Skripsi Tanpa Bab Pembahasan PDF
Skripsi Tanpa Bab Pembahasan PDF
(Skripsi)
Oleh
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2018
EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BUAH ADAS (Foeniculum vulgare)
TERHADAP DAYA HAMBAT Propionibacterium acnes
Oleh
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
SARJANA KEDOKTERAN
Pada
Jurusan Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
November 1997 sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak
tahun 2002-2003. Sekolah Dasar Negeri 1 Karang Agung tahun 2003-2006 dan
penulis aktif mengikuti organisasi Forum Studi Islam Ibnu Sina dan Badan
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Atas berkat limpahan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga
acnes” merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran
Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang baik secara
bimbingan, kritik, dan saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, antara lain
kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas Lampung.
4. Dr. dr. Susianti, S.Ked., M.Sc., selaku Pembimbing II dan dr. Chicy
skripsi ini.
5. dr. Dwi Indria Anggraini, S.Ked., M.Sc., Sp. KK, selaku Penguji Utama
pada ujian skripsi ini yang telah memberikan kritik dan saran yang bersifat
6. dr. Rani Himayani, S.Ked., Sp. M., selaku Pembimbing Akademik selama
9. Bapak dan Mamah yang tak pernah lupa memanjatkan doa kepada Allah
SWT demi kesuksesan penulis, sehingga penulis bisa sampai pada tahap
ini.
10. Adik tercinta Hilda Aulia Putri yang tawanya tak pernah gagal untuk
13. Semua pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung turut
Penulis berharap semoga jasa pihak-pihak yang telah memberikan dukungan dan
bantuan kepada penulis selama ini akan mendapat balasan kebaikan dari Allah
SWT.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam skripsi
ini, akan tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis,
By
Fennel seed (Foeniculum vulgare) contains flavonoids and essential oils which
have several benefits, including antifungi, antiviral, antiallergenic,
antiinflamatory, antioxidant, anticancer, and antibacterial. This study was
conducted to determine the effectivity of antibacterials in fennel seed against
Propionibacterium acnes. This study was held on July to December 2018 in the
Laboratory of Microbiology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, and
Laboratory of Microbiology, Faculty of Medicine, University of Lampung. Fennel
seed extract was obtained from the Laboratory of Organic Chemistry, University
of Lampung with maceration techniques which were then diluted to obtain ethanol
extract of fennel fruit with concentrations of 10%, 20%, and 40%. The
antibacterial activity of fennel seed extract was carried out in vitro using the disc
diffusion method on Mueller-Hinton Agar media. This study showed the presence
of inhibitory zones formed at fennel fruit concentrations of 10%, 20%, and 40%,
with the highest inhibitory power at a concentration of 40% which is 11.44 mm.
The conclusion of this study is that fennel seed has antibacterial effect on
Propionibacterium acnes.
Oleh
Buah adas (Foeniculum vulgare) memiliki kandungan flavonoid dan minyak atsiri
yang memiliki beberapa manfaat, yaitu sebagai antifungi, antivirus, antialergi,
antiinflamasi, antioksidan, antikarsinogenik, dan antibakteri. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui efektivitas antibakteri pada buah adas terhadap
Propionibacterium acnes. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai
Desember 2018 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung. Ekstrak buah adas didapatkan dari Laboratorium Kimia
Organik Universitas Lampung dengan teknik maserasi yang kemudian dilakukan
pengenceran sehingga didapatkan ekstrak etanol buah adas dengan konsentrasi
10%, 20%, dan 40%. Aktivitas antibakteri ekstrak buah adas dilakukan secara in
vitro menggunakan metode disc diffusion pada media Mueller-Hinton Agar. Hasil
penelitian ini menunjukan adanya zona hambat yang terbentuk pada konsentrasi
buah adas 10%, 20%, dan 40%, dengan daya hambat tertinggi pada konsentrasi
40% yaitu sebesar 11,44 mm. Dapat disimpulkan bahwa buah adas memiliki efek
antibakteri terhadap Propionibacterium acnes.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................... i
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iv
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
Akne vulgaris merupakan penyakit paling umum ke-8 di dunia dengan prevalensi
tersering pada remaja laki-laki pasca pubertas. Sekitar 9,4% dari populasi dunia
terkena akne vulgaris. Progresivitas dan prevalensi akne vulgaris akan berkurang
Di Indonesia terdapat sebanyak 60% penderita akne vulgaris pada tahun 2006 dan
sebanyak 80% penderita pada tahun 2007. Pada tahun 2009 penderita akne
pada usia 16-19 tahun dengan persentase sebesar 95-100% (Mizwar dkk, 2012;
Fulton, 2010).
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado secara retrospektif pada 10.003 pasien pada tahun
pasien (62,8%) merupakan kelompok usia 15-24 tahun, serta sebanyak 73 pasien
(60,3%) berstatus pelajar dengan lokasi lesi dominan pada wajah. Berdasarkan
2
penelitian dengan metode potong lintang pada 5.204 sampel usia 14-21 tahun di
68,2% dari subjek penelitian. Sebanyak 78,9% merupakan laki-laki dengan umur
terbanyak yaitu 15-16 tahun. Tipe akne vulgaris terbanyak yaitu tipe
Lampung.
papul, pustul, nodus, dan kista dengan penyebab multifaktor seperti genetik,
makanan, infeksi, dan lain-lain. Penyakit ini berupa peradangan kronis folikel
ini merupakan flora normal pada kulit manusia terutama pada wajah, punggung,
Akne vulgaris umumnya muncul pada saat remaja dan dapat menetap hingga
dekade ketiga bahkan lebih. Perkembangan akne vulgaris pada wanita terjadi pada
saat premenarke. Pada usia 8-9 tahun dapat terlihat lesi awal dengan puncak
insiden terjadi pada usia 14-17 tahun. Pada pria, puncak insiden terjadinya akne
vulgaris yaitu pada usia 16-19 tahun (Ramdani dan Sibero, 2015).
Minyak atsiri merupakan senyawa volatil kompleks yang diketahui memiliki efek
kandungan minyak atsiri dan diketahui memiliki efek antibakteri yaitu buah adas
Berbagai bagian dari tumbuhan adas sering digunakan dalam berbagai tradisi
masakan. Terutama biji adas, atau yang biasa disebut buah adas sering kali
digunakan sebagai bumbu masakan. Di negara lain, buah adas dapat dimanfaatkan
untuk membuat parfum dan minuman keras. Dalam 30 tahun terakhir, produk dari
adas telah semakin dikenali karena adas merupakan sumber dari minyak atsiri
yang dapat digunakan dalam produksi anetol sebagai bahan perasa makanan
Di Indonesia, tanaman obat biasa dikonsumsi dalam bentuk jamu dan digunakan
sebagai pencegah penyakit. Buah adas biasa digunakan sebagai bumbu masakan,
selain itu buah adas juga secara empiris digunakan sebagai obat untuk mengobati
sakit perut, mual, muntah, diare, nyeri haid, asma, dan lain-lain (Admi, 2011).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Budianto dkk (2015) tentang aktivitas
antibakteri ekstrak buah adas pada Vibrio harveyi dan Vibrio alginolyticus dengan
cakram kertas, didapatkan hasil bahwa buah adas memiliki aktivitas antibakteri
terhadap Vibrio harveyi yang merupakan bakteri gram negatif (-) berbentuk basil
memiliki efek daya hambat yang kuat terhadap Bacillus cereus, Escherichia coli,
Salmonella typhi, dan Staphylococcus aureus. Biji adas merupakan bagian yang
memiliki efek antimikroba terkuat jika dibandingkan dengan bagian lainnya, dan
4
biji juga merupakan bagian yang sering diekstrak untuk mendapatkan minyak
atsiri.
penelitian Pratibha dkk (2012) yang meneliti efek senyawa flavonoid dari ekstrak
tersebut.
adas sebesar 4% yang dilakukan untuk meneliti efek ekstrak tersebut terhadap
penurunan pada kadar sebum dan melanin kulit. Menurut penelitian ini, ekstrak
menurunkan kadar sebum yang merupakan salah satu penyabab terjadinya akne
vulgaris. (Rasul dkk, 2012). Namun, efek buah adas terhadap bakteri penyebab
itu, penelitian ini dilakukan untuk menguji efektivitas ekstrak etanol buah adas
Propionibacterium acnes?
Propionibacterium acnes.
1. Bagi peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
terdapat folikel pilosebasea dan daerah banyak sebum seperti dada, punggung, dan
kepala. Residu populasi flora normal kulit tergantung pada kondisi fisikokimiawi
kulit seperti kelenjar, folikel, keringat, sebum, sekresi antimikrobial, nutrisi, suhu,
oksigen, pH, serta produk mikrobial yang memiliki efek antagonis maupun
positif (+) fakultatif anaerobik dan mikroaerofilik yang berbentuk batang. Bakteri
konjungtiva, rongga mulut, dan nares hingga ke usus dan saluran pernafasan.
7
yaitu sekitar < 10 sel/cm2 pada hidung dan 107 sel/cm2 pada kulit wajah manusia
seperti adhesins, dan faktor pelemah sel inang seperti enzim protease, lipase,
acnes dapat menjadi faktor yang membantu bakteri ini untuk mendominasi
Kingdom : Bacteria
Filum : Actinobacteria
Kelas : Actinomycetales
Ordo : Propionibacterinease
Famili : Propionibacteriaceae
Genus : Propionibacterium
pada orang dengan kekebalan tubuh normal, namun dapat menyebabkan penyakit
pada orang dengan kekebalan tubuh yang buruk. Bakteri ini juga dapat
disebabkan oleh bakteri ini di antaranya adalah infeksi tulang dan sendi, mulut,
mata, dan otak. Bakteri ini juga dapat berperan dalam berbagai penyakit lain
penyakit yang sering ditimbulkan oleh bakteri ini (Perry dan Lambert, 2011).
2.2.1. Definisi
sebasea, dan kelenjar sebasea. Penyakit ini ditandai dengan adanya kelainan
9
kulit berupa komedo, papul, pustul, nodul, dan jaringan parut. Akne vulgaris
biasanya terjadi bagian-bagian tubuh seperti wajah, leher, bahu, lengan bagian
atas, dada, dan punggung (Afriyanti, 2015; Rimadhani dan Rahmadewi, 2015).
2.2.2. Prevalensi
Prevalensi akne vulgaris berkisar antara 47-90% pada usia remaja. Perempuan
ras Afrika Amerika memiliki prevalensi akne vulgaris tertinggi yaitu sebesar
37%, sementara wanita ras Asia memiliki prevalensi terkena akne vulgaris
sebesar 30% dengan penyebab tersering karena lesi inflamasi, yaitu sebesar
20% (Movita, 2013). Akne vulgaris terjadi paling banyak pada laki-laki pada
usia remaja, namun pada usia dewasa prevalensi terbanyak adalah wanita.
Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2008-2010,
lesi terbanyak yaitu papulopustular yaitu sebesar 75,6%. Faktor hormonal dan
sebum, peningkatan hormon androgen, stress psikis, usia, ras, makanan, cuaca,
a. Genetik
b. Hormonal
menyebabkan lesi akne menjadi lebih aktif, hal ini terutama terjadi pada
c. Makanan
Beberapa contoh makanan tinggi lemak seperti gorengan, susu, keju, dan
lain-lain.
d. Kosmetik
petrolatum, lanolin, dan bahan kimia murni seperti asam oleik, bahan
garukan, gesekan, dan tekanan pada kulit juga dapat menjadi faktor
f. Kondisi Kulit
g. Pekerjaan
terpajan bahan-bahan seperti debu maupun bahan kimia seperti oli dan
logam.
Akne vulgaris memiliki lesi yang bervariasi dengan satu jenis lesi yang
bagian tubuh lainnya seperti punggung, dada, dan bahu. Terdapat lesi inflamasi
dan lesi non inflamasi. Lesi inflamasi dapat berupa papul, pustul, nodus, dan
kista. Sedangkan lesi non inflamasi yaitu komedo. Terdapat dua jenis komedo
yaitu komedo terbuka atau biasa disebut blackhead comedoes dan komedo
Berdasarkan jumlah dan tipe lesi, akne vulgaris dapat diklasifikasikan menjadi
(Movita, 2013):
2.2.5. Patogensis
efek kendali terhadap ukuran dan pertumbuhan kelenjar sebasea yang akan
terdapat hubungan antara hormon androgen dengan lesi akne (Tahir, 2010).
Pada pasien dengan akne vulgaris juga dideteksi adanya peningkatan kadar
kolesterol ester, ester lilin, dan trigliserida. Trigliserida akan dipecah oleh
Propionibacterium acnes menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak
2010).
14
akibat konsumsi lemak dan karbohidrat. Variasi asupan karbohidrat juga dapat
Androgen
Obstruksi
Propionibacterium acnes
linoleat kulit dan peningkatan aktivitas IL-1 alfa. Kohesi keratosit dan
akan menjadi semakin besar dan ruptur dan menyebabkan inflamasi (Tahir,
berproliferasi pada lumen yang kaya lipid dengan penurunan tekanan oksigen
Propionibacterium acnes
Fagositosis
Propionibacterium
acnes oleh neutrofil
Sebum
Pelepasan enzim
hidrolitik
neutrofil
Neutrophil
chemoattractants
Ruptur dinding
Protease folikuler Asam
lemak
bebas
Aktivasi
komplemen Inflamasi
(C5a) Foreign
bodies
Perbaikan
d. Produksi Inflamasi
dan bakteri. Enzim matrix meta/loproteinase (MMP) juga memiliki peran untuk
Proses inflamasi juga dapat disebabkan oleh faktor kemotaktik yang dimiliki
2.3. Adas
penyebarannya paling luas. Adas merupakan tanaman herba tahunan yang berasal
dari Mediterania dan Eropa Selatan. Secara liar, adas tumbuh di garis pantai
2017).
Adas dibagi menjadi dua subspesies yaitu piperitum dan capillaceum dan
mencakup tiga varietas yaitu var. vulgare (Mill.), Thell., var. Dulce (Mill.) Thell.,
dan var. Azoricum (Mill.) Thel (Napoli, 2010). Subspesies capillaceum dapat
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Tanaman adas memiliki batang berbentuk bulat. Warna pada batang muda yaitu
hijau muda atau pucat, sedangkan batang tua berwarna hijau muda kekuningan.
Terdapat lapisan sejenis lilin berwarna putih pada batang muda. Bentuk batang
adas berbuku-buku dan dari setiap bagian buku ini muncul cabang daun atau
cabang bunga. Pada percabangan yang terbentuk dari setiap buku tadi muncul
daun adas yang berbentuk seperti jarum. Daun adas muda memiliki warna hijau
muda terang, sedangkan daun adas tua memiliki warna hijau gelap. Daun adas
Bunga adas memiliki ukuran 2,4 mm sampai 2,8 mm. Bunga adas membentuk
struktur bunga payung majemuk atau umbrella composite, yaitu bunga tersusun
terdiri dari kelopak, mahkota, putik, dan benang sari sehingga termasuk struktur
bunga lengkap. Bagian mahkota adas memiliki jumlah lima helai dan berwarna
kuning cerah. Di antara mahkota muncul benang sari yang berjumlah lima helai.
Bagian putik terletak di tengah dan berwarna kuning muda. Adas termasuk
Tradisi kuliner di dunia sudah lama mengenal tanaman adas sebagai bumbu,
parfum, bahkan minuman keras (Napoli, 2010). Adas juga dikenal sebagai ramuan
aromatik yang memiliki buah berbentuk lonjong, elips atau silindris, lurus atau
Di Indonesia tanaman adas selain dikenal sebagai bumbu masak, juga dikenal
sebagai ramuan obat tradisional sebagai obat batuk, pilek, sakit perut, penghilang
rasa mual, dan sebagai peluruh air seni. Adas juga digunakan untuk mengobati
berbagai penyakit inflamasi. Bagian dari tanaman adas yang sering dimanfaatkan
oleh masyarakat yaitu buahnya yang memiliki komponen minyak atsiri. Minyak
20
dari buah adas (minyak adas, fennel oil) memiliki manfaat sebagai stimultan,
dalam buah adas yaitu sebesar 8,58% sampai 15,06%, dan kandungan minyak
Flavonoid merupakan senyawa fenolik yang bersifat antioksidan kuat. Pada tubuh
termasuk enzim-enzim dan protein-protein pengikat logam, hal ini berguna untuk
antioksidan, flavonoid juga memiliki beberapa efek lain pada tubuh manusia,
dan dilihat efeknya terhadap manusia, berdasarkan penelitian Sukohar dkk (2015)
senyawa flavonoid juga memiliki efek larvasida yang dapat menghambat sistem
pembentukan DNA dan RNA bakteri dengan menumpuk basa asam nukleat
melalui proses ikatan hidrogen. Interaksi antara flavonoid dan DNA bakteri dapat
21
lisosom. Flavonoid juga dapat merusak membran sel bakteri dengan cara merusak
intraseluler keluar. Hal ini menyebabkan terjadinya kerusakan pada sel bakteri
Adas mengandung 9,5% protein, 10% lemak, 13,4% mineral, 18,5% serat, dan
42,3% karbohidrat. Mineral dan vitamin yang terdapat di dalam adas yaitu
kalsium, kalium, natrium, besi, fosfor, tiamin, riboflavin, niasin, dan vitamin C.
minyak atsiri adas yaitu trans-anethole, fenchone, estragol (methyl chavicol), dan
Trans-anethole Fenchone
Estragol Para-anisaldehyde
Alpha-phellandrene
Gambar 5. Struktur molekuler komponen minyak atsiri buah adas (Rather dkk, 2012)
Minyak atsiri yang diekstrak dari adas memiliki berbagai macam manfaat, di
a. Aktivitas antibakteri
Minyak atsiri dari adas diketahui memiliki efek terhadap patogen makanan
Ekstrak etanol dan air dari adas menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap
b. Aktivitas antifungal
c. Aktivitas antiinflamasi
penghambatan terhadap inflamasi akut dan subakut dan reaksi alergi tipe IV.
Selain ketiga manfaat tersebut, minyak atsiri adas memiliki manfaat lainnya
mengubah stabilitas membran sel bakteri. Dinding bakteri terdiri atas polisakarida,
asam lemak, dan fosfolipid sehingga minyak atsiri yang memiliki sifat lipofilik
Buah adas
Pertumbuhan
Propionibacterium acnes
terhambat
Keterangan:
2.6. Hipotesis
Terdapat efek antibakteri ekstrak etanol buah adas terhadap daya hambat
Propionibacterium acnes
25
BAB III
METODE
Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan meneliti efek dari ekstrak
Dalam penelitian ini digunakan mikroba uji yaitu bakteri gram positif (+)
Media kultur yang digunakan pada penelitian ini yaitu lempeng agar darah
pada cawan petri berukuran 10 cm. Media ini digunakan untuk membiakkan
Hinton Agar (MHA) sebagai media uji diameter zona hambat bakteri.
Dalam penelitian ini digunakan beberapa variabel yang dibagi ke dalam dua
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ekstrak buah adas (Foeniculum
Dalam penelitian ini dilakukan pemberian berbagai kadar ekstrak buah adas yang
diuji, yaitu pada kadar 10%, 20%, dan 40%, serta dengan Klindamisin fosfat 1,2%
topical solution sebagai kontrol positif, dan akuades sebagai kontrol negatif.
(n-1) (k-1) ≥ 15
(n-1) (5-1) ≥ 15
(n-1) 4 ≥ 15
4n – 4 ≥ 15
4n ≥ 19
n ≥ 4,75
Keterangan :
k = banyaknya perlakuan
besar sampel yang digunakan adalah lebih dari sama dengan 4,75. Besar sampel
ini. Setiap pengulangan dilakukan pada masing-masing kelompok. Maka dari itu
K (+) K (-) P1 P2 P3
Pengumpulan data
Analisis data
menjadi konsentrasi 10%, 20%, dan 40% yang kemudian dilakukan pengujian
daya hambat menggunakan metode disc diffusion pada media MHA dengan
3.7.1. Persiapan
2. Ose
3. Pipet
4. Kapas alkohol
5. Beker glass
6. Autoklaf
8. Alat pengaduk
9. Inkubator
10. Mikropipet
6. Akuades steril.
15-20 menit agar terbebas dari pengaruh mikroorganisme lain yang dapat
menjadi serbuk menggunakan blender. Setelah itu 300 gram buah adas yang
didapatkan larutan aktif yang pekat, berwarna coklat, dengan bau khas
1. Pada pengenceran 10%, larutkan 0,5 ml ekstrak etanol buah adas ke dalam
diremajakan dengan cara diambil menggunakan ose bulat yang telah steril,
kemudian bakteri tersebut diinokulasi pada media agar darah. Setelah itu,
NaCl
6. Oleskan larutan bakteri yang telah distandarisasi tadi pada media Mueller-
Hinton Agar.
7. Letakkan cakram uji yang telah ditetesi larutan stok, akuades, dan
Besar sampel penelitian ini <50, maka digunakan uji Shapiro-Wilk untuk
maka dilakukan uji homogenitas menggunakan uji Levene dan data dikatakan
homogen ketika p>0,05. Selanjutnya digunakan uji statistik ANOVA satu arah
(one way ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji post-hoc LSD. Analisis ini
ini, yaitu;
2. Bila p>α (0,05) maka hal ini berarti sampel yang diteliti tidak
ditolak.
Penelitian ini telah diajukan dan disetujui oleh bagian Ethical Clearance dari
4002/UN26.18/PP.05.02.00/2018.
43
BAB V
5.1 Simpulan
Terdapat efek antibakteri ekstrak etanol buah adas terhadap daya hambat
Propionibacterium acnes
5.2 Saran
3. Meneliti lebih lanjut tentang potensi zat-zat aktif dalam buah adas sebagai
antibakteri
44
DAFTAR PUSTAKA
Abate ME. 2013. Shedding New Light on Acne: The Effects of Photodynamic
Therapy on Propionibacterium acnes. Inquiries Journal/Student Pulse.
5(09).
Abdoli M. 2014. Advances in Applied Agricultural Science. AAAS Journal, 2(2):
1–7.
Admi M. 2011. Efektivitas Ekstrak Etanol Sambiloto, Adas dan Sirih Merah
dalam Menghambat Infeksi Virus AI pada Ayam Pedaging [tesis]. Bogor:
Institut Pertanian Bogor.
Afriyanti RN. 2015. Akne Vulgaris Pada Remaja. Medical Faculty of Lampung
University. 4(6): 102–9.
Al-Hadid KJ. 2017. Quantitative Analysis of Antimicrobial Activity of
Foeniculum vulgare. A Review. Plant OMICS 10(1): 28–36.
Ali S, Baharuddin M, Sappewali. 2013. Pengujian Aktivitas Antibakteri Minyak
Atsiri Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap Bakteri Staphylococcus
aureus dan Escherichia coli. Al Kimia. 1(2): 18-31.
Anggraini DI, Andriana R, Sari RDP, Mayasari D. 2018. Hubungan Penggunaan
Blemish Balm Cream Terhadap Kejadian Akne Vulgaris Pada Remaja Putri
Di SMA Negeri 10 Bandar Lampung. J MAJORITY. 7(2): 122-8.
Ayudianti P, Indramaya DM. 2014. Studi Retrospektif: Faktor Pencetus Akne
Vulgaris. BIKKK. 26(1): 41-7.
Behzadi E, Behzadi, P, Voicu, C. 2016. Propionibacterium acnes and the Skin
Disease of Acne Vulgaris. RoJCED. 3(2): 117–20.
Bermawie N, Ajijah N, Rostiana O. 2017. Karakteristik Morfologi dan Mutu Adas
(Foeniculum vulgare MILL.). Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.
Budianto, Prajitno A, Yuniarti, A. 2015. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Buah Adas
(Foeniculum vulgare Mill) pada Vibrio harveyi dan Vibrio alginolyticus.
Agritech. 35(3): 266-72.
45
Hafsari AR, Cahyanto T, Sujarwo T, Lestari RI. 2015. Uji Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Daun Beluntas (Pluchea indica (L.) Less. ) terhadap
Propionibacterium acnes Penyebab Jerawat. Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Sunan Gunung Djati Bandung. 9(1): 141-61.
Kaur GJ, Arora DS. 2009. Antibacterial and Phytochemical Screening of Anethum
graveolens, Foeniculum vulgare and Trachyspermum ammi. BMC
Complementary and Alternative Medicine. 9(30): 1-10.
Khan M. 2014. Foeniculum vulgare Mill. A Medicinal Herb. Medicinal Plant
Research. 4(6): 46–54.
Korenblum E, Goulart FRV, Rodrigues IA, Abreu F, Lins U, Alves PB, dkk.
2013. Antimicrobial Action and Anti-Corrosion Effect Against Sulfate
Reducing Bacteria By Lemongrass (Cymbopogon citratus) Essential Oil
And Its Major Component, The Citral. AMB Express. 3(44): 1-8.
Kurniawan SW. 2015. Uji Daya Hambat Daun Sirih Merah (Piper crocatum)
Terhadap Staphylococcus aureus dan Salmonella typhi [skripsi]. Lampung:
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Latifah S, Kurniawaty E. 2015. Stres dengan Akne Vulgaris. Majority. 4(9): 129-
34.
Lova IPT. 2017. Perbandingan Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun,
Tangkai Bunga Dan Bunga Cengkeh Bali (Syzygium aromaticum L.)
Terhadap Bakteri Propionibacterium acne Dengan Metode Difusi [skripsi]
Disk. Bali: Universitas Udayana
Mizwar M, Kapantow MG, Suling PL. 2012. Profil Akne Vulgaris di RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado Periode 2009-2011. Manado: Ilmu Kesehatan
Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado. 1(2): 1-7.
Mulyadi M, Wuryanti, Sarjono PR. 2017. Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)
Kadar Sampel Alang-Alang (Imperata cylindrica) dalam Etanol Melalui
Metode Difusi Cakram. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi. 20(3): 130-5.
Movita T. 2013. Acne Vulgaris. Continuing Medical Education. 40(4): 269–72.
Napoli EM, Curcuruto G, Ruberto G. 2010. Screening the Essential Oil
Composition of Wild Sicilian Fennel. Biochemical Systematics and
Ecology. Elsevier Ltd. 38(2): 213–23.
Perry A, Lambert P. 2011. Propionibacterium acnes: Infection Beyond the Skin.
Expert Review of Anti-Infective Therapy. 9(12): 1149–56.
Perwitasari AS. 2012. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Adas
(Foeniculum vulgare Mill) Terhadap Staphylococcus epidermidis, Shigella
sonnei ATCC 9290, dan Citrobacter diversus [naskah publikasi]. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta
46
Tjekyan RMS. 2008. Kejadian dan Faktor Resiko Akne Vulgaris. Media Medika
Indonesiana. 46(36): 6–11.
Wardhani AK. 2012. Uji Antimikroba Ekstrak Bunga Cengkeh (Syzygium
aromaticum) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Secara In vitro
[skripsi]. Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Wulansari P. 2018. Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Jeruk Nipis (Citrus
aurantifolia S.) Dalam Sediaan Krim Jerawat Propionibacterium acnes
[skripsi]. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.