Streptococcus pneumonia
UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2023
i
PROPOSAL
STREPTOCOCCUS PNEUMONIA
Menyetujui
Tim Pembimbing,
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................ i
LAMPIRAN ................................................................................................... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
dari hidung, sampai alveoli. ISPA dapat menular, dan juga dapat menyebabkan
spektrum penyakit yang dimulai dari tidak ada gejala maupun infeksi yang ringan
bergantung pada pathogen, penyebab faktor lingkngan, dan juga faktor pendukung
2022).
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral sediaaan sarian (galenik), atau campuran
dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan,
(Permenkes 2017).
1
dan steroid yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri (Hesty Wulandari
Dkk.2022).
pelarut n-heksan, etil asetat dan air. Ekstrak etanolik, fraksi n-heksan, fraksi etil
asetat dan fraksi air diuji aktivitas antibakterinya terhadap bakteri Streptococcus
aureus ATCC 25923 menggunakan metode dilusi, dengan konsentrasi 50%, 25%,
12,5%, 6,25%, 3,12%, 1,56%, 0,78%, 0,39%, 0,20%. Hasil penelitian diperoleh
bahwa fraksi etil asetat dari daun kapuk randu mempunyai aktivitas antibakteri
fraksi air 50%. Streptococcus mutans bakteri yang bersifat kariogenik atau
penyebab terjadinya karies pada gigi, sehingga peneliti tertarik untuk menguji
aktivitas antibakteri dari daun kapuk randu (Ceiba pentandra (L.) Gaertn)
ekstrak yaitu 1%, 2%, 4%, dan 6%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak
bakteri penyebab diare yaitu Escherchia coli, dan Shigella dysenteriae. Yang
ditandai dengan adanya zona bening. Pada bakteri Escherichia coli, menghambat
pada konsentrasi 1%, 2%, 4%, dan 6%, sedangkan pada bakteri shigella
2
konsentrasi 2%, 4%,dan 6% mulai terjadi penghambatan. Diameter hambatan
terbesar pada pengujian daya hambat adalah bakteri Shigella dyeentri dan
Escherichia coli pada konsentarsi 6% dengan diameter hambat Shigella ps. entri
daun sirih merah konsentrasi 25% yang dilarutkan dengan etanol dapat mereduksi
jumlah bakteri gram positif sedangkan konsentrasi 6,25% dapat mereduksi bakteri
gram negatif seperti Escheria coli. Sari Daun sirih merah pada konsentrasi 10%
hambat sebesar 8,22 mm, dan menghambat pertumbuhan Escheria coli dengan
daya hambat sebesar 6,69 mm (Gustina, dkk., 2012). Konsentrasi ekstrak daun
2010). Lebih lanjut Soleha dkk. (2015) menyatakan bahwa ekstrak daun sirih
seperti flafonoid, alkaloid, tanin, semyawa polifenolat dan minyak atsiri. Senyawa
aktif yang terkandung oleh tanaman sirih merah menyebabkan tanaman ini
berpotensi sebagai anti oksidan, anti hiperglikemia, anti kanker. Pemanfaatan sirih
3
senyawa tersebut lebih aman dibandingkan dengan penggunaan bahan sintetik.
tanaman ini juga dapat berpotensi sebagai anti bakteri pemilihan daun sirih merah
untuk di kombinasi dengan daun Kapuk Randu di dasarkan pada fungsi anti
bakteri yang terdapat pada daun sirih merah tersebut (Puspa dkk, 2018).
daya hambat dan tingkat respon hambatan pertumbuhan. Pada diameter <6 mm
hambatan kuat. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai DDH yang diperoleh
dari konsentrasi 10%, 15%, 20% dan 25% masuk dalam kategori hambatan lemah
karena diameternya berada pada kisaran 6-10 mm. Daun sirih merah memiliki
15%, 20% dan 25%. Nilai Konsentrasi Hambat Minimum ekstrak etanol daun
2017).
mikrobiologi mengenai uji efektivitas kombinasi ekstrak daun sirih merah (Piper
4
ornatum) kapuk randu (Ceiba pentandra (L.) ) sebagai antibakteri terhadap bakteri
Streptococcus pneumonia .
B. Rumusan Masalah
dan Daun Kapuk Randu (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) sebagai antibakteri
C. Tujuan penelitian
Sirih Merah (Piper ornatum) dan Daun Kapuk Randu (Ceiba pentandra (L.)
D. Manfaat penelitian
kombinasi ekstrak Daun Sirih Merah (Piper ornatum) dan Daun Kapuk
Randu (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) yang lebih efektif dalam menghambat
selanjutnya.
5
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ini adalah
erlemeyer (Pyrex), rotary evaporator (IKA), gelas arloji, gelas piala (Pyrex),
gelas ukur (Pyrex), heatingmantle, dabulat (Pyrex), laminator air flow (LAF)
timbangan analitik (Acculab), oven (Marmet), pinset, refluks, statif, swab steril
2. Bahan
Staphylococcus aureus
(Piper ornatum) dan Daun Kapuk Randu (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) sebagai
Makassar.
1
C. Sampel dan Bahan Uji
1. Sampel
pneumonia.
2. Bahan uji
Bahan uji dalam penelitian ini adalah efek antibakteri dalam Daun Sirih
Merah (Piper ornatum) dan Daun Kapuk Randu (Ceiba pentandra (L.) Gaertn).
D. Prosedur Kerja
merah (Piper ornatum) dan daun kapuk randu (Ceiba pentandra (L.)
b. Pengolahan sampel
daun sirih merah (Piper ornatum) dan kapuk randu (Ceiba pentandra (L.)
proses ekstraksi.
2
c. Ekstrasi dengan etanol 96%
dimasukkan dalam wadah yang berbeda dan didiamkan selama 3-5 hari
tertutup rapat pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya matahari, lalu
pada suhu 700C hingga diperoleh ekstrak kental. kemudian ekstrak kental
d. Sterilisasi alat
Tabung reaksi, gelas ukur dan erlemeyer ditutup mulutnya dengan kapas
autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit dengan tekanan 1 atm pinset
dan jarum ose disteriklan dengan cara memijarkan pada api bunsen.
dan diaduk sampai larut. Dipanaskan di hot plate sambil diaduk hingga
3
f. Penyiapan Bakteri Uji
Bakteri Streptococus pneumonia dari stok murni diambil satu ose, lalu
0,5 NTUs.
g. Pembuatan Na CMC 1%
Dibuat larutan uji ekstrak daun sirih merah ( Piper onatum ) dan
15 b/v; dan 20% b/v. Cara pembuatan konsentrasi 10% b/v yaitu dengan
vial. Untuk konsentrasi 15% dan 20% b/v dilakukan dengan cara yang
sama seperti di atas dengan menimbang 1,5 g dan 2 g ekstrak kering daun
4
sirih merah dan daun kapuk randu dilarutkan dengan Na CMC 1% b/v
daun kapuk randu ( Ceiba pentandra ( L.) Gaertn ) terhadap bakteri uji
ekstrak dengan konsentrasi 10%; 15% dan 20% b/v dengan kontrol
pada permukaan medium NA dalam cawan petri dengan jarak paper disk
j. Pengamatan
bakteri uji dalam satuan milimeter (mm). Setelah itu dilanjutkan dengan
inkubasi bakteri 24 jam untuk mengetahui sifat daya hambat dari sampel
5
daun Sirih Merah ( Piper ornatum ) dan daun Kapuk Randu ( Ceiba
k. Teknik Analisis
6
DAFTAR PUSTAKA
Pupa julistia puspita, Dkk 2018. Anti bacterial Activities of Sirih Merah (Piper
croctatum) Leaf Extracts (Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sirih
Merah ). Bogor. Departement of Biochemistry, Bogor Agricultural
University Bogor, 1668
7
LAMPIRAN
A. Skema Kerja
1. Skema Kerja Efektivitas Kombinasi Ekstrak Daun Sirih Merah ( Piper ornatum.)dan
Daun Kapuk Randu ( Ceiba pentandra (L.) Gaertn ) Sebagai Antibakteri
2. TerhadapStreptococcus pneumonia
Diinokulasikan 1 ose
Daun dalam medium NA
kemudian di Inkubasi
10 pada suhu 37°C
Maserasi selama 5 hari selama 1x24 jam
- Suspensi Mikroba
Konsentrasi 10%, 15%, -
20℅.
Kontrol Positif (+) dan
Kontrol Negatif (-)
Letakan paper disk yang
telah direndam dengan
larutan uji dalam beberapa
konsentrasi dan kontrol
8
B. Perhitungan
V1.N1 = V2. N2
2. Perhitungan rendamen
a. Daun Sirih Merah ( Piper ornatum)
Bobot ekstrak
% Rendamen= × 100 %
bobot sampel
b. Daun Kapuk Randu (Ceiba pentandra (L.) Gaertn)
Bobot ekstrak
% Rendamen = ×100 %
Bobot sampel
15 g
b. Konsentrasi 15% = × 10 ml=1 , 5 g
100 ml
Jadi ditimbang 1,5 g bahan uji kemudian dilarutkan dalam Na CMC 1% b/v sampai 10
ml
9
20 g
c. Konsentrasi 8% = × 10 ml=2 g
100 ml
Jadi ditimbang 2 g bahan uji kemudian dilarutkan dalam Na CMC1% b/v sampai 10 ml .
Daun Sirih Merah (Piper ornatum)
10
11