Nur Dina Amalia-fst
Nur Dina Amalia-fst
)
DENGAN PENAMBAHAN HASIL FERMENTASI LIMBAH
PABRIK TAHU DAN AIR KELAPA YANG DIPERKAYA EM4
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Pada Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
ii
v
ABSTRAK
Limbah cair tahu merupakan limbah yang dihasilkan dalam jumlah banyak oleh
pabrik tahu setiap harinya. Limbah ini mengandung unsur hara yang dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk melalui proses fermentasi dengan campuran air kelapa
sebagai ZPT dan EM4 sebagai bioaktivator. Fermentasi berfungsi untuk mengurai
bahan organik serta menurunkan kadar pencemar pada limbah tahu. Hasil
fermentasi limbah tahu ini dapat dimanfaatkan pada tanaman kangkung darat.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian beberapa dosis
hasil fermentasi limbah pabrik tahu yang ditambahkan air kelapa dan diperkaya
EM4. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6
perlakuan, yaitu pupuk kandang dan urea (kontrol positif), kontrol negatif (tanpa
pupuk), FLT (Fermentasi Limbah Tahu) 10%, FLT 20%, FLT 30%, dan FLT 40%.
Analisis data menggunakan ANOVA dilanjutkan uji DMRT dengan aplikasi SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian hasil fermentasi limbah tahu
berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap diameter batang, berat basah, jumlah buku,
luas daun, tinggi tanaman (21 dan 28 HST), serta jumlah daun (14, 21, dan 28 HST)
tanaman kangkung darat. Hasilnya tidak lebih baik dibandingkan kontrol positif,
namun lebih baik daripada kontrol negatif. Hal ini dikarenakan terdapatnya unsur
hara pada hasil fermentasi walaupun belum memenuhi standar Kementerian
Pertanian. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian hasil fermentasi limbah
tahu berpengaruh nyata terhadap seluruh parameter pertumbuhan tanaman
kangkung darat dan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman kangkung darat.
Dosis optimum pemberian hasil fermentasi limbah tahu untuk pertumbuhan
kangkung darat pada penelitian ini adalah FLT 40%.
Kata kunci : Air Kelapa; EM4; Fermentasi; Kangkung Darat; Limbah Tahu
vi
ABSTRACT
Nur Dina Amalia. The growth of land spinach (Ipomoea reptans Poir.) with the
addition of from Tofu Factory Waste and Coconut Water Enriched by EM4
Fermentation. Undergraduate Thesis. Department of Biology. Faculty of
Science and Technology. State Islamic University of Syarif Hidayatullah
Jakarta. 2022. Supervised by Dr. Dasumiati, M.Si and Achmad Junaidi, M.Si.
Tofu liquid waste is waste that is produced in large quantities by tofu factories every
day. This waste contains nutrients that can be used as fertilizer through a
fermentation process with a mixture of coconut water as ZPT and EM4 as a
bioactivator. Fermentation functions to break down organic matter and reduce
pollutant levels in tofu waste. The results of this tofu waste fermentation can be
utilized in land spinach plants. The purpose of this study was to determine the effect
of giving several doses of fermented tofu factory waste added with coconut water
and enriched with EM4. This study used a completely randomized design (CRD)
with 6 treatments, namely manure and urea (positive control), negative control
(without fertilizer), 10% TWF (Tofu Waste Fermentation), 20% TWF, 30% TWF,
and 40 TWF. %. Data analysis used ANOVA followed by the DMRT test with the
SPSS application. The results showed that the application of fermented tofu waste
had a significant effect (P<0.05) on stem diameter, wet weight, number of nodes,
leaf area, plant height (21 and 28 HST), and number of leaves (14, 21 and 28 HST)
of land spinach. The results were not better than the positive control, but better than
the negative control. This is due to the presence of nutrients in the fermented
product, although it does not meet the standards of the Ministry of Agriculture. The
conclusion of this study is that the provision of fermented tofu waste has a
significant effect on all parameters of the growth of the land spinach plant and can
increase the growth of the land spinach plant. The optimum dose of fermented tofu
waste for the growth of land spinach in this study was 40% TWF.
Keywords : Coconut Water; EM 4; Fermentation; Land Spinach; Tofu Waste.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat serta hidayahnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pertumbuhan Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir.) dengan Penambahan
Hasil Fermentasi Limbah Pabrik Tahu dan Air Kelapa yang Diperkaya
EM4”. Skripsi ini diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar
sarjana pada program studi biologi, fakultas sains dan teknologi, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis ucapkan terima kasih atas dukungan, bantuan, dan
bimbingan semua pihak dalam penyusunan skripsi ini, yaitu kepada :
1. Nasrul Hakiem, S.Si., M.T., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Priyanti, M.Si selaku Ketua Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan
Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Narti Fitriana, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Biologi, Fakultas Sains
dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan selaku Pembimbing
Akademik
4. Dr. Dasumiati, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing
dan memberikan arahan selama penelitian kepada penulis.
5. Achmad Junaidi ,M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing
dan memberikan arahan selama penelitian kepada penulis.
6. Junaidi, M.Si dan Ardian Khairiah, M.Si selaku penguji pada seminar
proposal dan seminar hasil yang telah memberikan arahan dan saran
membangun kepada penulis.
7. Dr. Megga Ratnasari Pikoli, M.Si dan Dr. Fahma Wijayanti, M.Si selaku
penguji pada sidang skripsi yang telah memberikan arahan dan saran
membangun kepada penulis.
8. Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
mengizinkan dan memfasilitasi penulis untuk melaksanakan penelitian di
Kebun Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
viii
9. Iping Ruspendi, S.P yang membimbing serta memfasilitasi penulis selama
proses penelitian serta Mas Aang yang banyak membantu dalam penelitian
ini.
10. Ayah, Bunda, Keluarga yang telah senantiasa mendukung dan mendoakan
penulis selama pengerjaan skripsi.
11. Trangko Putra Negara yang banyak membantu dan mendukung dalam
proses penelitian ini.
12. Diannisa, Alifia, Kuni, Lita D, Devi, Fitra, Alvina, Siti, Salsa dan rekan-
rekan Biologi angkatan 2018 yang senantiasa mendukung dan
membersamai penulis dari awal perkuliahan sampai selesai penelitian ini.
13. Zia mu’tazzah yang selalu mendukung penulis selama proses penyelesaian
penulisan skripsi ini.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
x
BAB V PENUTUP................................................................................................ 39
5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 39
5.2. Saran ..................................................................................................... 39
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
13
14
dapat dengan mudah diserap oleh tanaman. Melalui fermentasi, tanaman dapat
dengan mudah menyerap zat-zat tersebut (Makiyah, 2015). Fermentasi dengan
penambahan EM4 juga dapat menurunkan kadar bahan pencemar dalam limbah
seperti kandungan COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biological Oxygen
Demand) (Jasmiati, 2010). Campuran hasil fermentasi limbah tahu, air kelapa, dan
EM4 ini dapat digunakan pada tanaman kangkung darat. Kangkung adalah salah
satu komoditas sayur-sayuran semusim yang populer dan banyak dikonsumsi oleh
masyarakat karena mudah didapatkan, harga terjangkau, dan rasanya yang gurih.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh Iskandar (2018), masyarakat
lebih menyukai kangkung darat dibandingkan dengan kangkung air untuk
dikonsumsi dan budidaya produksi. Rasa dari kangkung darat lebih renyah dan juga
tidak terlalu keras (Walangitan, 2021). Budidaya kangkung pun tergolong mudah,
karena umur hidup dari kangkung tergolong pendek dan termasuk ke dalam sayuran
yang relatif tahan terhadap hama (Maulana, 2018).
Selain rasanya yang gurih, kangkung memiliki kandungan gizi (per 100 gram)
yaitu 25 kalori, karbohidrat 5 gram, dan protein 1 gram (Kementerian Kesehatan,
2014). Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistika Nasional
konsumsi kangkung perkapita mengalami kenaikan dari tahun 2019 (41,49
gram/kapita), 2020 (41,674 gram/kapita), dan 2021 (42,558 gram/kapita). Begitu
juga dengan ketersediaan stok kangkung berdasarkan data yang dikutip dari Badan
Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian dalam Analisis Ketersediaan Pangan
Neraca bahan makanan Indonesia tahun 2017-2019 ketersediaan stok kangkung
dari tahun 2017-2019 mengalami peningkatan tetapi tidak signifikan, yaitu 277.000
ton (2017), 290.000 ton (2018), dan 294.000 ton (2019). Hal ini juga berbanding
lurus dengan produksi tanaman kangkung yang mengalami peningkatan sebanyak
5,7% dari tahun 2019-2020.
Meskipun begitu, perlu ditingkatkan kembali produktivitas dari tanaman
kangkung itu sendiri guna mencukupi kebutuhan pangan kedepannya dengan
kangkung yang sehat dan berkualitas tinggi seperti yang disebutkan dalam Buletin
Pemantauan Ketahanan Pangan tahun 2017 bahwa produksi kangkung sebagai
salah satu sayur yang banyak dikonsumsi sangat sedikit dan tidak mencukupi
apabila tingkat konsumsinya sesuai dengan yang direkomendasikan. Menurut Vasia
15
(2019), kangkung yang sehat memiliki ciri-ciri yaitu memiliki akar yang banyak
dan berbulu akar serta batang dan daunnya berwarna hijau. Sedangkan menurut
Djuariah (1997), kangkung yang memiliki kualitas tinggi memiliki ciri daunnya
berwarna hijau cerah yang menarik, daun yang lebar (kangkung air) atau sempit
(kangkung darat), dan juga berbatang renyah.
Kangkung dengan kualitas tinggi dapat diperoleh dengan memperhatikan
nutrisi yang diserap oleh tanaman kangkung selama masa pertumbuhan. Nutrisi
tersebut dapat diperoleh dari pupuk. Namun, selama ini para petani dan
pembudidaya kangkung masih menggunakan pupuk anorganik yang dapat
menyebabkan dampak buruk bagi lingkungan dan tanaman itu sendiri. Pupuk
anorganik masih sering digunakan karena sangat mudah ditemukan di pasaran
(Dewanto,2013). Salah satu cara untuk mengurangi penggunaan pupuk anorganik
yaitu dengan menggunakan fermentasi limbah tahu. Komposisi yang dapat
digunakan adalah dari limbah cair tahu dan air kelapa.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Al Amin et al. (2017), POC
dari limbah tahu memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman pakcoy
secara nyata pada semua parameter pengamatan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun,
luas daun, berat segar tanaman, dan berat segar tanaman layak konsumsi tanaman
pakcoy (Brassica rapa L.). Kemudian, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Nurman et al. (2017) pemberian air kelapa menunjukkan pengaruh terhadap
pertumbuhan jumlah daun per rumpun, jumlah umbi per rumpun sampel, lilit umbi,
berat segar umbi dan berat umbi layak simpan tanaman bawang merah (Allium
ascalonicum L.). Pemberian hasil fermentasi limbah juga berpengaruh untuk
meningkatkan tinggi, jumlah daun, dan bobot tanaman kangkung (Sastro, 2010),
sehingga fermentasi dari limbah tahu dan air kelapa ini juga diharapkan dapat
berpengaruh baik terhadap pertumbuhan kangkung darat dan menjadi alternatif
pengganti pupuk anorganik.
16
1.3 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:
1. Terdapat pengaruh nyata dari pemberian beberapa dosis hasil fermentasi
limbah pabrik tahu dan air kelapa yang diperkaya EM4 terhadap pertumbuhan
kangkung darat.
2. Terdapat dosis optimal dari pemberian beberapa dosis hasil fermentasi limbah
pabrik tahu dan air kelapa yang diperkaya EM4 terhadap pertumbuhan.
1.4 Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Memperoleh dosis hasil fermentasi limbah pabrik tahu dan air kelapa yang
diperkaya EM4 yang optimal untuk pertumbuhan kangkung darat.
2. Meningkatkan pertumbuhan kangkung darat dengan hasil fermentasi limbah
pabrik tahu dan air kelapa yang diperkaya EM4.
1.5 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan data terkait
pertumbuhan dan produktivitas dari kangkung darat dengan pemberian fermentasi
dari limbah tahu dan air kelapa yang diperkaya EM4 sehingga fermentasi limbah
tahu ini dapat digunakan oleh masyarakat luas secara tepat dan diharapkan dapat
mengurangi penggunaan pupuk anorganik serta mengurangi pencemaran
lingkungan yang disebabkan oleh limbah cair pabrik tahu.
17
Pemberian fermentasi
dari limbah pabrik tahu
Terdapat dosis optimal dan air kelapa yang Masih sering
untuk pertumbuhan diperkaya EM4 sebagai digunakannya pupuk
kangkung darat alternatif pengganti anorganik oleh para
penggunaan pupuk petani kangkung
anorganik
Terpenuhinya kebutuhan
permintaan tanaman
Bertambahnya
kangkung serta
produktivitas tanaman
meminimalisir
kangkung darat
penggunaan pupuk
anorganik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak
menyukai orang yang berbuat kerusakan.(Q.S Al Qashash / 28 : 77)
Berdasarkan ayat diatas Allah memerintahkan kita untuk memanfaatkan
segala yang telah dianugerahkan kepada umat manusia. Serta menghindari
melakukan kerusakan pada bumi ini. Sebagaimana limbah dapat menyebabkan
kerusakan karena menimbulkan pencemaran. Namun, limbah cair tahu ini
mengandung berbagai macam zat organik seperti karbohidrat sebanyak 0,1%,
fosfor sebanyak 1,74%, protein sebanyak 0,42% , lemak sebanyak 0,13%, dan air
sebanyak 98,8% (Fatha, 2007). Selain itu menurut Asmoro (2008), limbah cair tahu
juga mengandung N sebanyak 1,24%, P2O5 sebanyak 5.54 %, K2O sebanyak 1,34
% dan C-Organik sebanyak 5,803 % yang dimana unsur-unsur tersebut merupakan
hara esensial yang dibutuhkan oleh tanaman. Sehingga, pemanfaatan dari limbah
ini dapat dilakukan dan sangat diperlukan guna mengurangi dampak pencemaran
lingkungan yang disebabkan oleh limbah pabrik tahu.
di dalam air kelapa muda terdapat hormon auksin (0,237 ppm IAA) sitokinin (0,441
ppm kinetin, 0,247 ppm zeatin), dan giberelin (0,460 ppm GA3, 0,255 ppm GA5,
0,053 ppm GA7), Air kelapa juga mengandung nitrogen, fosfor, kalsium,
magnesium, vitamin B dan C kompleks, besi, mangan, dan kandungan mineral-
mineral lainya (Astuti, 2021).
Air kelapa dapat digunakan untuk media pertumbuhan mikroorganisme
karena senyawa biologi yang dikandungnya cukup bagi mikroorganisme untuk
hidup. Selain itu, air kelapa dapat dimanfaatkan sebagai obat, khususnya air kelapa
hijau yang bermanfaat untuk mengatasi keracunan, demam, mengurangi rasa sakit
pada saat haid, disentri, gatal-gatal akibat eksim dan juga luka bakar (Winarno,
2014).
2.4. Fermentasi
Fermentasi adalah suatu proses pengubahan suatu zat yang dilakukan
dengan bantuan mikroorganisme yang nantinya akan menghasilkan karbohidrat
dengan melakukan proses kimiawi seperti oksidasi, reduksi, dan hidrolisis sehingga
menyebabkan perubahan sifat dari zat tersebut (Suningsih, 2019). Fermentasi dapat
didefinisikan juga sebagai proses perombakan senyawa organik menjadi senyawa
yang lebih sederhana yang melibatkan bantuan mikroorganisme baik dalam
keadaan aerob (memerlukan oksigen) maupun anaerob (tidak memerlukan oksigen)
melalui kerja enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme (Fakhirah, 2022).,
Fermentasi juga dapat dilakukan untuk mempercepat penyerapan nutrisi pada suatu
tanaman (Mujiatul, 2013).
Jumiati (2009) menyatakan bahwa proses fermentasi lebih cepat pada
lingkungan kedap udara (anaerob). Fermentasi dapat menghasikan sejumlah
senyawa organik seperti asam laktat, asam nukleat, biohormon, dan lain sebagainya
yang mudah diserap oleh akar tanaman. Senyawa organik ini juga dapat melindungi
tanaman dari hama penyakit.
Fermentasi bisa dilakukan melalui dua cara, yaitu secara spontan dan tidak
spontan. Fermentasi spontan merupakan proses fermentasi yang tidak
menambahkan mikroorganisme dalam bentuk ragi ataupun starter dalam prosesnya.
Sedangkan fermentasi tidak spontan merupakan fermentasi yang menggunakan
mikroorganisme dalam bentuk ragi atau starter dalam proses pembuatannya
(Suprihatin, 2010). Fermentasi juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pH
awal, suhu, substrat, inoculum dan juga kandungan nutrisi medium (Suhartini,
2013).
22
yang terik serta kemarau dengan kelembapan 60%. Curah hujan yang cocok untuk
pertumbuhan tanaman kangkung darat yaitu sekitar antara 500-5.000 mm/tahun.
Menurut Maulana (2018) Kangkung darat biasanya memiliki tampilan yang
lebih menarik dibandingkan dengan kangkung air. Terdapat ciri-ciri yang
membedakan kangkung darat dengan kangkung air, yaitu:
a) Batang dari kangkung darat lebih kecil dan bentuk daunnya lebih tipis serta
lebih lunak dibandingkan dengan kangkung air.
b) Batang kangkung darat berwarna putih kehijauan, sedangkan kangkung air
memiliki warna batang hijau.
c) Kangkung darat memiliki bunga yang berwarna putih bersih. Kangkung air
memiliki bunga berwarna putih kemerahan.
d) Produksi biji dari kangkung darat lebih banyak dibanding kangkung air
sehingga proses budidayanya biasanya menggunakan penyebaran
biji/benih.
Bagian dari tanaman kangkung yang paling banyak digunakan sebagai
bahan pangan adalah batang muda dan pucuk tanamannya. Tanaman kangkung
mengandung gizi yang dibutuhkan oleh tubuh seperti vitamin A, vitamin B, vitamin
C dan juga mengandung bahan-bahan mineral seperti zat besi yang penting bagi
pertumbuhan dan kesehatan tubuh (Putra & Shofi, 2015).
METODE PENELITIAN
26
27
apabila tinggi tanaman telah mencapai 15-20 cm dan juga belum berbunga.
Tanaman kangkung darat dipanen dengan cara mencabut tanaman dari polybag lalu
akar tanaman kangkung dibersihkan dari tanah yang ikut terbawa pada saat proses
pemanenan. Kemudian diukur parameter-parameter pengamatan yang telah
ditentukan.
Luas Daun = P x L x K
kemudian dibersihkan lalu dihitung jumlah buku dari pangkal hingga ujung
batang tanaman kangkung.
6. Berat Basah Tanaman, pengukuran dilakukan setelah tanaman kangkung darat
dipanen. Dilakukan dengan menggunakan timbangan digital per sampel
tanaman.
31
32
yang diperlukan meskipun dalam jumlah yang sangat sedikit. Namun, belum
diperbolehkan untuk tujuan komersil (Permentan, 2011).
Tinggi tanaman merupakan salah satu parameter dalam proses analisis
pertumbuhan suatu tanaman. Penambahan tinggi dari suatu tanaman berhubungan
erat dengan unsur hara makro salah satunya adalah Nitrogen (N). Dimana unsur N
ini berfungsi dalam merangsang pertumbuhan vegetatif dari suatu tanaman serta
mengaktifkan sel-sel tanaman yang mempertahankan jalannya proses fotosintesis
sehingga mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman (Simatupang & Yetti, 2016).
Selain itu, tinggi tanaman juga erat kaitannya dengan kemampuan suatu tanaman
dalam menyerap sinar matahari karena berhubungan dengan proses fotosintesis.
Penambahan EM4 dalam campuran fermentasi limbah tahu dan air kelapa
mengaktifkan bakteri pelarut, meningkatkan kandungan humus tanah sehingga
mampu mengurai bahan organik menjadi asam amino yang mudah diserap oleh
tanaman dalam waktu singkat yang mana akan meningkatkan jumlah klorofil
sehingga mempengaruhi proses fotosintesis tanaman (Natsir, 2016).
Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman kangkung darat pada 14, 21, dan 28 HST.
Perlakuan Rata-rata Rata-rata tinggi Rata-rata tinggi
tinggi tanaman tanaman 21 HST tanaman 28 HST
14 HST (cm) (cm) (cm)
P1 (Kontrol Positif) 16,592 32,475a 47,250a
P2 (Kontrol Negatif) 16,075 21,292b 30,400b
P3 (POC 10%) 16,517 22,675 b 31,825 b
P4 (POC 20%) 16,467 22,242 b 33,225 b
P5 (POC 30%) 15,092 22,367 b 32,567 b
P6 (POC 40%) 16,359 22,525 b 35,221 b
Angka rata-rata yang diikuti oleh huruf berbeda pada kolom yang sama adalah berbeda
nyata pada uji DMRT taraf 5%.
Hasil uji analisis ragam menunjukkan bahwa pada hari ke-14 perlakuan
tidak menunjukkan adanya pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman
dengan nilai P>0,05 (lampiran 7). Sedangkan pada 21 HST dan 28 HST, perlakuan
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dengan nilai P<0,05 (lampiran 8 dan 9).
Perlakuan yang menghasilkan rata-rata tinggi tanaman tertinggi didapatkan oleh P1
yaitu P1 (kontrol positif) dan yang menghasilkan rata-rata tinggi tanaman terendah
adalah P2 (kontrol negatif). Hal ini dikarenakan pada P2 (kontrol negatif), tidak
33
adanya unsur hara tambahan atau pendukung sehingga hanya memanfaatkan unsur
hara yang terdapat pada media (tanah) (Al amin,2017).
Perlakuan lain seperti P3 (FLT 10%), P4 (FLT 20%), P5(FLT 30%), P6
(FLT 40%) menghasilkan tinggi tanaman yang telah sesuai kriteria tanaman
kangkung siap panen yaitu sekitar 20-25 cm (Rukmana, 1994) karena terdapat
hormon auksin dan sitokinin dalam air kelapa berperan penting dalam proses
pembelahan sel untuk mendorong pembentukan tunas dan pemanjangan batang.
Auksin menyebabkan sel membelah dengan cepat dan berkembang menjadi tunas
dan batang (Ariyanti, 2018). Namun nilai rata-rata tingginya tidak lebih optimal
dari P1 (kontrol positif). Hal ini dikarenakan pH dari fermentasi limbah tahu yang
tergolong masam yaitu 3,4 dapat mengganggu proses penyerapan unsur hara (Sari
et al., 2015) dan mengakibatkan lebih banyaknya penyerapan nitrat daripada
penyerapan ammonium sehingga tidak dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman
secara signifikan (Nugraha, 2010).
Selain itu, menurut Rahmah et al., (2014), perbedaan tinggi dari setiap
tanaman juga disebabkan oleh perbedaan kemampuan menyerap hara pada setiap
tanaman. Semakin tinggi konsentrasi pupuk yang diberikan pada tanaman, maka
akan mempercepat proses pertumbuhan organ tanaman seperti akar, sehingga
tanaman akan menyerap lebih banyak air dan zat hara yang juga akan
mempengaruhi tinggi suatu tanaman.
4.2. Pengaruh Pemberian Fermentasi Limbah Pabrik Tahu Terhadap
Pertumbuhan Batang Tanaman Kangkung
Batang merupakan salah satu bagian dari tanaman yang memiliki peran
penting. Batang disebut juga sumbu dari tumbuhan mengingat tempat dan
kedudukannya bagi suatu tumbuhan (Rosanti, 2013). Diameter batang merupakan
salah satu parameter ukur pertumbuhan dari suatu tanaman. Pertumbuhan diameter
batang berkaitan erat dengan unsur hara yang tersedia. Menurut Suhendra &
Armaini (2017), unsur hara yang paling dibutuhkan dalam perbesaran lingkar
batang adalah unsur K, Karena unsur K ini berperan dalam pembentukan Adenosin
Trifosfat (ATP) yang diperlukan dalam proses pemanjangan dan perbesaran sel.
Dengan tersedianya unsur K yang cukup, dapat meningkatkan kegiatan
metabolisme tanaman sehingga terjadi pembesaran di batang tanaman.
34
Buku batang ini dapat dibedakan dari bagian batang di antara dua buku-buku yang
berurutan atau internodus.
Berdasarkan hasil uji analisis ragam, perlakuan pemberian fermentasi
limbah tahu memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah buku tanaman kangkung
darat dengan nilai P<0,05 (lampiran 4). Rata-rata jumlah buku tertinggi terdapat
pada P1 (kontrol positif) kemudian P4 (FLT 20%), P5 (FLT 30%), dan P6 (FLT
40%) dengan rata-rata yang sama dan tidak berbeda nyata. Jumlah buku batang ini
berbanding lurus dengan rata-rata tinggi tanaman pada saat panen dimana rata-rata
tertinggi terdapat pada P1 (kontrol positif) selanjutnya P4 (FLT 20%), P5 (FLT
30%), dan P6 (FLT 40%).
Lakitan (1993) mengatakan bahwa berat basah tanaman adalah berat
tanaman yang ditimbang sesaat setelah panen sebelum tanaman menjadi layu
karena kehilangan air. Hasil uji analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan
pemberian fermentasi limbah tahu berpengaruh nyata terhadap berat basah tanaman
kangkung darat dengan nilai P<0,05 (lampiran 5). Rata-rata berat basah tertinggi
terdapat pada P1 (kontrol positif) yang berbeda nyata dengan semua perlakuan dan
disusul oleh P6 (FLT 40%) yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.
Biomassa suatu tanaman sangat dipengaruhi oleh tersedianya unsur hara
sebagai sumber energi. Dengan tercukupinya unsur hara maka laju fotosintesis
akan menjadi optimal, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi maksimal (Hariadi
et al., 2015). Fermentasi limbah tahu yang memiliki kandungan hara lebih rendah
dibanding pupuk kandang dan urea, menyebabkan tidak optimalnya pertumbuhan
kangkung darat yang menyebabkan rendahnya berat basah apabila dibandingkan
dengan kontrol positif. Selain itu, tanaman kangkung memiliki batang yang banyak
mengandung air, sehingga semakin besar batang maka semakin tinggi kadar air
pada batang menyebabkan tanaman kangkung darat semakin berat.
4.3. Pengaruh Pemberian Fermentasi Limbah Pabrik Tahu Terhadap
Pertumbuhan Daun Tanaman Kangkung Darat
Daun merupakan salah satu organ terpenting dari sebuah tanaman yang
berperan dalam proses pembentukan senyawa-senyawa primer maupun sekunder
seperti proses fotosintesis, transpirasi dan juga respirasi (Susanti & Safrina, 2018).
Analisis ragam pada jumlah daun menunjukkan hasil bahwa perlakuan pemberian
36
fermentasi limbah tahu berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada 14 HST, 21
HST, maupun 28 HST dengan nilai P<0,05 (lampiran 10, 11, dan 12). Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Febriani (2020) yang menyebutkan bahwa
pemberian fermentasi bahan organik memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah
daun pada tanaman kangkung darat. Rata-rata tertinggi jumlah daun tanaman
kangkung darat terdapat pada P1 (kontrol positif) yang berbeda nyata dengan P2
(kontrol negatif), P4 (FLT 20%), P5 (FLT 30%), P6 (FLT 40%) pada 14 HST,
berbeda nyata dengan P2 (kontrol negatif), P3 (FLT 10%), P4 (FLT 20%), P5 (FLT
30%), dan P6 (FLT 40%) pada 21 HST dan berbeda nyata dengan dengan P2
(kontrol negatif), P3 (FLT 10%), P4 (FLT 20%), P5 (FLT 30%), dan P6 (FLT 40%)
pada 28 HST.
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pemberian hasil
fermentasi limbah tahu dan air kelapa yang diperkaya EM4 memberikan pengaruh
nyata terhadap parameter diameter batang, berat basah, jumlah buku, luas daun,
tinggi tanaman (21 dan 28 HST), serta jumlah daun (14, 21, dan 28 HST) tanaman
kangkung darat. Dosis hasil fermentasi limbah tahu yang memberikan hasil terbaik
untuk pertumbuhan tanaman kangkung darat pada penelitian ini terdapat pada P6
yaitu FLT 40%, walaupun hasil yang dihasilkan tidak lebih optimal dibandingkan
kontrol positif.
5.2. Saran
Diperlukannya pengujian dan penelitian lebih lanjut pada komposisi, dosis,
dan lama waktu fermentasi limbah tahu yang lebih optimal sehingga campuran
fermentasi dapat memenuhi standar baku mutu dari Kementerian Pertanian. Serta
pengujian fermentasi limbah tahu bisa dilakukan pada jenis benih dan jenih media
tanah yang berbeda.
39
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, L., Budhie, D. D. S., & Lubis, A. D. (2011). Pengaruh Aplikasi Urin
Kambing Dan Pupuk Cair Organik Komersial Terhadap Beberapa Parameter
Agronomi Pada Tanaman Pakan Indigofera sp. Pastura. 1:5–8.
Al Amin, et al. (2017). Pemanfaatan Limbah Cair Tahu untuk Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Pakcoy (Brassica Rapa L.). Doctoral disertation. Riau
University.
Ariyanti, M., et al. (2018). Pertumbuhan tanaman kelapa (Cocos nucifera L.) dengan
pemberian air kelapa. Jurnal Hutan Pulau-pulau Kecil. 2(2): 201-212.
Asmoro, Y., & Suranto, D. S. (2008). Pemanfaatan limbah tahu untuk peningkatan
hasil tanaman petsai (Brassica chinensis). Jurnal Bioteknologi, 5(2): 51-55.
Astuti, A. L., et al. (2021). Analisis Pertumbuhan dan Kandungan Total Flavonoid
Kultur Kalus Krisan (Chrysanthemum morifolium Ramat) dengan Pemberian
Asam 2, 4-Diklorofenoksiasetat (2, 4-D) dan Air Kelapa. Jurnal Pro-Life.
8(1): 32-44.
Buchman, H.O. and N.C. Brady. (1974). The Nature and Propertises of Soil. New
York: Mc Millan Pub. Co. Inc.
Campbell. (2003). Biologi. Jakarta: Erlangga.
Cesaria, R. Y., Wirosoedarmo, R., & Suharto, B. (2014). Pengaruh penggunaan starter
terhadap kualitas fermentasi limbah cair tapioka sebagai alternatif pupuk cair.
Jurnal Sumberdaya Alam Dan Lingkungan, 1(2), 8–14.
Darsiah, Y., Lestari, M. W., & Murwani, I. (2018). Aplikasi induksi listrik dan dosis
pupuk majemuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung
darat (Ipomoea reptans Poir). Folium: Jurnal Ilmu Pertanian. 2(1).
Dewanto, F.G. & J.J.M.R Londok. (2013). Pengaruh Pemupukan Anorganik Dan
Organik Terhadap Produksi Tanaman Jagung. Jurnal Zootek. 32 (5): 1- 8.
Dhamara, R. (2020). Pupuk Organik Cair Limbah Tahu Untuk Tanaman Sawi Hijau
(Brassica juncea L.). Doctoral disertation. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Djuariah, D. (1997). Germplasm evaluation of kangkong in medium evaluation
Rancaekek (Indonesia). Jurnal Hortikultura (Indonesia). 7(3): 756-762.
Dwicaksono, M. R. B., Suharto, B., & Susanawati, L. D. (2013). Pengaruh
penambahan effective microorganisms pada limbah cair industri perikanan
terhadap kualitas pupuk cair organik. Jurnal Sumberdaya Alam Dan
Lingkungan, 1(1), 7–11.
Edi, S. (2014). Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir). Jurnal Agroekoteknologi
Universitas Jambi. 3(1): 17–24.
Ega, M. (2021). Efektivitas Ransum Pakan Ternak Dengan Penambahan Ampas Tahu
Dan Eceng Gondok (Eichhornia crassippes) Terfermentasi Sebagai Pakan
Alternatif Ayam Broiler (Gallus domesticus). Doctoral dissertation.
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Fakhirah, N. Z., & Irnaning, A. R. (2022). Pembuatan Pupuk Cair Berbahan Dasar
Sabut Kelapa dengan Proses Fermentasi. Doctoral dissertation. UPN Veteran
Jawa Timur.
Fatha, A. (2007). Pemanfaatan zeolit aktif untuk menurunkan BOD dan COD limbah
40
41
Purnamasari, D. K., Syamsuhaidi, S., Binetra, T. S., Pardi, P., Sumiati, S., & Sulastri,
S. (2020). Pelatihan Pengolahan Limbah Pertanian dan Peternakan Pada
Masyarakat Tani Ternak di Desa Tete Batu Kecamatan Sikur Kabupaten
Lombok Timur. Gema Ngabdi, 2, 248-55.
Putra, R. R., & Shofi, M. (2015). Pengaruh Hormon Napthalen Acetic Acid Terhadap
Inisiasi Akar Tanaman Kangkung Air (Ipomoea aquatica Forssk.) Influence
Of Napthalen Acetic Acid For Root Initiation Of Water Spinach (Ipomoea
aquatica Forssk.). Jurnal Wiyata. 2(2): 108–113.
Rahmah, A., et al. (2014). Pengaruh pupuk organik cair berbahan dasar limbah sawi
putih (Brassica chinensis L.) terhadap pertumbuhan tanaman jagung manis.
Buletin Anatomi Dan Fisiologi. 22(1): 65–71.
Riastuti, R. D., et al. (2021). Morfologi Tumbuhan Berbasis Lingkungan. Malang:
Ahlimedia Book.
Rizal, S. (2017). Pengaruh nutriasi yang diberikan terhadap pertumbuhan tanaman
sawi pakcoy (Brassica rapa l.) Yang ditanam secara hidroponik. Sainmatika:
Jurnal Ilmiah Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. 14(1): 38–44.
Rohman, H. R. N., Pangestu, F. B., & Munandar, A. (2022). Indonesia Analisis SIG
Berdasarkan Data Geologi dan Geospasial sebagai Inovasi Mitigasi Tanah
Longsor Studi Kasus Daerah Wukirsari Imogiri: Indonesia. Jurnal Studi
Inovasi. 2(2): 17-23.
Roring, M. A. S., Pioh, D. D., & Najoan, J. (2020). Identifikasi Sifat Kimia Tanah
Yang Ditanami Tanaman Kentang (Solanum Tuberosum L.) Di Desa
Pinasungkulan Utara Kecamatan Modoinding. COCOS, 6(6).
Rosanti, D. (2013). Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.
Rukmana, I. H. R. (1994). Bertanam kangkung. Yogyakarta: Kanisius.
Sadimin. (2019). Proses Pembuatan Tahu. Tangerang: Loka Aksara.
Santoso, H. B. (2019). Bertanam Kangkung Organik. Yogyakarta: Penerbit Pohon
Cahaya.
Saptaji, Setyono, & Rochman, N. (2015). Pengaruh Air Kelapa dan Media Tanam
Terhadap Pertumbuhan Stek Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni). Jurnal
Agronida, 1(2).
Saptiningsih, E. (2015). Kandungan selulosa dan lignin berbagai sumber bahan
organik setelah dekomposisi pada tanah Latosol. Buletin Anatomi Dan
Fisiologi Dh Sellula, 23(2), 34-42.
Sari, M. P., et al. (2015). Pengaruh pupuk organik cair kulit buah pisang kepok
terhadap pertumbuhan bayam. Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah.
3(8).
Sastro, Y., & Lestari, L. P. (2010). Peran Pupuk Limbah Cair Peternakan Sapi
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Sawi, Selada, dan Kangkung. Jurnal
Hortikultura, 20(1).
Savitri, S. V. H. (2005). Induksi akar stek batang Sambung Nyawa (Gynura
drocumbens (Lour) Merr.) menggunakan air kelapa. Skripsi. Institut Pertanian
Bogor.
Schaetzl, R. J., & Thompson, M. L. (2015). Soils. Cambridge university press.
Sepriani, Y. (2015). Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Urine Domba Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kangkung (Ipomoea reptans). JURNAL
AGROPLASMA, 2(2).
Simatupang, H., & Yetti, H. (2016). Pemberian limbah cair biogas pada tanaman sawi
44
46
47
Lampiran 3. Hasil uji One Way ANOVA pengaruh fermentasi limbah tahu terhadap
diameter batang
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F hitung Sig
keragaman bebas kuadrat tengah
Perlakuan 5 20,5249 4,1049 11,70 <0.0001
Galat 18 6,3150 0,3508
Total 23 26,8400
48
Lampiran 4. Hasil uji One Way ANOVA pengaruh fermentasi limbah tahu terhadap
jumlah buku
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F hitung Sig
keragaman bebas kuadrat tengah
Perlakuan 5 17,3333 3,4666 15,60 <0.0001
Galat 18 4,0000 0,2222
Total 23 21,3333
Lampiran 5. Hasil Uji One Way ANOVA pengaruh fermentasi limbah tahu
terhadap berat basah
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F hitung Sig
keragaman bebas kuadrat tengah
Perlakuan 5 578.0099 115,6019 30,17 <0.0001
Galat 18 68,9726 3,8318
Total 23 646,9825
Lampiran 6. Hasil uji One Way ANOVA pengaruh fermentasi limbah tahu terhadap
luas daun
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F hitung Sig
keragaman bebas kuadrat tengah
Perlakuan 5 489,1332 97,8266 14,65 <0.0001
Galat 18 120,1952 6,6775
Total 23 609,3285
Lampiran 7. Hasil uji One Way ANOVA pengaruh fermentasi limbah tahu terhadap
tinggi tanaman 14 HST
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F hitung Sig
keragaman bebas kuadrat tengah
Perlakuan 5 6,3675 1,2735 0,35 0,8745
Galat 18 65,2005 3,6222
Total 23 71,5681
Lampiran 8. Hasil uji One Way ANOVA pengaruh fermentasi libah tahu terhadap
tinggi tanaman 21 HST
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F hitung Sig
keragaman bebas kuadrat tengah
Perlakuan 5 355,3019 71,0603 15,61 <0,0001
Galat 18 81,9240 4,5513
Total 23 437,2260
49
Lampiran 9. Hasil uji One Way ANOVA pengaruh fermentasi limbah tahu terhadap
tinggi tanaman 28 HST
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F hitung Sig
keragaman bebas kuadrat tengah
Perlakuan 5 761,5636 152,3127 10,55 <0,0001
Galat 18 259,8292 414,4349
Total 23 1021,3929
Lampiran 10. Hasil uji One Way ANOVA pengaruh fermentasi limbah tahu
terhadap jumlah daun 14 HST
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F hitung Sig
keragaman bebas kuadrat tengah
Perlakuan 5 6,5000 1,3000 3,90 0,0143
Galat 18 6,0000 0,3333
Total 23 12,5000
Lampiran 11. Hasil uji One Way ANOVA pengaruh fermentasi limbah tahu
terhadap jumlah daun 21 HST
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F hitung Sig
keragaman bebas kuadrat tengah
Perlakuan 5 20,3333 4,0666 6,37 0,0014
Galat 18 11,5000 0,6388
Total 23 31,8333
Lampiran 12. Hasil uji One Way ANOVA pengaruh fermentasi limbah tahu
terhadap jumlah daun 28 HST
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F hitung Sig
keragaman bebas kuadrat tengah
Perlakuan 5 144,8750 28,9750 4,67 0,0066
Galat 18 111,7500 6,2083
Total 23 256,6250
Lampiran 13. Hasil uji fermentasi limbah tahu, air kelapa dan EM4
Pemanenan tanaman kangkung darat Fermentasi limbah tahu, air kelapa dan
EM4
52
29,5 76
31,2 84
33 78
33,4 85
32 84
32,4 82
32,2 78
32,8 80
32,4 58
32 76
31,6 86
28,9 90
30,8 84
31,9 68
27,9 81
34,2 51
32,9 60
30,8 81
30,5 84
34,5 59
30,7 62
42,4 34
40,4 41
32,4 61
29,6 88
30,8 86
31,5 67
37,3 52
36,5 46
34 59
36,6 36
Ket : data diambil langsung oleh peneliti di lokasi penelitian selama 1 bulan.