Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 FEMUR
Femur atau tulang paha adalah tulang terpanjang dari tubuh.Tulang itu bersendi
dengan asetabulum dalam formasi persendian panggul dan dari sini menjulur medial ke
lutut dan membuat sendi dengan tibia. Tulangnya berupa tulang pipa dan mempunyai
sebuah batang dan dua ujung yaitu ujung atas, batang femur dan ujung bawah.5

A. DEFINISI FRAKTUR
Fraktur adalah terputusnya atau hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan
sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun parsial. 5,7Fraktur femur
adalah terputusnya atau hilangnya kontinuitas batang tulang femur yang bisa terjadi
akibat trauma langsung.Kondisi fraktur femur secara klinis bisa berupa fraktur femur
terbuka yang disertai adanya kerusakan jaringan lunak (otot, kulit, jaringan saraf,
dan pembuluh darah) dan fraktur femur tertutup yang disebabkan oleh trauma
langsung pada paha.5

B. KLASIFIKASI
a. Klasifikasi Etiologi5
- Fraktur traumatik: fraktur yang terjadi karena trauma yang yang terjadi
secara tiba-tiba.
- Fraktur patologis: fraktur yang terjadi karena kelemahan tulang akibat
keadaan patologis tulang.
- Fraktur stress: fraktur yang terjadi karena trauma yang terus memenerus pada
suatu tempat tertentu.
b. Klasifikasi Klinis5
- Fraktur tertutup: fraktur yang tidak ada hubungan dengan dunia luar.
- Fraktur terbuka: fraktur yang mempunyai hubungan dunia luar melalui luka
pada kulit dan jaringan lunak. Bisa dari dalam (from within) atau dari luar
(from without).
Klasifikasi fraktur tebuka yang dianut adalah menurut Gustilo,
Merkow, dan Templeman yaitu:
 Grade I
Luka kecil < 1 cm panjangnya, bersih, biasanya karena luka
tusukan dari fragmen tulang yang menembus keluar kulit.Terdapat
sedikit kerusakan jaringan atau tidak terdapat tanda-tanda trauma yang
hebat pada jaringan lunak.Fraktur yang terjadi biasanya bersifat simple,
transversal, oblik pendek, atau sedikit komunitif.
 Grade II
Ukuran luka antara 1-10 cm, tetapi tidak ada kerusakan jaringan
yang hebat atau avulsi kulit.Terdapat kerusakan yang sedang dari
jaringan dengan sedikit kontaminasi dari fraktur.
 Grade III
Terdapat kerusakan yang hebat dari jaringan lunak termasuk
otot, kulit, dan struktur neurovaskuler dengan kontaminasi yang
hebat.Tipe ini biasanya disebabkan oleh karena trauma dengan
kecepatan tinggi.
Tipe III dibagi lagi dalam 3 subtipe:
 Grade III a
Jaringan lunak cukup menutup tulang yang patah walaupun
terdapat laserasi yang hebat ataupun adanya flap.Fraktur bersifat
segmental atau komunitif yang hebat.
 Grade III b
Fraktur disertai dengan trauma hebat dengan kerusakan dan
kehilangan jaringan, terdapat pendorongan (stripping) periost, tulang
terbuka, kontaminasi yang hebat serta fraktur komunitif yang hebat.
 Grade III c
Fraktur terbuka yang disertai dengan kerusakan arteri yang
memerlukan perbaikan tanpa memerhatikan tingkat kerusakan
jaringan.
- Fraktur dengan komplikasi: fraktur yang disertai dengan komplikasi misalnya
infeksi tulang, malunion, delayed union, dan nonunion.
c. Klasifikasi Radiologis5
- Lokalisasi
 Diafisis.
 Metafisis.
 Intra artikuler.
 Fraktur dengan dislokasi.

Gambar 1.
Jenis Fraktur Berdasarkan Lokasinya.5
- Konfigurasi
 Transversal: garis patah tulang melintang sumbu tulang.
 Oblik: garis patah tulang membentuk sudut pada sumbu tulang.
 Spiral: garis patah tulang berada di dua bidang atau lebih.
 Segmental: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak
berhubungan.
 Komunitif: fraktur lebih dari 2 fragmen fraktur dimana garis patah
lebih dari satu dan saling berhubungan.
 Avulsi: fraktur yang di akibatkan karena trauma tarikan atau traksi otot
yang insersinya pada tulang.
 Depresi: fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi yang
mendorong tulang kearah permukaan lain.
 Impaksi: satu fragmen masuk ke fragmen yang lain.
 Fraktur epifisis
Gambar 2. Jenis Fraktur Berdasarkan Konfugurasinya.5
- Ekstensi
 Total/ komplit
 Tidak total (crack)/ parsial
 Torus
 Garis rambut
 Green stick
- Hubungan antar fragmen
 Undisplaced (tidak bergeser)
 Displaced (bergeser)
o Shifted Sideways – menggeser ke samping tapi dekat
o Angulated – membentuk sudut tertentu
o Rotated – memutar
o Distracted – saling menjauh karena ada interposisi
o Overriding – garis fraktur tumpang tindih
o Impacted – satu fragmen masuk ke fragmen yang lain
Gambar 3. Klasifikasi Fraktur Berdasarkan Hubungan Antar
Fragmen Tulang.5

Gambar 4. Macam-macam fraktur.10


C. DIAGNOSIS FRAKTUR
a. Anamnesis5
Anamnesis: biasanya penderita datang dengan suatu trauma (traumatic
fraktur), baik yang hebat maupun trauma ringan dan diikuti dengan
ketidakmampuan untuk menggunakan anggota gerak. Anamnesis harus
dilakukan dengan cermat, karena fraktur tidak selamanya terjadi di daerah
trauma dan mungkin terjadi pada daerah lain. Trauma dapat terjadi karena
kecelakaan lalu lintas, penganiyaan, tertimpa benda beratkecelakaan pada
pekerja oleh karena mesin atau karena trauma olahraga.Penderita biasanya
datang karena adanya nyeri, pembengkakan, ganguan fungsi anggota gerak,
deformitas dan kelainan gerak.
b. Pemeriksaan Fisik5
Pada pemeriksaan awal penderita, perlu diperhatikan adanya:
- Syok, anemia, atau perdarahan.
- Kerusakan pada organ-organ lain, misalnya otak, sumsum tulang
belakang, atau organ-organ dalam rongga thorax, panggul, dan abdomen.
- Faktor predisposisi, misalnya pada fraktur patologis.
Pemeriksaan lokal pada fraktur meliputi:
- Inspeksi (Look)
Bandingkan dengan bagian yang sehat, perhatikan adanya deformitas
berupa angulasi, rotasi, pemendekan.Perhatikan adanya edema, hematoma,
warna kulit bagian distal.Perhatikan adanya luka terbuka pada kulit dan
jaringan lunak untuk bedakan fraktur terbuka atau tertutup.
- Palpasi (Feel)
Pada palpasi akan ditemukan adanya nyeri tekan, temperatur setempat yang
meningkat, krepitasi, pemerikasaan AVN distal. Pemeriksaan arteri dorsalis
pedis, arteri tibialis posterior dan pengisian kapiler.Pengukuran panjang
tungkai untuk mengetahui adanya perbedaan panjang.
- Pergerakan (Move)
Mengajak penderita untuk menggerakkan secara aktif dan pasif dari sendi
distal dan proksimal daerah yang mengalami fraktur, terdapat pergerakan
yang tidak sesuai dengan sendinya dan keterbatasan pergerakan karena
nyeri.
- Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan neurologis berupa pemeriksaan saraf secara sensorik dan
motoris serta gradasi kelainan neurologis, yaitu neuropraksia, aksonotmesis,
atau neurotmesis.
- Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi dilakukan dengan rule of two, yaitu:
 Dua posisi proyeksi, dilakukan sekurang-kurangnya yaitu pada antero-
posterior dan lateral.
 Dua sendi pada anggota gerak harus di foto, diatas dan dibawah sendi
yang mengalami fraktur.
 Dua anggota gerak. Pada anak-anak sebaiknya dilakukan foto pada
kedua anggota gerak terutama pada fraktur epifisis.
 Dua trauma, pada trauma yang hebat sering menyebabkan fraktur pada
dua daerah tulang. Misalnya pada fraktur kalkaneus atau femur, maka
perlu dilakukan foto pada panggul dan tulang belakang.
 Dua kali dilakukan foto. Pada fraktur tertentu misalnya frakur tulang
skafoid foto pertama biasanya tidak jelas sehingga biasanya diperlukan
foto berikutnya 10-14 hari kemudian.

D. PRINSIP PENGOBATAN FRAKTUR5


a. Recognition: diagnosis dan penilaian fraktur:
- Lokalisasi fraktur
- Bentuk fraktur
- Menentukan teknik yang sesuai untuk pengobatan
- Komplikasi yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengobatan.
b. Reduction: reduksi fraktur apabila perlu
Restorasi fragmen fraktur dilakukan untuk mendapatkan posisi yang
dapat diterima.Pada fraktur intra-artikuler diperlukan reduksi anatomis dan
sedapat mungkin mengembalikan fungsi normal dan mencegah komplikasi
seperti kekakuan, deformitas serta perubahan osteoarthritis di kemudian hari.
Posisi yang baik adalah:
- Alignment yang sempurna
- Aposisi yang sempurna
Fraktur seperti fraktur clavikula, iga dan fraktur impaksi dari humerus tidak memerlukan
reduksi.Angulasi < 5o pada tulang panjang anggota gerak bawah dan lengan atas dan angulasi
sampai 10o pada humerus dapat diterima. Terdapat kontak sekurang-kurangnya 50% dan
over-riding tidak melebihi 0,5 inchi pada fraktur femur. Adanya rotasi tidak dapat diterima
dimanapun lokasi frakturnya. Ada 3 cara reduksi yaitu:Close reduksi, traksi mekanis dan
operasi terbuka

Anda mungkin juga menyukai