunikasi yang
baik antara sistem saraf pusat dan otak dan memproduksi senyawa asam lemak, sterol,
neurotransmiter, dan hormon tubuh. Seperti halnya vitamin B1 dan B2, defisiensi
vitamin B5 dapat menyebabkan kulit pecah-pecah dan bersisik. Selain itu, gangguan
lain yang akan diderita adalah keram otot serta kesulitan untuk tidur.

 Vitamin B6
Vitamin B6, atau dikenal juga dengan istilah piridoksin, merupakan vitamin yang
esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan sebagai salah satu senyawa
koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur sintesis
asam lemak, seperti spingolipid dan fosfolipid.Selain itu, vitamin ini juga berperan
dalam metabolisme nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai mekanisme pertahanan
tubuh terhadap antigen atau senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh. Kekurangan
vitamin ini dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kulit pecah-pecah, keram otot,
dan insomnia.

 Vitamin B12
Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan jenis vitamin yang hanya khusus
diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada tanaman. Oleh karena itu,
vegetarian sering kali mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan
vitamin ini.Vitamin ini banyak berperan dalam metabolisme energi di dalam tubuh.
Vitamin B12 juga termasuk dalam salah satu jenis vitamin yang berperan dalam
pemeliharaan kesehatan sel saraf, pembentukkan molekul DNA dan RNA,
pembentukkan platelet darah. Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan anemia
(kekurangan darah), mudah lelah lesu, dan iritasi kulit

 Vitamin C
Vitamin C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Di
dalam tubuh, vitamin C berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang
merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan
penyokong lainnya.  Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat
menangkal berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita juga vitamin
C dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko timbulnya
berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan.Selain itu, vitamin C
berperan dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan di dalam tubuh,
seperti otot. Vitamin ini juga berperan dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan
dan memberikan perlindungan lebih dari infeksi mikroorganisme patogen. Melalui
mekanisme inilah vitamin C berperan dalam menjaga kebugaran tubuh dan membantu
mencegah berbagai jenis penyakit. Defisiensi vitamin C juga dapat menyebabkan gusi
berdarah dan nyeri pada persendian. Akumulasi vitamin C yang berlebihan di dalam
tubuh dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan saluran pencernaan, dan rusaknya sel
darah merah

Anda mungkin juga menyukai