Gastritis
Gastritis
Gastritis
KONSEP DASAR
A. Definisi
hal : 492)
1. Gastritis akut
Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah
Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa lambung yang akut
2. Gastritis kronis
jinak maupun ganas atau oleh bakteri helicobacter pylori (Brunner dan
1
2
B. Etiologi
bahan kimia, misalnya lisol; merokok; alkohol; stres fisis yang disebabkan
oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal,
kerusakan susunan saraf pusat; refluk usus lambung (Inayah, 2004, hal : 58).
obat anti inflamasi non steroid (AINS), juga dapat disebabkan oleh gangguan
C. Gambaran Klinis
muntah merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan juga
kimia tertentu.
Pasien dengan gastritis juga disertai dengan pusing, kelemahan dan rasa tidak
3
D. Patofisiologi
1. Gastritis Akut
asam. Pada para yang mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf
vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang
meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini
pada sel mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu timbulnya
4
perdarahan.
2. Gastritis Kronis
dan muncullah respon radang kronis pada gaster yaitu : destruksi kelenjar
dan metaplasia.
iritasi, yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster, misalnya dengan sel
desquamosa yang lebih kuat. Karena sel desquamosa lebih kuat maka
maka akan timbul kekakuan yang pada akhirnya menimbulkan rasa nyeri.
E. Pathway
0100090000037800000002001c00000000000400000003010800050000000b0200000000050000000c02bf07f60b040000002e011800
1c000000fb021000070000000000bc02000000000102022253797374656d0007f60b00002e950000ac5d110004ee8339f0b3a7040c020
000040000002d01000004000000020101001c000000fb02c4ff0000000000009001000000000440001254696d6573204e657720526f6
d616e0000000000000000000000000000000000040000002d010100050000000902000000020d000000320a36004900010004004900
00003d0cbc0720af2a00040000002d010000030000000000
F. Penatalaksanaan
lain.
a. Gastritis akut
gizi dianjurkan.
parenteral.
encer.
pilorus.
7
b. Gastritis kronis
- Mengurangi stress
G. Komplikasi
vitamin.
H. Pemeriksaan Diagnostik
Ellison.
diduga gastritis.
I. Fokus Pengkajian
1. Aktivitas / Istirahat
2. Sirkulasi
kehilangan darah)
3. Integritas ego
9
4. Eliminasi
karakteristik feses.
penggunaan antasida).
5. Makanan / Cairan
duodenal).
Tanda : muntah : warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau tanpa
bekuan darah.
6. Neurosensi
7. Nyeri / Kenyamanan
stresor psikologis.
8. Keamanan
hipertensi portal)
9. Penyuluhan / Pembelajaran
J. Fokus Intervensi
diagnosa keperawatan :
Intervensi :
dan nadi > 110 diduga 25% penurunan volume atau kurang
defekasi.
antasida
f. Kolaborasi
gaster.
campazine)
hipovolemia
Intervensi :
sakit kepala
penurunan perfusi.
urine.
kerusakan kulit.
g. Kolaborasi
perdarahan akut.
Intervensi :
syok.
balik.
dan ansietas.
Intervensi :
Intervensi :
Rasional : nyeri tidak selalu ada tetapi bila ada harus dibandingkan
komplikasi.
pasif
ketidaknyamanan.
f. Kolaborasi
Antasida
sehubungan
diagnosa keperawatan :
berhubungan dengan
20
(asam lambung).
Intervensi :
a. Timbang berat
badan sesuai
indikasi
pemberian nutrisi.
b. Aukultasi
bising usus
berkembangnya komplikasi.
c. Berikan
makanan
dalam jumlah
kecil dan
dalam waktu
yang sering
dan teratur
d. Tentukan
makanan yang
tidak
membentuk
gas
anemia.
Intervensi :
a. Pantau suhu
tubuh secara
teratur
b. Observasi
daerah kulit
c. Berikan
22
perawatan
aseptik dan
antiseptik,
pertahankan
teknik cuci
tangan
d. Batasi
pengunjung
yang dapat
menularkan
infeksi
penyebab infeksi.
e. Beri antibiotik
sesuai indikasi
RESUME KEPERAWATAN
A. Pengkajian
09.00 di Ruang Ar-Rizal RSI Sultan Agung Semarang. Dengan identitas klien
nama Tn. S, umur 35 tahun, pendidikan tamat SMA, agama Islam, alamat :
1. Riwayat Keperawatan
pusing dan perut (ulu hati) terasa perih dan panas. P : klien terlihat
Status kesehatan saat ini : pada tanggal 7 Januari 2008 klien dibawa
ke IGD RSI Sultan Agung Semarang dengan keluhan I minggu yang lalu
penyakit menular.
keluarga yang mempunyai penyakit seperti yang diderita klien dan tidak
sehari dengan komposisi nasi, lauk dan sayur. Makan selalu habis dalam 1
Selama sakit : klien mengatakan pagi ini klien makan bubur habis 1
porsi (makanan dari rumah sakit : nasi tim, sayur dan lauk pauk tidak
sehari pada waktu pagi dengan konsistensi lembek, warna kuning, bau
khas dan tidak ada keluhan dalam BAB. Klien BAK ± 2-6 X sehari dengan
warna kuning, bau khas, dan klien tidak ada kesulitan dalam BAK. Selama
sakit : klien mengatakan selama dirawat di rumah sakit klien BAB dengan
hitam, bau khas dan klien mengeluh sulit untuk BAB. Untuk eliminasi
BAK nya, klien mengatakan BAK dengan frekuensi 5-6 X sehari warna
tidur siang. Selama sakit : klien mengatakan tidur malam mulai pukul
21.00, kalau malam sering terbangun karena suasana yang panas, klien
hari sesuai kemampuan, klien ke kamar mandi dibantu oleh keluarga, klien
yang dideritanya sekarang. Dan yang dipikirkan klien saat ini adalah
kesembuhan klien.
bersih tidak ada lesi. Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis, fungsi
penglihatan baik. Hidung : bentuk simetris tidak ada polip, tidak ada
tiroid. Mulut : bibir tampak kering dengan gigi bersih, tidak ada
oedem.
4. Data Penunjang
(4,00 – 10,00), RBC : 5,39 . 106 µ/l (3,50 – 5,50), HGB : 14,3 g/dl (11,0 –
16,0), HCT : 42,8% (37,0 – 50,0), MCV : 79,4 fl (80,0 – 50,0), MCH :
26,5 pg (27,0 – 100,0), MCHC : 33,0 g/dm (32,0 – 31,0), RDW : 12,9%
(1,5 – 36,0), PLT : 207 . 103µ/l (150 – 450), MPV : 7,0 fl (7,0 – 11,0),
2008, infus RL 20 tpm, injeksi cefo 1 gr, obat oral : Ranitidine 2 x 1 mg,
B. Analisa Data
2008 jam 09.00 wib pada Tn. S umur 35 tahun di ruang Ar-Rizal dengan No.
RM : 101 8680 ditemukan data-data fokus sebagai berikut : untuk data yang
pertama adalah data subjektif : klien mengatakan pusing (nggliyeng) dan perut
terasa perih dan panas. Klien mengatakan perut terasa sakit saat bergerak, dan
untuk data objektif : Ku : lemah, kesadaran composmentis, TD : 110/80
(skala nyeri 0 – 10), T : nyeri hilang timbul dan saat ditekan pada epigastrium,
problem : nyeri, etiologi : inflamasi sekunder akibat adanya luka bakar kimia
mengatakan lebih banyak berbaring di tempat tidur karena perut terasa sakit
Data yang ketiga data subjektif : klien mengatakan ia sakit jantung karena di
ulu hati terasa perih, panas dan kemeng-kemeng dan untuk data objektif klien
C. Diagnosa Keperawatan
bakar kimia pada mukosa gaster, diagnosa yang kedua : konstipasi b.d
informasi.
28
D. Intervensi Keperawatan
jam 09.00 wib pada Tn. S umur 35 tahun di ruang Ar-Rizal No. RM : 101
8680, untuk diagnosa yang pertama dengan tujuan dan kriteria hasil : Setelah
berkurang dengan kriteria hasil : skala nyeri dari 7 menjadi 5, klien tidak
rencana keperawatan yang akan dilakukan adalah : kaji skala nyeri, ukur TTV,
ajarkan teknik relaksasi dengan nafas dalam, ajarkan teknik distraksi dengan
Untuk diagnosa yang kedua dengan tujuan dan kriteria hasil : setelah
konsistensi lunak, klien tidak mengeluh sulit BAB, untuk intervensi atau
rencana keperawatan yang akan dilakukan adalah : ajarkan alih baring setiap 2
jam sekali, anjurkan pada klien untuk minum banyak (10-12 gelas),
Untuk diagnosa yang ketiga dengan tujuan dan kriteria hasil : setelah
untuk intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan adalah : kaji
penyakitnya.
E. Implementasi
wib pada Tn. S umur 35 tahun di ruang Ar-Rizal dengan No. RM : 101 8680,
mengatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri 3 (skala nyeri 0-10). Objektif
: klien terlihat rileks. Mengukur TTV dengan respon klien meliputi : subjektif
setiap 2 jam sekali) dengan respon klien meliputi subjektif : klien mengatakan
yang telah diajarkan, menganjurkan klien untuk minum yang banyak (10-12
gelas / hari) dengan respon klien meliputi subjektif : klien mengatakan mau
menganjurkan pada klien untuk makan tinggi serat (pepaya) dengan respon
yang diderita klien dengan respon klien meliputi subjektif : klien mengatakan
Pada tanggal 11 Januari 2008 jam 10.30 wib untuk diagnosa pertama
memonitor TTV dengan respon klien meliputi subjektif : tidak ada respon dari
klien meliputi subjektif : klien mengatakan mau melakukan teknik yang telah
kesehatan.
F. Evaluasi
2008 jam 12.00 wib pada Tn. S umur : 35 tahun di ruang Ar-Rizal dengan
No.RM 101 8680 ditemukan data sebagai berikut : dengan diagnosa yang
mengatakan nyeri pada ulu hati berkurang setelah diberikan obat ulsifur
melalui IM, objektif : klien terlihat lemah. Analisa data : masalah teratasi
16.30 wib meliputi data subjektif : klien mengatakan nyeri pada ulu hati masih
terasa, objektif : klien terlihat lemah. Analisa data : masalah teratasi sebagian,
melakukan anjuran yang diberikan agar dapat BAB dengan normal, objektif :
belum tahu penyakit yang diderita sekarang, objektif : klien terlihat bingung /
2008 jam 09.00 pada diagnosa pertama meliputi subjektif : klien mengatakan
nyeri berkurang dari skala 7 menjadi 3 (skala nyeri 0-10), objektif : klien
terlihat rileks dan segar. Analisa data : masalah teratasi planning : pertahankan
intervensi.
ini belum BAB, objektif : teraba keras pada perut sebelah kiri bagian bawah.
(menganjurkan pada klien untuk makan tingi serat). Untuk evaluasi jam 13.00
wib, meliputi subjektif : klien mengatakan sudah bisa BAB dengan konsistensi
lunak, tapi jumlahnya masih sedikit dan klien mengeluh perut terasa penuh,
pertahankan intervensi.
intervensi.
BAB III
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas tentang asuhan keperawatan klien dengan
gastritis pada Tn. S di ruang Ar-Rizal Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang,
selama tiga hari. Dalam melakukan asuhan keperawatan ini, penulis sangat
melaporkan adanya rasa ketidaknyamanan yang hebat atau sensasi yang tidak
imobilitas, masalah dengan konsentrasi, perubahan pada pola tidur, rasa takut
mengalami cedera ulang, menarik bila disentuh, mata terbuka lebar atau
sangat tajam, gambaran kurus, mual dan muntah. (Carpenito, L.J., 2000, hal :
45)
34
pada ulu hati (epigastrium), nyeri seperti diremas-remas, dengan skala nyeri 7
(skala nyeri 0 – 10), nyeri hilang timbul dan saat ditekan pada epigastrium,
data klien terlihat meringis saat epigastrium ditekan, tekanan darah : 110/80
inflamasi sekunder akibat adanya luka bakar kimia pada mukosa gaster,
penulis rasa kurang tepat karena berdasarkan Carpenito diagnosa yang tepat
HCl.
dengan mual, muntah akibat peningkatan produksi HCl dimana nyeri pada Tn.
pusing, nyeri epigastrium, rasa tidak nyaman pada abdomen (perut terasa
perih, panas dan muntah-muntah). Menurut Mansjoer Arief (1999), tanda dan
kelemahan, jadi etiologi di atas penulis angkat karena mengarah pada teori
tersebut.
menurut triage konsep nyeri merupakan ancaman dan pada hiererki Maslow
bisa mengatasi nyerinya sendiri, yaitu : kaji skala nyeri, dengan mengkaji
skala nyeri penulis dapat mengetahui klien berada dalam rentang respon yang
mana dan dapat menentukan kualitas dari nyeri, baik nyeri ringan, sedang dan
skala nyeri (0-10) yaitu dengan batasan 0 : tidak nyeri, 1 – 2 : agak nyeri, 3 – 4
Ukur atau monitor tanda-tanda vital, dengan mengukur atau memonitor tanda-
tanda vital diharapkan untuk mengetahui kondisi atau keadaan umum klien,
untuk mendapatkan data yang valid dan pada keadaan nyeri biasanya
nafas dalam. Dengan pengambilan nafas dalam akan terjadi peregangan otot
kepada aktivitas lain yang sedang dilakukan. Kolaborasi pemberian obat anti
(Doengeoes, 1999)
adanya luka bakar kimia pada mukosa gaster telah teratasi dengan alasan
besar yang mengakibatkan eliminasi jarang dan / atau keras, feses kering.
kurang dari tiga kali dalam seminggu. Sedangkan batasan karakteristik minor :
mengejan dan nyeri ada saat defekasi. (Carpenito, L.J., 2001, hal : 72).
bulat) dan klien mengatakan lebih banyak berbaring di tempat tidur karena
perut terasa sakit saat bergerak, data tersebut merupakan data subjektif dan
data objektifnya adalah saat dilakukan pemeriksaan abdomen dengan palpasi
teraba keras di perut sebelah kiri bagian bawah dan terlihat klien berbaring di
klien lemah.
rasa kurang tepat, karena berdasarkan carpenito, rumusan diagnosa yang tepat
kurang latihan.
akibat dari kurangnya latihan. Etiologi ini penulis ambil karena adanya data
penampilan umum klien lemah, klien lebih banyak berbaring di tempat tidur,
nyaman jika tidak segera diatasi. Jadi masalah konstipasi merupakan prioritas
kedua setelah masalah nyeri. Karena setelah masalah nyeri teratasi pada Tn. S,
Tn.S tidak merasa sakit pada perut saat bergerak dan dengan sendirinya
keperawatan yang bertujuan agar BAB klien normal yaitu : ajarkan alih baring
jam klien merasa cukup untuk istirahat. Anjurkan pada klien untuk minum
yang banyak (10-12 gelas), karena cairan dapat bertindak sebagai stimulus
usus dan sebanyak 10-12 gelas dengan ukuran gelas belimbing, sedangkan
penulis mengalami hambatan karena dari tiga intervensi, dua intervensi yang
penulis lakukan. Intervensi kolaborasi pemberian obat laksatif dari dokter dan
(gaster).
sekunder akibat kurang latihan telah diatasi sebagian karena klien terlihat
sedikit mengeluh perut terasa penuh. Untuk masalah konstipasi ini penulis
Informasi
penyakit gastritis dan ditemukan juga data objektif : klien terlihat bingung
informasi, penulis rasa kurang tepat, karena melihat teori yang ada di
atau disfungsi manusia tetapi lebuh sebagai etiologi atau faktor penunjang.
2000).
Etiologi ini penulis ambil karena adanya data klien mengatakan klien sedang
sakit jantung karena di ulu hati (epigastrium) terasa perih, panas dan kemeng-
kemeng serta klien terlihat bingung sedangkan penulis mendapatkan data dari
membuat pilihan informasi atau keputusan tentang masa depan dan kontrol
masalah kesehatan.
laksanakan karena klien dan keluarga yang kooperatif dan bisa bekerjasama.
kesehatan yang telah diberikan dan klien sudah tenang karena sudah tahu
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, 1999, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jilid I, FKUI, Jakarta.
Inayah, Iin, 2004, Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem
Pencernaan, edisi I, Salemba Medika, Jakarta.
Carpenito, Lynda Juall., 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, edisi 8, Jakarta
: Penerbit Buku Kedokteran, EGC.