Anda di halaman 1dari 2

RESUME

KANKER SERVIKS STADIUM III B

Pada refleksi kasus ini, masalah yang didapatkan pada pasien ini adalah pasien
dengan kanker serviks stadium 3 b. Keluhan saat masuk rumah sakit yaitu pusing
sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai demam, sakit perut bagian bawah dan
bengkak pada kedua tungkai bawah, nyeri uluhati, sejak 3 hari yang lalu, ada darah
keluar dari jalan lahir BAB berisis darah yang menggumpal dan BAK berbusa. Pasien
memiliki riwayat kehamilan 3x dan abortus 3x.
Riwayat pernikahan sebelumnya sudah bercerai dengan suami yang pertama.
Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sakit sedang, kesadaran
Compos mentis, dari tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi
84 x/menit, respirasi 22 x/menit dan suhu 36,7ºC. Pemeriksaan pada seluruh tubuh,
dimana pada kepala, leher, dada dalam batas normal, pada area abdomen sulit
dievaluasi. Pemeriksaan BJF sulit dievaluasi.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan WBC: 14,01 x103/mm3, RBC: 2.53
x106/mm3, HGB: 7.3 g/dL, HCT: 21.3 %, PLT: 386x103/mm3, HbSAg: Non reaktif,
Anti HIV: Non Reaktif, GDS 139 mg/dl, K + 3,62 mmol/L, Na+ 122 mmol/L, Cl 81
mmol/L. Ureum 151.0, creatinin 14.31 mg/dL.
Pada pasien didiagnosis kanker serviks stadium 3 b dengan CKD. Terapi yang
pada pasien ini diberikan, IVFD 28 tetes/menit, injeksi Kalnex 1 ampul/8 jam/iv,
drips pct botol/8 jam/iv, Antasida syr 3x1 c, injeksi furosemid 1 ampul/12 jam/iv,
injeksi omeprazole 1 vial/12 jam/iv, aminefron 3x2 tab, rencana USG abdomen.
Pasien menceritakan kehidupannya bahwa sosial ekonominya kurang baik dan
termasuk dalam ekonomi menengah ke bawah, pekerjaannya sebagai ibu rumah
tangga, dan sudah bercerai dengan suaminya. Masalah yang dapat timbul dari
ringkasan kehidupan pasien ini bahwa bisa saja terjadi adanya riwayat hubungan
hubungan dengan suaminya yang kurang baik, dan kurangnya edukasi dan psikoterapi
yang diberikan kepada pasien tentang kesehatan reproduksi dan bahaya kanker
serviks. Pasien seperti ini membutuhkan pendekatan konseling, menjalin hubungan
kepercayaan antara pasien dan dokter serta bisa menanamkan empati terhadap pasien.

Anda mungkin juga menyukai