Anda di halaman 1dari 34

Geologi Teknik

Oleh
Dyah Wahyu Apriani, S.T., M. Eng

1 Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


PENYELIDIKAN
GEOLOGI/GEOLOGI
TEKNIK

Where civilization and earth meet

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi


2
Kalimantan
3 Learning Outcome

a. Mahasiswa mampu menjelaskan berbagai


macam survai geologi/geologi teknik
b. Mahasiswa mampu menjelaskan kekurangan
dan kelebihan masing-masing survai
c. Mahasiswa mampu menentukan pekerjaan
survai dan pekerjaan prasurvai

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


4 Tujuan Penyelidikan

– Untuk mengetahui karakteristik tanah, batuan, atau air


tanah di lapangan
– Data yang didapat digunakan untuk keperluan analisis
kondisi eksisting atau mendesain bangunan baru

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


5

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


6 Metode Investigasi

– Tes Pit
– Boring
– Metode Geofisika (Geophysical Methods)
– Penetration test
– Permeability test

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


7 A. Test Pit

– Explorasi dangkal
– Dengan ukuran lubang 1x1 m
– Kedalaman bervariasi (< 4 m),
tergantung kondisi tanah contoh
adanya muka air tanah pada tanah
granuler, penggalian yang dalam
menyebabkan longsor, sehingga
butuh pengeringan atau pengaman
longsor

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


8 A. Test Pit

– Lapisan-lapisan tanah terlihat


dengan jelas sehingga mudah
dideskripsikan
– Kelebihan : variasi tanah, rongga-
rongga bisa diamati; sampel
mudah diambil; in-situ test mudah
dilakukan

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


9 B. Boring

– Hand-auger boring
– Power-auger boring
– Light Cabel Percussion drilling
– Wash boring Pengeboran dalam

– Rotary drilling
– dll

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


10 B. Boring

1. Hand Auger Boring


– Murah dan mudah dioperasikan
– Kedalaman maksimal 10 m (umumnya 5-6 m), max diameter lubang 20 cm
– Cocok untuk semua tanah jika tanah tersebut terletak di atas muka air tanah
– Cocok untuk tanah kohesif jika tanah berada di bawah MAT
– Sering digunakan untuk penyelidikan pendahuluan, khususnya pada jalan raya

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


11

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


12 B. Boring

2. Power-auger boring
• Untuk pengeboran pada media kering
• Tidak cocok digunakan pada material yang mengandung cobbles, kerikil, tanah
keras, tanah non kohesif jenuh air
• Pada tanah yang tidak stabil membutuhkan casing dalam pengeboran,
khususnya di bawah muka air tanah.

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


13 B. Boring

2. Power-auger boring

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


14 B. Boring

3. Light cabble percussion boring


– Untuk kedalaman lebih dari 3 meter
– Silinder baja berlubang akan dijatuhkan pada titik bor kemudian tanah masuk
ke silinder  diangkat diambil tanahnya diulang lagi dst.
– Untuk tanah non kohesif casing untuk mengambil tanah perlu katup supaya
tanah yang masuk silinder tidak jatuh
– Akibat prosedur pelaksanaan dasar galian menjadi terganggu sehingga apabila
dilakukan SPT tidak dapat mewakili kondisi asli

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


15 B. Boring

3. Light cabble percussion boring

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


16 B. Boring

4. Wash boring
Prinsip kerja :
– Casing ditanam dalam tanah
– Tanah dalam casing disemprot air dengan tekanan tinggi sehingga air + tanah
keluar naik ke atas dan ditampung serta diidentifikasi ( diameter pipa
penyemprot ≈ ½ diameter casing)
– Ujung bawah casing selalu lebih rendah dibanding dengan ujung pipa
penyemprot
– Pipa penyemprot bisa dilengkapi mata bor yang berputar

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


17 B. Boring

4. Wash boring
Prinsip kerja :
– Wash boring cocok untuk tanah
pasir/berpasir
– SPT dapat dilakukan pada pengeboran
ini

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


18 B. Boring

4. Rotary (core) drilling


Prinsip kerja :
– Mata bor pada ujung bawah batang bor ditekan dan diputar memotong tanah
– Jika mata bor dan batang berlubang core (inti) dapat diambil
– Penggunaan pada lempung kaku-keras, batuan keras/lapukan, pada pasir perlu
casing
– Dibutuhkan air atau drilling mud untuk menjaga muka air dalam lubang bor,
membawa butiran tanah keras ketas, mendinginkan mata bor
– SPT dan sampling dapat dilakukan di dasar lubang bor

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


19

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


20 Hasil Uji bor mesin
GEOLOGICAL DRILL LOG HOLE No :

PROJECT Depth 15 m Ground Elevation

LOCATION Prambanan Temple, Yogyakarta Point Coordinate Hole Inclination Vertical


Average Core
Recovery (%)
Date started : 16 Februari 2007 Date finished : 17 Februari 2007 Drilled By Mukharob Logged By Anung Priyoko, S.T.

Rock Soil

Column Section
Core Permeability

Thickness (m)
RQD

Elevation (m)
Groundwater
Standard Penetration Test

Soil Sample
Relative

Depth (m)
Weathering Compactness Hardness Consistency
density
Recovery (%) Test
Rock / Soil

Date
Rock / Soil Type

Slightly loose

Well cemented

Length (cm)
Very dense
Very loose
Very weak

Depth (m)

Depth (m)
Description

Very hard
Complete

Moderate

Moderate

Moderate

Moderate
N value

Compact

Very soft

Very stiff

Dense
Loose

Loose
Fresh

Weak
Slight
k (cm/sec)

Hard

Hard
High

Firm
Soft

Stiff
% Lugeon value (blows / ft)
0 100 0 100 0 10 20 30 40 50
Medium SAND 0.40 Greyish brown, found sandstone fragment
0.40 100

1.00

80 1.50
Fine SAND 2.60 Redish brown, uniform grainsize 15
2.00 1.95

70
16-Feb-07

3.00 3.00
19
80 3.45

4.00 Fine SAND 2.00 Brown, uniform grainsize

80 4.50
23
5.00 4.95
Medium SAND 0.50 Greyish brown, uniform grainsize
5.50 60

6.00 Fine SAND 1.00 Redish brown, uniform grainsize 6.00


25
6.50 90 6.45
Fine SANDSTONE 0.30 Redish brown
6.80
7.00

90 7.50
Fine SAND 1.60 Brown, uniform grainsize
29
8.00 7.95
8.40 80

9.00 9.00
26
Fine SAND 2.10 Greyish brown, uniform grainsize 70 9.45

10.00
17-Feb-07

10.50 70 10.50
11.20
28
11.00 10.95

100

12.00 Very Fine SAND 3.20 Brown, uniform grainsize 12.00


25
100 12.45

13.00

100 13.50
13.70 29
14.00 13.95
Fine SAND 1.30 Blackish grey, uniform grainsize

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


100

15.00 15.00
31
END OF HOLE
15.45
21 C. Metode Geofisika

– Digunakan sebagai penunjang dari boring untuk mengurangi jumlah lubang bor
sehingga statigrafi bawah tanah tetap dapat dibuat. Metode ini tidak dapat
dijadikan dasar utama pada perencanaan struktur. Karena hanya berupa
peramalan. Tetap harus digunakan data bor sebagai acuan utama.
– Waktu cepat dan murah

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


22 C. Metode Geofisika

1. Seismik
Prinsip Kerja
– Memasang geophones pada koordinat
tertentu (bisa satu garis/array)
– Memberikan input energy ke tanah dasar
– Mencatat waktu kedatangan
Fungsi metode ini adalah mengetahui
perlapisan dan ketebalan lapisan-lapisan tanah

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


23 C. Metode Geofisika

2. Elektrik
Prinsip Kerja
– Minimal 4 elektroda baja dimasukkan kedalam
tanah kemudian arus listrik dialirkan dari
elektrida-elektroda terluar, voltase diukur
diantara elektroda yang lain dengan voltmeter
untuk meninterpretasi daerah studi
Metode ini menyelidiki struktur bawah
permukaan berdasarkan perbedaan resistivitas
batuan

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


24 Hasil uji geolistrik

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


Hasil uji Geolistrik
25 Gl-1 Gl-2 Gl-3

Tanah

Susunan batu putih /


andesit dasar candi

Tanah dipadatkan
dasar candi

Endapan Merapi
(pasir – pasir kerakal)

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


26 Hasil Uji Geolistrik
GL-6 GL-3 GL-2 GL-1 GL-5
± 0,00 m
0,5 -0,7 m (pudel)
- 2,00 m
tanah timbunan (pasir, kerikil)
-8,00 m kepadatan sedang -8,00 m (dasar fondasi candi)
- 10,00 m

-12,00 m -8,00 m
-14,00 m
- 20,00 m
pasir, kerikil, padat, kondisi basah
-21,00 m
-25,00 m
- 30,00 m
-33,00 m
batuan pasir, kondisi basah
-35,00 m
- 40,00 m
?

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


27 C. Metode Geofisika

3. Metoda Ground Penetrating Radar (GPR)


Prinsip Kerja
– Metoda Ground Penetrating Radar (GPR)
merupakan salah satu metoda geofisika yang
memanfaatkan sifat keelektromagnetan bumi.
– Penggunaan GPR cukup luas, khususnya untuk
bawah permukaan dangkal, antara lain:
karakterisasi dan monitoring lingkungan,
pertanian, investigasi forensik, airtanah, pipa,
karakterisasi infrastruktur, pertambangan dan
deteksi rongga atau lubang. GPR dapat
dioperasikan pada survey atau lubang bor.

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


28 C. Metode Geofisika

4. Metode Gravity
Prinsip Kerja
– Metoda medan gravitasi adalah metoda penyelidikan dalam geofisika yang didasarkan
pada variasi medan gravitasi di permukaan bumi
– Distribusi massa jenis yang tidak homogen pada batuan penyusun kulit kulit bumi
akan memberikan variasi harga medan gravitasi di permukaan bumi

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


29 C. Metode Geofisika

5. Metode Magnetik
Prinsip Kerja
– Metode untuk mendapatkan gambaran bawah permukaan bumi atau benda dengan
karakteristik magnetic tertentu
– Metode ini didasarkan pada pengukuran intensitas medan magnet yang dimiliki batuan
– Sifat magnet ini ada karena pengaruh dari medan magnet bumi pada waktu pembentukan
batuan tersebut
– Kemampuan untuk termagnetisasi tergantung dari susceptibilitas magnetic masing-masing
batuan

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


30 D. Penentration Test

– SPT
– CPT/ Sondir
– Sudah pernah dibahas di Mekanika Tanah dan Pondasi

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


31 E. Permeability Test

– Falling head test


– Constant head test
– Permeability dari uji konsolidasi
– Sumur uji
– Lubang bor
– Sudah pernah di bahas di Mekanika Tanah dan Pondasi

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


32 Catatan

– Metode Geofisika lebih banyak dilakukan oleh ahli Teknik Fisika, Citra atau
penginderaan jauh juga lebih banyak dilakukan oleh ahli geografi atau penginderaan
jauh namun terdapat beberapa pekerjaan teknik sipil yang membutuhkan masukan
data tersebut.
– Misalnya: citra daerah pasca bencana longsor atau banjir bandang, data tersebut
dapat digunakan untuk melihat sebaran kejadian pada area yang sangat luas.
– Metode geofisika salah satunya dapat digunakan untuk memprediksi keadaan
pondasi dalam di bawah tanah, biasanya ini digunakan sebagai evaluasi. Apakah
pondasi telah dipancang sesuai kedalaman, apakah ada kerusakan pondasi dimana
data ini sulit didapatkan apabila struktur bangunan telah berdiri.

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


33 Catatan

– Survey geosfisika juga dapat


digunakan untuk melihat
keutuhan suatu bangunan.
Misalnya pada project cagar
budaya candi prambanan pasca
gempa 2006 (dengan georadar)

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Kalimantan


Thank You

Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi


34
Kalimantan

Anda mungkin juga menyukai