Anda di halaman 1dari 6

Firman TUHAN mengatakan, bahwa orang Kristen tidak boleh

makan sesuatu yang beragi. Bukan berarti kita tidak boleh


mengkonsumsi makanan yang mengandung ragi. Yang dimaksud di
sini tentu saja ragi rohani. Apa saja yang termasuk ragi,
sehingga kita tidak mengkonsumsinya?

KELUARAN 13 : 3, 7
[3] Lalu berkatalah Musa kepada bangsa itu: “Peringatilah hari ini, sebab pada
hari ini kamu keluar dari Mesir, dari rumah perbudakan; karena dengan kekuatan
tangan-NYA TUHAN telah membawa kamu keluar dari sana. Sebab itu tidak boleh
dimakan sesuatupun yang beragi. [7]Roti yang tidak beragi haruslah dimakan
selama tujuh hari itu; sesuatupun yang beragi tidak boleh dilihat padamu di
seluruh daerahmu.”

Musa menyampaikan apa yang harus dilakukan oleh bangsa Israel setelah mereka
dibebaskan dari perbudakan di Mesir, yaitu memperingati hari kemenangan itu. Pada saat
domba Paskah disembelih dan darahnya dileletkan (dioleskan) pada pintu rumah-rumah
orang Israel, pada saat itulah semua anak sulung; manusia maupun hewan orang-orang
Mesir mati. Darah domba Paskah –gambaran Darah YESUS– itu telah membebaskan
bangsa Israel dari penjajahan Mesir.

Darah YESUS telah membebaskan manusia dari perbudakan dan hukuman oleh karena
dosa. Kini apa yang harus kita lakukan setelah kita ditebus oleh darah-NYA? Cukupkah
dengan sebutan orang Kristen, ke gereja, dibaptis, setelah itu mati dan masuk Surga? Ada
yang harus dilakukan oleh orang-orang yang telah ditebus?

Hari raya roti tidak beragi adalah salah satu hari raya yang harus diperingati oleh bangsa
Israel, yang merupakan hari peringatan bebasnya mereka dari Mesir. Perkataan Musa,
“Peringatilah hari ini…” membuktikan pembebasan dari Mesir ini adalah sebuah momen
yang sangat penting. Sebagai orang yang telah ditebus, kita harus senantiasa mengingat
atau memperingati apa yang telah dilakukan oleh YESUS untuk kita, yakni pengorbanan-
NYA sebagai Anak Domba ALLAH yang disembelih di kayu salib. 

Dikatakan bahwa “karena dengan kekuatan tangan-NYA TUHAN telah membawa kamu
keluar.” Tidak ada seorang pun yang dapat membebaskan dirinya dari dosa selain oleh
kekuatan tangan TUHAN. Segala usaha, perbuatan baik atau kesalehan manusia tidak
dapat membebaskannya dari dosanya selain oleh darah YESUS yang kudus. Menerima
YESUS sebagai Juruselamat itulah yang membuat kita selamat. 

Sebab itu kita harus mengisi kemerdekaan dari dosa dengan “tidak boleh makan
sesuatupun yang beragi.” Dengan demikian kehidupan kekristenan memiliki ciri yakni
makanannya berbeda. Makanan orang Kristen adalah makanan yang tidak beragi. Makan
makanan yang tidak beragi itu tidak hanya sehari tetapi harus dimakan selama tujuh hari.
Tujuh artinya sempurna. Jadi sepanjang kehidupan kekristenan ini, makanan kita adalah
roti tidak beragi.

Dikatakan bahwa “sesuatupun yang beragi tidak boleh dilihat padamu di seluruh
daerahmu.” Kalau kita tidak makan makanan yang beragi, maka orang tidak akan
menemukan makanan beragi ada pada kita. Dan bukan saja pada diri kita sendiri, tetapi
juga di seluruh keluarga kita tidak boleh ditemukan makanan yang beragi.

1 KORINTUS 5 : 7 - 8
[7] Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab
kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah
disembelih, yaitu KRISTUS. [8] Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan
ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan
roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.

“Buanglah ragi yang lama..” artinya makanan yang dahulu dimakan di Mesir harus
dibuang, karena itu adalah ragi yang lama “supaya kamu menjadi adonan yang baru”.
Setelah ditebus, kita harus membuang hidup yang lama yaitu segala perbuatan dosa dan
hidup kita berubah menjadi baru di dalam KRISTUS. Kita tidak boleh bercampur dengan
ragi yang lama, sebab YESUS, Anak Domba Paskah itu tidak beragi dan DIA mau menjadi
satu adonan, hidup di dalam kita sehingga kita menjadi satu adonan yang murni, tanpa
ragi. 

Setelah itu kita akan berpesta. Pesta Roti Tidak Beragi ini dirayakan bukan dengan ragi
yang lama yaitu hidup yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan yaitu
hawa nafsu dosa kedagingan tetapi dengan roti yang tidak beragi yaitu kemurnian dan
kebenaran.

YESUS memperingatkan orang percaya supaya waspada terhadap ragi orang Saduki,
Farisi, dan Herodian (Herodes). 

MATIUS 16 : 11 – 12
[11] Bagaimana mungkin kamu tidak mengerti bahwa bukan roti yang
Kumaksudkan. AKU berkata kepadamu: Waspadalah terhadap ragi orang Farisi
dan Saduki. [12] Ketika itu barulah mereka mengerti bahwa bukan maksud-NYA
supaya mereka waspada terhadap ragi roti, melainkan terhadap ajaran orang
Farisi dan Saduki.

Mengapa YESUS mengatakan bahwa kita harus waspada terhadap ragi orang Farisi dan
ragi orang Saduki? Sebab ragi Farisi dan Saduki itu ada di dekat kita, yaitu pada orang-
orang Kristen, bahkan pemimpin-pemimpin agama.
Makna ragi adalah ajaran. Kita harus berhati-hati dengan pengajaran Firman yang kita
dengar. Roti yang tidak beragi terdiri dari tepung dicampur air kemudian dipanggang.
Hasilnya memang kurang menarik dibandingkan dengan tepung yang sama dicampur air
dan diberi tambahan ragi yang menghasilkan roti atau donat yang besar. Besar
kelihatannya, tetapi dalamnya atau isinya kosong. Demikian pula, banyak orang lebih
menyukai sesuatu yang palsu yang tampak benar, tetapi tidak ada kebenaran Firman di
dalamnya.

RAGI SADUKI

KISAH PARA RASUL 23 : 8


[8] Sebab orang Saduki mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan dan tidak ada
malaikat atau roh, tetapi orang-orang Farisi mengakui kedua-duanya.

Zaman sekarang ragi Saduki ini juga masih ada. Masih ada ajaran yang membenarkan
bahwa kita beribadah hanya untuk di dunia ini saja. Kalau kita berbuat baik, rajin ke
gereja, anak-anak patuh, itulah Surga. Tidak ada lagi kehidupan setelah itu. Semua ini
adalah ragi Saduki yang sangat menyesatkan. Jika ragi Saduki tidak mempercayai adanya
kebangkitan dan tidak ada malaikat atau roh, berarti ajaran ini tidak mengakui ROH
KUDUS, ALLAH BAPA dan ANAK sebagai Tritunggal.

Karena itu rasul Paulus membantah dengan tegas tentang ajaran ini di dalam 1 Korintus
15:13–14. Kalau ke gereja cuma untuk tujuan moralitas belaka, berarti kita tidak percaya
bahwa YESUS bangkit dari antara orang mati. Dan kalau kita tidak percaya bahwa YESUS
bangkit dari antara orang mati maka itu artinya kita pun tidak percaya bahwa kita akan
dibangkitkan dari kematian. Jika demikian, maka akhirnya kita menolak makna baptisan
yaitu mati dan bangkit bersama-sama dengan KRISTUS.

Orang percaya harus mengakui bahwa ada kebangkitan orang mati, bahwa kelak setiap
orang yang percaya dan dibaptis akan dibangkitkan sebagaimana KRISTUS bangkit. Sebab
baptisan bukan sekedar upacara atau liturgi belaka. 

RAGI FARISI

LUKAS 12 : 1
[1] Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga mereka
berdesak-desakan. Lalu YESUS mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-
murid-NYA, kata-NYA: “Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang
Farisi.”

YESUS juga memperingatkan beribu-ribu orang supaya waspada terhadap ragi, yaitu
kemunafikan orang Farisi. Orang-orang Farisi melakukan ibadahnya supaya dilihat oleh
semua orang, bukan untuk dilihat oleh ALLAH yang melihat isi hati mereka. Ke gereja
tidak pernah absen sambil menenteng Alkitab, berdoa dengan khusuk, membayar
perpuluhan dan memberi persembahan yang banyak, tetapi perbuatan mereka tidak sesuai
dengan Firman ALLAH. Ibadah mereka hanya untuk mencari pujian dari manusia bukan
berdasarkan ukuran ALLAH.

Karena itu YESUS mempermalukan orang Farisi dan ahli Taurat atas tindakan mereka
yang salah ketika mereka mempersoalkan tentang murid-murid YESUS yang melanggar
adat istiadat nenek moyangnya karena tidak membasuh tangan sebelum makan. YESUS
dengan tegas berkata: “Mengapa kamupun melanggar perintah ALLAH demi adat istiadat
nenek moyangmu?” 

MATIUS 15 : 1 – 3
[1] Kemudian datanglah beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem
kepada YESUS dan berkata: [2] "Mengapa murid-murid-MU melanggar adat
istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak membasuh tangan sebelum
makan." [3] Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Mengapa kamupun melanggar
perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu?

Apakah YESUS mengajarkan murid-murid-NYA untuk tidak mencuci tangan sebelum


makan? Tentu saja tidak. YESUS ingin menegur orang-orang Farisi, bahwa setiap orang
mencuci tangan supaya tangannya bersih, tetapi orang-orang Farisi lebih melihat pada adat
istiadatnya, bukan pada tujuan dari mencuci tangan. Mereka hanya ingin dilihat orang demi
untuk kehormatan diri sendiri. 

Orang percaya dewasa ini harus waspada agar jangan menjadikan Firman ALLAH tidak
berlaku karena adat-istiadat, berbagai gagasan populer atau norma-norma budaya masa
kini. Melakukan hal semacam itu berarti terjerumus ke dalam dosa orang Farisi dan para
pemimpin Yahudi. Gereja-gereja harus melawan kecenderungan untuk mengagungkan
tradisi rohani mereka, hikmat manusiawi, atau kebiasaan umum di atas Alkitab. 

Apakah ciri ajaran Fairisi? Ajaran Farisi tidak memiliki kuasa karena tidak ada YESUS.
Seorang hamba TUHAN yang paling hebat dan pintar dalam menyampaikan khotbah tanpa
hikmat ALLAH, tidak akan ada kuasa di dalamnya. Sebagai hamba TUHAN, saya
menyadari hal ini bahwa penyerahan sepenuhnya kepada ALLAH dalam doa, puasa dan
persiapan rohani. Itulah hal yang paling utama. Saya bersyukur, karena banyak jemaat
yang saya layani memberikan kesaksian akan kuasa YESUS yang berlaku atas kehidupan
mereka.

MATIUS 23 : 25 – 28
[25] Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-
orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi
sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. [26] Hai orang Farisi yang
buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga
akan bersih. [27] Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai
kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih,
yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya
penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. [28] Demikian jugalah kamu,
disebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam
kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.

YESUS mengungkapkan semua kebejatan orang Farisi. Dalam hal ini, YESUS tidak
mengajarkan bahwa pinggan (kiasan diri kita) yang perlu dibersihkan adalah sebelah
dalamnya saja dan sebelah luarnya dibiarkan kotor, tetapi bersihkanlah dahulu sebelah
dalamnya maka sebelah luarnya pasti akan bersih. Orang akan melihat hidup kita bersih
kalau di dalam hati kita bersih. Jadi kehidupan yang tampak baik dari penampilan fisik
bukan jaminan bahwa hidup kita baik atau bersih di hadapan ALLAH. YESUS mengatakan
bahwa itu hanyalah seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang
nampak bersih tapi hatinya penuh kebusukan. 

Orang percaya kadang-kadang tampak penuh kasih, tampak benar di mata orang, padahal
hatinya penuh kemunafikan. Jangan ke gereja hanya untuk mencari kebenaran di mata
orang, tetapi carilah kebenaran dalam pandangan ALLAH. Bahkan jika sebagian orang
melihat kita tidak tampak benar tapi kalau kita benar di hadapan TUHAN, itu lebih baik
dari pada kita tampak benar di seluruh mata orang tetapi salah di mata TUHAN.

RAGI HERODES

MARKUS 8 : 15
[15] Lalu YESUS memperingatkan mereka, kata-NYA: “Berjaga-jagalah dan
awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes.”

YESUS juga memperingatkan kita agar waspada terhadap ragi Herodes atau yang disebut
sebagai kaum Herodian. Kaum Herodian adalah orang-orang yang berkiblat pada Herodes.
Mereka adalah para pencari muka atau penjilat Herodes. Demi mendapatkan pangkat dan
kehormatan mereka mau melakukan apapun yang diinginkan Herodes.

Orang-orang percaya harus hati-hati jangan mau diiming-imingi pangkat di dalam gereja
atau pun di luar gereja yang membuat kita bergeser dari iman yang murni. Orang
cenderung mengejar pangkat dan kedudukan, bahkan di dalam gereja. Inilah yang
seringkali membuat orang percaya jatuh dalam dosa. Tujuan kita yang semula untuk
mencari TUHAN terabaikan karena mengejar kedudukan dan pangkat. Karena itu TUHAN
YESUS menentang hal ini. 
2 TIMOTIUS 4 : 10 - 11
[10] Karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah
berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke
Dalmatia. [11] Hanya Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan
bawalah ia kemari, karena pelayanannya penting bagiku.

Paulus ditinggalkan oleh rekan-rekannya yang terpengaruh oleh ragi Herodes. Demas telah
mencintai dunia. Mengapa? Karena Demas telah meninggalkan pelayanannya bersama
Paulus dan pergi ke Tesalonika. Jemaat Tesalonika adalah orang-orang Kristen Yahudi.
Pada saat itu seharusnya Demas mendampingi Paulus untuk melayani orang-orang kafir
atau orang-orang bukan Yahudi. Kekristenan Demas lebih mencari posisi dan kenyamanan,
lebih mencintai pelayanan di lingkungan yang bukan ditentukan oleh TUHAN. Dari pada
menginjil di pedalaman, lebih nyaman menginjil di kota. Sedangkan Kreskes pergi ke
Galatia dengan tujuan yang sama. Sama-sama mau melayani tetapi untuk kepuasan diri.
Demikian pula, demi pangkat dan kenyamanan, Titus meninggalkan sidangnya di Kreta
tempat di mana ia dilantik sebagai pelayan TUHAN.

Orang-orang percaya, ingatlah bahwa selama tujuh hari kita harus makan roti tidak beragi.
Tujuh adalah angka sempurna. Artinya bahwa kita harus hidup sesuai dengan ajaran
Firman TUHAN yang murni sepanjang hidup dan tidak menyentuh ragi Saduki, ragi Farisi
dan ragi Herodes.

Anda mungkin juga menyukai