Tradisi Intelektual Ulama Jawa Sejarah Sosial Inte PDF
Tradisi Intelektual Ulama Jawa Sejarah Sosial Inte PDF
2 - Juli 2011
ABSTRACT ABSTRAK
Kiai Shaleh Darat including one of the scholars Kiai Shaleh Darat termasuk salah satu ulama
of Islamic intellectual tradition of Java developers pembangun tradisi intelektual Islam Jawa pada
in a productive period of pre-modernism. The periode pra modernisme yang produktif. Karya
main work of scholars in the field of fiqh Shaleh utama Kiai Shaleh Darat dalam bidang fiqh
Darat is a book Majmoo'at al-Shari'a al-Kafiyat adalah kitab Majmu’at al-Syariat al-Kafiyat li al-
li al-Awam a Javanese language books of fiqh in Awam sebuah kitab fiqh berbahasa Jawa
Arabic Pegon lettered. Socio-political conditions berhuruf Arab Pegon. Kondisi sosial politik Jawa
of Java in the late 19th century, showed the ma- pada akhir abad ke-19 memperlihatkan mayoritas
jority of its people are Muslims who lay in reli- masyarakatnya adalah muslim yang awam
gious understanding who are under control of dalam pemahaman keagamaan yang berada
the colonial goverment. This is the background dibawah penguasaan pemerintah kolonial. Hal
for Kiai Shaleh Darat in writing the book in local inilah yang mendasari Kiai Saleh Darat menulis
language. Book Majmoo'at al-shari'ah al-Kafiyat kitab dengan bahasa lokal. Kitab Majmu’at al-
li al-Awam is one book that was written by Kiai syari’ah al-Kafiyat li al-Awam merupakan salah
Saleh Darat. This book explains the basics of satu kitab yang ditulis Kiai Saleh Darat. Kitab
Islam, such as the nature of Islamic religion, ini menerangkan dasar-dasar agama Islam,
faith and charity, fiqhiyah theories, such as puri- seperti hakikat agama Islam, iman dan ihsan,
fication, prayers, alms, fasting and rituals of teori-teori fiqhiyah, seperti bersuci, shalat, zakat,
hajj. Mu `amalat issues were also discussed such puasa dan manasik haji. Masalah-masalah
as buying and selling, usury, marriage. Based on mu’amalat juga dibahas seperti jual beli, riba,
the results of this study, it is concluded that Kiai pernikahan. Berdasarkan hasil penelitian ini
Shaleh Darat’s thought was influential enough, disimpulkan bahwa pemikiran Kiai Saleh Darat
both among his scholar and society in general. cukup berpengaruh, baik dikalangan santrinya
maupun masyarakat secara umum.
Keywords: intellectual tradition, scholars,
Islamic Thought
Kata kunci: Tradisi intelektual, ulama,
Pemikiran Islam
Jawa. Para wali ini menggunakan jalur kurang dikenal baik, oleh kalangan
pendekatan kultural dan edukasional. peneliti Islam maupun kaum muslimin
Selanjutnya Islamisasi dijalankan oleh sendiri. Kajian mengenai pemikiran
para ulama sebagai elit masyarakat keislaman oleh ulama Jawa merupakan
yang memiliki pengaruh demikian besar lapangan studi yang sangat diabaikan
terutama menyangkut tanggung jawab khususnya pada periode abad 19. Posisi
terhadap nilai-nilai agama. Pemikiran Jawa yang terletak pada pinggiran
kritis para ulama telah melahirkan se- dunia Islam, memunculkan suatu ten-
buah kebudayaan yang dinamis dan densi di kalangan Islamicist untuk men-
membentuk warna kehidupan keaga- inggalkannya dalam setiap diskusi ten-
maan dalam masyarakat. Termasuk juga tang Islam. Ada asumsi wilayah ini ti-
dalam hal ini adalah peran ulama dalam dak memiliki pusat tradisi Islam yang
menyebarluaskan pengetahuan melalui kokoh. Islam di Jawa selama ini dinilai
pemikiran-pemikirannya. sebagai Islam campuran yang dipenga-
Di Indonesia, yang termasuk ka- ruhi oleh tradisi lokal, berbeda dengan
wasan kebudayaan Melayu, perkemban- Islam di pusat-pusat Islam di Timur
gan tradisi pemikiran Islam dapat di- Tengah.
bagi dalam dua periode: periode per- Ulama di Jawa juga termasuk
tama adalah tradisi intelektual yang dalam jaringan intelektual ulama mus-
berkembang sebelum bersentuhan den- lim internasional dengan beragam karya
gan paham pembaharuan Jamaluddin al yang dihasilkannya. Pada umumnya
Afgani, Muhammad Abduh, Muham- para ulama Jawa lebih suka menulis
mad Iqbal dan sebagainya. Sedangkan dalam bahasa Arab, terutama apabila
pemikiran yang kedua adalah mereka menulis tentang fiqh. Diantara
pemikiran yang berkembang setelah ulama Jawa, Kiai Shaleh Darat termasuk
terkena sentuhan modernisme. Tradisi ulama abad XIX yang produktif
intelektual ulama periode pertama mis- menghasilkan karya tulis. Karya utama
alnya dikembangkan oleh: Hamzah Fan- Kiai Shaleh Darat dalam bidang fiqh
suri, Nurrudin Ar Raniri, Syamsuddin adalah kitab Majmu’at al-Syariat al-
Sumaterani, Syekh Nawawi, KH Shaleh Kafiyat li al-Awam sebuah kitab fiqh ber-
Darat, Mahfudz at Termasi. Sedangkan bahasa Jawa berhuruf Arab Pegon.
dalam periode kedua berkembang Pemikiran-pemikiran besar dan
pemikiran yang dipengaruhi oleh mod- penerbitan berbagai karya keilmuan KH
ernisme Islam, seperti pemikiran HOS Shaleh Darat yang berpengaruh,
Cokroaminoto, H Agus Salim, KH penting dilihat dalam konteks sosio his-
Ahmad Dahlan, Syaihk A Sorkati, M. toris tempat pemikiran tersebut muncul,
Natsir. Dalam perkembangan lebih lan- tumbuh dan berkembang. Pengaruh
jut terlihat bahwa pemikiran Islam pemikiran Kiai Saleh Darat terhadap
senantiasa berusaha merumuskan dan kehidupan masyarakat juga menarik
memberikan jawaban terhadap masalah untuk dikaji. Kajian ini bertujuan men-
yang timbul dalam proses modernisasi gungkapkan dan menganalisis
dan pembangunan. misalnya dikem- pemikiran Kiai Shaleh Darat, mengung-
bangkan oleh Nurcholis Madjid, kapkan gambaran kondisi sosial keaga-
Jalaluddin Rahmat, Abdurrahman Wa- maan masyarakat Semarang dan seki-
hid, AM Syaefuddin, Kuntowijoyo, A. tarnya pada akhir abad ke-19, serta
Syafi’i Ma’arif . mengungkapkan pengaruh pemikiran
Tradisi intelektual Islam tersebut, Kiai Saleh Darat terhadap kehidupan
terutama pada periode pra modernisme masyarakat.
150
Paramita Vol. 21, No. 2 - Juli 2011
151
Paramita Vol. 21, No. 2 - Juli 2011
keilmuan yang tinggi setelah dia me- kankan pentingnya pendidikan sepan-
nempuh belajar yang cukup lama, dan jang hayat bagi umatnya. Upaya men-
(2) pengakuan masyarakat akan cari ilmu pengetahuan merupakan ke-
ketaatannya terhadap ajaran Islam yang wajiban setiap muslim, laki-laki atau-
dibuktikan dengan perbuatan nyata. pun perempuan. Islam mendorong pen-
Tradisi berasal berasal diadopsi gikutnya menuntut ilmu sejauh mung-
dari kata tradition. Tradisi dimaknai kin, meskipun sampai ke Cina. Motivasi
sebagai adat-istiadat yang secara turun religius ini bisa ditemukan dalam tradisi
temurun (dari nenek moyang) dan ma- rihlah (mengembara). Tradisi utama
sih dijalankan dalam masyarakat (Tim yang disebut ar rihlah fi thalab al ilm
Penyusun, 2001: 1208). Hal ini senada (pengembaraan dalam rangka mencari
dengan pendapat Edward Shils yang ilmu) merupakan bukti besarnya rasa
menyatakan tradisi sebagai pewarisan keingin tahuan di kalangan para ulama.
budaya secara turun temurun dari gen- Secara historis, tradisi keilmuan
erasi ke generasi dari masa lalu ke masa Islam telah terbangun cukup lama. Is-
sekarang baik berupa objek fisik mau- lam mengajarkan bahwa perjalanan atau
pun konstruksi budaya melalui wahana kewajiban mencari ilmu tidak ada ujung
lisan, tulisan maupun tindakan (Shils, akhirnya. Salah satu aspek penting dari
1981: 12). Sedangkan intelektual berarti tradisi pencarian ilmu di kalangan umat
totalitas pengertian atau kesadaran teru- Islam dapat dilihat dari sistem pendidi-
tama yang menyangkut pemikiran dan kan pesantren. Hal ini misalnya terlihat
pemahaman (Tim Penyusun, 2001: 437). dari penekanan kepada murid-murid
Menyoroti tradisi intelektual (santri) untuk berkelana dari satu
dalam Islam hendaknya perlu menyer- pesantren ke pesantren yang lain dalam
takan pemahaman konseptual tentang rangka mencari guru yang paling masy-
motivasi yang melekat pada proses bela- hur dalam berbagai cabang pengeta-
jar mengajar yang dilakukan kaum mus- huan Islam. Ketika penguasa muslim
limin sepanjang sejarah dengan pene- Jawa cenderung menjadi pendukung
kanan pada periode awal. Di dalam Is- ilmu pengetahuan Islam, tradisi
lam, ilmu pengetahuan mendapatkan akademik dalam masyarakat menjadi
prioritas yang sangat istimewa. Allah sangat tampak. Pembangunan tradisi
akan mengangkat derajat orang-orang akademik ini juga menjadi salah satu
yang beriman diantaramu dan orang titik perhatian dari walisongo pada
yang diberi ilmu beberapa derajat( QS abad 15-16. Hal ini terlihat dari petuah
Al Mujadilah (58): 11). Selain itu meru- pertama catur piwulang Sunan Drajat,
pakan bukti yang signifikan bahwa wa- yang berbunyi: paring teken marang kang
hyu yang pertama kali turun dan diter- kalunyon lan wuta, yang berarti: berilah
ima oleh Muhammad SAW yakni QS Al tongkat (petunjuk) kepada mereka yang
’Alaq: 1-5 adalah dimulai dengan perin- menapaki jalan licin dan buta. Tradisi
tah ilahi ”iqra” (bacalah). Ayat berikut- akademik ini terus berlanjut. Pada abad
nya menegaskan bahwa dengan pena (al 16-18 di Jawa sudah berkembang
-qalam) Allah mengajar manusia bagai- adanya tradisi santri kelana (Suryo,
mana dan apa yang belum diketahui. 2000) dan tradisi berdebat di pesisir
Ayat ini menunjukkan arti penting utara Jawa. Pada abad XVII-XVIII, tra-
membaca sebagai suatu aktivitas in- disi orang Jawa melakukan perjalanan
telektual dan menulis yang dilambang- dalam rangka belajar terus tumbuh
kan dengan al- qalam dalam proses be- subur dengan munculnya kelompok
lajar mengajar secara luas. Islam mene- sarjana-sarjana muslim baru dan para
152
Paramita Vol. 21, No. 2 - Juli 2011
153
Paramita Vol. 21, No. 2 - Juli 2011
Darat. Semua data yang ditemukan ke- mengalami kemajuan pesat. Hal ini
mudian dikumpulkan. Setelah semua disebabkan difungsikannya pelabuhan
data dikumpulkan, selanjutnya dilaku- Semarang sebagai pelabuhan dagang
kan penyeleksian melalui tahapan kritik dan difokuskannya wilayah ini sebagai
intern untuk menentukan autentisitas pusat penyiaran agama Islam. Didu-
atau keaslian sumber dan kritik ekstern kung oleh keberadaan pelabuhan dan
untuk menilai kredibilitas sumber. Data perdagangan yang maju pesat, Sema-
yang valid kemudian diinterpretasi rang tumbuh menjadi kota pelabuhan
(dianalisis dan ditafsirkan). Pada tahap yang termasyhur (Mohammad, 1995: 9).
analisis ini teknik analisa yang dipakai Semarang telah bertindak sebagai pusat
adalah teknik analisis isi (content analy- transaksi antar daerah pedalaman
sis), analisis situasional (action frame of (hinterland) dan daerah seberang
analysis) dan analisis hermeneutika (foreland). Oleh karena itu Semarang
sosial (social hermeneutics). tidak hanya menjadi simpul jaringan
ekonomi pedalaman Jawa bagian tengah
saja, melainkan juga menjadi salah satu
HASIL DAN PEMBAHASAN simpul penting jaringan perdagangan
laut baik di Nusantara maupun perda-
Di Bawah Bayang Kolonial: Semarang gangan internasional.
Akhir Abad Ke-19 Pada permulaan abad ke-16
bangsa Portugis datang dan membuka
Berbicara mengenai Semarang pemukiman disekitar wilayah yang
pada periode kolonial, tidak bisa sekarang disebut “kota lama”, daerah
dilepaskan dari Semarang sebagai se- sekitar Gereja Blenduk yang dibangun
buah nama Kabupaten, Karesidenan, pada tahun 1745. Selanjutnya orang-
dan juga kota (Gemeente). Sejak jaman orang Belanda menyusul bangsa Por-
Mataram I, ketika Bergota menjadi ban- tugis tiba di Semarang pada permulaan
dar kerajaan diperkirakan daerah di se- abad ke-17. Orang-orang Belanda mem-
kitar pelabuhan Semarang telah banyak bangun pemukiman sendiri dengan
penghuninya. Munculnya Semarang mendirikan benteng segi lima “de
sebagai sebuah kota yang ramai, tidak Vijfhoek” pada tahun 1646. Sementara itu
bisa dilepaskan dari peran Ki Ageng orang-orang Jawa (penduduk asli) telah
Pandan Aran yang telah membuka menempati rumah pemukiman di
daerah Tirang Amper. Di tempat yang sepanjang kanan-kiri Kali Semarang,
baru di Pulau Tirang atau terkenal den- serta di kampung-kampung Jawa
gan nama Tirang Amper, Ki Ageng Pan- seperti di Kaligawe, Poncol, Depok,
dan Arang segera bekerja keras men- Randusari, Pengapon, Darat.
jalankan tugas mengislamkan para ajar Kota Semarang yang semula
yang bertempat tinggal di Pulau Tirang hanya terletak di Kota Benteng di
dan daerah-daerah disekitarnya. Setelah daerah Tawang sampai Heerenstraat,
usahanya berhasil, ia kemudian t e la h me lua s se ca ra m en ye luruh .
mendirikan pondok di daerah Pegisi- Wilayahnya berkembang mulai dari
kan. Ki Ageng Pandan Arang adalah daerah Randusari sampai ke Kali Gawe.
pendiri kota Semarang sekaligus bupati Pemukiman penduduknya tak lagi
Semarang yang pertama. berkelompok menurut ras-ras bangsa
Semarang, yang dipetakan sebagai dan suku-suku bangsa, tetapi telah me-
sebuah kota pertama kalinya oleh van mecah dan berhimpun secara homogen.
Bemmelen pada 1695, sebenarnya telah Orang-orang Jawa telah mendiami pe-
154
Paramita Vol. 21, No. 2 - Juli 2011
mukiman dengan pola yang teratur. tempo dulu di kalangan masyarakat Se-
Orang Belanda mulai membuka tembok marang juga terdapat kepercayaan pada
benteng di sekelilinginya tahun 1758, hal-hal yang berbau mistik. Masyarakat
dan mulai membangun rumah-rumah Kota Semarang mempercayai ke-
villa di sepanjang Jalan Bojong sampai beradaan Setan dan makhluk halus.
Randusari. Orang-orang Cina yang mu- Pada waktu itu, di Semarang dikenal
lai meluaskan tempat tinggalnya di seki- beberapa istilah untuk menyebut nama-
tar Pencinan. nama mahluk halus, seperti: Glundung
Banyaknya pendatang dan sejalan pecengis, Setan usus, Gendruwo, Wewe,
dengan kemajuan perdagangan di Se- Sundel bolong, Tetekan, Tuyul, dan Nyai
marang, maka orang-orang Tionghoa Blorong. Beberapa jalan dan kawasan
pun ramai mengembangkan kebi- yang di Semarang terkenal sebagai ka-
asaannya berjudi di wilayah ini. Kebi- wasan angker antara lain: Jalan
asaan berjudi ini berkonsentrasi di ka- Bubakan, Kerkof, Kampung Karang Ke-
wasan Gang Pinggir Pecinan. Dampak bon. Fenomena mistis ini juga bisa dia-
dari arena perjudian itu, di sekitar mati dari respon masyarakat Semarang
daerah tersebut kemudian berdiri tem- terhadap fenomena bencana alam.
pat-tempat gadai bagi para penjudi agar Selompret Melajoe Edisi No 21 Septoe 27
bisa cepat mendapatkan uang. Perkem- Mei 1865. memberitakan pada hari Ju-
bangan penduduk yang datang dari ber- mat tanggal 19 Mei 1865 di Semarang
bagai daerah ke Semarang serta kemak- terjadi lindu (tanah goyang). Sebagian
muran materi yang mereka hasilkan, dari masyarakat kemudian berspekulasi
turut mempengaruhi perilaku dan gaya dengan mengatakan bahwa yang pikul
hidup masyarakatnya. Salah satunya bumi capek, sehingga tangannya ge-
adalah perilaku gemar berjudi. Adanya metar, ada yang menyatakan ular besar
perjudian dengan segala implikasinya di dalam bumi baru berjalan. Meski
mempengaruhi kondisi keimanan dan demikian, ada juga yang sudah
akhlak masyarakat Semarang mengerti mengenai ilmu bumi menyata-
(Selompret Melajoe, 1903 Edisi No 73). kan bahwa penyebab lindu adalah
Dibandingkan dengan masyarakat pergeseran lapisan tanah di perut bumi.
yang hidup di kota-kota lain di pesisir Semarang tumbuh menjadi sebuah
utara Pulau Jawa, pada pertengahan kota besar setelah tahun 1870. Peruba-
abad ke-18 masyarakat di Kota Sema- han-perubahan politik, sosial dan bu-
rang memiliki kekh us us an, yait u daya telah terjadi di kota ini. Semarang
memiliki hobi suka mengadakan pesta tumbuh menjadi kota kolonial multiet-
yang mewah disertai dengan dansa- nis, dengan disertai masalah-masalah
dansa. Domine Valentijn, mencatat sosial di dalamnya. Keresahan sosial di
bahwa hobi masyarakat Kota Semarang Semarang pada abad ke-19 di Semarang,
tersebut tidak hanya terbatas di kalan- ditampakkan dalam bentuk aksi krimi-
gan para pejabat tinggi Belanda saja, nalitas seperti: pencurian, mabuk-
namun juga hidup dikalangan pejabat mabukan, perjudian, pelacuran. Be-
tinggi orang-orang Jawa. Bahkan yang berapa pelanggarnya adalah orang-
menarik lagi, dalam pesta pora tersebut orang Eropa, Indo (Eurasia) dan orang-
ikut hadir seorang domine Semarang orang militer. Masalah–masalah terse-
yang begitu gembira hingga seakan lupa but timbul sebagai akibat dari rendah-
akan dirinya, telah ikut serta bersorak- nya moral orang-orang Eropa. Alkohol
sorak (Budiman., 1975: Edisi 24 hlm 2). dan rumah-rumah minum diperkenal-
Seperti di daerah-daerah lain, kan oleh orang-orang Eropa, dan pela-
155
Paramita Vol. 21, No. 2 - Juli 2011
156
Paramita Vol. 21, No. 2 - Juli 2011
ganut Islam. Dengan demikian, pen- nealogi dan transmisi intelektual Kiai
ganut Islam menurut data tahun 1861 Saleh Darat. Pada tahap sosialisasi
kira-kira berjumlah 68.226 orang. Jum- primer, Kiai Saleh Darat dibesarkan
lah tersebut tentunya belum bisa mem- dalam lingkungan keluarga santri dan
berikan gambaran mengenai kualitas pejuang yang gigih. Dalam sosialisasi
keislaman dari para penganutnya. sekunder, Kiai Saleh Darat memper-
dalam ilmu agamanya pada ulama-
ulama besar di Jawa. Di antara mereka
Kiai Saleh Darat: Karya dan itu adalah Muhammad Syahid yang
Pemikirannya memim pin pondok pesantren di
Waturoyo, Margoyoso, Kajen, Pati. Di
Kiai Saleh Darat memiliki nama sini ia mempelajari beberapa kitab fiqh,
lengkap Muhammad Saleh bin ’Umar al seperti Fath al-Qarib, Fath al Mu’in, Min-
-Samarani. Lahir di Kedung Cumpleng, haj al-Qawim, Syarh al-Khathib, dan Fath
Mayong, Jepara pada 1820 dan mening- al Wahhab. Ia juga belajar kepada Raden
gal di Semarang pada 1903. Disebut Kiai Muhammad Shalih bin Asnawi Kudus
Saleh Darat karena, sepulangnya dari tentang tafsir Jalalain. Dari Ishak Dama-
Haramanyn, dia tinggal dan mengabdi- ran, Semarang, ia belajar nahwu dan
kan dirinya di Pesantren Darat, Sema- sharaf, dan kepada Abu Abdullah Mu-
rang yang diasuh oleh Kiai Murtado hammad Al-Hadi bin Baiquni, seorang
yang kemudian menjadi mertuanya. Mufti Semarang, ia belajar ilmu falak.
Ayah Kiai Saleh Darat adalah seorang Selanjutnya, ia juga menjadi murid
tokoh pejuang dalam Perang Dipone- Ahmad Bafaqih Ba’alawi di Semarang,
goro (1825-1930). Kiai Haji ’Umar, meru- tempat ia belajar tentang Jauharat al-
pakan salah seorang kepercayaan Tauhid karya Syaikh Ibrahim Al-Laqani
Pangeran Diponegoro di Jawa bagian dan Minhaj al-Abidin karya Al-Ghazali.
utara di samping Kiai Haji Syada’ dan Kepada Kiai Zaid, Kiai Shaleh Darat be-
Kiai Murtadlo. Kiai lain yang turut serta lajar kitab Fath al-Wahhab. Ia juga belajar
dalam Perang Diponegoro, yang ada tentang Sittin Mas’alah kepada Syaikh
hubungannya dengan pembahasan ini Abdul Ghani Bima di Semarang.
antara lain Haji Hasan Bashari yang ber- Ketika pergi haji, Kiai Shaleh Da-
tugas di daerah Kedu, Kiai Darda dari rat belajar kitab Umm al Barahin yang
Kudus dan Kiai Jamsari dari Surakarta. membahas ilmu aqaid kepada Syaikh
Dengan meminjam konsep ten- Muhammad Al-Maqri Al-Makki.
tang sosialisasi, kita dapat melacak ge- Kepada Syaikh Muhammad ibn Su-
157
Paramita Vol. 21, No. 2 - Juli 2011
158
Paramita Vol. 21, No. 2 - Juli 2011
Majmu’ sebagai berikut: Bagian pertama hadap mereka (Muhammad Salih Ibn
yang membahas tentang aqidah dan Umar. Majmu’at asy syari’at, hlm 25)
moral, bagian kedua bahasan fiqihnya Pernyataan Kiai Saleh merupakan
meliputi: (a) Ibadah, (b). Muamalah, dan uraian yang materinya diambil dari Al
(c) Munakahat Qur’an dan Hadis, agar orang tidak
mengikuti perilaku non muslim.
Pengharaman terhadap orang yang
Akidah dan Moral dalam Kitab Ma- meniru perilaku orang selain ahl al Islam
jmu’ adalah berdasarkan sebuah hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Tirmizi dari
Isi kitab Majmu’ pada bagian ini Umar Ibn Khattab sebagai berikut: Laisa
terdiri atas 56 halaman. Pada bagian minna man tasabbaha bighoirina, artinya:
mukadimah pengarang membuka den- Tidak termasuk golonganku bagi orang
gan tahmid, kemudian menjelaskan yang menyerupai selain golonganku.
pentingnya mencari ilmu bagi setiap Uraian tentang akhlak dalam kitab
muslim, baik laki-laki maupun perem- Majmu’ tidaklah banyak. Penulis menu-
puan. Pada bagian ini terdiri atas 12 liskan perihal adanya dosa besar dan
pasal dan satu bab. Pasal-pasal ini mem- dosa kecil. Penulis mencontohkan dosa
bicarakan rukun Iman, rukun Islam besar seperti syirik, murtad, meninggal-
yang disertai penjelasan seperlunya, se- kan Salat wajib, membunuh orang, zina,
peri pada pasal 10 dibicarakan tentang merampok, membakar rumah orang,
konsep murtad yang akan merusakkan minum arak, sumpah palsu, makan
keislaman seseorang. Hal ini dijelaskan harta anak yatim. Adapun yang terma-
dengan gamblang oleh penulis dalam suk dosa kecil, penulis mencontohkan
kitab Majmu’. seperti makan makanan yang haram,
Pernyataan dalam kitab tersebut berbohong, menipu dalam jual beli,
merupakan penjelasan Kiai Saleh Darat menipu dalam timbangan dan takaran,
dalam merespon situasi masyarakat memukul orang Islam tanpa hak, men-
Jawa berkaitan dengan suasana pergau- diamkan orang lebih dari tiga hari, men-
lan dengan masyarakat non muslim cabik-cabik pakaian ketika tertimpa
yang menurutnya bertentangan dengan musibah, dan lain-lain
Islam, sekaligus merupakan ekspresi
kebencian Kiai Saleh Darat terhadap
pemerintah kolonial Belanda pada saat Ibadah dalam Kitab Majmu’
itu. Adapun mengenai larangan sampai
mengharamkan dan bahkan sampai Bahasan bidang ibadah meliputi
mengkufurkan kepada orang yang me- salat, zakat, puasa dan haji. Bahasan
makai pakaian yang digunakan oleh salat diawali bab taharah. Dalam bab
orang selain orang Islam, seperti me- salat dibicarakan tentang niat, syarat
makai baju, jas, topi dan dasi, karena rukun salat, ketentuan salat berjamaah,
pakaian-pakaian itu merupakan meru- imam dan makmum, salat Jumat, salat
pakan simbol dari kaum kolonial yang bagi musafir, dua salat hari Raya Idul
dianggapnya tidak sesuai dengan ajaran Fitri dan Idul Adha, serta Salat Gerhana.
Islam. Dengan demikian, tampaklah si- Bab zakat dalam kitab Majmu’, dibahas
kap keras Muhammad Salih terhadap tentang nisab harta yang wajib dizakati,
pemerintah kolonial dengan tutur ba- baik harta berupa emas, perak, maupun
hasa yang halus, meskipun tidak men- ternak yang kena wajib zakat. Zakat
gurangi substansi penentangannya ter- fitrah juga dibicarakan di sini. Dalam
159
Paramita Vol. 21, No. 2 - Juli 2011
bab puasa atau Kitab al-Shaum dibicara- Jadi dalam masalah mu’amalah
kan tentang saat dimulainya berpuasa yang dibicarakan di sini adalah masalah
bagi orang Islam awam. Ketentuannya -masalah yang biasa dibicarakan dalam
adalah, kalau sudah ada tanda-tanda kitab-kitab fiqih, bahkan tampak lebih
yang biasa digunakan untuk mengawali sederhana disesuaikan kebutuhan pem-
Ramadhan seperti suara bedug yang bacanya, orang awam (Majmu’at asy
ditabuh, suara meriam atau lampu yang syariat, hlm 174)
dipasang di menara masjid.
Kemudian berturut-turut dibicara-
kan yang membatalkan puasa, macam- Munakahat dalam Kitab Majmu’
macam puasa dan ukuran fidyah puasa.
Uraian puasa ini dilengkapi dengan hal Bidang munakahat ini mendapat
i’tikaf dan membayar kafarat bagi yang porsi bahasan yang terbanyak dalam
melanggar ketentuan berpuasa, seperti kitab Majmu’, setelah itu bab salat. Pem-
mengumpuli istri di siang hari. Bahasan bahasan mengenai bab munakahat diulas
haji dalam kitab Majmu’ diawali dengan dari halaman 174-258, sedang bab salat
uraian keutamaan baitullah. Kemudian dari halaman 41 sampai halaman 86.
disampaikan nasihat kepada mereka Porsi yang banyak dalam hal munakahat,
yang memasuki kota Makkah. Ke- telah menjadikan kitab Majmu’ sebagai
mudian penulis membicarakan syarat- kitab yang patut dipelajari bagi calon
syarat wajib haji, keutamaan berhaji dan pengantin laki-laki. Uraian dalam
berumrah. Dibicarakan juga rukun haji bidang munakahat memang agak rinci
dan rukun umrah. Seterusnya diterang- dan diminati orang awam. Uraian terse-
kan tentang wukuf di Arafah, tentang but antara lain : (a) Anjuran untuk meni-
mabit di Muzdalifah, tentang thawaf dan kah disertai dalil-dalil, (b) Manfaat
sa’i, tentang bercukur dan lain-lain. menikah, (c) Ketentuan cara memilih
Uraian tentang haji ditutup dengan istri, d) Hal meminang, (e) Tentang ru-
pesan kepada peziarah untuk menerap- kun nikah serta syarat calon pengantin,
kan tata kesopanan pada saat ziarah di syarat wali serta syarat-syarat saksi, (f)
makam Rasul. Tentang ibadah qurban Pembicaraan tentang akad nikah, (g)
yang disembelih pada hari raya haji, di- Status nikah orang dewasa. Di bagian
bahas di bagian tersendiri pada halaman ini dibicarakan secara hati-hati tentang
265 sebelum bab akikah yang dibahas adil yang menjadi syarat diperbo-
dalam kitab Majmu, pada halaman 270. lehkannya beristri lebih dari satu. Juga
pandangan istri terhadap suami yang
Muamalah dalam Kitab Majmu’ akan menikah lagi. Jika istri berkeber-
atan kalau suami kawin lagi karena ti-
Yang dibicarakan dalam bidang dak bisa menerima hukum syariat Allah
ini meliputi, bab jual beli, soal riba, soal tentang berpoligami, maka istri tersebut
hutang piutang, usaha yang halal dan telah murtad. Tapi kalau istri tersebut
haram, jual beli yang dilarang agama, berkeberatan kalau suami menikah lagi
meminjam barang, soal ghashab, hal bagi karena atas dasar cemburu, ini masalah
untung dalam usaha bersama, bagi hasil lain, (h)Masalah kafa’ah, kesepadanan
dalam penggarapan saah atau ladang antara suami dan istri, i) Mereka yang
dan hal perburuhan atau menerima im- tidak boleh dinikahi, (j) Hal-hal yang
balan upah karena memberikan jasa, dapat merusakkan pernikahan (fasakh),
dan menerima uang karena persewaan (k) Bab mahar, (l) Tata cara akad nikah,
tertentu. (m) Hal walimah, (n) Adab Mu’asyarah,
160
Paramita Vol. 21, No. 2 - Juli 2011
(o) Bab iddah (masa tunggu bagi istri yang tidak menguasai bahasa Arab den-
yang d i ce ra i ata u dit in gga l mati gan baik.
suaminya), (p) Masalah rujuk bagi istri
yang pernah dicerai, (q) Tentang hudud
(penjatuhan hukuman kepada suami Kiai Saleh Darat dan Transmisi In-
atau istri yang melakukan zina) telektual
161
Paramita Vol. 21, No. 2 - Juli 2011
pendiri Muhammadiyah, (c) K.H. dikenal sebagai kitab Majmu’ yang berisi
Hasyim Asy’ari (1871 – 1947) pendiri kumpulan hukum Islam (kitab fiqh).
Nahdlatul ‘Ulama, dan pondok Pemikiran Kiai Saleh Darat cukup
pesantren Tebuireng Jombang, (d) berpengaruh baik dikalangan santrinya
K.Idris (w. 1341 H/1927 M) dari Solo lewat mata rantai transmisi intelektual-
yang membuka kembali pondok nya. Maupun di kalangan masyarakat
pesantren yang didirikan oleh Kiai Jam- secara umum pada waktu itu dan
sari, prajurit Diponegero yang ditawan bahkan sampai sekarang. Kitab Ma-
Belanda., (e) K.H. Tahir, penerus pon- jmu’at al-Syari’ah merupakan satu-
dok Pesantren Mangkang Wetan, Sema- satunya kitab fiqh berbahasa Jawa yang
rang, (f) K.H. Sahli, Kauman, Semarang. sangat penting dan sangat berpengaruh
(g) K.H. Hasan ibn Sya’ban (w. di kalangan masyarakat Muslim Jawa.
1364H/1946), Semarang, ahli falak, yang Oleh karena itu disarankan : (1) per-
pernah menulis sebuah artikel untuk lunya dilakukan penelitian-penelitian
memberi komentar atas salah satu bab terhadap naskah-naskah keagamaan
karya tulis Muhammad Salih “Majmu’ baik yang sudah dicetak maupun yang
asy-Syari’at”, (h) K.H. Dimyati (w. 1934) belum yang berbahasa daerah, lebih
dari Tremas, pimpinan periode ke-3 khusus lagi karya ulama berbahasa Jawa
Pondok Pesantren Tremas, (i) KH Khalil seperti karya Kiai Saleh Darat; (2)
(w. 1358H/ 1940 M), pendiri pondok Penelitian terhadap kitab Majmu’at al-
pesantren Rembang, (j) KH. Munawir Syari’ah masih bisa dikembangkan lagi
(w.1358 H/ 1940) pendiri pondok misalnya untuk mengungkap tentang
pesantren Krapyak Yogyakarta, (k) KH. dakwah Islam di masa kolonial, Praktek
Ridwan ibn Mujahid (w. 1368/ 1950), beragama masyarakat Jawa pada masa
Semarang, (l) Kiai Ali Barkah, Sema- kolonial, relasi Muslim-Kristen pada
rang, (m) Kiai Penghulu Tafsir Anom, Masa kolonial, dan sebagainya.
Penghulu Keraton Surakarta, (n) KH
Sajad, pendiri pondok pesantren Sen-
dangguwa, Semarang. DAFTAR PUSTAKA
162
Paramita Vol. 21, No. 2 - Juli 2011
163