Pendahuluan
Laringitis merupakan peradangan yang terjadi pada pita suara (laring) yang dapat
menyebabkan suara parau. Pada peradangan ini seluruh mukosa laring hiperemis dan
ialah pembengkakan dari membran mukosa laring. Pembengkakan ini melibatkan pita suara
yang memicu terjadinya suara parau hingga hilangnya suara. Laringitis kronik adalah proses
inflamasi pada mukosa pita suara dan laring yang terjadi dalam jangka waktu lama. Infeksi
pada laring dapat dibagi menjadi laringitis akut dan laringitis kronis, infeksi maupun non
infeksi, inflamasi lokal maupun sistemik yang melibatkan laring. Laringitis akut biasanya
terjadi mendadak dan berlangsung dalam kurun waktu kurang dari 7 hari dan biasanya
muncul dengan gejala yang lebih dominan seperti gangguan pernafasan dan demam.
Laringitis kronis biasanya terjadi bertahap dan telah bermanifestasi beberapa minggu. Dalam
referrat ini akan dibahas lebih lanjut mengenai laringitis kronis dan upaya penanganannya.(10)
BAB II
EMBRIOLOGI(2)
Faring, laring, trakea dan paru merupakan derivat foregut embrional yang
terbentuk sekitar 18 hari setelah terjadi konsepsi. Tidak lama sesudahnya terbentuk alur
faring median yang berisi petunjuk-petunjuk pertama sistem pernafasan dan benih laring.
Sulkus atau alur laringotrakeal mulai nyata sekitar hari ke 21 kehidupan embrio. Perluasan
alur ke kaudal merupakan primaordial paru. Alur menjadi lebih dalam dan berbentuk kantung
dan kemudian menjadi dua lobus pada hari ke 27 atau 28. Bangian yang paling proksimal dari
tuba akan menjadi laring. Pembesaran aritenoid dan lamina epitelial dapat dikenali pada hari
ke 33. Sedangkan kartilago, otot, dan sebagian besar pita suara terbentuk dalam 3-4 minggu
berikutnya.
Hanya kartilago epiglotis yang tidak terbentuk hingga masa midfetal. Banyak
ANATOMI(2)
Laring berada di depan dan sejajar dengan vetebre cervical 4 sampai 6, bagian atasnya
yang aka melanjutkan ke faring berbentuk seperti bentuk limas segitiga dan bagian bawahnya
Laring dibentuk oleh sebuah tulang yaitu tulang hioid di bagian atas dan beberapa
tulang rawan. Tulang hioid berbentuk seperti huruf ‘U’, yang permukaan atasnya
dihubungkan dengan lidah, mandibula, dan tengkorak oleh tendon dan otot-otot. Saat
menelan, konstraksi otot-otot (M.sternohioid dan M.Tirohioid) ini akan menyebabkan laring
tertarik ke atas, sedangkan bila laring diam, maka otot-otot ini bekerja untuk membantu
menggerakan lidah.
Tulang rawan yang menyusun laring adalah kartilago tiroid, krikoid, aritenoid,
kornikulata, kuneiform, dan epiglotis. Kartilago tiroid, merupakan tulang rawan laring yang
terbesar, terdiri dari dua lamina yang bersatu di bagian depan dan mengembang ke arah
belakang. Tulang rawan ini berbentuk seperti kapal, bagian depannya mengalami penonjolan
membentuk “adam’s apple” dan di dalam tulang rawan ini terdapat pita suara, dihubungkan
Kartilago krikoid terbentuk dari kartilago hialin yang berada tepat dibawah kartilago
tiroid berbentuk seperti cincin signet, pada orang dewasa kartilago krikoid terletak setinggi
dengan vetebra C6 sampai C7 dan pada anak-anak setinggi vetebra C3 sampai C4. Kartilago
aritenoid mempunyai ukuran yang lebih kecil, bertanggung jawab untuk membuka dan
menutup laring, berbentuk seperti piramid, terdapat 2 buah (sepasang) yang terletak dekat
permukaan belakang laring dan membentuk sendi dengan kartilago krikoid, sendi ini disebut
artikulasi krikoaritenoid
Sepasang kartilago kornikulata atau bisa disebut kartilago santorini melekat pada
kartilago aritenoid di daerah apeks dan berada di dalam lipatan ariepiglotik. Sepasang
kartilago kuneiformis atau bisa disebut kartilago wrisberg terdapat di dalam lipatan
ariepiglotik , kartilago kornikulata dan kuneiformis berperan dalam rigiditas dari lipatan
Epiglotis merupakan Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol keatas dibelakang
dasar lidah. Epiglottis ini melekat pada bagian belakang kartilago thyroidea. Plica
aryepiglottica, berjalan kebelakang dari bagian samping epiglottis menuju cartilago arytenoidea,
terdiridari sel-sel silinder yang bersilia. Plica vocalis dilapisi oleh epitel skuamosa.
Plica vocalis adalah dua lembar membrana mukosa tipis yang terletak di atas
ligamenturn vocale, dua pita fibrosa yang teregang di antara bagian dalam kartilago thyroidea
di bagian depan dan cartilago arytenoidea di bagian belakang. Plica vocalis palsu adalah dua
lipatan membrana mukosa tepat di atas plica vocalis sejati. Bagian ini tidak terlibat dalarn
produksi suara.
Gambar pita suara(12)
Pada laring terdapat 2 buah sendi, yaitu artikulasi krikotiroid dan artikulasi
ligamentum vocale yang menghubungkan kartilago aritenoid dengan kartilago tiroid dan
ligamentum tiroepiglotica.
instrinsik, otot-otot ekstrinsik terutama bekerja pada laring secara keseluruhan , sedangkan
laring ada yang terletak diatas tulang hyoid (suprahioid), dan ada yang terletak dibawah
tulang hyoid (infrahioid). Otot ekstrinsik yang supra hyoid ialah M. Digastricus,
M.Geniohioid, M.Stylohioid, dan M.Milohioid. Otot yang infrahioid ialah M.sternohioid dan
M.Tirohioid. Otot-otot ekstrinsik laring yang suprahioid berfungsi menarik laring kebawah,
sedangkan yang infrahioid menarik laring keatas. Otot-otot intrinsik laring ialah M.
M.Krikotiroid. Otot-otot ini terletak di bagian lateral laring.Otot-otot intrinsik laring yang
M.Krioaritenoid posterior.
Batas atas rongga laring (cavum laryngis) ialah aditus laring, batas bawahnya ialah
bidang yang melalui pinggir bawah kartilago krikoid. Batas depannya ialah permukaan
belakang epiglottis, tuberkulum epiglotic, ligamentum tiroepiglotic, sudut antara kedua belah
lamina kartilago tiroid dan arkus kartilago krikoid. Batas lateralnya ialah membran
kuadranagularis, kartilago aritenoid, konus elasticus, dan arkus kartilago krikoid, sedangkan
Dengan adanya lipatan mukosa pada ligamentum vocale dan ligamentum ventrikulare,
maka terbentuklah plika vocalis (pita suara asli) dan plica ventrikularis (pita suara palsu).
Bidang antara plica vocalis kiri dan kanan, disebut rima glottis, sedangkan antara kedua plica
Plica vocalis dan plica ventrikularis membagi rongga laring dalam tiga bagian, yaitu
Vestibulum laring ialah rongga laring yang terdapat diatas plica ventrikularis. Daerah
ini disebut supraglotic. Antara plica vocalis dan pita ventrikularis, pada tiap sisinya disebut
Rima glottis terdiri dari dua bagian, yaitu bagian intermembran dan bagian
interkartilago. Bagian intermembran ialah ruang antara kedua plica vocalis, dan terletak
dibagian anterior, sedangkan bagian interkartilago terletak antara kedua puncak kartilago
aritenoid, dan terletak di bagian posterioir. Daerah subglotic adalah rongga laring yang
Laring dipersarafi oleh cabang-cabang nervus vagus, yaitu n.laringeus superior dan
laringeus inferior (recurrent). Kedua saraf ini merupakan campuran saraf motorik dan
sensasi pada mukosa laring dibawah pita suara. Saraf ini mula-mula terletak diatas
m.konstriktor faring medial, disebelah medial a.karotis interna, kemudian menuju ke kornu
mayor tulang hyoid dan setelah menerima hubungan dengan ganglion servikal superior,
membagi diri dalam 2 cabang, yaitu ramus eksternus dan ramus internus.
Ramus eksternus berjalan pada permukaan luar m.konstriktor faring inferior dan
disebelah medial a.tiroid superior, menembus membran hiotiroid, dan bersama-sama dengan
Nervus laringeus inferior merupakan lanjutan dari n.rekuren setelah saraf itu
memberikan cabangnya menjadi ramus kardia inferior. Nervus rekuren merupakan lanjutan
dari n.vagus.