Anda di halaman 1dari 14

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
Jl. H.R. Boenyamin-Kampus Grendeng Purwokerto 53122
e-mail: hmjanfisipunsoed@gmail.com | CP: Tika Amalia Arifiani (082131713515)

A. LATAR BELAKANG KEGIATAN


Kualitas suatu bangsa ditentukan dari kualitas sumber daya manusianya, dalam
hal ini pemuda adalah ujung tombak dari suatu bangsa. Kesehatan dan pendidikan
menjadi komponen penunjang utama untuk menyokong kualitas sumber daya
manusia. Anemia karena defisiensi zat besi merupakan kelainan gizi yang paling
sering ditemukan di dunia dan menjadi masalah kesehatan masyarakat yang bersifat
epidemik. Masalah ini terutama menjangkiti para wanita dalam usia reproduktif dan
anak-anak kawasan tropis dan subtropis. Anemia karena defisiensi zat besi menyerang
lebih dari 2 milyar penduduk di dunia. Di Negara berkembang, terdapat 370 juta
wanita yang menderita anemia karena defisiensi zat besi. Prevalensi rata-rata wanita
yang tidak hamil 41%, gabungan Asia Selatan dan Tenggara turut menyumbangkan
hingga 58% total penduduk yang mengalami anemia di negara berkembang
(vijayaraghavan, 2004).
Penanggulangan masalah gizi di Indonesia masih terkonsentrasi pada empat
masalah utama kurang gizi seperti kurang energi protein, anemia gizi besi, kurang
vitamin A, dan gangguan akibat kurang iodium walaupun gizi lebih sudah terjadi di
kota-kota besar. Hasil Riskesdas tahun 2007 menunjukkan prevalensi gizi buruk yang
menurun (5,4%) jika dibandingkan dengan hasil susenas 2005 (8,8%), namun masalah
anemia di Indonesia masih berada di atas ambang batas masalah kesehatan. Survei
gizi mikro di 10 propinsi menunjukkan masih tingginya angka prevalensi anemia pada
balita yaitu sebesar 26,3% dan pada wanita usia subur sebesar 27,9% (batas ambang
masalah kesehatan : > 20%) (Depkes RI, 2008).
Diantara empat masalah gizi tersebut, anemia adalah salah satu gangguan gizi
yang sering diderita oleh remaja, terutama remaja putri. Alasan mengapa remaja
dijadikan sorotan dalam hal ini karena seperlima penduduk Indonesia adalah remaja.
Dalam warta demografi (2005) disebutkan berdasarkan sensus penduduk tahun 2000
jumlah remaja pada usia 15 sampai dengan 24 tahun adalah 40.407.618 juta jiwa
dengan presentase sebesar 20,08% dari jumlah penduduk Indonesia.
Dilihat dari jenis kelamin, jumlah remaja perempuan lebih banyak
dibandingkan laki-laki. Jumlah remaja sebanyak 20.520.806 juta jiwa dengan

1
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
Jl. H.R. Boenyamin-Kampus Grendeng Purwokerto 53122
e-mail: hmjanfisipunsoed@gmail.com | CP: Tika Amalia Arifiani (082131713515)

presentase sebesar 50,78% dan remaja laki-laki sebanyak 19.886.812 juta jiwa dengan
presentase 49,22% (Dewi, 2008). Selain itu, pada masa remaja adalah masa dimana
terjadi perubahan fisik, seperti berkembangnya fungsi seksual menuju kematangan,
perubahan bentuk tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dll.
Berkaitan dengan perkembangan fungsi seksual remaja, pada remaja ada masa
yang disebut dengan masa pubertas. Remaja laki-laki biasanya ditandai dengan mimpi
basah atau pecahnya suara dan remaja putri ditandai dengan menstruasi pertama. Oleh
sebab itu, kebutuhan zat besi pada perempuan adalah 3 kali lebih besar daripada pada
laki-laki. Perempuan setiap bulan mengalami menstruasi yang secara otomatis
mengeluarkan darah. Itulah sebabnya perempuan membutuhkan zat besi untuk
mengembalikan kondisi tubuhnya ke keadaan semula. Hal tersebut tidak terjadi pada
laki-laki.
Kesehatan menjadi hal yang paling penting dalam mendukung kehidupan
organisme. Masalah kesehatan sering diremehkan orang demi kesenangan sementara,
apalagi pada remaja. Perubahan yang berjalan sangat cepat pada bentuk tubuh
menyebabkan remaja pada kondisi emosional yang kurang stabil, sehingga remaja
cenderung melakukan perbuatan tanpa perhitungan, termasuk perilaku yang tidak
sehat karena keinginan individu agar diterima oleh teman-temannya (Purwaningrum,
2008).
Anemia merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi pada wanita usia
subur seperti remaja dan harus ditanggulangi secara serius, terutama anemia gizi besi.
Penyebab anemia gizi besi ialah karena kurangnya pemasukan zat besi, berkurangnya
sediaan zat besi dalam makanan, meningkatnya kebutuhan akan zat besi, kehilangan
darah yang kronis, penyakit malaria, cacing tambang dan infeksi-infeksi lain serta
pengetahuan yang kurang tentang anemia gizi besi yang berpengaruh terhadap status
gizi orang tersebut.
Menurut SKRT Tahun 2007, pervalensi anemia pada wanita usia subur (WUS)
usia 15-19 mencapai 26, 5% (Depkes RI, 2008). Ada sekitar 370 juta wanita yang
menderita anemia karena defisiensi zat besi (vijayaraghavan, 2004).
Penelitian yang dilakukan oleh Sulaeman (2007) dengan menggunakan metode
survey dan rancangan cross sectional menunjukkan bahwa prevalensi anemia remaja

2
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
Jl. H.R. Boenyamin-Kampus Grendeng Purwokerto 53122
e-mail: hmjanfisipunsoed@gmail.com | CP: Tika Amalia Arifiani (082131713515)

putri di SMUN 1 Kota Yogyakarta sebesar 54,59 % dan non anemia sebesar 45,41 %.
Sejalan dengan sebelumnya penelitian yang dilakukan oleh Herman (2001) di SMUN
1 Cibinong Kabupaten Bogor, remaja putri yang mengalami anemia ada 42,2%.
Konsekuensi kesehatan yang ditimbulkan akibat defisiensi zat besi meliputi
kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, infeksi, dan peningkatan resiko
kematian. Belakangan akan terjadi gangguan pada perkembangan fisik dan kognitif
yang mengakibatkan prestasi sekolah yang buruk. Pada ibu hamil, anemia karena
defisiensi zat besi turut menyebabkan 20% dari semua kematian maternal
(vijayaraghavan, 2004).
Berbagai hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa masih tingginya
prevalensi anemia gizi besi pada remaja putri. Menurut WHO (2001) selama ini
penanggulangan masalah anemia lebih difokuskan kepada ibu hamil. Padahal, jika
ditelaah lebih lanjut, sebaiknya pencegahan anemia difokuskan sejak masih remaja
putri. Apabila wanita sejak remaja telah mengalami kekurangan zat besi, maka
kondisinya diperkirakan semakin berat pada saat wanita tersebut hamil (Qomariah,
2006).
Penyebab anemia gizi besi ialah karena jumlah zat besi yang dikonsumsi tidak
sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Selain itu berbagai faktor juga dapat
mempengaruhi terjadinya anemia gizi besi, antara lain kebiasaan makan, pola haid,
pengetahuan tentang anemia, dan status gizi. Dari sekian banyak faktor yang
mempengaruhi kejadian anemia, penelitian-penelitian sebelumnya telah menunjukkan
bahwa ada hubungan antara kebiasaan makan dan pola haid dengan kejadian anemia.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Herman (2001) menunjukkan bahwa
kebiasaan makan, yang meliputi: diet, kebiasaan makan sumber protein hewani dan
kebiasaan minum teh memiliki hubungan dengan kejadian anemia di SMUN 1
Cibinong Kab. Bogor.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Amaliah (2002) menunjukkan bahwa
pola konsumsi sumber heme, pola konsumsi sumber penghambat penyerapan Fe, dan
pola haid memiliki hubungan dengan kejadian anemia pada mahasiswi Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Serang. Hasil penelitian lainnya yang dilakukan
oleh Qomariah (2006) juga menunjukkan bahwa ada hubungan antara pola haid dan

3
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
Jl. H.R. Boenyamin-Kampus Grendeng Purwokerto 53122
e-mail: hmjanfisipunsoed@gmail.com | CP: Tika Amalia Arifiani (082131713515)

konsumsi sumber penghambat penyerapan Fe pada siswi SMU di Kecamatan Mauk


Kabupaten Tangerang.
Salah satu penyakit dengan gejala anemia seperti yang telah dijelaskan di atas
adalah Thalassemia. Thalassemia merupakan gangguan sintesis hemoglobin (Hb),
khususnya rantai globin, yang diturunkan. Penyakit genetik ini memiliki jenis dan
frekuensi terbanyak di dunia. Manifestasi klinis yang ditimbulkan bervariasi mulai
dari asimtomatik hingga gejala yang berat. Thalassemia dikenal juga dengan anemia
mediterania, namun istilah tersebut dinilai kurang tepat karena penyakit ini dapat
ditemukan dimana saja di dunia khususnya di beberapa wilayah yang dikenal sebagai
sabuk thalassemia.
Data Pusat Thalassemia, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, FKUIRSCM,
sampai dengan bulan mei 2014 terdapat 1.723 pasien dengan rentang usia terbanyak
antara 11-14 tahun. Jumlah pasien baru terus meningkat hingga 75-100 orang/tahun,
sedangkan usia tertua pasien hingga saat ini adalah 43 tahun. Beberapa pasien sudah
berkeluarga dan dapat memiliki keturunan, bahkan diantaranya sudah lulus menjadi
sarjana. Penelitian oleh Wahidiyat I5 pada tahun 1979 melaporkan usia angka harapan
hidup pasien thalassemia rerata hanya dapat mencapai 8- 10 tahun.
Pengobatan penyakit thalassemia sampai saat ini belum sampai pada tingkat
penyembuhan. Transplantasi sumsum tulang hanya dapat membuat seorang
thalassemia mayor menjadi tidak lagi memerlukan transfusi darah, namun masih dapat
memberikan gen thalassemia pada keturunannya. Di seluruh dunia tata laksana
thalassemia bersifat simptomatik berupa transfusi darah seumur hidup.
Penyakit thalassemia memang belum dapat disembuhkan, namun merupakan
penyakit yang dapat dicegah, yaitu dengan melakukan skrining pre dan retrospektif.
Sayangnya skrining ini belum menjadi prioritas pemerintah. Dengan melakukan
skrining, akan banyak biaya yang dapat dihemat pada 10-20 tahun mendatang dan bisa
dipakai di bidang lainnya.

Berdasarkan gambaran masalah di atas, program pengelolaan penyakit


thalassemia selain memberikan pengobatan yang optimal pada pasien thalassemia
mayor sehingga tumbuh kembang menjadi baik, juga harus ditujukan kepada upaya

4
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
Jl. H.R. Boenyamin-Kampus Grendeng Purwokerto 53122
e-mail: hmjanfisipunsoed@gmail.com | CP: Tika Amalia Arifiani (082131713515)

pencegahan lahirnya pasien thalassemia mayor, melalui skrining thalassemia


premarital terutama pada pasangan usia subur yang dapat dilanjutkan dengan
diagnosis pranatal. Biaya pemeriksaan skrining thalassemia sekitar 350-400 ribu
rupiah/orang, jauh lebih murah dibandingkan dengan biaya penanganan satu pasien
selama setahun. Jika saat ini biaya penanganan seorang pasien dengan berat badan 20
kg sekitar 300 juta rupiah setahun maka biaya tersebut setara dengan biaya
pemeriksaan skrining thalassemia untuk sekitar 750 orang. Lebih lanjut WHO
menyatakan besarnya biaya tahunan program nasional pencegahan thalassemia sama
dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk penanganan medis 1 orang pasien
selama 1 tahun. Biaya program pencegahan thalassemia ini relatif konstan, sementara
biaya penanganan medis cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun.
Bagaimana cara mengetahui bahwa seseorang menderita thalassemia?
Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit thalassemia atau riwayat transfusi
berulang. Gejalanya bervariasi, yang paling sering ditemui adalah pucat, lemas,
perubahan bentuk fisik (pembesaran perut, perawakan pendek, perubahan tulang
wajah)
Melalui pemeriksaan darah, dapat ditemukan kadar Hb yang rendah, kadar
MCV dan MCH yang rendah, hasil analisis Hb yang abnormal. Terkadang diperlukan
pemeriksaan genetik lanjutan dengan pemeriksaan DNA.
Bagaimana seseorang dapat terkena penyakit thalassemia? Thalassemia
bukanlah penyakit yang dapat menular, melainkan penyakit keturunan.
Kecamatan Ajibarang berdasarkan Data pemegang program UKS di
Puskesmas Ajibarang 2, di wilayah Puskesmas Ajibarang 2 mempunyai jumlah SMP,
MI, dan … sebanyak … sekolah. Jumlah SMP sebanyak …. sekolah, jumlah MI
sebanyak … sekolah, serta jumlah … sebanyak …. sekolah.

Karena data tersebut, maka penulis ingin melatih dan membentuk suatu
kegiatan yang dapat mencegah anemia pada wanita usia subur terutama pada siswi
yang bersekolah, mencegah anemia defisiensi besi, serta screening Thalassemia.
Penulis pun membentuk kegiatan dan tempat yang bernama “Cafe Tambah Darah” di
UKS SMP Negeri 3 Ajibarang, “Cafe Tambah Darah” merupakan suatu tempat di

5
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
Jl. H.R. Boenyamin-Kampus Grendeng Purwokerto 53122
e-mail: hmjanfisipunsoed@gmail.com | CP: Tika Amalia Arifiani (082131713515)

dalam UKS, dimana tempat ini menyediakan Tablet Tambah Darah secara gratis yang
dapat dikonsumsi para siswa maupun guru. SMP ini dipilih untuk menjadi SMP
percontohan kegiatan “Cafe Tambah Darah” karena wilayahnya masih termasuk dekat
dengan jangkauan Puskesmas Ajibarang 2 sehingga penulis dapat sering memantau
kegiatan tersebut, serta SMP ini adalah satu-satunya SMP negeri di wilayah
Puskesmas Ajibarang 2, sehingga guru maupun siswa jumlah nya lebih banyak serta
lebih mengerti akan kesehatan dibandingkan dengan SMP lainnya. Tujuan
pembentukan “Cafe Tambah Darah” ini adalah menambah pemasukan zat besi
kedalam tubuh secara teratur agar dapat mencegah anemia sekaligus mengobati
anemia dengan minum Tablet Tambah Darah (TTD) langsung diawasi oleh petugas
yang jaga di cafe tersebut. Tablet tambah darah adalah tablet besi folat yang setiap
tablet mengandung 200 mg Ferro Sulfat atau 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam
folat. Wanita dan remaja putri perlu minum tablet tambah darah karena wanita
mengalami haid sehingga memerlukan zat besi untuk mengganti darah yang hilang.
Wanita mengalami hamil, menyusui, sehingga kebutuhan zat besinya sangat tinggi
yang perlu dipersiapkan sedini mungkin semenjak remaja. Tablet tambah darah
mampu mengobati wanita dan remaja putri yang menderita anemia, meningkatkan
kemampuan belajar, kemampuan kerja dan kualitas sumber daya manusia serta
generasi penerus. Meningkatkan status gizi dan kesehatan remaja putri dan wanita.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk deteksi awal (screening) siswa siswi yang
terkena anemia dan terindikasi menderita penyakit anemia defisiensi besi serta
thalassemia, kegiatan ini pun merupakan salah satu program inovasi dari pemegang
progmam Gizi dan PTM (Penyakit Tidak Menular) pada Puskesmas Ajibarang 2.
Karena itulah kami merasa perlu mengadakan kegiatan ini, dan kami mohon bantuan
kepada Kepala Sekolah serta guru-guru dan murid-murid kelas 1 SMP Negeri 3 ini
untuk berpartisipasi dalam kegiatan kami. Dan kami harapkan kegiatan ini akan
berlangsung terus menerus sehingga sekolah SMP Negeri 3 pun bisa jadi sekolah
percontohan untuk sekolah-sekolah lain dalam kegiatan tersebut.

6
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
Jl. H.R. Boenyamin-Kampus Grendeng Purwokerto 53122
e-mail: hmjanfisipunsoed@gmail.com | CP: Tika Amalia Arifiani (082131713515)

B. DASAR KEGIATAN

1. Program inovasi Gizi dan PTM Puskesmas Ajibarang 2

C. NAMA KEGIATAN

Deteksi awal (screening) Thalassemia dan Anemia Defisiensi Besi serta Pembuatan
Café Tambah Darah di SMP Negeri 3 Ajibarang

MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN


a. Tujuan umum

a) Terlaksananya pembuatan Cafe Tambah Darah di SMP Negeri 3 Ajibarang.


b) Terlaksananya Deteksi Awal (Screening) Thalassemia dan Anemia Defisiensi Besi
pada kelas VII di SMP Negeri 3 Ajibarang.

b. Tujuan khusus

a) Untuk memberikan pengetahuan kepada guru dan siswa tentang bahaya,


pencegahan dan penanganan anemia.

b) Untuk memberikan pengetahuan dan pelatihan kepada guru dan siswa tentang
kegunaan serta cara mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD).

c) Untuk mencegah dan mengobati guru dan siswa yang mengidap anemia.

d) Untuk mendeteksi awal siswa dan guru yang mengidap Thalassemia

e) Sebagai percontohan bagi sekolah-sekolah lain di Kecamatan Ajibarang, dimana


rencana kedepannya akan diadakan lagi pembuatan Cafe Tambah Darah.

D. BENTUK KEGIATAN

7
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
Jl. H.R. Boenyamin-Kampus Grendeng Purwokerto 53122
e-mail: hmjanfisipunsoed@gmail.com | CP: Tika Amalia Arifiani (082131713515)

Dari permasalahan di atas, maka penulis ingin memberikan intervensi berupa


melatih dan membentuk suatu kegiatan yang dapat mencegah anemia pada wanita usia
subur terutama pada siswi yang bersekolah. Penulis membentuk kegiatan Deteksi
Awal (screening) Thalassemia dan Anemia Defisiensi Besi pada siswa kelas VII di
SMP N 3 Ajibarang. Sebelumnya siswa-siswa kelas VII tersebut akan diberikan
penyuluhan tentang Thalassemia dan Anemia Defisiensi Besi serta Pentingnya Tablet
Tambah Darah pada saat mendtruasi. Kemudian siswa-siswi tersebut di screening
siapa saja yang terkena anemia. Setelah mendapatkan siapa saja yang menderita
anemia, penulis meminta data alamat rumah kepada pihak sekolah untuk selanjutnya
akan dilakukan kunjungan rumah untuk pemeriksaan Darah Lengkap oleh tim
Puskesmas tetapi sebelum dilakukan pemeriksaan dan pengambilan darah, tim
Puskesmas harus mendapatkan persetujuan dari orang tua atau wali siswa tersebut
dengan cara menandatangani formulir persetujuan untuk dilakukan tindakan tersebut.
Hasil Deteksi Awal (screening) Thalassemia dan Anemia Defisiensi Besi tersebut
salah satunya adalah hasil pemeriksaan darah atau laboratorium akan disampaikan ke
Kepala Sekolah SMP N 3 Ajibarang.
Untuk kegiatan kedua, Penulis pun membentuk kegiatan dan tempat yang
bernama “Cafe Tambah Darah” di UKS SMP Negeri 3 Ajibarang, “Cafe Tambah
Darah” merupakan suatu tempat di dalam UKS, dimana tempat ini menyediakan
Tablet Tambah Darah secara gratis yang dapat dikonsumsi para siswa maupun guru.
SMP ini dipilih untuk menjadi SMP percontohan kegiatan “Cafe Tambah Darah”
karena wilayahnya masih termasuk dekat dengan jangkauan Puskesmas Ujung
Pangkah sehingga penulis dapat sering memantau kegiatan tersebut, serta SMP ini
adalah satu-satunya SMP negeri sehingga guru maupun siswa lebih banyak dan
mengerti akan kesehatan dibandingkan dengan SMP lainnya. Tujuan pembentukan
“Cafe Tambah Darah” ini adalah menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh
secara teratur agar dapat mencegah anemia sekaligus mengobati anemia dengan
minum Tablet Tambah Darah (TTD) langsung diawasi oleh petugas yang jaga di cafe
tersebut. Tablet tambah darah adalah tablet besi folat yang setiap tablet mengandung
200 mg Ferro Sulfat atau 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat. Wanita dan
remaja putri perlu minum tablet tambah darah karena wanita mengalami haid sehingga

8
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
Jl. H.R. Boenyamin-Kampus Grendeng Purwokerto 53122
e-mail: hmjanfisipunsoed@gmail.com | CP: Tika Amalia Arifiani (082131713515)

memerlukan zat besi untuk mengganti darah yang hilang. Wanita mengalami hamil,
menyusui, sehingga kebutuhan zat besinya sangat tinggi yang perlu dipersiapkan
sedini mungkin semenjak remaja. Tablet tambah darah mampu mengobati wanita dan
remaja putri yang menderita anemia, meningkatkan kemampuan belajar, kemampuan
kerja dan kualitas sumber daya manusia serta generasi penerus. Meningkatkan status
gizi dan kesehatan remaja putri dan wanita.
Perencanaan pelatihan ini dilakukan dengan media laptop dan proyektor LCD.
Dalam pelatihan ini diharapkan guru dan siswa memiliki pengetahuan dan
kemampuan dalam menangani masalah anemia serta bisa mengerti, mencegah
komplikasi, dan mengetahui apa yang harus dilakukan bila ada yang menderita
anemia apalagi jika sedang dalam keadaan menstruasi. Selain itu juga dilakukan pre-
test dan post-test berupa pengisian kuesioner untuk mengetahui kemampuan siswa
mengenai anemia. Dengan pengetahuan mengenai pencegahan dan pengobatan
anemia serta cara mengkonsumsi Tablet Tambah Darah bisa mencegah remaja putri
menderita anemia serta mencegah anemia dalam kehamilan kelak jika para siswa putri
tersebut telah dewasa. Setelah mengadakan pelatihan, penulis pun membangun “Cafe
Tambah Darah” tersebut dengan bantuan seluruh siswa serta guru, dari mulai
membuat poster, membuat buku administrasi, membuat kertas status, pengadaan
Tablet Tambah Darah (TTD), sampai membantu membersihkan ruang UKS.
Dimulai dari SMP Negeri 3 Ajibarang, jika program ini sukses, harapan
penulis serta seluruh staf Puskesmas Ajibarang 2 akan dibuka “Cafe Tambah Darah”
di seluruh SMP kecamatan Ajibarang. Selain itu, penulis juga memberikan hadiah
kecil tentang anemia, anemia defisiensi besi dan menstruasi serta thalassemia bagi
seluruh siswa yang turut berpartisipasi guna memberikan efek eksklusivitas terhadap
peserta pelatihan agar bersemangat untuk mencegah anemia sedini mungkin.

E. SASARAN KEGIATAN

Seluruh siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 3 Ajibarang serta guru-guru SMP
N 3 Ajibarang.

9
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
Jl. H.R. Boenyamin-Kampus Grendeng Purwokerto 53122
e-mail: hmjanfisipunsoed@gmail.com | CP: Tika Amalia Arifiani (082131713515)

F. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Kegiatan Deteksi Awal (screening) Thalassemia dan Anemia Defisiensi Besi
dilaksakan pada :
Hari/ Tanggal : Rabu, 28 Agustus 2019
Waktu : 08.00 WIB
Tempat : SMP N 3 Ajibarang

Kegiatan Penyuluhan tentang Anemia dan Pelatihan cara mengkonsumsi Tablet


Tambah Darah (TTD) dilaksanakan pada :
Hari/ Tanggal :
Waktu : 08.00 WIB
Tempat : SMP N 3 Ajibarang

Kegiatan Pembuatan ”Cafe Tambah Darah” dilaksanakan pada :


Hari/ Tanggal :
Waktu : 08.00 WIB
Tempat : UKS SMP N 3 Ajibarang

G. SUSUNAN ACARA
(Terlampir I)
H. RINCIAN ANGGARAN
(Terlampir II)

10
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
Jl. H.R. Boenyamin-Kampus Grendeng Purwokerto 53122
e-mail: hmjanfisipunsoed@gmail.com | CP: Tika Amalia Arifiani (082131713515)

I. PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat dengan harapan semoga dapat memberikan
gambaran kegiatan tersebut. Besar harapan kami agar semua pihak dapat memberikan
bantuan demi kelancaran dan kesuksesan kegiatan ini. Semoga kegiatan ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak dan diberkahi Tuhan Yang Maha Esa.
Hormat kami,

Purwokerto, 26 Agustus 2018

Ketua Umum Ketua Pelaksana


HMJ AN FISIP Unsoed ADIPATI DOLKEN

Novia Sagita Dewi Tika Amalia Arifiani

11
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
Jl. H.R. Boenyamin-Kampus Grendeng Purwokerto 53122
e-mail: hmjanfisipunsoed@gmail.com | CP: Tika Amalia Arifiani (082131713515)

NIM. F1B015034 NIM. F1B016093

Menyetujui,
Ketua Jurusan Ilmu Wakil Dekan III Bidang
Administrasi Negara FISIP Kemahasiswaan dan Alumni
Unsoed FISIP Unsoed

Dr. Wahyuningrat, M.Si Ahmad Sabiq, S.IP, MA.


NIP. 19661111 199203 2 003 NIP. 19760212 200604 1 003

Lampiran I
SUSUNAN KEGIATAN

Waktu Kegiatan Keterangan


10.00 – 10.30 Edukasi Di ikuti oleh semua, dengan edukasi yg
berbeda sesuai dengan kebutuhan
warga panti
10.30 – 11.30 Games Di ikuti oleh semua

11.30 – 12.00 Pemberian Donasi

12
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
Jl. H.R. Boenyamin-Kampus Grendeng Purwokerto 53122
e-mail: hmjanfisipunsoed@gmail.com | CP: Tika Amalia Arifiani (082131713515)

Lampiran II
RENCANA ANGGARAN

PENGELUARAN
Proposal (10) @Rp 5.000,00 Rp 50.000,00
Banner (2m x 1m) Rp 50.000,00
Dispenser (1 buah) Rp 150.000,00
Handuk (50 buah) @Rp 25.000,00 Rp 1.250.000,00
Gelas (20 buah) @Rp 15.000,00 Rp 300.000,00
Tempat makan (20 buah) @Rp 15.000,00 Rp 300.000,00
Plastik kado (100 buah) @Rp 5.000,00 Rp 500.000,00
Snack Rp 125.000,00
TOTAL Rp 2.725.000,00
DANA YANG DIBUTUHKAN Rp 1.500.000,00

Donatur

Panitia menerima bantuan dalam bentuk donasi/sumbangan. Besarnya pendanaan se-


ikhlasnya.

13
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
Jl. H.R. Boenyamin-Kampus Grendeng Purwokerto 53122
e-mail: hmjanfisipunsoed@gmail.com | CP: Tika Amalia Arifiani (082131713515)

14

Anda mungkin juga menyukai