Anda di halaman 1dari 5

Dosen : HASAN, S.

GZ, MPH

METODE PENENELITIAN MASALAH GIZI

ANEMIA DI INDONESIA

DISUSUN OLEH :

 NAMA : RIVALDI SAPUTRA


 NIM : P00331019028
 PRODI : DIII A
1. Masalah gizi yang akan diteliti adalah ANEMIA PADA REMAJA

2. Prevalensi masalah anemia berstandar nasional,provensi dan kota

A. Nasional
Angka prevalensi anemia di Indonesia, yaitu pada remaja wanita
sebesar 26,50%, pada wanita usia subur sebesar 26,9%, pada ibu hamil
sebesar 40,1% dan pada balita sebesar 47,0%5. Berdasarkan data dari
WHO (2011), dua miliar penduduk dunia mengidap anemia defisiensi zat
besi. Sekitar 50% kasus anemia diakibatkan karena defisiensi besi.
Anemia defisiensi besi merupakan suatu kondisi ketika kadar
hemoglobin (Hb) dalam darah tergolong rendah. Menurut hasil penelitian
yang dilakukan oleh WHO (2015) menyatakan bahwa prevalensi anemia
pada remaja putri sebesar 29%. Prevalensi anemia pada remaja putri
usia (usia 10-18 tahun) mencapai 41,5% di negara berkembang.
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, dengan
prevalensi anemia pada remaja putri di Indonesia menurut WHO
sebesar 37% lebih tinggi dari prevalensi anemia di dunia (WHO, 2015).
(Badan Pusat Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta, 2017).

B. Sulawesi tenggara
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Kendari tahun 2016
prevalensi anemia pada remaja sebesar 11,27%.

C. Target prevalensi
Target penurunan prevalensi anemia pada tahun 2016 yakni prevalensi
anemia menurun menjadi 8%. Selain itu cakupan pemberian Fe pada
remaja putri tingkat SMP dan SMA yakni 20% dari total remaja yang
ada.5 Program di tahun pertama masih belum berjalan secara efektif
dan hanya melihat cakupan pemberian saja. (PPAGB, JURNAL MKMI, Vol.
14 No. 1, Maret 2018)

3. Factor factor penyebab anemia pada remaja


Hasil uji statistik analisis bivariat untuk mengetahui hubungan variabel
independen dengan kejadian anemia pada remaja putri melalui uji chi
square dengan α = 0,05diperoleh hasil faktor-faktor yang teliti berhubungan
semua secara bermakna, yaitu
- status gizi (IMT) (p=0,009; OR 3,059 CI 95% 1,380-6,781),
- pengetahuan tentang anemia (p=0,048; OR 2,331 CI 95%: 1,080-5,027),
- pendidikan ibu (p=0,036; OR CI 95%; 1,127-5,271)

Penyebab utama anemia gizi di Indonesia adalah rendahnya asupan zat


besi (Fe). Anemia gizi besi dapat mengakibatkan penurunan
kemampuan fisik, produktivitas kerja, dan kemampuan berpikir. Selain
itu anemia gizi juga dapat disebabkan oleh asupan zat besi yang tidak
cukup dan penyerapan yang tidak kuat.

Hasil penelitian factor terjadinya anemia pada remaja

a. Faktor yang Berhubungan Status Gizi


Hasil penelitian menyimpulkan adanya hubungan antara status
gizi dengan kejadian anemia di Kelas XI MAN 1 Metro Lampung
Timur (p= 0,009 < α = 0,05). Remaja dengan status gizi dalam
kategori kurus mempunyai risiko 3,1 kali mengalami anemia
dibandingkan dengan remaja yang status gizinya dalam kategori
normal (OR=3,059 (95% CI:1,425- 6,761).
b. Pengetahuan Remaja tentang Anemia
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada hubungan antara
pengetahuan dengan kejadian anemia (p= 0,048 < α = 0,05).
Remaja dengan pengetahuan yang kurang mempunyai risiko 2,3
kali mengalami anemia dibandingkan dengan remaja yang
berpengetahuan baik (OR=2,331; 95% CI:1,080-5,027).

c. Pendidikan Ibu
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan pendidikan ibu
dengan kejadian anemia di MAN 1 Metro Lampung Timur (p =
0,036 = 0,05). Penelitian ini tidak sesuai> dengan penelitian
Siahaan (2012)2 yang menyebutkan tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara pendidikan ibu dengan kejadian anemia
pada remaja (p=0,53). Temuan ini sesuai dengan teori yang di
kemukakan Gunatmaningsih (2007) 16 yang menyatakan bahwa
seorang ibu yang berpendidikan rendah, kurang memperhatikan
makanan yang dikonsumsi anaknya dan kurang memperhatikan
pemenuhan kebutuhan gizi seimbang. Bagi keluarga dengan
tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih mudah menerima
informasi kesehatan khususnya bidang gizi, sehingga dapat
menambah pengetahuannya dan mampu menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari.

4. Rumusan/judul penelitian : “PENTINGNYA PENGETAHUAN REMAJA


TENTANG ANEMIA”
DAFTAR PUSTAKA

WHO, 2008, Worldwide Prevalence of Anaemia 1993–2005. Tersedia Online:


[http://whqlibdoc.who.int] [3 Maret 2014]

(Badan Pusat Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta, 2017).

Sukmawati, 2011, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada


Remaja Putri Kelas VII dan VIII di SMP Metro Kibang Lampung Tiur Tahun
2011, KTI, Tidak Dipublikasikan

Briawan D, Adriyani A, Pusporini. Determinan Keberhasilan Program Suplementasi


Zat Besi pada Siswi Sekolah. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. 2009;6(2):78-83.

Permaesih D, Herman S. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Anemia pada Remaja.


Bul Penel Kes. 2005;33(4):162-171.

Anda mungkin juga menyukai