Dalam standar akuntansi memiliki empat laporan keuangan, satu set laporan keuangan itu
terdiri dari neraca, laba rugi, arus kas, dan laporan perubahan perubahan ekuitas. Kalau menurut
standar akuntansi ada lima, salah satunya adalah catatan atas laporan keuangan, tetapi bukan dalam
format laporan. Yang dalam format laporan hanya empat. Dari empat laporan tersebut, neraca dan laba
rugi disebutkan yang paling utama. Mengapa paling utama? Karena dengan neraca dan laba rugi kita
bisa nyusun laporan arus kas, kita bisa nyusun laporan perubahan ekuitas. Tapi kalau kita hanya punya
dua yang terakhir (laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas), kita tidak bisa membuat laporan
Dua yang utama (neraca dan laporan laba rugi) dalam bahasa inggrisnya disebut financial
statement proper. Proper disini artinya bukan layak, bukan wajar, tetapi proper disini berarti utama.
Jadi yang utama adalah neraca dan laba rugi. Dalam sistem double entry yang kita pakai, neraca dan
laba rugi kita itu berhubungan, dalam bahasa inggrisnya berartikulasi. Digambarkan sebagai berikut:
1. ARTIKULASI
Karena dengan neraca dan laba rugi kita bisa nyusun laporan arus kas, kita bisa nyusun laporan
perubahan ekuitas . neraca dan laba rugi kita itu berhubungan secara matematis. Penghasilan bersih
sama dengan perubahan ekuitas pemilik untuk suatu periode, dengan asumsi tidak ada transaksi modal
Neraca akan dikatakan balance (seimbang) kalau penghitungan laba ruginya (selisihnya
apakah itu laba atau rugi) sudah kita pindahkan ke ekuitas. Di ekuitasnya masuk ke dalam retained
earnings( saldo laba)/ laba ditahan. Inilah yang disebut dengan artikulasi, dua laporan berhubungan.
Exhibit 11.1 Accounting Classification System
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa owners’s equity terbagi 3, yaitu contributed capital, retained
Contributed capital itu biasa disebut dengan modal disetor. Kalau kita menerbitkan saham,
kita jual ke bursa, saham kita itu nominalnya 1000 rupiah, kita tawarkan di bursa 1100, berarti
pembelinya harus nyetor 1100 per lembarnya. Kalau kita beli 1 lot (100 lembar) saham x 1100 =
110.000. Uangnya diterima oleh perusahaan, dicatat dalam 2 akun yang berbeda, yaitu legal capital
dan other contributed capital. Legal capital itu nilai nominal/nilai pari, 1000 rupiah dicatat disitu. Sisa
100 nya masuk premium atau bahasa lainnya agio itu other.
Contributed capital (modal setoran yang lain). Jadi 1100 dibagi ke 2 akun, nominalnya masuk
kea kun nominal, selisihnya disebut agio kalo diatas nominal atau disebut disagio kalo dibawah
nominal. Selanjutnya retained earnings, akan dijelaskan setalah ini. Unrealized capital adjustment itu
apa? Kita ambil contoh, kalo perusahaan kita punya anak di luar negeri, anak perusahaan kita
(subsidiary) itu harus dikonsolidasi dengan induknya. Laporan keuangannya harus dikonsolidasi.
Karena mata uang di luar negeri berbeda dengan mata uang kita, maka ada proses penjabaran
(translation). Proses penjabaran ini menimbulkan selisih lebih atau selisih kurang. Zaman dulu itu
disebut laba atau rugi, selisih laba atau ruginya masuk ke laba rugi. Zaman sekarang, selisih
lebih/kurang karena perubahan kurs itu tidak boleh masuk ke laba rugi, tapi masuk ke capital
adjustment yang belum direalisasi. Jadi akan ada unrealized translation adjustment, yaitu adjustment
akibat penjabaran yang belum direalisasi. Kita dapat mengambil contoh bahwa realisasi misalnya anak
perusahaan kita dijual, kita menerima uangnya dalam bentuk dollar, kita rupiahkan ke Indonesia itulah
realisasi. Selama perusahaan kita masih berdiri di luar negeri maka namanya unrealized. Jadi selisih
kursnya yang tadi, kurs dollarnya naik/turun, itu cuma selisih angka, itu selisih angka atau
penyesuaian akibat penjabaran. Tapi itu belum direalisasi, makanya masuk ke neraca.
Jadi di owners’ equity itu terdiri dari modal setoran (nominal, agio/disagio), ada laba ditahan,
ada selisih-selisih yang belum direalisasi, salah satu contohnya adalah selisih dari penjabaran laporan
keuangan anak perusahaan di luar negeri. Itu akan ada disana selamanya, angkanya berubah-ubah,
tergantung dari perubahan kurs. Ini akan hilang, akan masuk ke laba rugi kalau perusahaannya kita
jual. Unrealized capital adjustmentnya menjadi realized setelah dijual. Begitu jadi realized pindah ke
Selanjutnya retained earnings. Retained earnings itu isinya ada 3. Kita bisa lihat ini dalam
laporan perubahan ekuitas. RE 1 januari ditambah laba atau dikurangi rugi tahun itu. Laba atau
ruginya dari income statement accounts (akun-akun laba rugi) itu. Ada debit, ada kredit. Kalo debit itu
ada biaya dan rugi, kalo di kredit itu revenue dan gain. Keduanya ada yang ordinary dan ada juga yang
extraordinary. Selisihnya laba/rugi masuk ke retained earnings. Jadi retained earning awal ditambah
Kalo ada dividen, dividennya kita kurangkan. RE awal ditambah laba atau dikurangi rugi,
kurangi dividen ketemu RE akhir. Kalo ada koreksi dari tahun sebelumnya (prior period adjustment),
prior period adjustment tidak boleh masuk ke laba rugi. Tapi prior period adjustment langsung
Jadi komponen retained earningsnya akan ada 3, RE awal tambah laba atau kurangi rugi,
kurangi dividen, tambah/kurangi prior period adjustment tergantung angkanya positif atau angkanya
negative. Misalnya, kita mengukur gedung dengan taksiran 20 tahun. Sekarang kita ubah taksirannya
menjadi 40 tahun, berarti depresiasi yang lalu-lalu jadi salah. Kita harus perbaiki depresiasi yang lalu-
lalu, itu namanya adjustment untuk periode sebelumnya. Koreksi dari depresiasi itu yang disebut prior
period adjustment. Tidak boleh membebaninya laba rugi, tapi langsung dilaporkan di retained
earnings. Karena laba rugi yang sebelum-sebelumnya sudah masuk ke retained earnings. Setiap tahun
saldo laba masuk ke retained earnings. Kesalahan-kesalahan ini ngumpul di retained earnings. Kalo
Jadi skema itu menunjukkan artikulasi laba rugi ke retained earnings, retained earnings ke neraca.
1. Revenue – Expenses Approach Konsep pertama menganggap bahwa laporan utama adalah
laporan laba rugi. Laba rugi diperoleh dari pengurangan (matching) biaya dari hasil yang
diakui. Neraca hanya merupakan by product dari proses pengakuan, pengukuran laba tadi,
deffered credits (kredit yang ditangguhkan). Kelemahan konsep ini adalah bahwa ternyata
dalam sifatnya tidak semua deffered charges (pembebanan yang ditunda dalam laporan laba
rugi) merupakan perkiraan asset sebagaimana definisi aset yang kita ketahui. Misalnya Biaya
Organisasi, biaya ini adalah sunk cost yang tidak mungkin lagi di recovered.
2. Asset Liability Approach, Konsep kedua menganggap bahwa langkah pertama bukan
mengukur laba, tetapi mengukur harta dan kewajiban. Di sini income didefinisikan sebagai
perubahan dalam net asset sehingga laporan laba rugi dianggap merupakan pengelompokan
dan pelaporan perubahan yang terjadi dalam net asset. Laba rugi atau perubahan net asset itu
dianggap sebagai by product dari pengukuran asset dan liabilities. Net income itu adalah
berasal dari perubahan asset dan liabilities, bukan sebaliknya seperti konsep Revenue –
Expense. Di sini dianggap bahwa asset dan liabilities adalah benar-benar real dan ada
sehingga dinilai lebih logis jika pengukuran dimulai dari asset dan liabilities ini.
2. NON ARTIKULASI
Belum ada di dunia ini standar akuntansi yang menggunakan non artikulasi. Tapi di level teori kita
bisa bilang, laporan neraca tidak berhubungan dengan laporan laba rugi. Karena dalam teori dapat
digunakan sedangkan dalam praktiknya tidak dapat dilakukan. Karena kita membuat ukuran asset dan
ukuran liability untuk neraca. Kita buat ukuran revenue dan expense untuk laba rugi. Berarti neraca
lajur 10 kolomnya nanti tidak nyambung. Tidak harus nyambung karena memang tidak berartikulasi.
Pikirkanlah sistem yang baru, neraca yang tidak berartikulasi dengan laba rugi.
Pernyataan dari neraca dan laba rugi dinyatakan secara independen. Yang artinya bahwa
hubungan antara neraca dan laba rugi dianggap tidak ada, minimal tidak otomatis dan masing-masing
berdiri sendiri antara satu sama lain. Kendatipun konsep ini tidak banyak dibahas dalam literatur,
bukan tidak ada pengaruhnya dalam akuntansi kontemporer. Pencatatan unrealized capital atau
transaksi lainnya seperti transaksi valuta asing yang tidak dibukukan langsung ke laporan laba rugi,
tetapi langsung dicatat dalam perkiraan modal membuktikan pengaruh konsep ini.
dinyatakan dalam saldo debit yang akan dipindahkan melalui penutupan akun menurut aturan
akuntansi, dengan dasar bahwa sesuatu tersebut menyatakan baik hak milik atau perolehan
nilai atau terjadinya suatu pengeluaran yang menimbulkan sebuah properti atau layak
dengan alasan beban ditangguhkan terkait dengan LLR periode yang akan datang. Defenisi
2. Defenisi dari APB (1970), APB Statement No. 4 menyatakan aktiva sebagai sumber-daya
ekonomis dari suatu perusahaan yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum.
Dalam aktiva juga termasuk beban ditangguhkan, yang bukan merupakan sumber-daya tetapi
3. Defenisi dari FASB (1985), SFAC No. 6 menyatakan aktiva sebagai manfaat ekonomi masa
Pervasive principle menunjukkan bahwa pengakuan dan pengukuran aset dan liabilitas adalah:
aset dan liabilitas umumnya dicatat berdasarkan peristiwa dimana perusahaan memperoleh
sumber daya dari entitas lain atau menimbulkan kewajiban pada entitas lain (Ini berkaitan
dengan pengakuan aset dan kewajiban). Selanjutnya, aset dan kewajiban diukur dengan
exchange prices pada saat terjadi transaksi. Exchange prices disini merujuk pada market value
Dengan demikian, aset itu diakui ketika perusahaan memperoleh sumber daya dari entitas lain
dan perusahaan dapat menggunakan sumber daya tersebut untuk memberikan manfaat
ekonomi di masa depan. Selanjutnya, aset diukur berdasarkan market value (exchange prices)
atas pengorbanan untuk memperoleh aset dan menempatkan aset tersebut untuk tujuan
b. Book value aset berkaitan dengan harga perolehan aset dikurangi dengan akumulasi
depresiasi aset.
c. Replacement cost berkaitan dengan nilai yang diukur saat ini (current cost) untuk
memperoleh aset baru atau menggantinya dengan kapasitas produksi yang sama.
e. Net realizable value berkaitan dengan harga jual aset dikurangi dengan disposal cost.
f. Net realizable value less normal markups berkaitan dengan nilai realisasi bersih setelah
Receivables:
Piutang timbul karena transaksi penjualan secara kredit. Piutang adalah klaim yang diajukan
terhadap pelanggan atas uang, barang, atau jasa. Piutang dicatat berdasarkan historical cost
yang selanjutnya disesuaikan dengan jumlah taksiran piutang yang tidak tertagih. Atribut yang
diukur adalah estimasi Net realizable value (NRV). NRV disini adalah harga jual piutang
melalui anjak piutang setelah dikurangi dengan estimasi kewajiban atas pembayaran kembali
piutang karena tidak dibayar oleh debitur. Anjak piutang adalah pembiayaan dengan
melakukan pembelian piutang. Seperti kita ketahui bahwa pihak yang terlibat dalam anjak
piutang kurang lebih ada tiga pihak yaitu, (1) kreditur atau klien adalah pihak yang memiliki
piutang dari pihak kedua (debitur). Kreditur menjual tagihannya kepada perusahaan anjak
piutang (factoring), (2) debitur adalah nasabah yang memiliki utang kepada kreditur, dan (3)
perusahaan anjak piutang (factoring) adalah perusahaan pemberi jasa yang akan membeli atau
Contoh jurnal:
Piutang XXX
Penjualan XXX
Kas XXX
Piutang XXX
Kas XXX
Piutang XXX
SFAS No 115 membawa perubahan besar pada investasi terkait sekuritas yang pendahulunya
adalah SFAS No 12. SFAS No 115 menjelaskan bahwa Investasi dalam equity dan debt sekuritas
1. Held to maturity: perusahaan memiliki (1) niat positif dan (2) kemampuan untuk memiliki
sekuritas itu sampai jatuh tempo. Untuk obligasi dalam kategori ini digunakan metode suku
bunga efektif dalam menghasilkan tingkat pengembalian yang konstan berdasarkan
historical cost obligasi. Perusahaan menghitung suku bunga efektif atau yield pada saat
investasi dan menerapkan suku bunga pada jumlah tercatat awal (nilai buku) untuk setiap
periode bunga.
2. Trading: perusahaan menjual sekuritas dalam waktu dekat. Artimya, sekuritas dalam
kategori ini dimiliki dengan maksud akan dijual dalam waktu dekat dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan dalam waktu dekat dari selisih harga dan dinilai berdasarkan nilai
wajar.
3. Available for sale: sekuritas yang tidak diklasifikasikan sebagai sekuritas held to maturity
atau trading. Sekuritas kelompok ini dinilai berdasarkan nilai wajarnya. Keuntungan dan
kerugian yang berkaitan dengan perubahan dalam nilai wajar dicatat pada akun
income.
Terjadi perbedaan pendapat antara anggota FASB terkait klasifikasi sekuritas dalam ketiga
kategori ini, khususnya berkaitan dengan potensi manajemen laba (misalnya sekuritas secara
selektif dari kategori tersedia untuk dijual dalam menghasilkan keuntungan yang direalisasi
dan tidak menjual sekuritas ketika secara ekonomi mengalami kerugian. Untuk klasifikasi
tersedia untuk dijual sifatnya lebih fleksibel karena bisa dikategorikan ke ketegori
perdagangan. Selain itu, Kathyrn menjelaskan bahwa SFAS No 115 tidak spesifik menjelaskan
tentang bagaimana pendapatan diakui untuk sekuritas utang dalam kategori tersedia untuk
dijual. Kathyrn menyarankan bahwa amortisasi diskon atau premium dalam hal tingkat
amortisasi historical cost tidak tepat karena suku bunga saat ini berfluktuasi. Akhirnya, Nobes
menjelaskan bahwa klasifikasi surat berharga dalam SFAS No 115 didasarkan pada intensi
manajemen.
Tingkat dimana salah satu perusahaan (investor) memperoleh hak dalam saham perusahaan
lain (investee) umumnya menentukan perlakuan akuntansi untuk investasi setelah akuisisi.
Klasifikasi investasi tersebut tergantung pada persentase hak suara investee yang dipegang oleh
investor, yaitu kepemilikan antara 20% – 50% dicatat dengan menggunakan metode ekuitas
yang artinya investor memiliki pengaruh signifikan. Pada metode ini, perusahaan awalnya
mencatat investasi pada biaya perolehan saham, tetapi kemudian menyesuaikan jumlah setiap
periode perubahan dalam aset neto investee. Artinya, bagian proporsional dari laba (rugi)
1. Pada tanggal 2 januari 2011, maxi company membeli 48.000 saham (20% saham biasa mini
Kas xxx
2. Selam tahun 2011, mini company melaporkan laba netto sebesar $200.000; saham maxi
3. Pada tanggal 28 januari 2012, mini company mengumumkan dan membayarkan dividen
Kas xxx
4. Selama tahun 2012, mini melaporkan kerugian neto sebesar $50.000; saham mini company
Inventories
Persedian diukur dengan menggunakan beberapa alternatif seperti, metode FIFO, LIFO, dan
weighted average. Metode FIFO mengasumsikan bahwa barang pertama yang dibeli adalah
yang pertama digunakan (pada perusahaan manufaktur) atau yang pertama dijual (pada
perusahaan dagang). Oleh karena itu, persediaan yang tersisa harus mencerminkan pembelian
terbaru. Kebalikannya adalah metode LIFO. Metode ini mengasumsikan bahwa barang yang
terakhir kali dibeli adalah yang pertama digunakan (pada perusahaan manufaktur) atau yang
pertama dijual (pada perusahaan dagang). Kondisi ini menunjukkan bahwa metode ini dibuat
No 43 menjelaskan bahwa lower of cost atau market rule digunakan dalam menghitung
persediaan. Market value didefinisikan sebagai replacement costs, dengan catatan bahwa
replacemen cost berada pada kisaran batas atas dan bawah. Batas atas berkaitan dengan net
realizable value dan batas bawah berkaitan dengan net realizable value less normal markup.
Catatan: metode weighted average memberikan harga persediaan berdasarkan biaya rata-rata
untuk menghasilkan aset tersebut. Identifikasi biaya tersebut adalah produksi persediaan dan
biaya bunga. Terjadi kontroversi terkait perhitungan biaya persediaan yang diproduksi.
Terdapat dua metode yang dibahas dalam buku ini yaitu, variabel costing dan full absorption
costing. Hanya variabel costing atas produksi yang dibebankan ke persediaan berdasarkan
variabel costing. Di sisi lain, untuk full absorption costing berupaya untuk menetapkan semua
biaya produksi, baik itu biaya tetap maupun biaya variabel untuk produksi persediaan,
sehingga pendekatan ini menyebabkan adanya pengembangan tarif overhead yang sewenang-
penggunaan biaya ini dengan alasan bahwa estimasi total biaya produksi lebih baik dicapai
dengan menggunakan kapasitas normal. Akan tetapi, dari sudut pandang pengukuran, atribut
SFAS No 34 menjelaskan bahwa adanya penambahan biaya bunga ke biaya perolehan aset yang
dibangun sendiri jika jumlahnya signifikan. Aturan ini berlaku untuk aset yang dibangun untuk
digunakan atau dijual tetapi tidak untuk produksi persediaan secara rutin. Kondisi ini
dibenarkan karena biaya bunga merupakan bagian dari harga perolehan aset. Akan tetapi
terdapat kritik bahwa apakah ada utang khusus yang dikeluarkan untuk membiayai
pembangunan aset. Dalam kasus ini, biaya bunga hanyalah biaya peluang bukan biaya yang
Historical costs aset yang disusutkan dialokasikan selama estimasi masa manfaat. Alokasi
penyusutan aset tetap dapat dihitung dengan menggunakan beberapa metode yaitu straight line,
sum of the years digits, declining balance, modified accelerated cost recovery system (MACRS),
dan units of production. Tidak ada kondisi yang relevan yang menentukan salah satu metode
dalam situasi tertentu, tetapi pilihan kebijakan menggunakan metode tersebut terletak pada
Istilah deplesi untuk proses pengalokasian biaya perolehan sumber daya mineral (minyak, gas,
pertambangan mineral). Biaya deplesi dialokasikan selama masa manfaat dengan cara yang
sama seperti aset tetap yang dapat didepresiasi. Untuk pencatatan di neraca, aset yang
mengalami depresiasi dan deplesi adalah historical cost dikurangi dengan alokasi kumulatif
Impaired Assets
SFAS No. 121 menjelaskan tentang Accounting for the Impairment of Long-Lived Assets and for
Long-Lived Assets to Be Disposed Of. FASB menguji isu terkait penghapusan aset jangka
panjang (write-downs of long luved assets) dan munculnya goodwill dari beberapa faktor seperti,
penurunan nilai pasar aset, perubahan aset yang signifikan atas penggunaannya, perubahan
iklim bisnis yang dapat mempengaruhi aktivitas operasi aset, dan menurunnya arus kas dari
aktivitas operasi saat ini dan arus kas operasi prospektif. Faktor-faktor tersebut yang dapat
Penurunan nilai (impairment) terjadi karena adanya penghapusan nilai atas beberapa aset
jangka panjang. Aset jangka panjang diturunkan nilainya ketika perusahaan tidak dapat
memulihkan jumlah tercatat aset, baik dengan menggunakannya atau dengan menjualnya.
Untuk menentukan apakah mengalami penurunan nilai, maka perusahaan meninjau indikator
FASB menggunakan kriteria pengakuan dan pengukuran yang berbeda untuk penurunan nilai
(impairment). Misalnya, jika indikator penurunan nilai aset benar-benar ada, maka uji
penurunan nilai aset harus dilakukan. Uji ini dilakukan dengan membandingkan jumlah
terpulihkan aset (recoverable amount) dengan nilai tercatatnya (carrying amount). Jika nilai
tercatat aset lebih tinggi daripada jumlah terpulihkan, maka perbedaannya dianggap sebagai
rugi penurunan nilai, sebaliknya jika jumlah terpulihkan lebih besar dari nilai tercatat, maka
Jumlah terpulihkan (recoverable amount) didefinisikan sebagai jumlah yang lebih tinggi antara
nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau nilai pakai asetnya. Nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual (fair value less cost to sell) berarti pada nilai berapa aset tersebut dapat dijual
setelah dikurangi biaya penjualan. Nilai pakai (value-in-use) adalah nilai sekarang arus kas
yang diharapkan dari penggunaan masa depan dan penjualan aset pada akhir masa
manfaatnya.
Menurut APB Opinion No 29, aset baru yang diperoleh dicatat pada nilai buku dari aset yang
diperdagangkan (bukan nilai pasar). SFAS No 153 mengubah pendapat APB No 29 dengan
berfokus pada pertukaran aset non moneter yang memiliki substansial komersial. Substansial
komersial terjadi ketika pertukaran aset menyebabkan perubahan arus kas masa depan
perusahaan. Ketika kondisi ini terjadi, aset baru dicatat dengan nilai wajar. Namun, jika tidak
ada substansi komersial, aset yang baru diperoleh akan dipindahkan ke nilai buku aset lama.
Intingabile Assets
Aset dapat diklasifikasikan menjadi aset berwujud dan tidak berwujud. Klasifikasi ini terletak
pada substansi fisik dari aset tersebut. Aset tidak berwujud seperti copyright, patens,
trademarks, franchise, dan goodwill. Keseluruhan aset ini dicatat pada awalnya berdasarkan
historical cost. Aset ini dihitung dengan historical cost dikurangi dengan akumulasi amortisasi
aset tidak berwujud yang disebuut dengna nilai buku. APB Opinion no 117 menjelaskan bahwa
aset tidak berwujud dengan syarat biaya amortisasi garis lurus selama periode tidak melebih 40
tahun, jika ada periode masa manfaat yang lebih pendek maka masa manfaat yang lebih pendek
itu yang akan digunakan untuk menghitung amortiasi aset tidak berwujud.
Lev dan Zarowin menjelaskan bahwa pengeluaran untuk investasi tidak berwujud di AS
inkonsisten dengan kerangka kerja konseptual FASB. GAAP saat itu mensyaratkan bahwa aset
tidak berwujud seperti biaya restrukturisasi dan penelitian dan pengembangan dikeluarkan
pada periode ketika terjadinya biaya tersebut meskipun kedua biaya ini dapat memberikan
manfaat yang signifikan di masa depan yang dapat mengakibatkan ketidakcocokan biaya
dengan pendapatan.
Deffered Charges
Terdapat dua jenis biaya tangguhan, yaitu biaya dibayar dimuka adalah biaya yang belum
perusahaan sudah membeyarnya terlbih dahulu (misalnya, asuransi dibayar dimuka). Jenis
biaya ditangguhkan lainnya merupakan biaya yang ditangguhkan dari pengakuan biaya
LIABILITAS
sekarang dari entitas tertentu untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas
lainnya di masa depan sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa masa lalu.
a. kewajiban itu ada maksudnya Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu objek harus
memuat suatu tugas atau tanggung jawab kepada pihak lain yang mengharuskan kesatuan
usaha untuk melunasi, dengan cara mengorbankan manfaat ekonomik yang cukup pasti di
masa datang.
b. tugas sebenarnya tidak bisa dihindari Selanjutnya untuk dapat disebut sebagai
kewajiban, suatu pengorbanan ekonomik masa datang harus timbul akibat keharusan
sekarang. mksudnya sekarang yaitu mengacu pada waktu, waktu yang dimaksud adalah
1. keharusahan kontraktual yaitu timbul akibat perjanjian atau peraturan hukum yang
didalmnya kewajiban bagi suatu usaha dinyatakan secara eksplisit atau implisit
usaha tersebut.
perusahaan
c. kejadian yang menimbulkan kewajiban untuk perusahaan itu sudah terjadi maksudya
didiskontokan. Tujuan pendiskontoan ini adalah untuk menyesuaikan beban bunga secara
periodik pada market rate. Dengan prosedur ini nilai ekonomi dari transaksi diukur pada harga
pasar dan konsisten dengan prinsip umum dari kewajiban tidak lancar yang didiskontokan
Jadi harusnya pengakuan utang itu harga pasar. Kalau kita mengeluarkan utang wesel, utang
wesel kita itu berbunga, harusnya bunganya itu sesuai bunga pasar. Tapi kalo utang wesel itu
dibawah, bunganya dibawah tingkat bunga pasar, hutang weselnya harus dikoreksi angkanya.
Bisnis itu adalah arm length transaction (kesepakatan sepanjang lengan). Kalo kita
mengeluarkan surat utang, bunganya pakai bunga pasar. Kalo bunganya dibawah pasar berarti
Berarti harus dihitung utangnya 1000, bunganya 6%. Berarti bunganya 60, sedangkan tingkat
bunga itu 9%. Berarti harusnya utangnya itu memberi bunga 90. Kalo bunganya cuma 60
berarti utangnya bukan 1000. Utangnya 1000:60 x 9% itu tadi. Harus dikoreksi seperti itu.
• Bonds payable
kenapa ada perhitungan agio dan disagio pada saat obligasi diterbitkan, karena adanya
perbedaan selisih terhadap nilai nominal obligasi pada saat terjadinya transaksi pembelian
obligasi.. jika nilai obligasi lebih rendah dibandingkan dengan dana yang diterima, maka akan
muncul akun agio obligasi. jika nilai obligasi lebih besar dari dana yang diterima, maka akan
muncul akun disagio obligasi. pada saat pencatatan agio/diasgio obligasi harus di amortisasi
terlebih dahulu dengan menggunakan metode garis lurus dan metode bunga efektif
agio obligasi adalah keuntungan bagi penerbit obligasi karena mndapatkan dana lebih besar
nilai agiio saham dihitung dengan cara selisih antara harga jual dan harga beli saham
perusahaan
disagio adalah selisih kurang antara nilai yang sebenarnya dan nilai nominal yang tercantum
pada sekuritas atau nilai tukar alat embayaran luar negeri atau turunnya nilai logam karena aus
Seperti mencatat sebelumnya. utang dicatat pada net proceed/hasil jual bersih dari transaksi.
Net proceed sama dengan present value dari pembayaran bunga dan pembayaran utama,
didiskonto pada tingkat bunga pasar, sedikit bond yang mengeluarkan biaya. Nilai buku bond
harus dikalkulasi sebagai ganti pengukuran secara langsung. Menurut APB opinion no 21,
• Convertible bonds
ciri dari convertible bond untuk memiliki tingkat bunga kupon yang lebih rendah dari pada
konvensional bond.
Dua kebijakan yang digunakan oleh akuntan untuk convertible bond: memperlakukan
convertible debt sebagai utang konvensional sampai dikonversi memisahkan jumlah utang
sebagai harga yang dibayarkan untuk conversion privilege dan menambahkan jumlah ini pada
modal kontribusi.
Stock warrants, ada penjual obligasi, ada lembar disitu kalo kita beli obligasi kita boleh beli
saham dengan harga sekian. Berarti harga jual obligasi adalah harga jual obligasi dan harga
APB opinion no 14 adanya pemisahan stock warrants degan obligasi yang mungkin menyertai
pengeluaran utang. Kebijakan ini inkonsisten dengan perlakukan dari utang convertible.
Pemisahan warant/surat hak beli saham, bagaimanapun, diijinkan pemegang untuk memiliki
• Redeemable prefered stock and other hybrid securities( saham prefern yang ditebus)
Yang namanya stock tidak pernah jatuh tempo, yang biasanya jatuh tempo itu hutang. Kalo
(preferred stock yang bisa dibeli kembali oleh perusahaan) itu bukan preferred stock, itu
utang. Jadi dalam praktik itu banyak kreativitas menciptakan transaksi. Bagaimana kita
menilai. Kalau saham tidak boleh jatuh tempo, Kalo ini namanya saham tapi bisa dilunasi,
berarti ini cuma nama sahamnya, tapi sebetulnya hutang. Berarti redeemable preferred
Manajer keuangan secara konstan mencoba “mengeluarkan utang” dalam neraca. Secara
relatif tindakan baru dalam bidang ini disebut saham preferen yang dapat ditebus. Saham ini
tidak mempunyai hak suara, mempunyai jadwal kewajiban membayar secara periodic pada
nilai nominal (par) dan dapat ditebus pada opsi perusahaan; deviden kumulatif dan memiliki
preferen lebih dari saham biasa, dan saham memiliki tingkat deviden tahunan tetap tanpa
• Securitization
Sekuritisasi merupakan transaksi yang umum dilakukan. Kita punya aset keuangan, punya
piutang, piutangnya baru mau dibayar 3 tahun lagi. padahal Kita butuh uang, yang punya
utang baru mau bayarnya 3 tahun lagi. Kita jual piutangnya. Jaman dulu namanya factoring,
jaman sekarang namanya sekuritisasi. Kalo kita jual piutang, lalu ada yang beli, mereka harus
membayar ke kita, tapi yang mau beli ini ga punya uang. Lalu orang yang mau beli ini
menerbitkan obligasi dulu. Piutangnya dijadikan jaminan untuk obligasi itu. Jadi obligasinya
di secure oleh financial asset kita, nah, transaksi seperti ini namanya sekuritisasi. Yang sering
Masalah utama yang timbul dalam sekuritisasi melibatkan apakah transferor telah melepaskan
semua hak dalam aset. Jika demikian, pemindah kredit mengkredit aset dan tidak ada utang
yang muncul di neraca seperti halnya penjualan aset serupa lainnya. Namun, jika transferor
memiliki hak atas aset, seperti pengaturan pembelian kembali, maka transferor belum
melepaskan semua hak atas aset dan penerima transfer tidak bebas untuk menggunakan atau
membuang aset sesuai keinginan. Dalam kasus yang terakhir ini, transaksi tampaknya
merupakan pinjaman yang dijaminkan dan pemindah harus mengkredit akun kewajiban yang
sesuai Ekstrem dari transaksi sekuritisasi mudah dipahami. Transaksi yang lebih kompleks
mengaburkan masalah apakah transferor benar-benar membuang aset. Salah satu tujuan
transferor, tentu saja, adalah untuk menjaga hutang dari neraca. Beberapa contoh transaksi
• Seperti aset, kewajiban diakui pada saat transaksi menimbulkan terjadinya kewajiban. Ada
berbagai jenis kewajiban akuntansi, sama halnya ada berbagai jenis aset.
• Berbagai jenis kewajiban akuntansi merupakan derajat yang berbeda dari kewajiban bagi
perusahaan. Sebagai contoh, tidak semua kewajiban akuntansi mewakili utang yang legal,
• Dalam kasus kewajiban lancar, kewajiban awalnya diukur pada nilai nominal dari kewajiban
masa depan. Tidak ada penyesuaian nilai. kewajiban tidak lancar pada awalnya diukur pada
nilai sekarang dari bunga masa depan dan cicilan pokok. Tingkat bunga pasar saat ini
digunakan sebagai tingkat diskonto. Sebuah premium atau diskon dapat diamortisasi ke
kepentingan residual pemegang saham dalam aset bersih perusahaan. Definisi ini mewakili teori
kepemilikan di mana pemegang saham dipersepsikan pemilik perusahaan. Dari definisi kewajiban
dalam Buletin Terminologi Akuntansi (ATB) 1, tidak ada perbedaan yang jelas dibuat antara
kewajiban dan ekuitas pemilik. Namun, Pernyataan APB 4 dan SFAC No. 6 memang membuat
perbedaan antara keduanya: Pernyataan 4 APB menawarkan definisi pasif dari ekuitas pemilik sebagai
kelebihan dari aset perusahaan atas kewajibannya. Pendekatan yang sama juga diambil dalam SFAC
Holiday Inn didirikan di Delaware, yang memungkinkan dividen dibayarkan selama nilai
wajar aset lebih besar dari nilai wajar kewajiban setelah distribusi. . Undang-undang 1984
Modal yang dikontribusikan dapat disubklasifikasikan menjadi modal legal dan modal
lainnya. Modal hukum mewakili tanggung jawab terbatas pemegang saham. Jika saham disetor penuh,
tidak ada kewajiban pemegang saham tambahan. Modal hukum diukur pada nilai nominal, atau pada
harga emisi jika tidak ada nilai nominal saham. Modal kontribusi lainnya termasuk premi saham,
modal yang disumbangkan, modal dari penerbitan kembali treasury stock, dan modal dari penerbitan
Komponen ketiga dari ekuitas pemilik merupakan keuntungan atau kerugian yang belum
direalisasi. Sebagian besar item mewakili keuntungan atau kerugian bersih yang masuk ke ekuitas
pemegang saham (misalnya, keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi pada sekuritas yang
tersedia untuk dijual) sekarang menjadi pendapatan komprehensif. Satu pengecualian adalah biaya
Selanjutnya mengenai Pengakuan dan Pengukuran Ekuitas Pemilik. Transaksi ekuitas pemilik
dapat berupa transaksi modal dua jenis atau transaksi terkait pendapatan. Transaksi modal merupakan
Modal kontribusi diukur dengan nilai aset yang dikontribusikan kepada perusahaan oleh
pemegang saham. Dimungkinkan untuk berkontribusi jasa daripada aset, dalam hal ini nilai layanan
digunakan untuk mengukur kontribusi modal. Jika nilai aset atau layanan yang dikontribusikan
melebihi modal legal dari saham yang diterbitkan, kelebihannya dicatat sebagai premi.
Saldo laba sama dengan pendapatan kumulatif atau kerugian perusahaan yang diukur dengan aturan
sendiri. Namun, undang-undang negara bagian dan kebijakan akuntansi melarang perusahaan untuk
mengakui pendapatan atas transaksi tersebut. Larangan ini dimaksudkan untuk mencegah manipulasi
harga saham. Saham yang dibeli kembali diklasifikasikan sebagai akun kontra terhadap stok
menerima sinyal " kabar baik " tidak menjual kembali sahamnya kepada korporasi. Alasan lain yang
memungkinkan untuk pembelian saham treasury termasuk (a) keinginan manajemen untuk lebih kuat
mengakrabkan dirinya sendiri dengan memiliki proporsi saham yang lebih besar, (b) kebutuhan
memiliki stok yang tersedia untuk pelaksanaan opsi saham, (c) kebutuhan untuk mengurangi ruang
lingkup investasi oleh perusahaan karena biaya modal melebihi marginal return on investment, (d)
mendukung harga pasar saham perusahaan, dan (e) menggunakan pembelian kembali saham untuk
Dua metode dapat digunakan untuk menghitung persediaan treasury: (1) metode biaya dan (2)
metode nilai par. Metode hanya berbeda dalam hal akun yang digunakan, tetapi efek bersih pada
Dividen Saham, ARB No. 43 membahas dua kebijakan akuntansi yang terpisah untuk dividen
Dividen saham besar didefinisikan sebagai dividen lebih dari 25% dan dicatat dengan mereklasifikasi
laba ditahan menjadi modal kontribusi berdasarkan nilai nominal saham yang diterbitkan. Dividen
saham kecil didefinisikan sebagai dividen kurang dari 20%. Kebijakan akuntansi adalah untuk
mereklasifikasi laba ditahan untuk memberikan kontribusi modal berdasarkan nilai pasar saham dan
Dua tujuan tersebut adalah apakah manajemen (1) ingin memberikan bukti kepada pemegang
saham tentang minat mereka dalam laba ditahan atau (2) ingin menurunkan harga saham dengan
dividen saham yang berfungsi sebagai stock split, tetapi tanpa mengubah nilai nominal dari stok atau
Selanjutnya mengenai Instrumen Keuangan, Instrumen keuangan adalah kontrak yang melibatkan
aset keuangan dari satu entitas dan liabilitas keuangan (atau ekuitas) dari entitas lain. FASB
mendefinisikan instrumen keuangan sebagai uang tunai, bukti kepentingan kepemilikan dalam suatu
1. membebankan kepada satu entitas kewajiban kontraktual (a) untuk memberikan uang tunai
atau instrumen keuangan lain kepada entitas kedua atau (b) untuk menukar instrumen
keuangan dengan persyaratan yang berpotensi tidak menguntungkan dengan entitas kedua;
dan
2. menyampaikan kepada entitas kedua itu suatu hak kontraktual (a) untuk menerima uang tunai
atau instrumen keuangan lain dari entitas pertama atau (b) untuk menukar instrumen keuangan
Selanjutnya mengenai Derivatif, Derivatif adalah instrumen keuangan yang nilainya didasarkan
pada (berasal dari) instrumen keuangan lainnya, indeks saham atau suku bunga, indeks suku bunga,
Jenis Derivatif dapat diklasifikasikan ke dalam dua tipe umum: forward based dan option based.
Forwrad based derivatif, Derivatif berbasis maju timbul antara dua pihak ketika satu pihak
menyadari keuntungan dan pihak lain menyadari kerugian karena perubahan nilai faktor yang
mendasari instrumen. Kontrak berjangka melibatkan mata uang asing, kontrak utang, atau komoditas
yang memiliki harga tertentu pada tanggal kontrak dengan keuntungan atau kerugian yang timbul dari
perubahan harga pada tanggal penyelesaian yang ditentukan. Misalnya, jenis instrumen forward yang
umum digunakan adalah kontrak berjangka, baik membeli atau menjual valuta asing.
Jenis kontrak forward yang lebih baru adalah swap, yang dimulai hanya pada tahun 1982.
Swap suku bunga muncul ketika kesepakatan khusus dibuat antara dua perusahaan yang menukar suku
bunga pada jumlah "notional ". Jumlah nosional adalah jumlah fiktif yang menjadi dasar para pihak
swap suku bunga. Suku bunga yang menilai kontrak ini, LIBOR plus 1%, dikenal sebagai underlying.
Option based derevatif, Pemegang opsi membayar harga "depan " tertentu yang memberi
mereka hak untuk membeli ( "menelepon ") atau menjual ( "menempatkan ") jumlah tertentu dengan
harga tertentu dari komoditas standar atau instrumen keuangan atau instrumen ekuitas. Contoh umum
dari opsi panggilan adalah opsi saham, obligasi konversi, dan saham pilihan konversi. Opsi Amerika
dapat dilaksanakan selama periode tertentu, sementara opsi Eropa hanya dapat dilaksanakan pada
tanggal tertentu.
Pengumuman FASB tentang Derivatif, FASB telah mengeluarkan beberapa pernyataan yang
berhubungan dengan instrumen keuangan tertentu: PSAK No. 133 membahas akuntansi untuk
leveraged leasing; PSAK No. 77 mengenai penjualan piutang dengan jaminan, dan Buletin Teknis
FASB No. 85-2 membahas akuntansi untuk kewajiban hipotek yang dijamin (CMO).
PSAK No. 133. PSAK No. 133 akhirnya mengambil langkah menilai derivatif pada nilai wajar.
Selanjutnya mengenai Klasifikasi dalam Neraca, ARB 43 mensyaratkan klasifikasi aset dan
liabilitas berdasarkan likuiditas. Ini mendefinisikan saat ini sebagai siklus operasi perusahaan atau
satu tahun, mana yang lebih lama. Siklus operasi adalah waktu yang diperlukan untuk beralih dari
perolehan material ke pengumpulan uang tunai dari pendapatan, biasanya dihitung sebagai hari