Anda di halaman 1dari 5

Organisasi – Organisasi Fungsional

Alasan di balik bentuk organisasi fungsional melibatkan gagasan mengenai

seorang maanger yang membawa pengetahuan khusus untuk mengambil

keputusan yang berkaitan dengan fungsi spesifik, yang berlawanan dengan

manajer umum yang kurang memiliki pengetahuan khusus. Seorang manajer

pemasaran dan seorang manajer produksi yang terampil kemungkinan besar akan

mampu mengambil keputusan yang lebih baik di bidangnya masing-masing

dibandingkan dengan seorang manajer yang bertanggung jawab atas kedua bidang

itu sekaligus. Seorang manajer yang terampil pada tingkat yang lebih tinggi harus

mampu melakukan pengawasan secara lebih baik atas para manajer di tingkat

yang lebih rendah pada fungsi yang sama. Oleh karena itu, keuntungan terpenting

dari struktur fungsional adalah efisiensi.

Ada sejumlah kelemahan pada struktur fungsional. Pertama, dalam sebuah

organisasi fungsional terdapat ketidakjelasan dalam menentukan efektivitas

manajer fungsional secara terpisah (seperti, manajer produksi dan manajer

pemasaran) karena tiap-tiap fungsi tersebut sama-sama memberikan kontribusi

pada hasil akhir. Oleh karena itu, tidak ada cara untuk mnentukan bagian dari laba

yag dihasilkan oleh masing-masing fungsi.

Kedua, jika organisasi terdiri dari beberapa manajer yang bekerja dalam satu

fungsi yang melapor ke beberapa manajer pada tingkat yang lebih tinggi dari

fungsi tersebut.,maka perselisihan antarpara manajer dari fungsi-fungsi berbeda

hanya dapat diselesaikan di tingkat atas, meskipun perselisihan itu berasal dari
mungkin ingin memenuhi kebutuhan konsumen untuk sejumlah tertentu dari suatu

produk dimana departemen produksi mungkin tidak rela menanggung biayanya.

Secara teoritis, perselisihan itu harus diselesaikan di kantor pusat, meskipun hal

tersebut barankali hanya melibatkansatu cabang kantor penjualan dan satu

departemen kecil pada sebuah pabrik. Upaya-upaya untuk manangani perselisihan

tersebut melalui berbagai tingkat organisasi dan kemudian mengkomunikasikan

keputusan yang diambil ketingkat di bawahnya, yang merupakan asal dan sumber

perselisihan, hanya akan menyita banyak waktu dan menimbulkan rasa frustasi.

Ketiga, truktur fungsional tidak memadai untuk diterapkan pada sebuah

perusahaan dengan produk dan pasar yang beragam.

Contoh. Pada tahun 2002, Deere & Co. Diorganisasikan ke dalam empat unit

bisnis: Perlengkapan Pertanian (traktor, alat pemanen, dan sebagainya, yang

dipasarkan untuk para petani); Perlengkapan Konstruksi (buldozer, cangkul, alat

penggalian, dan sebagainya, yang dipasarkan pada para kontraktor pembangunan);

Perlengkapan Konsumen (mesin pemotong rumput, peniup salju, dan sebagainya,

yang dipasarkan pada rumah tangga); dan Kredit (sebuah unit yang menyediakan

dana bagi pembelian perlengkapan). Karena beragamnya produk dan segmen

konsumen yang dilayaninya maka Deere & Co tidak bisa menerapkan struktur

fungsional.

Akhirnya, organisasi fungsional cenderung menciptakan “sekat-sekat” bagi

tiapfungsi yang di milikinya sedemikian rupa sehingga menghambat kemungkinan

diadakannya koordinasi lintas fungsi di bidang-bidang seperti pengembangan


produk baru. Persolanan ini bisa dikurangi dengan cara melengkapi struktur

fungsional vertikal yang ada dengan proses-proses lintas fungsi yang saling

berhubungan seperti rotas bidang lintas fungsi dan penghargaan berdasarkan kerja

sama tim.

Contoh. Pada perusahaan Boeing, ada suatu masa di mana para ahli rancanagan

bekerja secara independen terhadap orang-orang yang bekerja di bidang produksi

dan operasi yang sesungguhnya bekerja membuat pesawat. “Ini rangcangannya”

para perancang akan berkata demikian. “Sekarang, tinggal kalian kerjakan.”

Sebagai akibatnya, orang-orang di bagian produksi akan menanggung beban berat

untuk mengerjakan rancangan yang sangat sukar. Boeing kemudian memutuskan

hierarki fungsional ini dengan menciptakan “tim rancang bangun”, yang terdiri

dari orang-orang yang berasal dari seluruh fungsi yang berbeda-beda (proyek

Boeing 777 menggunakan tim rancang bangun seperti ini). Dengan pendekatan

“tim” ini, para pegawai produksi dapa berdiskusi langsung dengan ahli rekayasa,

dan hassilny adalah sebuah produksi inovatif dan yang dibangun secara efisien

yang dengan segera menjadi standar industri.

Unit-unit Bisnis

Bentuk organisasi unit bisnis dari organisasi dirancang untuk menyelesaikan

masalah-masalah yang terdapat pada struktur fungsional. Suatu unit bisnis, yang

juga disebut sebagai divisi, bertanggung jawab atas seluruh fungsi yang ada dalam

produksi dan pemasaran sebuah produk. Unit bisnis tersebut bertanggung jawab

untuk melakukan perencanaan dan koordinasi kerja dari berbagai fungsi yang
terpisah. Sebagai contoh, memastikan agar rencana departemen pemasaran bisa

diseusaikan dengan kemampuan produksi dan untuk menyelesaikan perselisihan

yang mungkin timbul di antara fungsi-fungsi in. Kinerja unit bisnis tersebut

kemudian diukur dengan profitabilitas dan unit bisnis itu.

Contoh. Unit-unit bisnis Nabisco menggunakan sistem distribusi yang berbeda

untuk produk yang berbeda-beda pula. Sebagai contoh, unit biskuitnya

menggunakan truk-truk dan bagian penjualannnya sendiri, untuk secara langsung

mengirimkan barang kepada pihak pengecer. Sebuah pendekatan yang memakan

banyak biaya, namun hal ini diyakini oleh pihak manajemen sebagai pendekatan

yang di benarkan dalam kaitannya dengan meningkatnya hubungan dengan

konsumen dan pengendalian yang lebih melekat terhadap persediaan dan

penjualan toko-toko tersebut.

Meskipun unit bisnis menjalankan wewewang yang sangat luas terhadap unit-

unitnya, kantor pusat tetap memiliki sejumlah hak prerogatif. Setidaknya, kantor

pusat bertanggung jawab untuk memperoleh dana bagi perusahaan secara

keseluruhan dan mengalokasikannya ke berbagai unit bisnis sesuai dengan

permanfaatannya secara maksimal.

Kantor pusat juga menetapkan kebijakan-kebijakan yang berlaku untuk seluruh

lingkup area perusahaan, yang tergantung darikebijakan CEO, dapat berjumlah

sedikit dan bersifat umum, atau dikodifikasika ke dalam beberapa manual yang

tebal. Para staf pejabat kantr pusat bisa saja membantu unit-unit bisnis dalam

aktivitas prosuksi dan pemasaran dalam ruang lingkup yang khusus, seperti
sumber daya manusia, urusan-urusan legal, hubungan masyarakat, dan

pengendalian serta hal-hal yang berkaitan dengan keuangan. Fungsi-fungsi kantor

pusat ini sangatlah penting, tanpa peranan kantor pusat, maka unit-unit bisnis akan

lebih berfungsi sebagai perushaan-perusahaan yang terpisah.

Keuntungan dari bentuk perushaan unit bisnis ini adalah bahwa struktur ini bisa

berfungsi sebagai tempat pelatihan bagi manajemen secara umum. Seorang

manajer unit bisnis dituntut untuk bisa menunjukkan semanagat kewirausahaan

yang sama seperti yang dipunyai oleh CEO dari perushaan independen.

Keuntungan lain dari tipe struktur ini adalah bahwa karena unit bisnis lebih dekat

dengan pasar dari produk-produknya dibandingkan dengan kantor pusat, maka

para manajer unit bisnis dapat membuat keputusan-keputusan produksi dan

pemasaran yang lebih baik dibandingkan dengan cara diputuskan oleh kantor

pusat. Selain itu, unit bisnis ini pun dapat memberikan reaksi yang cepat terhadap

ancaman-ancaman atau peluang baru.

Kerugian dari unit bisnis ini adalah, adanya kemungkinan bahwa masinh-masing

staf unit bisnis menduplikasi sejumlah pekerjaan yang dalam organisasi

fungsional,

Anda mungkin juga menyukai