Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL

EFEKTIVITAS KOMBINASI EKSTRAK DAUN SIRIH

MERAH( Piper ornatum) DAN DAUN KAPUK RANDU (Ceiba

pentandra (L.) Gaertn) SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP

Streptococcus pneumonia

GELFANIA VERAICONA ELSBITHA INGGAMER

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENEGTAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PANCASAKTI

MAKASSAR

2023

i
PROPOSAL

EFEKTIVITAS KOMBINASI EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH (Piper

Ornatum) DAN DAUN KAPUK RANDU (Ceiba Pentadra) TERHADAP

STREPTOCOCCUS PNEUMONIA

Disusun dan diajukan oleh :

GELFANIA V.E INGGAMER

518 011 021

Menyetujui

Tim Pembimbing,

Pembimbing Pertama Pembimbing Kedua

DR. Sesilia R. Pakadang,M.Si.,Apt Apt. Muh. Saharuddin, S.Si, M.Si

Ketua Program Studi Farmasi

Apt. Suprapto Prayitno, S.Si, M.Si

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................... 2
D. Manfaat .................................................................................................. 2

BAB II METODE PENELITIAN....................................................................... 4

A. Alat dan Bahan ....................................................................................... 4


B. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................ 4
C. Sampel dan Bahan Uji ............................................................................ 5
D. Prosedur Kerja ........................................................................................ 5

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 10

LAMPIRAN ................................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

ISPA merupakan penyakit saluran pernafasan atas maupun bawah, dimulai

dari hidung, sampai alveoli. ISPA dapat menular, dan juga dapat menyebabkan

spektrum penyakit yang dimulai dari tidak ada gejala maupun infeksi yang ringan

hingga infeksi berat yang menimbulkan penyakit parah maupun kematian,

bergantung pada pathogen, penyebab faktor lingkngan, dan juga faktor pendukung

lainnya. Berdasarkan hasil Riskesdes 2018 prevalensi ISPA diIndosnesia terdapat

1.017.290 kasus.Papua menduduki urutan nomor dua sebagai kasus terbesar di

Indonesia yaitu sebanyak 13,1%. Berdasarkan data Dinas Kabupaten Biak

Numfor ISPA menduduki peringkat pertama. Penanganan jumlah kasus ISPA

dapat berupa terapi non farmakologi dan terapi farmakologi.(Hairuddin, Dkk.

2022).

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan

tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral sediaaan sarian (galenik), atau campuran

dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan,

dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

(Permenkes 2017).

Secara empiris masyarakat Biak Papua telah memanfaatkan air rebusan

daun kapuk randu untuk pengobatan penyakit ISPA. Berdasarkan skrining

fitokimia, Daun Kapuk Randu (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) menunjukkan

adanya kandungan senyawa glikosida, flavonoid, fenolik, alkaloid, tanin, saponin

1
dan steroid yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri (Hesty Wulandari

Dkk.2022).

Dari hasil penelitian daun kapuk randu diekstraksi secara maserasi

menggunakan pelarut etanol 70% kemudian di fraksinasi dengan menggunakan

pelarut n-heksan, etil asetat dan air. Ekstrak etanolik, fraksi n-heksan, fraksi etil

asetat dan fraksi air diuji aktivitas antibakterinya terhadap bakteri Streptococcus

aureus ATCC 25923 menggunakan metode dilusi, dengan konsentrasi 50%, 25%,

12,5%, 6,25%, 3,12%, 1,56%, 0,78%, 0,39%, 0,20%. Hasil penelitian diperoleh

bahwa fraksi etil asetat dari daun kapuk randu mempunyai aktivitas antibakteri

paling aktif dengan konsentrasi terendah 12,5%, dan diikuti dengan

ekstraketanolik konsentrasi 25%, fraksi n-heksan pada konsentrasi 50%, dan

fraksi air 50%. Streptococcus mutans bakteri yang bersifat kariogenik atau

penyebab terjadinya karies pada gigi, sehingga peneliti tertarik untuk menguji

aktivitas antibakteri dari daun kapuk randu (Ceiba pentandra (L.) Gaertn)

terhadap bakteri ini ( Busman dkk, 2015).

Penelitian ini dilakukan dengan mengekstraksi daun randu {Ceiba

pentandra L) Dengan metode maserasi, kemudian dibuat beberapa konsentrasi

ekstrak yaitu 1%, 2%, 4%, dan 6%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak

metanol daun randu {Ceiba pentandra L) memiliki aktivitas antibakteri terhadap

bakteri penyebab diare yaitu Escherchia coli, dan Shigella dysenteriae. Yang

ditandai dengan adanya zona bening. Pada bakteri Escherichia coli, menghambat

pada konsentrasi 1%, 2%, 4%, dan 6%, sedangkan pada bakteri shigella

dysentriae pada konsentrasi 1% tidak teijadi penghambatan, tetapi pada

2
konsentrasi 2%, 4%,dan 6% mulai terjadi penghambatan. Diameter hambatan

terbesar pada pengujian daya hambat adalah bakteri Shigella dyeentri dan

Escherichia coli pada konsentarsi 6% dengan diameter hambat Shigella ps. entri

adalah 10.46 mm dan Ecsherichia coli adalah 10,05 mm (Mukasifah.2016)

Beberapa penelitian yang sudah dilakukan untuk mengetahui kemampuan

daun sirih merah sebagai antimikroorganisme. Penelitian menggunakan ekstrak

daun sirih merah konsentrasi 25% yang dilarutkan dengan etanol dapat mereduksi

jumlah bakteri gram positif sedangkan konsentrasi 6,25% dapat mereduksi bakteri

gram negatif seperti Escheria coli. Sari Daun sirih merah pada konsentrasi 10%

sudah mampu menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dengan daya

hambat sebesar 8,22 mm, dan menghambat pertumbuhan Escheria coli dengan

daya hambat sebesar 6,69 mm (Gustina, dkk., 2012). Konsentrasi ekstrak daun

sirih merah 18% menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus (Haryadi,

2010). Lebih lanjut Soleha dkk. (2015) menyatakan bahwa ekstrak daun sirih

merah lebih efektif menghambat bakteri kelompok gram positif seperti

Staphylococcus aureus dibandingkan dengan bakteri kelompok gram negatif

seperti Escherichia typhi (Marlina dkk, 2022).

Tanaman sirih merah (Piper ornatum) memiliki kandungan senyawa aktif

seperti flafonoid, alkaloid, tanin, semyawa polifenolat dan minyak atsiri. Senyawa

aktif yang terkandung oleh tanaman sirih merah menyebabkan tanaman ini

memiliki banyak potensi untuk mengobati berbagai penyakit, diantaranya

berpotensi sebagai anti oksidan, anti hiperglikemia, anti kanker. Pemanfaatan sirih

merah sebagai anti bakteri alami mempunyai keuntungan karena kemungkinan

3
senyawa tersebut lebih aman dibandingkan dengan penggunaan bahan sintetik.

Berdasarkan kandungan senyawa dari sirih merah yaitu senyawa polifenolat,

tanaman ini juga dapat berpotensi sebagai anti bakteri pemilihan daun sirih merah

untuk di kombinasi dengan daun Kapuk Randu di dasarkan pada fungsi anti

bakteri yang terdapat pada daun sirih merah tersebut (Puspa dkk, 2018).

Hasil uji DDH menunjukkan adanya aktivitas penghambatan terhadap

bakteri Propionibacterium acnes dari konsentrasi terendah hingga tertinggi, yaitu

secara berurutan sebesar 9,53 mm (konsentrasi 10%); 10,36 mm (konsentrasi

15%); 10,50 mm (konsentrasi 20%); dan 10,90 (konsentrasi 25%). Berdasarkan

literatur, hambatan pertumbuhan bakteri memiliki beberapa tingkatan diameter

daya hambat dan tingkat respon hambatan pertumbuhan. Pada diameter <6 mm

menunjukkan bahwa tidak ada respon hambatan, pada diameter 6-10 mm

menunjukkan respon hambatan lemah, pada diameter 11-20 mm menunjukkan

respon hambatan sedang, dan pada diameter 21-30 mm menunjukkan respon

hambatan kuat. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai DDH yang diperoleh

dari konsentrasi 10%, 15%, 20% dan 25% masuk dalam kategori hambatan lemah

karena diameternya berada pada kisaran 6-10 mm. Daun sirih merah memiliki

aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acnes pada konsentrasi 10%,

15%, 20% dan 25%. Nilai Konsentrasi Hambat Minimum ekstrak etanol daun

sirih merah terhadap Propionibacterium acnes pada konsentrasi 10% (Syafriana,

2017).

Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan pengujian secara

mikrobiologi mengenai uji efektivitas kombinasi ekstrak daun sirih merah (Piper

4
ornatum) kapuk randu (Ceiba pentandra (L.) ) sebagai antibakteri terhadap bakteri

Streptococcus pneumonia .

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana efektivitas kombinasi ekstrak Daun Sirih Merah (Piper ornatum)

dan Daun Kapuk Randu (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) sebagai antibakteri

terhadap Streptococcus pneumonia?

C. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui efektivitas antibakteri hasil kombinasi dari ekstrak Daun

Sirih Merah (Piper ornatum) dan Daun Kapuk Randu (Ceiba pentandra (L.)

Gaertn) terhadap Streptococcus pneumonia.

D. Manfaat penelitian

1. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang

kombinasi ekstrak Daun Sirih Merah (Piper ornatum) dan Daun Kapuk

Randu (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) yang lebih efektif dalam menghambat

pertumbuhan Streptococcus pneumoniadan dasar pengembangan penelitian

selanjutnya.

5
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ini adalah

autoklaf (Portabel), bunsen, cawan petri (pyrex), corong penyaring (Pyrex),

erlemeyer (Pyrex), rotary evaporator (IKA), gelas arloji, gelas piala (Pyrex),

gelas ukur (Pyrex), heatingmantle, dabulat (Pyrex), laminator air flow (LAF)

timbangan analitik (Acculab), oven (Marmet), pinset, refluks, statif, swab steril

dan tabung reaksi, water bath (memmert)

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu aluminium foil,

aquades,etanol 96%, ekstrak daun dan batang pucuk merah, kapas,

kloramfenikol, medium nutrient agar (NA), NaCl 0,9, Na CMC,

Staphylococcus aureus

B. Waktu dan lokasi penelitian

Penelitian tentang efektivitas kombinasi ekstrak Daun Sirih Merah

(Piper ornatum) dan Daun Kapuk Randu (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) sebagai

antibakteri terhadap Streptococcus pneumonia dilaksanakan pada bulan Juni-

Juli 2023 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Farmasi Universitas Pancasakti

Makassar.

1
C. Sampel dan Bahan Uji

1. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Streptococcus

pneumonia.

2. Bahan uji

Bahan uji dalam penelitian ini adalah efek antibakteri dalam Daun Sirih

Merah (Piper ornatum) dan Daun Kapuk Randu (Ceiba pentandra (L.) Gaertn).

D. Prosedur Kerja

1. Pengambilan dan pengolahan sampel

a. Pengambilan bahan uji

Bahan uji penelitian yang digunakan adalah ekstrak daun sirih

merah (Piper ornatum) dan daun kapuk randu (Ceiba pentandra (L.)

Gaertn) yang diperoleh dari Timah 1, Kecamatan Rappocini, Kelurahan

Balla Parang, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.

b. Pengolahan sampel

Bahan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman

daun sirih merah (Piper ornatum) dan kapuk randu (Ceiba pentandra (L.)

Gaertn) yang diperoleh kemudian dilakukan sortasi basah, setelah itu

dipotong lalu dikeringkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari

langsung atau diangin-anginkan. Setelah cukup kering, dilakukan sortasi

kering kemudian dilakukan pengepakan lalu ditimbang dandilakukan

proses ekstraksi.

2
c. Ekstrasi dengan etanol 96%

Pada pembuatan ekstrak daun sirih merah ( Piper ornatum) dan

kapuk randu (Ceiba pentandra (L) Gaertn) menggunakan metode

maserasi. Masing-masing ditimbang sebanyak 500 g kemudian

dimasukkan dalam wadah yang berbeda dan didiamkan selama 3-5 hari

dalam pelarut etanol 96 % sebanyak 5000 ml di dalam wadah yang

tertutup rapat pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya matahari, lalu

lakukan pengadukan secara kontinyu. Filtrat(maserat) yang diperoleh dari

kedua ekstrak cair tersebut, diuapkan menggunakan rotary evaporator

pada suhu 700C hingga diperoleh ekstrak kental. kemudian ekstrak kental

diuapkan kembali diatas waterbath hingga diperoleh ekstrak kering.

d. Sterilisasi alat

Semua alat yang digunakan dicuci bersih dan dikeringkan.

Tabung reaksi, gelas ukur dan erlemeyer ditutup mulutnya dengan kapas

lalu cawan petri dibungkus dengan kertas. Kemudian disterilkan pada

autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit dengan tekanan 1 atm pinset

dan jarum ose disteriklan dengan cara memijarkan pada api bunsen.

e. Pembuatan Medium Nutrient Agar (NA)

Timbang media nutrient agar sebanyak 4,9 g dan dimasukkan ke

dalam erlemeyer 1000 ml kemudian dilarutkan dengan 200 ml aquadest,

dan diaduk sampai larut. Dipanaskan di hot plate sambil diaduk hingga

larutan mendidih, kemudian ditutup dengan kapas, setelah disterilkan

dalam autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit.

3
f. Penyiapan Bakteri Uji

1) Peremajaan Bakteri Uji

Bakteri Streptococus pneumonia dari stok murni diambil satu ose, lalu

diinokulasi pada media NA miring, kemudian inkubasi selama 24 jam

pada suhu 370C.

2) Pembuatan Suspensi Bakteri Uji

Diambil 1 ose biakan bakteri hasil peremajaan disuspensikan

dengan 10 ml NaCl 0,9%, sesuai dengan standar kekeruhan Mc Farland

0,5 NTUs.

g. Pembuatan Na CMC 1%

Ditimbang Na CMC sebanyak 1g kemudian dimasukkan ke dalam

lumpang yang berisi kurang lebih 20 ml aquadest panas kemudian digerus

hingga memperoleh massa mucilago. Kemudian dicukupkan volume

hingga 100 ml diaduk hingga rata dan homogen.

h. Pembuatan Larutan Uji

Dibuat larutan uji ekstrak daun sirih merah ( Piper onatum ) dan

daun kapuk randu (Ceiba pentandra (L.)Gaertn .) konsentrasi 10% b/v;

15 b/v; dan 20% b/v. Cara pembuatan konsentrasi 10% b/v yaitu dengan

menimbang 1 g ekstrak kering daun sirih merah dan daun kapuk

randudilarutkan dengan Na CMC 1% b/v sebanyak 10 ml dalam botol

vial. Untuk konsentrasi 15% dan 20% b/v dilakukan dengan cara yang

sama seperti di atas dengan menimbang 1,5 g dan 2 g ekstrak kering daun

4
sirih merah dan daun kapuk randu dilarutkan dengan Na CMC 1% b/v

sebanyak 10 ml dalam botol vial.

i. Pengujian Daya Hambat Ekstrak

Pengujian pemberian ekstrak daun sirih merah (Piper ornatum) dan

daun kapuk randu ( Ceiba pentandra ( L.) Gaertn ) terhadap bakteri uji

dilakukan dengan metode difusi agar dengan menggunakan paper disk.

Medium NA steril dipanaskan sampai mencair kemudian didinginkan

pada sampai 450C kemudian dituangkan 25 ml ke dalam cawan steril,

biarkan memadat, lalu diinokulasi bakteri uji dengan menggunakan swab

steril. Kemudian masing-masing paper disk direndam dalam suspensi

ekstrak dengan konsentrasi 10%; 15% dan 20% b/v dengan kontrol

negatif Na dan kontrol positif kloramfenikol 30 ppm. Setelah itu paper

diskdisterilkan dan diletakkan secara aseptik dengan menggunakan pinset

pada permukaan medium NA dalam cawan petri dengan jarak paper disk

satu dengan yang lainnyakurang lebih sama dengan cawan petri.

Kemudian diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam, pengamatan

dilakukan setelah 1× 24 jam setelah itu lanjutkan lagi 2 ×24 jam.

j. Pengamatan

Setelah bakteri diinkubasi selama 1 ×24 jam kemudian diukur

zona hambat yang terjadi pada masing-masing konsentrasi ekstra pada

bakteri uji dalam satuan milimeter (mm). Setelah itu dilanjutkan dengan

inkubasi bakteri 24 jam untuk mengetahui sifat daya hambat dari sampel

5
daun Sirih Merah ( Piper ornatum ) dan daun Kapuk Randu ( Ceiba

pendra (L.) Gaertn ).

k. Teknik Analisis

Setelah semua data terkumpul kemudian dapat dianalisis dengan

menggunakan metode SPSS 25

6
DAFTAR PUSTAKA

Hairuddin, Dkk 2022 Pengendalian Penyakit Berbasis Lingkungan. Bogor. PT.


Global eksekutif teknologi

Hesty Wulandari, Rohama, Putri Vidiasari Darsono, 2022. Penetapan Kadar


Flavonoid Total Ekstrak Daun Kapuk Randu (Ceiba pentandra (L.)
Gaertn Berdasarkan Tingkat Fraksi. Banjarmasin. Program Studi
FARMASI Universitas Sari Mulia

Marlina E,T.Harlia,Y. A. Hidayati, D. Z, Badruzzaman. 2022 Efektivitas Daun


Sirih Merah (Piper crocatum) Pada Sanitasi Di Ruang Penampungan
Susu. Bandung. Laboratorium mikrobiologi dan penanganan limbah
fakultas peternakan UNPAD Bandung.

PERMENKES. 2017.Formularium Obat Asli Indonesia. Jakarta. Indonesia

Pupa julistia puspita, Dkk 2018. Anti bacterial Activities of Sirih Merah (Piper
croctatum) Leaf Extracts (Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sirih
Merah ). Bogor. Departement of Biochemistry, Bogor Agricultural
University Bogor, 1668

7
LAMPIRAN

A. Skema Kerja

1. Skema Kerja Efektivitas Kombinasi Ekstrak Daun Sirih Merah ( Piper ornatum.)dan
Daun Kapuk Randu ( Ceiba pentandra (L.) Gaertn ) Sebagai Antibakteri
2. TerhadapStreptococcus pneumonia

Sampel Daun Sirih Merah ( Piper Pembuatan Biakan Bakteri


ornatum ) dan Daun Kapuk Randu
(Ceiba pentandra (L.) Gaertn Medium NA

Diinokulasikan 1 ose
Daun dalam medium NA
kemudian di Inkubasi
10 pada suhu 37°C
Maserasi selama 5 hari selama 1x24 jam

15 + 20 Mikroba hasil peremajaan


Ekstrak kentak
-

- Suspensi Mikroba
Konsentrasi 10%, 15%, -
20℅.
Kontrol Positif (+) dan
Kontrol Negatif (-)
Letakan paper disk yang
telah direndam dengan
larutan uji dalam beberapa
konsentrasi dan kontrol

Di inkubasi pada suhu


370C selama 2×24 jam

8
B. Perhitungan

1. Perhitungan suspensi kloramfenikol 30 ppm

Massa zat terlarut (mg)


a. Rumus ppm =
Volume larutan( L)
50 mg 50 mg
Stok 1 (500 ppm) = = =500 ppm
100 ml 0 , 1 L

b. Pengenceran kloramfenikol 30 ppm dalam 100 ml

V1.N1 = V2. N2

V1. 500 ppm ¿ 1 00 ml. 30 ppm

100 ml .30 ppm


V1 = =6 ml
500 ppm

Jadi 6 ml ad 100 ml aquadest

2. Perhitungan rendamen
a. Daun Sirih Merah ( Piper ornatum)
Bobot ekstrak
% Rendamen= × 100 %
bobot sampel
b. Daun Kapuk Randu (Ceiba pentandra (L.) Gaertn)

Bobot ekstrak
% Rendamen = ×100 %
Bobot sampel

3. Perhitungan konsentrasi sampel Sirih merah (


10 g
a. Konsentrasi 10% = × 10 ml=1 g
100 ml
Jadi ditimbang 1 g bahan uji kemudian dilarutkan dalam Na CMC 1%b/v sampai 10 ml

15 g
b. Konsentrasi 15% = × 10 ml=1 , 5 g
100 ml
Jadi ditimbang 1,5 g bahan uji kemudian dilarutkan dalam Na CMC 1% b/v sampai 10
ml

9
20 g
c. Konsentrasi 8% = × 10 ml=2 g
100 ml
Jadi ditimbang 2 g bahan uji kemudian dilarutkan dalam Na CMC1% b/v sampai 10 ml .
Daun Sirih Merah (Piper ornatum)

Daun Kapuk Randu (Ceiba pentandra (L.) Gaertn)

10
11

Anda mungkin juga menyukai